Anda di halaman 1dari 122

GAMBARAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI, DAN

POLA MAKAN WANITA OVERWEIGHT DAN


OBESITAS DI LADY’S CENTRE MEDAN
TAHUN 2020

SKRIPSI

Oleh

FADILAH RAHMA LUBIS


NIM. 161000180

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021

Universitas Sumatera Utara


GAMBARAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI, DAN
POLA MAKAN WANITA OVERWEIGHT DAN
OBESITAS DI LADY’S CENTRE MEDAN
TAHUN 2020

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

FADILAH RAHMA LUBIS


NIM. 161000180

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021

Universitas Sumatera Utara


i
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal: 25 September 2020

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si.


Anggota : 1. Dr. Dra. Jumirah, Apt., M.Kes.
2. Ernawati Nasution, S. K. M., M.Kes.

ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul

“Gambaran Body Image, Pengetahuan Gizi, dan Pola Makan Wanita

Overweight dan Obesitas di Lady’s Centre Medan Tahun 2020” beserta seluruh

isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

klaim dari pihak lain terhadap keaslian saya ini.

Medan, September 2020

Fadilah Rahma Lubis

iii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak

Berdasarkan survei pendahuluan, 70 wanita yang mengikuti olahraga di Lady’s


Centre Medan dan empat puluh dua wanita dewasa diantaranya mengalami
overweight dan obesitas. Beberapa alasan wanita dewasa mengikuti olahraga di
Lady’s Centre karena ingin menurunkan berat badan dan mengencangkan tubuh
yang disebabkan ketidakpuasan pada body imagenya sebanyak 26 orang (50%),
seperti merasa bentuk, ukuran, dan penampilan tubuhnya kurang menarik karena
selalu merasa gemuk. Ketidakpuasan pada body image ini dapat mempengaruhi
pola makan seperti melampiaskan emosinya dengan makan dan dapat berisiko
mengalami stres. Pemilihan bahan makanan dan konsumsi makanan sehari-hari
yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui gambaran body image, pengetahuan gizi, dan pola makan wanita
overweight dan obesitas di Lady’s Centre Medan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan
melalui wawancara dengan menilai body image menggunakan Metode Figure
Rating Scale (FRS), menilai pengetahuan gizi menggunakan kuesioner, dan
menilai pola makan dengan food recall 2x24 jam (Menanyakan makanan dan
minuman termasuk suplemen, makanan selingan, kemudian mengonversi berat
makanan sesuai Daftar Komposisi Bahan Makanan). Populasi dan Sampel dalam
penelitian ini seluruh anggota Lady’s Centre berjumlah 52. Analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif dengan ditribusi frekuensi. Hasil penelitian
menunjukkan perbandingan yang sama antara responden yang memiliki body
image positif dengan body image negatif, yaitu masing-masing 50,0%.
Pengetahuan gizi responden tergolong kurang, yaitu 69,3%. Tingkat konsumsi
energi, protein, lemak, dan karbohidrat juga tergolong kurang dikarenakan sedang
dalam program untuk menurunkan berat badan. Diharapkan kepada anggota dan
masyarakat untuk tetap menyeimbangkan kecukupan zat gizi makro di dalam
tubuh dengan mengonsumsi gandum, beras merah, telur, daging rendah lemak,
yogurt, kacang-kacangan, buah, dan sayur-sayuran.

Kata kunci: Overweight, obesitas, body image

iv
Universitas Sumatera Utara
Abstract

Based on a preliminary survey, 70 women who participated in sports at Lady's


Centre Medan and forty-two adult women were obese and obese. Some of the
reasons adult women participate in sports at Lady's Centre because they want to
lose weight and tone the body due to the dissatisfaction with the body image of 26
people (50%), such as body shape, size, and appearance is less attractive because
they always feel fat. Dissatisfaction with body image can affect eating patterns
such as to vent emotions by eating and can experience stress. Selection of food
ingredients and daily food consumption can affect a person's nutritional status.
The study aimed to determine the body image, nutritional knowledge, and diet of
obese and obese women at Lady's Centre Medan. This type of research is a
descriptive study with a cross sectional design. The research was conducted
through interviews by assessing body image using the Figure Rating Scale (FRS)
method, assessing nutritional knowledge using a questionnaire, and assessing diet
with a 2x24 hour food recall (Asking about food and beverages including
supplements, distractions, then managing food weight List of ingredients Food).
Population and sample in this study all members of Lady's Centre got 52. The
data analysis used was descriptive analysis with frequency distribution. The
results showed the same comparison between respondents who had a positive
body image and a negative body image, namely 50.0% each. Respondents'
knowledge of nutrition is less, namely 69.3%. The level of consumption of energy,
protein, fat, and carbohydrates is also classified as less because it is in a program
to lose weight. It is hoped that the members and the Community will continue to
balance the adequacy of macronutrients in the body by consuming wheat, brown
rice, eggs, low-fat meats, yogurt, nuts, fruits, and vegetables.

Keywords: Overweight, obesity, body image

v
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Body

Image, Pengetahuan Gizi, dan Pola Makan Wanita Overweight dan Obesitas

di Lady’s Centre Medan Tahun 2020”. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yudistina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si., selaku Ketua Departemen Gizi

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan

sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam

penyempurnaan skripsi ini.

4. Dr. Dra. Jumirah, Apt., M.Kes., selaku Dosen Penguji I dan Ernawati

Nasution, S.K.M., M.Kes., selaku Dosen Penguji II yang telah membimbing

penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Marihot Oloan Samosir, S.T., selaku staf Departemen Gizi Kesehatan

Masyarakat yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk

membantu penulis dalam memberi informasi apapun yang penulis butuhkan

serta seluruh dosen beserta staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

vi
Universitas Sumatera Utara
6. Siska Herly Juliana Sianturi, S.E., selaku owner Lady’s Centre Medan yang

telah memberikan izin melakukan survei pendahuluan, penelitian, dan

memberikan informasi terkait dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Orangtua penulis Rahmat Lubis dan Rimadhani Lubis yang telah

membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, dukungan,

semangat, fasilitas, serta doa yang selalu diberikan kepada penulis dalam

menyelesaikan pendidikan.

8. Saudara kandung penulis, Muhammad Iqbal Syam Lubis, atas kasih sayang,

dukungan, serta doa yang diberikan selama ini.

9. Sahabat terbaik selama masa perkuliahan Angelina Audina, Aprili Hafiza,

Cynthia Sormin, Saralita Meliala, dan Yesica Ginting terima kasih atas

semangat, hiburan, bantuan, pendapat serta saran dalam pengerjaan skripsi ini.

10. Keluarga besar Gizi Kesehatan Masyarakat angkatan 2017 dan 2018 untuk

kesempurnaan dalam suka duka selama perkuliahan.

11. Semua pihak yang telah membantu, baik bantuan dukungan, saran, doa,

kerjasama, dan masukan-masukan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh

sebab itu, peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti

berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat

bagi pembaca.

Medan, September 2020

Fadilah Rahma Lubis

vii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran xii
Daftar Istilah xiii
Riwayat Hidup xiv

Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 5
Tujuan umum 5
Tujuan khusus 5
Manfaat Penelitian 5

Tinjauan Pustaka 7
Overweight dan Obesitas 7
Faktor penyebab overweight 7
Penggolongan timbulnya overweight berdasarkan umur 8
Faktor risiko obesitas 9
Perkembangan obesitas pada wanita dewasa 11
Dampak obesitas 11
Pengukuran overweight dan obesitas 12
Body Image 13
Respon body image 13
Kaitan body image dengan status gizi overweight dan obesitas 14
Pengukuran body image 15
Pengetahuan Gizi 16
Kaitan pengetahuan gizi dengan status gizi overweight
dan obesitas 17
Pengukuran pengetahuan gizi 17
Pola Makan 18
Kebutuhan gizi orang dewasa 19
Kaitan pola makan dengan status gizi overweight dan obesitas 21
Pengukuran pola makan 22

viii
Universitas Sumatera Utara
Landasan Teori 24
Kerangka Konsep 24

Metode Penelitian 26
Jenis Penelitian 26
Lokasi dan Waktu Penelitian 26
Populasi dan Sampel 26
Variabel dan Definisi Operasional 26
Metode Pengumpulan Data 28
Metode Pengukuran 29
Metode Analisis Data 32

Hasil Penelitian 34
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 34
Visi dan Misi 35
Karakteristik Responden 35
Body Image 37
Pengetahuan Gizi 38
Pola Makan 38
Distribusi Variabel Dependen dengan Variabel Independen 40

Pembahasan 45
Overweight dan Obesitas 45
Body Image 46
Pengetahuan Gizi 49
Pola Makan 52
Keterbatasan Penelitian 59

Kesimpulan dan Saran 60


Kesimpulan 60
Saran 60

Daftar Pustaka 62
Lampiran 69

ix
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Klasifikasi IMT menurut WHO Tahun 2004 12

2 Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada Kelompok Wanita Dewasa 21

3 Distribusi Responden menurut Umur, Pekerjaan, dan Status Gizi 36

4 Distribusi Jawaban Persepsi Body Image 37

5 Distribusi Persepsi Body Image 37

6 Distribusi Kategori Pengetahuan Gizi 38

7 Distribusi Pola Makan Berdasarkan Jenis Makanan 39

8 Distribusi Kategori Tingkat Kecukupan Energi, Protein, Lemak,


dan Karbohidrat 39

9 Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Body Image 40

10 Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Pengetahuan Gizi 41

11 Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Tingkat Konsumsi


Energi 42

12 Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Tingkat Konsumsi


Protein 42

13 Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Tingkat Konsumsi


Lemak 43

14 Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Tingkat Konsumsi


Karbohidrat 44

15 Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Tingkat Konsumsi


Serat 44

x
Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Penilaian persepsi tubuh menggunakan Figure Rating Scale


(FRS) 16

2 Landasan teori 24

3 Kerangka konsep 24

4 Body image 30

5 Lady’s Centre Medan 35

xi
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian 69

2 Master Data 73

3 Output SPSS 78

4 Dokumentasi Penelitian 103

5 Surat Permohonan Izin Penelitian 104

6 Surat Balasan Izin Penelitian 105

7 Surat Selesai Penelitian 106

xii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah

AKG Angka Kecukupan Gizi


BMI Body Mass Index
FRS Figure Rating Scale
IMT Indeks Masa Tubuh
URT Ukuran Rumah Tangga
WHO World Health Organization

xiii
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Hidup

Penulis bernama Fadilah Rahma Lubis berumur 22 tahun, dilahirkan di

Pematang Siantar pada tanggal 04 Maret 1998. Penulis beragama Islam, anak

pertama dari dua bersaudara dari pasangan Rahmat Lubis dan Rimadhani Lubis.

Pendidikan formal dimulai di TK Adnani Panyabungan Tahun 2003 –

2004. Pendidikan sekolah dasar di SD Swasta Adnani Tahun 2004 – 2010,

sekolah menengah pertama di SMPN 2 Panyabungan Tahun 2010 – 2013, sekolah

menengah atas di SMAN 1 Panyabungan Tahun 2013 – 2015, sekolah menengah

atas di SMAN 2 Medan Tahun 2015 – 2016, selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

Medan, September 2020

Fadilah Rahma Lubis

xiv
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan

Latar Belakang

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2013,

kelebihan berat badan menempati urutan kelima dari risiko penyebab kematian

global. Hal ini ditunjukkan dari setiap tahun 2,8 juta orang dewasa meninggal

karena obesitas. Oleh karena itu, obesitas menjadi masalah epidemiologi yang

menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dunia (Adriani & Wijatmadi,

2012).

Berdasarkan data WHO tahun 2014, jumlah orang dewasa usia diatas 18

tahun yang mengalami kelebihan berat badan lebih dari 1,9 miliar orang dan yang

mengalami obesitas 600 juta orang dengan rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT)

24 kg/m2. Amerika merupakan wilayah dengan prevalensi kelebihan berat badan

tertinggi dan South-East Asia merupakan wilayah dengan prevalensi kelebihan

berat badan terendah. Di seluruh wilayah, jumlah perempuan lebih tinggi

dibandingkan dengan laki-laki yang mengalami obesitas (Kementerian Kesehatan

RI, 2018).

Di Indonesia, berdasarkan hasil utama Riskesdas tahun 2018 menunjukkan

bahwa proporsi berat badan lebih pada dewasa usia diatas 18 tahun meningkat

dari tahun 2007 sebagai berikut 8,6% (Riskesdas 2007), 11,5% (Riskesdas 2013),

dan 13,6% (Riskesdas 2018). Kemudian proporsi obesitas pada dewasa usia diatas

18 tahun juga meningkat dari tahun 2007 sebagai berikut 10,5% (Riskesdas 2007),

14,8% (Riskesdas 2013), 21,8% (Riskesdas 2018). Proporsi kelebihan berat badan

tertinggi pada dewasa usia diatas 18 tahun berada di Provinsi Sulawesi Utara

1
Universitas Sumatera Utara
2

(16,3%) dan proporsi kelebihan berat badan terendah pada dewasa usia diatas 18

tahun berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (8,8%). Proporsi obesitas tertinggi

pada dewasa usia diatas 18 tahun juga berada di Provinsi Sulawesi Utara (30,2%)

dan proporsi obesitas terendah pada dewasa usia diatas 18 tahun juga berada di

Provinsi Nusa Tenggara Timur (10,3%). Kelebihan berat badan dan obesitas lebih

banyak dialami oleh perempuan dibandingkan dengan laki laki sebagai berikut

perempuan dengan berat badan lebih (15,1%) dan laki-laki dengan berat badan

lebih (12,1%), kemudian perempuan obesitas (29,3%) dan laki-laki obesitas

(14,5%) (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Kelebihan berat badan atau overweight merupakan kondisi berat badan

seseorang yang melebihi berat badan normal (Hastuti, 2018). Seseorang yang

mengalami overweight akan berisiko mengalami obesitas. Obesitas adalah kondisi

terjadinya penimbunan lemak secara berlebihan dalam waktu lama karena

ketidakseimbangan antara asupan energy (energy intake) dengan energy yang

digunakan (energy expenditure) (WHO, 2000). Obesitas dapat menjadi faktor

risiko penyakit lainnya yang dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.

Metode yang paling banyak digunakan untuk mengetahui status gizi orang

dewasa adalah dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) seseorang yang

diperoleh dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan

(m2). Pengukuran berat badan dapat diperoleh dengan menggunakan timbangan

berat badan. Sedangkan pengukuran tinggi badan dapat diperoleh dengan

menggunakan microtoise (Sudargo, LM, Rosiyani, & Kusmayanti, 2016).

Seseorang dapat dikatakan mengalami overweight jika hasil IMT > 25 – 29,9,

Universitas Sumatera Utara


3

obesitas I jika hasil IMT 30 – 34,9, obesitas II jika hasil IMT 35 – 39,9, dan

obesitas III jika hasil IMT ≥ 40,0 (WHO, 2004).

Faktor-faktor penyebab obesitas antara lain faktor genetik, psikologis,

asupan makanan, pengetahuan, kurang aktivitas fisik, kemudahan hidup, juga

kemajuan teknologi dan transportasi (Fitriah, 2007). Faktor psikologis, seperti

banyak orang yang melampiaskan emosinya dengan konsumsi makanan secara

berlebihan. Gangguan emosi ini merupakan body image negatif yang banyak

terjadi pada wanita yang menderita overweight dan obesitas. Wanita dengan status

berat badan overweight dan obesitas cenderung memiliki ketidakpuasan body

image yang lebih besar dibanding perempuan dengan status berat badan normal

(Buxton, 2008). Kesadaran yang berlebihan mengenai kegemukannya serta rasa

tidak nyaman dalam pergaulan sosial dapat menyebabkan dua pola makan

abnormal yang dapat menjadi pencetus terjadinya obesitas, yaitu makan dalam

jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada

malam hari). Faktor pengetahuan yang terdiri dari pengetahuan tentang

pengaturan makanan, cara pengolahan makanan, dan pengetahuan mengenai

kandungan gizi dalam bahan makanan (Surajiyao, 2007). Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Jaminah & Mahmudiono (2018) pada karyawan perempuan di

instalasi gizi RSUD. Dr. Soetomo juga menunjukkan bahwa semakin tinggi

tingkat pengetahuan gizinya, makan cenderung tidak mengalami obesitas. Orang

yang mengalami overweight dan obesitas lebih responsif terhadap isyarat lapar

eksternal, seperti rasa dan bau makanan atau saatnya waktu makan dibanding

orang yang memiliki berat badan normal. Orang yang gemuk cenderung makan

Universitas Sumatera Utara


4

bila ia merasa ingin makan, bukan merasa saat ia lapar. Pola makan yang berlebih

inilah yang menyebabkan seseorang yang sudah gemuk sulit keluar dari

kegemukan, jika seseorang tidak memiliki kontrol dan motivasi diri yang kuat

untuk mengurangi berat badan (H.R, Siyoto, & Nurwijayanti, 2017).

Menurut Ilfa (2010), kategori usia dewasa awal dari usia 18 – 40 tahun,

dewasa madya dari usia 41 – 60 tahun, dan dewasa lanjut > 60 tahun. Berdasarkan

survei pendahuluan, 70 wanita yang mengikuti olahraga di Lady’s Centre Medan

termasuk kategori usia dewasa, yaitu dari usia 18 – 60 tahun. Empat puluh dua

wanita dewasa diantaranya mengalami overweight dan obesitas. Hal ini dapat

menggambarkan bahwa masalah overweight dan obesitas masih cukup tinggi.

Beberapa alasan wanita dewasa mengikuti olahraga di Lady’s Centre Medan

karena ingin menurunkan berat badan dan mengencangkan tubuh. Rata-rata

responden cenderung memiliki ketidakpuasan pada body imagenya, seperti

merasa bentuk, ukuran, dan penampilan tubuhnya kurang menarik karena selalu

merasa gemuk. Ketidakpuasan pada body image ini dapat mempengaruhi pola

makan seperti melampiaskan emosinya dengan makan dan dapat berisiko

mengalami stres di masa yang akan datang. Pola makan yang tidak dijaga inilah

yang menyebabkan seseorang yang sudah gemuk sulit keluar dari kegemukan.

Pemilihan bahan makanan dan konsumsi makanan sehari-hari yang dapat

mempengaruhi status gizi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan

gizinya. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian

tentang “Gambaran Body Image, Pengetahuan Gizi, dan Pola Makan Wanita

Overweight dan Obesitas di Lady’s Centre Medan.”

Universitas Sumatera Utara


5

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian

yang akan dilakukan adalah “Bagaimana gambaran body image, pengetahuan gizi,

dan pola makan wanita overweight dan obesitas di Lady’s Centre Medan?”

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Untuk mengetahui gambaran body image, pengetahuan

gizi, dan pola makan wanita overweight dan obesitas di Lady’s Centre Medan.

Tujuan khusus. Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui persepsi body image wanita yang mengalami overweight

dan obesitas di Lady’s Centre Medan.

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan gizi berdasarkan Pedoman Umum Gizi

Seimbang (PUGS) pada wanita yang mengalami overweight dan obesitas di

Lady’s Centre Medan.

3. Untuk mengetahui pola makan berdasarkan tingkat kecukupan energi, tingkat

kecukupan karbohidrat, tingkat kecukupan protein, dan tingkat kecukupan

lemak wanita yang mengalami overweight dan obesitas di Lady’s Centre

Medan.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada wanita

yang mengalami overweight dan obesitas :

1. Untuk dapat memberikan informasi mengenai body image dan dapat

menumbuhkan kepuasaan body image pada wanita yang mengalami

overweight dan obesitas.

Universitas Sumatera Utara


6

2. Untuk dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan pola makan seimbang pada

wanita yang mengalami overweight dan obesitas, sehingga mempunyai

motivasi diri yang kuat untuk mengurangi berat badan.

Universitas Sumatera Utara


Tinjauan Pustaka

Overweight dan Obesitas

Menurut Purnawati (2009), overweight adalah kelebihan berat badan

seseorang dibandingkan dengan berat badan normal yang disebabkan oleh

penimbunan jaringan lemak. Seseorang dikatakan overweight bila jumlah lemak

di dalam tubuh 10 – 20% di atas nilai normal. Adanya ketidakseimbangan antara

kalori yang dikonsumsi dengan energi yang dikeluarkan menyebabkan kelebihan

jumlah lemak di dalam tubuh (Supeni dan Asmayuni, 2007).

Menurut Astawan dan Leomitro (2009) overweight atau berat badan lebih

adalah keadaan berat badan seseorang yang sudah melebihi normal, namun belum

sampai kategori obesitas. Seseorang yang menderita overweight mempunyai

risiko menderita obesitas jika tidak memiliki kontrol dan motivasi diri yang kuat

untuk mengurangi berat badan. Jika dinilai berdasarkan Indeks Masa Tubuh

(IMT), seseorang dikatakan overweight bila 25 – 29,9 (WHO, 2004).

Obesitas (obesity) berasal dari bahasa latin yaitu “ob” yang berarti “akibat

dari” dan “esum” artinya “makan”. Oleh karena itu, obesitas dapat diartikan

“akibat dari pola makan yang berlebihan (Adams dkk., 2002; Syarif, 2003).

Menurut WHO (2015), obesitas adalah kejadian akumulasi lemak yang abnormal

atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan.

Faktor penyebab overweight (Purwanti, 2002). Faktor-faktornya yaitu:

Faktor genetik. Jika kedua orang tuanya mengalami overweight, maka

80% anak memiliki risiko overweight. Bila salah satu orang tuanya mengalami

overweight, maka 40% anak memiliki risiko overweight. Jika kedua orang tuanya

7
Universitas Sumatera Utara
8

tidak mengalami overweight, maka prevalensinya turun menjadi 14%.

Faktor psikologis. Ketidakseimbangan keadaan emosional dapat

menyebabkan individu untuk melarikan diri dengan cara banyak mengonsumsi

makanan yang mengandung kalori atau kolesterol tinggi yang dapat menyebabkan

terjadinya overweight (Dariyo, 2004). Seseorang dapat menimbukan sikap yang

berbeda-beda dalam mengatasi perilaku stress, cemas, dan takut, misalnya dengan

konsumsi makanan kesukaan secara berlebihan.

Pola makan yang berlebihan. Selain makan berlebihan, makan terburu-

buru, menghindari makan pagi, dan kebiasaan makan makanan ringan dapat

menyebabkan terjadinya overweight.

Kurang melakukan aktivitas fisik. Kurang melakukan aktivitas dapat

menyebabkan penumpukan lemak atau kelebihan kalori yang akan menjadi faktor

penyebab overweight.

Penggunaan obat-obatan. Beberapa obat yang diberikan dengan maksud

menyembuhkan juga merangsang seseorang cepat lapar sehingga akan

meningkatkan nafsu makannya. Penggunaan obat-obatan dapat menjadi faktor

penyebab peningkatan berat badan (Rimbawan, 2004).

Penggolongan timbulnya overweight berdasarkan umur

(Wirakusumah, 2000). Faktor-faktornya yaitu:

Overweight pada masa bayi. Dari beberapa hasil penelitian menujukkan

bahwa dari jumlah bayi usia enam bulan pertama yang menderita kegemukan,

lebih dari sepertiga menjadi lebih gemuk pada usia dewasa. Oleh karena itu,

kegemukan pada usia bayi harus dihindari.

Universitas Sumatera Utara


9

Overweight pada masa kanak-kanak. Timbulnya kelebihan lemak pada

tubuh seseorang mulai usia dua tahun sampai usia remaja. Faktor pola makan

yang salah dan kurangnya aktifitas fisik menjadi penyebab timbulnya kegemukan

pada masa kanak-kanak.

Overweight pada masa dewasa. Sering ditemukan timbulnya kegemukan

pada masa dewasa karena sudah gemuk dari masa kanak-kanak. Pada usia 20 – 30

tahun, kebanyakan orang sedang sibuk bekerja, sehingga menyebabkan seseorang

kurang melakukan kegiatan olahraga. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya

lemak yang berlebihan.

Faktor risiko obesitas. Faktor-faktornya yaitu:

Umur. Seiring bertambah usia seseorang, maka kemampuan metabolisme

makanan tubuh akan melambat. Sehingga, menyebabkan perlambatan dalam

pembakaran kalori. Jadi semakin bertambahnya usia seseorang tanpa mengurangi

asupan kalori akan terjadi penumpukan energi dalam tubuh dan menyebabkan

obesitas (Bantarpraci, 2012). Setelah usia 40 tahun, seseorang memiliki risiko

mengalami kenaikan berat badan karena pada masa tersebut kebanyakan orang

dewasa mencapai puncak karirnya.

Hasil penelitian yang dilakukan Christina pada tahun 2008 di perusahaan

migas X, Kalimantan Timur menunjukkan bahwa proporsi obesitas lebih tinggi

pada responden usia > 40 tahun (53,0%) dibandingkan dengan responden yang

berumur ≤ 40 (37,2%). Dapat diketahui bahwa responden dengan usia > 40 tahun

memiliki risiko 2 kali lebih tinggi mengalami obesitas dibandingkan dengan

responden dengan usia ≤ 40 tahun.

Universitas Sumatera Utara


10

Jenis kelamin. Obesitas dapat terjadi pada pria maupun wanita, tetapi

obesitas lebih banyak dijumpai pada wanita karena cenderung mengalami

peningkatan penyimpanan lemak (WHO, 2011). Menurut Adriani dan Wirjatmadi

(2012) juga obesitas lebih banyak ditemukan pada wanita karena metabolisme

pada wanita lebih rendah apalagi pada saat pasca menopause.

Penelitian yang dilakukan oleh Siltonga (2008) mengenai pola makan dan

aktivitas fisik pada orang dewasa yang mengalami obesitas dari keluarga miskin

di Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang

menyebutkan bahwa persentase perempuan yang mengalami obesitas tingkat I

(67,92%) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (26,42%). Kemudian

persentase perempuan yang mengalami obesitas tingkat II sebanyak 5,66% dan

laki-laki 0%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih

banyak perempuan yang mengalami obesitas dibandingkan dengan laki-laki.

Tingkat pendapatan. Banyak anggapan kejadian obesitas sebagian besar

dialami oleh seseorang yang memiliki tingkat ekonomi tinggi karena semakin

tinggi kemakmuran seseorang maka semakin tinggi tingkat kejadian obesitas.

Dimana kejadian tersebut dapat terjadi di desa maupun di kota, sehingga

perubahan pola hidup akan memegang peranan yang penting dalam penanganan

obesitas (Robbin, 1999 dalam Christina, 2008).

Dari hasil penelitian Christina pada tahun 2008 mengatakan bahwa

proporsi obesitas lebih tinggi pada pegawai staf (55,2%) dibandingkan dengan

non staf (39,6%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai staf memiliki

kecenderungan 2 kali untuk mengalami obesitas. Dimana pegawai staf memiliki

Universitas Sumatera Utara


11

tingkat pendapatan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang non staf.

Perkembangan obesitas pada wanita dewasa (Hastuti, 2018). Rata-rata

wanita mulai mengalami kenaikan berat bada berlebih setelah masa pubertas.

Kemudian berat badan akan dipengaruhi oleh kehamilan, penggunaan kontrasepsi

oral, dan akibat menopause.

Kehamilan. Beberapa kasus pada wanita, berat badan dapat naik hingga

lebih 50 kg pada masa kehamilan. Wanita dengan status nullipara akan mengalami

kenaikan berat badan lebih besar dibandingkan dengan wanita dengan status

primapara karena wanita dengan status nullipara akan mengalami kenaikan berat

badan antara 2 – 3 kg lebih.

Kontrasepsi oral. Hasil penelitian pada beberapa wanita menunjukkan

kontrasepsi oral dapat menginisiasi peningkatan berat badan, terkait dari

pemberian dosis pil estrogen yang diberikan.

Menopause. Pada masa menopause, terjadi penurunan sekresi esterogen

dan progesterone mengubah lemak secara biologis, sehingga terjadi peningkatan

deposisi lemak sentral.

Dampak obesitas. Dampak obesitas dapat terjadi dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Dampak-dampak tersebut dapat menimbulkan gangguan

atau masalah psikososial dan kesehatan seseorang yang menderita obesitas.

Gangguan psikososial. Menurut Thompson (2001), pada kelompok anak,

remaja, dan dewasa muda yang mengalami obesitas dapat berpengaruh pada

perkembangan psikososialnya. Gangguan psikososial yang biasanya muncul

adalah gangguan citra tubuh. Gangguan citra tubuh tersebut dapat menyebabkan

Universitas Sumatera Utara


12

rasa tidak puas pada dirinya, rasa kurang percaya diri, merasa dijauhkan, hingga

dapat menyebabkan seseorang depresi. Perasaan ini lah yang dapat menyebabkan

seseorang yang menderita obesitas menarik diri dari lingkungan sosialnya.

Gangguan kesehatan. Obesitas dapat menimbulkan penyakit jantung,

hipertensi, diabetes, stroke, hingga kematian dini (Wiramihardja, 2000). Obesitas

juga dapat menyebabkan gangguan pernafasan seperti infeksi saluran nafas,

mendengkur saat tidur, dan sering mengantuk pada siang hari (Santrock, 2002).

Pengukuran overweight dan obesitas. Diagnosis overweight dan obesitas

seseorang dapat dilakukan dengan pengukuran Body Mass Index (BMI) atau

Indeks Massa Tubuh (IMT). Nilai IMT dapat dihitung dengan rumus (Waspadji

dkk, 2003):

( )
( )

Pengukuran berat badan dapat diperoleh dengan menggunakan timbangan

berat badan. Sedangkan pengukuran tinggi badan dapat diperoleh dengan

menggunakan microtoise (Sudargo, LM, Rosiyani, & Kusmayanti, 2016).

Pengukuran dengan IMT juga merupakan bagian dari penentuan status gizi

seseorang. Berikut kategori status gizi berdasarkan nilai IMT menurut WHO

tahun 2004.

Tabel 1

Kategori IMT menurut WHO Tahun 2004

Kategori IMT Risiko Penyakit


Berat badan berlebih (overweight) 25 – 29,9 Meningkat
Obesitas – kelas 1 30 – 34,9 Sedang
Obesitas – kelas 2 35 – 39,9 Berbahaya
Obesitas – kelas 3 (obesitas morbid) ≥ 40,0 Sangat berbahaya

Universitas Sumatera Utara


13

Body Image

Menurut Germov dan Williams (dalam Savitri, 2015) body image

merupakan gambaran dan perasaan seseorang mengenai bentuk dan ukuran

tubuhnya, gambaran ini mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh aktualnya,

bagaimana harapan terhadap bentuk dan ukuran tubuh yang diinginkan. Apabila

harapan tersebut tidak sesuai dengan bentuk dan ukuran tubuh aktualnya, maka

hal ini disebut sebagai body image negatif.

Respon body image. Menurut Tadabbur (2008) respon body image terdiri

dari:

Body image positif. Seseorang yang memiliki body image positif akan

merasa bentuk, ukuran, dan penampilan tubuhnya cantik dan menarik, walaupun

tidak sesuai dengan kenyataannya. Ciri-ciri seseorang yang memiliki body image

positif yaitu optimis mengarungi kehidupan, yakin dapat mengatasi berbagai

masalah yang dihadapi, penuh harap dan yakin dapat meraih kehidupan yang lebih

baik, segera bangkit dari kegagalan dan tidak larut dalam duka berkepanjangan,

tidak ada hal yang tidak mungkin, dan penuh percaya diri.

Body image negatif. Seseorang memiliki body image negatif, ia akan

merasa bentuk, ukuran, dan penampilan tubuhnya kurang menarik, walaupun

bentuk dan ukuran tubuhnya sudah ideal. Body image merupakan akibat dari

lingkungan, orang lain, atau pengalaman masa lalu. Ciri-ciri seseorang yang

memiliki body image negatif yaitu merasa rendah diri artinya menganggap dirinya

tidak berguna dan tidak berarti ditengah masyarakat, merasa keberadaannya tidak

dibutuhkan oleh masyarakat dan lingkungan, merasa tidak pantas atau tidak

Universitas Sumatera Utara


14

berhak memiliki atau mendapatkan sesuatu, merasa dibenci dan tidak disukai oleh

lingkungan dan orang sekitar, merasa tidak mampu dan selalu khawatir

mendapatkan kegagalan dan cemoohan dari orang di sekelilingnya, merasa kurang

pendidikan di banding orang lain, merasa kurang memiliki dorongan dan

semangat hidup, tidak berani memulai sesuatu hal yang baru, dan selalu khawatir

berbuat kesalahan dan ditertawakan orang.

Kaitan body image dengan status gizi overweight dan obesitas. Apa

yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya.

Banyak orang yang melampiaskan emosinya dengan makan. Salah satu bentuk

gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif yang bisa menyebabkan

kesadaran yang berlebihan mengenai kegemukannya serta rasa tidak nyaman

dalam pergaulan sosial. Sabageh, Ogunfowokan, dan Ojofeitimi menyebutkan

seseorang yang memiliki body image negatif dapat mengalami stres di masa yang

akan datang yang merupakan efek utama kesehatan psikososial. Stres yang

berkelanjutan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, aterosklerosis,

penyakit kardiovaskuler, menurunkan respon sistem imun, dan berbagai macam

penyakit lain seperti asma (Insel, 1997). Gangguan ini banyak dialami oleh wanita

muda yang mengalami obesitas.

Makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan dimalam hari

(sindroma makan pada malam hari) merupakan 2 pola makan abnormal yang bisa

menjadi penyebab obesitas. Kedua pola makan ini dipicu oleh stress dan

kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan

dalam

Universitas Sumatera Utara


15

jumlah sangat banyak, namun bedanya tidak diikuti dengan memuntahkan

kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya jumlah kalori yang

dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, dimana

berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang

berlebihan, agitasi, dan insomnia dimalam hari (Anonim, 2009).

Menurut Laus (2013), kelompok yang memiliki status gizi lebih dan

obesitas memiliki ketidakpuasan body image lebih tinggi. Sejalan dengan hasil

penelitian Dieny (2013) bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan body image maka

status gizinya semakin rendah, hal ini menunjukkan ada hubungan antara body

image dengan status gizi seseorang.

Pengukuran body image. Menurut Collin dalam Lestari (2014),

pengukuran body image atau persepsi tubuh dapat menggunakan kuesioner yang

terdiri dari pertanyaan mengenai bentuk tubuhnya, bentuk tubuh ideal, dan bentuk

tubuh yang diharapkannya. Kemudian jawabannya tersebut dideksripsikan satu

persatu. Jenis persepsi tubuh diukur dengan membandingkan status gizi aktual

dengan bentuk tubuh aktualnya. Apabila berbeda, hal ini dapat dikatakan sebagai

persepsi tubuh negatif. Sebaliknya, apabila status gizi aktual sama dengan bentuk

tubuh aktualnya, dikatakan seseorang tersebut memiliki persepsi tubuh positif.

Hasil persepsi tubuh baik negatif atau positif diolah secara deskriptif melihat

rataan, sehingga didapatkan hasil secara umum mengenai persepsi body image.

Menurut Stunkard (1983) dalam Lingga (2014), penilaian body image

dapat menggunakan Figure Rating Scale (FRS). FRS terdiri dari sembilan skema

gambar yang memiliki interval dari sangat kurus dengan skor 1 sampai sangat

Universitas Sumatera Utara


16

gemuk dengan skor 9. Skala tersebut digunakan untuk mengukur persepsi tubuh.

Dalam penelitian ini, wanita dewasa yang menderita overweight dan obesitas

diminta memilih nomor mana yang sesuai dengan persepsinya. Penentuan

kategori bentuk tubuh berdasarkan nomor gambar yaitu gambar 1 dan 2 kategori

kurus, gambar 3 dan 4 kategori normal, gambar 5 dan 6 kategori overweight,

gambar 7, 8, 9 kategori obesitas.

Gambar 1. Penilaian persepsi tubuh menggunakan Figure Rating Scale (FRS)


Sumber: Stunkard dkk (1983)

Pengetahuan Gizi

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan gizi adalah pengetahuan

mengenai makanan dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan

aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit, cara mengolah makanan

yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang, serta cara hidup sehat.

Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku

dalam pemilihan makanan yang akan berpengaruh pada keadaan gizi yang

bersangkutan. Sejalan dengan Allo (2013) yang menyatakan bahwa pengetahuan

gizi seseorang akan mempengaruhi status gizinya.

Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan bahan makanan

dan konsumsi makanan sehari-hari dengan baik sehingga dapat memberikan

Universitas Sumatera Utara


17

semua kebutuhan zat gizi untuk fungsi normal tubuh. Pemilihan bahan makanan

dan konsumsi makanan sehari-hari mempengaruhi status gizi seseorang. Status

gizi baik bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan. Status gizi

kurang bila tubuh kurang memperoleh satu atau lebih zat gizi essensial.

Sedangkan status gizi lebih bila tubuh memperoleh zat gizi yang berlebihan,

sehingga dapat menimbulkan efek yang membahayakan (Almatsier, 2011).

Kaitan pengetahuan gizi dengan status gizi overweight dan obesitas.

Menurut Bonaccio et al (2013), seseorang yang memiliki keterbatasan

pengetahuan gizi cenderung memiliki gaya hidup dan pola makan yang buruk,

begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian Jaminah dan Mamudiono (2018) pada

karyawan perempuan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Soetomo menunjukkan bahwa

ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan kejadian obesitas pada karyawan

perempuan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Soetomo. Semakin tinggi tingkat

pengetahuan gizinya cenderung tidak mengalami obesitas. Tingkat pengetahuan

gizi seseorang akan mempengaruhi tingkat pemilihan makanan yang menjadi

asupan gizi seseorang.

Pengukuran pengetahuan gizi. Pengetahuan dapat diukur melalui

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari responden. Secara umum pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

pengetahuan dibagi menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif (misalnya jenis

pertanyaan essay) dan pertanyaan objektif (misalnya pertanyaan pilihan ganda,

betul salah, dan pertanyaan menjodohkan).

Jenis pertanyaan objektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih

Universitas Sumatera Utara


18

disukai dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah dan penilaian lebih

cepat. Nilai nol jika responden menjawab salah dan nilai satu jika responden

menjawab benar. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, oleh

karena itu uji analisa data secara statistik dimana hasil pengolahan data hanya

berupa uji proporsi. Uji proporsi tersebut mengacu pada rumus :

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah pertanyaan yang benar

N = Jumlah semua pertanyaan

Selanjutnya, hasil dari persentase ini akan dibagi menjadi tiga kategori

yaitu baik (mampu menjawab dengan benar > 75%), cukup (mampu menjawab

dengan benar 60 – 75%), dan kurang (mampu menjawab dengan benar < 60%)

(Arikunto, 2010).

Pola Makan

Menurut Adriani dan Wirjatmadi (2014), pola makan sehari-hari

merupakan pola makan yang berhubungan dengan kebiasaan makan sehar-hari.

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan

jenis makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan

kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit

(Depkes RI, 2009).

Status gizi tergantung dari tingkat konsumsi yang ditentukan oleh kualitas

dan kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi

Universitas Sumatera Utara


19

yang dibutuhkan tubuh di dalam susunan hidangan. Kuantitas hidangan

menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh.

Konsumsi yang menghasilkan kesehatan gizi yang baik dan dalam jumlah lebih

disebut sebagai konsumsi berlebih yang dapat mengakibatkan keadaan gizi lebih

(Sediaoetama, 2006 dalam P Roselly, 2008).

Kandungan energi di dalam makan bergantung pada kantungan

karbohidrat, protein, dan lemak. Terdapat juga kandungan organik lain seperti

asam organik yang hanya menyumbangkan sedikit energi. Kekurangan energi

apabila konsumsi energi kurang dari energi yang dikeluarkan. Sedangkan

kelebihan energi apabila konsumsi energi melebihi dari energi yang dikeluarkan,

sehingga diubah menjadi lemak tubuh yang menyebabkan berat badan berlebih

atau obesitas (Cakrawati, NH, 2012).

Kebutuhan gizi orang dewasa. Kebutuhan gizi orang dewasa berbeda-

beda bergantung pada umur, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, dan

aktivitas fisik.

Kebutuhan energi. Anjuran kebutuhan energi ditetapkan dalam Angka

Kecukupan Gizi (AKG). Kebutuhan energi pada usia dewasa menurun sesuai

dengan bertambahnya usia, ini dikarenakan menurunnya metabolisme basal dan

berkurangnya aktivitas fisik. Kekurangan energi yaitu apabila konsumsi energi

melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan, sehingga berat badan

kurang dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh. Sedangkan kelebihan

energi yaitu apabila konsumsi energi melalui makanan lebih dari energi yang

dikeluarkan, sehingga akan diubah menjadi lemak tubuh yang dapat menyebabkan

Universitas Sumatera Utara


20

berat badan berlebih atau obesitas (Cakrawati, NH, 2012)

Kebutuhan karbohidrat. Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50 – 60% dari

total kebutuhan energi, terutama dalam bentuk karbohidrat kompleks seperti yang

terdapat dalam padia-padian (beras, jagung, gandum, dan hasil olahannya seperti

roti) serta umbi-umbian (kentang, singkong dan ubi). Sedangkan untuk

karbohidrat sederhana seperti gula maksimum dikonsumsi 5 persen dari

kebutuhan energi total atau paling banyak 4 – 5 sendok sehari (Almatsier dkk,

2013).

Kebutuhan protein. Kebutuhan protein dianjurkan 15 – 30% dari total

kebutuhan energi. Kebutuhan konsumsi protein pada kelompok usia dewasa

digunakan untuk menggantikan protein yang hilang akibat rutinitas sehari-hari

melalui urin, feses, kulit dan rambut, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak.

Sumber protein yang dianjurkan protein dari makanan nabati seperti tahu, tempe

dan sebagainya (Almatsier dkk, 2013).

Kebutuhan lemak. Kebutuhan lemak dianjurkan 25 persen dari total

kebutuhan energi. Pada kelompok usia dewasa dianjurkan mengkonsumsi daging

tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, susu tanpa lemak (skim) serta mengurangi

santan dan goreng-gorengan (Almatsier dkk, 2013).

Kebutuhan serat. Pada wanita yang berusia antara 18 – 50 tahun,

kebutuhan serat per hari yaitu sekitar 25 gram. Sayangnya, kebutuhan serat ini

kerap kali tak terpenuhi dengan baik. Konsumsi serat rata-rata hanya sekitar 15

gram serat setiap harinya. Serat diperlukan agar buang air besar menjadi lancar,

sehingga tidak mengalami sembelit. Serat akan menghambat penyerapan gula dan

Universitas Sumatera Utara


21

kolesterol, sehingga membantu meningkatkan kesehatan. Dianjurkan untuk

mengonsumsi sumber karbohidrat yang mengandung serat (whole grains) dan

mengonsumsi sayuran yang banyak mengandung serat pangan (Kemenkes RI,

2014).

Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah suatu nilai yang menunjukkan

kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir

semua orang dengan karakteristik tertentu yang meliputi umur, jenis kelamin,

tingkat aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup sehat. AKG digunakan

pada tingkat konsumsi yang meliputi kecukupan energi, protein, lemak,

karbohidrat, serat, air, vitamin, dan mineral (Kemenkes RI, 2019).

Tabel 2

Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada Kelompok Wanita Dewasa

Kelompok Umur
Jenis Zat Gizi
19 – 29 tahun 30 – 49 tahun
Energi 2250 2150
Karbohidrat (gr) 360 340
Protein (gr) 60 60
Lemak (gr) 65 60
Serat (gr) 32 30
Sumber : Kementerian Kesehatan RI 2019

Kaitan pola makan dengan status gizi overweight dan obesitas. Pola

makan pada orang dewasa perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi status

gizinya. Jika kekurangan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, maka tubuh

akan lemas karena kekurangan energi, daya tahan tubuh menurun sehingga mudah

sakit, serta dapat menyebabkan menderita gizi kurang. Sebaliknya jika asupan

nutrisi yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan akan menyebabkan

penumpukan energi yang dapat memicu terjadinya gizi lebih.

Universitas Sumatera Utara


22

Konsumsi makanan dalam porsi besar, makanan tinggi energi, tinggi

karbohidrat sederhana, tinggi lemak, dan rendah serat merupakan pola makan

pencetus kelebihan berat badan. Perilaku makan seperti pengendalian makan,

emosi, dan lapar juga penyebab timbulnya kelebihan berat badan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nadimin (2011) terhadap pegawai Dinas

Kesehatan Sulawesi Selatan menunjukkan angka responden yang melakukan pola

makan kurang baik sebesar 62 persen. Sebagian besar pola konsumsi terhadap

sayuran dan buah masih kurang. Kemudian frekuensi konsumsi terhadap makanan

pokok dan lauk pauk juga kurang baik. Mereka juga cenderung mengkonsumsi

makanan siap saji yang mengandung tinggi karbohidrat dan lemak atau tinggi

kalori. Sehingga didapatkan data status gizi pegawai bahwa 50 persen mengalami

obesitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Zahra (2012) pada karyawan UD Alfa

STAR Busana dan PLS Ervina Medan menggambarkan bahwa pola makan

karyawan masih kurang baik karena setiap hari karyawan selalu mengkonsumsi

makanan dan minuman yang mengandung tinggi kalori, energi, garam dan gula.

Umumnya mereka mengkonsumsi roti, keripik, bakso, gorengan, teh manis, kopi,

minuman kemasan, dan susu. Sehingga didapatkan sebesar 39 persen karyawan

mengalami overweight dan 5 persen mengalami obesitas. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut dapat dilihat bahwa pola makan karyawan yang tidak

seimbang mempengaruhi status gizinya.

Pengukuran pola makan. Menurut Siagian (2010) ada 6 metode yang

dapat digunakan untuk menilai konsumsi makan, yaitu metode ingatan 24 jam,

Universitas Sumatera Utara


23

metode pengulangan ingatan 24 jam, metode pencatatan makanan, metode

penimbangan makanan, metode riwayat makanan, dan metode frekuensi. Dari

keenam metode tersebut, penelitian ini menggunakan metode food recall 24 jam.

Metode food recall 24 jam adalah metode untuk menilai konsumsi pangan

seseorang dengan cara mengingat-ngingat pangan apa saja yang dikonsumsi pada

kurun waktu 24 jam yang lalu (Siagian, 2010). Dengan metode ini akan diketahui

ukuran porsi makanan berdasarkan Ukuran Rumah Tangga (URT). Data food

recall 24 jam yang diperoleh adalah data kuantitatif. Oleh karena itu, data

kuantitatif diperoleh dari pertanyaan yang ditanyakan secara teliti dengan

menggunakan alat ukur rumah tangga (sendok, piring, gelas, dan lainnya) yang

biasa digunakan sehari-hari (Supariasa, 2002).

Menurut Supariasa (2002) metode food recall 24 jam mempunyai

beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya adalah mudah

dilaksanakan serta tidak membebani responden, biaya relatif murah karena tidak

memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas, cepat pelaksananya sehingga

dapat mencakup banyak responden, dapat digunakan untuk responden yang buta

huruf, dan dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi

individu sehingga dapat dihitung asupan zat gizi sehari. Sedangkan

kekurangannya adalah tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari

bila hanya dilakukan satu hari, ketepatannya tergantung pada daya ingat

responden, kecenderungan pada responden yang kurus untuk melaporkan

konsumsinya lebih banyak (The flat slape syndrome), serta butuh tenaga atau

petugas yang terlatih dan terampil dalam menggunakan alat-alat bantu URT.

Universitas Sumatera Utara


24

Landasan Teori

Landasan teori ini merupakan adaptasi dari hasil-hasil penelitian tentang

beberapa faktor yang menyebabkan overweight. Berikut penjabaran dari

penelitian-penelitian yang digunakan untuk landasan teori:

1. Yoon (2004) menjelaskan bahwa pengetahuan berhubungan dengan obesitas.

2. Zarei (2014) menjelaskan bahwa jenis kelamin, body image, status merokok,

pola konsumsi, alkohol, aktivitas fisik berhubungan dengan obesitas.

Pengetahuan

Overweight/
Obesitas
1. Jenis Kelamin
2. Pola Konsumsi
3. Body Image
4. Status Merokok
5. Alkohol
6. Aktivitas Fisik

Sumber: Yoon (2004) dan Zarei (2014)

Gambar 2. Landasan teori

Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Body Image

Overweight /
Pengetahuan Gizi
Obesitas

Pola Makan

Gambar 3. Kerangka konsep penelitian

Universitas Sumatera Utara


25

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa body image, pengetahuan gizi,

dan pola makan merupakan variabel independen dimana variabel yang dapat

mempengaruhi terjadinya obesitas pada wanita dewasa di Lady’s Centre Medan

(variabel dependen).

Universitas Sumatera Utara


Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

melihat gambaran body image, pengetahuan gizi, dan pola makan wanita yang

obesitas di Lady’s Centre Medan. Penelitian ini menggunakan desain cross

sectional yaitu pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau periode tertentu

dan pengamatan studi hanya dilakukan satu kali selama penelitian.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lady’s Centre Fitness

Medan. Pemilihan lokasi ini dengan alasan berdasarkan survei pendahuluan yang

dilakukan dengan menghitung IMT diketahui 10 responden didapatkan 8 orang

mengalami obesitas, 1 orang mengalami overweight¸ dan 1 orang mempunyai

berat badan normal.

Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2020

sampai dengan Agustus 2020.

Populasi dan Sampel

Populasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota Lady’s Centre

Fitness Medan yang memiliki status gizi overweight dan obesitas berjumlah 52

orang.

Sampel. Sampel penelitian ini adalah seluruh total populasi yaitu 52

orang.

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel. Penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen.

26
Universitas Sumatera Utara
27

Variabel dependen yaitu overweight dan obesitas, sedangkan variabel independen

yaitu body image, pengetahuan gizi, dan pola makan.

Definisi operasional. Definisi operasionalnya yaitu:

Overweight. Overweight atau berat badan lebih adalah keadaan berat

badan seseorang yang sudah melebihi normal, namun belum sampai kategori

obesitas dengan IMT > 25 – 29,9.

Obesitas. Obesitas adalah kejadian akumulasi lemak yang abnormal atau

berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan dengan IMT > 30,0.

Body image. Body image adalah pikiran, perasaan, dan persepsi wanita

overweight atau obesitas di Lady’s Centre Medan terhadap bentuk dan ukuran

tubuhnya apakah positif atau negatif.

Pengetahuan gizi. Pengetahuan gizi adalah pengetahuan mengenai

makanan dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan aman

dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit, cara mengolah makanan yang

baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang, serta cara hidup sehat.

Pola makan. Pola makan adalah informasi yang memberikan gambaran

mengenai kecukupan energi, kecukupan karbohidrat, kecukupan protein,

kecukupan lemak dan serat dari makanan yang dimakan oleh wanita overweight

atau obesitas di Lady’s Centre Medan.

Kecukupan energi. Kecukupan energi adalah jumlah energi (kalori) yang

dikonsumsi wanita overweight dan obesitas di Lady’s Centre Medan dalam sehari

yang kemudian disesuaikan dengan tabel kecukupan energi yang dianjurkan bagi

orang Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


28

Kecukupan karbohidrat. Kecukupan karbohidrat adalah jumlah

karbohidrat yang dikonsumsi wanita overweight dan obesitas di Lady’s Centre

Medan dalam sehari yang kemudian disesuaikan dengan tabel kecukupan

karbohidrat yang dianjurkan bagi orang Indonesia.

Kecukupan protein. Kecukupan protein adalah jumlah protein yang

dikonsumsi wanita overweight dan obesitas di Lady’s Centre Medan dalam sehari

yang kemudian disesuaikan dengan tabel kecukupan protein yang dianjurkan bagi

orang Indonesia.

Kecukupan lemak. Kecukupan lemak adalah jumlah lemak yang

dikonsumsi wanita overweight dan obesitas di Lady’s Centre Medan dalam sehari

yang kemudian disesuaikan dengan tabel kecukupan lemak yang dianjurkan bagi

orang Indonesia.

Kecukupan serat. Kecukupan serat adalah jumlah serat yang dikonsumsi

wanita overweight dan obesitas di Lady’s Centre Medan dalam sehari yang

kemudian disesuaikan dengan tabel kecukupan lemak yang dianjurkan bagi orang

Indonesia.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan jenis

data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Data karakteristik individu (nama, tempat dan tanggal lahir, usia) diperoleh

dengan wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner.

2. Data antropometri responden meliputi berat badan dan tinggi badan yang

Universitas Sumatera Utara


29

diperoleh melalui pengukuran secara langsung. Alat ukur yang digunakan

untuk mengukur berat badan yaitu timbangan injak dan alat ukur yang

digunakan untuk mengukur tinggi badan yaitu microtoise. Selanjutnya hasil

pengukuran dibandingkan dengan indikator IMT menurut WHO tahun 2004.

3. Data body image diperoleh dengan wawancara langsung menggunakan alat

bantu kuesioner melalui metode Figure Rating Scale (FRS).

4. Data pengetahuan gizi diperoleh dengan wawancara langsung menggunakan

alat bantu kuesioner.

5. Konsumsi pola makan diperoleh dengan menggunakan formulir food recall

2x24 jam.

Data sekunder. Data sekunder meliputi jumlah anggota di Lady’s Centre

Fitness Medan.

Metode Pengukuran

Pengukuran persepsi body image. Pengukuran persepsi body image

menggunakan Figure Rating Scale (FRS). FRS terdiri dari sembilan skema

gambar yang memiliki interval dari sangat kurus dengan skor 1 sampai sangat

gemuk dengan skor 9. Skala tersebut digunakan untuk mengukur persepsi tubuh.

Dalam penelitian ini, wanita dewasa yang mengalami overweight dan obesitas

diminta memilih nomor mana yang sesuai dengan persepsinya.

Universitas Sumatera Utara


30

Gambar 4. Body image

Pengukuran persepsi body image juga menggunakan kuesioner yang terdiri

pertanyaan mengenai persepsi tubuh saat ini, persepsi bentuk tubuh ideal, dan

persepsi tubuh yang diharapkan. Penentuan kategori bentuk tubuh berdasarkan

nomor gambar yaitu gambar 1 dan 2 kategori kurus, gambar 3 dan 4 kategori

normal, gambar 5 dan 6 kategori overweight, gambar 7, 8, 9 kategori obesitas.

Body image diukur dengan membandingkan status gizi aktual terhadap bentuk

tubuh aktualnya.

a. Negatif, apabila bentuk tubuh aktual tidak sesuai dengan status gizi aktual

diberi kategori 1.

b. Positif, apabila bentuk tubuh aktual sesuai dengan status gizi aktual diberi

kategori 2.

Pengukuran pengetahuan gizi. Pengukuran pengetahuan menggunakan

kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Nilai nol jika responden

menjawab salah dan nilai satu jika responden menjawab benar. Penelitian yang

digunakan adalah penelitian deskriptif, oleh karena itu uji analisa data secara

statistik dimana hasil pengolahan data hanya berupa uji proporsi. Uji proporsi

Universitas Sumatera Utara


31

tersebut mengacu pada rumus:

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah pertanyaan yang benar

N = Jumlah semua pertanyaan

Selanjutnya, hasil dari persentase ini akan dibagi menjadi tiga kategori

yaitu baik (mampu menjawab dengan benar >75%), cukup (mampu menjawab

dengan benar 60 – 75%), dan kurang (mampu menjawab dengan benar.<60%)

(Arikunto, 2010).

Pengukuran pola makan. Pengukuran pola makan menggunakan

formulir food recall 2x24 jam. Pengukuran dilakukan 2 kali wawancara dalam

waktu yang berbeda. Wawancara pertama dilakukan pada hari Senin dengan

recall 24 jam yang lalu tepatnya di hari Minggu atau hari libur. Kemudian

wawancara kedua dilakukan pada hari Rabu dengan recall 24 jam yang lalu

tepatnya di hari Selasa atau hari biasa.

Jenis makanan dilihat dari kelengkapan jumlah makanan yang dikonsumsi

kategorinya (Junaz, 2014) :

1. Lengkap : Apabila terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah

buahan

2. Tidak Lengkap : Apabila hanya terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau

makanan pokok, lauk pauk dan sayuran.

Membandingkan jumlah asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak

Universitas Sumatera Utara


32

dengan Angka Kecukupan Energi (AKG) yang dianjurkan sesuai dengan

kelompok umur masing-masing.

( )

Setelah presentase tingkat kecukupan energi, karbohidrat, protein, lemak,

dan serat diketahui kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu (WNPG,

2004) :

1. Lebih : > 110% AKG

2. Baik : 80 - 110% AKG

3. Kurang : < 80% AKG

Metode Analisis Data

Editing. Editing adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa

kebenaran data yang telah diperoleh atau dikumpulkan. Pada tahap ini peneliti

menghitung banyaknya kuesioner yang telah diisi, kemudian memeriksa apakah

jawaban dari kuesioner sudah lengkap (semua pertanyaan sudah terisi

jawabannya), jelas (jawaban pertanyaan apakah relevan dengan pertanyaan), dan

konsisten (apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan isi

jawabannya konsisten).

Coding. Coding adalah kegiatan memberi kode atau angka-angka tertentu

pada kuesioner.

Entry. Entry adalah kegiatan memasukkan data ke dalam template yang

telah disediakan agar mudah dijumlahkan, disusun, dan ditata untuk disajikan dan

dianalisis.

Cleaning data. Cleaning data adalah pemeriksaan pada setiap data yang

Universitas Sumatera Utara


33

telah dimasukkan ke dalam template agar terhindar dari kesalahan saat

memasukkan data.

Data analysis. Data analysis adalah seluruh data yang telah dimasukkan

dianalisis secara deskriptif dengan menampilkan tabel distribusi frekuensi dan

tabulasi silang.

Universitas Sumatera Utara


Hasil Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lady’s Centre Medan merupakan salah satu tempat senam dan fitnes

khusus wanita yang berlokasi di Kota Medan. Lady’s Centre Medan berdiri sejak

tanggal 31 Mei 2009. Awalnya Lady’s Centre Medan hanya mengontrak dua ruko

sampai akhirnya pada tahun 2015 menempati tiga ruko milik sendiri karena

antusias dan respon positif dari ibu-ibu yang menjadi anggota Lady’s Centre

Medan. Lady’s Centre Medan buka setiap hari Senin sampai dengan Sabtu, mulai

pukul 08.15 s/d 18.00 WIB. Terletak di Jalan Karya Kasih No. 64, Kelurahan

Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan. Lokasinya cukup

strategis dan mudah dijangkau karena berada di pinggir jalan besar Jalan Karya

Kasih. Lady’s Centre Medan menempati tiga ruko yang terdiri dari dua lantai.

Lantai pertama merupakan butik dan salon Lady’s Centre Medan, kemudian lantai

kedua merupakan tempat senam dan fitnes Lady’s Centre Medan. Lady’s Centre

Medan menyediakan kelas body balance, body combat, body language, senam

aerobic, yoga, dan zumba. Ladys Centre Medan juga menyediakan fasilitas gym,

sauna, serta tempat pemandian air panas dan dingin. Biayanya juga bervariasi,

kisaran harga Rp 200.000 – Rp 300.000 perbulan dan Rp 30.000 – Rp 75.000

persesi.

34
Universitas Sumatera Utara
35

Gambar 5. Lady’s Centre Medan

Visi dan Misi

Lady’s Centre Medan mempunyai visi “Mens Sana in Corpore Sano” yang

berarti “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Adapun misinya

yaitu “Ibu-ibu harus bisa membagi waktu dengan kegiatan lain seperti

berolahraga.” Selain mempunyai visi dan misi, Lady’s Centre Medan juga

mempunyai motto yaitu “Sehat lahir batin”, maka dari itu disetiap bulan pada hari

Kamis atau Minggu diadakan satu kali pengajian di Lady’s Centre Medan.

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 52 orang. Secara umum dapat

digambarkan karakteristik responden menurut umur, pekerjaan, dan status gizi.

Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


36

Tabel 3

Distribusi Responden menurut Umur, Pekerjaan, dan Status Gizi

Umur n %
Dewasa Awal 26 – 35 Tahun 30 57,7
Dewasa Akhir 35 – 45 Tahun 22 42,3
Pekerjaan
IRT 24 46,2
Pegawai Swasta 7 13,4
Dosen/PNS/Guru 10 19,1
Wiraswasta 11 21,3
IMT (Indeks Massa Tubuh)
25 – 29,9 Berat Badan Berlebih (overweight) 37 71,2
30 – 34,9 Obesitas 15 28,8
Lama Keanggotaan
1 tahun 3 5,8
2 tahun 12 23,1
3 tahun 26 50,0
4 tahun 3 5,8
5 tahun 8 15,4

Dari tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar umur wanita

yang mengalami overweight dan obesitas di Lady’s Centre Medan berada pada

kategori umur dewasa awal (26 – 35 tahun) yaitu sebanyak 30 orang (57,7%) dan

sisanya berada pada kategori dewasa akhir (35 – 45 tahun) yaitu sebanyak 22

orang (42,3%). Sebagian besar responden adalah seorang ibu rumah tangga

sebanyak 24 orang (46,2%) dan paling sedikit adalah seorang dosen sebanyak 2

orang (3,8%) dan PNS sebanyak 2 orang (3,8%). Distribusi status gizi responden

paling banyak mengalami kelebihan berat badan (overweight) sebanyak 37 orang

(71,2%) dan mengalami obesitas kelas I sebanyak 15 orang (28,8%). Anggota

Lady’s Centre Medan sebagian besar sudah tergabung dalam komunitas itu

selama 3 tahun yaitu sebanyak 26 responden (50%), selama 2 tahun sebanyak 2

Universitas Sumatera Utara


37

responden (23,1) dan yang paling lama adalam 5 tahun sejak berdirinya Lady’s

Centre Medan sejak tahun 2015 yaitu sebanyak 8 orang (15,4%).

Body Image

Body image diukur dengan membandingkan status gizi aktual terhadap

bentuk persepsi tubuh saat ini.

Tabel 4

Distribusi Jawaban Persepsi Body Image

Persepsi Body Image


Kurus Normal Overweight Obesitas
Pertanyaan (Nomor 1& (Nomor 3 & (Nomor 5 (Nomor
2) 4) & 6) 7,8 & 9)
n % n % n % n %
Menurut anda, apakah
bentuk tubuh ideal ada 5 9,6 43 82,8 4 7,6
pada nomor ?
Bentuk tubuh yang anda
harapkan ada pada 5 9,6 42 80,8 5 9,6
nomor?
Menurut anda, bentuk
tubuh anda saat ini ada 2 3,8 13 25,0 29 55,8 8 15,4
pada nomor ?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 43 orang (82,8%) memilih gambar

nomor 3 dan 4 sebagai bentuk tubuh ideal, 42 orang (80,8%) memilih gambar

nomor 3 dan 4 sebagai bentuk tubuh yang diharapkan responden dan 29 orang

(55,8%) memilih gambar nomor 5 dan 6 sebagai bentuk tubuh responden saat ini.

Tabel 5

Distribusi Persepsi Body Image

Persepsi Body Image n %


Positif 26 50,0
Negatif 26 50,0
Total 52 100

Universitas Sumatera Utara


38

Berdasarkan pengukuran body image dengan menggunakan Figure Rating

Scale (FRS), diketahui bahwa 26 orang atau 50% memiliki persepsi body image

positif artinya status gizinya sesuai dengan bentuk tubuh aktualnya dan 26 orang

atau 50% memiliki persepsi body image negatif artinya status gizinya tidak sesuai

dengan bentuk tubuh aktualnya.

Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi diukur dengan memberikan 20 kuesioner yang terdiri

dari 20 kuesioner mengenai Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pilihan berganda mengenai

PUGS, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut ini.

Tabel 6

Distribusi Kategori Pengetahuan Gizi

Pengetahuan Gizi n %
Baik 1 1,9
Cukup 15 28,8
Kurang 36 69,3
Total 52 100,0

Distribusi frekuensi untuk kategori pengetahuan gizi terdapat 36 orang

(69,3%) memiliki pengetahuan kurang, sebanyak 15 orang (28,8%) memiliki

pengetahuan yang cukup, dan sebanyak 1 orang (1,9%) memiliki pengetahuan

yang baik mengenai PUGS.

Pola Makan

Kategori jenis makanan dari 52 anggota Lady’s Centre Medan sebagian

besar pada kategori tidak lengkap yaitu sebanyak 50 orang (96,2%). Untuk

memperjelas pemahaman dapat dilihat di tabel 14.

Universitas Sumatera Utara


39

Tabel 7

Distribusi Pola Makan Berdasarkan Jenis Makanan

Jenis Makanan n %
Lengkap 2 3,8
Tidak Lengkap 50 96,2
Total 52 100,0

Pola makan diukur menggunakan formulir food recall 2x24 jam.

Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali wawancara dalam waktu yang berbeda.

Tabel 8

Distribusi Kategori Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat

Tingkat Konsumsi n %
Energi
Lebih 1 1,9
Baik 11 21,2
Kurang 40 76,9
Protein
Lebih 13 25,0
Baik 16 30,8
Kurang 23 44,2
Lemak
Lebih 6 11,5
Baik 13 25,1
Kurang 33 44,2
Karbohidrat
Lebih 1 1,9
Baik 6 11,6
Kurang 45 86,5
Serat
Lebih 0 0,0
Baik 0 0,0
Kurang 52 100

Berdasarkan tabel 8 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden

sebesar 40 orang (76,9%) kurang mengonsumsi energi dan hanya 11 orang

(21,2%) cukup mengonsumsi energi per harinya. Sebagian besar responden

sebesar 23 orang (44,2%) kurang mengonsumsi protein dan hanya 16 orang

Universitas Sumatera Utara


40

(30,8%) cukup mengonsumsi protein per harinya. Sebagian besar responden

sebesar 33 orang (44,2%) kurang mengonsumsi lemak dan hanya 13 orang

(25,1%) cukup mengonsumsi lemak per harinya. Sebagian besar responden

sebesar 45 orang (86,5%) kurang mengonsumsi karbohidrat dan hanya 6 orang

(11,6%) cukup mengonsumsi lemak per harinya. Seluruhnya responden memiliki

konsumsi serat dalam kategori yang kurang sebanyak 52 orang (100%).

Distribusi Variabel Dependen dengan Variabel Independen

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan body image. Hasil

penelitian menunjukkan wanita yang mengalami overweight di Lady’s Centre

dengan body image positif sebesar 59,5% dan negatif sebesar 40,5%. Wanita yang

mengalami obesitas dengan body image positif sebesar 26,7% dan negatif sebesar

73,3%. Perhitungan risiko relatif untuk rancangan penelitian cross sectional

dicerminkan dengan angka rasio prevalensi (Prevalence Ratio = PR). PR

diperoleh dengan membandingkan prevalens body image respondeN pada

kelompok berisiko (overweight dan obesitas). Pada penelitian ini di ketahui

Prevalence ratio indeks massa tubuh dengan body image adalah 0,682.

Tabel 9

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Body Image

Indeks Massa Tubuh


Body Image Overweight Obesitas PR
n % n %
Negatif 15 40,5 11 73,3
0,682
Positif 22 59,5 4 26,7
Total 37 100 15 100

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan pengetahuan gizi.

Hasil penelitian menunjukkan wanita yang mengalami overweight di Lady’s

Universitas Sumatera Utara


41

Centre dengan pengetahuan gizi kurang sebanyak 27 orang atau 73%,

pengetahuan gizi cukup sebanyak 10 orang atau 27%, dan tidak ada yang

berpengetahuan gizi baik. Wanita yang mengalami obesitas di Lady’s Centre

dengan pengetahuan gizi kurang sebanyak 9 orang atau 60,0%, pengetahuan gizi

cukup sebanyak 5 orang atau 33,3%, dan pengetahuan gizi baik sebanyak 1 orang

atau 6,7%.

Tabel 10

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Pengetahuan Gizi

Indeks Massa Tubuh


Pengetahuan Gizi Overweight Obesitas
n % n %
Baik 0 0 1 6,7
Cukup 10 27,0 5 33,3
Kurang 27 73,0 9 60,0
Total 37 100 15 100

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan tingkat konsumsi

energi. Hasil penelitian menunjukkan wanita yang mengalami overweight di

Lady’s Centre dengan kurang mengonsumsi energi sebesar 91,9%, cukup

mengonsumsi energi sebesar 5,4%, dan kelebihan mengonsumsi energi sebesar

2,7%. Wanita yang mengalami obesitas di Lady’s Centre dengan kurang

mengonsumsi protein sebanyak 10 orang (66,7%) dan cukup mengonsumsi

protein sebanyak 5 orang (33,3%).

Universitas Sumatera Utara


42

Tabel 11

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi

Indeks Massa Tubuh


Energi Overweight Obesitas
n % n %
Lebih 1 2,7 0 0
Baik 2 5,4 5 33,3
Kurang 34 91,9 10 66,7
Total 37 100 15 100

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan tingkat konsumsi

protein. Hasil penelitian menunjukkan wanita yang mengalami overweight di

Lady’s Centre dengan kurang mengonsumsi protein sebanyak 20 orang (54,1%),

cukup mengonsumsi protein sebanyak 10 orang (27%), dan kelebihan

mengonsumsi protein sebanyak 7 orang (18,9%). Wanita yang mengalami

obesitas di Lady’s Centre dengan kurang mengonsumsi protein sebanyak 3 orang

(20,0%), cukup mengonsumsi protein sebanyak 6 orang (40,0%) dan lebih

mengkonsumsi protein sebanyak 6 orang (40,0%).

Tabel 12

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Tingkat Konsumsi Protein

Indeks Massa Tubuh


Protein Overweight Obesitas
n % n %
Lebih 7 18,9 6 40,0
Baik 10 27,0 6 40,0
Kurang 20 54,1 3 20,0
Total 37 100 15 100

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan tingkat konsumsi

lemak. Hasil penelitian menunjukkan wanita yang mengalami overweight di

Lady’s Centre dengan kurang mengonsumsi lemak sebesar 59,5%, cukup

Universitas Sumatera Utara


43

mengonsumsi lemak sebesar 32,4%, dan kelebihan mengonsumsi lemak sebesar

8,1%. Wanita yang mengalami obesitas di Lady’s Centre dengan kurang

mengonsumsi lemak sebanyak 5 orang (33,3%), cukup mengonsumsi lemak

sebanyak 3 orang (20,0%) dan lebih mengkonsumsi lemak sebanyak 7 orang

(40,0%).

Tabel 13

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Tingkat Konsumsi Lemak

Indeks Massa Tubuh


Lemak Overweight Obesitas
n % n %
Lebih 3 8,1 7 46,7
Baik 12 32,4 3 20,0
Kurang 22 59,5 5 33,3
Total 37 100 15 100

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan tingkat konsumsi

karbohidrat. Hasil penelitian menunjukkan wanita yang mengalami overweight

di Lady’s Centre dengan kurang mengonsumsi lemak sebanyak 36 orang atau

97,3%, kelebihan mengonsumsi karbohidrat sebanyak 1 orang atau 7,7%, dan

tidak ada yang cukup mengonsumsi karbohidrat. Wanita yang mengalami obesitas

di Lady’s Centre dengan kurang mengonsumsi karbohidrat sebanyak 14 orang

(93,3%), cukup mengonsumsi karbohidrat sebanyak 1 orang (6,7%) dan tidak ada

yang kelebihan mengonsumsi karbohidrat.

Universitas Sumatera Utara


44

Tabel 14

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Tingkat Konsumsi


Karbohidrat

Indeks Massa Tubuh


Karbohidrat Overweight Obesitas
n % n %
Lebih 1 2,7 0 0,0
Baik 0 0,0 1 6,7
Kurang 36 97,3 14 93,3
Total 37 100,0 15 100,0

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan tingkat konsumsi

serat. Hasil penelitian menunjukkan wanita yang mengalami overweight di

Lady’s Centre seluruhnya kurang mengonsumsi serat sebanyak 37 orang (100%).

Wanita yang mengalami obesitas di Lady’s Centre seluruhnya kurang

mengonsumsi serat sebanyak 15 orang (100%).

Tabel 15

Distribusi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Tingkat Konsumsi Serat

Indeks Massa Tubuh


Serat Overweight Obesitas
n % n %
Lebih 0 0 0 0
Baik 0 0 0 0
Kurang 37 100 15 100
Total 37 100 15 100

Universitas Sumatera Utara


Pembahasan

Overweight dan Obesitas

Overweight dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal

atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. BMI lebih besar dari atau

sama dengan 25 adalah overweight BMI lebih besar dari atau sama dengan 30

adalah obesitas (WHO, 2015). Obesitas adalah peningkatan lemak tubuh yang

berlebihan. Obesitas disebabkan adanya keseimbangan energi positif, sebagai

akibat ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga

terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Obesitas

merupakan penyakit multifaktorial yang diduga bahwa sebagian besar obesitas

disebabkan oleh karena interaksi antara 9 faktor genetik dan faktor lingkungan,

antara lain aktivitas fisik, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional yaitu

perilaku makan dan pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi (Sumbono,

2016).

Pada penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 37 responden (71,2%)

mengalami overweight dan sebanyak 15 responden (28,8%) yang mengalami

obesitas. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sesorang mengalami berat

badan yang berlebih, seperti penelitian Hendra et al. (2016) yang mengatakan

faktor-faktor tersebut diantaranya pola makan, riwayat keturunan, pola hidup,

faktor psikis, lingkungan, individu, serta biologis yang dapat memengaruhi asupan

dan pengeluaran energi.

45
Universitas Sumatera Utara
46

Body Image

Body image merupakan evaluasi terhadap ukuran tubuh, berat badan,

ataupun aspek-aspek lain dari tubuh yang berhubungan dengan penampilan fisik

yang dipengaruhi oleh standar penilaian mengenai penampilan menarik yang

berlaku dimana orang tersebut berada (Fristy, 2015). Dalam penelitian Cash dan

Linda (2011) menyebutkan bahwa pada majalah fashion wanita, kebanyakan

wanita digambarkan dengan perawakan muda, tinggi, wanita berkaki panjang,

bermata besar, dan berkulit putih. Karakteristik fisik yang paling menonjol dari

model ini adalah mereka yang sangat kurus dan paparan model majalah tersebut

memiliki efek negatif pada body image perempuan.

Iklan televisi juga merupakan salah satu faktor yang membetuk kriteria

tubuh ideal di masyarakat. Banyak sekali iklan di media yang menggunakan

model bertubuh ramping dan berwajah cantik untuk menawarkan produk-produk

dagang. Secara tidak sadar, para wanita yang menyaksikan tayangan iklan

membentuk persepsi terhadap citra tubuh mereka. Para wanita menjadikan

seseorang dalam iklan tersebut sebagai tolak ukur wanita cantik. Anggota Lady’s

Centre Medan merupakan seorang ibu rumah tangga, sehingga kebanyakan

menghabiskan waktu di rumah untuk menonton televisi dan saling bercerita

dengan orang-orang yang berada di lingkungan sekitar tempat tinggal setiap

mendapat informasi terbaru, baik dalam majalah, televisi, maupun media sosial.

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa perbandingan antara wanita yang

mengalami overweight dan obesitas di Lady’s Centre Medan yang memiliki body

image positif dengan yang memiliki body image negatif memiliki perbandingan

Universitas Sumatera Utara


47

yang sama yaitu masing-masing 26 orang (50,0%). Semakin tinggi tingkat

kepercayaan diri seseorang terhadap tubuhnya, maka semakin positif harga diri

yang dimilikinya karena body image yang positif meningkatkan nilai diri,

kepercayaan diri, serta mempertegas jati diri terhadap dirinya sendiri maupun

orang lain yang akan memengaruhi harga diri. Inilah mengapa wanita yang

memiliki body image negatif cenderung melakukan upaya-upaya untuk

memperbaiki tampilan diri mereka. Bentuk tubuh merupakan suatu simbol dari

diri seorang individu, karena dalam hal tersebut individu dinilai oleh orang lain

dan dinilai oleh dirinya sendiri. Selanjutnya bentuk tubuh serta penampilan baik

dan buruk dapat mendatangkan perasaan senang atau tidak senang terhadap

bentuk tubuhnya sendiri.

Dari hasil penelitian tentang body image reponden juga didapati bahwa

prevalence ratio indeks massa tubuh anggota yang memiliki body image negative

memiliki peliang untuk terkena overweight/obesitas 0,682 atau 0,68 kali lebih

besar dibandingkan dengan yang memiliki body image positif. Hal ini sejalan

penelitian dengan penelitian Ferrari et al (2013) yang mengatakan bahwa

penelitian menunjukkan bahwa, terlepas dari dari bidang studi, mahasiswa

berprestasi tinggi tingkat prevalensi ketidakpuasan citra tubuh, menyediakan

alasan perhatian sehubungan dengan konsistensi asosiasi antara fenomena ini dan

perkembangan gangguan makan, depresi, harga diri rendah, dan persepsi kualitas

hidup yang negatif.

Standar kecantikan yang sering sekali dilihat oleh para wanita melalui

media sosial mungkin dapat berbeda satu dengan yang lain. Namun, secara tidak

Universitas Sumatera Utara


48

sadar memori mereka merekam bentuk tubuh yang ideal yang sesuai dengan umur

mereka dan sering sekali membandingkan dengan bentuk tubuh individu yang

sesungguhnya yang sangat jauh dari harapan mereka. Trend yang berlaku di

masyarkat berpengaruh terhadap body image seseorang. Trend tentang bentuk

tubuh ideal dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap tubuhnya.

Anggota Lady’s Centre Medan mengungkapkan bahwa kecemasan

terhadap kegemukan dan kewaspadaan akan berat badan yang sering sekali di

kritik oleh keluarga sempat menuntun mereka dalam melakukan program diet

dengan menghalalkan berbagai cara, seperti mengkonsumsi obat-obatan herbal

yang diiklankan di TV/dijual online dan meminum obat pelangsing tanpa

pengawasan dokter. Banyak obat yang beredar di pasaran menjanjikan perubahan

dalam proses yang cepat sehingga menyebabkan banyak orang tergiur dan kurang

selektif dalam memilih produk tersebut. Banyak yang berpendapat bahwa orang

gemuk biasanya tidak bahagia, sebenarnya ketidakbahagiaan atau tekanan

batinnya disebabkan dari kegemukannya. Hal tersebut karena seringkali

kecantikan disamakan dengan tubuh kurus, sehingga orang gemuk cenderung

main dengan penampilannya dan kesulitan mengendalikan diri terutama dalam hal

perilaku makan (Ma J & Xiao L, 2010), (Manurung NK, 2009).

Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui sebanyak 22 orang (59,5%)

wanita dengan status gizi overweight memiliki body image yang positif, hal ini

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu dari segi fisik, maupun

lingkungan yang menjadikan anggota memiliki kepercayaan diri. Hal ini

berbanding terbalik dengan penelitian Putri (2012) yang mengemukakan bahwa

Universitas Sumatera Utara


49

terdapat responden dengan status gizi normal memiliki body image negatif, hal ini

dikarenakan responden selalu menjaga bentuk badannya karena cenderung

menilai ukuran tubuhnya lebih besar dari ukuran sebenarnya. Kepercayaan diri

dapat dibentuk melalui pengalaman yang pernah dilakukan individu baik dalam

lingkungan Lady’s Centre Medan dan sehari-hari dan diwujudkan dalam tingkah

laku. Alasan para anggota Lady’s Centre Medan bergabung dalam satu tim senam

dan gym khusus wanita dikarenakan sebagai wadah konsultasi sesama anggota,

meningkatkan rasa percaya diri, saling mensupport dalam upaya membuat tubuh

menjadi lebih sehat, dan menurunkan berat badan. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Feldman (2008) yang menyatakan bahwa kelompok teman

sebaya merupakan sumber afeksi, simpati, pemahaman, panduan moral, tempat

bereksperimen, dan setting untuk mendapatkan otonomi serta independensi dari

orangtua. Salah satu peran dari teman sebaya yaitu berupa pemberian dukungan

sosial. Dukungan sosial dari teman sebaya yaitu dukungan yang diterima dari

teman sebaya berupa bantuan baik secara verbal maupun non verbal. Dukungan

teman sebaya yaitu adanya dukungan emosional (kepedulian), dukungan

penghargaan (motivasi), dukungan instrumental (bantuan), dan dukungan

informasi (umpan balik atau nasihat) (Smet, 2008).

Pengetahuan Gizi

Pengetahuan merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi

seseorang untuk berperilaku. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan

Notoadmodjo (2003) yang menjelaskan bahwa pengetahuan merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Berdasarkan hasil

Universitas Sumatera Utara


50

penelitian didapatkan bahwa sebagian besar wanita overweight dan obesitas di

Lady’s Centre Medan memiliki pengetahuan yang kurang mengenai PUGS yaitu

sebesar 69,3%. Salah satu yang penyebabnya adalah tidak pernah mendapatkan

informasi dan pemahaman yang tepat mengenai gizi seimbang. Hal ini sesuai

dengan jawaban responden KY untuk program diet yang mereka lakukan setiap

hari nya hanya berdasarkan cara-cara dari youtube yang mereka tonton, dan untuk

kecukupan nutrisi nya sendiri mereka tidak pernah tahu, karena anggota Lady’s

Centre Medan tidak ada yang bergerak dalam bidang tersebut. Berdasarkan hasil

tanya jawab tersebut para anggota tidak pernah mendapatkan penyuluhan dan

informasi yang mendetail mengenai kecukupan konsumsi nutrisi dari pihak yang

ahli dalam bidang tersebut (misalnya petugas kesehatan/dinas kesehatan/ahli gizi).

Tidak adanya wadah tersebut, menimbulkan informasi yang muncul dari mulut ke

mulut antar anggota Lady’s Centre Medan, misalnya mereka hanya mempercayai

bila memakan nasi, lauk, dan sayur saja sudah cukup, namun untuk takaran dan

berapa banyak jumlah yang di konsumsi masih sangat minim mereka ketahui.

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) pilar yang pada dasarnya

merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar

dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Dalam

Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) ada empat lapis berurutan dari bawah ke atas dan

semakin ke atas semakin kecil. Empat lapis artinya gizi seimbang didasarkan

pada prinsip 4 pilar yaitu beragam pangan, aktifitas fisik, kebersihan diri dan

lingkungan, dan pemantaun berat badan. Semakin ke atas ukuran tumpeng

Universitas Sumatera Utara


51

semakin kecil berarti pangan pada lapis paling atas yaitu gula, garam, dan

lemak dibutuhkan sedikit sekali atau perlu dibatasi (Kemenkes, 2014).

Piring Makanku : Sajian Sekali Makan, dimaksudkan sebagai panduan

yang menunjukkan sajian makanan dan minuman pada setiap kali makan

(misal sarapan, makan siang dan makan malam). Visual Piring Makanku ini

menggambarkan anjuran makan sehat dimana separoh (50%) dari total jumlah

makanan setiap kali makan adalah sayur dan buah, dan separoh (50%) lagi

adalah makanan pokok dan lauk-pauk. Piring Makanku juga menganjurkan

makan bahwa porsi sayuran harus lebih banyak dari porsi buah, dan porsi

makanan pokok lebih banyak dari porsi lauk-pauk. Piring makanku juga

menganjurkan perlu minum setiap kali makan (Kemenkes, 2014).

Pengetahuan responden tentang melakukan aktivitas fisik secara teratur

masih kurang. Aktivitas fisik bermanfaat bagi setiap orang karena dapat

meningkatkan kebugaran tubuh, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan

fungsi jantung, paru-paru dan otot, serta memperlambat proses penuaan. Olah

raga harus dilakukan secara teratur. Macam dan frekuensi olah raga berbeda

menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan kondisi kesehatan. Aktivitas

fisik dan olahraga secara teratur dan cukup, dapat membantu mempertahankan

derajat kesehatan yang optimal bagi yang bersangkutan. Hanya saja pengetahuan

tentang frekuensi dan durasi olah raga ataupun aktifitas fisik yang ideal mereka

masih kurang. Olahraga sebaiknya dilakukan minimal dalam seminggu 3 – 5 kali,

dengan durasi minimal lebih dari 30 menit (Depkes, 2003). Anggota Lady’s

Universitas Sumatera Utara


52

Centre Medan setiap harinya selalu membawa kendaraan sendiri atau ada yang

diantar jemput oleh supir pribadinya sehingga aktivitas fisiknya cukup minim.

Orang yang memiliki pengetahuan gizi rendah akan berperilaku memilih

makanan yang menarik dari panca indra tanpa mengadakan pemilihan

berdasarkan nilai gizi makanan. Sebaliknya jika mereka memiliki pengetahuan

gizi tinggi akan lebih banyak mempertimbangkan nilai gizi makanan tersebut.

Tingkat pengetahuan anggota Lady’s Centre Medan lebih banyak berpengetahuan

kurang, sehingga menyebabkan terjadinya gizi lebih. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian Mardatilah (2008) yang memperoleh hasil pengetahuan gizi memiliki

hubungan bermakna dengan kejadian gizi lebih.

Pengetahuan dapat dijadikan pedoman yang baik untuk menjaga berat

tubuh yang ideal dan menjaga kesehatan tubuh. Dalam menangani overweight dan

obesitas dapat dilakukan upaya promotif dengan cara memberikan pengetahuan

gizi seimbang. Menurut Simarmaca (2008), kemampuan untuk menyaring

informasi dari media massa merupakan hal penting yang harus ditanamkan kepada

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.

Pola Makan

Upaya yang paling sering dilakukan oleh wanita yang memiliki kelebihan

berat badan untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal adalah diet. Diet

merupakan cara mengatur pola makan/minum yang dikonsumsi. Pola makan

tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuh

hanyalah makanan tertentu dengan jumlah tertentu yang bertujuan untuk

mengurangi lemak tubuh, menurunkan berat badan, mengurangi penyakit yang

Universitas Sumatera Utara


53

diderita, dan alasan kesehatan (Huteri, 2012). Diet sangat akrab di kalangan kaum

wanita, karena memang sebagian besar wanita menginginkan tubuh ideal.

Keinginan untuk mengubah penampilan dan bentuk tubuh bermula dari rasa tidak

puas diri, misalnya seperti masalah berat badan yang berlebihan sehingga tidak

indah dilihat dalam hal berpakaian. Masalah fisik tersebut untuk sebagian wanita

dianggap sebagai masalah besar, mereka bahkan ada yang sampai minder atau

tidak percaya diri. Dampaknya mereka mengonsumsi obat diet demi mendapatkan

tubuh yang ideal. Berat badan adalah masalah pria dan wanita. Namun jika

dibandingkan dengan pria, wanita lebih sering memandang dirinya memiliki berat

badan yang berlebihan, ini karena keinginan wanita untuk tampil menarik lebih

tinggi daripada pria (Santrock, 2002).

Pola makan dalam penelitian ini digambarkan dengan besarnya asupan

energi, protein, karbohidrat, dan lemak. Hasil recall menunjukkan bahwa tingkat

konsumsi energi (TKE) responden masih lebih banyak dalam kategori kurang

padahal energi merupakan zat yang sangat esensial bagi manusia dalam

menjalankan metabolisme basal (proses tubuh yang vital), melakukan aktivitas,

pertumbuhan, dan pengaturan suhu (Hardinsyah, dkk, 2012). Hal ini dikarenakan

program diet yang dilakukan responden membiasakan diri untuk mengganti

sarapan nasi ke dalam bentuk ubi, kentang, ataupun jagung, dan selalu makan

makanan selingan bersama anggota keluarga lain sehingga responden memiliki

energi yang kurang karena harus berbagi lagi dengan porsi yang sedikit. Menurut

FAO (2011) komposisi diet juga dapat mempengaruhi kemampuan untuk menjaga

keseimbangan energi. Secara khusus, diet mengandung setidaknya 55% dari

Universitas Sumatera Utara


54

energi berbagai sumber karbohidrat dibandingkan dengan diet tinggi lemak,

mengurangi kemungkinan tubuh akan terjadi penumpukan lemak.

Tingkat konsumsi protein Anggota Lady’s Centre masih banyak dalam

kategori kurang. Konsumsi protein yang kurang ini dikarenakan responden

mempunyai kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan dan minuman yang tinggi

protein seperti susu dan untuk mengurangi nafsu makan. Hal ini perlu menjadi

perhatian karena kekurangan protein dapat menyebabkan timbulnya masalah

kesehatan seperti gangguan mental (depresi, skizofrenia), gangguan makan

(anorexia nervosa dan bulimia), infeksi di saluran pencernaan yang menyebabkan

diare, penyakit yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lemah (HIV/AIDS

dan kanker), mengalami malabsorpsi atau sindrom malabsorpsi, demensia karena

dapat membuat penderita lupa untuk makan dan berbagai penyakit lainnya.

Tingkat konsumsi karbohidrat masih kurang. Konsumsi karbohidrat yang

kurang ini dikarenakan banyaknya anggota Lady’s Centre Medan yang melakukan

diet karbo untuk mengoptimalkan usaha mereka memperoleh tubuh yang ideal.

Tujuan anggota Lady’s Centre Medan menghindari karbo adalah untuk

mengurangi berat badan, maka biasanya metabolisme kita ikut melambat tanpa

karbohidrat. Meski mengurangi karbohidrat memiliki efek yang baik, namun

menghilangkannya sama sekali akan berakibat buruk. Karbohidrat merupakan

sumber energi yang primer untuk aktivitas tubuh sehingga pemenuhan kebutuhan

karbohidrat dianjurkan 50-60% dari kebutuhan energi total dalam sehari.

Penetapan kisaran kebutuhan karbohidrat sehari di berbagai Negara cukup banyak

variasinya dengan berbagai pertimbangan. Guna memelihara kesehatan,

Universitas Sumatera Utara


55

kebutuhan karbohidrat menurut WHO/FAO berkisar antara 55% hingga 75% dari

total konsumsi energi yang berasal dari beragam makanan, diutamakan dari

karbohidrat kompleks dan sekitar 10% dari karbohidrat sederhana (Hardinsyah &

Supariasa, 2016).

Tingkat konsumsi lemak dalam kategori kurang (<80%) yaitu sebesar

51,9%. Anggota Lady’s Centre Medan sengaja mengurangi konsumsi lemak sejak

mereka menyadari bentuk tubuh mereka yang semakin membesar akibat

banyaknya konsumsi junk food yang mudah sekali di dapati di Kota Medan.

Namun, konsumsi lemak yang kurang di dalam tubuh juga bisa mengakibatkan

gangguan kesehatan, seperti sulitnya penyerapan vitamin, menurunkan energi

tubuh, menganggu fungsi sel, melemahkan sel imun, dan meningkatkan risiko

demensia. Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak

kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya)

(Doloksaribu, 2017). Lemak lebih banyak menghasilkan energi dibandingkan

dengan karbohidrat atau protein. Setelah makan, lemak dikirim kejaringan adiposa

untuk disimpan sampai dibutuhkan kembali sebagai energi. Sebaiknya para

anggota Lady’s Centre Medan mengganti konsumsi lemak mereka ke buah-

buahan yang tidak mengandung lemak jenuh seperti alpukat, memakan kacang-

kacangan, dll.

Tingkat konsumsi serat dalam kategori kurang (<80%) yaitu sebesar

100%. Sekitar 70% sel yang membentuk sistem kekebalan tubuh berada di saluran

pencernaan. Agar sistem kekebalan tubuh dan sistem pencernaan dapat bekerja

dengan baik, pastikan bahwa kebutuhan serat terpenuhi dengan baik. Tidak hanya

Universitas Sumatera Utara


56

berdampak terhadap sistem kekebalan tubuh, kurang asupan serat juga dapat

menyebabkan beberapa jenis keluhan dan penyakit seperti sembelit, gula darah

tidak stabil, peningkatan kadar kolesterol, penyakit jantung, mudah lelah, bahkan

dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena cepat merasa lapar. Sebaiknya

para anggota Lady’s Centre Medan mengonsumsi makanan yang tinggi serat,

seperti aneka jenis kacang-kacangan, kacang polong, tepung gandum

utuh, sayuran berdaun hijau, wortel, labu, kentang, jagung, dan kacang panjang.

Selain itu, konsumsi buah kaya serat seperti pir, stroberi, jeruk, mangga, pisang,

dan apel.

Penelitian lain yang dilakukan di salah satu fakultas di Universitas

Indonesia mendapatkan hasil 30% responden melakukan diet penurunan berat

badan adalah untuk memiliki penampilan yang lebih menarik dan lebih cantik,

42% responden memiliki tujuan berdiet adalah untuk mencegah kenaikan berat

badan, dan hanya 17% memiliki tujuan untuk lebih sehat (Yosephin, 2012). Pola

makan yang baik mengandung makanan sumber energi, sumber zat pembangun,

dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan

dan pemiliharaan tubuh, perkembangan otak dan produktifitas kerja, serta

dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan. Dengan pola makan

sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk mencapai dan

mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal (Almatsier, S. et all.

2011).

Kebutuhan energi harus diseimbangkan dengan energi yang diperlukan

agar tidak terjadi penumpukkan lemak dalam tubuh (Prima, Andayani, &

Universitas Sumatera Utara


57

Abdullah, 2018). Proses menua yang dialami oleh seseorang dimulai dengan

perubahan komposisi tubuh yang mengakibatkan tubuh kehilangan massa otot

secara progresif, proses penuaan terjadi sejak usia 40 tahun yang ditandai dengan

penurunan metabolisme basal yang angkanya mencapai 2% pertahun. Penurunan

metabolisme basal juga terjadi bersamaan dengan peningkatan lemak dalam tubuh

mulai pada usia 30 tahun yang angkanya mencapai 2% pertahun (Sundari,

Masdar, & Diana, 2015). Jumlah otot yang lebih sedikit maka energi yang

digunakan untuk beraktivitas juga lebih sedikit. Perempuan dewasa yang

mengonsumsi asupan karbohidrat tinggi namun tidak diimbangi dengan aktivitas

fisik maka akan meningkatkan risiko kejadian obesitas (Diana, Yuliana, Yasmin,

& Hardinsyah, 2013).

Protein, lemak, dan karbohidrat merupakan zat gizi makro penyumbang

energi paling banyak dalam makanan sehingga apabila protein, lemak, dan

karbohidrat tidak menunjukkan hasil yang signifikan, maka begitu pula dengan

total energi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh

Deni et al. (2009) di Universitas Andalas, Sumatera Barat yang melakukan

pengumpulan data dengan melakukan food recall 2x24 jam. Dari penelitian

tersebut didapatkan bahwa konsumsi energi, protein, lemak dan karbohidrat

responden yang berdomisili di asrama mahasiswa Universitas Andalas kurang dari

AKG.

Alasan para anggota bergabung dalam Lady’s Centre Medan adalah upaya

berat badan dan membuat tubuh menjadi lebih sehat. Oleh karena itu, overweight

dan obesitas sudah muncul terlebih dahulu, sebelum mereka tergabung dalam satu

Universitas Sumatera Utara


58

wadah komunitas tersebut. Kenaikan berat badan anggota seperti yang di

ungkapkan oleh responden KP, LYS, dan Al terjadi setelah mereka menikah,

melahirkan anak dan berhenti dari pekerjaan awal mereka untuk menjadi ibu

rumah tangga. Karena banyaknya waktu yang di habiskan mereka di rumah serta

meningkatnya skill dalam memasak, mendukung mereka untuk banyak santai dan

mengkonsumsi berbagai makanan yang tersedia. Hal ini sejalan dengan penelitian

Memish et al.,(2014). yang menyebutkan bahwa asupan peningkatan kejadian

obesitas pada wanita produktif lebih dipengaruhi oleh status pernikahan,

pendidikan, riwayat penyakit kronis, dan hipertensi.

Menurut Michael meskipun kebiasaan dan pola makan setiap orang ke

orang dapat bervariasi dan menu makanan dapat dipilih dari ratusan makanan

yang berbeda, namun setiap orang tetap membutuhkan nutrisi yang sama dan

dalam proporsi yang kira-kira sama pula. Dua fungsi dasar nutrisi adalah untuk

menyediakan bahan bagi pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh, yaitu

menyediakan dan memelihara struktur dasar tubuh kita dan untuk memasok energi

yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan eksternal maupun

menjalankan kegiatan internalnya. Namun berdasarkan dari hasil penelitian

diketahui bahwan jenis makanan yang di konsumsi oleh anggota Lady’s Centre

Medan masih tidak lengkap, dan hanya mewakili makanan pokok yang diganti

dalam bentuk ubu dan umbi-umbian, serta menghindari konsumsi susu dan telur

dikarenakan dalam proses untuk menurunkan berat badan.

Menurut Devi (2010) bahwa jumlah karbohidrat yang dikonsumsi

disesuaikan dengan kebutuhan tubuh sebagai sumber energi. Berdasrkan distribusi

Universitas Sumatera Utara


59

energi, kaborhidrat harus menyumbang sebanyak 50-65% energi total Kekurangan

karbohidrat dapat menyebabkan suplai energi berkurang. Akibatnya, tubuh

mencari alternatif zat gizi yang dapat menggantikan karbohidrat, yaitu lemak dan

protein. Apabila peristiwa tersebut berlangsung terus tanpa suplai karbohidrat

yang cukup, lemak tubuh akan terpakai dan protein yang seharusnya digunakan

untuk pertumbuhan jadi berkurang. Akibatnya, tubuh semakin kurus dan

menderita Kurang Energi Protein (KEP). (Devi, N. 2010).

Keterbatasan Penelitian

Selama melakukan penelitian peneliti mengalami kendala yaitu sulitnya

menyesuaikan jadwal wawancara dengan responden dikarenakan pandemi Covid-

19 dan kegiatan responden lainnya.

Universitas Sumatera Utara


Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Jumlah wanita overweight dan obesitas di Lady’s Centre yang memiliki body

image positif dan negatif memiliki jumlah yang sama. Artinya anggota yang

memiliki rasa puas terhadap kondisi tubuhnya (adanya rasa percaya diri dan

penerimaan jati diri yang tinggi ) memiliki jumlah yang sama dengan anggota

yang memiliki rasa tidak puas/ malu terhadap kondisi tubuhnya (adanya rasa

dirinya tidak berguna dan harga diri yang rendah) di Lady’s Centre Medan.

2. Pengetahuan gizi sebagian besar wanita overweight dan obesitas di Lady’s

Centre tergolong kurang. Artinya pengetahuan mengenai makanan dan

kebiasaan diet anggota Lady’s Centre Medan dalam memenuhi kecukupan

nutrisi tubuhnya masih kurang dikarenakan para anggota tidak mendapatkan

penyuluhan maupun informasi langsung dari ahli gizi maupun petugas

kesehatan yang terkait.

3. Jumlah energi, protein, lemak, dan karbohidrat yang dikonsumsi sebagian

besar wanita overweight dan obesitas di Lady’s Centre masing-masing

tergolong kurang. Artinya pengurangan konsumsi kebutuhan tubuh anggota

Lady’s Centre Medan disebabkan adanya program diet.

Saran

1. Diharapkan pengelola Lady’s Centre Medan dapat menjadwalkan /

merencanakan program penyuluhan dan konseling oleh tenaga ahli kesehatan

60
Universitas Sumatera Utara
61

maupun ahli gizi kepada anggota Lady’s Centre Medan untuk dapat

meningkatkan body image positif, pengetahuan gizi, dan pola makan yang

sehat.

2. Diharapkan kepada anggota Lady’s Centre Medan dan Masyarakat untuk tetap

menyeimbahkan kecukupan zat gizi makro di dalam tubuh dengan

mengkonsumsi gandum, beras merah, telur, daging rendah lemak, yogurt,

kavang-kacangan, buah dan sayu-sayuran.

3. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat

meneliti mengenai teknik ataupun layanan konseling yang digunakan dan

mengembangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi variable-variabel

diatas dengan lebih mendalam, seperti faktor pendidikan, status sosial

ekonomi, faktor sosial, kepribadian, gaya hidup, dan dukungan teman sebaya.

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

Adinda, D. (2017). Gambaran kebiasaan makan, aktivitas fisik, body image, dan
status gizi remaja putri di SMK Negeri 2 Sibolga (Skripsi, Universitas
Sumatera Utara). Diakses dari http://repository.usu.ac.id/handle/
123456789/65862

Adriani dan Wirjatmadi. (2012). Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Jakarta:
Kencana.

Adriani, M., & Wijatmadi, B. (2016). Pengantar gizi masyarakat. Jakarta:


Kencana.

Almatsier, S. (2011). Gizi seimbang dalam daur kehidupan. Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, S. (2013). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Anonim. (2009). Obesitas. Diakses dari https://medicastore.com/penyakit/42/


obesitas.html

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Bantarpraci, S. (2012). Hubungan karakteristik individu, aktivitas fisik, asupan


gizi makro (asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat) dengan
obesitas di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Skripsi,
Universitas Indonesia). Diakses dari http://lib.ui.ac.id/
file?file=digital/20314239-S_Satrio%20Bantarpraci.pdf

Banudi, L, Ischak, W. I., Koro, S., & Leksono, P. (2018). Faktor stress dan pola
makan pada guru obesitas di SMA Kota Kendari. Jurnal Kesehatan
Manarang, 4(1), 9.

Basri, T. H. (2012). Hubungan tingkat pengetahuan tentang makanan berserat


dengan pola konsumsi makanan berserat pada mahasiswa angkatan 2008-
2011 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Skripsi, Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung).

Bella, M. E. (2019). Asupan zat gizi makro pada remaja overweight studi kasus
pada siswa kelas X dan XI di SMAN 4 Kota Kupang (Skripsi, Poli Teknik
Kesehatan). Diakses dari http://repository.poltekeskupang.ac.id/
1699/1/KTI%20MARISSA.pdf

62
Universitas Sumatera Utara
63

Buxton, B. K. (2008). Body Image And Women: How Does Obesity Fit Into The
Picture. Diakses dari http://search.proquest.com

Cakrawati, Mustika, N. H., & Dewi. (2012). Bahan pangan, gizi, dan kesehatan.
Bandung: Alfabeta.

Cash, F., Thomas, & Smolak, L. (2011). Body image: a handbook of science,
practice, and prevention. New York, USA: Guilford Press.

Chirstina, D. (2008). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas


pada pekerja onshore pria perusahaan migas X di Kalimantan Timur
Tahun 2008. Jurnal Kesehatan. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/309655857_Obesitas_pada_Peke
rja_Minyak_dan_Gas

Dariyo, A. (2004). Psikologi perkembangan remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.

Deni. (2009). Hubungan pengetahuan dan asupan zat gisi dengan status gizi
mahasiswa di asrama Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Masyarakat
UNAND, 5(1).

Depkes. (2003). 13 Pesan dasar gizi seimbang. Panduan untuk petugas. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.

Depkes. (2003). Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kesehatan reproduksi.


Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Devi, N. (2010). Nutrition and food. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Dewi. (2012). Laporan Tutorial Blok 3-4. LBM 2: Aku Tak Secantik Dulu Lagi.
Diakses dari: dokumen.tips/documents/laporan-lbm-2-1.html

Diana, R., Yuliana, I., Yasmin, G., & Hardinsyah. (2013). Faktor risiko
kegemukan pada wanita dewasa Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan, 8(1),
1–8.

Doloksaribu, B. (2017). ”Lemak” dalam hardinsyah dan supariasa, dewa


nyoman. Jakarta: EGC.

Dulskiene, V., Kuciene, R., Medzioniene, J., & Benetis, R. (2014). Association
between obesity and high blood pressure among lithuanian adolescents: a
cross-sectional study. Ital J Pediatr, 40(102).

Fakhrurozi, M. & Henggaryadi, G. (2008). The relationship between body image


and self esteem in adolescent men taking exercise. Gunadarma Journal.
Diakses dari http//ejour:nal.gunadarma.ic.id

Universitas Sumatera Utara


64

Febriyanti, N. K., Adiputra, I. N., & Sutadarma. (2015). Hubungan indeks massa
tubuh dan aktivitas fisik terhadap daya tahan kardiovaskular pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Skripsi,
Universitas Udayana). Diakses dari https://repositori.unud.ac.id/protected/
storage/upload/penelitianSimdos/fee5c0f4dfa008f774df686bf348b408.pdf

Feldman, P. (2008). Human development. Jakarta: Salemba Humanika.

Ferrari, E. P., Petroski, L. E., & Silva, D. A. S. (2013). Prevalence of body image
dissatisfaction and associated factors among physical education students.
Trends Psychiatry Psychother, 35(2), 119-127.

Food and Agricultural Organization of The United Nations. (2011). State of the
World’s Forests 2011. Food and Agriculture Organization of United
Nations, Roma (IT). Diakses dari http://fao.co
Fitriah, J. N. (2007). Hubungan asupan zat gizi, aktivitas fisik dengan status gizi
pada peserta senam aerobic (Skripsi, Universitas Dipanegara). Diakses
dari http://eprints.undip.ac.id/26110/1/82_Juni__Norma__Fitriah_
G2C205069_A.pdf

Florance, A. G. (2017). Hubungan pengetahuan gizi dan pola konsumsi dengan


status gizi pada mahasiswa TPB Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut
Teknologi Bandung. Diakses dari http://repository.unpas.ac.id/29841/

Fristy. (2015). Citra diri pada remaja putri yang mengalami kecenderungan body
dysmorphic (Skripsi yang tidak dipublikasikan). Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma.

Germov, J., Williams, L. (2005). A sociology of food and nutrition: The social
appetite. Victoria, UK: Oxford University Press.

Hardiansyah, A. (2012) Jenis pangan sarapan dan perannya dalam asupan gizi.
Bogor: Gizi dan Pangan Institute Pertanian Bogor.

Hardinsyah & Supariasa, I. D. N. (2016). Ilmu gizi teori dan aplikasi. Jakarta:
EGC.

Hardianah, H. R., Siyoto, S., & Peristowati, Y. (2013). Gizi, pemantapan gizi,
diet, dan obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Hastuti, P. (2018). Genetika obesitas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Huteri. (2012). Apakah di Balik dari Manfaat Diet. Diakses dari


http://teknikdiet.com/tips-diet/manfaat-diet-selain-untuk-menurunkan-
beratbadan

Universitas Sumatera Utara


65

Ilfa. (2010). Definisi Umur. Diakses dari http://bidanilfa.blogspot.co.id/2010/01


/definisi-umur.html

Insel, P. M. (1997). Core concepts in health. California: Mayfield 9. Publisihing


Company.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman gizi seimbang. Jakarta: Dirjen


Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Diakses


dari http://dinkes.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/
20181228%20-%20Laporan%20Riskesdas%202018%20Nasional-1.pdf

Kharismawati, R. (2010). Hubungan tingkat asupan energi, protein, lemak,


kharbohidrat, dan serat dengan status obesitas pada siswa SD (Skripsi,
Program Studi Ilmu Gizi UNDIP).

Lestari, D. W. (2014). Penerimaan diri dan strategi coping pada remaja korban
perceraian orang tua. eJournal Psikologi, 2(1).

Lubis, R. U. (2016). Hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas
pada guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 (Skripsi, Universitas Sumatera
Utara). Diakses dari http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/62480

Marpaung, C. A. (2015). Hubungan pengetahuan, pola makan, dan aktivitas fisik


dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 (Skripsi, Universitas
Sumatera Utara). Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/59234

Mawaddah, N. (2017). Gambaran pola makan dan kejadian obesitas pada


masyarakat Suku Gayo di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam
Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2017 (Skripsi, Universitas Sumatera
Utara). Diakses dari http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/
123456789/1749/131000057.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Memish, Z. (2014). Obesity and associated factors--kingdom of Saudi Arabia,


2013. Preventing Chronic Disease, 11, E174.
https://doi.org/10.5888/pcd11.140236

Nadimin. (2011). Pola makan, aktivitas fisik, dan status gizi pegawai dinas
kesehatan Sulawesi Selatan. Jurnal Media Gizi Pangan, 11(1), 4.

Universitas Sumatera Utara


66

Nath, T. N. (2013). The macronutrients status of long term tea cultivated soils in
dibugrah and sivasgar districts of assam. India International Journal of
Scientific Research, 2(1).

Nurcahyani, D. D. (2017). Body image pasien diabetes millitus yang mengalami


ganggren (Skripsi, UMPO). Diakses dari http://eprints.umpo.ac.id/
3845/3/BAB%202.pdf

Oktavia, N. (2014). Kebutuhan Gizi Seimbang. Diakses dari


http://nurulloktaviaa.blogspot.co.id/2014/11/kebutuhan-giziseimbang-
pada-remaja.html?m=1

Prima, T. A., Andayani, H., & Abdullah, M. N. (2018). Hubungan konsumsi junk
food dan aktivitas fisik terhadap obesitas remaja di Banda Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis, 4(1), 28–35.

Purwanti, S. (2002). Perencanaan menu untuk penderita kegemukan. Jakarta:


Penebar Swadaya.

Putri, R. (2012). Hubungan obesitas dengan gambaran citra tubuh pada


mahasiswa fakultas ilmu pengetahuan budaya Universitas Indonesia (FIB
UI) (Skripsi, yang tidak dipublikasikan). Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Rimbawan, & Siagian, A. (2004). Indeks glikemia pangan. Jakarta: Swadaya.

Rukmini. (2009). Hari kanker sedunia: krisi kanker global dilawan gizi seimbang.
Jakarta: Swadaya.

Sabageh, A. O., Ogunfowokan, A. A., & Ojofeitimi, E. O. (2012). Obesity 7 and


body image disrepancy among school adolescents in ile-ife, Osun State,
Nigeria. Pak J Nutr, 12(4), 377-81.

Santrock, J. W. (2002). Life span development (Perkembangan masa hidup, Jilid


2, Penerjemah: Chusairi dan Damanik). Jakarta: Erlangga.

Sayoga, I. B. (2014). Hubungan pola makan genetik dan kebiasaan olahraga


dengan kejadian overweight pada mahasiswa keperawatan S1 di
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (Skripsi, UMP). Diakses dari
http://repository.ump.ac.id/3662/

Siagian, A. (2010). Epidemiologi gizi. Jakarta: Erlangga.

Universitas Sumatera Utara


67

Silitonga, N. (2008). Pola makan dan aktivitas fisik pada orang dewasa yang
mengalami obesitas dari keluarga miskin di Desa Marindal II Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 (Skripsi, Univeristas
Sumatera Utara). Diakses dari http://repository.usu.ac.id/
handle/123456789/14646

Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo.

Sudargo, Toto, L. M., Harrt, F., Rosiyani, F., Kusmayanti, & Aini, N. (2016).
Pola makan dan obesitas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sumarsono, R. B. (2016). Persepsi body image, healthy eating index dan status
gizi mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat IPB. Diakses dari
http://docplayer.info/74371087-Persepsi-body-image-healthy-eating-
index-dan-status-gizi-mahasiswi-departemen-gizi-masyarakat-ipb-rina-
budiarti-sumarsono.html

Sundari, E., Masdar, H., & Rosdiana, D. (2015). Angka kejadian obesitas sentral
pada masyarakat Kota Pekanbaru. JOM FK, 2(2).

Supariasa, I. D. N. (2002). Penilaian status gizi. Jakarta: EGC.

Surajiyao. (2007). Filsafat ilmu dan perkembangannya di Indonesia. Jakarta:


Suatu Pengantar.

Taddabur. (2008). Membentuk Citra Diri. Diakses dari


http://www,fadhilza.com/2008/02/taddabur/citra-diri.html#comment-6.

Thompson, J. K. (2001). Body image, eating disoreders, and obesity: an


integrative guide for assessment and treatment. Washington, DC:
American Psychological Assciation.

Waspadji, S. (2003). Indeks glikemik berbagai makanan Indonesia. Jakarta:


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

WHO. (2020). Obesity And Overweight. Diakses dari https://www.who.int/news-


room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight

Widianti, W., & Tafal, Z. (2013). Aktivitas fisik, stres, dan obesitas pada pegawai
negeri sipil. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(7), 334-335.

Yosephin. (2012). Hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet mahasiswi


(Skripsi yang tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmi Keolahragaan UI,
Depok.

Universitas Sumatera Utara


68

Zahra & Aklima, M. (2012). Gambaran pola makan, aktifitas fisik dan status gizi
pada karyawan Ud Alfa Star Busana dan Pls Ervina Medan Tahun 2012.
Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

Universitas Sumatera Utara


69

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI, DAN POLA


MAKAN WANITA OVERWEIGHT DAN OBESITAS
DI LADY’S CENTRE MEDAN TAHUN 2020

A. Karakteristik Responden
Nama :
Tempat, tanggal lahir :
Umur : tahun
Pekerjaan :
BB : kg
TB : cm
IMT : kg/m2 (Diisi oleh peneliti)
Status gizi : (Diisi oleh peneliti)
 < 18,5 Kurus (underweight)
 18,5 – 24,9 Berat badan normal
 25 – 29,9 Berat badan berlebih (overweight)
 30 – 34,9 Obesitas – kelas 1
 35 – 39,9 Obesitas – kelas 2
 ≥ 40 Obesitas – kelas 3 (obesitas morbid)
B. Body Image
Figure Rating Scale (FRS)

Pilihlah salah satu nomor pada gambar di atas untuk menjawab pertanyaan
dibawah ini
1. Menurut Anda, bentuk tubuh yang ideal ada pada no ......
2. Bentuk tubuh yang Anda harapkan ada pada no …...
3. Menurut Anda, bentuk tubuh Anda saat ini ada pada no ......

C. Pengetahuan Gizi Seimbang


Beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang Anda anggap paling benar.
1. Apakah nama dari visualisasi (gambaran) dari prinsip gizi seimbang?

Universitas Sumatera Utara


70

a. Nampan makananku
b. Prinsip Gizi Seimbang
c. Tumpeng Gizi Seimbang
d. Piringku
2. Dalam gizi seimbang, berpakah prinsip/pilar yang dianut?
a. 5 prinsip
b. 4 prinsip
c. 3 prinsip
d. 2 prinsip
3. Ada berapakah pesan gizi seimbang?
a. 10 pesan
b. 4 pesan
c. 13 pesan
d. 5 pesan
4. Makanan yang bergizi seimbang terdiri dari...
a. Nasi, sayuran, buah-buahan, lauk nabati, lauk hewani
b. Nasi, sayuran, lauk nabati, buah-buahan, susu
c. Nasi, sayuran, lauk hewani, buah-buahan, susu
d. Nasi, sayuran, lauk nabati, lauk hewani, susu
5. Kelompok makanan berikut ini yang dapat dijadikan sebagai sumber karbohidrat
adalah...
a. Roti, mie, singkong, nasi, bihun
b. Singkong, nasi, bihun, telur, ikan
c. Roti, nasi, bihun, daging, telur
d. Ubi, nasi, pisang, madu
6. Menurut Anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber protein?
a. Daging, tempe, kacang
b. Margarin, kacang, keju
c. Telur, ayam, santan
d. Daging, bihun, santan
7. Menurut Anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber lemak?
a. Daging, santan, kacang
b. Mie, keju, mentega
c. Mentega, minyak, santan
d. Bayam, bihun, santan
8. Menurut Anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber serat?
a. Alpukat, brokoli, pear
b. Bayam, ikan, telur
c. Brokoli, bayam, mie
d. Sawi, kacang, daging
9. Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya
konsumsi lemak?
a. Obesitas/kegemukan
b. Anemia
c. Konstipasi
d. Osteoporis

Universitas Sumatera Utara


71

10. Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya
konsumsi gula?
a. Hepatitis
b. Diabetes melitus
c. Kanker
d. Asam urat
11. Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya
konsumsi garam?
a. Diare
b. Hipertensi
c. Asam urat
d. Hepatitis
12. Diantara masalah kesehatan berikut, manakah yang terkait dengan rendahnya
konsumsi serat?
a. Diare
b. Osteoporosis
c. Anemia
d. Konstipasi
13. Sebaiknya minimal berapa kali kita harus mengonsumsi sayur perhari?
a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
d. Tidak pernah
14. Sebaiknya minimal berapa kali kita harus mengonsumsi buah dalam sehari?
a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
d. Tidak pernah
15. Berapa anjuran konsumsi gula dalam sehari?
a. 4 sendok makan
b. 5 sendok makan
c. 6 sendok makan
d. 7 sendok makan
16. Berapakah kali anjuran maksimal konsumsi garam dalam sehari?
a. 1 sendok teh
b. 2 sendok teh
c. 3 sendok teh
d. 4 sendok teh
17. Berapakah anjuran konsumsi air putih dalam sehari?
a. 4 gelas
b. 6 gelas
c. 8 gelas
d. 10 gelas
18. Berapakah anjuran maksimal konsumsi minyak dalam sehari?
a. 2 sendok makan
b. 3 sendok makan

Universitas Sumatera Utara


72

c. 4 sendok makan
d. 5 sendok makan
19. Menurut Anda, sebaiknya berapa kali kita harus berolahraga dalam satu minggu?
a. 1-2 kali
b. 2-3 kali
c. 3-5 kali
d. Tidal perlu
20. Menurut Anda, sebaiknya berapa lama kita dianjurkan untuk menimbang berat
badan?
a. Setiap hari
b. 1 minggu sekali
c. 1 bulan sekali
d. Tidak perlu

D. Food Recall 2 × 24 jam


Hari, tanggal :
Recall : Hari ke-1
NAMA
WAKTU NAMA BERAT
BAHAN URT
MAKAN MASAKAN (gram)
MAKANAN
PAGI
SNACK
PAGI
SIANG
SNACK
SORE
MALAM

Hari, tanggal :
Recall : Hari ke-2
NAMA
WAKTU NAMA BERAT
BAHAN URT
MAKAN MASAKAN (gram)
MAKANAN
PAGI
SNACK
PAGI
SIANG
SNACK
SORE
MALAM

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2. Master Data

P P P P P P P P P P P P
Nama U Pekerjaan BB TB IMT SG BI 1 BI 2 BI 3 BI P
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13
4
SD 41 Guru 77 175 25,14 3 2 2 3 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SMM 41 Pegawai Swasta 57,7 151 25,3 3 4 4 5 3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Su 37 IRT 74,5 149 49,93 6 6 5 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0
CS 26 IRT 61 153 26,06 3 3 4 6 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
KY 38 Wiraswasta 80 155 33,2 4 3 3 7 4 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
KS 26 Wiraswasta 85 165 31,22 4 4 4 8 4 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
AN 26 Wiraswasta 80 163 30,11 4 4 4 8 4 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
CM 26 IRT 68 158 27,24 3 4 4 5 3 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Al 26 Wiraswasta 87 161 33,56 4 4 5 6 3 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Sh 32 Dosen 61 155 25,39 3 3 3 5 3 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1
FAS 28 Guru 63 155 28,3 3 4 4 6 3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SK 31 Guru Swasta 65,5 158 26,24 3 4 4 6 3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
VA 28 Dosen 64,5 152 27,81 3 4 4 5 3 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
MN 26 IRT 75 153 32,04 4 4 4 7 4 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Ra 34 Karyawan 66 150 29,33 3 3 3 4 2 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
LYS 30 Karyawan 80 162 30,67 4 3 3 3 2 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
DL 35 IRT 67,1 154 28,33 3 3 3 6 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
SFY 27 Pegawai Swasta 76,2 155 31,72 4 4 4 6 3 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0
NG 33 Guru 67 159 26,5 3 3 3 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Ya 45 IRT 50 151 25,61 3 4 4 4 2 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
NE 29 IRT 66,6 154 28,08 3 4 4 4 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
HAS 45 IRT 69,3 159 27,45 3 3 3 4 2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
Er 39 Wiraswasta 67 157 27,18 3 4 3 4 2 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
Ha 35 Karyawan Swasta 69 159 27,46 3 2 2 3 2 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
KP 39 IRT 75,4 158 30,39 4 4 4 4 2 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
De 42 IRT 68 152 29,43 3 4 4 7 4 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1
ML 45 Pegawai Swasta 68 157 27,59 3 3 4 5 3 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
ASW 45 IRT 66 158 26,44 3 4 4 6 3 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
SD 32 IRT 66 160 25,78 3 5 3 5 3 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1
DW 39 IRT 67 160 26,17 3 4 4 6 3 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
ZK 27 IRT 62 156 25,48 3 3 4 5 3 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1
Na 34 Karyawan Swasta 64,4 151 28,39 3 4 3 6 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
Li 40 Wiraswasta 65 150 28,89 3 4 4 4 2 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1
CL 38 IRT 72 168 25,51 3 3 3 5 3 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0

73
Universitas Sumatera Utara
Di 28 Guru 65 158 26,04 3 3 3 6 3 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1
MI 29 IRT 67 155 27,89 3 4 4 6 3 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
FWM 26 Wiraswasta 68 160 26,56 3 5 4 6 3 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1
IES 34 PNS 90 166 32,66 4 2 3 5 3 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0
In 32 Wiraswasta 88 162 33,74 4 3 4 6 3 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Ha 45 IRT 70 158 28,04 3 4 2 6 3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
De 40 IRT 74,5 163 28,04 3 4 4 7 4 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
ESR 45 IRT 65 159 25,71 3 3 2 3 2 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
Ma 45 Wiraswasta 76,4 162 29,11 3 2 2 5 3 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
ES 36 Wiraswasta 75 158 30,04 4 4 5 6 3 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
De 32 Wiraswasta 68 164 25,28 3 4 5 6 3 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
He 45 IRT 72,5 155 30,18 4 4 4 6 3 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Fi 26 PNS 74 150 32,8 4 4 4 5 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
Fik 26 IRT 65 155 27,05 3 3 3 6 3 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
Fit 43 Guru 89 152 38,72 5 6 6 7 4 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
Ev 33 IRT 68,6 161 26,46 3 3 3 4 2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0
El 40 IRT 62 157 25,31 3 2 3 4 2 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
DS 30 IRT 64 160 25 3 4 4 7 4 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1

P P P P P P % Kat Kat
P E P L K ER PR LR KR Kat BI Kat PR Kat LR Kat KR Kat Umur
14 15 16 17 18 19 P P ER
20
0 1 1 1 0 0 0 1011,7 18,8 48,4 130,1 47 31 81 38 60 1 1 1 1 2 1 2
0 1 1 1 0 0 0 1454,1 63,3 44,2 202,1 68 106 74 59 55 1 2 1 2 1 1 2
1 1 1 1 0 0 1 2067,9 123,9 85,5 199,5 96 207 143 59 50 1 1 2 3 3 1 2
1 0 0 1 1 0 0 1393,7 61 62,6 138,5 62 102 96 39 70 2 2 1 2 2 1 1
0 1 0 1 0 0 0 1818,8 50 82,8 211,8 85 83 138 62 55 1 2 2 2 3 1 2
0 1 0 1 0 0 0 1189,3 51,4 50,2 135,4 53 86 77 38 55 1 2 1 2 1 1 1
0 1 1 0 0 1 1 1735,8 59,7 81 182,5 77 100 125 51 70 2 2 1 2 3 1 1
0 1 1 1 0 0 0 1608,6 58,1 51,9 218,1 72 97 80 61 60 1 2 1 2 1 1 1
0 1 1 1 0 0 0 1644 89,2 74,8 152,4 73 149 115 42 60 1 1 1 3 3 1 1
1 0 1 1 0 0 0 1046,4 26,6 44,8 136,3 49 44 75 40 45 1 2 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 0 1055,1 45,9 40,7 125,5 47 77 63 35 65 2 2 1 1 1 1 1
0 1 1 0 0 1 1 1258,2 42,9 58,6 141,1 59 72 98 42 60 1 2 1 1 2 1 1
1 1 0 1 0 0 1 1181,9 49,8 59,4 118,2 55 83 99 35 65 2 2 1 2 2 1 1
0 0 0 1 0 0 0 2233,2 97,9 91,4 249,7 99 163 141 69 50 1 2 2 3 3 1 1
1 1 1 1 1 0 1 777,2 46,1 16,5 110,5 36 77 28 33 70 2 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1103,3 57,8 33 142,8 51 96 55 42 70 2 1 1 2 1 1 1
1 1 1 1 0 0 1 1218,8 51,8 34,4 174,2 57 86 57 51 55 1 2 1 2 1 1 1
0 1 1 1 0 0 0 1131,8 67,5 42,4 107,9 50 113 65 30 40 1 1 1 3 1 1 1

74
Universitas Sumatera Utara
0 1 1 1 0 0 0 1492 61,2 60,2 165,8 69 102 100 49 65 2 1 1 2 2 1 1
1 1 0 0 0 1 0 1511,7 44,3 77,9 160,3 70 74 130 47 45 1 1 1 1 3 1 2
0 1 0 0 0 1 0 937,2 52,4 24,3 126,3 44 87 41 37 50 1 1 1 2 1 1 1
0 1 1 1 0 0 0 1215,3 45,4 51 140,9 57 76 85 41 55 1 1 1 1 2 1 2
1 1 1 0 0 1 1 901,9 34,2 16 154,1 42 57 27 45 65 2 1 1 1 1 1 2
1 1 1 0 0 0 1 1271 44,5 29,8 202,3 59 74 50 60 60 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 1 1 1297,5 29,9 49,7 185,3 60 50 81 55 70 2 1 1 1 2 1 2
0 1 1 1 0 1 0 1098,5 31,4 64,5 108,4 51 52 108 32 50 1 1 1 1 2 1 2
0 0 0 0 0 1 1 995,4 30,4 27,6 156,8 46 51 46 46 60 1 2 1 1 1 1 2
0 1 1 1 0 0 0 1848,3 80,2 70,7 219,1 86 134 118 64 50 1 2 2 3 3 1 2
0 1 1 1 0 1 0 963,5 35 23,2 152,4 45 58 39 45 55 1 2 1 1 1 1 1
0 1 1 0 0 0 0 986,2 48,1 20,1 150,6 46 80 33,5 44 45 1 2 1 1 1 1 2
0 1 1 1 0 1 0 1436 63,4 68,4 139,5 64 106 105 39 55 1 2 1 2 2 1 1
0 1 0 1 0 1 1 1017,3 47,9 29,4 138 47 80 49 41 65 2 2 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 0 1 1082 52,8 43,2 117,7 50 88 72 35 50 1 1 1 2 1 1 2
1 1 1 1 1 1 0 1700,6 76,4 62,5 215,3 79 127 104 63 75 2 2 1 3 2 1 2
0 1 1 1 0 0 0 1352 68,5 47,5 159,8 60 114 73 44 55 1 2 1 3 1 1 1
0 0 0 0 0 1 0 1395,6 81,8 46,1 156,8 62 136 71 44 35 1 2 1 3 1 1 1
0 1 1 1 0 0 1 905,7 32,7 41,2 101,4 40 55 63 28 60 1 2 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 0 0 1959,2 93 64,3 250,2 91 155 104 74 45 1 1 2 3 2 1 1
1 1 1 1 0 1 0 618,7 18,3 7,9 121,2 29 31 13 36 70 2 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 0 1407,6 35 25,6 262,2 66 58 43 77 55 1 2 1 1 1 1 2
0 1 0 1 0 0 0 1252,9 37,2 45,2 176,7 58 62 75 52 55 1 1 1 1 1 1 2
0 1 0 0 1 1 1 973 41,1 33,7 135,5 45 69 56 40 60 1 1 1 1 1 1 2
1 1 1 1 0 0 1 959,9 37,2 38 120,6 45 62 63 36 65 2 2 1 1 1 1 2
0 1 1 0 0 0 1 1412,2 31 48,9 214,1 66 52 82 63 50 1 1 1 1 2 1 2
0 1 1 1 0 0 0 1309,9 66,9 58,8 131 61 112 98 39 60 1 2 1 3 2 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1946,9 50,3 70,6 278,6 91 84 118 82 45 1 1 2 2 3 2 2
1 1 1 1 0 1 0 1639,3 68,1 74,8 179,9 73 114 115 50 80 3 1 1 3 3 1 1
0 1 1 1 0 1 1 1547,9 39,3 46,1 239,1 69 67 71 66 70 2 2 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1342,7 50,3 33,7 208,6 63 84 56 61 70 2 1 1 2 1 1 2
0 1 1 1 0 0 0 2872,1 113,7 81,4 404,7 134 190 136 119 50 1 1 3 3 3 3 1
1 1 1 1 0 0 0 1636,4 66,1 51,8 208,3 76 110 86 61 60 1 1 1 2 2 1 2
0 1 0 1 0 0 0 1764,1 67 53,3 241,4 82 112 89 71 50 1 1 2 3 2 1 1

75
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
SG : Status gizi U : Umur BI : Bentuk tubuh responden IMT :
Indeks Massa Tubuh
1 : Kurus BB : Berat badan 1 : Kurus 1 :
Kurus
2 : Berat badan normal TB : Tinggi badan 2 : Normal 2 :
Normal
3 : Overweight BI I : Bentuk tubuh ideal 3 : Overweight 3 :
Overweight
4 : Obesitas kelas I BI II : Bentuk tubuh yang diharapkan 4 : Obesitas 4 :
Obesitas
5 : Obesitas kelas II BI III : Bentuk tubuh saat ini
6 : Obesitas kelas III
P1 – P 20 : Pertanyaan mengenai PUGS %P : Persentase pengetahuan KatBI :
Kategori body image
1 : Benar KatP : Kategori pengetahuan 1 :
Negatif
0 : Salah 1 : Kurang 2 :
Positif
E : Energi ER : Energi responden 2 : Cukup
P : Protein PR : Protein responden 3 : Baik
L : Lemak LR : Lemak responden
K : Karbohidrat KR : Karbohidrat responden
KatER : Kategori energi responden
1 : Kurang
2 : Baik
3 : Lebih
KatPR : Kategori protein responden

76
Universitas Sumatera Utara
1 : Kurang
2 : Baik
3 : Lebih
KatLR : Kategori lemak responden
1 : Kurang
2 : Baik
3 : Lebih
KatKR : Kategori karbohidrat responden
1 : Kurang
2 : Baik
3 : Lebih
KatUmur : Kategori umur responden
1 : Dewasa awal
2 : Dewasa akhir

77
Universitas Sumatera Utara
78

Lampiran 3. Output SPSS

OUTPUT TABEL FREKUENSI

Umur Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 26,00 9 17,3 17,3 17,3
27,00 2 3,8 3,8 21,2
28,00 3 5,8 5,8 26,9
29,00 2 3,8 3,8 30,8
30,00 2 3,8 3,8 34,6
31,00 1 1,9 1,9 36,5
32,00 4 7,7 7,7 44,2
33,00 2 3,8 3,8 48,1
34,00 3 5,8 5,8 53,8
35,00 2 3,8 3,8 57,7
36,00 1 1,9 1,9 59,6
37,00 1 1,9 1,9 61,5
38,00 2 3,8 3,8 65,4
39,00 3 5,8 5,8 71,2
40,00 3 5,8 5,8 76,9
41,00 2 3,8 3,8 80,8
42,00 1 1,9 1,9 82,7
43,00 1 1,9 1,9 84,6
45,00 8 15,4 15,4 100,0
Total 52 100,0 100,0

Berat Badan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 50,00 1 1,9 1,9 1,9
57,70 1 1,9 1,9 3,8
61,00 2 3,8 3,8 7,7
62,00 2 3,8 3,8 11,5
63,00 1 1,9 1,9 13,5
64,00 1 1,9 1,9 15,4
64,40 1 1,9 1,9 17,3
64,50 1 1,9 1,9 19,2
65,00 4 7,7 7,7 26,9
65,50 1 1,9 1,9 28,8
66,00 3 5,8 5,8 34,6
66,60 1 1,9 1,9 36,5
67,00 4 7,7 7,7 44,2

Universitas Sumatera Utara


79

67,10 1 1,9 1,9 46,2


68,00 5 9,6 9,6 55,8
68,60 1 1,9 1,9 57,7
69,00 1 1,9 1,9 59,6
69,30 1 1,9 1,9 61,5
70,00 1 1,9 1,9 63,5
72,00 1 1,9 1,9 65,4
72,50 1 1,9 1,9 67,3
74,00 1 1,9 1,9 69,2
74,50 2 3,8 3,8 73,1
75,00 2 3,8 3,8 76,9
75,40 1 1,9 1,9 78,8
76,20 1 1,9 1,9 80,8
76,40 1 1,9 1,9 82,7
77,00 1 1,9 1,9 84,6
80,00 3 5,8 5,8 90,4
85,00 1 1,9 1,9 92,3
87,00 1 1,9 1,9 94,2
88,00 1 1,9 1,9 96,2
89,00 1 1,9 1,9 98,1
90,00 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Tinggi Badan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 149,20 1 1,9 1,9 1,9
150,00 2 3,8 3,8 5,8
150,20 1 1,9 1,9 7,7
150,50 1 1,9 1,9 9,6
150,60 1 1,9 1,9 11,5
151,00 1 1,9 1,9 13,5
151,60 1 1,9 1,9 15,4
152,00 1 1,9 1,9 17,3
152,30 1 1,9 1,9 19,2
153,00 2 3,8 3,8 23,1
153,90 1 1,9 1,9 25,0
154,00 1 1,9 1,9 26,9
155,00 7 13,5 13,5 40,4
156,00 1 1,9 1,9 42,3
156,50 1 1,9 1,9 44,2
157,00 2 3,8 3,8 48,1
157,50 1 1,9 1,9 50,0
158,00 6 11,5 11,5 61,5
158,50 1 1,9 1,9 63,5

Universitas Sumatera Utara


80

158,90 1 1,9 1,9 65,4


159,00 2 3,8 3,8 69,2
160,00 4 7,7 7,7 76,9
161,00 2 3,8 3,8 80,8
161,50 2 3,8 3,8 84,6
162,00 1 1,9 1,9 86,5
163,00 2 3,8 3,8 90,4
164,00 1 1,9 1,9 92,3
165,00 1 1,9 1,9 94,2
166,00 1 1,9 1,9 96,2
168,00 1 1,9 1,9 98,1
175,00 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Indeks Massa Tubuh

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 25,00 1 1,9 1,9 1,9
25,14 1 1,9 1,9 3,8
25,28 1 1,9 1,9 5,8
25,30 1 1,9 1,9 7,7
25,31 1 1,9 1,9 9,6
25,39 1 1,9 1,9 11,5
25,48 1 1,9 1,9 13,5
25,51 1 1,9 1,9 15,4
25,61 1 1,9 1,9 17,3
25,71 1 1,9 1,9 19,2
25,78 1 1,9 1,9 21,2
26,04 1 1,9 1,9 23,1
26,06 1 1,9 1,9 25,0
26,17 1 1,9 1,9 26,9
26,24 1 1,9 1,9 28,8
26,44 1 1,9 1,9 30,8
26,46 1 1,9 1,9 32,7
26,50 1 1,9 1,9 34,6
26,56 1 1,9 1,9 36,5
27,05 1 1,9 1,9 38,5
27,18 1 1,9 1,9 40,4
27,24 1 1,9 1,9 42,3
27,45 1 1,9 1,9 44,2
27,46 1 1,9 1,9 46,2
27,59 1 1,9 1,9 48,1
27,81 1 1,9 1,9 50,0
27,89 1 1,9 1,9 51,9
28,04 2 3,8 3,8 55,8

Universitas Sumatera Utara


81

28,08 1 1,9 1,9 57,7


28,30 1 1,9 1,9 59,6
28,33 1 1,9 1,9 61,5
28,39 1 1,9 1,9 63,5
28,89 1 1,9 1,9 65,4
29,11 1 1,9 1,9 67,3
29,33 1 1,9 1,9 69,2
29,43 1 1,9 1,9 71,2
30,04 1 1,9 1,9 73,1
30,11 1 1,9 1,9 75,0
30,18 1 1,9 1,9 76,9
30,39 1 1,9 1,9 78,8
30,67 1 1,9 1,9 80,8
31,22 1 1,9 1,9 82,7
31,72 1 1,9 1,9 84,6
32,04 1 1,9 1,9 86,5
32,66 1 1,9 1,9 88,5
32,80 1 1,9 1,9 90,4
33,20 1 1,9 1,9 92,3
33,56 1 1,9 1,9 94,2
33,74 1 1,9 1,9 96,2
38,72 1 1,9 1,9 98,1
49,93 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Pekerjaan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dosen 2 3,8 3,8 3,8
Guru 5 9,6 9,6 13,5
Guru Swasta 1 1,9 1,9 15,4
IRT 24 46,2 46,2 61,5
Karyawan 2 3,8 3,8 65,4
Karyawan Swasta 2 3,8 3,8 69,2
Pegawai Swasta 3 5,8 5,8 75,0
PNS 2 3,8 3,8 78,8
Wiraswasta 11 21,2 21,2 100,0
Total 52 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


82

Status Gizi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 25 - 29,9 Berat Badan
Berlebih (overweight) 37 71,2 71,2 71,2
30 - 34,9 Obesitas Kelas I 13 25,0 25,0 96,2
35 - 39,9 Obesitas Kelas II
1 1,9 1,9 98,1
>= Obesitas Kelas III
(Obesitas Morbid) 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Menurut anda, apakah bentuk tubuh yang ideal ada pada nomor?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2,00 5 9,6 9,6 9,6
3,00 16 30,8 30,8 40,4
4,00 27 51,9 51,9 92,3
5,00 2 3,8 3,8 96,2
6,00 2 3,8 3,8 100,0
Total 52 100,0 100,0

Bentuk tubuh yang anda harapkan ada pada nomor?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2,00 5 9,6 9,6 9,6
3,00 16 30,8 30,8 40,4
4,00 26 50,0 50,0 90,4
5,00 4 7,7 7,7 98,1
6,00 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Menurut anda, bentuk tubuh anda ini ada pada nomor?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 1 1,9 1,9 1,9
2,00 1 1,9 1,9 3,8
3,00 4 7,7 7,7 11,5
4,00 9 17,3 17,3 28,8
5,00 11 21,2 21,2 50,0
6,00 18 34,6 34,6 84,6
7,00 6 11,5 11,5 96,2
8,00 2 3,8 3,8 100,0

Universitas Sumatera Utara


83

Total 52 100,0 100,0

Bentuk Tubuh Responden Berdasarkan Nomor Gambar

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KURUS 2 3,8 3,8 3,8
NORMAL 13 25,0 25,0 28,8
OVERWEIGHT 29 55,8 55,8 84,6
OBESITAS 8 15,4 15,4 100,0
Total 52 100,0 100,0

Apakah nama dari visualisasi (gambaran) dari prinsip gizi seimbang?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 43 82,7 82,7 82,7
Benar 9 17,3 17,3 100,0
Total 52 100,0 100,0

Dalam gizi seimbang, berapakah prinsip/pilar yang dianut?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 36 69,2 69,2 69,2
Benar 16 30,8 30,8 100,0
Total 52 100,0 100,0

Ada berapakah pesan gizi seimbang?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 40 76,9 76,9 76,9
Benar 12 23,1 23,1 100,0
Total 52 100,0 100,0

Makananyang bergizi seimbang terdiri dari?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 30 57,7 57,7 57,7
Benar 22 42,3 42,3 100,0
Total 52 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


84

Kelompok makanan berikut ini yang dapat dijadikan sebagai sumber karbohidrat adalah?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 11 21,2 21,2 21,2
Benar 41 78,8 78,8 100,0
Total 52 100,0 100,0

Menurut anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber protein?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 18 34,6 34,6 34,6
Benar 34 65,4 65,4 100,0
Total 52 100,0 100,0

Menurut anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber lemak?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 12 23,1 23,1 23,1
Benar 40 76,9 76,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Menurut anda, manakah makanan dibawah ini yang merupakan sumber serat?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 28,8 28,8 28,8
Benar 37 71,2 71,2 100,0
Total 52 100,0 100,0

Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya konsumsi lemak?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 2 3,8 3,8 3,8
Benar 50 96,2 96,2 100,0
Total 52 100,0 100,0

Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya konsumsi gula?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 1 1,9 1,9 1,9
Benar 51 98,1 98,1 100,0

Universitas Sumatera Utara


85

Total 52 100,0 100,0

Diantara penyakit berikut, penyakit manakah yang terkait dengan tingginya konsumsi garam?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 4 7,7 7,7 7,7
Benar 48 92,3 92,3 100,0
Total 52 100,0 100,0

Diantara masalah kesehatan berikut, manakah yang terkait dengan rendahnya konsumsi serat?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 19 36,5 36,5 36,5
Benar 33 63,5 63,5 100,0
Total 52 100,0 100,0

Sebaiknya minimal berapa kali kita harus konsumsi sayur perhari?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 25 48,1 48,1 48,1
Benar 27 51,9 51,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Sebaiknya minimal berapa kali kita harus konsumsi buah dalam sehari?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 33 63,5 63,5 63,5
Benar 19 36,5 36,5 100,0
Total 52 100,0 100,0

Berapa anjuran konsumsi gula dalam sehari?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 7 13,5 13,5 13,5
Benar 45 86,5 86,5 100,0
Total 52 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


86

Berapa kali anjuran maksimal konsumsi garam dalam sehari?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 32,7 32,7 32,7
Benar 35 67,3 67,3 100,0
Total 52 100,0 100,0

Berapakah anjuran konsumsi air putih dalam sehari?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 13 25,0 25,0 25,0
Benar 39 75,0 75,0 100,0
Total 52 100,0 100,0

Berapakah anjuran maksimal konsumsi minyak dalam sehari?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 47 90,4 90,4 90,4
Benar 5 9,6 9,6 100,0
Total 52 100,0 100,0

Menurut anda, sebaiknya berapa kali kita harus berolahraga dalam satu minggu?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 32 61,5 61,5 61,5
Benar 20 38,5 38,5 100,0
Total 52 100,0 100,0

Menurut anda, sebaiknya berapa lama kita dianjurkan untuk menimbang berat badan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 34 65,4 65,4 65,4
Benar 18 34,6 34,6 100,0
Total 52 100,0 100,0

Persentase Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 35,00 1 1,9 1,9 1,9
40,00 1 1,9 1,9 3,8
45,00 5 9,6 9,6 13,5

Universitas Sumatera Utara


87

50,00 9 17,3 17,3 30,8


55,00 10 19,2 19,2 50,0
60,00 10 19,2 19,2 69,2
65,00 6 11,5 11,5 80,8
70,00 8 15,4 15,4 96,2
75,00 1 1,9 1,9 98,1
80,00 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Hasil analisis Energi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 618,70 1 1,9 1,9 1,9
777,20 1 1,9 1,9 3,8
901,90 1 1,9 1,9 5,8
905,70 1 1,9 1,9 7,7
937,20 1 1,9 1,9 9,6
959,90 1 1,9 1,9 11,5
963,50 1 1,9 1,9 13,5
973,00 1 1,9 1,9 15,4
986,20 1 1,9 1,9 17,3
995,40 1 1,9 1,9 19,2
1011,70 1 1,9 1,9 21,2
1017,30 1 1,9 1,9 23,1
1046,40 1 1,9 1,9 25,0
1055,10 1 1,9 1,9 26,9
1082,00 1 1,9 1,9 28,8
1098,50 1 1,9 1,9 30,8
1103,30 1 1,9 1,9 32,7
1131,80 1 1,9 1,9 34,6
1181,90 1 1,9 1,9 36,5
1189,30 1 1,9 1,9 38,5
1215,30 1 1,9 1,9 40,4
1218,80 1 1,9 1,9 42,3
1252,90 1 1,9 1,9 44,2
1258,20 1 1,9 1,9 46,2
1271,00 1 1,9 1,9 48,1
1297,50 1 1,9 1,9 50,0
1309,90 1 1,9 1,9 51,9
1342,70 1 1,9 1,9 53,8
1352,00 1 1,9 1,9 55,8
1393,70 1 1,9 1,9 57,7
1395,60 1 1,9 1,9 59,6
1407,60 1 1,9 1,9 61,5
1412,20 1 1,9 1,9 63,5

Universitas Sumatera Utara


88

1436,00 1 1,9 1,9 65,4


1454,10 1 1,9 1,9 67,3
1492,00 1 1,9 1,9 69,2
1511,70 1 1,9 1,9 71,2
1547,90 1 1,9 1,9 73,1
1608,60 1 1,9 1,9 75,0
1636,40 1 1,9 1,9 76,9
1639,30 1 1,9 1,9 78,8
1644,00 1 1,9 1,9 80,8
1700,60 1 1,9 1,9 82,7
1735,80 1 1,9 1,9 84,6
1764,10 1 1,9 1,9 86,5
1818,80 1 1,9 1,9 88,5
1848,30 1 1,9 1,9 90,4
1946,90 1 1,9 1,9 92,3
1959,20 1 1,9 1,9 94,2
2067,90 1 1,9 1,9 96,2
2233,20 1 1,9 1,9 98,1
2872,10 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Hasil Analisis Protein

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18,30 1 1,9 1,9 1,9
18,80 1 1,9 1,9 3,8
26,60 1 1,9 1,9 5,8
29,90 1 1,9 1,9 7,7
30,40 1 1,9 1,9 9,6
31,00 1 1,9 1,9 11,5
31,40 1 1,9 1,9 13,5
32,70 1 1,9 1,9 15,4
34,20 1 1,9 1,9 17,3
35,00 2 3,8 3,8 21,2
37,20 2 3,8 3,8 25,0
39,30 1 1,9 1,9 26,9
41,10 1 1,9 1,9 28,8
42,90 1 1,9 1,9 30,8
44,30 1 1,9 1,9 32,7
44,50 1 1,9 1,9 34,6
45,40 1 1,9 1,9 36,5
45,90 1 1,9 1,9 38,5
46,10 1 1,9 1,9 40,4
47,90 1 1,9 1,9 42,3
48,10 1 1,9 1,9 44,2

Universitas Sumatera Utara


89

49,80 1 1,9 1,9 46,2


50,00 1 1,9 1,9 48,1
50,30 2 3,8 3,8 51,9
51,40 1 1,9 1,9 53,8
51,80 1 1,9 1,9 55,8
52,40 1 1,9 1,9 57,7
52,80 1 1,9 1,9 59,6
57,80 1 1,9 1,9 61,5
58,10 1 1,9 1,9 63,5
59,70 1 1,9 1,9 65,4
61,00 1 1,9 1,9 67,3
61,20 1 1,9 1,9 69,2
63,30 1 1,9 1,9 71,2
63,40 1 1,9 1,9 73,1
66,10 1 1,9 1,9 75,0
66,90 1 1,9 1,9 76,9
67,00 1 1,9 1,9 78,8
67,50 1 1,9 1,9 80,8
68,10 1 1,9 1,9 82,7
68,50 1 1,9 1,9 84,6
76,40 1 1,9 1,9 86,5
80,20 1 1,9 1,9 88,5
81,80 1 1,9 1,9 90,4
89,20 1 1,9 1,9 92,3
93,00 1 1,9 1,9 94,2
97,90 1 1,9 1,9 96,2
113,70 1 1,9 1,9 98,1
123,90 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Hasil analisis Lemak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 7,90 1 1,9 1,9 1,9
16,00 1 1,9 1,9 3,8
16,50 1 1,9 1,9 5,8
20,10 1 1,9 1,9 7,7
23,20 1 1,9 1,9 9,6
24,30 1 1,9 1,9 11,5
25,60 1 1,9 1,9 13,5
27,60 1 1,9 1,9 15,4
29,40 1 1,9 1,9 17,3
29,80 1 1,9 1,9 19,2
33,00 1 1,9 1,9 21,2
33,70 2 3,8 3,8 25,0

Universitas Sumatera Utara


90

34,40 1 1,9 1,9 26,9


38,00 1 1,9 1,9 28,8
40,70 1 1,9 1,9 30,8
41,20 1 1,9 1,9 32,7
42,40 1 1,9 1,9 34,6
43,20 1 1,9 1,9 36,5
44,20 1 1,9 1,9 38,5
44,80 1 1,9 1,9 40,4
45,20 1 1,9 1,9 42,3
46,10 2 3,8 3,8 46,2
47,50 1 1,9 1,9 48,1
48,40 1 1,9 1,9 50,0
48,90 1 1,9 1,9 51,9
49,70 1 1,9 1,9 53,8
50,20 1 1,9 1,9 55,8
51,00 1 1,9 1,9 57,7
51,80 1 1,9 1,9 59,6
51,90 1 1,9 1,9 61,5
53,30 1 1,9 1,9 63,5
58,60 1 1,9 1,9 65,4
58,80 1 1,9 1,9 67,3
59,40 1 1,9 1,9 69,2
60,20 1 1,9 1,9 71,2
62,50 1 1,9 1,9 73,1
62,60 1 1,9 1,9 75,0
64,30 1 1,9 1,9 76,9
64,50 1 1,9 1,9 78,8
68,40 1 1,9 1,9 80,8
70,60 1 1,9 1,9 82,7
70,70 1 1,9 1,9 84,6
74,80 2 3,8 3,8 88,5
77,90 1 1,9 1,9 90,4
81,00 1 1,9 1,9 92,3
81,40 1 1,9 1,9 94,2
82,80 1 1,9 1,9 96,2
85,50 1 1,9 1,9 98,1
91,40 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


91

Hasil Analisis Karbohidrat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 101,40 1 1,9 1,9 1,9
107,90 1 1,9 1,9 3,8
108,40 1 1,9 1,9 5,8
110,50 1 1,9 1,9 7,7
117,70 1 1,9 1,9 9,6
118,20 1 1,9 1,9 11,5
120,60 1 1,9 1,9 13,5
121,20 1 1,9 1,9 15,4
125,50 1 1,9 1,9 17,3
126,30 1 1,9 1,9 19,2
130,10 1 1,9 1,9 21,2
131,00 1 1,9 1,9 23,1
135,40 1 1,9 1,9 25,0
135,50 1 1,9 1,9 26,9
136,30 1 1,9 1,9 28,8
138,00 1 1,9 1,9 30,8
138,50 1 1,9 1,9 32,7
139,50 1 1,9 1,9 34,6
140,90 1 1,9 1,9 36,5
141,10 1 1,9 1,9 38,5
142,80 1 1,9 1,9 40,4
150,60 1 1,9 1,9 42,3
152,40 2 3,8 3,8 46,2
154,10 1 1,9 1,9 48,1
156,80 2 3,8 3,8 51,9
159,80 1 1,9 1,9 53,8
160,30 1 1,9 1,9 55,8
165,80 1 1,9 1,9 57,7
174,20 1 1,9 1,9 59,6
176,70 1 1,9 1,9 61,5
179,90 1 1,9 1,9 63,5
182,50 1 1,9 1,9 65,4
185,30 1 1,9 1,9 67,3
199,50 1 1,9 1,9 69,2
202,10 1 1,9 1,9 71,2
202,30 1 1,9 1,9 73,1
208,30 1 1,9 1,9 75,0
208,60 1 1,9 1,9 76,9
211,80 1 1,9 1,9 78,8
214,10 1 1,9 1,9 80,8
215,30 1 1,9 1,9 82,7
218,10 1 1,9 1,9 84,6
219,10 1 1,9 1,9 86,5

Universitas Sumatera Utara


92

239,10 1 1,9 1,9 88,5


241,40 1 1,9 1,9 90,4
249,70 1 1,9 1,9 92,3
250,20 1 1,9 1,9 94,2
262,20 1 1,9 1,9 96,2
278,60 1 1,9 1,9 98,1
404,70 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Energi Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 29,00 1 1,9 1,9 1,9
36,00 1 1,9 1,9 3,8
40,00 1 1,9 1,9 5,8
42,00 1 1,9 1,9 7,7
44,00 1 1,9 1,9 9,6
45,00 3 5,8 5,8 15,4
46,00 2 3,8 3,8 19,2
47,00 3 5,8 5,8 25,0
49,00 1 1,9 1,9 26,9
50,00 2 3,8 3,8 30,8
51,00 2 3,8 3,8 34,6
53,00 1 1,9 1,9 36,5
55,00 1 1,9 1,9 38,5
57,00 2 3,8 3,8 42,3
58,00 1 1,9 1,9 44,2
59,00 2 3,8 3,8 48,1
60,00 2 3,8 3,8 51,9
61,00 1 1,9 1,9 53,8
62,00 2 3,8 3,8 57,7
63,00 1 1,9 1,9 59,6
64,00 1 1,9 1,9 61,5
66,00 2 3,8 3,8 65,4
68,00 1 1,9 1,9 67,3
69,00 2 3,8 3,8 71,2
70,00 1 1,9 1,9 73,1
72,00 1 1,9 1,9 75,0
73,00 2 3,8 3,8 78,8
76,00 1 1,9 1,9 80,8
77,00 1 1,9 1,9 82,7
79,00 1 1,9 1,9 84,6
82,00 1 1,9 1,9 86,5
85,00 1 1,9 1,9 88,5
86,00 1 1,9 1,9 90,4

Universitas Sumatera Utara


93

91,00 2 3,8 3,8 94,2


96,00 1 1,9 1,9 96,2
99,00 1 1,9 1,9 98,1
134,00 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Protein Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 31,00 2 3,8 3,8 3,8
44,00 1 1,9 1,9 5,8
50,00 1 1,9 1,9 7,7
51,00 1 1,9 1,9 9,6
52,00 2 3,8 3,8 13,5
55,00 1 1,9 1,9 15,4
57,00 1 1,9 1,9 17,3
58,00 2 3,8 3,8 21,2
62,00 2 3,8 3,8 25,0
67,00 1 1,9 1,9 26,9
69,00 1 1,9 1,9 28,8
72,00 1 1,9 1,9 30,8
74,00 2 3,8 3,8 34,6
76,00 1 1,9 1,9 36,5
77,00 2 3,8 3,8 40,4
80,00 2 3,8 3,8 44,2
83,00 2 3,8 3,8 48,1
84,00 2 3,8 3,8 51,9
86,00 2 3,8 3,8 55,8
87,00 1 1,9 1,9 57,7
88,00 1 1,9 1,9 59,6
96,00 1 1,9 1,9 61,5
97,00 1 1,9 1,9 63,5
100,00 1 1,9 1,9 65,4
102,00 2 3,8 3,8 69,2
106,00 2 3,8 3,8 73,1
110,00 1 1,9 1,9 75,0
112,00 2 3,8 3,8 78,8
113,00 1 1,9 1,9 80,8
114,00 2 3,8 3,8 84,6
127,00 1 1,9 1,9 86,5
134,00 1 1,9 1,9 88,5
136,00 1 1,9 1,9 90,4
149,00 1 1,9 1,9 92,3
155,00 1 1,9 1,9 94,2
163,00 1 1,9 1,9 96,2

Universitas Sumatera Utara


94

190,00 1 1,9 1,9 98,1


207,00 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Lemak Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 13,00 1 1,9 1,9 1,9
27,00 1 1,9 1,9 3,8
28,00 1 1,9 1,9 5,8
33,50 1 1,9 1,9 7,7
39,00 1 1,9 1,9 9,6
41,00 1 1,9 1,9 11,5
43,00 1 1,9 1,9 13,5
46,00 1 1,9 1,9 15,4
49,00 1 1,9 1,9 17,3
50,00 1 1,9 1,9 19,2
55,00 1 1,9 1,9 21,2
56,00 2 3,8 3,8 25,0
57,00 1 1,9 1,9 26,9
63,00 3 5,8 5,8 32,7
65,00 1 1,9 1,9 34,6
71,00 2 3,8 3,8 38,5
72,00 1 1,9 1,9 40,4
73,00 1 1,9 1,9 42,3
74,00 1 1,9 1,9 44,2
75,00 2 3,8 3,8 48,1
77,00 1 1,9 1,9 50,0
80,00 1 1,9 1,9 51,9
81,00 2 3,8 3,8 55,8
82,00 1 1,9 1,9 57,7
85,00 1 1,9 1,9 59,6
86,00 1 1,9 1,9 61,5
89,00 1 1,9 1,9 63,5
96,00 1 1,9 1,9 65,4
98,00 2 3,8 3,8 69,2
99,00 1 1,9 1,9 71,2
100,00 1 1,9 1,9 73,1
104,00 2 3,8 3,8 76,9
105,00 1 1,9 1,9 78,8
108,00 1 1,9 1,9 80,8
115,00 2 3,8 3,8 84,6
118,00 2 3,8 3,8 88,5
125,00 1 1,9 1,9 90,4
130,00 1 1,9 1,9 92,3

Universitas Sumatera Utara


95

136,00 1 1,9 1,9 94,2


138,00 1 1,9 1,9 96,2
141,00 1 1,9 1,9 98,1
143,00 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Karbohidrat Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 28,00 1 1,9 1,9 1,9
30,00 1 1,9 1,9 3,8
32,00 1 1,9 1,9 5,8
33,00 1 1,9 1,9 7,7
35,00 3 5,8 5,8 13,5
36,00 2 3,8 3,8 17,3
37,00 1 1,9 1,9 19,2
38,00 2 3,8 3,8 23,1
39,00 3 5,8 5,8 28,8
40,00 2 3,8 3,8 32,7
41,00 2 3,8 3,8 36,5
42,00 3 5,8 5,8 42,3
44,00 3 5,8 5,8 48,1
45,00 2 3,8 3,8 51,9
46,00 1 1,9 1,9 53,8
47,00 1 1,9 1,9 55,8
49,00 1 1,9 1,9 57,7
50,00 1 1,9 1,9 59,6
51,00 2 3,8 3,8 63,5
52,00 1 1,9 1,9 65,4
55,00 1 1,9 1,9 67,3
59,00 2 3,8 3,8 71,2
60,00 1 1,9 1,9 73,1
61,00 3 5,8 5,8 78,8
62,00 1 1,9 1,9 80,8
63,00 2 3,8 3,8 84,6
64,00 1 1,9 1,9 86,5
66,00 1 1,9 1,9 88,5
69,00 1 1,9 1,9 90,4
71,00 1 1,9 1,9 92,3
74,00 1 1,9 1,9 94,2
77,00 1 1,9 1,9 96,2
82,00 1 1,9 1,9 98,1
119,00 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


96

Lama responden ikut keanggotaan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 3 5.8 5.8 5.8
2.00 12 23.1 23.1 28.8
3.00 26 50.0 50.0 78.8
4.00 3 5.8 5.8 84.6
5.00 8 15.4 15.4 100.0
Total 52 100.0 100.0

Jenis Makanan Responden


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Lengap 50 96.2 96.2 96.2
Lengkap 2 3.8 3.8 100.0
Total 52 100.0 100.0

KATEGORI PENGETAHUAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KURANG 36 69,2 69,2 69,2
CUKUP 15 28,8 28,8 98,1
BAIK 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

PERBANDINGAN STATUS GIZI DENGAN BENTUK TUBUH AKTUAL

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid NEGATIF 26 50,0 50,0 50,0
POSITIF 26 50,0 50,0 100,0
Total 52 100,0 100,0

KATEGORI ENERGI RESPONDEN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KURANG 44 84,6 84,6 84,6
BAIK 7 13,5 13,5 98,1

Universitas Sumatera Utara


97

LEBIH 1 1,9 1,9 100,0


Total 52 100,0 100,0

KATEGORI PROTEIN RESPONDEN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KURANG 23 44,2 44,2 44,2
BAIK 16 30,8 30,8 75,0
LEBIH 13 25,0 25,0 100,0
Total 52 100,0 100,0

KATEGORI LEMAK RESPONDEN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KURANG 27 51,9 51,9 51,9
BAIK 15 28,8 28,8 80,8
LEBIH 10 19,2 19,2 100,0
Total 52 100,0 100,0

KATEGORI KARBOHIDRAT RESPONDEN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KURANG 50 96,2 96,2 96,2
BAIK 1 1,9 1,9 98,1
LEBIH 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0

KATEGORI UMUR RESPONDEN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid DEWASA AWAL
26-35 TAHUN 30 57,7 57,7 57,7
DEWASA AKHIR
46-55 TAHUN 22 42,3 42,3 100,0
Total 52 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


98

Crosstab

Crosstab
Status Gizi
Berat Badan
Berlebih
(overweight) Obesitas Total
PERBANDINGAN NEGATIF Count 15 11 26
STATUS GIZI DENGAN % within Status Gizi 40.5% 73.3% 50.0%
BENTUK TUBUH POSITIF Count 22 4 26
AKTUAL % within Status Gizi 59.5% 26.7% 50.0%
Total Count 37 15 52
% within Status Gizi 100.0% 100.0% 100.0%

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for .248 .066 .927
PERBANDINGAN STATUS
GIZI DENGAN BENTUK
TUBUH AKTUAL (NEGATIF /
POSITIF)
For cohort Status Gizi = Berat .682 .472 .985
Badan Berlebih (overweight)
For cohort Status Gizi = 2.750 1.005 7.528
Obesitas
N of Valid Cases 52

KATEGORI PENGETAHUAN * Status Gizi

Crosstab
Status Gizi
Berat Badan
Berlebih
(overweight) Obesitas Total
KATEGORI KURANG Count 27 9 36
PENGETAHUAN % within Status Gizi 73.0% 60.0% 69.2%
CUKUP Count 10 5 15

Universitas Sumatera Utara


99

% within Status Gizi 27.0% 33.3% 28.8%


BAIK Count 0 1 1
% within Status Gizi 0.0% 6.7% 1.9%
Total Count 37 15 52
% within Status Gizi 100.0% 100.0% 100.0%

Risk Estimate
Value
a
Odds Ratio for KATEGORI
PENGETAHUAN (KURANG /
CUKUP)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed.
They are only computed for a 2*2 table
without empty cells.

KATEGORI ENERGI RESPONDEN * Status Gizi

Crosstab
Status Gizi
Berat Badan
Berlebih
(overweight) Obesitas Total
KATEGORI ENERGI KURANG Count 34 10 44
RESPONDEN % within Status Gizi 91.9% 66.7% 84.6%
BAIK Count 2 5 7
% within Status Gizi 5.4% 33.3% 13.5%
LEBIH Count 1 0 1
% within Status Gizi 2.7% 0.0% 1.9%
Total Count 37 15 52
% within Status Gizi 100.0% 100.0% 100.0%

Risk Estimate
Value
a
Odds Ratio for KATEGORI
ENERGI RESPONDEN
(KURANG / BAIK)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed.
They are only computed for a 2*2 table
without empty cells.

Universitas Sumatera Utara


100

KATEGORI PROTEIN RESPONDEN * Status Gizi

Crosstab
Status Gizi
Berat Badan
Berlebih
(overweight) Obesitas Total
KATEGORI PROTEIN KURANG Count 20 3 23
RESPONDEN % within Status Gizi 54.1% 20.0% 44.2%
BAIK Count 10 6 16
% within Status Gizi 27.0% 40.0% 30.8%
LEBIH Count 7 6 13
% within Status Gizi 18.9% 40.0% 25.0%
Total Count 37 15 52
% within Status Gizi 100.0% 100.0% 100.0%

Risk Estimate
Value
a
Odds Ratio for KATEGORI
PROTEIN RESPONDEN
(KURANG / BAIK)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed.
They are only computed for a 2*2 table
without empty cells.

KATEGORI LEMAK RESPONDEN * Status Gizi

Crosstab
Status Gizi
Berat Badan
Berlebih
(overweight) Obesitas Total
KATEGORI LEMAK KURANG Count 22 5 27
RESPONDEN % within Status Gizi 59.5% 33.3% 51.9%
BAIK Count 12 3 15
% within Status Gizi 32.4% 20.0% 28.8%
LEBIH Count 3 7 10
% within Status Gizi 8.1% 46.7% 19.2%
Total Count 37 15 52

Universitas Sumatera Utara


101

% within Status Gizi 100.0% 100.0% 100.0%

Risk Estimate
Value
a
Odds Ratio for KATEGORI
LEMAK RESPONDEN
(KURANG / BAIK)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed.
They are only computed for a 2*2 table
without empty cells.

KATEGORI KARBOHIDRAT RESPONDEN * Status Gizi

Crosstab
Status Gizi
Berat Badan
Berlebih
(overweight) Obesitas Total
KATEGORI KURANG Count 36 14 50
KARBOHIDRAT % within Status Gizi 97.3% 93.3% 96.2%
RESPONDEN BAIK Count 0 1 1
% within Status Gizi 0.0% 6.7% 1.9%
LEBIH Count 1 0 1
% within Status Gizi 2.7% 0.0% 1.9%
Total Count 37 15 52
% within Status Gizi 100.0% 100.0% 100.0%

Risk Estimate
Value
a
Odds Ratio for KATEGORI
KARBOHIDRAT
RESPONDEN (KURANG /
BAIK)

Universitas Sumatera Utara


102

a. Risk Estimate statistics cannot be computed.


They are only computed for a 2*2 table
without empty cells.

Kategori Serat * Status Gizi


Crosstab
Status Gizi
Berat Badan
Berlebih
(overweight) Obesitas Total
Kategori Serat KURANG Count 37 15 52
% within Status Gizi 100.0% 100.0% 100.0%
Total Count 37 15 52
% within Status Gizi 100.0% 100.0% 100.0%

Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Kategori Serat .a
(KURANG / .)
a. No statistics are computed because Kategori
Serat is a constant.

Universitas Sumatera Utara


103

Lampiran 4. Dokumentasi

Gambar 1. Pengukuran tinggi badan wanita overweight dan obesitas di Lady’s


Centre Medan

Gambar 2. Pengukuran tinggi badan wanita overweight dan obesitas di Lady’s


Centre Medan

Universitas Sumatera Utara


104

Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara


105

Lampiran 6. Surat Balasan Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara


106

Lampiran 7. Surat Selesai Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai