KESEHATAN REPRODUKSI
JUDUL:
GENERASI MILENIAL PEDULI KESEHATAN REPRODUKSI
OLEH:
KELOMPOK 6
Topik Penyuluhan
Kesehatan Reproduksi Remaja.
Sasaran Penyuluhan
Khayalak yang menjadi sasaran dalam kegiataan ini adalah Siswa-siswi SMA
(usia 15-18 tahun) kelas X, XI, dan XII.
Analisis Situasi
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Dalam
masa remaja individu mengalami perubahan fisik, psikis, maupun sosial serta juga
dipengaruhi oleh hormon. Meningkatnya hormon seks pada remaja
mempengaruhi hasrat seksual pada remaja sehingga meningkatkan minat remaja
terhadap perilaku seks bebas/seks pranikah yang mengakibatkan masalah pada
kesehatan reproduksi. Menurut penelitian bahwa perilaku berpacaran pada usia
remaja memiliki kerentanan atau peluang untuk melakukan seks bebas, hal ini di
dukung dengan kondisi psikis dari remaja yang masih labil/mudah dipengaruhi
dalam hal ini bahwa remaja sedang mencari jati dirinya.
Di era milenial ini semua hal gampang diakses seperti kemudahan terhadap
media massa khususnya internet merupakan faktor-faktor penyebab remaja
2
melakukan seks pranikah. Remaja juga akan lebih mudah terpapar pornoografi
dan pornoaksi yang kemudian memicu remaja untuk penasaran melakukan seks
bebas (Notoadmojo,2003).
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial
secara utuh tidak semata mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO,2014).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi adalah perilaku
remaja itu sendiri ditambah dengan pengetahuan remaja terhadap reproduksi
manusia sangat rendah.
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017,
menemukan bahwa 8,3% remaja laki-laki dan 2% remaja perempuan telah
melakukan hubungan seks pranikah. Hubungan seksual terbanyak dilakukan
oleh remaja pria yang berusia 20-24 tahun sebesar 14% dan pada usia 15-19
tahun sebesar 4%. Hampir 80% responden pernah berpegangan tangan, 48,2%
remaja laki-laki dan 29,4% remaja perempuan pernah berciuman, serta 29,5%
remaja laki-laki dan 6,2% remaja perempuan pernah saling merangsang.
Survei juga menemukan bahwa perilaku berpacaran sampai pada tahap ciuman
berpotensi melakukan hubungan seksual.
Hasil survey Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan On
Track Media Indonesia (OTMI) menemukan bahwa sekitar 29% hingga 31%
remaja di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah berhubungan seksual pranikah
(Junita, 2015). Berdasarkan data survei Pusat Informasi dan Konseling yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang tahun 2017 bekerja sama
dengan BKKBN Provinsi Nusa Tenggara Timur, diketahui bahwa presentasi
untuk pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja di Kota Kupang adalah
34%, persentasi untuk perilaku seksual pranikah adalah 27% dan kehamilan
dini diluar nikah dengan persentase 33%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BKKBN (2013) mengenai Pusat
Informasi Kesehatan Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M), NTT memiliki total PIK-
R/M sebanyak 207 dari 309 total kecamatan yang ada serta terdapat 243 total
kecamatan yang belum memiliki kelompok PIK-R/M. Organisasi Induk PIK-R/M
3
di sekolah umum/agama di NTT sebanyak 131, organisasi keagamaan 14 dan
LSM/Organisasi kepemudaan sebanyak 17. Menurut Duta Genre NTT tahun
2019, Yoseph M.A Ngga, untuk di Kota Kupang sendiri sekolah yang
menjalankan program PIK dengan baik hanya di SMPK St. Theresia dan SMAN 2
Kupang, dan untuk kampus, di Undana ada program PIK tapi kurang aktif.
Melihat hal tersebut kelompok berminat untuk melakukan penyuluhan
mengenai kesehatan reproduksi remaja guna memberi pengetahuan pada mereka
bahwa pentingnya menjaga kesehatan reproduksi agar terhindar dari hubungan
seks pranikah yang dapat menyebabkan terjadinya penularan penyakit IMS
dikalangan remaja.
4
ISI
A. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan para remaja perempuan dan laki-laki
diharapkan dapat mengetahui dan memahami mengenai kesehatan
reproduksi.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan para remaja diharapkan:
1. Memahami kesehatan reproduksi
2. Memahami tujuan kesehatan reproduksi
3. Memahami faktor-faktor kesehatan reproduksi
4. Memahami tentang Personal hygiene genital
5. Memahami dampak dari seks pranikah
B. Pokok Bahasan
1. Pengertian kesehatan reproduksi
2. Tujuan kesehatan reproduksi
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi
4. Personal hygiene genital
5. Dampak seks pranikah
C. Metode
Metode yang dipakai untuk penyuluhan ini antara lain:
1. Ceramah. Hal ini karena penyampaian materi dengan bicara adalah cara
alamiah yang paling sering dilakukan terutama dengan jumlah sasaran yang
lebih dari 15 orang. Serta ceramah kesehatan sudah menjadi cara yang umum
dan biasa digunakan untuk berbagi pengetahuan dan fakta kesehatan.
2. Tanya jawab. Agar ceramah tidak terlalu pasif dan terkesan monoton serta
untuk menguji pemahaman para peserta.
5
D. Media penyuluhan
Media yang digunakan kelompok dalam penyuluhan ini adalah:
1. Media visual, yaitu slide (powerpoint) dan proyektor LCD
2. Media cetak (printed material), yaitu poster.
3. Media audiovisual, yaitu video animasi singkat.
E. Rencana evaluasi
1. Evaluasi struktur
Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan sebelum
pelaksanaan kegiatan.
2. Evaluasi proses
a) Peralatan dan tempat tersedia
b) Peserta tersedia
c) Waktu sesuai dengan rencana
3. Evaluasi hasil
a) Mampu menjelaskan materi dengan baik dan lugas
b) Peserta paham dan mampu menjawab pertanyaan
F. Sumber Literatur
Afiyanti, 2016. Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Perempuan
:Promosi,Permasalahan dan Penanganannya dalam Pelayanan
Kesehatan.Cetakan 1. Jakarta : Raja Graffindo Persada
Centers For Disease Control and Prevention (CDC). 2000. The Healthy Newborn
Darmasih, Ririn. 2009. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Pada
Remaja SMA di Surakarta. Skripsi: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Surakarta
6
Demon, Beatrice Palang. 2019. Gambaran Perilaku Kesehatan Reproduksi Pada
Siswa SMA di Kota Kupang Tahun 2019. Skripsi: Universitas Nusa Cendana
Kupang
7
Tkikhau, Joe. 2019. Seleksi Duta Genre NTT-Ciptakan Remaja Penggerak
Program BKKBN. Tersedia di https://gardaindonesia.go.id. Diakses [05 April
2020]
8
LAMPIRAN
Materi
Kesehatan Reproduksi
9
5. Menciptakan dukungan laki-laki dalam membuat keputusan, mencari
informasi dan pelayanan yang memenuhi kesehatan reproduksi.
10
oleh bakteri karena organ genitalia rentan terhadap infeksi (Wahyuningtyas,
2016).
11
b) Bila pembalut yang digunakan adalah pembalut sekali pakai, maka
bersihkan/bilas terlibih dahulu pembalut dengan menggunakan air, bungkus
kemudian buanglah di tempat sampah.
c) Bila pembalut digunakann berkali-kali (biasanya terbuat dari bahan handuk
atau katun) segeralah cuci bersih begitu selesai digunakan dan jemur hingga
benar-benar kering, kemudian setrika untuk mematikan kuman, dan siap
untuk digunakan kembali.
12
perempuan saat berhubungan seksual dapat mengakibatkan kanker rahim.
Karena itu khitan pada laki-laki merupakan tindakan yang perlu untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelamin.
13
Media Penyuluhan
1. Poster
14
2. Powerpoint
Promosi Kesehatan
Pengertian Kesehatan
Reproduksi?
Tujuan Kesehatan
Reproduksi?
Faktor-faktor Kesehatan
Reproduksi?
Tahukah Kamu??
Personal Hygiene
Genital ?
Tahukah Kamu?
15
Tujuan Kespro
16
Personal Hygiene Genital
17
Bagaimana Cara Membersihkan
Organ Reproduksi Pada Pria?
P R
A I
Thank you
18
3. Video animasi
Dapat dilihat pada:
https://youtu.be/Gh8VTcLI6vA
https://youtu.be/73YAFe6ighQ
19