dengan menu yang telah disusun. RS merah, bawang putih, ketumbar, kemiri,
gula merah, dengan tujuan keseragaman
tersebut memiliki 400 tempat tidur
rasa hidangan yang diproduksi. Apa
dan BOR 70%, Berapa jumlah pasien
contoh hidangan yang bisa
menggunakan standar bumbu tersebut?
a. Bumbu bali 167) Di suatu wilayah terjadi
b. Rending kemarau panjang yang menyebabkan
c. Tumisan kegagalan panen . kegagalan panen
d. Opor tersebut menyebabkan ketersediaan
e. Sambal goreng panen berkurang sehingga banyak balita
165) Seorang nutrisionis di rumah yang menderita kurang gizi. Apa
sakit menyimpan makanan dengan variabel pangan pada kasus tersebut?
bahan dan bumbu dan telah menguji a. Lingkungan biologis
cobakan secara berulang ulang dan b. Agen penyebab penyakit
menilai cara rasanya oleh panelis c. Manusia sebagai pejamu
(konsumen dan pihak manajemen). Apa d. Lingkungan sosial
standar yang ditetapkan oleh nutrisionis e. Lingkungan fisik
tersebut? 168) Disuatu wilayah kerja
a. Kuantitas puskesmas mengalami kasus ISPA yang
b. Kualitas relatif tinggi. Dari hasil kajian
c. Bumbu nutrisionis, didapatkan faktor
d. Porsi determinan adalah asupan gizi tidak
e. Resep seimbang dan kualitas udara yang
166) Seorang pengelola program gizi buruk. Apa faktor yang mempengaruhi
puskesmas melakukan surveilans gizi asupan makan pada kasus tersebut?
dengan cara mengumpulkan data dan a. Manusia sebagai pejamu
informasi secara tepat, akurat, teratur, b. Lingkungan biologis
dan berkelanjutan sumber data dari c. Lingkungan sosial
laporan kegiatan rutin baik didalam d. Agen penyebab penyakit
maupun diluar gedung puskesmas. Apa e. Lingkungan fisik
data yang berasal dari kegiatan rutin a. Melakukan penimbangan secara
tersebut? berulang sampai didapatkan
a. Data konsumsi gizi hasil yang sama
b. Data penilaian status gizi balita 169) Seorang anak berumur 30 bulan
c. Data survei konsumsi garam dibawa ibunya ke puskesmas karena
beryodium diare, tidak mau makan dan anoreksia.
d. Data survei konsumsi pangan Berdasarkan pemeriksaan, terdapat
e. Data perhitungan di posyandu edema pada kaki, tangan dan perut,
rambut jarang dan mudah dicabut tanpa
rasa sakit. Anak terlihat cengeng dan makanan untuk tahun selanjutnya.
apatis. Apa penyakit anak tersebut? Kapasitas tempat tidur adalah 300 buah.
a. Kwashiorkor Berdasarkan laporan bulan desember
b. Marasmus tahun sebelumnya, diketahui rata rata
c. Kurang gizi BOR RS tersebut adalah 70%. Berapa
d. Anemia gizi estimasi jumlah porsi untuk produksi
e. Xerophthalmia makanan rumah sakit tersebut?
170) Seorang nutrisionis ingin a. 330 porsi
mengetahui apakah kader posyandu b. 350 porsi
sudah terlatih melakukan penimbangan c. 210 porsi
balita. Setiap kader diminta untuk d. 231 porsi
menimbang 10 orang dengan e. 220 porsi
menggunakan dacin yang sama. Sebagai 172) Seorang nutrisionis diminta oleh
pembanding hasilpenimbangan, petugas kepala puskesmas untuk meneliti faktor
juga menimbang anak tersebut dengan penyebab tingginya prevalensi stunting
dacin yang digunakan kader. Bagaimana di wilayah kerjanya. Berdasarkan profil
melihat akurasi penimbangan yang kesehatan, angka perkawinan usia dini
dilakukan kader tersebut? cukup tinggi, pekerjaan penduduk
a. Melakukan pengukuran secara sebagian besar penduduk adalah
berulang sampai didapatkan pedagang dengan tingkat ekonomi
hasil yang sama tinggi, dan kasus hipertensi masih
b. Membandingkan hasil tinggi. Apa rumusan masalah penelitian
penimbangan kader dengan yang paling tepat untuk kasus tersebut?
penimbangan petugas gizi a. Apakah ada hubungan pekerjaan
c. Membandingkan hasil dengan stunting
penimbangan antar anak balita b. Apakah ada hubungan
d. Membandingkan hasil perkawinan usia dini dengan
penimbangan antar kader stunting
posyandu c. Apakah ada hubungan tingkat
e. Melakukan penerapan dacin pendapatan dengan stunting
yang digunakan untuk d. Apakah ada hubungan status
menimbang balita perkawinan dengan stunting
171) Seorang nutrisionis RS ingin e. Apakah ada hubungan
membuat estimasi jumlah produksi hipertensi dengan stunting
173) Seorang ibu mengkonsumsi ikan b. Pemeriksaan antenatal
nila goreng sebanyak 1 ekor dengan c. Pendidikan ibu
berat 225 gr. Serapan minyak adalah d. Pre eklamsi
4%. Berapa gr minyak goreng yang e. Riwayat penyakit
terserap? 176) Petugas puskesmas melakukan
a. 5,6 gr penelitian mengenai efektivitas
b. 3,5 gr pendidikan kesehatan terhadap
c. 7,5 gr peningkatan pengetahuan perilaku hidup
d. 9,0 gr bersih sehat pada remaja putri di SMP.
e. 4,4 gr Penentuan sampel dilakukan oleh
174) seorang nutrisionis puskesmas peneliti dengan cara mengundi sejumlah
ingin melakukan survei kebiasaan responden sesuai dengan kebutuhan
konsumsi makanan sumber zat besi pada jumlah sampel dari populasi. Apa teknik
remaja putri di sebuah SMA. Data yang pemilihan sampel yang telah dilakukan?
diperlukan adalah jenis, frekuensi dan a. Sampling random sederhana
jumlah bahan makanan yang b. Sampling random multi stage
dikonsumsi. Apa metode yang paling c. Sampling random stratifikasi
tepat untuk digunakan? d. Sampling random cluster
a. Twenty-four recall e. Sampling random sistematik
b. Household food record
c. Food frequency
d. Food account
e. Estimated food records
175) Tahun 2016-2017 terjadi
peningkatan pre eklamsi berat,untuk
mengetahui penyebabnya pada tahun
2021 dilakukan penelitian. Kejadian ini
didapatkan dipengaruhi faktor
pendidikan, pekerjaan, umur ibu,
paritas, umur kehamilan, riwayat
penyakit dan pemeriksaan antenatal.
Apa variabel terikat pada penelitian
tersebut?
a. Umur ibu