Anda di halaman 1dari 7

DIALOG KONSELING

“HIPERTENSI”
Klien : “Tok.. tok.. tok.. Assalamualaikum, Permisi” (sambil mengetok pintu ruangan yang
sedikit terbuka).
Ahli Gizi : “Walaikumssalam wr wb. Halo, selamat pagi senang bejumpa dengan ibu.
Perkenalkan nama saya Anna ahli gizi di Puskesmas ini, dengan ibu siapa ini?”
(sambil menjemput klien dipintu dan berjabat tangan).
Klien : “Saya ibu Susi.”
Ahli Gizi : “Ayo, silakan masuk ibu silakan duduk.”
Klien : “Baik mbak, terimakasih.”
Ahli Gizi : “Bagaimana ibu, apakah yang bisa saya bantu?”.
Klien : “Pusing saya mbak.”
Ahli Gizi : “Silakan ibu ceritakan keluhan ibu, saya disini bertugas untuk membantu
memcahkan masalah terkait penyakit ibu. Disini hanya ibu dan saya yang
mengetahui dan saya tidak akan memberitahu orang lain terhadap masalah yang
dialami ibu.”
Klien : “Beberapa hari ini saya sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan dan
kebingungan, saya merasa takut kemudian saya memutuskan untuk periksa ke
Puskesmas. Dokter berkata tekanan darah saya sangat tinggi lalu saya dirujuk ke
Poli Gizi ini.”
Ahli gizi : “Terimakasih ibu sudah mau menceritakan tentang permasalahan ibu. Baik jika
begitu, mohon maaf apakah ibu terburu-buru saat ini atau ada kegiatan lain setelah
ini yang mengharuskan ibu untuk pulang cepat?”.
Klien : “Tidak mbak, saya dirumah saja. Saya ibu rumah tangga.”
Ahli gizi : “Baiklah ibu, jika begitu kita akan memulai konseling dengan waktu sekitar 30 menit.
Apakah ibu bersedia?”.
Kien : “Oke mbak, tidak apa-apa”.
Ahli gizi : “Terimakasih ibu, mari kita bersama sama mencoba memecahkan masalah gizi ibu,
bolehkah saya meminjam catatan rekamedik ibu?”.
Klien : “Ini mbak, silakan.”
Ahli gizi : “Saya lihat ya bu, oh benar berdasarkan data yang saya lihat disini memang
tekanan darah ibu tinggi yaitu 170/100 mmHg, seharusnya tekanan darah normal
yaitu 110/80 mmHg artinya ibu mengalami darah tinggi atau biasa disebut
hipertensi dengan gejala-gejala yang ibu sebutkan tadi seperti sakit kepala,
pengelihatan kabur mungkin ibu merasa linglung dan lain sebagainya. Hipertensi ini
tidak dapat disembuhkan namun, kita dapat mempertahankan tekanan darah.
Hipertensi jika tidak segera diatasi akan menyebabkan penyakit yang fatal seperti
penyakit stroke bahkan serangan jantung”.
Klien : “Wah, saya takut mbak bagaimana ini?”.
Ahli gizi : “Tidak apa-apa ibu, keputusan ibu sudah betul untuk segera memeriksakan diri.
Tenang saja nanti kita atur pola makan ibu dengan mengonsumsi makanan yang
rendah garam, olahraga, aktivitas fisik dan dibarengi dengan obat yang diberikan
dokter akan membantu dalam mengontrol tekanan darah ibu.”
Klien : “Apakah benar seperti itu”.
Ahli gizi : “Benar sekali ibu, maaf jika boleh tahu berapa usia ibu?”.
Klien : “40 tahun mbak, kemarin saya ulang tahun.”
Ahli gizi : “Wah selamat ulang tahun ibu, semoga panjang umur, cepat sembuh dan semua
doa terbaik untuk ibu.”
Klien : “Terimakasih mbak.”
Ahli gizi : “Sama-sama ibu, sebelumnya apakah ibu pernah mendapatkan edukasi gizi seperti
konseling yang sedang kita lakukan saat ini?”.
Klien : “Belum mbak, baru pertama kali ini bertemu dengan ahli gizi yang sangat baik dan
ramah” (sambil menggoda ahli gizi).
Ahli gizi : “Hehehe, mohon maaf sebelumnya ibu lulusan apa ya?”
Klien : “Saya lulusan SMA mbak”.
Ahli gizi : “Apakah biasanya ibu melakukan aktivitas fisik seperti menyapu atau berolahraga?”
Klien : “Setiap hari saya menyapu, mengepel tapi tidak berolahraga karena saya malas.”
Ahli gizi : “Yuk setelah ini mulai membiasakan berolahraga ya bu seperti yoga minimal 3x
dalam 1 minggu dengan durasi waktu 15-30 menit dalam sekali olahraga, agar
tubuh ibu semakin sehat.”
Klien : “Oke mbak.”
Ahli gizi : “Baik, untuk mengkaji lebih dalam tentang masalah gizi ibu, saya mohon ijin untuk
melakukan pengukuran terhadap berat badan, tinggi badan dan menentukan status
gizi ibu untuk melengkapi data antropometri.”
Klien : “Baik mbak saya bersedia.”
Ahli gizi : “Silakan disini ya ibu, pertama kita ukur berat badan ibu. Mohon dilepas jaket,
sepatu dan kaos kaki ibu.”
Klien : “Baik mbak.”
Ahli gizi : “Saya kalibrasi dulu timbangan berat bada. Bisa dilihat, timbangan ini menunjukkan
angka “0” ibu.”
Klien : “Iya mbak”.
Ahli gizi : “Silakan ibu naik ke timbangan dengan menghadap saya ya bu.”
Klien : “Iya mbak.” (klien naik keatas timbangan).
Ahli gizi : “Berat badan ibu sebesar 65 kilogram”. (ahli gizi memantau perhentian jarum
timbangan berat badan klien dan mencatat).
Klien : “Wow.. gendut sekali saya.”
Ahli gizi : “Belum pasti ibu, kita belum melihat tinggi badan ibu. Mari kita melakukan
pengukuran ibu dengan alat yang bernama mikrotoa atau biasa disebut meteran ini
alatnya.” (ahli gizi menunjukkan alat).
Klien : “Baik mbak, saya sangat takut gendut”
Ahli gizi : “Tenang saja ibu, baik saya akan melakukan kalibrasi pada mikrotoa untuk
pengukuran tinggi badan ibu.” (ahli gizi melakukan kalibrasi mikrotoa).
Klien : “Iya mbak”.
Ahli gizi : “Mikrotoa ini sudah meunjukkan angka “0” ya ibu.”
Klien : “Iya mbak.”
Ahli gizi : “Apakah ikat rambut ibu boleh dilepas sebentar?.”
Klien : “Bisa.”
Ahli gizi : “Terimakasih ibu, silakan kaki ibu menempel ditembok dengan tungkak kaki
membuka 60°, pantat, pinggang, dan punggung menempel didinding, pundak
menempel didinding dan dibuka, pandangan lurus kedepan.” (sambil mengatur
posisi dan mengukur tinggi badan klien dan mencatat).
Klien : “Berapa mbak”.
Ahli gizi : “Tinggi badan ibu 170 senti meter, berdasarkan perhitungan Indeks Massa Tubuh
status gizi ibu dalam kategori normal.”
Klien : “Syukurlah”.
Ahli gizi : “Senang sekali ibu, untuk selanjutnya saya pinjam lagi buku rekamedis ibu untuk
melihat data biokimia hasil pemeriksaan laboratorium ibu apakah diperbolehkan?”.
Klien : “Silakan.”
Ahli gizi : “Terimakasih ibu, dari hasil laboratorium menunjukan bahwa hemoglobin ibu 12 g/dl
artinya mash normal ibu tidak mengalami anemia, GDP 90 mg/dl asam urat 4 mg/dl
normal, kreatinin tinggi 2 mg/dl normalnya <1,5 mg/dl dan ureum 60 mg/dl angka
normalnya 10-50 mg/dl. Jika dilihat dari tekanan darah ibu seperti tadi ibu
mengalami hipertensi. Baiklah apakah ibu mengalami kesulitan dalam mengunyah
makanan?”.
Klien : “Tidak.”
Ahli gizi : “Bolehkah saya melihat tangan dan kaki ibu apakah ada edema atau tidak?”
Klien : “Silakan mbak.”
Ahli gizi : “Tidak ada edema di tubuh ibu. Apakah ada keluhan lain selain pusing, penglihatan
buram dan merasa linglung?”.
Klien : “Tidak ada mbak.”
Ahli gizi : “Apakah ibu memiliki riwayat penyakit dahulu seperti diabetes atau sejenisnya?”.
Klien : “Tidak mbak saya hanya sering pusing kadang-kadang saya batuk pilek.”
Ahli gizi : “Oke, apakah dikeluarga ibu seperti orang tua ibu pernah mengalami hipertensi?”
Klien : “Iya kedua orang tua saya dulu mengalami hipertensi.”
Ahli gizi : “Apakah ibu mengonsumsi obat-obatan dalam satu bulan terakhir ini?”
Klien : “Tidak mbak, hanya saja ini diberikan obat oleh dokter tadi.”
Ahli gizi : “Baik, mohon maaf ibu apakah ibu akhir-akhir ini banyak pikiran ataukah kelelahan?”
Klien : “Iya mbak, hutang saya banyak belum lunas, saya juga belum membayar uang
sekolah anak saya.”
Ahli gizi : “Semoga permasalahan ibu segera terselesaikan, semoga ibu mendapatkan rejeki.
Baiklah untuk selanjutnya kita lakukan recall ya ibu. Sebelumnya apakah ibu
mengerti apa itu recall? ”
Klien : “Maaf mbak saya baru ini mendengarnya, apa yaa recall itu?”
Ahli gizi : “Oke baik bu saya akan jelaskan terlebih dahulu, recall itu adalah pencatatan jenis
dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu, jadi
dalam metode ini ibu diminta untuk menceritakan kembali semua makanan yang
dikonsumsi baik makanan dan minuman selama 24 jam yang lalu, ibu hanya perlu
mengingat kembali makanan dan minuman apa yang sebelumnya ibu konsumsi
seperti itu, apakah ibu sudah mengerti sekarang?”
Klien : “Sudah mba, saya sudah mengerti, tapi sebenarnya tujuannya dilakukan recall ini
untuk apa ya mba?”
Ahli gizi : “Tujuannya untuk mengetahui asupan makan ibu apakah sudah memenuhi ataukah
belum terpenuhi, mengetahui apakah ada makanan dan cara pengolahan makanan
yang berhubungan dengan penyakit hipertensi ibu seperti itu”
Klien : “Ohh Okee mba”
Ahli gizi : “Baik kalau ibu sudah mengerti, ibu siap saya recall ya bu, relax saja bu, tidak perlu
tegang, dan jelaskan semuanya yang ibu ingat ya bu, biasa saya mulai sekarang
bu?”
Klien : “ Siap mbaa silahkan”
Ahli gizi : “Saya mulai merecall mundur 24 jam ya ibu, jadi dari sarapan kemarin sampai
sarapan hari ini ya bu, untuk sarapan kemarin ibu makan jam berapa bu, dan
makan apa saja?”
Klien : “Saya sarapan jam 07.00 pagi mba kemarin, kalau untuk sarapan saya makan mie
instan mba, terus pakai nasi dan telur, karena anak anak saya suka dengan mie
instan dan praktis juga”
Ahli gizi : “Kira – kira seberapa banyak ibu makan mie, nasi dan telurnya bu? Apakah satu
piring full atau di bagi bagi dengan keluarga?”
Klien : “Biasa saya masak mie instan 2 bungkus, tapi di bagi bagi mba, jadi ga makan full
sendiri gitu, yaa kira kira nasinya 1 centong nasi, telurnya 1/4 , mienya juga 1/4 dari
2 bungkus itu mba”
Ahli gizi : “ untuk telur dimasak apa ya bu? Didadar, diceplok, atau di rebus ?”
Klien : “telurnya saya dadar mba”
Ahli gizi : “ada tambahan garam di dalam telur bu?”
Klien : “saya tambahkan penyedap rasa saja mba, tidak saya tambah garam”
Ahli gizi : “setelah sarapan ada yang ibu makan lagi selain mie, nasi dan telur?”
Klien : “minum air putih saja mba setelah itu”
Ahli gizi : “baik bu, untuk selanjutnya apakah ada makanan selingan atau semacam makanan
ringan gitu bu setelah ibu sarapan?”
Klien : “ ada mba, saya makan mendoan sekitar jam 10.00 pagi, saya makan 3 mendoan,
untuk minuman saya minum air putih saja”
Ahli gizi : “baik bu, selanjutnya untuk makan siang ya bu, makan siang ibu makan jam berapa
dan apa saja yang ibu makan?”
Klien : “Saya makan siang jam 13.00 mba, saya makan nasi, sayur bening, ikan panggang,
dan tahu tempe goreng mba”
Ahli gizi : “kira kira nasinya berapa centong ya bu?”
Klien : “ kalau nasi saya makan 1 1/5 centong mba, sayur saya makan 2 centong sayur, ikan
saya makan 1/5 bagian bawah, dan tahu tempe saya makan masing-masing 1 mba”
Ahli gizi : “untuk minum ibu ada minum apa bu?”
Klien : “Saya minum air putih mba”
Ahli gizi : “baik bu, selanjutnya setelah makan siang ada makanan makanan ringan seprti
mendoan tadi bu?”
Klien : “Saya makan buah pisang mba, 3 biji, itu sekitar jam 15.30 an mba, untuk minum saya
minum air putih saja mba”
Ahli gizi : “baik bu, selanjutnya untuk makan malam ibu makan jam berapa dan makan apa saja
bu?”
Klien : “saya makan sama kaya makan siang mba, nasi, sayur bening, ikan pangang, dan
tempe tahu goring itu sekitar jam 19.00 malam mba”
Ahli gizi : “untuk nasi dan lain lain sama ya bu perkiraan beratnya”
Klien : “Ohh beda mba, kalau nasi saya makan 2 centong nasi, ikan saya makan ¼, sayur
saya makan 1 centong sayur, dan tempe 2 tahu 1 mba, untuk minumnya saya
minum air putih saja mba”
Ahli gizi : “apa ada lagi yang ibu makan selain itu?”
Klien : “tidak ada mba, tapi jam 22.00 malam saya sedikit merasa lapar, saya makan
mendoan lagi 3 biji mba, minumnya saya air putih mba”
Ahli gizi : “baik bu cukup jelas, dan yang terakhir, tadi pagi ibu ada makan apa saja dan jam
berapa bu?”
Klien : “ Saya tadi pagi sebelum ke sini sarapan buah saja mba, saya makan 3 biji pisang,
dan minum teh hangat”
Ahli gizi : “pisangnya pisang apa ya bu?”
Klien : “Pisang ambon mba”
Ahli gizi : “untuk teh ibu minum pake ukuran gelas cangkit the atau apa ya bu?”
Klien : “iya mba gelas cangkir the biasa”
Ahli gizi : “untuk gula berapa sendok bu?”
Klien : “1 sendok gula mba”
Ahli Gizi : “ada lagi yang ibu makan selain pisang dan minum teh?”
Klien : “engga ada mba, cuman itu saja”
Ahli gizi : “baik ibu, dari semua makanan yang ibu makan selama 24 jam itu, ada makanan
yang ibu tidak habiskan?”
Klien : “tidak mba, semuanya habis saya makan tidak tersisa”
Ahli gizi : “baik ibu, saat makan apakah ada kendala bu? Seperti susah menelan ?”
Klien : “tidak mba, semuanya baik baik saja seperti orang normal lainnya”
Ahli gizi : “Baik bu, untuk pengolahan makanan ibu sering mengunakan metode apa bu?
Digoreng, direbus, dikukus, atau dipangang bu?”
Klien : “tergantung mba, tapi selama ini saya rasa lebih banyak digoreng dan dipangang
mba”
Ahli gizi : “Baik bu, pertanyaan terakhir apakah ibu mempunyai alergi terhadap makanan? “
Klien : “ada mba, saya tidak bias minum susu sapi, setelah saya minum susu sapi saya
merasa mules dan diare”
Ahli gizi : “Baik bu, untuk recall 24 ini sudah selesai, saya akan menegakan diagnosis gizi dari
hasil assement dan wawancara recall ini, boleh ibu catat agar tidak lupa ya ibu”
Klien : “Baik mba”

Anda mungkin juga menyukai