dan umum
Kelompok 1
Arisa Rizqiyah
Alfin Nabella
Turfa' Selmi Abdi Qanitan
Luthfiyah Putri Sulistiono
Ida Ayu Made Adnyani Rai Astari
Norma Safira Khusnaini
Maghriza Refina Hana Dianti
Millennia Rillys Ramadhani
Elma Natalia Anggraeni
Suhartini
BAB 1
SUSUNAN FUNGSIONAL
TUBUH MANUSIA DAN
PENGATURAN
“LINGKUNGAN DALAM”
Sel Sebagai Unit Kehidupan Tubuh
Sel adalah unit dasar kehidupan pada tubuh.
Setiap organ terdiri dari kumpulan sel berbeda
yang disatukan oleh struktur penunjang antarsel.
Sifat sel :
1. Beradaptasi secara khusus sesuai dengan fungsi
2. Memiliki karakteristik dasar tertentu yang serupa
3. Memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri
Cairan Ekstraselular
• Cairan ekstraselular adalah cairan yang berada di luar sel. Cairan ekstraselular
disebut “lingkungan dalam” tubuh atau “milieu interieur” hal ini disebabkan
karena semua sel hidup di lingkungan yang sama.
• Sel mampu hidup dan melaksanakan berbagai fungsi khususnya selama tersedia
oksigen, glukosa, ion, asam amino, lemak, serta unsur-unsur pokok lain dalam
konsentrasi yang tepat di lingkungan dalam.
1 2 3
Urea,asam urat,
Ginjal kelebihan ion dan air
sisa metabolisme
Hati (obat-obatan)
Pengatur Fungsi Tubuh
1 2 3
Sistem Imun
Perlindungan
Tubuh
Sistem Inegumen
Sistem Imun
Sistem imun terdiri atas sel-sel darah putih, timus dan sel-
sel jaringan yang melindungi tubuh dari patogen.
Sistem imun menyerdiakan mekanisme bagi tubuh untuk:
• Membedakan sel sendiri dari sel dan zat asing
• Menghancurkan zat asing dengan fagositosis /
memproduksi limfosit tersensitisasi atau protein khusus
(misalnya, antibodi) yang menghancurkan maupun
menetralisasi zat asing.
Sistem Integumen
Sistem pengatur dalam tubuh untuk mengatur fungsi masing – masing organ tubuh dan
mengatur hubungan antar organ :
- Contoh : sistem respirasi bekerjasama dengan sistem saraf mengatur konsentrasi
karbondioksida dalam cairan ekstraselular
Contoh –– contoh
Contoh contoh Mekanisme
Mekanisme Pengatur
Pengatur
Salah satu sistem tekanan darah arteri adalah sistem Baroreseptor. Bila tekanan arteri
terlalu tinggi, baroreseptor mengirimkan rentetan impuls saraf menuju ke medula otak.
Maka impuls tersebut menghambat pusat vasomotor melalui sistem saraf simpatis ke
jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan penurunan aktivitas pompa jantung
sehingga aliran darah ke pembuluh bertambah.
Sebaliknya, jika penurunan tekanan arteri dibawah normal menyebabkan vasokontraksi
dan peningkatan kerja pompa jantung . Penurunan tekanan arteri juga meningkatkan
tekanan arteri kembali ke nilai normal
Berbagai Komponen
Rentang Nilai Normal dan Sifat Fisik Berbagai Komponen Penting
Penting
Cairan Ekstraselular
Tabell-1 Komponen Penting dan Sifat Fisik Cairan Ekstraselular
Air merupakan medium cair utama bagi sel, dengan konsentrasi antara 70
- 85%.
Ion
Setelah air, zat kedua terbanyak dalam sel adalah protein, yang dalam
keadaan normal jumlahnya 10 – 20% dari massa sel.
Protein dapat dibagi menjadi dua jenis: protein struktural dan protein
fungsional.
Protein struktural merupakan protein yang menyusun bagian struktural
dari sel
Protein fungsional, protein jenis ini merupakan enzim sel
Lipid
Lipid yang penting adalah fosfolipid dan kolesterol, yang total jumlahnya
hanya sekitar 2% dari total massa sel. Pentingnya sifat fosfolipid dan
kolesterol adalah bahwa keduanya tidak larut dalam air berguna untuk
membentuk membran sel dan membran intraselular yang memisahkan
berbagai kompartemen sel
Karbohidrat
Sel tidak hanya merupakan suatu kantung yang berisi cairan, enzim,
dan zat kimia;
Tetapi juga mengandung struktur-struktur fisik yang tersusun dengan
sangat rapi, yang disebut organel intraselular.
Sifat dasar setiap organel tersebut sama pentingnya dengan zat kimia
dalam sel untuk fungsi sel.
Contohnya, tanpa salah satu organel, mitokondria, maka > 95%
pelepasan energi yang berasal dari zat gizi akan segera berhenti.
Berikut adalah gambaran dari struktur fisik sel.
Struktur Bermembran Di Sel
Membran sel ini mencakup membran sel, membran nukleus, membran retikulum endoplasma,
membran mitokondria, lisosom, dan badan Golgi.
A. Membran Sel
• Membran sel adalah suatu struktur yang tipis, lentur, elastis dengan ketebalan
hanya 7,5 sampai 10 nanometer.
• Membran sel hampir seluruhnya tersusun atas protein dan lipid.
• Perkiraan komposisinya adalah: protein, 55%; fosfolipid, 25%; kolesterol, 13%;
lipid lain, 4%; dan karbohidrat, 3%.
• Struktur dasarnya adalah sebuah lapisan lipid ganda, yang merupakan lapisan
tipis. Struktur dasar lapisan lipid ganda dibentuk oleh molekul-molekul fosfolipid.
• Salah satu gugus dari setiap molekul fosfolipid tersebut larut dalam air;
sehingga disebut hidrofilik. Gugus satunya lagi hanya larut dalam lemak;
sehingga disebut hidrofobik.
B. Sitoplasma dan Organelnya
• Sitoplasma dipenuhi oleh partikel serta organel berukuran besar dan kecil
yang tersebar.
• Bagian cair yang bening dari sitoplasma yang merupakan tempat partikel
tersebut tersebar disebut sitosol; yang terutama mengandung protein,
elektrolit, dan glukosa yang terlarut.
C. Retikulum Endoplasma
• Suatu jaringan berbentuk tubulus dan struktur vesikel gepeng dalam
sitoplasma yang disebut retikulum endoplasma.
• Tubulus dan vesikel ini saling berhubungan satu sama lain.
• Zat-zat yang dibentuk pada beberapa bagian sel akan memasuki ruang
retikulum endoplasma dan kemudian disalurkan ke kompartemen lain
di sel.
• Di samping itu, luasnya permukaan retikulum dan berbagai sistem
enzim yang melekat pada membrannya memberikan struktur yang
berperan penting dalam fungsi metabolisme sel.
D. Badan Golgi
• Badan Golgi bekerja sama dengan
retikulum endoplasma.
• Vesikel transpor” kecil (disebut juga vesikel
retikulum endoplasma, atau vesikel RE),
secara terus-menerus dilepaskan dari
retikulum endoplasma dan segera setelah
itu bergabung dengan badan Golgi.
• Dengan cara ini, zat yang terperangkap
dalam vesikel RE diangkut dari retikulum
endoplasma ke badan Golgi.
• Zat yang diangkut tersebut selanjutnya
diproses dalam badan Golgi untuk
membentuk lisosom, vesikel sekretori, dan
komponen sitoplasma lainnya.
E. Lisosom
• Lisosom adalah organel berbentuk vesikel yang terbentuk dari beberapa
bagian badan Golgi yang lepas dan kemudian menyebar ke seluruh
sitoplasma.
• Lisosom ini membentuk sistem pencernaan intraselular yang memungkinkan
sel untuk mencerna:
- Struktur sel yang rusak
- Partikel makanan yang telah dicerna sel, dan
- Zat yang tidak diinginkan seperti bakteri.
• Biasanya, membran yang menyelubungi lisosom akan mencegah enzim
hidrolitik yang terkurung untuk berhubungan dengan zat lain di dalam sel dan
dengan demikian, mencegah kerja pencernaannya.
• Enzim pada pencernaan kemudian akan memecahkan zat organik yang
berkontak dengan lisosom menjadi zat yang lebih kecil dan sangat mudah
berdifusi, misalnya asam amino dan glukosa.
F. Peroksisom
-Dibentuk dengan merepikasi diri
-Mengandung enzim oksidase menggabungkan oksigen
dengan ion hidrogen yang berasal dari berbagai zat kimia
intraselular untuk membentuk hidrogen peroksida (H302).
L. Nukleous
-Berperan dalam memproduksi ribosom yang bertidak sbagai tempat
pembentukan protein dalam sel
Sistem Fungsional Sel
A. Penelanan oleh Sel-Endositosis
Agar suatu sel dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak sel harus memperoleh zat gizi
dan zat lainnya dari cairan disekitarnya. Sebagian besar zat melewati membran sel melalui
difusi dan transfor aktif.
Difusi adalah gerakan sederhana melalui membran yang disebabkan gerakan acak
molekul zat dimana zat tersebut bergerak baik melalui pori-pori membran sel atau bila zat
tersebut larut lipid maka melalui matriks lipid membran.Transpor aktif merupakan proses
pengangkutan zat melalui membrane oleh struktur protein yang dapat menembus membran
sepenuhnya.
Partikel yang sangat besar memasuki sel melalui suatu fungsi khusus membran sel
yang disebut endositosis. Bentuk utama endositosis yaitu :
Pinositosis
Pinositosis adalah
pencernaan partikel
berukuran kecil (berdiameter
100-200 nm) dengan
membentuk vesikel yang
berisi cairan ekstraselular dan
zat partikular di dalam
sitoplasma. Pinositosis terjadi
secara terus menerus pada
membran sebagian besar sel,
dan terjadi sangat cepat pada
beberapa sel.
Fagositosis
Fagositosis berlangsung
dengan cara yang hampir
sama dengan pinositosis
kecuali bahwa fagositosis
melibatkan partikel
berukuran besar dan bukan
molekul. Hanya sel tertentu
yang memiliki kemampuan
fagositosis, yang paling
dikenal adalah makrofag
jaringan dan beberapa sel
darah putih.
B. Pencernaan Benda-Benda Asing Pinositosis dan Fagositosis di Dalam Sel—Fungsi
Lisosom
Setelah vesikel pinositosis atau fagositosis masuk ke dalam sel, satu atau lebih
lisosom akan melekat pada vesikel tersebut dan melepaskan hydrolase asam. Jadi,
sebuah vesikel pencernaan terbentuk dalam sitoplasma sel dimana hidrolase mulai
menghidrolisis protein, karbohhidrat, lipid dan zat lainnya dalam vesikel. Hasil pencernan
berupa molekul kecil asam amino, glukosa, fosfat, dan lain-lain yang dapat berdifusi
melalui membran vesikel ke dalam sitoplasma. Yang tersisa dari vesikel pencernaan
disebut badan residu yang merupakan zat yang tidak tercerna. Badan residu biasanya
diekskresi menembus membran sel melalui proses yang disebut eksositosis. Jadi
vesikel pinositosis dan fagositosis yang mengandung lisosom dapat disebut sebagai
organ pencernaan sel.
c. Sintesis dan Pembentukan Struktur Sel oleh Retikulum Endoplasma dan Badan Golgi
• Fungsi Spesifik Retikulum Endoplasma
Luasnya penyebaran retikulum endoplasma dan badan golgi dalam sel-sel sekretori telah ditekankan.
Struktur tersebut dibentuk terutama oleh membrane lipid ganda yang mirip dengan membran sel dan
dindingnya terisi enzim protein yang mengatalisasi sintesis zat yang diperlukan sel. Sebagian besar sintesis
berawal di retikulum endoplasma. Produk yang dihasilkan akan dibawa ke badan golgi untuk diproses lebih
lanjut sebelum dilepaskan ke dalam sitoplasma.
Fungsi Lain Retikulum Endoplasma. Fungsi lain yang penting dari retikulum endoplasma, terutama
retikulum endoplasma halus, adalah sebagai berikut.
Retikulum endoplasma menyediakan enzim-enzim yang mengatur pemecahan glikogen pada saat
glikogen akan digunakan sebagai sumber energi.
Retikulum endoplasma menyediakan sejumlah besar enzim yang mampu mendetoksifikasi berbagai zat,
misalnya obat-obatan, yang dapat merusak sel. Detoksifikasi ini dilakukan dengan cara koagulasi, oksidasi,
hidrolisis, konjugasi dengan asam glukuronat, dan dengan cara-cara lain.
• Fungsi Spesifik Badan Golgi
Walaupun fungsi utama badan Golgi adalah menyediakan pemrosesan
tambahan zat-zat yang telah dibentuk di retikulum endoplasma, badan
Golgi juga memiliki kemampuan menyintesis jenis karbohidrat tertentu
yang tidak dapat dibentuk di retikulum endoplasma. Hal ini terjadi
terutama pada pembentukan polimer sakarida besar yang berikatan
dengan sejumlah kecil protein; contoh yang penting adalah asam
hialuronat dan kondroitin sulfat
d. Ekstraksi Energi dari Zat Gizi—Fungsi Mitokondria
Zat utama yang diekstraksi oleh sel untuk menghasilkan energi adalah makanan yang dapat bereaksi dengan
oksigen—karbohidrat, lemak dan protein. Dalam tubuh manusia, pada dasarnya semua karbohidrat diubah menjadi
glukosa oleh saluran pencernaan dan hati sebelum mencapai sel-sel lain. Dengan cara serupa, protein diubah menjadi
asam amino, dan lemak diubah menjadi asam lemak. Secara singkat, hampir semua reaksi oksidasi ini terjadi dalam
mitokondria dan energi yang dilepaskan digunakan untuk membentuk senyawa berenergi tinggi ATP. Selanjutnya, ATP,
bukan makanan dalam bentuk aslinya, yang akan digunakan di seluruh bagian sel untuk menjalankan hampir semua
reaksi metabolisme intraselular.
ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri atas (1) basa nitrogen adenin, (2) gula pentosa ribosa, dan (3) tiga
radikal fosfat. Kedua radikal fosfat terakhir dihubungkan dengan bagian lain molekul oleh ikatan yang disebut sebagai
ikatan fosfat berenergi tinggi, yang ditunjukkan dalam struktur kimia dengan menggunakan tanda Pada kondisi fisik
dan kimiawi tubuh. Pada saat ATP membebaskan energinya, sebuah radikal asam fosfat dilepaskan dan adenosin
difosfat (ADP) terbentuk. Energi yang dibebaskan tersebut digunakan untuk menjalankan banyak fungsi lain sel,
seperti sintesis zat dan kontraksi otot. Untuk membentuk kembali ATP sel yang sudah terpakai, energi yang dihasilkan
dan zat gizi sel akan menyebabkan ADP dan asam fosfat bergabung kembali untuk membentuk ATP yang baru, dan
seluruh proses tersebut terjadi berulang-ulang, Oleh sebab itu, ATP disebut sebagai alat tukar energi sel karena ATP
dapat dipakai dan dibentuk kembali berulang kali, yang memiliki selang waktu antara dua proses pembentukan
beberapa menit saja.
E. Proses Kimiawi dalam Pembentukan ATP—Peran Mitokondria
Saat memasuki sel, glukosa dihadapkan pada enzim dalam sitoplasma yang mengubah glukosa menjadi
asam piruvat (suatu proses yang disebut glikolisis). Sejumlah kecil ADP diubah menjadi ATP oleh energi yang
dibebaskan selama proses tersebut, tetapi jumlah ATP yang dihasilkan ini kurang dari 5 persen dari
keseluruhan metabolisme energi sel. Sekitar 95 persen pembentukan ATP sel dibentuk di mitokondria. Asam
piruvat yang dihasilkan dari karbohidrat, asam lemak dari lipid, dan asam amino dari protein pada akhirnya
diubah menjadi senyawa asetil-KoA dalam matriks mitokondria. Senyawa tersebut selanjutnya dilarutkan
(yang bertujuan untuk mendapatkan energinya) oleh serangkaian enzim lain dalam matriks mitokondria,
sehingga ikut berperan dalam suatu rangkaian reaksi kimia yang disebut siklus asam sitrat, atau siklus Krebs.
Dalam siklus asam sitrat ini, asetil-KoA dipecah menjadi komponen penyusunnya, atom hidrogen dan karbon
dioksida. Karbon dioksida berdifusi keluar dari mitokondria dan selanjutnya keluar dari sel; dan pada
akhirnya akan diekskresikan dari tubuh melalui paru- paru.
F. Penggunaan ATP untuk Fungsi Sel
Energi dari ATP digunakan untuk menjalankan tiga kategori utama fungsi sel:
• transpor zat melalui berbagai membran di dalam sel
• sintesis senyawa kimia di seluruh bagian sel, dan
• kerja mekanik
Selain untuk transpor natrium oleh membran, energi dari ATP juga dibutuhkan untuk transpor membran
ion kalium, ion kalsium, ion magnesium, ion fosfat, ion klorida, ion urat, ion hidrogen, dan banyak ion lain
serta berbagai zat organik. Transpor membran sangatlah penting bagi fungsi sel sehingga beberapa sel
contohnya, sel tubulus ginjal menggunakan sebanyak 80 persen ATP yang dibentuk hanya untuk fungsi
transpor tersebut. Selain sintesis protein, sel juga membuat fosfolipid, kolesterol, purin, pirimidin, dan
sejumlah besar zat lain. Kegunaan utama ATP yang terakhir adalah untuk menyediakan energi bagi sel-sel
yang dikhususkan untuk melakukan kerja mekanik dengan cara yang berbeda-beda, khususnya dengan
gerakan silia dan ameboid.
Sebagai ringkasan, ATP selalu tersedia untuk melepaskan energinya dengan cepat dan dalam jumlah
yang besar di bagian sel mana saja energi tersebut diperlukan. Untuk dapat mengganti ATP yang terpakai
oleh sel, sejumlah reaksi kimia yang berjalan lebih lambat akan memecah karbohidrat, lemak, dan protein
dan akan menggunakan energi yang dihasilkan dari reaksi tersebut untuk membentuk ATP yang baru. Lebih
dari 95 persen ATP ini dibentuk dalam mitokondria, yang menyebabkan mitokondria mendapat sebutan
sebagai "gudang energi” sel.
THANK
S