Anda di halaman 1dari 13

Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi dengan praktik kebersihan

Perineal pada Siswi SMKN 1 Sine Ngawi

Iin Sekarsari1, Rufaida Nur Fitriana2, Nurul Devi Ardiani3


iinsekarsari11@gmail.com
1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
2) 3)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

Abstrak

Perineal hygiene merupakan pemeliharaan kebersihan dan kesehatan


individu yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terhindar dari
gangguan alat reproduksi dan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta
meningkatkan derajat kesehatan.Pengetahuan kesehatan reproduksi khususnya
praktek kebersihan perineal sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena seseorang
akan dapat mengenali kelainan pada kesehatan reproduksinya sedini mungkin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi dengan praktik kebersihan perineal pada siswi SMKN 1
Sine Ngawi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, desain penelitian yang di
gunakan adalah korelasi deskriptif dengan pendekatan Crosssectional.Sampel
penelitian ini sebanyak 58 responden.Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan analisis Kendall Tau.
Hasil penelitian mayoritas pengetahuan responden yaitu cukup sebanyak 34
responden (58,6%). mayoritas praktik kebersihan perineal pada siswa yaitu pada
katogori cukup sebanyak 35 responden (60,3%). Ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan praktik kebersihan
perineal siswi di SMK Negeri 1 Sine Ngawi dengan signifikan 0,000 < 0,05.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kesehatan reproduksi, praktik kebersihan perineal.

1
Relationship Between Knowledge About Reproductive Health and Perineal Hygiene
Practices in SMKN 1 Sine Ngawi Students.

Iin Sekarsari1, Rufaida Nur Fitriana2, Nurul Devi Ardiani3


iinsekarsari11@gmail.com

1)
Bachelor of Nursing Study Program Student at University Kusuma Husada Surakarta
2) 3)
Bachelor of Nursing Study Program Lecturer at University Kusuma Husada
Surakarta

Abstract

Perineal hygiene is the maintenance of individual hygiene and health that is


carried out in daily life so that it is avoided from reproductive disorders and gets physical
and psychological well-being and improves health status. Reproductive health
knowledge, especially perineal hygiene practices, should be carried out since
adolescence, because a person will be able to recognize abnormalities in reproductive
health as early as possible. The purpose of this study was to determine the relationship
between knowledge about reproductive health and perineal hygiene practices in SMKN 1
Sine Ngawi students.
This type of research is quantitative research, the research design used is
descriptive correlation with a cross-sectional approach. The research sample was 58
respondents. Analysis of the data used in this study using Kendall Tau analysis.
The result of the research is that the majority of respondents' knowledge is
sufficient as many as 34 respondents (58.6%). The majority of perineal hygiene practices
among students were in the sufficient category as many as 35 respondents (60.3%). There
is a significant relationship between knowledge about reproductive health and the
practice of perineal hygiene of students at SMK Negeri 1 Sine Ngawi with a significance
of 0.000 <0.05.

Keywords: Knowledge, reproductive health, perineal hygiene practices.

2
LATAR BELAKANG menciptakan keindahan, dan mencegah
Kesehatan reproduksi remaja timbulnya penyakit (Mardani & Priyoto,
adalah suatu kondisi sehat system, 2010). Perineal hygiene genitalia
fungsi dan proses reproduksi pada merupakan pemeliharaan kebersihan dan
remaja yang termasuk kesehatan baik kesehatan individu yang dilakukan
mental, social dan kultural. dalam kehidupan sehari-hari sehingga
Permasalahan utama kesehatan terhindar dari gangguan alat reproduksi
reproduksi remaja (KRR) di Indonesia, dan mendapatkan kesejahteraan fisik
adalah kurangnya informasi mengenai dan psikis serta meningkatkan derajat
kesehatan reproduksi, masalah kesehatan (Tapparan & Pandelaki,
pergeseran perilaku seksual remaja, 2013).
pelayanan kesehatan yang buruk serta Personal hygine yang baik dan
perundang-undangan yang tidak benar dapat di pengaruhi juga oleh
mendukung. Permasalahan tersebut pengetahuan yang kurang baik terhadap
banyak terjadi karena kurangnya personal hygine. Dampak yang
pengetahuan tentang kesehatan ditimbulkan apabila personal hygiene
reproduksi remaja itu sendiri (Irawan yang kurang baik diantaranya timbulnya
2016) infeksi vagina yang disebabkan oleh
Pengetahuan seseorang tentang kurangnya kebersihan (Rahman &
personal hygiene juga memiliki Astuti, 2014). Salah satu pencegahan
pengaruh bagi perilaku seseorang dalam yang penting adalah membersihkan
menjaga dan merawat kesehatan daerah kewanitaan dengan benar yaitu
reproduksinya. Pendidikan kesehatan dari arah depan kebelakang lalu kearah
tentang kesehatan reproduksi penting anus dan tidak boleh sebaliknya, tidak
untuk remaja agar mereka mempunyai dianjurkan menggunakan sabun
informasi dan pengetahuan yang benar kimiawi, Hindari suasana vagina yang
tentang kesehatan reproduksi (Rohidah, lembab berkepanjangan, dianjurkan
2019). mencukur bulu yang ada pada area
Perineal hygine adalah suatu vagina bila sudah panjang, tidak
pamahaman, sikap dan praktik yang memakai celana dalam yang terbuat dari
dilakukan oleh seseorang untuk bahan katun atau bahan yang meresap
meningkatkan derajat kesehatan, keringat (Yusiana & Saputri, 2016).
memelihara kebersihan diri, Akibat kurangnya pemahaman
meningkatkan rasa percaya diri, personal hygiene genitalia adalah

3
terjadinya gangguan kesehatan Berdasarkan studi pendahuluan
reproduksi seperti keputihan, infeksi yang dilakukan pada tanggal 26
saluran kemih (ISK), penyakit radang November 2019 di SMKN 1 Sine,
panggul (PRP) dan kemungkinan terjadi dengan wawancara terbuka yang
kanker leher Rahim (Yusuf, 2016). dilakukan 10 orang siswi kelas X. Hasil
Perilaku buruk dalam menjaga wawancara yang dilakukan pada 10
kebersihan genitalia, seperti mencucinya siswa, 7 siswa dari yang diwawancarai
dengan air kotor, memakai pembilas mengatakan tidak tahu pentingnya
secara berlebihan, menggunakan celana menjaga kebersihan organ genetalia dan
yang tidak menyerap keringat, jarang salah dalam membersihkannya dan 3
mengganti celana dalam, tak sering siswa lainnya masih malu-malu dan
mengganti pembalut dapat menjadi tidak mau mengungkapkan bagaimana
pencetus timbulnya infeksi. Perilaku cara membersihkan organ gentalia
hygiene pada saat menstruasi tidak akan eksternanya. 6 dari siswa mengatakan
terjadi begitu saja, tetapi merupakan bahwa memiliki kebiasan tidak mencuci
sebuah proses yang dipelajari karena alat genetalia sehabis buang air kecil
individu mengerti dampak positif atau dikarenakan, selain itu sering
negatif suatu perilaku (Yusiana, 2016). menggunakan celana dalam yang ketat
Faktor-faktor yang dapat dan mengatakan seing merasa gatal dan
mempengaruhi seseorang dalam perih di daerah lipatan paha.
melakukan praktik hygiene di antaranya Berdasarkan latar belakang masalah
adalah pengetahuan, citra tubuh, praktik diatas, peneliti tertarik melakukan
social, status sosioekonomi, variabel penelitian dengan judul “hubungan
kebudayaan, pilihan pribadi dan kondisi pengetahuan tentang kesehatan
fisik (Rahmawati, 2014). Penyebaran reproduksi dengan praktik kebersihan
informasi mengenai kesehatan perineal pada siswi SMKN 1 Sine
reproduksi remaja masih sangat Ngawi.
dibutuhkan karena selama ini seluk Tujuan Penelitian mengetahui
beluk kesehatan reproduksi masih belum hubungan antara pengetahuan tentang
cukup dipahami baik untuk menghadapi kesehatan reproduksi dengan praktik
berbagai perubahan, gejolak, dan kebersihan perineal siswi di SMK
masalah yang sering timbul pada masa Negeri 1 Sine Ngawi.
remaja (Aisyiah, 2014).

4
METODOLOGI PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan
Jenis penelitian ini adalah responden rata-rata umur 16,9 tahun,
penelitian kuantitatif, desain penelitian umur minimum 16 tahun dan umur
yang di gunakan adalah korelasi maximum 18 tahun. Menurut Hurlock
deskriptif dengan pendekatan (2014), awal masa remaja berlangsung
Crosssectional. Sampel penelitian ini dari mulai umur 13-16 tahun atau 17
sebanyak 58 responden. Instrumen yang
tahun, dan akhir masa remaja bermula
digunakan yaitu Kuesioner pengetahuan
dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18
yang digunakan dari penelitian Mursit
tahun, yaitu usia matang secara hukum.
(2018) dan Lembar observasi untuk
Dengan demikian akhir masa remaja
praktik kebersihan perineal dalam
merupakan periode yang sangat singkat.
penelitian ini menggunakan 8
pertanyaan. Lembar observasi perineal Menurut Santrock (2016), fase remaja

hygine yang telah selesai dilakukan awal dalam rentang usia dari 12-15
proses uji expert oleh pakar keperawatan tahun, fase remaja madya dalam rentang
maternitas yaitu ibu Ns.Yunita usia 15-18 tahun, fase remaja akhir
Wulandari, M.Kep dan ibu Ns. Martina dalam rentang usia 18-21 tahun.
Ekacahyaningtyas, M.Kep dosen Menurut World Health Organization
Universitas Kusuma Husada Surakarta. (WHO) (2014) remaja dimulai dari usia
Analisis data yang digunakan dalam 10-19.
penelitian ini menggunakan analisis Hasil penelitian ini didukung
Kendall Tau. Uji etik dilakukan di
penelitian yang dilakukan Kartikasari
RSUD Dr.Moewardi surakarta dengan
(2017), pada kategori umur responden
nomer 880 / VII / HREC /2020.
yang mengikuti penelitian tentang
HASIL PENELITIAN DAN pengetahuan kesehatan reproduksi
PEMBAHASAN menunjukkan umur minimal terdapat
1. Analisis Univariat umur 17 tahun dengan jumlah responden
a. Distribusi frekuensi umur responden paling besar.Menurut Harlock (2017)
Tabel 1 Distribusi frekuensi umur pada saat seseorang memasuki masa
responden (n=58) remaja awal maka disitu remaja mulai
Variabel
Umur Min Max masuk pada masa pencapaiaan
Mean 16,9 16 18
kematangan. Remaja juga mulai
Median 17,0
Modus 16,0 menggunakan istilah-istilah sendiri dan
Std. Deviasi 0,86
mempunyai pandangan, seperti:
Sumber: Data Primer (2020)
olahraga yang baik untuk bermain,

5
memilih kelompok bergaul, pribadi b. Pengetahuan tentang kesehatan
seperti apa yang diinginkan, dan reproduksi
mengenal cara untuk berpenampilan Tabel 2.Pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi
menarik Frekuensi Persentase
No Pengetahuan
Menurut Wawan dan Dewi (F) (%)
1 Baik 19 32,8
(2011), usia adalah umur individu yang 2 Cukup 34 58,6
3 Kurang 5 8,6
terhitung mulai saat dilahirkan sampai Total 58 100

berulang tahun dan dari segi Sumber: Data Primer (2020)

kepercayaan masayarakat seseorang Hasil penelitian menunjukkan

yang dewasa dipercaya dari orang yang bahwa mayoritas pengetahuan

belum tinggi kedewasaannya. Semakin responden yaitu cukup sebanyak 34

cukup umur tingkat kematangan dan responden (58,6%). Teori menurut

kekuatan seseorang akan lebih matang Imron (2011), pengetahuan merupakan

dalam berfikir dan bekerja, dari segi hasil dari proses sensoris yang

kepercayaan masayarakat seseorang menimbulkan rasa tahu terhadap sebuah


objek tertentu. Menurut Nasir (2011),
yang dewasa dipercaya dari orang yang
pengetahuan adalah gambaran subjektif
belum tinggi kedewasaannya.
tentang sesuatu yang ada dalam alam
Menurut analisa peneliti bahwa
menurut pendapat atau penglihatan
usia merupakan salah satu faktor yang
oraang yang mengalami dan
mempengaruhi pengetahuan. Faktor
yang mempengaruhi pengetahuan mengetahuinya.

seseorang, semakin bertambahnya umur Hasil penelitian ini sejalan dengan

seseorang akan terjadi perubahan dalam penelitian yang dilakukan Kartikasari

berpikir, sehingga dapat dikatakan (2017), tentang Gambaran Pengetahuan

semakin bertambah umur semakin Kesehatan Reproduksi Siswa SMK

matang pengetahuannya serta daya Wisnuwardhana Kota Malang, dengan

tangkap dan pola pikir seseorang akan hasil penelitian menunjukkan jumlah
responden yang berpengetahuan baik
berkembang seiring dengan
bertambahnya usia, sehingga sebesar 9,1%, pengetahuan sedang

pengetahuan yang diperolehnya semakin sebesar 81,1%, dan berpengatahuan

membaik. kurang sebsesar 9,1%. Didukung dengan


hasil dengan penelitian yang dilakukan
Irawan (2016), dengan hasil
pengetahuan responden adalah 11.5%

6
kurang, 81.3% sedang, dan 7.3% baik. pendidikan kesehatan reproduksi dapat
Menurut Munawar (2013), dengan judul meminimalisir perilaku yang
Hubungan Pengetahuan Tentang menyimpang.
Personal Hygiene Dengan Perilaku Mayoritas dalam penelitian ini,
Pencegahan Keputihan Pada Remaja responden memiliki pengetahuan yang
Putri Di Sman 15 Semarang. Hasil cukup dan sebagian yaitu 19 responden
penelitian menunjukkan remaja putri dengan pengetahuan yang baik
yang memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kesehatan reproduksi.
baik dikarenakan kurangnya informasi Walaupun responden dalam penelitian
baik dari pihak sekolah maupun dari ini belum pernah mendapatkan
tenaga kesehatan dan kurangnya pendidikan kesehatan tetapi remaja
pengetahuan tentang personal hygiene. sudah mampu untuk mencari informasi
Kemudian dapat juga berdampak karena melalui media massa. Internet sebagai
kebiasaan seseorang/individu dalam alat komunikasi yang paling
melakukan perawatan diri, pengalaman, berkembang, banyak menyediakan
media massa, kondisi lingkungan informasi yang dibutuhkan dan dapat di
sekolah, pengaruh teman dan akses kapan saja dan juga dimana
ketidaksiapan guru untuk memberikan saja.Sehingga internet juga diketahui
pendidikan kesehatan reproduksi, serta sebagai faktor yang memengaruhi
kurangnya kesadaran remaja untuk tingkat pengetahuan seorang individu.
memeriksakan kesehatan reproduksi. c. Praktik kebersihan perineal
Menurut analisa peneliti Dari hasil Tabel 3. Praktik kebersihan perineal
tersebut menunjukan bahwa masih Praktik
Frekuensi
No kebersihan Persentase
banyak responden belum memiliki (F)
perineal (%)
pengetahuan yang baik , walaupun 1 Baik 20 34,5
2 Cukup 35 60,3
sudah ada sebagian siswi yang 3 Kurang 3 5,2
Total 58 100
berpengetahuan baik mengenai
Sumber: Data Primer (2020)
kesehatan reproduksi ini disebabkan
Hasil penelitian diketahui
peneliti mengambil responden yang
mayoritas praktik kebersihan perineal
belum pernah mendapatkan pendidikan
pada siswa yaitu pada katogori cukup
kesehatan. Pada dasarnya pendidikan
sebanyak 35 responden (60,3%). Hasil
dalam kesehatan reproduksi remaja
ini didukung penelitian yang dilakukan
sangat diperlukan pada tingkat
Ardianti dkk (2019) dengan hasil
sekolah.Remaja yang telah mendapatkan

7
sebagian besar responden memiliki praktik membasuh labia minora dengan
perilaku personal hygiene yang positif menggunakan tangan kiri dengan
yaitu sebesar 26 responden (60,5%) dan gerakan dari depan ke belakang.
hampir setengahnya yaitu 17 responden Sedangkan nilai yang paling tinggi yaitu

(39,5%) memiliki perilaku personal pernyataan nomor 1 praktik tentang


mengambil air bersih menggunakan
hygiene yang negatif. Remaja putri yang
gayung dan 2 tentang praktik mencuci
memiliki perilaku yang kurang baik,
tangan dengan benar (6 langkah)
dikarenakan adanya faktor predisposisi
sebelum BAB dan BAK. Hal ini karena
yaitu pengetahuan yang kurang
dipengaruhi oleh pemahaman yang
mengenai personal hygiene dalam
masih salah sehingga kemampuan untuk
mencegah keputihan, dan faktor dipraktekan berada pada kondisi yang
pemungkin yaitu kurangnya sarana dan tidak benar dan pengalaman orang
prasarana/fasilitas mengenai pendidikan sekitar dimana melaksanakan praktik
kesehatan reproduksi di sekolah serta kebersihan perineal masih kurang atau
faktor penguatnya pengalaman pribadi tidak benar.Sangat dimungkinkan karena
yaitu kebiasaan individu dalam siswi kurang memperoleh informasi dan
melakukan perawatan diri yang kurang kurangnya sosialisasi dan penyuluhan
baik, pengaruh teman, pengaruh media tentang praktik kebersihan perineal di

massa mengenai berbagai macam sekolah-sekolah.


Dalam penelitian ini, mayoritas
pembersih vagina, pembinaan dari
responden memiliki pengetahuan yang
tenaga kesehatan mengenai kesehatan
cukup mengenai kesehatan reproduksi
reproduksi yang belum pernah
karena remaja sudah mampu untuk
dilaksanakan disekolah serta belum
mencari informasi melalui media massa.
adanya pengambilan keputusan dalam
Internet sebagai alat komunikasi yang
diri remaja untuk memeriksakan paling berkembang, banyak
kesehatan reproduksinya, dan dari pihak menyediakan informasi yang dibutuhkan
sekolah belum ada pengambilan dan dapat di akses kapan saja dan juga
keputusan mengenai pendidikan dimana saja.Sehingga internet juga
kesehatan reproduksi. diketahui sebagai faktor yang
Berdasarkan lembar observasi memengaruhi tingkat pengetahuan
tentang praktik kebersihan perineal yang seorang individu.
dilakukan peneliti praktik yang masih Menurut Yusiana (2016), perilaku
kurang dilakukan responden yaitu pada buruk dalam menjaga kebersihan
pernyataan nomor 5 yaitu tentang genitalia, seperti mencucinya dengan air

8
kotor, memakai pembilas secara Hasil penelitian menunjukkan nilai
berlebihan, menggunakan celana yang korelasi sebesar 0,590 yang berarti
tidak menyerap keringat, jarang mempunyai hubungan yang sedang
mengganti celana dalam, tak sering antara pengetahuan tentang kesehatan
mengganti pembalut dapat menjadi reproduksi dengan praktik kebersihan
pencetus timbulnya infeksi. Perilaku
perineal dansignifikan menunjukkan
hygiene pada saat menstruasi tidak akan
0,000 < 0,05, sehingga dapat dikatakan
terjadi begitu saja, tetapi merupakan
ada hubungan yang bermakna antara
sebuah proses yang dipelajari karena
pengetahuan tentang kesehatan
individu mengerti dampak positif atau
reproduksi dengan praktik kebersihan
negatif suatu perilaku.
Menurut analisa peneliti karena perineal siswi di SMK Negeri 1 Sine

siswi kurang memperoleh informasi dan Ngawi


kurangnya sosialisasi dan penyuluhan Hasil penelitian ini didukung
tentang praktik kebersihan perineal penelitian yang dilakukan Ardiati dkk
menyebabkan sebagian siswi kurang (2019) ada hubungan anatara
melakukan praktik kebersihan perineal pengetahuan dengan perilaku personal
secara baik dan benar. Media massa hygiene saat memstruasi, semakin baik
internet sebagai alat komunikasi yang perngetahuan seseorang maka perilaku
paling berkembang, banyak akan semakin positifdengan nilai
menyediakan informasi yang dibutuhkan
signifikan Pvalue 0,000 < 0,05.
dan dapat di akses kapan saja dan juga
Hasil yang sama diperoleh
dimana saja. Sehingga internet juga
penelitian yang dilakukan Astuti (2017),
diketahui sebagai faktor yang
dengan hasil ada hubungan antara
memengaruhi tingkat pengetahuan
pengetahuan personal hygiene dengan
seorang individu.
2. Analisis bivariate perilaku personal hygiene pada saat

Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan menstruasi pada remaja putri kelas XI di


Tentang Kesehatan Reproduksi dengan SMA Negeri 1 Pajangan Bantul dengan
Praktik Kebersihan Perineal Siswi di
SMK Negeri 1 Sine Ngawi hasil nilai p- value sebesar 0,001< 0,05.
VARIABEL Remaja putri yang mempunyai
Baik Cukup Kurang Total Kenda
p-value
ll Tau pengetahuan kurang baik sebagian besar
Penget Baik 15 4 0 19 0,590 0,000
ahuan memiliki perilaku kurang baik
Cukup 5 29 0 34
dikarenakan kuranngnya pengetahuan
Kurang 0 2 3 5
remaja mengenai personal hygiene dan
Total 20 35 3 58
kurangnya kesadaran remaja putri untuk

9
memeriksakan kesehatan reproduksi, merupakan hasil tahu yang terjadi
serta kurang berpartisifasinya tenaga setelah orang melakukan pengindraan
kesehatan untuk melakukan pembinaan terhadap suatu objek tertentu.
kesehatan disekolah. Dan juga didukung Penginderaan terjadi melalui panca indra
dengan pengaruh media massa yang manusia yang terdiri dari indera
memasarkan berbagai macam produk penglihatan, pendengaran, penciuman,
pembersih vagina, kondisi lingkungan rasa dan raba. Sebagian diperoleh
sekolah, pengaruh teman serta melalui penglihatan dan pendengaran.
ketidaksiapan guru untuk memberikan Pengetahuan merupakan dominan yang
pendidikan kesehatan reproduksi, sangat penting dalam terbentuknya
Sehingga yang terjadi adalah munculnya tindakan seseorang jadi besar kecilnya
reaksi atau respon yang negatif antara pengetahuan yang dimiliki seseorang
lain merasa malu, cemas, sedih. akan sangat berpengaruh pada tingkah
Menurut Putri (2019), mayoritas lakunya. Menurut Ardianti (2019),
responden memiliki pengetahuan yang pengetahuan baik tersebut berdampak
cukup mengenai kesehatan reproduksi pada perilaku personal hygiene yang
karena remaja sudah mampu untuk positif seperti: membersihkan tubuh
mencari informasi melalui media massa. pada saat menstruasi, memilih pembalut
Internet sebagai alat komunikasi yang yang dengan daya serap tinggi,
paling berkembang, banyak mengganti celana dalam 2 kali sehari,
menyediakan informasi yang dibutuhkan dan memakai pakaian dalam berahan
dan dapat di akses kapan saja dan juga katun untuk mempermuda penyerapan.
dimana saja. Sehingga internet juga Menurut Astuti (2017),
diketahui sebagai faktor yang pengetahuan yang dapat diperoleh baik
memengaruhi tingkat pengetahuan dari pengalaman langsung maupun
seorang individu. Remaja usia akhir melalui pengalaman orang lain.
sudah mampu untuk menerima Pengetahuan merupakan hasil tahu yang
informasi dengan baik sehingga dapat terjadi setelah orang melakukan
memengaruhi tingkat pengetahuan yang pengindraan terhadap suatu objek
dimilikinya. tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Menurut Notoatmodjo (2016), panca indra manusia yang terdiri dari
pengetahuan dapat diperoleh baik dari indera penglihatan, pendengaran,
pengalaman langsung maupun melalui penciuman, rasa dan raba. Sebagian
pengalaman orang lain. Pengetahuan diperoleh melalui penglihatan dan

10
pendengaran. Pengetahuan merupakan pikiran, keyakinan dan emosi yang
dominan yang sangat penting dalam memegang peranan penting.
terbentuknya tindakan seseorang jadi
besar kecilnya pengetahuan yang SIMPULAN DAN SARAN
dimiliki seseorang akan sangat Kesimpulan
berpengaruh pada tingkah lakunya. 1. Rata-rata umur responden yaitu
Menurut peneliti dengan 16,9 tahun,umur minimum 16
pengetahuan yang baik tentang tahundanumur maximum 18
kesehatan reproduksi semakin baik pula tahun, median sebesar 17,0,
praktik kebersihan perineal siswi di modus sebesar 16,0
SMK Negeri 1 Sine Ngawi pengetahuan sertastandardeviasi 0,86.
tentang kesehatan reproduksi dengan 2. Mayoritas pengetahuan
praktik kebersihan perineal siswi di responden yaitu cukup sebanyak
SMK Negeri 1 Sine Ngawi.Pengetahuan 34 responden (58,6%).
tentang kesehatan reproduksisangat 3. Mayoritas praktik kebersihan
penting karena pengetahuan yang baik perineal pada siswa yaitu pada
dapat meningkatkan kesehatan. katogori cukup sebanyak 35
Pengetahuan tentang pentingnya responden (60,3%).
kesehatan reproduksi dan kendati 4. Ada hubungan yang bermakna
demikian pengetahuan itu sendiri antara pengetahuan tentang
tidaklah cukup, seseorang juga harus kesehatan reproduksi dengan
termotivasi untuk memelihara praktik praktik kebersihan perineal
kebersihan perineal. Individu dengan siswi di SMK Negeri 1 Sine
pengetahuan yang baik tentang Ngawi 0,000 < 0,05,
pentingnya praktik kebersihan
perinealakan selalu menjaga kebersihan Saran
dirinya untuk mencegah dari kondisi 1. Bagi siswi SMKN 1 Sine
atau keadaan sakit. Seseorang yang Diharapkan dapat meningkatkan
berpengetahuan baik tidak menjamin pengetahuan terkait menjaga kebersihan
akan mempunyai perilaku yang positif. diri terutama area perineal secara baik.
Karena seseorang dalam menentukan 2. Bagi insitusi SMKN 1 Sine Ngawi
perilaku yang utuh selain ditentukan Diharapkan bagi institusi
oleh pengetahuan, juga dipengaruhi oleh SMKN 1 Sine memasukkan kurikulum
pelajaran muatan local pendidikan

11
kesehatan reproduksi atau sebagai negeri 1 pajangan bantul. Naskah
Publikasi. Program Studi Bidan
materi pelajaran ekstra sehingga semua
Pendidik Jenjang Diploma Iv
siswi mendapatkan pengetahuan yang Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
sama sehingga dapat menurunkan angka
resiko terjadinya masalah kesehatan bagi Irawan Erna (2016). Gambaran
Pengetahuan Remaja Tentang
remaja putri.
Kesehatan Reproduksi Di Desa
3.Bagi peneliti selanjutnya Kertajaya Jurnal Ilmu
Keperawatan, Vol. IV No. 1 April
Diharapkan bagi peneliti
2016 ISSN: 2338-7246 26
selanjutnya yang akan melakukan
Mardani, A,& Priyoto, A. (2010).
penelitian yang sejenis dapat melakukan
Hubungan pengetahuan kesehatan
penelitian lebih lanjut dengan reproduksi remaja putri dengan
perilaku personal hygiene
menggunakan responden yang lebih
menstruasi di Desa Kumpul
banyak sehingga data penelitian yang Kecamatan Sarirejo Kabupaten
Lamongan.Surya. 7(3): 52-57.
didapat jauh lebih baik.
Mursit, Handari (2018). Hubungan
Pengetahuan Tentang Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Reproduksi Dengan Sikap
Pencegahan Terhadap Kehamilan
Anisa, Sri Shafiyyah Aini (2018) Remaja Di SMK N 1 Saptosari,
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Gunungkidul Tahun
di SEkolah Menengah Atas Dalam 2018.eprints.poltekkesjogja.ac.id.
Perspektif PAI. Jurusan Agama Diakses 22 Februari 2020
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Unversitas Islam Negeri Notoatmodjo, Soekidjo (2012),
Sunan Kalijaga Yogyakarta Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Ardiati, Anggita Nandya (2019)
Hubungan Pengetahuan Dengan Notoatmodjo, Seokidjo (2016). Konsep
Perilaku Personal Hygiene Saat Perilaku
Menstruasi Pada Remaja Putri Di Kesehatan.Dalam:Promosi
Smp Negeri 2 Ponorogo. Prosiding Kesehatan Teori dan Aplikasi.
1st Seminar Nasional dan Call for Jakarta: Rineka Cipta
Paper Arah Kebijakan dan
Optimalisasi Tenaga Kesehatan Nursalam (2017).Metodologi Penelitian
Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Ilmu Keperawatan : Pendekatan
Fakultas Ilmu Kesehatan ISBN Praktis. Jakarta: Salemba Medika
978-602-0791-41-8
Phtitagoras, 2015).Pythagoras, K. C
Astuti, Ratna Devi (2017) Hubungan (2015).Personal Hygiene Remaja
Pengetahuan Tentang Personal Putri Ketika Menstruasi.
Hygiene Dengan Perilaku Personal Departemen Promosi Kesehatan
Hygiene Saat Menstruasi Pada dan Ilmu Perilaku, Fakultas
Remaja Putri Kelas XI di SMA

12
Kesehatan Masyarakat Universitas dan Ilmu Kesehatan Universitas
Airlangga, Surabaya Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Permatasari, Mareta Wulan (2012)
Hubungan Tingkat Pengetahuan Rohidah Shofy (2019) Hubungan
Remaja Putri Tentang Personal Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Hygiene Dengan Tindakan Terhadap Personal Hygiene Saat
Pencegahan Keputihan Di Sma Menstruasi Di SMA Negeri 3
Negeri 9 Semarang Tahun 2012. Pekanbaru. JOMIS (Journal Of
http:jurnal.unimus.ac.id Midwifery Science) P-ISSN : 2549-
2543 Vol 3. No.1, Januari 2019 E-
Rahman & Astuti (2014).Faktor-Faktor ISSN : 2579-7077
yang Berhubungan dengan Perilaku
Personal Hygiene saat Menstruasi Wawan dan Dewi (2015). Pengetahuan,
di SMP 5 Muhammadiyah Sikap Dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta tahun Yogyakarta: Nuha Medika
2014.http://digilib.unisayogya.ac.id
/id/eprint/1116. Diakses 19 Januari WHO, (2014). Pusat Data Informasi
2020 Kemetrian Kesehatan RI. Infodatin
Rahmawati dan Agustin, (2014).Perineal Reproduksi Remaja-ed.pft.
Hygiene pada Santriwati Remaja di
Pondok Pesantren Ibnu Taimiyah Yusiana & Saputri (2016).Perilaku
Bogor. Fakultas Ilmu Keperawatan Personal Hygiene Remaja Puteri
Universitas Indonesia Depok Jawa pada Saat Menstruasi .Jurnal
Barat STIKES Vol. 9, No.1, Juli
2016.jurnalbaptis.hezekiahteam.co
Rahma, Allaly Amalia (2016). m/jurnal/index.php/STIKES/article
Gambaran Tingkat Pengetahuan
Remaja tentang Kebersihan Organ
Genitalia Eksterna di SMAN 90
Jakarta.Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran

13

Anda mungkin juga menyukai