PENDAHULUAN
peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah
kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar
terjadinya pergeseran atau perubahan pola penyakit, ditandai dengan munculnya berbagai jenis
penyakit degeneratif yang jugang berhubungan erat dengan dislipidemia. Penyakit – penyakit
gaya hidup adalah perubahan pola makan yang tidak sehat serta berkurangnya aktifitas fisik.
Pola makan yang tidak sehat meliputi diet tinggi lemak dan karbohidrat, makanan dengan
kandungan garam sodium yang tinggi, rendahnya asupan maknan mengandung serat, serta
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sudijanto Kamso dkk. (2004) dalam Setiono
(2012) terhadap 656 responden di 4 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
dan Padang) didapatkan keadaan dislipidemia berat (total kolesterol >240 mg/dL) pada orang
berusia diatas 55 tahun didapatkan paling banyak di Padang dan Jakarta (>56%), diikuti oleh
mereka yang tinggal di Bandung (52,2%) dan Yogyakarta (27,7%). Pada penelitian ini juga
didapatkan bahwa prevalensi dislipidemia lebih banyak didapatkan pada wanita (56,2%)
dibandingkan pada pria (47%). Dari keseluruhan wanita yang mengidap dislipidemia tersebut
ditemukan prevalensi dislipidemia terbesar pada rentang usia 55-59 tahun (62,1%)
dibandingkan yang berada pada rentang usia 60-69 tahun (52,3%) dan berusia diatas 70 tahun
Modifikasi diet dibutuhkan untuk menjaga agar tidak jatuh kepada komplikasi yang
lebih berat dengan cara mengurangi makanan berlemak, lemak trans, kolesterol, manis-manis,
perbanyak konsumsi sayur dan buah, buah-buahan segar minimal 3 buah perhari, sayuran
minimal 3 mangkok sehari, perbanyak makan ikan, sumber karbohdrat utamakan karbohidrat
kompleks (nasi, Roti, Havermut dll), hindari karbohidrat sedehana ( gula, syrup )Pilih susu non
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dislipidemia
2.1.1. Definisi
fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar
kolesterol total (>240mg/dl), LDL(>160mg/dl), kenaikan kadar trigliserida (>200 mg/dl) serta
2.1.2. Epidemiologi
menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206,6 mg/dl dan pria
199,8 mg/dl, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada
pria. Dibeberapa daerah nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya (1985): 195 mg/dl, Ujung
Pandang (1990): 219 mg/dl dan Malang (1994): 206 mg/dl. Apabila dipakai batas kadar
kolesterol > 250 mg/dl sebagai batasan hiperkolesterolemia maka pada MONICA I terdapatlah
hiperkolesterolemia 13,4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II
hiperkolesterolemia terdapat pada 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Sudijanto Kamso dkk. (2004) dalam Setiono (2012) terhadap 656 responden di
4 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Padang) didapatkan keadaan
dislipidemia berat (total kolesterol >240 mg/dL) pada orang berusia diatas 55 tahun didapatkan
paling banyak di Padang dan Jakarta (>56%), diikuti oleh mereka yang tinggal di Bandung
(52,2%) dan Yogyakarta (27,7%). Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa prevalensi
dislipidemia lebih banyak didapatkan pada wanita (56,2%) dibandingkan pada pria (47%). Dari
terbesar pada rentang usia 55-59 tahun (62,1%) dibandingkan yang berada pada rentang usia
60-69 tahun (52,3%) dan berusia diatas 70 tahun (52,6%) (Setiono, 2012).
2.1.3. Klasifikasi
a. Dislipidemia Primer
Dislipidemia primer merupakan suatu kelainan yang diakibatkan oleh penyakit genetik
dan bawaan yang menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah. Dislipedemia primer
meliputi:
- Hiperkolestrolemia poligenik
- Hiperkolestrolemia familial
- Dislipidemia remnant
- Sindroma Chylomicron
- Hipertrigliserida familial
- Peningkatan apoliprotein B
b. Dislipidemia Sekunder
Dislipidemia sekunder adalah kelainan yang disebabkan oleh suatu keadaan seperti
anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif. Hipertrigleserida disebabkan oleh DM,
konsumsi alkohol, gagal ginjal kronik, miokard infark, dan kehamilan. Dislipidemia juga dapat
usia. Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah menopause
kadarnya pada wanita mulai meningkat. Faktor lain yang dapat menyebabkan tingginya kadar
- Obesitas
- Konsumsi alkohol
- Merokok
Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigleserida dan kolesterol total bersifat
sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari mengkonsumsi lemak
berlebihan. Pembuangan lemak pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Perbedaan
ini biasanya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan perbedaan masuk dan
at n terol
3.2 Pembahasan
atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelaian fraksi lipid yang utama kenaikan kadar
kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) dan trigliserida serta penurunan
kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL). Peningkatan kadar koleterol, terutama LDL
atau trigliserida darah perlu mendapatkan perhatian karena merupakan predisposisi terhadap
sebaliknya. Peningkatan kadar HDL plasma menurunkan resiko terhadap penyakit jantung
meliputi modifikasi diet, latihan jasmani, dan pengelolaan berat badan. Dari pilar tersebut yang
dilakukan salah satunya adalah modifikasi diet. Modifikasi diet ada lah memodifikasi atau
membuat suatu makanan yang bernilai gizi rendah, atau terlalu berbahaya dikonsumsi pasien
penderita dislipidemia dimodif menjadi makanan yang aman dikonsumsi oleh penderita
dislipidemia dengan mengurangi kadar lemak jahat, dan menambah nilai gizi yang dibutuhkan
pasien dislipidemia tanpa merupah penampakan dan bentuk dari makanan modifikasi penyakit
dislipidemia.
Modifikasi diet dibutuhkan untuk menjaga agar tidak jatuh kepada komplikasi yang
lebih berat dengan cara mengurangi makanan berlemak, lemak trans, kolesterol, manis-manis,
perbanyak konsumsi sayur dan buah, buah-buahan segar minimal 3 buah perhari, sayuran
minimal 3 mangkok sehari, perbanyak makan ikan, sumber karbohdrat utamakan karbohidrat
kompleks (nasi, Roti, Havermut dll), hindari karbohidrat sedehana ( gula, syrup )Pilih susu non
Pada menu modifikasi ini adalah yang dimodifikasi makanan selingan dengan makanan yang
menjadi lauk. Untuk makanan selingan pada modifikasi menu dislipidemia yaitu yang snack.
Snack merupakan makanan selingan yang biasanya diberikan 2 kali dalam sehari biasanya
snack diberikan jam 10.00 pagi dan jam 14.00 siang. Menu modifikasi yang dibuat yairu
dorayaki dengan memperhitungkan untuk nilai gizi nya yaitu menurunkan lemak.
Dorayaki merupakan makanan khas Negeri Matahari Terbit / Jepang yang banyak
disukai baik kalangan anak-anak maupun orang dewasa. Makanan yang berisi selai kacang
merah ini kini mulai populer di negara-negara Asia, dan salah satunya adalah Indonesia.
Dorayaki adalah kue khas dengan bentuk bulat dan biasanya disajikan dengan 2 (dua) lapis,
juga terdapat isi didalamnya. Kue ini di Jepang sendiri ada banyak variasi rasanya, biasanya
kalau di negara asalnya disesuaikan dengan musim panen seperti dorayaki original, dorayaki
cokelat, dorayaki kacang merah, dan dorayaki ubi. Misalnya pada musim kacang merah, orang
Jepang akan menggunakan jenis kacang itu untuk isian kue dorayaki.
Karerna dorayaki yang pada umumnya terbuat dari isian kacang merah dan dan
menggunakan telur ayam sebaagai campuran pada pembuatan adonan dorayaki maka dengan
itu pada menu modifikasi ini digunakan putih telur dan juga pada isian nya dimodifikasi dengan
buah mangga. Organoleptik dari snack modifikasi yaitu dorayaki ini adalah dari teksturnya
bantat karena menggunakan putih telur dan rasanya sudah cukup lumayan enak,
Nilai gizi dari dorayaki yang dibuat ini adalah dengan bahan baku nya putih telur
sebanyak 50 gram, gula pasir 40 gram, madu 10 gram, tepung terigu 100 gram, mentega 3
gram, dan untuk isiannya menggunakan buah mangga sebanyak 30 gram. Dari keseluruhan
bahan dihitung nilai gizi nya dengan menggunakan TKPI didapatkan energi nya sebesar 615
kkal, protein 15,7 gram, lemak 3,5 gram, dan krbohidrat 130,1 gram, lalu dihitung kolestrolnya
6,2 mg.
Nilai gizi pada dorayaki yang belum dimodifikasi dengan menggunakan bahan bakunya
telur ayam 50 gram, gula pasir 40 gram, madu 10 gram, tepung terigu 100 gram, mentega 3
gram, dan kacang merah 30 gram. Didapat nilai gizinya yaitu untuk energi nya 748,5 kkal,
protein 23,5 gram, lemak 9,1 gram, dan karbohidratnya 143,1. Lalu kolesterolnya 218,2 mg.
Dari penjelasan diatas bahwa sangat terlihat kolesterol nya menurun hingga 212,2 mg,
energi nya juga menurun hingga 133,5 kkal, proteinnya 8 gram, lemaknya menurun sebanyak
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas bahwa dorayaki modifikasi sangat terlihat bahwa zat gizi
seperti kolesterol dan lemak nya menurun. Kolesterol nya menurun hingga 212,2 mg, energi
nya juga menurun hingga 133,5 kkal, proteinnya 8 gram, lemaknya menurun sebanyak 6 gram,
Adam, J.M.F., 2006. Dislipidemia. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M.K., Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat
Indonesia, 1948-1954.
Almatsier, S., 2009. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Anderson, T.J., et al., 2012. 2012 Update of the Canadian Cardiovascular Society Guidelines
Gandha, N., 2009. Hubungan perilaku dengan prevalensi dislipidemia pada masyarakat kota
Gibney MJ, Margetts BM, Kearne JM, Arab L. 2005. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta
(ID): EGC
Hernawati. 2009. Peranan Berbagai Serat Dalam Dinamika Kolesterol Pada Individu
Desember 2017}
http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/dislipidemia_obat_hosppharm1.pdf