Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI


PADA REMAJA PENYANDANG DISABILITAS; STUDI KUALITATIF
PADA REMAJA TUNANETRA DI YAYASAN PEMBINAAN
TUNANETRA INDONESIA (YAPTI) MAKASSAR

Dara Ugi Aras1, Nurul Muflihun Asbi2, Juliani Ibrahim3

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Makassar

Alamat korespondensi: daraugi@med.unismuh.ac.id

ABSTRAK

Kurangnya pendidikan mengenai kesehatan reproduksi akan mempengaruhi higiene


reproduksi ,yang akan mengacu pada timbulnya penyakit yang dapat berawal dari penyakit infeksi
hingga ke tahap akhir berupa penyakit kanker. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan
gambaran pemahaman tentang Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada remaja penyandang
disabilitas. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu mendapatkan informasi
mendalam yang didapat langsung dari responden, yaitu remaja penyandang disabilitas, guru, dan
penjaga asrama, melalui wawancara mendalam (in-depth interview) dan juga observasi terhadap
kondisi dan lingkungan responden di Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia (YAPTI). Hasil
penelitian, didapatkan bahwa penyandang tunanetra di YAPTI memiliki sedikit pengetahuan
tentang sistem reproduksi, yaitu tentang menstruasi ; definisi, siklus, kelainan dan higien. Hal
disebabkan oleh kurangnya informasi yang responden peroleh dari para pendidik atau guru.
Sementara itu, para guru pun juga memiliki keterbatasan pengetahuan terkait hal kesehatan
reproduksi, sehingga penyajian isu ini kepada para penyandang tunanetra ikut
terbatas.Pengetahuan ini dianggap sangat perlu untuk diberikan kepada responden yang menjadi
siswa dalam lingkungan YAPTI ini, karena merekalah yang memegang kendali atas control
terhadap tubuh mereka. Hasil dari penelitian ini kemudian menawarkan sebuah kegiatan untuk
mengatasi kendala tersebut, yang disebut dengan “Edukasi Kesehatan Reproduksi untuk Remaja
Putri di YAPTI” dengan metode berupa diskusi interaktif dengan pendekatan analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunities, Threats).

Kata Kunci : Kesehatan Reproduksi; Higiene Reproduksi; Disabilitas; Tunanetra

PENDAHULUAN menjadikan salah satu faktor resiko


Kesehatan reproduksi adalah suatu terjadinya kanker vulva. Selain itu, masalah
keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial hygiene ini juga merupakan factor resiko
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari terjadinya infertilitas sekunder pada wanita.
penyakit atau kecacatan dalam semua hal Masalah hygiene ini meliputi penggunaan
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, pembalut yang tidak hygienis saat menstruasi
serta fungsi dan prosesnya (Widiyastuti, dimana remaja menggunakan kain yang
2009). dipakai ulang setelah di keringkan, bahkan
Hygiene adalah suatu usaha yang mereka mengeringkannya ditempat
dilakukan untuk melindungi, memelihara, tersembunyi dan tidak terkena sinar matahari.
dan meningkatkan derajat kesehatan dengan Tindakan ini beresiko terhadap tumbuhnya
cara memelihara dan melindungi kebersihan mikroba dan larva serangga mengakibatkan
subyeknya (Riskesdas., 2010). vagina berbau busuk atau terjadi keputihan
Ketidakkuatan kesehatan reproduksi (UU. Kesehatan, 2009).
berdampak pada higien reproduksi dan
Health education reproduction dan

16 Volume 7 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2019 ᴥ eISSN: 2656-5471


JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

hygine menstruasi pada reproduksi wanita, Makassar,. Dalam penelitian ini dilakukan
merupakan dua variabel yang bermakna untuk menggali lebih dalam terkait
tentang pemahaman kesehatan reproduksi pemahaman remaja putri tuna netra tentang
pada wanita, tentu dengan adanya kesehatan reproduksi dan hygiene menstruasi
pemahaman tersebut akan menjadikan di YAPTI. Penelitian ini menggunakan
reproduksi wanita tetap hygiene dari metode pendekatan penelitian kualitatif,
menstruasi yang dialami, sehingga kesehatan untuk menghasilkan pemahmaan dan temuan
reproduski wanita tetap sehat. Masalah yang bermakna terkait kesehatan reproduksi
kesehatan reproduksi remaja sangat dan hygiene menstruasi pada penyandang
dipengaruhi oleh perilaku reproduksi dan disabilitas tunanetra.
seksual remaja itu sendiri. Perilaku seksual
remaja sangat dipengaruhi oleh persepsi atau Populasi dan sample
sikap dan pengetahuan tentang kesehatan Sumber data dari penelitian ini adalah
reproduksi dan seksual. Sikap dan remaja tunanetra di YAPTI. Penentuan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi responden dilakukan dengan terlebih dahulu
dan seksual bisa dipengaruhi oleh berbagai menentukan informan dengan cara purposive
hal diantaranya adalah kultur, agama, hukum, sampling. Populasi anak penyandang
ekonomi, dan psikologis (UU Kesehatan, disabilitas sebanyak 25 orang dengan usia 9
2009). sampai 20 tahun. Berdasarkan populasi
Pada masa remaja terjadi perubahan baik tersebut, maka peneliti menentukan
fisik maupun psikis yang menyebabkan responden sebanyak 3 informan yang berusia
remaja dalam kondisi rawan pada proses 18 tahun dan dianggap cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangannya hal ini memberikan informasi yang memadai terkait
juga dialami oleh remaja wanita tuna netra, kesehatan reproduksi dan higiene menstruasi
pertumbuhan dan perkembangan sama halnya di YAPTI.
yang terjadi dengan anak-anak lainnya,
meskipun yang membedakan hanya visual Analisa dan penyajian data
yaitu penglihatan (Mangunsong, 2009). Teknik pengumpulan data dilakukan
Hal ini memerlukan akses informasi dengan cara wawancara mendalam (in-depth
terkait masalah kesehatan reproduksi. Saat ini interview) dan observasi serta studi
di Indonesia program pendidikan kesehatan dokumentasi.
reproduksi untuk anak berkebutuhan khusus Wawancara dilkaukan untuk menggali
tergolong masih baru sehingga dalam informan secara detail dan lebih jelas
pelaksanaannya masih dalam tahap mengenai pemahaman kesehtaan reproduksi
pengembangan dan belum maksimal dan higiene menstruasi pada remaja diabilitas
(Depdiknas, 2008). tunanetra di YAPTI. Observasi dilakukan
Penelitian ini bertujuan untuk terhadap unsur-unsur tertentu saja di dalam
mendapatkan gambaran pemahaman tentang penelitian terutama beberap aktivitas
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada kehidupan sehari-hari remaja tunanetra
remaja penyandang disabilitas, khususnya terkait dengan kesehtaan reproduksi dan
penyandang tunanetra. higiene menstruasi.Sedangkan studi
BAHAN DAN METODE dokumentasi digunakan untuk memperoleh
Lokasi dan Desain Penelitian data sekunder dan informasi yang dapat
Lokasi penelitian yang dilakukan yaitu memperkaya penelitian ini melalui literatur,
di Yayasan Penyandang Tuna Netra dokumen, dan tulisan lainnya yang berkaitan
Indonesia (YAPTI) Ujung Pandang Baru dengan disabilitas tunanetra di YAPTI.

17 Volume 7 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2019 ᴥ eISSN: 2656-5471


JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

Analisis data dilakukan mulai sejak saat menstruasi; dan hygiene menstruasi
merumuskan dan menjelaskan masalah, meliputi pengertian hygiene, hygiene
sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung menstruasi hingga dampaknya, menunjukkan
terus sampai penulisan hasil penelitian. semuanya kurang dipahami.
Aktivitas dalam analisis data yaitu data Hal ini digambarkan melalui
reduction ditujukan untuk memfokuskan wawancara mendalam dan observasi terhadap
pada hal-hal yang penting untuk dipahami, tiga responden yang menyatakan dengan
data display berupa uraian singkat, bagan, jawaban yang sama. Hasil peneyelidikan
flowchart., dan conclusion bahwa hal ini dikarenakan kurangnya
drawing/verification yaitu penarikan informasi yang didapatkan oleh responden
kesimpulan dan verifikasi. dari YAPTI. Sementara di sisi lain, remaja
putri tunanetra perlu mendapatkan informasi
dan pengetahuan penting dalam menjalankan
HASIL DAN PEMBAHASAN aktivitas peran kewanitaan dalam
kehidupannya.
1. Karakteristik responden
Menurut beberapa kajian terdahulu
Yayasan Pembinaan Tunanetra
menyatakan bahwa kurangnya informasi
Indonesia (YAPTI) didirikan oleh Bapak
terkait pendidikan kesehetan reproduksi dan
Darma Pakilaran, B. A., pada tahun 1972
menstruasi pada remaja khusunsya remaja
yang kemudian melahirkan SLB (SEKOLAH
putri tunanetra akan mempengaruhi pola
LUAR BIASA BAGIAN A), Sekolah Luar
kesehatan dan perilaku remaja dalam
Biasa ini mendidik tunanetra melalui
personal hygiene menstruasi, hal ini sejalan
pendidikan formal. Terdapat SLB-A yang
dengan beberapa kajian yang turut serta
berada dibawah naungan YAPTI iaitu
menyatakan hal yang sama bahwa pada
Sekolah Luar Biasa bagian Tunanetra
remaja yang kurang pengetahuan dan
diperuntukan bagi penyandang tunanetra.
informasi tentang kebersihan alat genitalia
SLB terkemuka yang dapat menghasilkan
akan berdampak pula pada perilaku remaja
insan tunanetra bertaqwa, berilmu, terampil
dalam menjaga kebersihan alat genitalianya.
dan bermartabat, serta mencetak/
Karena pengetahuan dan perilaku perawatan
menghasilkan luaran dan pemberdayaan
yang baik merupakan faktor penentu dalam
alumni. Hingga kini SLB-A sebagai salah
memelihara kebersihan alat genitalia.
satu unit yang berada di dalam tatanan
Menurut hasil dapatan peneliti saat
institusi YAPTI sebagai institusi induk,
melakukan sesi in-depth interview kepada
memiliki jenjang pendidikan formal tingkat
responden menyatakan hasil bahwa remaja
TKLB, SDLB dan SMPLB dengan
putri di YAPTI kurang memahami
menggunakan kurikulum dari Dinas
menstruasi yang terjadi pada dirinya. Remaja
Pendidikan.
putri membutuhkan informasi tentang proses
2. Pemahaman partisipan tentang kesehatan
menstruasi dan kesehatan selama menstruasi,
reproduksi
pemahaman menstruasi dan kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian
reproduksi perlu mendapat perhatian khusus
menunjukkan bahwa pemahaman remaja
apalagi di kalangan remaja terlebih seorang
putri tuna netra di YAPTI terkait kesehatan
remaja putri tunanetra, sebab tunanetra
reproduksi meliputi pemahaman sistem
memiliki kekhasan yang berbeda dengan
reproduksi dan bagian reproduksi;
remaja lain yang memiliki indera penglihatan
pemahaman menstruasi meliputi pengertian
yang dapat membantu mereka dalam
menstruasi, siklus mentruasi, dan gangguan
memahami secara visual menstruasi yang

18 Volume 7 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2019 ᴥ eISSN: 2656-5471


JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

terjadi pada seorang wanita, beda halnya reproduksi dan hygiene menstruasi
dengan tunanetra yang harus memahami menunjukkan bahwa guru di YAPTI
mentruasi secara audio dan bacaan dengan memiliki pemahaman kesehatan reproduksi
menggunakan huruf braille. Namun remaja dan hygiene menstruasi yang cukup baik. Hal
putri di YAPTI menggambarkan kurangnya ini ditunjukkan dengan penjelasan yang
pemahaman yang mereka dapatkan terkait diberikan oleh guru kepada penyelidik.
menstruasi yang dialami sehingga mengalami Guru di YAPTI sejauh ini dalam
kendala untuk malakukan tindakan yang memberikan pemahaman kesehatan
benar saat mereka mengalami menstruasi. reproduksi dan hygiene menstruasi kepada
Hal ini selalu terjadi kepada responden remaja putri tunanetra tidak diberikan secara
yang kurang memahami siklus menstruasi khusus dalam pembelajaran, karena terdapat
sehingga mereka tidak memiliki cara yang beberapa faktor penyebab seperti guru
tepat untuk mengantisipasi keluhan yang memiliki kepahaman yang kurang dan
terjadi saat proses mentruasi yang dialami menganggap bahwa memberikan
oleh para remaja putri tuna netra di YAPTI pengetahuan dan pemahaman tentang
sehingga tidak jarang beberapa remaja putri kesehatan reproduksi bukanlah kepakaran
tunanetra yang ada di YAPTI mengalami mereka.
keluhan ketika mengalami menstruasi. Selain itu guru menyatakan bahwa
3. Pemahaman tentang personal hygiene memberikan pemahaman kepada siswa tentu
vagina tidak hanya dalam sekedar pidato melainkan
Remaja putri tuna netra di YAPTI dalam dengan memberikan praktik secara langsung
memahami langkah yang tepat dalam kepada siswi, mengingat siswi yang diajarkan
membersihkan vagina cukup dipahami adalah tunanetra. Sejauh ini guru dalam
dengan baik, sebab langkah yang diambil memberikan pemahaman kesehatan
merupakan bagian langkah yang baik dalam reproduksi dan hygiene menstruasi kepada
menjaga kebersihan vagina saat mentruasi siswi tunanetra berbekal pengalaman yang
seperti membersihkan vagina dengan air dimiliki setiap guru. Pengetahuan guru yang
bersih dan mengganti pembalut yang baru kurang tentang menstruasi akan berpengaruh
untuk mencegah penyakit infeksi pada organ pada remaja putri tunanetra di YAPTI. Peran
kewanitaan. guru sangat penting dalam pemberian
4. Hambatan respnden saat menstruasi informasi.
Hambatan dan faktor utama yang dialami Guru adalah sumber informasi pertama
oleh remaja putri di YAPTI pada saat tentang menstruasi di YAPTI, sehingga
menstruasi yaitu faktor kebutaan. Tentu terhindar dari pemahaman yang salah
dalam hal ini responden tidak dapat melihat mengenai kebersihan menstruasi dan
secara pasti dan jelas saat memastikan darah kesehatan reproduksi. Remaja tunanetra perlu
yang keluar, saat membersihkan diri mereka. diberikan informasi yang baik dan positif
Hal yang harus dilakukan pada remaja putri melalui orangtua, teman sebaya, guru sekolah.
tuna netra saat terjadinya menstruasi dengan Namun masyarakat menganggap kesehatan
menggunakan indra peraba dan penciuman reproduksi masih tabu dibicarakan oleh
saat memastikan kebersihan diri mereka saat remaja. Hal tersebut dapat membatasi
terjadinya menstruasi. komunikasi antara guru, orangtua dan remaja
5. Pemahaman guru tentag kesehatan tentang kesehatan reproduksi dan hygiene
reproduksi menstruasi. Akibatnya, remaja putri tunanetra
Berdasarkan hasil in-depth interview di YAPTI kurang mengerti, kurang
terkait pemahaman guru tentang kesehatan memahami dan kadang-kadang mengambil

19 Volume 7 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2019 ᴥ eISSN: 2656-5471


JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

keputusan yang salah mengenai kesehatan kendali utama atas tubuhnya adalah dirinya
reproduksi. sendiri.
6. Pemahaman guru dan remaja putri tentang Permasalahan remaja yang berkaitan
kesehatan reproduksi dalam Agama Islam dengan kesehatan reproduksi, sering kali
Berdasarkan hasil in-depth interview berakar dari kurangnya informasi,
kepada guru dan responden terkait hubungan pemahaman dan kesadaran untuk mencapai
kesehatan reproduksi dan hygiene menstruasi keadaan sehat secara reproduksi. Banyak
terkait agama Islam, menggambarkan bahwa sekali hal-hal yang berkaitan dengan hal ini,
guru dan remaja putri tunanetra di YAPTI mulai dari pemahaman mengenai perlunya
secara nyata kurang dipahami sebab mereka pemeliharaan kebersihan alat reproduksi,
menggambarkan bahwa kesehatan sebagian pemahaman mengenai proses-proses
dari pada iman, dan tidak memberikan reproduksi hingga dampak dari perilaku yang
penjelasan secara spesifik tentang hubungan diakibatkan kurangnya informasi dan
dengan kesehatan reproduksi dan hygiene pemahaman.
menstruasi. Pemahaman guru dan remaja Kurangnya informasi mengenai
putri tunanetra secara khas perlu kesehatan reproduksi mengakibatkan banyak
mendapatkan pemahaman kesehatan remaja tidak cukup memiliki pengetahuan
reproduksi dalam perspektif agama Islam guna menghadapi perubahan dan masalah
khusunsya, agar guru dan remaja putri pada masa remaja. Ketidakcukupan informasi
tunanetra dapat tetap menjalankan sunnah kesehatan reproduksi tersebut menyebabkan
sunnah yang ada berdasarkan petunjuk dari remaja memiliki kesalahan persepsi tentang
Al-Quran dan hadist. kesehatan reproduksi.

KESIMPULAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
Pihak YAPTI sebaiknya menganggarkan
dapat ketahui dan disimpulkan bahwa remaja
dana untuk menyediakan pembalut bagi
putri tunanetra di YAPTI kurang memahami
setiap remaja putri tuna netra untuk
sistem reproduksi, bagian sistem reproduksi,
membantu memberikan solusi dalam
menstruasi, siklus mentruasi, gangguan
mengatasi masalah kesehatan reproduksi dan
menstruasi, hygiene menstruasi hingga
hygine menstruasi serta menyediakan sarana
dampak yang terjadi jika tidak memahami
dan prasarana untuk melakukan controller
kesehatan reproduksi dan hygiene
bagi remaja putri tuna netra terkait kesehatan
menstruasi.
reproduksi dan hygiene menstruasi.
Hal ini dikarenakan kurangnya informasi
yang didapatkan oleh remaja putri tunanetra DAFTAR PUSTAKA
di YAPTI khususnya dari para pendidik yang
Adhikari P., et al. (2007). Knowledge and
ada yaitu guru. Sementara itu baik dari
Practice Regarding Menstrual Hygiene
pihak pendidik yaitu guru yang ada di YAPTI
in Rural Adolescent Girls of Nepal.
juga kurang memahami kesehatan reproduksi
Katmandu University Medical Journal
dan hygiene menstruasi untuk diajarkan dan
(KUMJ), 5(3): 382-386.
dibekalkan kepada siswi khususnya remaja
Akanksha, J., et al. (2014). Menstrual
putri tunanetra yang ada di YAPTI.
Hygiene Awareness Among Rural
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
Unmarried Girls. Journal of Evolution
perlu ditanamkan pada remaja khususnya
of Medical and Dental Sciences, 3(6)
remaja putri tuna netra di YAPTI, agar
Depdiknas. (2008). Kebijakan Pendidikan
remaja tersebut menyadari bahwa pemegang

20 Volume 7 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2019 ᴥ eISSN: 2656-5471


JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

Anak Usia Dini Yang Berkebutuhan as2010/ Laporan_riskesdas_2010.pdf


Khusus. Jakarta : Dir. Pembinaan diakses tanggal 20 Agustus 2017.
Sekolah Luar Biasa, Dir.Jend Rizka I. (2013). Pengaruh peer education
Dien G. Nursal. (2008). Faktor-Faktor terhadap sikap manajeman hygiene
Yang Berhubungan Dengan Perilaku menstruasi 
 pada santriwati remaja di
Seksual Murid SMU Negeri Di Kota Pondok Pesantren Al-Qodiri. Jember
Padang Tahun 2007, Jurnal Kesehatan Sherwood, L. (2007). Human Physiology:
Masyarakat, vol. II/No. 2/Maret 2008 th
From Cells to Systems. 6 ed.
September (p.175-180).
Singapore : Cengage Learning Asia
Dingwall, Lindslay. (2010). Personal
Pte Ltd.
Hygiene Care. UK: Wilwy Blackwell.
Thakre, S.B., et al. (2011). Menstrual
Indriastuti, P. (2009). Hubungan Antara
Hygiene : Knowledge And Practice
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Among Adolescent School Girls Of
dengan 
 Perilaku Higienis pada
Saoner , Nagpur District.1027–1033.
remaja puteri. Muhammadiyah
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
Surakarta.
tentang Kesehatan.
Laily dan Sulistyo. (2012). Personal Hygiene
WHO. (2010). Social Determinants of Sexual
Konsep, Proses dan Aplikasi dalam
and Reproductive Health: Informing
Praktik Keperawatan. Jogjakarta:
Future Research and programme
Graha Ilmu.
implementation. (S. Malarcher, Ed.)
Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan
Jenewa: WHO
Pendidikan Anak Berkebutuhan
Widyastuti Y. (2009). Kesehatan reproduksi.
Khusus Jilid I. Jakarta: Lembaga
Yogyakarta: Fitramaya.
Pengembangan Sarana Pengukuran
Wijaya, I.M.K., et al. (2014). Pengetahuan,
dan Pendidikan Psikologi (LPSP3)
Sikap Dan Aktivitas Remaja SMA
Kampus Baru UI, Depok.
Dalam Kesehatan Reproduksi Di
Manajemen Pendidikan Dasar dan
Kecamatan Buleleng. Jurnal Kemas,
Menengah.
10(1):33-42.
Marván, M.L. & Molina-Abolnik, M. (2012).
Yosefina. (2005). Hubungan pengetahuan,
Mexican Adolescents Experience of
sikap dan sumber informasi tentang
Menarche and Attitudes Toward
menstruasi dengan pemahaman
Menstruation: Role of Communication
mengenai menstruasi pada remaja
Between Mothers and Daughters.
putri. Semarang.
Journal of pediatric and adolescent
gynecology, 25(6):358– 63.
Riskesdas. (2010). Laporan Riset Kesehatan
Dasar 2010. Dari
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/d
ownload/buku_laporan/lapnas_riskesd

21 Volume 7 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2019 ᴥ eISSN: 2656-5471

Anda mungkin juga menyukai