Anda di halaman 1dari 10

CATATAN ASUHAN GIZI

RESUME PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)


RUANG : …………….
BULAN : …………….
NAMA PASIEN : Tn. B NO. RM :
TGL LAHIR : TGL MRS :
DIAGNOSA MEDIS : Koma Hepatikum
Assesment Diagnosa Gizi Rencana Intervensi Rencana Monitoring & Evaluasi

1. Antropometri : NI.1.4. Asupan energi tidak adekuat, berkaitan 1. Tujuan Diet FI. Memantau asupan makanan sesuai dengan
AD.1.1.1 - TB : 151 cm dengan kurangnya pengetahuan terhadap A. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan kebutuhan atau tidak
AD.1.1.2 - BB : 57 kg makanan bergizi, adanya faktor psikologis : mencegah kerusakan lebih lanjut dan/ atau FI. Memonitor jenis makanan yang diberika
BBI : (TB-100) – 10% (TB-100) stress dan eating disorder dibuktikan dengan meningkkan fungsi jaringan hati yang tersisa. apakah sesuai anjuran atau tidak
: (151-100) – 10% (151-100) hasil audit intake energi sebesar 1300 kkal. B. Mencegah katabolisme protein BE.4.3. aktivitas fisik : Memantau kondisi
: 45,9 kg NI.5.7.3 Kekurangan intake protein, berkaitan C. Mencegah penurunan berat badan atau badan masih lemah atau tidak
𝐵𝐵 dengan kurangnya pengetahuan yang meningkatkan berat badan bila kurang BE.4.3. aktivitas fisik : Memonitoring gerak
AD.1.1.5 - IMT :
𝑇𝐵2
berhubungan dengan makanan dan nutrisi D. Mencegah atau mengurangi asites, varises aktif pasien
57
: (1,51)°2 dibuktikan dengan hasil audit intake protein esofagos, dan hipertensi portal S.1.1.5. memonitor berat badan secara berkala

: 24,99 (beresiko overweight) kurang sebesar 45 gr. E. Mencegah koma hepatik S.1.1.1. pengukuran antropometri awal-akhir
NI.5.6.2 Kelebihan intake lemak, berkaitan 2. Jenis Diet S.1.1.2. memantau IMT
2. Biokimia
dengan kurangnya pengetahuan yang Diet Penyakit Hati S.2.9.1 memantau kadar albumin agar mencapai
Profil Gastrointestinal (BD.1.4)
berhubungan dengan makanan dan nutrisi serta 3. Perhitungan Zat Gizi kadar normal
BD.1.4.6 Biliruubin total : 19,04 mg/dl (tinggi)
kepercayaan atau sikap yang salah terhadap 4. Pendistribusian Zat Gizi Dalam Menu S.2.8.1 memantau kadar HB agar mencapai
BD.1.10.1 – Hemoglobin : 12 g/dl (normal)
makanan, dan kurang dalam pemilihan makanan Sehari kadar normal
3. Data Fisik dan Klinis
yang sehat dibuktikan dengan hasil audit intake 5. Prinsip Diet
PD.1.1.9 – Tekanan darah : 110/70 mmHg
lemak berlebih sebesar 40 gr dan dengan a. Tinggi kalori
(normal)
makanan yang tidak terkontrol saat makan siang b. Tinggi Protein
PD.1.1.1 – Penampilan Keseluruhan
d4iluar rumah. c. Cukup lemak
4. Riwayat Makan
d. Cukup karbohidrat
FH.1.1.1 – Asupan energy total : 800 kkal NI.5.1 Peningkatan kebutuhan protein (P), 6. Syarat Diet
(kurang) 1283,4 (normal) berkaitan dengan penyakit pasien (E) yang a. Energi tinggi untuk mencegah
FH.1.5.1.1 – Asupan lemak total : 34,7 g ditandai dengan asupan protein kurang (80%), pemecahan protein, yang diberikan
(cukup) 35,65 (normal) hipoalbuminemia. bertahap sesuai dengan kemampuan
FH.1.5.2.1 – Asupan protein total : 29 g (cukup) NC.3.1 BB kurang, berkaitan dengan kurangnya pasien, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
30 (normal) nafsu makan pasien yang ditandai dengan hasil b. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari
FH.1.5.3.1 – Asupan karbohidrat total : 130 g IMT <18,5 kg/m2 kebutuhan energi total, dalam bentuk
(kurang) 210,64 (normal) NB.1.1 Kurangnya pengetahuan terkait makanan yang mudah dicerna atau dalam
5. Riwayat Personal dan zat gizi, berkaitan dengan kurangnya bentuk emulsi. Bila pasien
CH.2.2.1 – Perawatan/terapi medis : saat ini perhatian terhadap makan dan zat gizi yang mengalamai steatorea, gunakan
pasien telah 2 hari sadar dari koma hepatikum. terkandung pada makanan dan pemilihan lemak dengan asam lemak rantai
CH.3.1.1 – Faktor social ekonomi : makanan yang kurang diperhatikan yang sedang (Medium Chain Triglyceridel
berkecukupan ditandai dengan Tn. C yang biasa makan tidak / MCT). Jenis lemak ini tidak
teratur, kadang tidak makan pagi dan makan membutuhkan aktivitas lipase dan
siang selalu di luar. asam empedu dalam proses
NB.1.4 Kurang dapat menjaga/memonitoring absorbsinya. Pemberian lemak
diri, berkaitan dengan kurangnya ketaatan sebanyak 45 gr dapat
terhadap waktu makan yang ditandai dengan mempertahankan fungsi imun dan
makan pagi yang tidak teratur. proses sintesis lemak.
c. Protein agak tinggi, yaitu 1,25-
1,5gr/kg BB agar terjadi anabolisme
protein. Pada kasus Hepatitis
Fulminan dengan nekrosis dengan
gejala ensefalopati yang disertai
peningkatan amoniak dalam darah,
pemberian protein harus dibatasi
untuk mencegah koma, yaitu
sebanyak 30-40 gr/kg BB. Pada
sirosis hati terkompensasi, protein
diberikan sebanyak 1,25 gr/kg BB.
Asupan minimal protein hendaknya
0,8-1gr/kg BB. Protein nabati
memberikan keuntungan karena
kandungan serat yang dapat
mempercepat pengeluaran amoniak
melalui feses. Namun, sering timbul
keluhan berupa rasa kembung dan
penuh. Diet ini dapat mengurangi
status ensefalopati, tetapi tidak dapat
memperbaiki keseimbangan
nitrogen.
d. Vitamin dan mineral diberikan sesuai
dengan tingkat defisiensi. Bila perlu,
diberikan suplemen vitamin B
kompleks, C, dan K serta mineral
seng dan zat besi bila ada anemia.
e. Natrium diberikan rendah,
tergantung tingkat edema dan asites.
Bila pasien mendapat diuretika,
garam natrium dapat diberikan lebih
leluasa.
f. Cairan diberikan lebih dari biasa,
kecuali bila ada kontraindikasi.
g. Bentuk makanan lunak bila ada
keluhan mual dan muntah, atau
makanan biasa sesuai kemampuan
saluran cerna.
7. Bahan Makanan yang Dibatasi
Bahan makanan yang dibatasi untuk diet hati I,
II, dan III adalah dari sumber lemak, yaitu
semua makanan dan daging yang banyak
mengandung lemak, dan santan serta bahan
makanan yang menimbulkan gas seperti ubi,
kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian,
dan nangka.
8. Bahan Makakan yang Tidak
Dianjurkan
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk
diet hati I, II dan III adalah makanan yang
mengandung alkohol, teh, atau kopi kental.
9. Rencana Terapi Gizi
ND.1.1.4 lain-lain : pemberian makanan dan
minuman oral. Frekuensi 3 kali menu utama dan
2 kali selingan. Bentuk makanan : makanan
lunak
E.1.1.1. tujuan edukasi gizi : agar memberikan
pemahaman terhadap pasien dan keluarga
mengenai diet yang di berikan.
E.1.1.2. prioritas perubahan : pola makan dapat
sesuai gizi seimbang
E.2.2.3 topik lanjut/terkait : mengedukasi pasien
dan keluarga khusus topik Koma Hepatikum.
C.1.1.1. Cognitive-Behaviour theory
- Gizi seimbang untuk pasien Koma Hepatikum.
- Anjuran dan Asupan, jenis makanan bagi
pasien Koma Hepatikum.
- Penyebab Koma Hepatikum.
- Cara mencegah terjadinya Koma Hepatikum.
Assesment Diagnosa Gizi Rencana Intervensi Rencana Monitoring & Evaluasi
Assesment Diagnosa Gizi Rencana Intervensi Rencana Monitoring & Evaluasi
Assesment Diagnosa Gizi Rencana Intervensi Rencana Monitoring & Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai