Anda di halaman 1dari 12

PEMERIKSAAN VITAMIN E DALAM ASI

METABOLISME ZAT GIZI MAKRO

Dosen pengampu : Zora Olivia., S.Farm., M.Farm., Apt

Disusunoleh :
D/4

1. Sarah Likhita Vidya (G42182230)


2. Yomi Meda Anjati (G42182239)
3. Nuriyah Kamilati (G42182241)
4. Fahrani Nur Ngizan (G42182260)
5. Yustina Kotouki (G42182285)
6. Siti Nuri Aisyari (G42182288)
7. Fitra Rakhmaudina Zahwa (G42182300)

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah
praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan
resmi praktikum Metabolisme Zat Gizi Makro “Pemeriksaan Vitamin E Dalam
Asi”. Laporan  yang kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin ini
bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah mikrobiologi pangan.
            Dengan terselesainya laporan resmi praktikum ini, maka tidak lupa kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini, khususnya kepada dosen yang telah membimbing kami.

Demikian laporan yang kami buat, mohon kritik dan sarannya atas
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan bagi kami selaku penulis.

Jember, 2 Maret 2020


 

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air susu ibu (ASI) adalah emulsi lemak berbentuk globulus dalam
air, mengandung agregat protein, laktosa, dan garam-garam organik yang
diproduksi oleh alveoli kelenjar payudara seorang ibu.

ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi yang memiliki


kandungan semua vitamin, mineral dan nutrisi yang diperlukan oleh bayi
untuk pertumbuhan dalam enam bulan pertama dan tidak ada makanan
atau cairan lain yang diperlukan. ASI memenuhi setengah atau lebih
kebutuhan gizi anak pada tahun pertama hingga tahun kedua kehidupan
(WHO, 2002).ASI lebih mudah dicerna daripada susu formula

Vitamin E, suatu antioksidan poten yang melindungi membran sel


terhadap kerusakan oksidatif yang mengakibatkan lisis sel,mencegah
terjadinya hemolisis, yang kemudian mencegah hiperbilirubinemia pada
neonates.Dalam menjalankan fungsinya, vitamin E yang telah teroksidasi
mengalami regenerasi kembali dibantu oleh vitamin C. Kekurangan
vitamin E dapat menyebabkan anemia hemolitik. Kandungan vitamin E
dalam ASI tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.

1.2 Tujuan

1. Memperkenalkan metabolism vitamin E dalam tubuh hingga ke ASI


2. Memahami macam ASI
3. Memahami cara menguji vitamin E dalam ASI
4. Memahami cara menghitung kadar vitamin E
BAB II
DASAR TEORI

Vitamin E merupakan suatu zat antioksidan yang sangat dibutuhkan oleh


tubuh manusia karena memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan sel
dari radikal bebas.Dengan kemampuannya sebagai zat antioksidan, vitamin E
dapat mengurangi resikopenyebab berbagai macam penyakit, seperti jantung,
kanker, kemandulan dan diabetes.Sumber vitamin E dapat diperoleh secara alami
maupun sintetis. Sumber vitamin E alamiselain banyak dihasilkan dari tanaman,
juga dapat diperoleh dari ikan (Fujisawa et al., 2010).Namun vitamin E yang
berasal dari alam masih tercampur dengan matriks-matriks yang lain.Oleh karena
itu, vitamin E disintesis agar dihasilkan vitamin E yang lebih murni
sehinggamudah diserap oleh tubuhAsi adalah asupan nutrisi pertama yang di
konsumsi oleh bayi dengan kandungan yang ideal sehingga cukup memenuhi
kebutuhan bayi. Menurut hanson (2003) asi sangat penting untuk perkembangan
dan pertumbuhan bayi di banding nutrient apapun yang berguna untuk penyediaan
energi pada bayi. Normalnya ASI dikonsumsi 4-6 bulan pada bayi.
(khairuniyah,2004).

Vitamin E dengan delapan subsatnsi di antaranya adalah: 4 tocopherol dan


4 tocothrienol. Tocopherol ini sebagai jenis dengan jumlah besar di dalam
jaringan tubuh. Vit E dengan senyawa trienol yang aktif adalam tubh adalah
tocopherol (Good man’s and gilman’s 1991).Vitamin E adalah minyak yang tidak
dapat dikristalkan yang mempunyai viskositas tinggi dan tidak larut lemak juga
zat pelarut lemak. Vitamin E juga stabil pada suhu, alkali dan asam(sediaoetama.
2006)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Pokok Bahasan : Metabolisme Zat Gizi Makro
Acara Praktikum : Pemeriksaan Vitamin E Dalam Asi
Hari, Tanggal : Kamis, 27 Februari 2020
Jam : 12.30 sampai 14.30
Tempat : Lab. Aanalisis Gizi Klinik Jurusan
Kesehatan
Dosen Pembimbing : Zora Olivia., S.Farm., M.Farm.,Apt

3.2 Alat dan Bahan


 Beker glas 100 ml
 Lampu spiritus
 Kasa dan Kaki tiga
 a-tokoperol
 alcohol
 asam nitrit
 Alat tulis dan kertas
 LCD Proyektor
 Laptop

3.3 Prosedur Praktikum


1. Cari Pendonor ASI fresh dan ASI simpan
2. Masing – masing ASI sebanyak 50 ml
3. Larutkan 50 mg Tocoferol dalam 10 ml alcohol sebagai
pembanding
4. Larutkan 50mg ASI dalam 10 ml alkohol lalu
5. sambil diaduk ditambahkan asam nitrit
6. dan panaskan pada suhu 75 selama 15menit.
7. Hasil positif ditandai perubahanwarna menjadi merah terang atau
orange
8. Dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan
9. Melakukan resume dari jurnal terkait analisis vitamin E yang dapat
diakses

3.4 Diagram Alir

Asi segar, Asi simpan


dan Tocoferol

Diteteskan alkohol
2 ml

Diteteskan Asam Nitrat


sampai berubah warna
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

Tabel Hasil Praktikum


Sampel Penambahan Alkohol Penambahan Asam
Nitrit
Tocoferol - +
Alkohol Menggumpal 2 tetes asam nitrit menjadi
bewarna orange
Asi Simpan - -
Tidak terjadi perubahan 30 tetes asam nitrit tetap
tidak terjadi perubahan
Asi Segar - -
Tidak terjadi perubahan 30 tetes aasam nitrit tetap
tidak terjadi perubahan

Keterangan :
Jadi, pada percobaan di praktikum ini tidak ada perubahan. Pada penambahan
alkohol dan penambahan asam nitrit hanya terjadi perubahan pada tocoferol saja.
Sementara pada asi segar dan asi simpan tidak terjadi perubahan.
BAB VI
PEMBAHASAN

Retinol dan tokoferol dalam asi perempuan setelah kehamilan memiliki resiko
yang tinggi. Sekitar 22% dari seluruh kehamilan memiliki resiko tinggi di
Meksiko setiap tahunnya. Salah satu faktor resikonya adalah berat badan selama
kehamilan yang mengarah kepada prevalansilebih tinggi yaitu diabetes, hiprtensi,
preeklamsia, asma, dan penyakit trombosit. Antioksidanalami dapat mengurangi
efek buruk radıkal, karena mereka dapat menangkap dan menetralisirseperti
oksigen reaktif lipid peroksidase. Varian glikemia selama kehamilan mengarah ke
komplikati serius untut binomial ibu dan anak. meskipun ada sedikit bukti asosiasi
antara konsentrasi retinol dan diabetes pada wanita hamil, penyakit ini membuat
wanita tersebut lebih rentan terhadap statur biokimia marginal atau kekurangan
vitamin A. Pentingnya vitamin A dan E untuk ibu dan anak bertujuan untut
menentukan konsentrasi rotinol dan tokoferol dalam asi dari ibu setelan menjalani
tinggi resiko terhadap kehamilan normal, setelah melahirkan prematur. Sebuah
studi Cross- Sectional dan analitis melakukan penentuan adanya retinol dan
tokoferol dalam asi, dari 95 kehamilan yang beresiko tinggi dan 32 ibu dengan
kehamilan standar dan bayi baru lahir sehat. Kelahiran prematur didefinisikan
sobagaikehamilan yang berlangsung kurang dari 37 minggu . Sebuah kehamilan
yang normal dapatmengurangi komplikasi atau gangguuan sebelum dan atau
selama kehamilan. Preklamsia sindrom yang ditandai oleh adanya kenaikan
tekanan darah seorang wanita hamil setelah minggu ke - 20 kehamilan dapat
mempengaruhi ginjal, hati, dan otak. Ketika tidak dapat di obati dapat
mengakibatkan masalah kesehatan jangka panjang atau berakibat fatal bagi ibu
dan janin. Eklamsia adalah bentuk yang lebih parah dari pre-ektamsia ditandai
dengan anemia, kejang, dan nafsu makan pada ibu yang menurun. asi adalah satu-
satunya sumber gizi pada bayi baru lahir, menentukan kandungan vitamin A dan
vitamin E yang memadai terutama ketika neonatus prematur atau berat badan
rendah pada sebagian besar konsentrasi tokoferol dalam kolostrum perempuan
memiliki 2 sampai 3 kali lebih dari saat ini yang memiliki kehamilan beresiko
tinggi. Sehubungan dengan susu transisi konsentrasi retinol dan dijelastan dalam
populasi tokoforol. mongenai susu formula dalam kontribusi saat ini , konsertrasi
rata rata tokoferol dan retinol untuk mendapatkan SNI.
Asi merupatan makanan yang ideal pertama untuk bayi menyediakan berbagai
nutrisi, imonologi dan emosional yang bermanfaat. Volume dan komposisi asi
tergantung pada waktu hari dan beruariasi (Emmett s Rogers 1997). Asi
mengandung nutisi yang dibutuhkan oleh bayi ,diantaranya adalah vitamin E.
Vitamin E terlihat dalam achivitas antiotsidan (misalnya: penghambatan tak jenuh
ganda peropsidasi asam lemak). Selain itu vitamin E, lipid paling ampuh peroxyl
scavenger radikal. Struktur vitanin E diklasifikasikan sebagai antioksidan
termasuk a senyawa terkait kimia: alfa. beta, gamma ,delta- tacotrienol. Alfa
tocoferol adalah bentuk akhir vitamin E sementara yang lain tidak memberikan
kontribusi dalam memenuhi tuntutan vitamin E. Defisiensi vitamin E dapat
disebabkan anemia hemolitik, retrolental fi broplasia , Intraventrikular
pendarahan, displasia bronkopulmoner dan mempengaruhi perkembangan sistem
saraf pusat terutama pada bayi prematur. Komposisi asi berubah sepanjang laktasi
bersama dengan persyaratan tumbun anak. Selain itu kandung asi dipenganhi oleh
diet ibu. Data yang tersedia pada konsentrasi vitamin E asi tidak dapat
disimpulkan, namun isi dari senyawa ini terungkap lebin tinggi dalam kolostrum
dibanding suru matang Tocoperol ditambahkan dalam uosu formula karena dapat
meningkatkan kandungan vitamin dan mencegah oksidasi lipid schingga
memperpanjang umur simpan. Sumber lain tocoferol adalah minyak yang berasal
dari tumbuhan. Fungsi biologis vitamın E sebagian besar ditentukan oleh alfa -
tocoperol). Alfa – tocoperol merupakan antioksidan lipofilik utama sel mamalia
dan tumbuhan. Hal ini terletak di membran sel dan melindungi lipoprotein seluler.
Ini berfurgsi sebagai pemulangan antioksidan peroksida radikal bebas.
Perlidungan asam lemak tak jenuh tanda yang terletak di membran fosfolipid ini
dimungkinkan karena lebih tinggi afinitas dari lipid yang dihasillkan radital bebas
unluk alfa - tocoferol dari pada membran lipid. Sumber makanan vitamin E dapat
ditemukan dalam bahan makanan sayuran, dan ada juga dalam buah buahan.
Dalam praktikum pemeriksaan vitamin E dalam asi, hasil dari praktikum kami
yaitu tidak ditemukannya vitamin E di dalam asi. Hal itu bisa disebabkan oleh
banyak hal, salah satunya adalah asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu.
Sebelum pengambilan asi kami kelompok 4 menanyakan food recall 24 jam, dan
hasilnya. Pada hari selasa untuk ASI simpan, pada pagi hari mengkonsumsi nasi,
makan bayam, ikan, air putih, kopi, dan coklat. Pada siang hari ibu tidak makan.
Pada sore hari ibu mengkonsumsi nasi, ayam, bayam, air putih dan es krim. Pada
hari rabu untuk ASI fresh, di pagi hari ibu mengkonsumsi nasi, mie goreng dan air
putih.
Pada siang hari ibu tidak makan cuma es krim. Pada malam hari ibu
mengkonsumsi nasi, sayur bayam, ayam, kopi, dan air putih. Jika dilihat dari data
recall 24 jam si ibu kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan porsi
makanan yang kurang, sehingga dapatt berpengaruh pada produksi asi dan juga
komposisinya. Karbonhidrat, protein, lemak dan asam folat, kalsium zinc dan zat
besi relatif konstan. Hanya kandungan lemak, vitamin A, D, E yang dapat
bervariasi yang begantung dari asupan ibu menyusui. Jika seorang ibu kurang
mengkonsumsi vitamin A, D , E otomatis zat gizi dalam asi juga rendah. Pada
penelitian mengatakan , hanya ibu menyusui dengan malmutrisi tingkat berat yang
akan menghasilkan asi kandungan nutrisi rendah. Artinya, asi kemungkinan tidak
dapat memenuhi kebutuhan gizi pada bayi. Bisa juga karena asi yang digunakan
bukan kolostrum dan asi transisi awal yang menyebabkan kandungan vitamin E
pada asi sedikit sehingga tidak bisa terdeteksi.
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang kami lakukan tidak ada perubahan. Pada


penambahan alkohol dan penambahan asam nitrit hanya terjadi perubahan pada
tocoferol saja. Sementara pada asi segar dan asi simpan tidak terjadi
perubahan.Dikarenakan terdapat beberapa faktor yaitu pada asi, usia anak sudah
hampur 2 tahun sehingga produksi susu pada ibu juga sedikit dan berkurang. Dan
juga pada ibu nya kurang mengkonsumsi makanan yang bervariasi dan kurang
memenuhi gizi seimbangnya. Sehingga kandungan asi dalam susu tersebut
kurang.

DAFTAR PUSTAKA

Felicia Anita Wijaya. 2019. ASI Eksklusif: Nutrisi Ideal untuk Bayi 0-6 Bulan.
CONTINUING MEDICAL EDUCATION CDK-275/ vol. 46 no. 4 Rumah Sakit
Umum Daerah Wangaya, Denpasar, Bali.

1.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai