Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN ALAT

GENITALIA EKSTERNA TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN REMAJA PUTRI
DI SMPN 2 PRINGGASELA
TAHUN 2022

Mutia Konaah1, R. Supini2, Ernawati3

ABSTRAK

Latar Belakang : Organ reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan
memerlukan perawatan khusus. Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh tingkat pengetahuan
remaja putri yang paling rendah tentang menjaga perawatan alat genetalia. Wawancara terhadap
10 siswa di 2 SMP dan hasilnya didapatkan 4 orang mempunyai pengetahuan yang baik tentang
cara perawatan alat genetalia dan 6 orang telah terbiasa membersihkan daerah kewanitaan
dengan cukup mencuci daerah kewanitaan dengan air bersih
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang perawatan alat genetalia
eksterna terhadap tingkat pengetahuan remaja putri di SMPN 2 Pringgasela Tahun 2022.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 70 orang. Pengumpulan data melalui
wawancara dengan alat bantu kuesioner.
Hasil : Menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri pra penyuluhan kesehatan
sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 41 orang (58,6%) dan post penyuluhan sebagian
besar berpengetahuan baik sebanyak 33 orang (47,1%) serta ada pengaruh penyuluhan kesehatan
tentang perawatan alat genetalia eksterna terhadap tingkat pengetahuan remaja putri di SMPN 2
Pringgasela Tahun 2022. (p value = 0,000)
Simpulan : Semakin sering siswa diberikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan alat
genetalia eksterna, maka semakin baik pula pengetahuan yang dimilikinya dalam merawat alat
genetalia.

Kata Kunci : Perawatan Alat Genetalia, Remaja, Pengetahuan


Pustaka : Buku 25 (2011 – 2021) dan Jurnal 14 (2015 – 2021)
Halaman : 59

1
Mahasiswa Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
2
Dosen, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar,
3
Dosen, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON THE CARE OF THE EXTERNAL
GENITAL EQUIPMENT ON KNOWLEDGE
LEVEL ADOLESCENT WOMEN
AT SMPN 2 PRINGGASELA
2022 YEAR

Mutia Konaah1, R. Supini2, Ernawati3

ABSTRACT

Background : The reproductive organ is one of the organs of the body that is sensitive and
requires special care. Based on a preliminary study, it was found that the level of knowledge of
young women was the lowest about maintaining the care of genital organs. Interviews with 10
students in 2 junior high schools and the results showed that 4 people had good knowledge about
how to care for genital organs and 6 people were used to cleaning the feminine area by simply
washing the feminine area with clean water.
Aim : To determine the effect of health education on external genitalia care on the level of
knowledge of adolescent girls at SMPN 2 Pringgasela in 2022.
Methods : This research is a descriptive Analytic study with a cross sectional design. The
number of samples in the study were 70 people. Collecting data through interviews with a
questionnaire tool.
Results : Shows that the level of knowledge of young women pre health counseling is mostly
sufficient knowledge as many as 41 people (58.6%) and post extension mostly have good
knowledge as many as 33 people (47.1%) and there is an effect of health education on
equipment maintenance. external genitalia on the level of knowledge of young women at SMPN 2
Pringgasela in 2022. (p value = 0.000)
Conclusion : The more often students are given health education about external genitalia care,
the better their knowledge in caring for genital organs will be.

Keywords : Genetalia Device Care, Adolescents, Knowledge


Libraries : Books 25 (2011 – 2021) and Journal 14 (2015 – 2021)
Pages : 59

1
Student of Midwifery, Hamzar College of Health Sciences
2
Lecturer, Hamzar College of Health Sciences
3
Lecturer, Hamzar College of Health Sciences
I. PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi remaja
Kesehatan Reproduksi adalah khususnya wanita terutama dalam
suatu keadaan kesejahteraan fisik, menjaga dan merawat organ
mental dan social yang utuh, tidak reproduksi dipengaruhi oleh
semata-mata bebas dari penyakit atau pengetahuan orang tua, tingkat
kecacatan dalam semua hal yang pendidikan orang tua, dan peran
berkaitan dengan system serta fungsi orang tua terutama ibu dalam
dan prosesnya (El Manan, 2018). memberikan pendidikan kesehatan
Kesehatan reproduksi menurut reproduksi sehingga remaja putri
World Health Organitation (WHO) dapat mengetahui dan merawat organ
adalah kesejahteraan fisik, mental reproduksi, tetapi orang tua sering
dan sosial, yang utuh bukan hanya kali tidak merasa nyaman
bebas dari penyakit atau kecacatan, membicarakan masalah seksual,
dalam segala aspek yang biasanya masalah keshatan dan
berhubungan dengan sistem kebersihan yang dibicarakan hanya
reproduksi, fungsi serta prosesnya menyangkut hal umum saja,
(Irianto, 2016). sedangkan urusan kesehatan organ
Organ reproduksi merupakan reproduksi jarang kita dapatkan dari
salah satu organ tubuh yang sensitif mereka (Melyas Eviandhani, 2011).
dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan tentang perawatan
Sistem pertahanan organ reproduksi organ intim yang baik merupakan
perempuan cukup baik diantaranya faktor penentu dalam memelihara
adalah sistem asam basanya. kesehatan reproduksi. Kurangnya
Pertahanan ini masih tidak cukup pengetahuan yang memadai tentang
sehingga infeksi bisa menjalar ke cara perawatan organ intim yang
segala arah yang bersifat akut mau benar menyebabkan seseorang
pun menahun salah satunya mudah berperilaku yang
keputihan (leukorea) (Wulandari, membahayakan atau tak acuh
2017). Lebih dari 70% wanita terhadap kesehatan organ intimnya
Indonesia mengalami keputihan yang dan sebaliknya jika seseorang
disebabkan oleh jamur dan parasit memiliki pengetahuan tentang cara
seperti cacing kremi atau protozoa perawatan organ intim yang benar
(Tricomonas vaginalis). Angka ini akan lebih memilih berperilaku yang
berbeda tajam dengan eropa yang tepat dalam menjaga kebersihan alat
hanya 25% saja karena cuaca di reproduksinya (Ayu, 2012).
Indonesia yang lembab sehingga Remaja didefinisikan sebagai
mudah terinfeksi jamur candida masa peralihan dari masa kanak-
albicans yang merupakan salah satu kanak ke masa dewasa. Namun jika
penyebab keputihan. Selain itu pada usia remaja seseorang sudah
kelembaban dan keringat pada menikah, maka ia tergolong dalam
bagian lipatan tubuh yang tertutup dewasa atau bukan lagi remaja.
seperti ketiak dan lipatan organ Sebaliknya, jika usia sudah bukan
genetalia pada wanita menyebabkan lagi remaja tetapi masi tergantung
bakteri mudah berkembang dan pada orang tua (tidak mandiri), maka
berbau tidak sedap (Dito Anuraga, dimasukan ke dalam kelompok
2011). remaja ( Suciningrum, 2010).
Batasan usia remaja menurut WHO fisik juga dapat berpengaruh
adalah usia 12 sampai 24 tahun. terhadap kesehatan mental, emosi,
Masa remaja adalah masa yang keadaan ekonomi dan kesejahteraan
khusus dan penting, karena sosial (Depkes RI 2011).
merupakan periode pematangan Beberapa penyakit-penyakit
organ reproduksi manusia. Masa infeksi pada organ reproduksi wanita
remaja disebut juga masa pubertas. adalah dapat berupa trikomoniasis,
Kesehatan masa remaja adalah vulvovaginitis, vaginosis bakterial.
definisi kesehatan reproduksi yaitu Menurut Badan Kesehatan Dunia
suatu keadaan sejahtera fisik, mental, (WHO) 2011 memperkirakan bahwa
dan sosial secara utuh, tidak semata- setiap tahunnya terdapat lebih dari
mata bebas dari penyakit atau 333 juta kasus baru PMS. Dari
kecacatan dalam semua hal yang perkiraan tersebut trikomoniasis (25
berkaitan dengan sistem reproduksi, %), Vulvovaginitis (75%), vaginosis
serta fungsi dan prosesnya. Definisi bakterial (50%).
ini sejalan dengan yang ada di Beberapa penelitian terahir
Undang-Undang Nomor 36/2009 menunjukan bahwa remaja di
tentang Kesehatan yang menyatakan Indonesia beresiko untuk terkena
bahwa kesehatan reproduksi adalah infeksi saluran reproduksi.
keadaan sehat secara fisik mental Berdasarkan data hasil penelitian
dan sosial secara utuh tidak semata- PKBI pusat 2010 terhadap responden
mata bebas dari penyakit dan remaja khususnya siswa SMP
kecacatan yang berkaitan dengan melibatkan 2479 responden berusia
sistem reproduksi perempuan 12 sampai 15 tahun. Hasil penelitian
(Sulistyoningtyas S et al, 2016). menunjukan 52,67% responden
Pada era globalisasi dan memiliki pengetahuan kesehatan
modernisasi ini telah terjadi reproduksi tidak memadai, karena
perubahan dan kemajuan disegala sumber pengetahuan mereka hanya
aspek dalam menghadapi dari teman sekolahnya (Data PKBI
perkembangan lingkungan, Pusat, 2015).
kesehatan dan kebersihan, dimana Menurut keputusan Menteri
masyarakat dituntut untuk selalu Kesehatan Republik Indonesia
menjaga kebersihan fisik dan organ tentang Standar Pelayanan Minimal
atau alat vital. Salah satu organ Kesehatan Kabupaten atau Kota
tubuh yang penting serta sensitif dan mentargetkan 80% untuk cakupan
memerlukan perawatan khusus pelayanan kesehatan remaja per
adalah alat reproduksi. Pengetahuan tahun. Tingkat pengetahuan antara
dan perawatan yang baik merupakan remaja putri yang satu dan yang lain
faktor penentu dalam memelihara berbeda-beda, termasuk pengetahuan
kesehatan reproduksi. Apabila alat mengenai cara membersihkan
reproduksi tidak dijaga genetalia eksterna sehingga akan
kebersihannya maka akan mempengaruhi perilaku menjaga
menyebabkan infeksi, yang pada kebersihan genetalia. Pengetahuan
akhirnya dapat menimbulakn seseorang akan mempengaruhi
penyakit. Masalah kesehatan perilakunya, karena pengetahuan
reproduksi selain berdampak secara merupakan dasar dalam
pembentukan perilaku seseeorang. mereka mengaku tidak pernah
Apabila perilaku didasari oleh mendapatkan mata pelajaran tentang
pengetahuan yang baik, maka pentingnya perawatan alat genetalia
perilaku tersebut akan langgeng, disekolah.
apabila perilaku itu tidak didasari
dengan pengetahuan yang baik, Di SMPN 2 Pringgasela ini
maka tidak berlangsung lama masih belum memahami tentang
(Notoatmodjo, 2012). perawatan genitelia, karena masih
Nusa Teggara Barat minim pengetahuan soal genitalia
merupakan salah satu provinsi di baik dalam lingkungan keluarga,
Indonesia, sebagian besar masyarakat atau dalam lingkungan
penduduknya adalah remaja akan siswa itu sendiri. Dalam lingkungan
tetapi masih kurangnya perilaku SMPN 2 Pringgasela yang berada di
remaja putri tentang kebersihan alat Desa Pengadangan ini bisa dibilang
genetalia yang disebabkan tidak pernah mengadakan sosialisasi
kurangnya media dan akses untuk tentang pentingnya merawat organ
mendapatkan informasi tentang Genitalia, sehingga semua siswa
perawatan alat genetalia sehingga disini belum paham sama sekali soal
meyebabkan remaja salah menilai apa itu menjaga kebersihan alat
tentang perawatan kebersihan alat genetalia.
genetalia yang bisa memberikan Berdasarkan kondisi tersebut
dampak yang akan menghancurkan peneliti tertarik untuk melakukan
masa depan remaja seperti timbulnya penelitian dengan judul “Pengaruh
infeksi saluran reproduksi (ISR), hal Penyuluhan Kesehatan Tentang
ini disebabkan oleh karena belum Perawatan Alat Genetalia Eksterna
berjalannya pendidikan kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan
reproduksi di sekolah karena Remaja Putri di SMPN 2
mayoritas remaja mengaku malu dan Pringgasela”.
tabu untuk membahas tentang II. METODE PENELITIAN
reproduksi (Jurnal Keperawatan, Jenis penelitian yang
2016). digunakan dalam penelitian ini
Berdasarkan pre survey di 2 adalah analisis desktiptif dengan
SMP di Lombok Timur di peroleh metode pre test dan post-test design.
tingkat pengetahuan remaja putri Populasinya adalah semua remaja
yang paling rendah tentang menjaga putri di SMPN 2 Pringgasela yakni
perawatan alat genetalia. Pre survey sebanyak 200 orang. Teknik
dilakukan dengan wawancara pengambilan sampel yang digunakan
terhadap 10 siswa di 2 SMP dan adalah purposive sampling sehingga
hasilnya didapatkan 4 orang didapatkan jumlah sampel sebanyak
mempunyai pengetahuan yang baik 70 orang. Pengumpulan data
tentang cara perawatan alat genetalia dilakukan dengan menggunakan
dan 6 orang telah terbiasa kuesioner sedangkan analisis
membersihkan daerah kewanitaan statistiknya menggunakan uji
dengan cukup mencuci daerah wilcoxon.
kewanitaan dengan air bersih. Dari III. HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil wawancara dengan 10 siswi A. Hasil
1. Analisa Univariat sebanyak 33 orang (47,1%) dan sebagian
a. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri kecil memiliki pengetahuan kurang
Dalam Merawat Alat Genetalia Pra sebanyak 6 orang (8,6%).
Penyuluhan Kesehatan Tentang 2. Analisa Bivariat
Perawatan Alat Genetalia Eksterna Tabel 4.3 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Remaja Putri tentang Perawatan Alat Genetalia
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Eksterna Terhadap Tingkat
Pra Penyuluhan Kesehatan Tentang Pengetahuan Remaja Putri di SMPN
Perawatan Alat Genetalia Eksterna di 2 Pringgasela Tahun 2022.
SMPN 2 Pringgasela Tahun 2022. Pengetahuan
Total P value
Pengetahuan n % Perlakuan Baik Cukup Kurang
Baik 9 12,9 n % n % n % n %
Cukup 41 58,6 Pra 9 12,9 41 58,6 20 28,5 70 100 0.000
Kurang 20 28,5 Post 33 47,1 31 44,3 6 8,6 70 100
Jumlah 70 100 Sumber : Data Primer, 2022
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas Berdasarkan Tabel 4.3 di atas
dapat diketahui bahwa dari 70 remaja diketahui bahwa pra (sebelum diberikan)
putri yang diteliti di SMPN 2 penyuluhan kesehatan tentang perawatan
Pringgasela, pra (sebelum diberikan) alat genetalia eksterna, pengetahuan
penyuluhan kesehatan sebagian besar remaja putri dalam kategori baik
remaja putri memiliki pengetahuan sebanyak 9 orang (12,9%), cukup
cukup tentang perawatan alat genetalia sebanyak 41 orang (58,6%) dan kurang
eksterna sebanyak 41 orang (58,6%) dan sebanyak 20 orang (28,5%) sedangkan
sebagian kecil memiliki pengetahuan post (sesudah diberikan) penyuluhan
baik sebanyak 9 orang (12,9%). kesehatan tentang perawatan alat
b. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri genetalia eksterna, pengetahuan remaja
Dalam Merawat Alat Genetalia Post putri dalam kategori baik sebanyak 33
Penyuluhan Kesehatan Tentang orang (47,1%), cukup sebanyak 31 orang
Perawatan Alat Genetalia Eksterna (44,3%) dan kurang sebanyak 6 orang
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Remaja Putri (8,6%).
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Hasil analisis statistik dengan
Post penyuluhan Kesehatan tentang
Perawatan Alat Genetalia Eksterna di
menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank
SMPN 2 Pringgasela Tahun 2022. Test yang telah dilakukan diperoleh nilai
probabilitas value sebesar 0,000, karena
Pengetahuan n % nilai 0.002 < 0,05, artinya bahwa ada
Baik 33 47,1
Cukup 31 44,3 pengaruh penyuluhan kesehatan tentang
Kurang 6 8,6 perawatan alat genetalia eksterna
Jumlah 70 100 terhadap tingkat pengetahuan remaja
Sumber : Data Primer, 2022 putri di SMPN 2 Pringgasela Tahun
2022.
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas B. Pembahasan
dapat diketahui bahwa dari 70 remaja 1. Analisa Univariat
putri yang diteliti di SMPN 2 a. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Pringgasela, post (sesudah diberikan) Pra Penyuluhan Kesehatan Tentang
penyuluhan kesehatan sebagian besar Perawatan Alat Genetalia Eksterna
remaja putri memiliki pengetahuan baik Hasil penelitian yang telah
tentang perawatan alat genetalia eksterna dilakukan melalui wawancara dengan
menggunakan alat bantu kuesioner pengetahuan siswi tentang kebersihan
terhadap 70 remaja putri yang diteliti di organ genetalia eksterna mayoritas
SMPN 2 Pringgasela menunjukkan cukup sebanyak 54 responden (93,1%)
bahwa pra penyuluhan kesehatan dan kurang sebanyak 4 responden
memperlihatkan hasil dimana sebagian (6,9%). Dari hasil penelitiannya tersebut
besar remaja putri memiliki pengetahuan dijelaskan bahwa seseorang yang tidak
cukup tentang perawatan alat genetalia memiliki pengetahuan tentang kesehatan
eksterna sebanyak 41 orang (58,6%) dan reproduksi yang cukup, akan cenderung
sebagian kecil memiliki pengetahuan mengabaikan kesehatan reproduksinya
baik sebanyak 9 orang (12,9%). dan pada akhirnya ia akan melakukan
Menurut Notoatmodjo (2012), tindakan yang membahayakan bagi
penyuluhan kesehatan merupakan dirinya sendiri. Rendahnya pengetahuan
kegiatan pendidikan yang dilakukan tentang kesehatan reproduksi akan
dengan cara menyebarkan informasi- memungkinkan seseorang tidak
informasi pesan, menanamkan berperilaku higienis dalam menjaga
keyakinan, sehingga masyarakat sadar, organ reproduksinya yang dapat
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan membahayakan kesehatan reproduksinya
bisa melakukan suatu anjuran yang ada sendiri.
hubungannya dengan kesehatan serta Berdasarkan hasil penelitian yang
terjadi peningkatan pengetahuan, telah dilakukan di SMPN 2 Pringgasela
keterampilan, dan sikap. Tujuan dari diketahui bahwa sebagian besar remaja
penyuluhan kesehatan adalah untuk putri memiliki pengetahuan cukup, hal
mencitakan perubahan perilaku individu, ini disebabkan karena remaja putri telah
keluarga dan masyarakat dalam mendapatkan informasi yang cukup
membina dan memelihara kesehatan, terkait dengan perawatan alat genetalia
berperan aktif mewujudkan kesehatan eksterna baik di sekolah melalui mata
yang optimal sesuai hidup sehat baik pelajaran biologi maupun di luar sekolah
fisik, mental dan sosial. melalui media internet. Akan tetapi, ada
Hal ini senada dengan teori yang juga remaja putri yang pengetahuannya
disampaikan oleh Efendi (2012), yang baik walaupun belum diberikan
menyatakan bahwa penyuluhan penyuluhan kesehatan, hal ini
kesehatan adalah kegiatan pendidikan disebabkan karena remaja putri tersebut
yang dilakukan dengan cara aktif mencari berbagai informasi yang
menyebarkan pesan, menanamkan berkaitan dengan perawatan alat
keyakinan, sehingga masyarakatsadar, genetalia eksterna. Kemudian, ada juga
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan remaja putri pengetahuannya kurang, hal
bisa melakukan suatu anjuran yang ada ini disebabkan karena tidak terlalu
hubungannya dengan kesehatan. memperhatikan dengan baik hal-hal
Sedangkan menurut penelitiannya yang berkaitan dengan perawatan alat
Anita Dewi (2020) dengan judul : genetalia eksterna sehingga cenderung
“Pengetahuan Siswi Tentang Kebersihan tidak bisa menyerap informasi dengan
Organ Genetalia Eksterna di SMKN 1 baik.
Banyudono Boyolali” dari hasil c. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
penelitiannya diketahui bahwa mayoritas Post Penyuluhan Kesehatan Tentang
responden mendapatkan informasi Perawatan Alat Genetalia Eksterna
tentang kebersihan organ genetalia dan
Hasil penelitian yang telah Eksterna. Dalam penelitiannya
dilakukan melalui wawancara dengan disebutkan bahwa pengetahuan personal
menggunakan alat bantu kuesioner hygiene organ genitalia Eksterna sangat
terhadap 70 remaja putri yang diteliti di penting karena pengetahuan yang baik
SMPN 2 Pringgasela menunjukkan dapat meningkatkan derajat kesehatan.
bahwa post penyuluhan kesehatan Pengetahuan responden yang sudah baik
memperlihatkan hasil dimana sebagian ini dapat terjadi karena beberapa faktor
besar remaja putri memiliki pengetahuan diantaranya umur, pendidikan, dan
baik tentang perawatan alat genetalia media massa.
eksterna sebanyak 33 orang (47,1%) dan Sedangkan menurut penelitiannya
sebagian kecil memiliki pengetahuan Eriana Tri Anggraeni dkk (2018) tentang
kurang sebanyak 6 orang (8,6%). : “Gambaran Pengetahuan Perawatan
Menurut Subejo (2015), pada Organ Reproduksi Pada Remaja di Panti
dasarnya penyuluhan kesehatan identik Asuhan” dari hasil penelitiannya
dengan pendidikan kesehatan, karena diketahui bahwa hasil dari 37 responden
keduanya berorientasi terhadap dengan usia 12-15 tahun memiliki
perubahan perilaku yang diharapkan pengetahuan baik sebanyak 16 orang
yaitu perilaku sehat, sehingga (43,24%), sedangkan responden dengan
mempunyai kemampuan mengenal usia 16-18 tahun memiliki pengetahuan
masalah kesehatan dirinya, keluarga dan cukup sebanyak 7 orang (18,91%).
kelompoknya dalam meningkatkan Dalam hal ini dijelaskan bahwa
kesehatannya. pengetahuan tentang perawatan
Hal yang senada juga diungkapkan kesehatan organ reproduksi sangat
oleh Nofalia (2011), penekanan konsep penting untuk remaja terutama remaja
penyuluhan kesehatan lebih pada upaya putri, karena pada saat usia remaja
mengubah perilaku sasaran agar terjadi perkembangan yang sangat
berperilaku sehat terutama pada aspek dinamis baik secara biologi maupun
kognitif seperti pengetahuan dan psikologi.
pemahaman yang dimilikinya tentang Selanjutnya, jika dilihat dari hasil
suatu hal, sehingga pengetahuan penelitian yang telah dilakukan di
merupakan sasaran dari penyuluhan SMPN 2 Pringgasela diketahui bahwa
telah sesuai dengan yang diharapkan setelah diberikan penyuluhan kesehatan
oleh penyuluh kesehatan. Maka, tentang perawatan alat genetalia
penyuluhan berikutnya akan dijalankan eksterna, pengetahuan remaja putri
sesuai dengan progam yang telah dalam merawat alat genetalia semakin
direncanakan. baik. Hal ini terjadi karena setelah
Kemudian menurut penelitian yang mendapatkan penyuluhan kesehatan dari
dilakukan oleh Erni Astutik (2017) petugas kesehatan, informasi yang
dengan judul : “Gambaran Pengetahuan didapatkan oleh remaja putri tentang
Sikap dan Perilaku Personal perawatan alat genetalia eksterna
Hygiene Organ Genitalia Eksterna Siswi menjadi semakin banyak sehingga secara
SMP di Kabupaten Banyuwangi” Hasil tidak langsung pengetahuan yang
penelitiannya didapatkan bahwa terdapat dimilikinya juga menjadi semakin
34 responden yang memiliki bertambah. Namun, dari hasil penelitian
pengetahuan yang baik (68%) tentang yang peneliti lakukan secara lebih
Personal Hygiene Organ Genetalia mendalam, meningkatnya pengetahuan
remaja putri tentang perawatan alat adalah penyaji sangat nyaman dalam
genetalia eksterna tidak hanya menyampaikan materi dan adudiens bisa
dipengaruhi oleh penyuluhan kesehatan memahami materi yang disampaikan
yang diberikan oleh petugas. Akan tetapi penyuluh.
dipengaruhi oleh faktor lain seperti Kemudian menurut penelitiannya
faktor informasi yang diterima dari Iis Aprianti (2019) tentang : “Pengaruh
orang tua, orang terdekat, media massa Penyuluhan Tentang Kebersihan Organ
dan diskusi dengan teman di sekolah. Genitalia Wanita Terhadap Tingkat
2. Analisa Bivariat Pengetahuan Pada Remaja putri di SMP
Dari hasil analisis statistik dengan Negeri 63 Jakarta Barat” Hasil
menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank penelitiannya ditemukan bahwa ada
Test ditemukan ada pengaruh peningkatan pengetahuan secara
penyuluhan kesehatan tentang perawatan signifikan setelah intervensi edukasi (p =
alat genetalia eksterna terhadap tingkat 0,001, peningkatan poin 5,27). Dalam
pengetahuan remaja putri di SMPN 2 hal ini ia menyatakan bahwa edukasi
Pringgasela Tahun 2022. Dengan nilai akan meningkatkan pengetahuan
probabilitas value (p value = 0,000) hygiene vulva, gerakan membersihkan
Menurut Machfoed (2015), vagina dan penggunaan pembersih
penyuluhan kesehatan merupakan vagina yang benar dan perilaku hygiene
metode yang efektif untuk meningkatkan menstruasi yang benar sehingga
pengetahuan seseorang. Penyuluhan menghasilkan pengetahuan dan perilaku
kesehatan melibatkan adanya aktivitas yang lebih baik.
mendengar, berbicara dan melihat yang Sedangkan menurut penelitiannya
membuat metode ini menjadi lebih Pawiliyah dkk (2019) tentang :
efektif. Melalui penyuluhan kesehatan “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
ini seseorang bisa mendapatkan Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja
informasi yang maksimal yaitu melalui tentang Kesehatan Reproduksi di SMPN
tenaga kesehatan. 5 Bengkulu” Hasil penelitiannya
Hal ini senada dengan teori yang didapatkan nilai significancy (sig)
dipaparkan oleh Kemenkes (2018), sebesar 0,000 (p < 0,05). Terdapat
bahwa tujuan penyelenggaraan pengaruh yang signifikan antara
penyuluhan kesehatan secara umum penyuluhan kesehatan terhadap tingkat
adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan
pengetahuan, merubah sikap dan reproduksi di SMPN 5 Bengkulu.
perilaku. Untuk bisa mencapai ketiga Pengetahuan seseorang bisa menjadi
tujuan tersebut diperlukan metode lebih baik diperoleh dari sumber
penyuluhan yang sesuai. Keberhasilan informasi tentang pentingnya
seorang penyuluh kesehatan dalam mengetahui fungsi dan organ reproduksi.
menyampaikan materi penyuluhannya Meningkatkan pengetahuan kesehatan
ditentukan banyak hal, salah satu seseorang perlu juga dilakukan
diantaranya adalah media dan metode pendidikan kesehatan yaitu upaya
penyuluhan yang efektif. Ada banyak mempengaruhi seseorang maupun
jenis media dan metode penyuluhan kelompok sesuai yang diharapkan oleh
yang terbukti cocok untuk penyuluhan pemberi pendidikan kesehatan.
kesehatan. indikator keberhasilan dalam Selanjutnya, jika dilihat dari hasil
pemilihan media dan metode penyuluhan penelitian yang dilakukan di SMPN 2
Pringgasela. Maka, peneliti berasumsi Anurogo, D. 2011. Cara Jitu Mengatasi
bahwa terjadinya peningkatan Nyeri Haid. Jogjakarta: Erlangga
pengetahuan pada remaja putri tentang Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian
perawatan alat genetalia eksterna yang Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
cukup signifikan disebabkan karena Bumi Aksara,.
adanya penyuluhan kesehatan yang Ayu, D. 2012. Perbedaan Pengetahuan
diberikan oleh petugas kesehatan dengan tentang Perawatan Prgan Genetalia
menggunakan metode penyuluhan yang Sebelum dan Sesudah Diberikan
efektif seperti metode ceramah untuk Pendidikan Kesehatan pada Siswa
menyampaikan informasi kesehatan. MTs Al Asror Gunung Pati
Penyuluhan kesehatan ini dilakukan Semarang. Semarang : Stikes Ngudi
dengan tujuan agar remaja putri lebih Waluyo.
mengetahui dan mehamai serta Ayuningtyas, D. N. 2011. Hubungan Antara
meningkatkan pengetahuannya tentang Pengetahuan dan Perilaku Menjaga
perawatan alat genetalia eksterna dan Kebersihan Genitalia Dengan
mengaplikasikannya dikehidupan sehari- Kejadian Keputihan Pada Siswi SMA
harinya. Negeri 4 Semarang‟.
Dahlan, M. S. 2016. Statistik Untuk
IV. SIMPULAN DAN SARAN Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
1. Tingkat pengetahuan remaja putri pra Salemba Medika.
penyuluhan kesehatan sebagian besar Depkes RI. 2011. Target Tujuan
memiliki pengetahuan yang cukup Pembangunan MDGs, Direktorat
tentang perawatan alat genetalia eksterna Jendral Kesehatan Ibu dan Anak.
sebanyak 41 orang. Jakarta : Depkes RI.
2. Tingkat pengetahuan remaja putri post Budiman dan Riyanto, Agus (2013). Kapita
penyuluhan kesehatan sebagian besar Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan
memiliki pengetahuan yang baik tentang Sikap Dalam Penelitian Kesehatan.
perawatan alat genetalia eksterna Jakarta : Salemba Medika
sebanyak 33 orang. El Manan, 2018. Kamus cerdik kesehatan
3. Ada pengaruh penyuluhan kesehatan wanita, Yogyakarta: Flash Book.
tentang perawatan alat genetalia eksterna
terhadap tingkat pengetahuan remaja
putri di SMPN 2 Pringgasela Tahun Eviandhani, Melyas. 2011. Prilaku Menjaga
2022 dengan nilai p value = 0,000 < 0,05 Kebersiahn Organ Genetalia Pada
Siswi di Mts NU Meranggen.
Semarang:universitas
Muhammadiyah Semarang. Karya
DAFTAR PUSTAKA Tulis Ilmiah
Haryono, R. 2016. Siap Menghadapi
Aan Komariah dan Djam’an Satori. (2017). Menstruasi & Menopause.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Bandug: Alfabeta. Irianto, K. 2016. Kesehatan Reproduksi
Aesyah, S. (2019). Masa pubertas Saat Teori dan Praktikum. Bandung.
Remaja (1st ed.). Semarang: Mutiara Alfabeta.
Aksara.
Malike & Asmawati. 2016. Metodologi Sadiman, Arief S, M.Sc, dkk, 2018.:
Penelitian Kesehatan Masyarakat. Pengertian dan Pemanfatannya.
Jakarta : TIM. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Maulana, H.D.J. 2014, Promosi Kesehatan, Sari Pediatri, 2016. Adolescent development
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: (perkembangan remaja). Batubara
EGC. JRL.
Muin, dkk, 2013. Hubungan Pengetahuan Sriningsih, I. 2011. Faktor Demografi,
Penyakit Menular Seksual (PMS) Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu
Dengan Tindakan Kebersihan Alat Ibu dan Peberian ASI Ekslusif.
Reproduksi Eksternal Remaja Puteri Jakarta : Kemas.
DI Sma Nasional Makasar Tahun Suciningrum, indah. 2010. Hubungan
2013 Pengetahuan Tentang Kesehatan
Murdiyanti, D. (2019). Terapi Reproduksi, Pendidikan dan Peran
Komplementer Konsep Dan Aplikasi Ibu Dengan Praktik Perawatan
Dalam Keperawatan. Bantul Organ Genetalia Eksternal Pada
Yogyakarta. Remaja Putri Di Dukuh Kembangan,
Nirwana,A.B. 2011. Psikologi Kesehatan Mranggen, Demak. Semarang:
Wanita. Penerbit Nuha Media: Unversitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Semarang. Karya Tulis Ilmiah.
Notoadmojo, S. 2012. Promosi Kesehatan Sugiyono. 2017. Statistika Untuk Penelitian.
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Bandung : Alfabeta.
Rineka Cipta. Sulistyoningtyas, S., Tamtomo, D. dan
Notoatmodjo, S, 2018. Metodologi Suryani, N. 2016. Pengaruh
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penyuluhan Kesehatan Terhadap
Rineka Cipta. Sikap Remaja Dalam Merawat
Nugroho, T. & Setiawan, A. 2010, Organ Reproduksi‟, Jurnal
Kesehatan Wanita, Gender dan Penelitian Humaniora, Vol. 21, No.
Permasalahannya. Yogyakarta : 2, Oktober 2016: 119-128. Available
Nuha Medika. From
Pieter,H.Z & Lubis,N.L. 2010. Pengantar :http://journal.uny.ac.id/index.php/hu
Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta : maniora/article/ view/13110/pdf.
Kencana Prenada Media Group. Wulandari. 2017. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Buku Ilmu Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Prawirohardjo.
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai