Anda di halaman 1dari 55

Fisiologi sel

dan umum
Kelompok 1
Arisa Rizqiyah
Alfin Nabella
Turfa' Selmi Abdi Qanitan
Luthfiyah Putri Sulistiono
Ida Ayu Made Adnyani Rai Astari
Norma Safira Khusnaini
Maghriza Refina Hana Dianti
Millennia Rillys Ramadhani
Elma Natalia Anggraeni
Suhartini
BAB 1
SUSUNAN FUNGSIONAL
TUBUH MANUSIA DAN
PENGATURAN
“LINGKUNGAN DALAM”
Sel Sebagai Unit Kehidupan Tubuh
Sel adalah unit dasar kehidupan pada tubuh.
Setiap organ terdiri dari kumpulan sel berbeda
yang disatukan oleh struktur penunjang antarsel.

Sifat sel :
1. Beradaptasi secara khusus sesuai dengan fungsi
2. Memiliki karakteristik dasar tertentu yang serupa
3. Memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri
Cairan Ekstraselular
• Cairan ekstraselular adalah cairan yang berada di luar sel. Cairan ekstraselular
disebut “lingkungan dalam” tubuh atau “milieu interieur” hal ini disebabkan
karena semua sel hidup di lingkungan yang sama.

• Sel mampu hidup dan melaksanakan berbagai fungsi khususnya selama tersedia
oksigen, glukosa, ion, asam amino, lemak, serta unsur-unsur pokok lain dalam
konsentrasi yang tepat di lingkungan dalam.

Cairan ekstraselular Cairan intraselular


Mengandung banyak ion mengandung banyak ion
natrium, klorida, dan kalium, magnesium, dan
bikarbonat fosfat
Mekanisme Homeostatik
Homeostatis adalah Pemeliharaan berbagai kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam
atau kondisi dimana makhluk hidup mempertahankan kondis yang stabil.

Contoh Mekanisme Homeostatik

1 2 3

Paru paru menyediakan Ginjal mempertahankan Sistem gastrointestinal


oksigen bagi cairan konsentrasi ion yang menyediakan zat gizi
ekstraselular untuk stabil atau konstan
menggantikan oksigen
yang dipakai oleh sel
SISTEM TRANSPORTASI DAN
PENCAMPURAN CAIRAN
Cairan ekstraselular diangkut ke seluruh tubuh dalam 2 tahap, yaitu:
1. Pergerakan darah keseluruh tubuh di dalam pembuluh darah
2. Pergerakan cairan antara kapiler dan ruang interselular di antara sel-sel
jaringan
Sirkulasi darah Pertukaran
secara umum. cairan
Seluruh darah ekstraselular
melintas yang terus
dengan menerus
kecepatan antara
rata-rata satu plasma darah
kali per meit dengan
saat istirahat cairan
dan enam kali interstitial
per menit saat yang mengisi
sedang sangat ruang antar
aktif. sel.
 Dinding kapiler bersifat permeabel
terhadap sebagian besar molekul
yang ada dalam plasma darah,
kecuali terhadap molekul protein
plasma yang terlalu besar untuk
melintasi kapiler.
 Proses difusi ini terjadi akibat
gerakan kinetik molekul yang
terdapat dalam plasma maupun
cairan interstisial. Jadi, cairan
ekstraselular di bagian tubuh mana
pun baik dalam plasma maupun
dalam cairan interstisial secara
terus- menerus dicampur, sehingga
dapat mempertahankan
homogenitas cairan ekstraselular di
seluruh tubuh.
Sumber Zat Gizi Cairan Ekstraseluler

Hati dan Organ


01 Sistem Respirasi
01 03
Lain yang
Melaksanakan
Fungsi Metabolik
Primer
02 Saluran
02
04 Sistem
Gastrointestinal
Muskuloskeletal
Pembuangan Produk Akhir Metabolik

Paru-Paru Karbon dioksida

Urea,asam urat,
Ginjal kelebihan ion dan air

Saluran Zat tidak tercerna dan


sisa metabolisme
Gastrointestinal

sisa metabolisme
Hati (obat-obatan)
Pengatur Fungsi Tubuh

Melibatkan Sistem saraf


Sistem pengaturan
Tubuh
Sistem Endokrin
Sistem Saraf
Sistem Saraf digunakan untuk mengatur berbagai aktivitas otot dan aktivitas sekresi
tubuh
Terdiri dari 3 bagian besar

1 2 3

Bagian masukan Sistem saraf pusat (atau Bagian Keluaran Motorik


sensorik untuk bagian integrasi) terdiri
mendeteksi keadaan dari otak dan medula
tubuh/lingkungan sekitar spinalis
Bagian penting dari system saraf disebut sebagai system otonom yang
bekerja pada tingkat bawah sadar dan mengatur banyak fungsi organ
dalam, seperti :
1. Tingkat aktivitas pemompaan jantung
2. Pergerakan saluran gastrointestinal
3. Sekresi kelenjar dalam tubuh
Sistem Endokrin

 Sistem Endokrin digunakan untuk mengatur berbagai fungsi metabolisme


 Terdapat 8 kelenjar endokrin utama yang menyekresi zat-zat kimia yang disebut Hormon
 Hormon diangkut melalui caluran ekstraseluler menuju seluruh tubuh untuk membantu
mengatur fungsi sel.
• Contoh :
• Hormon Zorraonfr’roW = membantu mengatur kecepatan aktivitas tubuh
• Hormon Insulin = mengatur metabolisme glukosa
• Hormon korteks adrenal = mengatur ion natrium, ion kalium dan metabolisme protein
• Hormon paratiroid = mengatur kadar kalsium dan fosfat tulang
Perlindungan Tubuh

Sistem Imun
Perlindungan
Tubuh
Sistem Inegumen
Sistem Imun

 Sistem imun terdiri atas sel-sel darah putih, timus dan sel-
sel jaringan yang melindungi tubuh dari patogen.
 Sistem imun menyerdiakan mekanisme bagi tubuh untuk:
• Membedakan sel sendiri dari sel dan zat asing
• Menghancurkan zat asing dengan fagositosis /
memproduksi limfosit tersensitisasi atau protein khusus
(misalnya, antibodi) yang menghancurkan maupun
menetralisasi zat asing.
Sistem Integumen

 Sistem Integumen : adalah sistem organ yang


membedakan, memisahkan, melindungi terhadap
lingkungan sekitarnya
 Terdiri atas kulit dan berbagai penunjangnya, termasuk
rambut, kuku, kelenjar, dan struktur lainnya, menutup,
memberikan bantalan, dan melindungi jaringan serta organ
tubuh yang lebih dalam dan secara umum memberikan
batas antara lingkungan dalam tubuh dengan dunia luar
Sistem Pengatur Tubuh Manusia

 Sistem pengatur dalam tubuh untuk mengatur fungsi masing – masing organ tubuh dan
mengatur hubungan antar organ :
 - Contoh : sistem respirasi bekerjasama dengan sistem saraf mengatur konsentrasi
karbondioksida dalam cairan ekstraselular
Contoh –– contoh
Contoh contoh Mekanisme
Mekanisme Pengatur
Pengatur

- Pengaturan konsentrasi Oksigen dan karbondioksida dalam cairan ekstraselular.

1. Konsentrasi oksigen dalam ekstraselular:


Untuk mempertahankan konsentrasi oksigen agar selalu konstan mekanisme ini
bergantung pada sifat kimiawi hemoglobin. Hemoglonin mengikat oksigen pada saat darah
melewati paru-paru. Kemudian saat hemoglobin melewati kapiler jaringan, hemoglobin tidak
akan melepas oksigen ke dalam suatu jaringan bila jaringan itu masih terdapat banyak oksigen.
Namun, bila suatu jaringan yang konsentrasi oksigennya rendah maka oksigen akan dilepas
secukupnya untuk mengembalikan konsentrasi oksigen yang adekuat.
2. Konsentrasi karbondioksida dalam ekstraselular:
Karbondioksida adalah produk akhir dari reaksi oksidasi sel. Jika
karbondioksida dalam sel tertimbun dalam cairan jaringan maka semua reaksi
penghasil energi akan berhenti. Bila konsentrasi karbondioksida dalam darah
melebihi normal akan merangsang pusat respirasi. Hal ini akan meningkatkan
ekspirasi karbon dioksida.
Pengaturan tekanan darah arteri

 Salah satu sistem tekanan darah arteri adalah sistem Baroreseptor. Bila tekanan arteri
terlalu tinggi, baroreseptor mengirimkan rentetan impuls saraf menuju ke medula otak.
Maka impuls tersebut menghambat pusat vasomotor melalui sistem saraf simpatis ke
jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan penurunan aktivitas pompa jantung
sehingga aliran darah ke pembuluh bertambah.
 Sebaliknya, jika penurunan tekanan arteri dibawah normal menyebabkan vasokontraksi
dan peningkatan kerja pompa jantung . Penurunan tekanan arteri juga meningkatkan
tekanan arteri kembali ke nilai normal
Berbagai Komponen
Rentang Nilai Normal dan Sifat Fisik Berbagai Komponen Penting
Penting
Cairan Ekstraselular
Tabell-1 Komponen Penting dan Sifat Fisik Cairan Ekstraselular

Nilai Perkiraan Batas


Rentang Nilai Normal Tidak Mematikan Jangka Pendek Satuan-
Normal

Oksigen 40 35-45 10-1000


mm Hg
Karbon dioksida 40 35-45 5-80 mm Hg
Ion natrium 142 138-146 115-175 mmol/L

Ion kalium 4,2 3,8-5,0 1,5-9,0 mmol/L


Ion kalsium 1,2 1,0-1,4 0,5-2,0 mmol/L
Ion klorida 108 103-112 70-130 mmol/L
Ion bikarbonat 28 24-32 8-45 mmol/L

Glukosa 85 75-95 20-1500 mg/dl


Suhu tubuh 98,4 (37,0) 98-98,8 (37,0) 65-110(18,3-43,3) °F (°C)
Asam-basa 7,4 7,3-7,5 6,9-8,0 pH
Sifat-Sifat Sistem Pengatur

Gambari-3 Pemutihan fungsi pompa jantung


yang dihasilkan oleh umpan balik negatif
setelah terjadi kehilangan darah sebesar 1
liter dari sirkulasi. Kematian disebabkan
oleh umpan balik positif bila terjadi
kehilangan darah sebesar 2 liter.
Reproduksi
Reproduksi

Kadang-kadang reproduksi tidak dianggap sebagai fungsi homeostatik. Namun,


reproduksi sebenarnya membantu mempertahankan homeostatis dengan cara
menghasilkan generasi baru guna menggantikan orang yang telah meninggal.
Kelihatannya penggunaan istilah homeostasis ini terlalu bebas, tetapi ini
menggambarkan bahwa, pada hakikatnya semua struktur tubuh tersusun sedemikian
rupa agar membantu mempertahankan kehidupan yang berlangsung secara otomatis
dan terus-menerus.
BAB 2

SEL DAN FUNGSINYA


Susunan Sel
Bagian utama sel
• Nukleus
• Sitoplasma

Berbagai macam zat yang turut


membentuk sel secara keseluruhan
disebut protoplasma. Protoplasma terdiri
atas lima zat dasar utama:
 Air
 Ion
 Protein
 Lipid
 Karbohidrat
Air

Air merupakan medium cair utama bagi sel, dengan konsentrasi antara 70
- 85%.
Ion

 Ion penting dalam sel mencakup kalium, magnesium, fosfat, sulfat,


bikarbonat.
 Ion yang terdapat dalam sel dengan jumlah yang lebih sedikit antara
lain natrium, klorida, dan kalsium.
 Ion diperlukan untuk menjalankan beberapa mekanisme pengaturan
sel. Misalnya ion yang bekerja pada membran sel diperlukan untuk
transmisi impuls elektrokimia pada serabut saraf dan otot.
Protein

 Setelah air, zat kedua terbanyak dalam sel adalah protein, yang dalam
keadaan normal jumlahnya 10 – 20% dari massa sel.
 Protein dapat dibagi menjadi dua jenis: protein struktural dan protein
fungsional.
 Protein struktural merupakan protein yang menyusun bagian struktural
dari sel
 Protein fungsional, protein jenis ini merupakan enzim sel
Lipid

Lipid yang penting adalah fosfolipid dan kolesterol, yang total jumlahnya
hanya sekitar 2% dari total massa sel. Pentingnya sifat fosfolipid dan
kolesterol adalah bahwa keduanya tidak larut dalam air berguna untuk
membentuk membran sel dan membran intraselular yang memisahkan
berbagai kompartemen sel
Karbohidrat

 Sebagian besar sel manusia terdapat karbohidrat dengan jumlah rata-


rata biasanya sekitar 1% dari total massa sel, tetapi meningkat sampai
3% dalam sel otot dan kadang meningkat sampai 6% dalam sel hati.
 Karbohidrat dalam bentuk glukosa terlarut selalu ditemukan dalam
cairan ekstraselular di sekitar sel sehingga siap tersedia bagi sel.
 Karbohidrat disimpan di dalam sel dalam bentuk glikogen, yaitu suatu
polimer tak larut dari glukosa, yang dapat dipecah dan segera digunakan
untuk menyediakan kebutuhan energi sel.
Struktur
Sel
Struktur Fisik Sel Secara Umum

 Sel tidak hanya merupakan suatu kantung yang berisi cairan, enzim,
dan zat kimia;
 Tetapi juga mengandung struktur-struktur fisik yang tersusun dengan
sangat rapi, yang disebut organel intraselular.
 Sifat dasar setiap organel tersebut sama pentingnya dengan zat kimia
dalam sel untuk fungsi sel.
 Contohnya, tanpa salah satu organel, mitokondria, maka > 95%
pelepasan energi yang berasal dari zat gizi akan segera berhenti.
Berikut adalah gambaran dari struktur fisik sel.
Struktur Bermembran Di Sel
Membran sel ini mencakup membran sel, membran nukleus, membran retikulum endoplasma,
membran mitokondria, lisosom, dan badan Golgi.
A. Membran Sel
• Membran sel adalah suatu struktur yang tipis, lentur, elastis dengan ketebalan
hanya 7,5 sampai 10 nanometer.
• Membran sel hampir seluruhnya tersusun atas protein dan lipid.
• Perkiraan komposisinya adalah: protein, 55%; fosfolipid, 25%; kolesterol, 13%;
lipid lain, 4%; dan karbohidrat, 3%.
• Struktur dasarnya adalah sebuah lapisan lipid ganda, yang merupakan lapisan
tipis. Struktur dasar lapisan lipid ganda dibentuk oleh molekul-molekul fosfolipid.
• Salah satu gugus dari setiap molekul fosfolipid tersebut larut dalam air;
sehingga disebut hidrofilik. Gugus satunya lagi hanya larut dalam lemak;
sehingga disebut hidrofobik.
B. Sitoplasma dan Organelnya
• Sitoplasma dipenuhi oleh partikel serta organel berukuran besar dan kecil
yang tersebar.
• Bagian cair yang bening dari sitoplasma yang merupakan tempat partikel
tersebut tersebar disebut sitosol; yang terutama mengandung protein,
elektrolit, dan glukosa yang terlarut.
C. Retikulum Endoplasma
• Suatu jaringan berbentuk tubulus dan struktur vesikel gepeng dalam
sitoplasma yang disebut retikulum endoplasma.
• Tubulus dan vesikel ini saling berhubungan satu sama lain.
• Zat-zat yang dibentuk pada beberapa bagian sel akan memasuki ruang
retikulum endoplasma dan kemudian disalurkan ke kompartemen lain
di sel.
• Di samping itu, luasnya permukaan retikulum dan berbagai sistem
enzim yang melekat pada membrannya memberikan struktur yang
berperan penting dalam fungsi metabolisme sel.
D. Badan Golgi
• Badan Golgi bekerja sama dengan
retikulum endoplasma.
• Vesikel transpor” kecil (disebut juga vesikel
retikulum endoplasma, atau vesikel RE),
secara terus-menerus dilepaskan dari
retikulum endoplasma dan segera setelah
itu bergabung dengan badan Golgi.
• Dengan cara ini, zat yang terperangkap
dalam vesikel RE diangkut dari retikulum
endoplasma ke badan Golgi.
• Zat yang diangkut tersebut selanjutnya
diproses dalam badan Golgi untuk
membentuk lisosom, vesikel sekretori, dan
komponen sitoplasma lainnya.
E. Lisosom
• Lisosom adalah organel berbentuk vesikel yang terbentuk dari beberapa
bagian badan Golgi yang lepas dan kemudian menyebar ke seluruh
sitoplasma.
• Lisosom ini membentuk sistem pencernaan intraselular yang memungkinkan
sel untuk mencerna:
- Struktur sel yang rusak
- Partikel makanan yang telah dicerna sel, dan
- Zat yang tidak diinginkan seperti bakteri.
• Biasanya, membran yang menyelubungi lisosom akan mencegah enzim
hidrolitik yang terkurung untuk berhubungan dengan zat lain di dalam sel dan
dengan demikian, mencegah kerja pencernaannya.
• Enzim pada pencernaan kemudian akan memecahkan zat organik yang
berkontak dengan lisosom menjadi zat yang lebih kecil dan sangat mudah
berdifusi, misalnya asam amino dan glukosa.
F. Peroksisom
-Dibentuk dengan merepikasi diri
-Mengandung enzim oksidase  menggabungkan oksigen
dengan ion hidrogen yang berasal dari berbagai zat kimia
intraselular untuk membentuk hidrogen peroksida (H302).

-Hidrogen peroksida  sangat mudah mengoksidasi zat lain, dan


bekerja sama dengan katalase, suatu enzim oksidase lain yang
ditemukan dalam jumlah besar di dalam peroksisom, untuk
mengoksidasi banyak zat yang bila tidak dioksidasi akan menjadi racun
bagi sel.
G. Vesikel Sekretori
- Menyimpan protein proenzim (enzim yang belum aktif).
- Proenzim disekresikan melalui membran sel bagian luar,
masuk ke dalam duktus pankreatikus dan dari tempat tersebut,
masuk ke dalam duodenum, di mana proenzim menjadi aktif
dan melakukan fungsi pencernaannya pada makanan yang
berada dalam saluran pencernaan.
H. Mitokondria (Gudang energi sel)
-Terdapat di semua bagian sitoplasma setiap sel
-Bagian dalam mitokondria dipenuhi matriks yang mengandung
enzim terlarut  untuk mendapatkan energi dari zat gizi 
membentuk karbondioksida dan air serta pelepasan energi pada
saat yang sama.
-Energi yang dilepaskan  digunakan untuk sintesis suatu zat
"berenergi tinggi" yang disebut adenosin trifosfat (ATP).
-ATP  diangkut keluar dari mitokondria, dan berdifusi ke
seluruh bagian sel untuk memberikan energinya di mana saja
energi tersebut dibutuhkan untuk menjalankan fungsi sel
I. Filamen/Tubulus  protein serat halus dari sel
- Protein tersebut merupakan molekul protein prekursor yang
disintesis oleh ribosom dalam sitoplasma. Molekul prekursor tersebut
selanjutnya berpolimerisasi membentuk filamen.
- Suatu jenis khusus filamen kaku yang tersusun atas molekul tubulin
yang berpolimer digunakan di semua sel untuk membentuk struktur
tubulus yang kuat  mikrotubulus
- Mikrotubulus  sitoskeleton  struktur penunjang kaku untuk
bagian tertentu sel
J. Nukleus
-Mengatur aktivitas sel
-Mengandung sejumlah besar DNA yang merupakan gen 
menentukan karakteristik protein sel, termasuk protein struktural, dan
enzim intraselular yang mengatur aktivitas sitoplasma dan nucleus serta
mengatur dan mendukung proses reproduksi sel itu sendiri

K. Membran Nukleus/Selubung Nukleus


Terdapat pori-pori  pertukaran zat dengan sitoplasma

L. Nukleous
-Berperan dalam memproduksi ribosom yang bertidak sbagai tempat
pembentukan protein dalam sel
Sistem Fungsional Sel
A. Penelanan oleh Sel-Endositosis

Agar suatu sel dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak sel harus memperoleh zat gizi
dan zat lainnya dari cairan disekitarnya. Sebagian besar zat melewati membran sel melalui
difusi dan transfor aktif.
Difusi adalah gerakan sederhana melalui membran yang disebabkan gerakan acak
molekul zat dimana zat tersebut bergerak baik melalui pori-pori membran sel atau bila zat
tersebut larut lipid maka melalui matriks lipid membran.Transpor aktif merupakan proses
pengangkutan zat melalui membrane oleh struktur protein yang dapat menembus membran
sepenuhnya.
Partikel yang sangat besar memasuki sel melalui suatu fungsi khusus membran sel
yang disebut endositosis. Bentuk utama endositosis yaitu :
Pinositosis

Pinositosis adalah
pencernaan partikel
berukuran kecil (berdiameter
100-200 nm) dengan
membentuk vesikel yang
berisi cairan ekstraselular dan
zat partikular di dalam
sitoplasma. Pinositosis terjadi
secara terus menerus pada
membran sebagian besar sel,
dan terjadi sangat cepat pada
beberapa sel.
Fagositosis
Fagositosis berlangsung
dengan cara yang hampir
sama dengan pinositosis
kecuali bahwa fagositosis
melibatkan partikel
berukuran besar dan bukan
molekul. Hanya sel tertentu
yang memiliki kemampuan
fagositosis, yang paling
dikenal adalah makrofag
jaringan dan beberapa sel
darah putih.
B. Pencernaan Benda-Benda Asing Pinositosis dan Fagositosis di Dalam Sel—Fungsi
Lisosom
Setelah vesikel pinositosis atau fagositosis masuk ke dalam sel, satu atau lebih
lisosom akan melekat pada vesikel tersebut dan melepaskan hydrolase asam. Jadi,
sebuah vesikel pencernaan terbentuk dalam sitoplasma sel dimana hidrolase mulai
menghidrolisis protein, karbohhidrat, lipid dan zat lainnya dalam vesikel. Hasil pencernan
berupa molekul kecil asam amino, glukosa, fosfat, dan lain-lain yang dapat berdifusi
melalui membran vesikel ke dalam sitoplasma. Yang tersisa dari vesikel pencernaan
disebut badan residu yang merupakan zat yang tidak tercerna. Badan residu biasanya
diekskresi menembus membran sel melalui proses yang disebut eksositosis. Jadi
vesikel pinositosis dan fagositosis yang mengandung lisosom dapat disebut sebagai
organ pencernaan sel.
c. Sintesis dan Pembentukan Struktur Sel oleh Retikulum Endoplasma dan Badan Golgi
• Fungsi Spesifik Retikulum Endoplasma
Luasnya penyebaran retikulum endoplasma dan badan golgi dalam sel-sel sekretori telah ditekankan.
Struktur tersebut dibentuk terutama oleh membrane lipid ganda yang mirip dengan membran sel dan
dindingnya terisi enzim protein yang mengatalisasi sintesis zat yang diperlukan sel. Sebagian besar sintesis
berawal di retikulum endoplasma. Produk yang dihasilkan akan dibawa ke badan golgi untuk diproses lebih
lanjut sebelum dilepaskan ke dalam sitoplasma.
Fungsi Lain Retikulum Endoplasma. Fungsi lain yang penting dari retikulum endoplasma, terutama
retikulum endoplasma halus, adalah sebagai berikut.
Retikulum endoplasma menyediakan enzim-enzim yang mengatur pemecahan glikogen pada saat
glikogen akan digunakan sebagai sumber energi.
Retikulum endoplasma menyediakan sejumlah besar enzim yang mampu mendetoksifikasi berbagai zat,
misalnya obat-obatan, yang dapat merusak sel. Detoksifikasi ini dilakukan dengan cara koagulasi, oksidasi,
hidrolisis, konjugasi dengan asam glukuronat, dan dengan cara-cara lain.
• Fungsi Spesifik Badan Golgi
Walaupun fungsi utama badan Golgi adalah menyediakan pemrosesan
tambahan zat-zat yang telah dibentuk di retikulum endoplasma, badan
Golgi juga memiliki kemampuan menyintesis jenis karbohidrat tertentu
yang tidak dapat dibentuk di retikulum endoplasma. Hal ini terjadi
terutama pada pembentukan polimer sakarida besar yang berikatan
dengan sejumlah kecil protein; contoh yang penting adalah asam
hialuronat dan kondroitin sulfat
d. Ekstraksi Energi dari Zat Gizi—Fungsi Mitokondria
Zat utama yang diekstraksi oleh sel untuk menghasilkan energi adalah makanan yang dapat bereaksi dengan
oksigen—karbohidrat, lemak dan protein. Dalam tubuh manusia, pada dasarnya semua karbohidrat diubah menjadi
glukosa oleh saluran pencernaan dan hati sebelum mencapai sel-sel lain. Dengan cara serupa, protein diubah menjadi
asam amino, dan lemak diubah menjadi asam lemak. Secara singkat, hampir semua reaksi oksidasi ini terjadi dalam
mitokondria dan energi yang dilepaskan digunakan untuk membentuk senyawa berenergi tinggi ATP. Selanjutnya, ATP,
bukan makanan dalam bentuk aslinya, yang akan digunakan di seluruh bagian sel untuk menjalankan hampir semua
reaksi metabolisme intraselular.
 
ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri atas (1) basa nitrogen adenin, (2) gula pentosa ribosa, dan (3) tiga
radikal fosfat. Kedua radikal fosfat terakhir dihubungkan dengan bagian lain molekul oleh ikatan yang disebut sebagai
ikatan fosfat berenergi tinggi, yang ditunjukkan dalam struktur kimia dengan menggunakan tanda Pada kondisi fisik
dan kimiawi tubuh. Pada saat ATP membebaskan energinya, sebuah radikal asam fosfat dilepaskan dan adenosin
difosfat (ADP) terbentuk. Energi yang dibebaskan tersebut digunakan untuk menjalankan banyak fungsi lain sel,
seperti sintesis zat dan kontraksi otot. Untuk membentuk kembali ATP sel yang sudah terpakai, energi yang dihasilkan
dan zat gizi sel akan menyebabkan ADP dan asam fosfat bergabung kembali untuk membentuk ATP yang baru, dan
seluruh proses tersebut terjadi berulang-ulang, Oleh sebab itu, ATP disebut sebagai alat tukar energi sel karena ATP
dapat dipakai dan dibentuk kembali berulang kali, yang memiliki selang waktu antara dua proses pembentukan
beberapa menit saja.
E. Proses Kimiawi dalam Pembentukan ATP—Peran Mitokondria
Saat memasuki sel, glukosa dihadapkan pada enzim dalam sitoplasma yang mengubah glukosa menjadi
asam piruvat (suatu proses yang disebut glikolisis). Sejumlah kecil ADP diubah menjadi ATP oleh energi yang
dibebaskan selama proses tersebut, tetapi jumlah ATP yang dihasilkan ini kurang dari 5 persen dari
keseluruhan metabolisme energi sel. Sekitar 95 persen pembentukan ATP sel dibentuk di mitokondria. Asam
piruvat yang dihasilkan dari karbohidrat, asam lemak dari lipid, dan asam amino dari protein pada akhirnya
diubah menjadi senyawa asetil-KoA dalam matriks mitokondria. Senyawa tersebut selanjutnya dilarutkan
(yang bertujuan untuk mendapatkan energinya) oleh serangkaian enzim lain dalam matriks mitokondria,
sehingga ikut berperan dalam suatu rangkaian reaksi kimia yang disebut siklus asam sitrat, atau siklus Krebs.
Dalam siklus asam sitrat ini, asetil-KoA dipecah menjadi komponen penyusunnya, atom hidrogen dan karbon
dioksida. Karbon dioksida berdifusi keluar dari mitokondria dan selanjutnya keluar dari sel; dan pada
akhirnya akan diekskresikan dari tubuh melalui paru- paru.
F. Penggunaan ATP untuk Fungsi Sel
Energi dari ATP digunakan untuk menjalankan tiga kategori utama fungsi sel:
• transpor zat melalui berbagai membran di dalam sel
• sintesis senyawa kimia di seluruh bagian sel, dan
• kerja mekanik
 
Selain untuk transpor natrium oleh membran, energi dari ATP juga dibutuhkan untuk transpor membran
ion kalium, ion kalsium, ion magnesium, ion fosfat, ion klorida, ion urat, ion hidrogen, dan banyak ion lain
serta berbagai zat organik. Transpor membran sangatlah penting bagi fungsi sel sehingga beberapa sel
contohnya, sel tubulus ginjal menggunakan sebanyak 80 persen ATP yang dibentuk hanya untuk fungsi
transpor tersebut. Selain sintesis protein, sel juga membuat fosfolipid, kolesterol, purin, pirimidin, dan
sejumlah besar zat lain. Kegunaan utama ATP yang terakhir adalah untuk menyediakan energi bagi sel-sel
yang dikhususkan untuk melakukan kerja mekanik dengan cara yang berbeda-beda, khususnya dengan
gerakan silia dan ameboid.
Sebagai ringkasan, ATP selalu tersedia untuk melepaskan energinya dengan cepat dan dalam jumlah
yang besar di bagian sel mana saja energi tersebut diperlukan. Untuk dapat mengganti ATP yang terpakai
oleh sel, sejumlah reaksi kimia yang berjalan lebih lambat akan memecah karbohidrat, lemak, dan protein
dan akan menggunakan energi yang dihasilkan dari reaksi tersebut untuk membentuk ATP yang baru. Lebih
dari 95 persen ATP ini dibentuk dalam mitokondria, yang menyebabkan mitokondria mendapat sebutan
sebagai "gudang energi” sel.
THANK
S

Anda mungkin juga menyukai