Anda di halaman 1dari 83

LAPORAN PKK KOMPREHENSIF II

Oleh :
DWI WAHYUNI
NPM : 210102168P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PKK KOMPREHENSIF II

Laporan ini di susun sebagai pemenuhan tugas Praktik Klinik Kebidanan


Komprehensif II

Menyetujui dan Mengesahkan

KetuaPelaksana Pembimbing Praktik Akademik


PKK Komprehensif II

(SeptikaYani Veronica, S.ST., M.Tr.Keb) (Riona Sanjaya,SST.,M.Keb)

Mengetahui,
Ketua Prodi Kebidanan Program SarjanaTerapan
UniversitasAisyahPringsewu

(Septika Yani Veronika, S.ST., M.Tr.Keb)


NIDN. 0214098902

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hi


dayah dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan PKK II komprehensi
f ini dapat terselesaikan dimana penyusunan Laporan PKK Komprehensif
II ini dimaksud kan untuk memenuhi Tugas PKK Komprehensif II Program
Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Universitas Aisyah Pringsewu.
Dalam penyusunan laporan komprehensif ini banyak pihak yang telah mem
bantu penulis sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Penyelesaian ini berkat dorongan dan bantuan dari berbagai piha
k. Perkenankan penulis untuk mengaturkan rasa terima kasih kepa
da yang terhormat :
1. Sukarni, S.ST. M.Kes., selaku ketua yayasan Aisyah Lampung.
2. Wisnu Probo Wijayanato, S.Kep., Ners., MAN. selaku Rektor U
niversitas Aisyah Pringsewu Lampung.
3. Ikhwan Amirudin, S. Kep., Ns., M. Kep., selaku Dekan fakulta
s kesehatan Universitas Asiyah Pringsewu.
4. Riona Sanjaya,S.ST.,M.Keb selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan laporan PKK II Kom
prehensif ini. Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bant
uan yang telah diberikan dan semoga Laporan PKK II Komprehensif ini d
apat dijadikan pedoman untuk melakukan asuhan kebidanan.

Cukuh Balak, 30 Maret 2022

Dwi Wahyuni

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................ 5
Tujuan ....................................................................................................... 10
Manfaat ...................................................................................................... 10

BAB II DOKUMENTASI SOAP


Ibu Nifas Dengan Pemberian Daun Ubi Jalar Ungu Terhadap Involusi
Dan Kecukupan ASI……………………………………………………… 11
Bayi Dengan Miliaria Dan Pemberian Cocunut Oil..................................... 16
Lansia Dengan Asam Urat Dan Pemberian Daun Sirih Merah............... 19
Ibu Hamil Dengan Mual Muntah Dan Pemberian minum Madu jahe 23

BAB III PEMBAHASAN


Ibu Nifas Dengan Pemberian Daun Ubi Jalar Ungu Terhadap Involusi
Dan Kecukupan ASI……………………………………………………... 28
Bayi Dengan Miliaria Dan Pemberian Cocunut Oil..................................... 29
Lansia Dengaan Asam Urat Dan Pemberian Daun Sirih Merah ….......... 32
Ibu Hamil Dengan Mual Muntah Dan Pemberian Minum Madu Jahe......... 35

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan dan Saran................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses Praktik Klinik merupakan kegiatan belajar aktif dalam si


tuasi nyata di lapangan, dirancang untuk memberikan pengalama
n yang komprehensif, sehingga peserta didik dapat lebih mampu sec
ara fisik maupun mental dalam melakukan peran kemandirian sebagai seor
ang bidan profesional dalam tatanan pelayanan kesehatan. Kegiatan pro
ses belajar di lahan praktik ini memberikan kesempatan kepada mahasis
wa untuk melakukan pembelajaran secara nyata untuk mendapatkan kemamp
uan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang telah didapat dikelas da
n dilaboratorium sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang telah
diterima selama mengikuti pendidikan.
Kegiatan ini mencakup : Asuhan kebidanan I (Keham
ilan), Asuhan kebidanan II (Persalinan), Asuhan kebidanan III (Nifa
s), Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, Kesehatan Reproduksi, dan
Asuhan Kebidanan pada wanita masa interval (KB), yang normal maupun b
ermasalah.
Beberapa masalah yang diambil pada PKK komprehensif dalam lapor
an ini adalah: ibu nifas dengan pemberian daun ubi jalar ungu terhada
p involusi dan kecukupan ASI, bayi dengan Miliaria dan Pemberian cocu
nut oil, Lansia dengan asam urat dan pemberian daun sirih merah dan Ibu hamil
dengan mual muntah dengan pemberian minum madu jahe.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan tunggal palin
g sempurna untuk bayi dalam pertumbuhan 6 bulan pertama, tanpa ada ta
mbahan minuman atau makanan apapun (Simamora, 2015). Dampak yang diti
mbulkan apabila tidak memberikan ASI pada bayi sebagian besar terkait
dengan faktor nutrisi yaitu sebesar (53%). Beberapa penyakit yang tim
bul akibat malnutrisi antara lain pneumonia (20%), diare (15%), dan p
erinatal (23%) (Kemenkes, 2013). Dampak lain yang ditimbulkan yaitu d
apat menyebabkan obesitas pada balita. Prevalensi kejadian obesitas p

5
ada balita menurut Riset Kesehatan Dasar yaitu sebesar (11,8%) (Riske
sdas, 2013).
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu
(nutrisi), karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sem
purna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang bai
k, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vita
min serta mineral yang cukup dan dianjurkan minum kurang lebih 8-12 g
elas/hari (Kristiyanasari, 2009).
Tidak terlepas dari permasalahan terkait pencapaian cakupan ASI
diatas, Salah satu upaya agar berlangsungya program ASI eksklusif ada
lah dengan tetap menjaga produksi ASI ibu agar bayi cukup mendapatkan
ASI. Produksi ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yakni
perilaku menyusui, psikologis ibu, fisiologis ibu, social cultural, n
utrisi ibu. selain itu Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi A
SI adalah fakor makanan dimana kebutuhan kalori ibu post partum perha
ri harus terdiri dari 60-70 % karbohidrat, 20 % protein, dan 20 % per
sen lemak. Kalori ini didapatkan dari nutrisi ibu dalam sehari. (Nutr
isi Bangsa, 2013).
Rebusan daun ubi memiliki kandungan yang dapat merangsang untuk
meningkatkan hormone prolaktin dan meningkatkan produksi ASI. Karena
adanya kandungan unsure struktur lipid dan hormon di mana Senyawa akt
if aktif terlibat dalam produksi air susu yakni efek laktogogum. Lakt
ogogum adalah sebuah zat yang terkandung dalam daun ubi jalar yang da
pat membantu produksi ASI. Selain Copyright © 2019, JK, p-ISSN: 2301-
8372, e-ISSN: 2549-7081 Jurnal Kebidanan, 8 (2), 2019, 141 itu, menur
ut indeks kualitas gizi, daun ubi jalar sumber protein, serat, dan mi
neral, terutama K, P, Ca, Mg, Fe, Mn, dan Cu. (Sun H, Mu T, Xi L, Zha
ng M, Chen J, 2014).
Involusi atau pengerutan uterus merupaka suatu proses dimana ut
erus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. P
roses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi oto
t-otot polos uterus (Anggraeni, 2010). Ibu Nifas memerlukan gizi maka
nan yang bermutu yang mengandung tinggi protein, sayuran dan buah yan

6
g mengandung banyak vitamin yang menunjang proses penyembuhan (Mochta
r,2011).
Miliariasis atau miliaria adalah kelainan kulit yang timbul aki
bat dari keringat yang berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar
keringat, yaitu di dahi, leher, bagian-bagian badan yang tertutup pak
aian (dada dan punggung), serta tempat yang sering mengalami tekanan
atau gesekan pakaian. Miliaria dapat juga dapat diikuti rasa gatal se
perti ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan disertai banyak gelembung
kecil berair. Penyakit kulit jenis inibanyak terjadi pada bayi bukanl
ah penyakit yang serius, namun bila terus dibiarkan akan meluas dan m
engganggu kenyamanan bayi.(Sugito,2013).
Bayi akan menjadi rewel dan tidak menutup kemungkinan jika dibi
arkan terus menerus akan menyebabkan penyakit miliaria dengan derajat
yang lebih parah.Terdapat beberapa jenis miliaria yang umumnya terjad
i pada bayi yaitu miliaria kristalina dan miliaria rubra. Miliaria kr
istalina adalah jenis miliaria yang paling ringan dan hanya memengaru
hi saluran keringat dari lapisan kulit teratas, tidak gatal dan tidak
terasa sakit sedangkan miliaria rubra adalah miliaria yang muncul di
lapisan kulit yang lebih dalam, gejalanya berupa sensasi gatal dan me
nyengat disertai munculnya bintil merah, mengalami peradangan dan ter
asa sakit.(Suhartiningsih,2015).
Salah satu bahan olahan alami yang bisa dipertimbangkan sebagai
terapi topikal alternatif untuk mengatasi berbagai masalah pada kulit
bayi seperti miliaria bayi adalah dengan memberikan Virgin Coconut Oi
l (VCO) atau minyak kelapa murni. Keunggulan Virgin Coconut Oil (VCO)
mempunyai kandungan anti mikroba dan anti bakteri, tidak menimbulkan
alergi, bisa disimpan dan gunakan dalam waktu jangka panjang, dan leb
ih ekonomis dikarenakan bisa dibuat sendiri.Asam laurat dan asam kapr
at yang terkandung di dalam vco mampu membunuh virus. Di dalam tubuh,
asam laurat diubah menjadi monokaprin, senyawa ini termasuk senyawa m
onogliserida yang bersifat sebagai antivirus, antibakteri, antibiotik
dan antiprotozoa.Berdasarkan luas miliaria dengan lama pemberian VCO
selama 5 hari, hasil kesembuhan 100%.(Cahyati,2013).

7
Lansia adalah seseorang yang telah berusia di atas 60 tahun dan tidak berdaya me
ncari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari. (Emmelia, 20
17). Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun
lokal (Karamoy, A. B., & Dharmadi, M, 2019). Diabetes Mellitus (DM) merupakan pe
nyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi insulin yang cukup ata
u ketika tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif yang berakibat penyakit meta
bolik dengan karakteristik hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidra
t, protein dan lemak Lolok, N., Rahmat, H., & Wijayanti, P. M. (2019).
Di dunia (WHO,2015) prevalensi penyakit asam urat mencapai dua kali lipat ken
aikan jumlah penderita asam urat pada tahun 1990 – 2010. Di Amerika serikat orang d
ewasa yang menderita penyakit gout arthritis ini mendapati peningkatan 8,3 juta (4%)
orang terpengaruhi, kejadian ini berlangsung pada 840 orang dari 100.000 orang. Di In
donesia prevalensi masalah penyakit asam urat sebesar 32% yang dialami pada usia di
bawah 34 tahun, 68% terjadi pada usia diatas 34 tahun (Jaliana, dkk 2018). Menurut Ri
skesdas prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis pada usia ≥ 15 tahun, pada ta
hun 2013 di Indonesia sebanyak 11, 9% dan 7,3% ditahun 2018. Pada umur ≥ 15 tahun
prevalensi dokter tahun 2018 mengenai penyakit sendi sebanyak 1,2% pada usia 15- 2
4 tahun dan pada umur 75 tahun sebanyak 18,9% (Riskesdas, 2018).
Asam urat ialah hasil zat penguraian purin di dalam tubuh yang biasanya di
keluarkan oleh ginjal melalui urin pada saat keadaan biasa. Asam urat yang berlebihan
dapat menimbukkan penumpukan kristal (tofus) di dalam tubuh dan jaringan ikat pada
seluruh tubuh sehingga memicu reaksi inflmasi yang dapat menimbulkan nyeri (Gout
Arthritis), akan tetapi pada saat situasi tertentu, ketika ginjal sudah tidak sanggup
menghasilkan komponen zat asam urat yang sebanding didalam tubuh, maka dapat
menyebabkan asam urat yang berlebihan menumpuk seperti kristal (tofus) di dalam
tubuh dan jaringan ikat pada seluruh tubuh sehingga memicu reaksi inflmasi yang
dapat menimbulkan nyeri (Gout Arthritis). (Gustomi & Wahyuningsih, 2016).
Daun sirih merah (Piper crocatum) adalah obat tradisional yang khasiatnya
banyak digunakan masyarakat di Indonesia sebagai bahan pengobatan alternatif
(Parfati & Windono, 2016). Obat tradisional yang sudah lama diketahui oleh
masyarakat Indonesia salah satunya daun sirih merah, penelitian – penelitian yang
berhubungan dengan tanaman ini perlu mengenali lebih dalam nilai farmakologinya.

8
Didalam daun sirih merah (piper crocatum) terkandung komponen - komponen seperti
golongan alkaloid, saponin, flavonoid, polevanoid, tannin, hidroksikavicol, kavikol,
kavibetol, eugenol terpenen, dan fenilpropada, senyawa – senyawa tersebut dapat
mengurangi nyeri sendi yang dialami penderita gout arthritis (Kihara &
Zuhrotun,2018).
Proses kehamilan sama hal nya pada saat keadaan fisiologis atau alamiah banyak
wanita yang berprofesi menjadi tenaga kesehatan yakni bidan guna dilakukannya sebua
h pemantauan pada ibu yang sedang hamil ini dapat menjagakan kehamilan pada diriny
a pada saat dini untuk melihat perkembangannya janin di dalam apakah baik-baik saja a
taupun sehat, untuk diberikannya penjagaan dari awal atau dari dini agar tidaklah terjad
inya rasa tidak nyaman kepada seseorang ibu yang sedang hamil ini juga dapat melakuk
annya sebagai pemantau kesehatan dan kesejahteraan janin dapat terpantau hingga menj
elang persalinan(Y. U. Khasanah and Margiyati 2017).
Morning sickness ini merupakan salah satu gejala yang paling awal bahwa mual d
an muntah, sering menyebabkan stress perihal kehamilan. Muntah serta mual juga serin
g kali biasanya diabaikan begitu saja sebab dirasa perihal yang biasapada awal mula dar
i sebuah kehamilan, dari banyaknya perempuan yang sedang hamil dapat mengalaminy
a yang namanya morning sickness ataupun kerap kali dikatakan dengan sebutan mual p
ada suatu pagi. Mual di pagi hari ini dapat terjadinya pada saat pagi hari melainkannya
dapat juga terjadinya hingga di waktu yang sudah siang ataupun juga malam .
(Patimah,2019)
Mual muntah pada saat kehamilan atau emesis gravidarum adalah gejala mual
yang umunya terjadi pada awal kehamilan. Mual dan muntah merupakan gangguan
yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester I, yaitu pada minggu 1 sampai
minggu ke 12 selama masa kehamilan (Runiari, 2010). Adaptasi ibu hamil yang tidak
kuat dapat menimbulkan muntah hingga mengganggu aktifitas sehari- hari (hiperemesis
gravidarum) yang berakibat buruk bagi ibu dan bayinya serta harus mendapatkan
penangan segera di Rumah Sakit.
Menurut World Health Organitation (WHO) diperkirakan bahwa sedikitnya 12,5
% dari semua wanita hamil terkena mual muntah (WHO, 2013). Di Indonesia terdapat
50- 90 % kasus mual muntah yang dialami ibu hamil. Angka kejadian mual muntah di
Indonesia yang didapatkan dari 2.203 kehamilan yang dapat diobservasi secara lengkap
adalah 543 orang ibu hamil yang mengalami mual muntah (Sri Wardini, 2010).

9
Mual muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan hormon
dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh
tingginya fluktuasi kadar HCG (human chorionic gonadotrophin) (Tiran, 2009). Mual
muntah pada ibu hamil yang berkelanjutan bisa menyebabkan hiperemesis gravidarum
yang berakibat buruk bagi kesehatan ibu dan bayinya. Oleh karena itu ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum harus segera dirawat di rumah sakit agar mendapatkan
penanganan segera (Maharani, 2010).
Jahe berkhasiat mengendurkan dan melemahkan otot-otot pada saluran pencernaan
sehingga mual muntah banyak berkurang.Hal ini juga didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Universitas Chiang Mai di Thailand juga membuktikan keefektivitasan
khasiat jahe pada ibu hamil dalam mengatasi mual muntah.
Madu adalah cairan manis yang berasal dari nektar tanaman yang diproses oleh
lebah menjadi madu dan tersimpan dalam sel-sel sarang lebah. Madu memiliki manfaat
dalam berbagai aspek, antara lain dari segi pangan, kesehatan, dan kecantikan. Madu
sering digunakan sebagai bahan pemanis, penyedap makanan, dan campuran saat
mengkonsumsi minuman. Selain itu, madu sering pula digunakan untuk obat obatan.
Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino, karbohidrat,
protein, beberapa jenis vitamin serta mineral adalah zat gizi dalam madu yang mudah
diserap oleh sel-sel tubuh (Hutagalung, 2016).
Penelitian lain dilakukan oleh Ummi Hasanah Alyamaniyah dan Mahmudah
terhadap 17 orang ibu hamil yang diberika minuman wedang jahe dan 17 orang ibu
hamil lainnya diberikan air putih dan gula di Pondok Bersalin Desa Tebalo Manyar
Gresik tahun 2013. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa wedang jahe efektif
dalam menurunkan emesis gravidarum sehingga masyarakat dapat memanfaatkan
wedang jahe sebagai pengobatan alternative.
Madu dan Jahe memiliki manfaat untuk mengurangi mual muntah pada kehamilan
karena jahe memiliki kandungan minyak atsiri yaitu gingerol dan madu juga
mengandung piridoksin, kedua zat tersebut sebagai anti chemoreseptor yang dapat
memblok atau menghentikan zat serotonin, dopamine, astiklon, histamin dan
neurokinin yang dapat mengaktifkan pusat muntah (Dipiro et al., 2015). Jahe tidak
memiliki efek samping pada kehamilan dan madu yang kaya nutrisi dan enzim untuk
untuk kebutuhan nutrisi ibu hamil dan asupan gizi janin ketika jahe dan madu diminum
secara bersamaan efek jahe lebih cepat karena madu mengandung enzim diatase,

10
invertase, glukosa oksidase dan peroksidase untuk metabolisme sehingga lebih cepat
diserap oleh tubuh (Herlinadiyaningsih et al., 2015).
Menurut penelitian Herlinadiyaningsih et al. (2015) memberikan minuman
kombinasi jahe dan madu digunakan sebagai salah satu pilihan terbaik dalam
pengobatan mual dan muntah pada wanita hamil. Untuk membuat minuman madu jahe,
berikut adalah resep pembuatan minuman madu jahe adalah dengan cara mendidihkan
air sebanyak dua setengah gelas. Dua ruas jahe yang sudah dikupas dimasukkan ke
dalam air, direbus, hingga air berkurang menjadi lebih kurang setengah gelas, api
dimatikan. Air jahe kemudian dimasukkan ke dalam gelas dan dicampur masing-
masing gelas dengan satu sendok makan madu, setelah agak air jahe menjadi hangat.
Minuman madu jahe diminum pagi dan sore hari.(Herlina,2015)
Dalam sebuah studi oleh Vutyavanich dkk, 1 gram jahe diberikan kepada wanita
dengan mual muntah, selama 4 hari setelah pengobatan terjadi penurunan yang
signifikan dalam mual dan muntah (Fitria, 2013) . Penelitian di Australia menyatakan
bahwa jahe dapat memblok serotin yakni senyawa kimia yang menyebabkan perut
berkontraksi sehingga menimbulkan perasaan mual muntah yang dialami ibu hamil
muda (Maulana, 2009).

B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan laporan ini adalah dapat penulis mampu
memberikan asuhan komprehensif dan menyeluruh pada permasalahan
kebidanan dengan evidence based kebidanan.
b) Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pembuatan laporan ini adalah
1. Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu nifas
dengan pemberian daun ubi jalar ungu terhadap involusi dan kecukupan
ASI
2. Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada bayi dengan
Miliaria dan Pemberian cocunut oil
3. Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada lansia
dengan asam urat dan pemberian daun sirih merah

11
4. Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil
dengan mual muntah dan pemberian minum madu jahe.

C. Manfaat
1. Bagi penulis
Dapat memberikan asuhan secara komprehensif dan lebih memahami
penerapan asuhan kebidanan komprehensif pada tiap-tiap keluhan pasien.
2. Bagi responden
Dapat menahami kondisi kesehatannya dan melakukan pengobatan/terapi
sesuai dengan kebutuhannya.
3. Bagi universitas Aisyah Pringsewu
Dapat dijadikan referensi mengenai asuhan kebidanan komprehensif bagi
pasien pada ibu nifas dengan pemberian daun ubi jalar ungu terhadap involusi
dan kecukupan ASI, bayi dengan Miliaria dan Pemberian cocunut oil, Lansia
dengan asam urat dan pemberian daun sirih merah dan ibu hamil dengan mual
muntah dan pemberian minim madu jahe.

12
BAB II
DOKUMENTASI SOAP

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


Jl. A. Yani No. 1A Tambahrejo Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu

Nama mahasiswa : DWI WAHYUNI NPM : 210102168P , Target ke : 1


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
TERHADAP Ny.M P2A0 NIFAS HARI KE 4 DENGAN PEMBERIAN DAUN UBI
JALAR UNGU
Di Rumah Ny.M
Tanggal Pengkajian : 12 Maret 2022 Jam : 10.00 WIB No rekammedis :
A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Istri : Ny. M Nama Suami: Tn. A
Umur : 30 tahun : 32 Tahun
Pendidikan : SD : SMP
Pekerjaan : IRT : Tani
Suku/Bangsa : Lampung/Indonesia : Lampung
Agama : Islam : Islam
Alamat : Tanjung Raja

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan bahwa pengeluaran ASI nya sedikit dari 4 hari setelah persalinan dan
akan diberikan asuhan pemberian rebusan daun ubi jalar ungu

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti : TBC, hepatiti
s maupun penyakit menurun seperti : ashma, DM, penyakit jantung maupun hipert
ensi.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

13
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular (T
BC, hepatitis) maupun penyakit keturunan (ashma, DM) .

5. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Menarche  : 14 tahun
Siklus  : ± 28 hari
Lama : ± 5 hari
Warna  : Merah
Banyaknya  : Cukup (hari I & II gantisoftex 4 kali dalam I hari) Dismen
orhea   : (-)
Fluor albus   : (-)

b. Riwayat kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan metode kontrasepsi.

c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Ibu mengatakan kehamilan persalinan anak pertama normal dan bayi sehat.
d. Ibu mengatakan kehamilan persalinan anak kedua normal dan bayi sehat.

6. Keadaan Psikososial Spiritual


a. Hubungan dengan suami ataupun keluarganya baik
b. Selama hamil ibu tetap melakukan sholat lima waktu

14
7. Pola KehidupanSehari-hari

Saat Hamil Setelah Persalinan

     Pola nutrisi


Makan 3-4 kali sehari, porsi se Makan 3-4 kali sehari dengan
dang  dengan nasi, lauk pauk, nasi ,lauk pauk dan sayuran. Minum a
sayur,  buah, Minum air putih ir putih dan susu hangat ± 3 gelas/hari
dan susu   ± 7-8 gelas/hari
     Pola eliminasi

BAB tiap pagi, lancar BAB 2 hari sekali

BAK + 8 kali/hari BAK + 5 kali/hari

     Pola aktivitas


Ibu bisa melakukan pekerjaan r Ibu hanya berbaring di tempat tidur u
umah tangga (mencuci, menya ntuk pemenuhan kebutuhan lainnya di ba
pu,  memasak) ntu oleh orang lain
     Pola istirahat/tidur
Tidur sianghari + 2 jam Sepanjang hari ibu tiduran di tempat
Tidur malamhari + 8 jam tidur
Kalau ada waktu luang digunak Tidur ± 11 jam/hari
an untuk istirahat
     Personal higiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/h Mandi 2x/hari, gosok gigi 1x/hari dan
ari dan ganti baju tiap habis ma ganti baju tiap kali habis mandi
ndi

OBYEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Kesadaran        : Composmentis

15
c. BB sebelum hamil : 55 kg
d. BB setelah persalinan: 60
e. TB  : 161 cm
f. TD   : 110/80 mmHg
g. Suhu  : 363oC
h. Nadi  : 80 x/m
i. RR   : 20 x/m

2. Pemeriksaan fisik
Muka            :  Tidak pucat, tidak ada bekas luka, cloasma gravidarum (-)
Mata             :  Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklera tampak tidak icterus.
Hidung         :  Kebersihan cukup, pengeluaran cairan (-), epistaxis (-), pilek lama (-)
Mulut           : Bibir pucat, stomatitis (-), bibir kering, gigi agak kotor, caries gigi tida
k ada, gusi tida kberdarah
Telinga         :  Simetris, kebersihan cukup, pendengaran baik, pengeluaran cairan (-)
Leher      :  Luka bekas operasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenj
ar tyroid/gondok (-), pembesaran vena jugularis (-)
Ketiak          :  Kebersihan cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Tangan         :  Simetris, jari-jari lengkap
Dada :  Mamae besar, puting susu menonjol, tidak ada pembekakan
Perut            :  Perut datar, pusat masuk kedalam, luka bekas operasi (-), striae lividae
(-), striae albican (-)
Lipat paha    :  Kebersihancukup, iritasi (-)
Kaki             :  Simetris, odema (-)/(-), varices (-)/(-), tibia baik
Punggung     :  Simetris, kelainan (-)
Anus             :  Kebersihan cukup, tanda-tanda haemorhoid (-)
Vulva           :  Labia tidak odema, bartolinitis (-), pengeluarancairan (-)
3. Pemeriksaan khusus
Palpasi             : TFU 2 jari dibawah pusat
Inspeksi : pengeluaran Lochea normal (lochea rubra)
Perkusi            : Reflek patela (+)/(+)

ASSASEMENT (A)
16
Ny. M P2A0 nifas hari ke 4 dengan pengeluaran ASI kurang

PLANNING OF ACTION (P)


1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan menggunakan komunikasi terap
eutik dengan cara :
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan dan mendengarkan keluhan ibu dengan baik
2. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
3. Menjelaskan tentang keadaannya bahwa ibu dalam keadaan umum baik dan disertai
keluhan pengeluaran ASI sedikit dan melakukan konseling kepada Ibu tentang
masalah yang dialami ibu
4. Melakukan pemberian rebusan daun ubi jalar ungu terhadap involusi uteri dan kecuku
pan ASI pada ibu nifas dengan manfaat untuk meningkatkan produksi ASI dan memp
ercepat proses involusi uteri, pemberian ini dilakukan dengen mengkomsumsi rebusan
daun ubi jalar secara rutin yaitu 2 x sehari selama 7 hari dengan takaran 100 gram dau
n ubi jalar setiap hari dengan didapatkan hasil observasi perkembangan yaitu produksi
ASI meningkat Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang saat ada keluhan.

17
LEMBAR CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Dwi Wahyuni


Npm : 210102168P
Dosen Pembimbing : Riona Sanjaya.,S.ST.,M.Keb

Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning of Tanda


Jam Action Tangan
Nama
Terang

19-3 21 Ny M usia Ku baik, Ny M usia Menanyakan


30 th kesadran 30 th nifas pada ibu
cm, Td hari ke 4 tentang
100/70 dengan kondisi ibu
mmhg rebusan dan cakupan
N 80x/m daun ubi asi ibu setelah
P 19x m jalar untuk konsumsi
T 36,8 c kecukupan daun ubi jalar
asi dan selama 7 hari
involusi sebanyak 2x
uteri sehari.
Ev. Ibu
mengatakan
asinya sudah
lumayan
banyak dan
kontrkasi
perutnya baik
serta tidak ada
18
nyeri
perdarahanny
a tidak
banyak.

19
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
Jl. A. Yani No. 1A Tambahrejo Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu

Nama mahasiswa : DWI WAHYUNI : 210102168P , Target ke : 2


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI W USIA 1 BULAN
DENGAN MILIARIA PADA BAYI
Di Rumah Ny.B
Tanggal Pengkajian : 12 Maret 2022 Jam : 13.30 WIB No rekammedis :
A. SUBJEKTIF

1. Identitas
a. Bayi
Nama : By. W
Usia : 1 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
b. Orang Tua
Nama Istri : Ny. B Nama Suami : Tn. R
Umur : 38 tahun : 40 Tahun
Pendidikan : SMP : SMA
Pekerjaan : IRT : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Lampung/Indonesia : Lampung
Agama : Islam : Islam
Alamat : Tanjung Raja Kec. Cukuh Balak

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan bahwa bayi nya terdapat bintik bintik merah seperti biang keringat pada
kulit bayinya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu mengatakan bayinya tidak pernah menderita penyakit menular seperti : TBC,
hepatitis maupun penyakit menurun seperti : ashma, DM, penyakit jantung maupu
n hipertensi.

20
4. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular (T
BC, hepatitis) maupun penyakit keturunan (ashma, DM) .

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan kehamilan persalinan anak pertama normal dan bayi sehat.
Ibu mengatakan kehamilan persalinan anak kedua normal dan bayi sehat.

OBYEKTIF (O)
a. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum bayi: baik


b. Kesadaran        : composmentis
c. BB : 4200 g
d. PB : 56 cm
e. Suhu  : 37 c
f. Nadi  : 110 x/m
g. RR   : 44 x/m

b. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : ( √ ) Simetris, ( ) Asimetris, ( ) Pembesaran
Fontanela : (√ ) Normal, ( ) Cekung, ( ) Cembung
Mata : (√ ) Normal, ( ) Strabismus
Hidung : (√ ) Simetris, ( ) Asimetris
b. Leher
Kelainan : ( ) Ada, (√ ) Tidak ada

c. Dada
Bentuk : (√ ) Simetris, ( ) Asimetris
Auskultasi jantung : (√ ) Vasikuler, ( ) Wezing, ( ) Ronkhi
Auskultasi Paru-paru : (√ ) S1 S2 tunggal ( ) Mur-mur, ( ) Gollap
21
d. Abdomen : (√ ) Supel, ( ) Distended, ( ) Meteorismus, ( ) Flat
e. Tali pusat
Hernia : ( ) Ya, (√ ) Tidak
f. Kulit : (√ ) Kemerahan, ( ) Biru, ( ) Pucat, ( ) Kuning, ( ) Odema
( ) Kering, ( ) Mengelupas, ( ) Trnsparan
g. Ekstermitas
Atas : (√ ) Normal, ( ) Polidaktili, ( ) Sindaktili
Bawah : (√ ) Normal, ( ) Polidaktili, ( ) Sindaktili
Tonus otot : (√ ) Baik, ( ) Kurang, ( ) Buruk
Pergerakan : (√ ) Aktif, ( ) Kurang, ( ) Buruk
Reflek patella : ( +) Kanan (+/-) , ( +) Kiri (+/-)
h. Genetalia
Laki-laki : Penis : (√ ) Normal, ( ) Kelainan, Jelaskan
Testis : (√ ) Normal, ( ) Kelainan, Jelaskan

ASSASEMENT (A)
Bayi W usia 1 bulan dengan miliaria

PLANNING OF ACTION (P)


1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan menggunakan komunikasi tera
peutik dengan cara :

a. Memberi salam

 Memperkenalkan diri
 Menanyakan dan mendengarkan keluhan bayi lewat ibu dengan baik
2. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
3. Melakukan konseling pada ibu tentang bayinya saat ini yaitu mengalami miliaria
atau keringat yang disebabkan karena kondisi cuaca yang panas, demam, atau bayi
yang menggunakan pakaian yang terlalu tebal atau berbahan tidak menyerap keringat

4. Melakukan pemberian coconut oil atau cream minyak kelapa untuk mengatasi dan me
ngurangi milarisis karena kandungan dari coconut oil terdiri dari anti mikrobial yang

22
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri ragi jamur serta virus pemberian
ini dilakukan selama 5 hari dan dilakukan observasi perkembangan dengan hasil
miliaria pada bayi teratasi
5. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang saat ada keluhan

23
LEMBAR CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Dwi Wahyuni


Npm : 210102168P
Dosen Pembimbing : Riona Sanjaya.,S.ST.,M.Keb

Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning of Tanda


Jam Action Tangan
Nama
Terang
17-3-2022 By W usia 1 Ku: baik By w usia 1 1.menanyaka
bulan kesadaran cm bulan dengan n pada ibu
N: 120 X/ M pemberian tentang
P: 42X/ M coconut oil bintik merah
S 37,1C untuk pada badan
mengatasi bayinya
bintik merah setelah
pada kulit dilakukan
bayi terapi dengan
mengoleskan
coconut oil
selama 5 hari
pada kulit
bayi
Ev.Ibu
mengatakan
bahwa bintik
merah pada
kulit bayinya
berkurang
setelah rutin
diberi
coconut oil
secara rutin

24
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
Jl. A. Yani No. 1A Tambahrejo Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu

Nama mahasiswa : DWI WAHYUNI NPM : 210102168P , Target ke : 3


ASUHAN KEBIDANAN PADA LANSIA
TERHADAP Ny.H DENGAN ASAM URAT
Di Rumah Ny.H
Tanggal Pengkajian : 17 Maret 2022 Jam : 14.30 WIB No rekammedis :
A. SUBJEKTIF
1. Identitas

Nama : Ny. H
Umur : 61 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku/Bangsa : jawa/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Banjar Negeri

2. Keluhan utama

Ny. H mengatakan nyeri pada kaki nya tepatnya di bagian dengkul dan susah untuk
berdiri jika sehabis duduk

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Ny.H mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun yaitu seperti


Diabetes Melitus, hipertensi, asma dan lain-lain

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Ny.H mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit HIV,
jantung, TBC dan lain-lain.
25
5. Pola KehidupanSehari-hari

Sebelum Sakit Sesudah Sakit

     Pola nutrisi Minum air putih dan susu hangat ± 3


Makan 3-4 kali sehari, porsi se gelas/hari
dang  dengan nasi, lauk pauk,
sayur,  buah, Minum air putih
dan susu   ± 7-8 gelas/hari
     Pola eliminasi Selama sakit BAB 2 harisekali

BAB tiap pagi, lancar BAK + 5 kali/hari

BAK + 8 kali/hari

     Pola aktivitas Ny.H hanya berbaring di tempat tidur


Ny.H bisa melakukan pekerjaan untuk pemenuhan kebutuhan lainnya di b
rumah tangga (mencuci, menya antu oleh orang lain
pu,  memasak)

     Pola istirahat/tidur Sepanjang hari Ny.H tiduran di tempa


Tidur sianghari + 2 jam t tidur
Tidur malamhari + 8 jam Tidur ± 11 jam/hari
Kalau ada waktu luang digunak
an untuk istirahat
     Personal higiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/h Mandi 2x/hari, gosok gigi 1x/hari dan
ari dan ganti baju tiap habis ma ganti baju tiap kali habis mandi
ndi

26
OBYEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum. : baik
b. Kesadaran        : composmentis
c. BB : 65 kg
d. TB  : 160 cm
e. TD   : 110/80 mmHg
f. Suhu  : 363oC
g. Nadi  : 80 x/m
h. RR : 20x/m

2. Pemeriksaan fisik

Muka            :  Tidak ada bekas luka, cloasma gravidarum (-)


Mata             :  Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklera tampak tidak icterus.
Hidung         :  Kebersihan cukup, pengeluaran cairan (-), epistaxis (-), pilek lama (-)
Mulut           :  stomatitis (-), bibir kering, gigi agak kotor, caries gigi tidak ada, gusi t
ida kberdarah
Telinga         :  Simetris, kebersihan cukup, pendengaran baik, pengeluaran cairan (-)
Leher            :  Luka bekas operasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kel
enjar tyroid/gondok (-), pembesaran vena jugularis (-)
Ketiak          :  Kebersihan cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Tangan         :  Simetris, jari-jari lengkap
Dada :  Mamae besar, puting susu menonjol, tidak ada pembekakan
Perut            :  Perut datar, pusat masuk kedalam, luka bekas operasi (-), striae lividae
(-), striae albican (-)
Lipat paha    :  Kebersihancukup, iritasi (-)
Kaki             :  Simetris, odema (-)/(-), varices (-)/(-), tibia baik
Punggung     :  Simetris, kelainan (-)
Anus             :  Kebersihan cukup, tanda-tanda haemorhoid (-)

27
3. Pemeriksaan khusus

Asam Urat : 10mg/DL

ASSASEMENT (A)
Ny.H usia 61 tahun dengan Asam Urat

PLANNING OF ACTION (P)


I. Melakukan pendekatan pada Ny H dan keluarga dengan menggunakan komunikasi ter
apeutik dengan cara :

d. Memberi salam
e. Memperkenalkan diri
f. Menanyakan dan mendengarkan keluhan dengan baik

2. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign


3. Menjelaskan kepada Ny.H bahwa kondisi nya saat ini mengalami asam urat dengan
kadar 10gr/DL

4. Memberikan konseling kepada Ny.H tentang pemberian terapi daun sirih dengan cara
mengkonsumsi rebusan sirih merah 2 kali dalam satu hari sebanyak 200 ml sekali
pemberian.Pemberian air rebusan daun sirih merah dilakukan/diminum di waktu pagi
(08:00 WIB) dan diwaktu sore (18:00 WIB). Mengkonsumsi terapi daun sirih merah
dilakukan selama 7 hari dan dengan hasil observasi perkembangan bahwa kadar asam
urat Ny.H menurun dsn Ny.H mengatakan nyeri pada kaki nya berkurang.
5. Anjurkan Ny. H untuk melakukan kunjungan ulang saat ada keluhan.

28
LEMBAR CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Dwi Wahyuni


Npm : 210102168P
Dosen Pembimbing : Riona Sanjaya.,S.ST.,M.Keb

Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning of Tanda


Jam Action Tangan
Nama
Terang
24-3-2022 Ny H Usia Ku: baik NY H usia 1.menanyaka
61 th kesadaran cm 61 th dg n pada ny H
TD 120/70 konsumsi tentang nyeri
mmhg daun sirih kaki serta
N: 78 X/ M merah untuk bagian sendi
P: 20X/ M mengurangi ibu setelah
S 37C nyeri artritis rutin
konsumsi
daun sirih
merah
selama 7 hari
yang lalu
Ev. Ny H
mengatakan
bahwa nyeri
kakinya
berkurang
setelah
mengkonsusi
29
rebusan daun
sirih merah
selama 7 hari
sebanyak 2x
sehari

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


Jl. A. Yani No. 1A Tambahrejo Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu

Nama mahasiswa :DWI WAHYUNI NPM : 210102168P , Target ke : 4


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
TERHADAP Ny.S G1P0A0 USIA KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN EMESIS
GRAVIDARUM
Di BPM Dwi Wahyuni
Tanggal Pengkajian : 24 Maret 2022 Jam : 16.00 WIB No rekammedis :
A. SUBJEKTIF
1. Identitas

Nama Istri : Ny. S Nama Suami : Tn. W


Umur : 25 Tahun : 25 Tahun
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : IRT : Wiraswasta
Suku/Bangsa :Sunda/Indonesia : Lampung
Agama : Islam : Islam
Alamat : Desa Banjar Negeri

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan sering mual muntah tepatnya di pagi hari setelah bangun tidur

3. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan hamil anak pertamanya

30
4. Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti : TBC, hepatiti
s maupun penyakit menurun seperti : ashma, DM, penyakit jantung maupun hipert
ensi.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular (T
BC, hepatitis) maupun penyakit keturunan (ashma, DM) .

6. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat menstruasi

Menarche  : 14 tahun
Siklus  : ± 28 hari
Lama : ± 5 hari
Warna  : Merah
Banyaknya  : Cukup (hari I & II gantisoftex 4 kali dalam I hari) Dismen
orhea   : (-)
Fluor albus   : (-)

 Riwayat kontrasepsi

Ibu belum pernah menggunakan metode kontrasepsi.

 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan kehamilan persalinan anak pertama normal dan bayi sehat.
Ibu mengatakan kehamilan persalinan anak kedua notmal dan bayi sehat

 Keadaan Psikososial Spiritual


a. Hubungan dengan suami ataupun keluarganya baik
b. Selama hamil ibu tetap melakukan sholat lima waktu

31
 Pola Kehidupan Sehari-hari

     Pola nutrisi


Makan 3-4 kali sehari, porsi sedang  dengan nasi, lauk pauk, sayu
r,  buah, Minum air putih dan susu   ± 7-8 gelas/hari

     Pola eliminasi

BAB tiap pagi, lancar

BAK + 8 kali/hari

     Pola aktivitas


Ibu bisa melakukan pekerjaan rumah tangga (mencuci, menyapu,  
memasak)

     Pola istirahat/tidur


Tidur sianghari + 2 jam
Tidur malamhari + 8 jam
Kalau ada waktu luang digunakan untuk istirahat

     Personal higiene


Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari dan ganti baju tiap habis mandi

OBYEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum ibu : baik

32
b. Kesadaran        : composmentis

c. BB sebelum hamil : 52 kg
d. BB sekarang : 56 kg
e. TB  : 162 cm
f. TD   : 110/80 mmHg
g. Suhu  : 363oC
h. Nadi  : 80 x/m
i. RR   : 20 x/m

2. Pemeriksaan fisik

Muka            :  Tidak pucat, tidak ada bekas luka, cloasma gravidarum (-)
Mata             :  Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklera tampak tidak icterus.
Hidung      :  Kebersihan cukup, pengeluaran cairan (-), epistaxis (-), pilek lama (-)
Mulut          :  Bibir pucat, stomatitis (-), bibir kering, gigi agak kotor, caries gigi tid
ak ada, gusi tida kberdarah
Telinga        : Simetris, kebersihan cukup, pendengaran baik, pengeluaran cairan (-)
Leher         : Luka bekas operasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kele
njar tyroid/gondok (-), pembesaran vena jugularis (-)
Ketiak          :  Kebersihan cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Tangan         :  Simetris, jari-jari lengkap
Dada :  Mamae besar, puting susu menonjol, tidak ada pembekakan
Perut         :  Perut datar, pusat masuk kedalam, luka bekas operasi (-), striae lividae
(-), striae albican (-)
Lipat paha    :  Kebersihancukup, iritasi (-)
Kaki             :  Simetris, odema (-)/(-), varices (-)/(-), tibia baik
Punggung     :  Simetris, kelainan (-)
Anus             :  Kebersihan cukup, tanda-tanda haemorhoid (-)
Vulva           :  Labia tidak odema, bartolinitis (-), pengeluarancairan (-)
3. Pemeriksaan khusus

Palpasi             : TFU 3 jari bawah pusat


Perkusi            : Reflek patela (+)/(+)

33
ASSASEMENT (A)
Ny. S G1P0A0 umur 25 tahun usia kehamilan 12 minggu dengan Emesis Gravidarum

PLANNING OF ACTION (P)


1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan menggunakan komunikasi tera
peutik dengan cara :
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan dan mendengarkan keluhan ibu dengan baik
2. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
3. Menjelaskan tentang keadaannya bahwa ibu saat ini pemberian minuman madu jahe
untuk mengatasi frekuensi mual muntah pada ibu
4. Melakukan dan mengajarkan pemberian minuman madu jahe untuk mengatasi
frekuensi mual muntah dikonsumsi selama 7 hari dan diminum 2x sehari setiap pagi
hari setelah makan
5. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang saat ada keluhan

34
LEMBAR CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Dwi Wahyuni


Npm : 210102168P
Dosen Pembimbing : Riona Sanjaya.,S.ST.,M.Keb

Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning of Tanda


Jam Action Tangan
Nama
Terang

28-3-22 Ny S usia Ku baik, Ny S usia Menanyaka


25 th kesadran 25 th hamil n pada ibu
cm, Td 12 minggu tentang
100/60 dengan kondisi ibu
mmhg minum setelah
N 80x/m madu jahe konsumsi
P 20x m untuk minuman
T 36,4 c mengurangi madu jahe
mual dan selama 7
muntah hari
sebanyak 2x
sehari.
Ev. Ibu
mengatakan
35
kondisinya
membaik
dan mual
muntahnya
berkurang
sehingga
sudah mau
makan.

BAB III
PEMBAHASAN

A.Pembahasan
1. Ibu Nifas Dengan Pemberian Daun Ubi Jalar Ungu Terhadap Involusi
Uteri Dan Kecukupan ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik dan yang pali
ng ideal untuk bayi, karena ASI mengandung semua zat gizi yang diperl
ukan dalam jumlah dan pertimbangan yang tepat. Menurut World Health O
rganitation (selanjutnya disebut WHO), ASI eksklusif adalah pemberian
ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air
jeruk, atau makanan tambahan lain sebelum mencapai usia enam bulan.(U
nicef, 2013).
Menurut hasil penelitian bahwa rebusan daun ubi dapat merangsan
g untuk meningkatkan hormone prolaktin dan meningkatkan produksi ASI.
Karena adanya kandungan unsure struktur lipid dan hormon di mana Seny
awa aktif aktif terlibat dalam produksi air susu yakni efek laktogogu
m. Laktogogum adalah sebuah zat yang terkandung dalam daun ubi jalar
yang dapat membantu produksi ASI. Selain itu, menurut indeks kualitas
gizi, daun ubi jalar sumber protein, serat, dan mineral, terutama K,
P, Ca, Mg, Fe, Mn, dan Cu. (Sun H, Mu T, Xi L, Zhang M, Chen J, 2014).
Ritawati L, (2012), dalam penelitiannya tentang Sukses ASI Eksk
lusif dengan daun ubi jalar pada ibu nifas l bahwa daun ubi jalar men
gandung oksitosin/prolaktin yang dapat memperbanyak produksi ASI. Pen

36
ingkatan produksi ASI akan mendorong ibu untuk lebih sering menyususi
dan dengan menyusui yang lebih sering akan terjadi umpan balik positi
f terhadap peningkatan hormon oksitosin yang sangat membantu terjadin
ya kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu proses h
emostatis. Proses ini akan membantu mengurangi perdarahan sehingga lo
chea pada ibu nifas akan berkurang dan menurunkan Tinggi Fundus Uteri
Dengan demikian Hipotesis Penelitian dapat dibuktikan bahwa konsumsi
daun ubi jalar dapat mempercepat proses involusio pada ibu nifas, yai
tu mempercepat penurunan TFU dan mempercepat peluruhan darah nifas/ l
ochea. (Ritawati L, 2012)
Daun ubi jalar dipercaya sangat manjur digunakan sebagai obat-o
batan herbal. Hal tersebut dikarenakan daun ubi jalar mengandung berb
agai macam zat yang dibutuhkan tubuh seperti vitamin A, vitamin B, vi
tamin B6 vitamin C. Daun ubi jalar juga mengandung hampir 7% protein,
15% serat kasar. Daun ini kaya vitamin A, selain provitamin A (beta k
aroten), B dan C, besi, kalsium, posfor dan lemak (Raifa, 2008).
Hasil penelitian lain, menurut US department of agriculture (20
08) bahwa daun ubi memiliki kandungan 1,01 mg/100 gram dan folat 8µg/
100 gram. Pada penelitian mencit yang diberikan alumunium sulfat lalu
dibagi menjadi kelompok yang diberikan jus daun ubi jalar mampu mempe
rtahankan persen hematocrit lebih baik dibandingkan kelompok yang dib
eri pembanding obat standar antianemia.(Adnyana, 2012).
Daun ubi jalar pun mudah ditemui dan bernilai ekonomis sehingga
ibu dapat dengan mudah memanfaatkan daun ubi sebagai makanan untuk me
nambah produksi AIR susu ibu guna memenuhi nutrisi ibu dan mensuksesk
an produksi ASI. Maka dari itu rebusan daun ubi jalar sebagai salah s
atu komplementer untuk mendapatkan nutrisi yang cukup agar produksi A
SI juga cukup maka dikonsumsinya rebusan daun ubi jalar setiap hari m
aka akan didapatkan hasil yang maksimal sehingga kecukupan ASI untuk
memenuhi nutrisi yang diperlukan bayi akan terckupi dengan baik. (Adny
ana, 2012).
Suplai ASI adalah hal yang sangat berperan dalam proses laktasi
/ menyusui. Semakin cukup suplai ASI untuk bayi semakin sukses proses
menyusui yang dilakukan dan begitu juga sebaliknya. Kecukupan ASI bay
37
i didapatkan dengan mengkonsumsi rebusan daun ubi jalar secara rutin
yaitu setiap 2x/hari selama 7 hari ,dengan takaran 100 gram daun ubi
jalar setiap harinya selama proses menyusui akan didapatkan hasil yan
g maksimal, dengan itu maka kecukupan ASI akan memenuhi nutrisi yang
diperlukan bayi akan tercukupi dengan baik. (Ritawati L, 2012)

2. Bayi Dengan Milaria Dan Pemberian Coconut Oil


Miliariasis atau biang keringat banyak ditemukan pada kondisi c
uaca yang panas, demam dan bayi yang menggunakan pakaian berlebihan,
yaitu pakaian yang terlalu tebal atau berlapis maupun berbahan tidak
menyerap keringat.(Idal,2012)
Jika bayi mengalami miliariasis, efek yang paling dirasakan bay
i adalah perasaan tidak nyaman.Biang keringat biasanya menyerang bagi
an wajah, terutama dahi juga leher, selangkangan, dan lipatan lainnya,
jika dibiarkan akan menimbulkan lecet - lecet, bahkan infeksi. Seben
arnya biang keringat bisa sembuh dengan sendirinya, yaitu sekitar 2-3
hari dengan penanggulangan yang tepat.(Price 2014))
Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan yang dapat menentukan ti
ndakan seseorang khususnya ibu bayi.Walaupun pengetahuan berkaitan er
at dengan pendidikan, akan tetapi pendidikan tidak menjamin seseorang
berpengetahuan tinggi yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu peng
alaman, informasi, lingkungan sekitar dan sosial budaya.(Notoadmodjo,
2012)
Penyebab biang keringat antara lain karena udara yang panas dan lembab, sinar
ultraviolet (UV), atau karena pengaruh pakaian yang tidak menyerap keringat.
Penyebab lain adalah tersumbatnya pori- pori kelenjar keringat oleh bakteri yang
menimbulkan peradangan dan edema akibat keringat yang tidak keluar dan diabsorbsi
oleh stratum korneum. Pori-pori sejati pada bayi berfungsi sebagai sistem kerja
kelenjar keringat yang fungsinya belum sempurna sehingga bila bayi kepanasan akan
menimbulkan biang keringat. Keringat bayi yang keluar terkumpul dibawah kulit,
kemudian akan muncul bintik-bintik merah dan akan menimbulkan rasa gatal,
terutama di daerah paha dan bagian tubuh yang tertutup (Azis, 2014).
Menurut Setyawati (2013), bayi dan balita yang mengalami biang keringat
menjadi rewel akibat rasa gatal dan orang tua biasanya mengeluh karena pola tidur
38
bayinya terganggu seperti gelisah, tidak nyenyak dan lainnya. Rasa gatal dan panas
yang disebabkan oleh biang keringat, juga dapat menyebabkan penderita mengalami
infeksi. Dalam penjelasan yang diberikan oleh Mayo Clinic (2014), bahwa biang
keringat dapat berbahaya jika muncul tanda-tanda infeksi. Hal ini harus mendapatkan
pengobatan secara langsung oleh dokter jika anak mengalami peningkatan rasa sakit,
bengkak, kemerahan atau panas di sekitar daerah yang terkena, terdapat nanah pada
luka, pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak, leher atau selangkangan, demam
atau kedinginan. Tidak hanya itu, hal lain selain infeksi yang dapat lebih
membahayakan adalah muculnya gejala heat stroke.Heat stroke adalah kondisi yang
disebabkan karena tubuh mengalami panas atau demam yang berlebihan pada tubuh
(biasanya jika suhu tubuh sekitar 40 o C atau bahkan lebih tinggi. Sehingga diperlukan
perawatan darurat, jika tidak maka akan cepat merusak otak, jantung, ginjal, dan otot.
Pengobatan yang lebih lama tertunda akan memperburuk kerusakan, meningkatkan
komplikasi serius atau bahkan kematian (Mayo Clinic, 2014).
Ada banyak cara untuk mempercepat penyembuhan dan menghambat
penyebaran biang keringat, yaitu dengan medis (konvensional) dan non-medis (non-
konvensional). Pengobatan medis dapat berupa konsumsi obat antihistamin,
penggunaan krim hidrokortison, atau memakai lotion calamine. Penggunaan
pengobatan medis terlalu sering akan berdampak bagi tubuh terutama anak-anak
karena mengandung bahan kimia. Sedangkan dalam pengobatan non konvensional,
dapat berupa tindakan atau aktivitas pencegahan atau pengobatan secara mandiri dan
tradisional seperti memandikan bayi dan balita secara rutin, mengenakan pakaian yang
berbahan katun agar mampu menyerap keringat, serta menggunakan bahan-bahan
tradisional. Masker tradisional dapat digunakan sebagai perawatan kulit yang berguna
untuk meningkatkan kesehatan kulit, memperbaiki dan merangsang sel-sel kulit.
Masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam tradisi antara lain menjadikan bahan-
bahan alami sebagai obat tradisional (2013).
Ada banyak cara untuk mempercepat penyembuhan dan menghambat
penyebaran biang keringat, yaitu dengan medis (konvensional) dan non-medis,
Pengobatan medis dapat berupa konsumsi obat antihistamin, penggunaan krim
hidrokortison, atau memakai lotion calamine. Penggunaan pengobatan medis terlalu
sering akan berdampak bagi tubuh terutama anak-anak karena mengandung bahan
kimia. Sedangkan dalam pengobatan non konvensional, dapat berupa tindakan atau
39
aktivitas pencegahan atau pengobatan secara mandiri dan tradisional seperti
memandikan bayi dan balita secara rutin, mengenakan pakaian yang berbahan katun
agar mampu menyerap keringat, serta menggunakan bahan-bahan tradisional seperti
VCO (Mazelan, 2011).
Jika dipakai secara topikal, virgin coconut oil akan bereaksi dengan bakteri-
bakteri kulit menjadi bentuk asam lemak bebas seperti yang terkandung dalam sebum.
Sebum sendiri terdiri dari asam lemak rantai sedang seperti yang ada pada VCO
sehingga melindungi kulit dari bahaya mikroorganisme patogen. Asam lemak bebas
juga membantu menciptakan lingkungan yang asam di atas kulit sehingga mampu
menghalau bakteri- bakteri penyebab penyakit (Alamsyah, 2016).
Berdasarkan Evangelista etc. (2010), minyak kelapa (VCO) dapat
menyembuhkan >75% atopic dermatitis. Minyak kelapa (VCO) mampu digunakan
sebagai krim antiinflamasi untuk mengatasi masalah kronis maupun akut pada kulit.
Keuntungan lain dijelaskan bahwa VCO mampu mengurangi radikal bebas karena
kandungan asam ferulic dan asam p- coumaric yang dapat digunakan sebagai
antioksidan. Penggunaan VCO sebagai skin barrier disini juga didapatkan hasil
mampu membunuh berbagai mikroba sehingga dapat digunakan sebagai antibakteri.
Keuntungan lain dijelaskan bahwa VCO mampu mengurangi radikal bebas karena
kandungan asam ferulic dan asam p- coumaric yang dapat digunakan sebagai
antioksidan. Penggunaan VCO sebagai skin barrier disini juga didapatkan hasil
mampu membunuh berbagai mikroba sehingga dapat digunakan sebagai antibakteri
(Suhartiningsih, 2015).
Pemberian coconut oil ini diberikan selama 5 hari dan dilakukan observasi
perkembangan dengan hasil miliaria pada bayi teratasi.

3.Lansia dengan asam urat dan pemberian daun sirih merah


Asam urat ialah hasil zat penguraian purin di dalam tubuh yang biasanya di
keluarkan oleh ginjal melalui urin pada saat keadaan biasa. Asam urat yang
berlebihan dapat menimbukkan penumpukan kristal (tofus) di dalam tubuh dan
jaringan ikat pada seluruh tubuh sehingga memicu reaksi inflmasi yang dapat
menimbulkan nyeri (Gout Arthritis), akan tetapi pada saat situasi tertentu, ketika
ginjal sudah tidak sanggup menghasilkan komponen zat asam urat yang sebanding
40
didalam tubuh, maka dapat menyebabkan asam urat yang berlebihan menumpuk
seperti kristal (tofus) di dalam tubuh dan jaringan ikat pada seluruh tubuh sehingga
memicu reaksi inflmasi yang dapat menimbulkan nyeri (Gout Arthritis). (Gustomi &
Wahyuningsih, 2016).
Proses menua setiap individu dapat menyebabkan berbagai macam masalah d
an perubahan, baik itu masalah secara fisik maupun perubahan pada pola penyakit ya
ng ada hubungan nya dengan pola makan, masyarakat terbiasa mengkonsumsi makan
an yang mengandung karbohidrat, serat dan vitamin yang akan berubah menjadi pola
makan yang mengandung garam, bahan pengawet dan makanan mengandung purin
(Rosyiani,2015).
Pada umumnya asam urat ini merupakan penyakit yang dapat mengganggu
aktivitas penderitanya. Bagi lanjut usia yang menderita asam urat dapat
menimbulkan reaksi radang sendi yang begitu cepat dalam waktu singkat. Penderita
asam urat ketika tidur tanpa ada merasakan gejala apapun tetapi akan terasa nyeri
yang sangat hebat dibagian sendi jari tangan, pergelangan tangan, dan kaki sampai
susah berjalan ketika bangun tidur dipagi hari (Gustomi & Wahyuningsih, 2016).
Pola makan yang seperti ini dapat menyebabkan kadar asam urat didalam tubuh
akan berlebih dan dapat menimbulkan penumpukan kristal asam urat (tofus) dalam ja
ringan ikat pada seluruh tubuh dan akan memicu reaksi inflamasi yang dapat menimb
ulkan nyeri yaitu dikenal dengan istilah penyakit asam urat (gout) (Ilkafah,2017).
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kadar asam urat menjadi tinggi
salah satunya adalah adanya perilaku hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung purin tinggi, mengkonsumsi alkohol, obesitas,
kurang istirahat serta beraktivitas yang terlalu berat (Aminah, 2012). Kadar asam
urat yang tinggi dan tidak dilakukan pengobatan, maka akan mengakibatkan
terjadinya gout atritis kronis sehingga terjadi kelumpuhan karena persendian terasa
kaku dan tidak dapat ditekuk lagi. Untuk mengurangi kadar asam urat tersebut perlu
dilakukan terapi pengobatan dengan terapi medis maupun non medis (Noviyanti,
2015).
Aspek pengukuran Pengaruh Therapi Air Rebusan Daun Sirih Merah
Terhadap Nyeri Gout Atritis; Responden meminum rebusan sirih merah sesuai
dengan yang dianjurkan oleh peneliti, 2 kali dalam satu hari sebanyak 200 ml sekali

41
pemberian.Pemberian air rebusan daun sirih merah dilakukan/diminum di waktu pagi
(08:00 WIB) dan diwaktu sore (18:00 WIB). (Pratiwi,2020)
Terapi menggunakan daun sirih merah untuk mengurangi nyeri penderita
asam urat yaitu dengan cara :
1. Rebusan dibuat dengan daun sirih merah yang segar, siapkan 5 lembar daun sirih
merah yang berkualitas baik dan bersih.
2. Pilih daun sirih merah yang muda kemudian pastikan tidak ada kotoran yang
menempel di daun. Masukkan daun yang sudah di bersihkan dan dicuci kedalam
wadah untuk di rebus
3. tuangkan air sebanyak 400 ml kemudian rebus daun sirih merah sampai mendidih,
setelah panas dengan derajat 100 C, saring daun sirih merah kemudian tuang
kesebuah gelas ukuran 200 ml dan setelah didinginkan air rebusan sirih merah dapat
diminum (Dewi, Nurdiana,dkk.2016).
pemberian terapi daun sirih ini diberikan kepada Ny.H usia 61 tahun dengan cara
mengkonsumsi rebusan sirih merah 2 kali dalam satu hari sebanyak 200 ml sekali
pemberian.Pemberian air rebusan daun sirih merah dilakukan/diminum di waktu pagi
(08:00 WIB) dan diwaktu sore (18:00 WIB). Mengkonsumsi terapi daun sirih merah
dilakukan selama 7 hari dan dengan hasil observasi perkembangan bahwa kadar
asam urat Ny.H menurun dsn Ny.H mengatakan nyeri pada kaki nya berkurang.

4. Ibu hamil dengan mual muntah dengan pemberian minum madu jahe

Menurut Fidatul Jamila, 2017 dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Pemberian
Minuman Jahe (Zingiber Officinale Rose) dan Daun Pandan (Pandanus) Terhadap
Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil jahe berkhasiat mengendurkan dan
melemahkan otot-otot pada saluran pencernaan sehingga mual muntah banyak
berkurang.Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Universitas
Chiang Mai di Thailand juga membuktikan keefektivitasan khasiat jahe pada ibu hamil
dalam mengatasi mual muntah.
Penelitian lain dilakukan oleh Ummi Hasanah Alyamaniyah dan Mahmudah
terhadap 17 orang ibu hamil yang diberika minuman wedang jahe dan 17 orang ibu
hamil lainnya diberikan air putih dan gula di Pondok Bersalin Desa Tebalo Manyar

42
Gresik tahun 2013. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa wedang jahe efektif
dalam menurunkan emesis gravidarum sehingga masyarakat dapat memanfaatkan
wedang jahe sebagai pengobatan alternative.
Dalam sebuah studi oleh Vutyavanich dkk, 1 gram jahe diberikan kepada wanita
dengan mual muntah, selama 4 hari setelah pengobatan terjadi penurunan yang
signifikan dalam mual dan muntah (Fitria, 2013) . Penelitian di Australia menyatakan
bahwa jahe dapat memblok serotin yakni senyawa kimia yang menyebabkan perut
berkontraksi sehingga menimbulkan perasaan mual muntah yang dialami ibu hamil
muda (Maulana, 2009).
Variasi madu berasal dari tumbuhan yang berbeda, menjadikan berbeda dalam
penampilan, persepsi sensorik dan komposisi. Komponen utama nutrisi dan kesehatan
yang relevan pada madu adalah karbohidrat, terutama fruktosa dan glukosa ada juga
sekitar 25 oligosakarida yang berbeda. Meskipun madu adalah makanan berkarbohidrat
tinggi, indeks glikemiknya bervariasi dalam kisaran yang luas dari 32 hingga 85,
tergantung pada sumber tumbuhannya. Madu mengandung sejumlah kecil protein,
enzim, asam amino, mineral, elemen, vitamin, senyawa aroma dan polifenol.
Komposisi, kontribusi nutrisi dari komponen-komponennya, efek fisiologis dan
nutrisinya, menunjukkan bahwa madu memiliki beragam efek gizi dan kesehatan yang
positif, jika dikonsumsi pada dosis yang lebih tinggi, 50 hingga 80 gram per asupan
(Bodganov et al., 2008).
Jahe merupakan tanaman yang rimpangnya diketahui banyak khasiat dan yang
telah dikenal sejak lama. Rimpang jahe dimanfaatkan, antara lain sebagai bumbu
masak, minuman, serta permen dan juga digunakan dalam minuman obat atau jamu
tradisional. Menurut Aly et al. (2013) jahe menghasilkan gingerol yang berpotensi
aktif, yang dapat dikonversi menjadi shogaol, zingerone, dan paradol. Senyawa 6-
gingerol mungkin bertanggung jawab atas rasa khas jahe. Zingerone dan shogaol
ditemukan dalam jumlah kecil dalam jahe segar dan dalam jumlah besar kering atau
produk yang diekstraksi. Jahe bekerja di dalam saluran pencernaan dengan
meningkatkan tonus dan peristaltik akibat aksi antikolinergik dan anti-serotonin.
Walaupun mekanisma tepat belum dipahami dengan jelas. Senyawa 6-gingerol dan 6-
shogaol telah terbukti memiliki sejumlah aktivitas farmakologis, termasuk efek
antipiretik, analgesik, antitusif, dan hipotensi. Runiari (2010) menjelaskan bahwa
keungulan pertama jahe adalah kandungan minyak atsiri yang mempunyai efek
43
menyegarkan dan memblokir reflek muntah, sedang gingerol dapat melancarkan
peredaran darah dan saraf-saraf bekerja dengan baik. Hasilnya ketegangan bisa
dicairkan, kepala jadi segar, mual muntah pun ditekan.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jahe merupakan bahan terapi untuk
meredakan dan mengurangi rasa mual dan muntah. Selain itu jahe juga efektif dalam
mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester pertama kehamilan dan menurunkan
mual muntah pada ibu yang multigravida (Saswita & Marisah, 2011). Dosis dan bentuk
sediaan jahe yang digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan perlu
dipelajari lebih lanjut, jahe tampaknya mempunyai kelebihan, terutama pada sistem
tubuh yang dipengaruhi efek muntah pada saluran gastrointestinal dan system saraf
pusat. Kondisi ini menjelaskan mengapa jahe dapat mengurangi rasa mual dan muntah
pada kehamilan. (Saswita,2011).

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada beratnya


gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara farmakologi maupun non farmakologi.
Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian antiemetik, antihistamin,
antikolinergik, dan kortikosteroid (Runiari, 2010). Berbagai pilihan antiemetik (anti
muntah) dan alami obat tersedia untuk mengurangi mual dan muntah (Wylde et al.,
2016). Beberapa terapi farmakologis yang aman dan efektif tersedia untuk wanita yang
tidak membaik dengan pengobatan awal (Herrel, 2014).
Namun demikian akan lebih baik jika ibu hamil mampu mengatasi masalah mual
pada awal kehamilan dengan menggunakan terapi pelengkap nonfarmakologis terlebih
dahulu. Hal ini dikarenakan terapi pelengkap nonfarmakologis bersifat noninstruktif,
noninfasif, murah, sederhana, efektif dan tanpa efek samping yang merugikan (Runiari,
2010). Para ibu sering mencari bantuan dari para profesional untuk mengurangi gejala
mual muntah mereka, tetapi perawatan tidak selalu berhasil. Pelengkap tertentu terapi
(pengobatan herbal) biasanya dilakukan diantaranya adalah jahe, chamomile,
peppermint, echinacea, cranberry dan raspberry adalah beberapa di antara ramuan yang
digunakan tujuan ini (Aly et al., 2013). Selain itu terapi nonfarmakologi dilakukan di
antaranya dengan cara pengaturan diet, dukungan emosional, akupuntur, aromaterapi,
minuman madu jahe (Regina et al., 2011).

44
Pemberian minuman madu jahe untuk mengatasi frekuensi mual muntah Pada
Ny.S usia 25 tahun diberikan untuk dikonsumsi selama 7 hari dan diminum 2x sehari
setiap pagi hari setelah makan dengan hasil observasi perkembangan terjadi penurunan
frekuensi mual muntah terhadap Ny.S .

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan, penulis dapat menyimpulkan:


1. Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu nifas
dengan pemberian daun ubi jalar ungu terhadap involusi dan kecukupan
ASI dengan hasil didapat bahwa pemberian ubi jalar ungu bermanfaat
meningkatkan produksi ASI
45
2. Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada bayi dengan
Miliaria dan Pemberian cocunut oil bermanfaat mengatasi miliaria pada
bayi
3. Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada lansia
dengan asam urat dan diberikan daun sirih merah mengurangi nyeri dan
menurunkan asam urat
4. Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil
dengan mual muntah dengan pemberian minum madu jahe bermanfaat
mengurangi mual dan muntah.

B. Saran
Bagi responden dapat mengaplikasikan sebagiamana asuhan yang telah di
berikan dengan baik dan benar agar hasil yang didapatkanpun maksimal dan
keluhan dapat teratasi.

46
DAFTAR PUSTAKA

1. Anggraini, Yetti (2010). Obstetri Williams Edisi 21 Vol.1. Jakarta :EGC

2. Dewi, Rosiana (2012). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dan Tekn
ik Pemberian Asi Yang Benar. Jakarta : Rineka Cipta

3. Kemenkes RI. Mari Dukung! Menyusui dan Bekerja. 2013:1.

4. Kristiana Sari. 2009.Sumber Makanan Bergizi. Yogyakarta. Nuha Medika.

5. Malik h.2018.Pengaruh Pemberian Daun Ubi Jalar Ungu Terhadap Infolusi Unteri
Pada Ibu Nifas Dan Kecukupan ASI Pada Bayi 0 – 6 Bulan. Jurnal Ilmu Kesehatan.

6. Nutrisi Bangsa. (2013). Faktor yang Mempengaruhi Lancarnya ASI. Artikel Sarihus
ada(online).www.sarihusada.co.id/NutrisiUntukBangsa/KehamilandanMenyusui/Me
nyus ui/Faktor-YangMempengaruhi ncarnya-ASI

7. Raifa. (2008). Daun Ubi Jalar Sehatkan Ibu Dan Bayi. Majalah kartini. Nomor:213
4, hal.148

8. Ritawati. (2012). Jurnal Penelitian Sukses ASI Eksklusif Dengan Daun Ubi Jalar Pa
da Ibu Nifas. (diakses tanggal 13 februari 2016)

9. Sun H, Mu T, Xi L, Zhang M, Chen J. Sweet potato (Ipomoea batatas L.) leaves as


nutritional and functionalfoods. Food chemistry.2014;156:380-389.Unicef. (2013).
Early initiation of breastfeeding. Unicef/WHO.

10. Unicef. (2013). Early initiation of breastfeeding. Unicef/WHO.


11. Alamsyah, A.N, (2016). Virgin coconut oil minyak penakluk aneka penyakit.
Jakarta: Agromedia Pustaka
12. Azis. (2014). Mama Aku Sakit: 100% Dijamin Berhasil. Jakarta: Lembar Langit
Indonesia.
13. Cahyati.Dwi, et al. 2013.Pengaruh Virgin Coconut Oil Terhadap Ruam Popok.
PadaBayi.RumahSakSiloamPalembang.JurnalKeperawatan Sriwijaya. Volume 2.
Nomor 1:57-63
14. Dewi Susilowati (2015). Pengaruh Air Rebusan Kayu Secang Dalam Penyembuhan
Bing Keringat Pada Bayi. Surakarta: Politeknik Kesehatan Surakarta.
47
15. IDAI.(2012).Buku Ajar Neonatalogi.Jakarta : Sari Pediatri
16. Mayoclinic. (2014). Deseases and Conditons Heat Rash, http://www. mayoclinic.
org/diseasesconditions/heatrash/basics/definition/con- 20033908
17. Mazelan (2011).Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: TEAM
18. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; 2012.
19. Price, M. (2014). Terapi MinyakKelapa.Jakarta: Health
20. Setyawati. (2013). Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat (Miliaria)
pada Anak Usia 0-1 tahun di Posyandu Desa Pereng Mojogedang Karanganyar.
digilib.stikeskusumahusada.ac.id/do wnload.php?id=388.
21. Sugito, Boediardja SA, Wisesa TW. (2013).Ilmu penyakit Kulit dan kelamin.
Jakarta: Media Jaya
22. Suhartiningsih. (2015). Ilmu penyakit kulit. Jakarta: Media Jaya
23. Suhartiningsih. (2015). Ilmu penyakit kulit. Jakarta: MediaJaya
24. World Health Organization (2016). The Difference of Antibacterial Effect of Neem
Leaves and Stick Extracts, Int. Chin J Dent,7:27-29.
25. Lolok, N., Rahmat, H., & Wijayanti, P. M. (2019). Efek Antidiabetes
Kombinasi Ekstrak Limbah Kulit Bawang Dayak Dan Limbah Kulit Bawang
Merah Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan. Jurnal Mandala Pharmacon
Indonesia, 5(02), 56–64. https://doi.org/10.35311/jmpi.v5i02.49
26. Rikesdas, I 2018. Angka Kejadian Asam Urat di Indonesia.
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/hasil%20Riskesdas%2 02018
27. Gustomi,M.P., & Wahyuningsih, F.2016.Pemberian Rebusan Daun Sirsak (Annona
Muricata L). Menurunkan Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis, Journals of Ners
Community. 07 (02), 162- 172.
28. Parfati, N., & Windono, T. 2016. Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Kajian
Pustakata Aspek Botani, Kandungan Kimia, Dan Aktivitas Farmakologi. Fakultas
Farmasi Universitas Surabaya. Medan Pharmaceumatica Indonesia. 01 (02) : 106 –
115
29. Zuhrotun, A., Boangmanaludan., Kihara. R. 2018. Review Artikel : Potensi Khasiat.
30. Rosyiani.T .E.Y., Sudaryanto. A., & Liastyorini.D.2015. Gambaran Kualitas Hidup
Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di Posyandu Lanjut Usia
Desa Polemgadung Karang Malang Sragen. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhamadiyah Surakarta: (1- 16 ).
31. Ilkafah. 2017. Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan
Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar.
Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT. 6 (2), 2302-2493.
32. Aminah, M. S. 2012. Ajaibnya Terapi Herbal Tumpas Penyakit Asam Crat Lebih
Amon. Mudab Dawn Berkhasiat Dunia Schat. Jakarta: Niaga Swadaya
33. Noviyanti, 201S. Hidup Schat Tanpa Asam Urat. Yogyakarta: Noleboox.

48
34. Pratiwi.2020. Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Kajian Pustakata Aspek
Botani, Kandungan Kimia, Dan Aktivitas Farmakologi. Fakultas Farmasi
Universitas Surabaya. Medan Pharmaceumatica Indonesia. 01 (02) : 106 – 115.
35. Khasanah, Yuni Uswatun, and Margiyati. 2017. “Perbandingan Efektif
itas Rebusan Jahe Dan Vitamin B6 Untuk Mengurangi Mual Muntah Pada
Ibu Hamil Trimester I.” Jurnal.Akbiduk.Ac.Id: 81–89. http://jurna
l.akbiduk.ac.id/assets /doc/180730091732- 10.perbandingan efektifit
as rebusan jahe dan vitamin b6 untuk mengurangi mual muntah pada ib
u hamil .pdf.

36. Patimah, Papat, Suhendar Sulaeman, and Idriani. 2019. “ Matahari Da


n Kombinasi Terhadap Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di
Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber Kabupaten Cianjur Jawa Barat Tahun
2018.” V: 1–11

37. Febriani,V.2021.Pengaruh Pemberian Minuman Jahe Dan Daun Pandan Terhadap


Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I.Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan Vol.12 No.1 (2021) 49-57

38. Runian, Nengah.2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemes


is Gravidarum.Jakarta : Salemba Medika.

39. WHO. 2013. Maternal Mortality , 1990- 2013. WHO

49
LAMPIRAN

50
JURNAL BIMBINGAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF II
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN SEMESTER VIII
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU – LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Nama Bimbingan Ke 1 Bimbingan Ke 2 Bimbingan Ke 3
mahasiswa/NPM
Konsul pengajuan judul Kontrak waktu asuhan Asuhan ibu nifas

Nama: Dwi
wahyuni

NPM :
210102168p

Bimbingan Ke 5 Bimbingan Ke 6 Bimbingan Ke 7

Asuahan Lansia Konsul pengajuan judul Asuahn ibu hamil

Pembimbing,

(Riona Sanjaya,S.ST.,M.Keb.)
Ibu Nifas Bayi

Lansia Ibu Hamil

Anda mungkin juga menyukai