Anda di halaman 1dari 19

RANCANGAN PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI

JUDUL:
GENERASI MILENIAL PEDULI KESEHATAN REPRODUKSI

OLEH:
KELOMPOK 6

BACEBA S. TASOIN MARISA D. SINLAE


DEVI BOIMAU NADDYA A.M HENUCK
FITRIANI ARBA NIO T.P NITBANI
GETRUIDA I.S TEFA PHREA D. FEKA
MARIA E. BERE SONIA G. MANTOLAS
MIASNIUSON T.I DAPAJIANGU

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020
Judul
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi: Generasi Milenial Peduli Kesehatan
Reproduksi.

Topik Penyuluhan
Kesehatan Reproduksi Remaja.

Sasaran Penyuluhan
Khayalak yang menjadi sasaran dalam kegiataan ini adalah Siswa-siswi SMA
(usia 15-18 tahun) kelas X, XI, dan XII.

Waktu yang Direncanakan


Hari/tanggal : Jumat, 10 Juli 2020
Jam : 10.00-11.00 WITA

Tempat yang Direncanakan


SMA Negeri 3 Kupang.

Analisis Situasi
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Dalam
masa remaja individu mengalami perubahan fisik, psikis, maupun sosial serta juga
dipengaruhi oleh hormon. Meningkatnya hormon seks pada remaja
mempengaruhi hasrat seksual pada remaja sehingga meningkatkan minat remaja
terhadap perilaku seks bebas/seks pranikah yang mengakibatkan masalah pada
kesehatan reproduksi. Menurut penelitian bahwa perilaku berpacaran pada usia
remaja memiliki kerentanan atau peluang untuk melakukan seks bebas, hal ini di
dukung dengan kondisi psikis dari remaja yang masih labil/mudah dipengaruhi
dalam hal ini bahwa remaja sedang mencari jati dirinya.
Di era milenial ini semua hal gampang diakses seperti kemudahan terhadap
media massa khususnya internet merupakan faktor-faktor penyebab remaja

2
melakukan seks pranikah. Remaja juga akan lebih mudah terpapar pornoografi
dan pornoaksi yang kemudian memicu remaja untuk penasaran melakukan seks
bebas (Notoadmojo,2003).
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial
secara utuh tidak semata mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO,2014).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi adalah perilaku
remaja itu sendiri ditambah dengan pengetahuan remaja terhadap reproduksi
manusia sangat rendah.
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017,
menemukan bahwa 8,3% remaja laki-laki dan 2% remaja perempuan telah
melakukan hubungan seks pranikah. Hubungan seksual terbanyak dilakukan
oleh remaja pria yang berusia 20-24 tahun sebesar 14% dan pada usia 15-19
tahun sebesar 4%. Hampir 80% responden pernah berpegangan tangan, 48,2%
remaja laki-laki dan 29,4% remaja perempuan pernah berciuman, serta 29,5%
remaja laki-laki dan 6,2% remaja perempuan pernah saling merangsang.
Survei juga menemukan bahwa perilaku berpacaran sampai pada tahap ciuman
berpotensi melakukan hubungan seksual.
Hasil survey Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan On
Track Media Indonesia (OTMI) menemukan bahwa sekitar 29% hingga 31%
remaja di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah berhubungan seksual pranikah
(Junita, 2015). Berdasarkan data survei Pusat Informasi dan Konseling yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang tahun 2017 bekerja sama
dengan BKKBN Provinsi Nusa Tenggara Timur, diketahui bahwa presentasi
untuk pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja di Kota Kupang adalah
34%, persentasi untuk perilaku seksual pranikah adalah 27% dan kehamilan
dini diluar nikah dengan persentase 33%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BKKBN (2013) mengenai Pusat
Informasi Kesehatan Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M), NTT memiliki total PIK-
R/M sebanyak 207 dari 309 total kecamatan yang ada serta terdapat 243 total
kecamatan yang belum memiliki kelompok PIK-R/M. Organisasi Induk PIK-R/M

3
di sekolah umum/agama di NTT sebanyak 131, organisasi keagamaan 14 dan
LSM/Organisasi kepemudaan sebanyak 17. Menurut Duta Genre NTT tahun
2019, Yoseph M.A Ngga, untuk di Kota Kupang sendiri sekolah yang
menjalankan program PIK dengan baik hanya di SMPK St. Theresia dan SMAN 2
Kupang, dan untuk kampus, di Undana ada program PIK tapi kurang aktif.
Melihat hal tersebut kelompok berminat untuk melakukan penyuluhan
mengenai kesehatan reproduksi remaja guna memberi pengetahuan pada mereka
bahwa pentingnya menjaga kesehatan reproduksi agar terhindar dari hubungan
seks pranikah yang dapat menyebabkan terjadinya penularan penyakit IMS
dikalangan remaja.

4
ISI
A. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan para remaja perempuan dan laki-laki
diharapkan dapat mengetahui dan memahami mengenai kesehatan
reproduksi.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan para remaja diharapkan:
1. Memahami kesehatan reproduksi
2. Memahami tujuan kesehatan reproduksi
3. Memahami faktor-faktor kesehatan reproduksi
4. Memahami tentang Personal hygiene genital
5. Memahami dampak dari seks pranikah

B. Pokok Bahasan
1. Pengertian kesehatan reproduksi
2. Tujuan kesehatan reproduksi
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi
4. Personal hygiene genital
5. Dampak seks pranikah

C. Metode
Metode yang dipakai untuk penyuluhan ini antara lain:
1. Ceramah. Hal ini karena penyampaian materi dengan bicara adalah cara
alamiah yang paling sering dilakukan terutama dengan jumlah sasaran yang
lebih dari 15 orang. Serta ceramah kesehatan sudah menjadi cara yang umum
dan biasa digunakan untuk berbagi pengetahuan dan fakta kesehatan.
2. Tanya jawab. Agar ceramah tidak terlalu pasif dan terkesan monoton serta
untuk menguji pemahaman para peserta.

5
D. Media penyuluhan
Media yang digunakan kelompok dalam penyuluhan ini adalah:
1. Media visual, yaitu slide (powerpoint) dan proyektor LCD
2. Media cetak (printed material), yaitu poster.
3. Media audiovisual, yaitu video animasi singkat.

E. Rencana evaluasi
1. Evaluasi struktur
Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan sebelum
pelaksanaan kegiatan.
2. Evaluasi proses
a) Peralatan dan tempat tersedia
b) Peserta tersedia
c) Waktu sesuai dengan rencana
3. Evaluasi hasil
a) Mampu menjelaskan materi dengan baik dan lugas
b) Peserta paham dan mampu menjawab pertanyaan

F. Sumber Literatur
Afiyanti, 2016. Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Perempuan
:Promosi,Permasalahan dan Penanganannya dalam Pelayanan
Kesehatan.Cetakan 1. Jakarta : Raja Graffindo Persada

Centers For Disease Control and Prevention (CDC). 2000. The Healthy Newborn

Darmasih, Ririn. 2009. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Pada
Remaja SMA di Surakarta. Skripsi: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Surakarta

6
Demon, Beatrice Palang. 2019. Gambaran Perilaku Kesehatan Reproduksi Pada
Siswa SMA di Kota Kupang Tahun 2019. Skripsi: Universitas Nusa Cendana
Kupang

Departemen Kesehatan RI (1996). Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Jakarta:


Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Harahap, J. 2003. Kesehatan Reproduksi. Bagian kedokteran Fakultas


Kedokteran: Universitas Sumatera Utara

Imron, All. 2011. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Yogyakarta

Kemenkes RI.2003. Kesehatan Reproduksi: Pusat Data dan Informasi Kementrian


Kesehatan RI

Notoadmodjo,S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta ;


2003

Nursal DGA. 2008. Faktor-faktror yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual


SMU Negeri Kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2 (2), 175-180

PIK-KRR-Integrasi Aplikasi BkkbN. Tersedia di https://aplikasi.bkkbn.go.id.


Diakses [05 April 2020]

Sarwono,2003. Psikologi Remaja, Jakarta : PT. Raja Gravido Persada

Suryati. 2012. Perilaku Kebersihan Remaja Saat Menstruasi. Jurnal Health

7
Tkikhau, Joe. 2019. Seleksi Duta Genre NTT-Ciptakan Remaja Penggerak
Program BKKBN. Tersedia di https://gardaindonesia.go.id. Diakses [05 April
2020]

Umairoh, Cholisoh. 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Perilaku


Peruneal Hygiene Pada Remaja Putri Berbasis Precede Proceed Model di
SMPN 45 Surabaya

Widyastuti. 2009. Kesehatan Reproduksi.

8
LAMPIRAN
Materi
Kesehatan Reproduksi

1. Pengertian Kesehatan Reproduksi


Menurut WHO (2008) kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental,
dan sosialyang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya.
Menurut Kemenkes RI (2015), kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara
fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi,dan proses reproduksi. Kesehatan
reproduksi adalah keadaan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosialsecara
utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan
(Harahap 2003).
2. Tujuan Kesehatan Reproduksi
Tujuan utama reproduksi adalah memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
kepada setiap individu secara komprehensif, khususnya kepada remaja agar
mereka mampu menjalani proses reproduksinya secara sehat dan
bertanggungjawab serta terbebas dari perlakuan diskriminasi dan kekerasan.
Adapun tujuan khusus dari pengembangan dari sistem pendidikan dan pelayanan
kesehatan reproduksi bagi remaja adalah:
1. Untuk melindungi remaja dari resiko pernikahan usia dini, kehamilan yang
tidak dikehendaki, aborsi, infeksi menular seksual (IMS), HIV/AIDS dan
kekerasan seksual.
2. Meningkatkan kemandirian remaja dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya termasuk kehidupan seksualitasnya.
3. Meningkatkan peran dan tanggungjawab sosial perempuan dalam konteks
kapan ingin hamil, berapa jumlah anak yang diinginkan dan jarak antar
kehamilan.
4. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial laki-laki.

9
5. Menciptakan dukungan laki-laki dalam membuat keputusan, mencari
informasi dan pelayanan yang memenuhi kesehatan reproduksi.

3. Faktor-faktor Kesehatan Reproduksi


Menurut Centers For Control and Prevention (2000) yang dikutipkan dari buku
Rahyani (2012), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan
reproduksi, yaitu:
1. Kemiskinan
Kemiskinan meliputi ketidak mampuan individu untuk mencukupi kebutuhan
dasar manusia yang pokok.
2. Pendidikan
Pendidikan memiliki pengaruh yang kuat terhadap tingkat dan pola fertilitas.
3. Penyediaan layanan kesehatan
Hambatan utama yang muncul dalam upaya meningkatkan upaya kesehatan
umumnya berasal dari kondisi sosial, ekonomi, budaya atau kondisi lain yang
menghambat untuk mengakses layanan kesehatan.
4. Kekerasan terhadap wanita
Tindak kekerasan dapat terjadi akibat berbagai faktor yang meliputi
individual, hubungan dekat, sosial budaya dan lingkungan.
5. Perekonomian
Status sosial ekonomi yang rendah membahayakan kesehatan wanita. Tingkat
perekonomian global yang rendah akan mempengaruhi tingginya angka
pelacuran yang juga berdampak pada peningkatan penyebaran IMS.
6. Lingkungan
Remaja yang tinggal di area perkotaan berisiko tinggi mengalami gangguan
kesehatan dan menerima dampak sosial akibat aktivitas hubungan seksual
yang tidak terlindungi diusia yang lebih dini.

4. Personal Hygiene Genital


Personal hygiene genital adalah praktik dalam menjaga kebersihan genitalia
yang dilakukan secara mandiri untuk mencegah infeksi yang retan disebabkan

10
oleh bakteri karena organ genitalia rentan terhadap infeksi (Wahyuningtyas,
2016).

A. Cara Membersihkan Organ Reproduksi Pada Perempuan


Cara memlihara dan menjaga kebersihan organ reproduksi pada
perempuan (Kemenkes RI, 2012)
1. Bersihkan alat kelamin dan sekitarnya paling sedikit setiap setelah
buang air besar, buang air kecil, dan pada saat mandi.
2. Sebelum membersihkan alat kelamin, bersihkan lebih dahulu anus
dan sekitarnya dengan sabun, kemudian bilas bersih dengan air. Lakukan
membersihkan anus dengan gerakan ke arah belakang, agar kotoran dari
anus tidak terbawa ke depan ke arah alat kelamin.
3. Kemudian, cuci tangan dengan sabun sampai bersih, telapak dan
punggung tangan, sela-sela jari dan kuku, lalu bilas bersih dengan air.
4. Setelah itu barulah bersihkan alat kelamin dengan sabun. Bersihkan
semua bagian alat kelamin sampai keseluruh lipatan/lekuk sehingga
tidak ada kotoran yang tertinggal.
5. Cara membersihkannya: Sabunlah semua bagian luar yang berambut,
dan semua bagian, sampai ke lipatan/lekuk dari arah depan, baru
siram/bilas dengan air bersih juga dari arah depan ke belakang.
Kemudian keringkan dengan tisu atau handuk kering yang bersih,
dengan cara menekan, jangan menggosok. Jangan mengeringkan dengan
menggerakan handuk atau tissue maju-mundur, karena gerakan tersebut
akan menyebabkan handuk atau tissue yang sudah mengenai usus akan
mengenai alat kelamin
Pada saat haid dinding bagian dalam rahim terlepas sehingga amat mudah
terkena infeksi, oleh karenanya sangat perlu menjaga kebersihan dengan cara:
a) Menggunakan pembalut bersih dan ganti secara teratur 2-3 kali/3-4 jam
dalam sehari atau setiap setelah buang air kecil, atau bila pembalut telah
penuh darah, atau saat mandi.

11
b) Bila pembalut yang digunakan adalah pembalut sekali pakai, maka
bersihkan/bilas terlibih dahulu pembalut dengan menggunakan air, bungkus
kemudian buanglah di tempat sampah.
c) Bila pembalut digunakann berkali-kali (biasanya terbuat dari bahan handuk
atau katun) segeralah cuci bersih begitu selesai digunakan dan jemur hingga
benar-benar kering, kemudian setrika untuk mematikan kuman, dan siap
untuk digunakan kembali.

B. Cara Membersihkan Organ Reproduksi Pada Laki-Laki


Cara memlihara dan menjaga kebersihan organ reproduksi laki-laki
(Kemenkes RI, 2012)
1. Membersihkan alat kelamin dan sekitarnya paling sedikit setiap setelah
buang air besar, membuang air kecil, dan pada saat mandi.
2. Membersihkan lebih dahulu anus dan sekitarnya dengan sabun,
kemudian bilas bersih dengan air. Setelah itu cuci tangan, telapak dan
punggung tangan, sela-sela jari dan kuku menggunakan sabun, lalu bilas
dengan air bersih.
3. Sekarang bersihkanlah organ kelamin. Pertama-tama sabunlah daerah
sekitar pangkal penis yang berambut, buah zakar, batang penis, sabun
bersih seluruhnya, kemudian bilas bersih dengan air. Bersihkanlah organ
kelamin. Pertama-tama sabunlah daerah sekitar pangkal penis yang
berambut, buah zakar, batang penis, sabun bersih seluruhnya, kemudian
bilas bersih dengan air.
4. Kemudian tariklah kulit batang penis ke arah atas sampai terlihat bagian
yang berlekuk pada kepala penis (glans). Hal ini perlu dilakukan karena
pada bagian yang berlekuk mengendap produk kelenjar yang disebut
smegma.
5. Semua bagian harus disabun dan dibersihkan sampai tidak ada kotoran
(smegma) yang tertinggal.
6. Kotoran (smegma) yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi pada laki-
laki. Menurut penelitian para ahli, smegma yang masuk ke alat kelamin

12
perempuan saat berhubungan seksual dapat mengakibatkan kanker rahim.
Karena itu khitan pada laki-laki merupakan tindakan yang perlu untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelamin.

5. Dampak Seks Pranikah


Perilaku seks pranikah dapat menimbulkan beberapa dampak diantaranya
remaja menjadi rentan terhadap infeksi menular seksual, kehamilan yang tidak
diinginkan yang akan menuju pada tindakan aborsi, penggunaan narkoba, dan
gangguan psikologis yang menyebabkan turunnya rasa percaya diri, stres, bahkan
depresi (Sarwono,2003).
1. Rentan terhadap infeksi menular seksual
Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, dengan
kebiasaan berganti-ganti pasangan dan melakukan anal seks yang
menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular penyakit menular
seksual seperti : sifilis, gonore, herpes, dan AIDS.
2. Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan yang tidak diinginkan akan membawa remaja kepada dua
pilihan yaitu melanjutkan kehamilan atau menggugurkannya. Komplikasi
yang sering terjadi pada kehamilan anak muda adalah terjadinya
perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia, dan persalinan
kasip.
3. Konsekuensi psikologis
Dalam pandangan masyarakat, remaja putri yang hamil merupakan aib
keluarga yang melanggar norma-norma sosial dan agama. Penggajian
sosial itu tidak jarang meresap dan terus tersosialisasi dalam dirinya.
Perasaan bingung, cemas, malu, dan rasa bersalah yang dialami setelah
mengetahui kehamilannya bercampur dengan perasaan depresi dan pesimis
terhadap masa depan yang kadang disertai dengan rasa benci dan marah
terhadap diri sendiri.

13
Media Penyuluhan

1. Poster

14
2. Powerpoint

Kesehatan Reproduksi Remaja

Generasi Milenial Peduli Kesehatan Reproduksi

Promosi Kesehatan

Pengertian Kesehatan
Reproduksi?

Tujuan Kesehatan
Reproduksi?

Faktor-faktor Kesehatan
Reproduksi?
Tahukah Kamu??
Personal Hygiene
Genital ?

Tahukah Kamu?

15
Tujuan Kespro

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Kesehatan reproduksi remaja

16
Personal Hygiene Genital

Personal hygiene genital adalah praktik


dalam menjaga kebersihan genitalia
yang dilakukan secara mandiri untuk
mencegah infeksi yang retan disebabkan
oleh bakteri karena organ genitalia
rentan terhadap infeksi (Wahyuningtyas,
2016).

Bagaimana Cara Membersihkan Organ Reproduksi Pada


Perempuan pada saat Menstruasi?

17
Bagaimana Cara Membersihkan
Organ Reproduksi Pada Pria?

P R

A I

Dampak Dari SEKS PRA-NIKAH??

Thank you

18
3. Video animasi
Dapat dilihat pada:
https://youtu.be/Gh8VTcLI6vA
https://youtu.be/73YAFe6ighQ

19

Anda mungkin juga menyukai