OLEH :
NI KADEK PRITAYANI (1402105005)
NI MADE DIAN DARMALINI (1402105011)
A.A AYU INTAN MURTI N. (1402105015)
NI PUTU DIAH SUKAYANTI (1402105017)
NI PUTU IRA FENARANI (1402105021)
NI WAYAN IKA PUSPITASARI (1402105029)
NI PUTU ANGGI DEWI P. (1402105031)
I MADE KANTA KARUNA (1402105034)
LUH GEDE MAS KURNIA W. (1402105044)
PEITER GIDEON (1402105061)
NI PUTU PANDE RIRIN A. (1402105062)
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
Pendahuluan ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Makalah ....................................................................................... 2
Ringkasan Jurnal ................................................................................................... 3
Analisa SWOT ........................................................................................................ 5
Pembahasan ............................................................................................................ 8
A. Faktor Risiko yang Dapat Memicu Keputihan .......................................... 8
B. Metode Pendidikan Kesehatan yang Dapat Diberikan Kepada
Remaja Putri Berkaitan dengan Penyakit Keputihan ................................ 9
C. Faktor Pendidikan Penunjang yang Dapat Diberikan Kepada
Remaja Putri Berkaitan dengan Keputihan ............................................... 11
Kesimpulan dan Saran .......................................................................................... 13
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 14
PENDAHULUAN
1.2.2 Metode pendidikan kesehatan yang bagaimanakah dapat diberikan kepada remaja
putri berkaitan dengan penyakit keputihan?
1.2.3 Faktor pendidikan penunjang yang bagaimanakah dapat diberikan kepada remaja
putri berkaitan dengan keputihan?
1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui faktor risiko yang dapat memicu keputihan pada remaja putri.
1.3.2 Untuk mengetahui metode pendidikan kesehatan yang dapat diberikan kepada
1.3.3
RINGKASAN JURNAL
Masa remaja disebut juga masa adolescence (tumbuh menjadi dewasa). Remaja
merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana terjadi pacu
tumbuh, timbul ciri-ciri seksual sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi perubahanperubahan psikologi dan kognitif. Tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung
pada potensi biologiknya (Soetjiningsih, 2007).
kesehatan reproduksi pada remaja khususnya pada remaja putri masih kurang sesuai dengan
harapan. Salah satu masalah kesehatan reproduksi pada remaja putri adalah keputihan.
Berdasarkan hasil penelitian , di Jawa Tengah sekitar 65% wanita mengalami keputihan yang
disebabkan oleh jamur, parasite seperti cacing kremi atau kuman. Sedangkan menurut hasil
penelitian Wiwit (2008) di salah satu SMA Negeri Semarang didapatkan dari 50 siswi
2
terdapat 48 siswi (96%) yang mengalami keputihan. Dimana 23 siswi (47,9%) diantaranya
mengalami keputihan karena ketidaktahuan tentang merawat organ genitalia eksterna dan 25
siswi (52,1%) karena ketidakseimbangan hormone. Oleh karena itu, pengetahuan tentang
kebersihan alat genitalia pada remaja sangat perlu ditingkatkan lagi. Upaya peningkatan
pengetahuan untuk remaja putri ini dapat dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan
kesehatan tentang menjaga kebersihan alat genitalianya sendiri.
Pendidikan kesehatan tersebut dapat berupa demonstrasi, ceramah, diskusi, simulasi,
bermain peran, simposium dan seminar. Pendidikan kesehatan metode ceramah dan diskusi
kelompok merupakan metode yang umum digunakan dalam pendidikan kesehatan. Pada
metode ceramah dan diskusi kelompok dapat terjadi proses perubahan perilaku kearah yang
diharapkan melalui peran aktif sasaran dan saling tukar pengalaman sesama sasaran
(Notoatmodjo,2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purwono (2010) tentang
efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang stress melalui ceramah pada
remaja di SMPN 34 Semarang, hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ceramah efektif
untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang stress. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Hanafi (2011) tentang perbedaan pengaruh pendidikan seks metode simulasi dan diskusi
kelompok terhadap sikap remaja, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
pengaruh pendidikan seks metode simulasi dan metode diskusi kelompok dalam merubah
sikap remaja ke arah sikap yang lebih positif. Maka dari itu, metode pendidikan dengan
ceramah dan diskusi kelompok dapat dijadikan sebagai suatu upaya pemberian pendidikan
guna meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang kebersihan organ genitalia eksterna.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Ungaran pada tahun
2015 terkait dengan pengaruh penggunaan metode pendidikan dengan ceramah dan diskusi
kelompok terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat genitalia
eksterna didpatkan hasil yang cukup signifikan antara tingkat pengetahuan remaja putri
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Dalam menilai pengeruh pemberian
pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan diskusi kelompok yang dilakuakan di
SMA Negeri 1 Ungaran responden yang dilibatkan sejumlah masing masing 20 orang ,
dimana sebanyak 55% (11org) diantaranya memiliki pengetahuan yang kurang tentang
kebersihan alat genitalia. Namun, setelah diberikan pendidikan kesehatan hasil penelitian
menunjukkan setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah , lebih banyak
responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang kebersihan organ genitalia yaitu
3
sejumlah 8 orang ( 40%), 7 orang diantaranya sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang
kebersihan organ genitalia dan 5 orang sisanya masih kurang. Sedangkan pengetahuan yang
dimiliki oleh remaja putri setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode diskusi
kelompok , berdasarkan hasil penilitian didapatkan hasil lebih banyak pula responden yang
telah memiliki pengetahuan cukup tentang kebersihan organ genitalia, yaitu sebanyak 10
orang (50,0%) dan 9 orang (45%) diantaranya sudah dapat mengetahui tentang kebersihan
organ genitalia dengan baik. Dengan demikian, berdasarkan data hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan terkait pengetahuan remaja
putri tentang kebersihan alat genitalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
dengan metode ceramah dan diskusi kelompok. Sedangklan, untuk perbedaan metode
pendidikan kesehatan yang diberikan kepada remaja putri, dimana disini responden yang
dilibatkan adalah siswi SMA Negeri 1 Ungaran tidak memberikan perbedaan pengaruh yang
signifikan terhadap pengetahuan tentang kebersihan alat genitalia yang diperoleh oleh remaja
putri.
ANALISIS SWOT
Strenght (Kelebihan)
1.
Jurnal terstruktur mulai dari judul, author, abstrak (disertai dengan keyword),
pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran
2.
METODE
CERAMAH
DAN
DISKUSI
KELOMPOK
5.
6.
Metode dalam jurnal merupakan modal dasar dalam pencapaian hasil. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan quasi eksperimen atau eksperimen
semu.
7.
Dalam hasil dan pembahasan membahas tentang pengetahuan remaja putri tentang
kesehatan alat genetalia, efektivitas dari metode ceramah, dan diskusi kelompok.
8.
9.
Daftar pustaka jurnal dalam 5 sampai 10 tahun terakhir dibawah tahun penerbit
10. Dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok dapat memberikan
dampak yang lebih dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang
kebersihan alat genetalia.
WEAKNESS (KELEMAHAN)
1. Kurangnya penjelasan mengenai apa saja penyakit dan bahaya lainnya yang dapat
ditimbulkan akibat kurangnya pengetahuan remaja putri dalam menjaga kebersihan
oragan genitalia eksterna.
2.
3.
Dalam ceramah ini tidak dijelaskan juga mengenai bagaimana cara maupun teknik
5
tentang bagaimana merawat dan menjaga organ genitalia dengan baik agar terhindar
dari keputihan atau gangguan lain pada organ genitalia
4.
Ada beberapa sumber literature yang digunakan lebih dari lima tahun terakhir
5.
Dalam jurnal ditemukan beberapa paragraph yang hanya terdiri dari satu kalimat
OPPORTUNITY (KESEMPATAN)
1.
MENGGUNAKAN
MEDIA
AUDIOVISUAL
TERHADAP
3.
Menurut buku Cantik, Cerdas, & Feminim, Kurangnya pengetahuan remaja tentang
kebersihan organ reproduksi yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit
yang dapat di timbulkan dari keputihan tersebut.Dengan memberikan pengetahuan
tentang kebersihan organ reproduksi diharapkan remaja putri dapat mengetahui efek
ditimbulkan dan dapat mengatasi atau mengobati keputihan yang dialami agar tidak
semakin parah19.
THREATS (ANCAMAN)
1.
Menurut buku Tips Cantik dan Sehat Alami: Tips kecantikan dan kesehatan alami,
keputihan normal dapat terjadi pada bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari
karena hormone esterogen ibu terhadap rahim dan vagina janin, saat janin masih
didalam kandungan, perempuan dewasa apabila ia dirangsang waktu senggama dan
saat mengalami haid pertama.20
PEMBAHASAN
A. Faktor Risiko yang Dapat Memicu Keputihan
Berdasarkan penelitian Egi Yunia Rahmi, terdapat faktor perilaku yang dapat
memengaruhi terjadinya keputihan pada remaja putri.5
Berdasarkan hasil analisa bivariat ditemukan adanya hubungan tindakan responden
terhadap terjadinya keputihan (hasil uji statistik yang diperoleh bahwa nilai p value = 0,041 < 0,05). Tindakan tersebut dipengaruhi oleh faktor umur, suku, dan agama. Umur
dikaitkan dengan pematangan tingkat pengetahuan, suku dikaitkan dengan kebiasaan
masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan kesehatannya tergantung pada budaya
yang dianut, serta agama dikaitkan dengan keimanan sebagai bentuk koping individu
dalam menghadapi suatu masalah dalam kehidupannya. Tindakan yang dimaksud adalah
vaginal hygiene, bagaimana seorang remaja dapat mengambil tindakan yang positif atau
malah tindakan yang negatif.
Sebelumnya, perlu dipahami keputihan yang fisiologi tersebut berwarna jernih, tidak
berbau, tidak gatal, dan tidak pedih. Sedangkan keputihan yang patologis jumlahnya
relatif banyak, warnanya kuning atau kehijauan/ seperti susu basi, disertai rasa gatal,
pedih, bahkan bau amis atau busuk. Berdasarkan hasil pada tabel, diperoleh p value =
0,36<0,05 (ada hubungan antara vulva hygiene dengan keputihan). Disimpulkan bahwa
vulva hygiene merupakan faktor risiko keputihan.
Vulva hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan organ
kewanitaan bagian luar (vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan
mencegah infeksi dengan cara mencuci organ intim dengan air bersih, menjaga
kelembabapan organ intim, dan tidak menggunakan pembalut yang wangi.12
Faktor lain yang memengaruhi antara lain karena kelebihan hormon progesteron
yang dapat menyebabkan jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan
keputihan13 serta tempat tinggal (cenderung di pedesaan)14.
B. Metode Pendidikan Kesehatan yang Dapat Diberikan Kepada Remaja Putri
Berkaitan dengan Penyakit Keputihan
1.
Metode ceramah dan diskusi kelompok tentang kebersihan alat genitalia15
Metode ceramah adalah suatu cara menerangkan dan menjelaskan ide
pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh
informasi tentang kesehatan, sedangkan diskusi kelompok adalah proses belajar
3.
yang diperoleh dapat lebih maksimal. Pendidikan dengan visual mendukung kurang
lebih 75-87% penyaluran materi ke otak sedangkan indera lainna 13-25%.
Dalam rancangan ini sampel penelitian berjumlah 106 remaja putri yang
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen (n=53) dan
11
Faktor yang dapat memicu keputihan pada remaja putri adalah tindakan berkaitan
dengan vulva/ vaginal hygiene yang kurang efektif, kelebihan produksi hormon
progesteron, dan faktor tempat tinggal.
2.
Metode pendidikan kesehatan yang dapat diberikan kepada remaja putri berkaitan
dengan masalah keputihan adalah metode ceramah dan diskusi kelompok,
melibatkan pihak sekolah dan tenaga kesehatan, serta audiovisual.
3.
Faktor pendidikan penunjang yang dapat diberikan kepada remaja putri berkaitan
dengan masalah keputihan adalah menghindari penggunaan pembersih vagina.
B. Saran
1.
2.
pada remaja putri lainnya, sehingga dapat menunjang pembuatan makalah ini.
Menyarankan pembaca dan/atau tim penilai untuk memahami faktor risiko, metode
pendidikan kesehatan, dan faktor pendidikan penunjang berkaitan dengan masalah
keputihan pada remaja putri lainnya yang menunjang pembuatan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=38.
Widyastuti. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
Manuaba.2005. Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
5.
6.
7.
q=bkkbn.go.id.
Wiwit.2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dengan Kejadian
8.
9.
Pelayanan
Kesehatan
Ramah
Remaja
(PKRR).
Di
dalam
link
http://www.amifrance.Org/IMG/HMI FINALVERSION.pdf .
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
10. Wawan, dkk. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
11. Rahayu, Rika Puji. 2015. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keputihan pada
Wanita Usia Subur (WUS) di RT 04 RW 03 Kelurahan Rowosari Semarang. [Jurnal]
Universitas Muhammadiyah Semarang.
12. Ayuningsih, Fajar, et al. 2010. Cara Holistik dan Praktis Atasi Gangguan Khas Pada
Kesehatan Wanita. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
13. Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kandungan. Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta.
14. Badaryati, E. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pencegahan dan
Penanganan Keputihan Patologis Pada Siswi SLTA atau Sederajat di Kota Banjarbaru.
Dalam
link
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20319765-S-PDFEmi
%20Badaryati.pdf.
15. Hirawati, Heni. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah
dan Diskusi Kelompok Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Kebersihan Alat Genitalia di SMA Negeri 1 Unggaran. Jurnal Keperawatan Maternitas.
13
14