Frekuensi makan
Nama Bahan
4-6x 1-3x Ket
Makanan >1x/hari 1x/hari
/minggu /minggu
1.Sayuran
a. kangkung
b. k, panjang
c. daunsingkong
d. Bayam
e. sawihijau
f. sawiputih
g. Kol
h. Jipang
i. terong
j. Buncis
k.wortel
j.Lainnya :….
2. Buah
a. Pisang
b. jeruk
c. jambu air
d. jambubiji
e. Alpukat
f. Nenas
g. papaya
h. Semangka
i. Rambutan
j. Salak
k. mangga
l. apel
m. Lainnya:
Pagi/Sarapan
Selingan
(cemilan)
Siang
Selingan
Malam
Makan di Luar
KUESIONER
KONSUMSI SAYUR, BUAH, DAN KECUKUPAN SERAT ANAK USIA
PRASEKOLAH PADA KELUARGA NELAYAN DI KECAMATAN
TELUK NIBUNG, KOTAMADYA TANJUNGBALAI TAHUN 2016
Tanggal Wawancara :
A. Identitas Responden (Ibu atau Pengasuh)
1. Nama Ibu (Pengasuh):
2. Umur :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan :
5. Jumlah Anggota Keluarga : orang
6. Pendapatan :
7. Pendapatan Kepala Keluarga :
Statistics
N Valid 76
Missing 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
N Valid 76
Missing 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Pendapatan Orangtua
N Valid 76
Missing 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
N Valid 76
Missing 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
N Valid 76
Missing 0
Statistics
Pengetahuan
N Valid 76
Missing 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Pekerjaan responden
N Valid 76
Missing 0
Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Umur Responden
N Valid 76
Missing 0
Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Anggota Keluarga
N Valid 76
Missing 0
Anggota Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Angka Sumbangan
Jumlah
Umur Kecukupan Serat sayur
No Nama JK Pendapatan serat
(thn) Serat dan buah
(gram)
(gram) (%)
1 Abdul A 6 L Rp1.000.000 22 6,0 0
2 Adibah 4 P Rp1.500.000 22 1.8 0
3 Adila Zafira 5 P Rp2.000.000 22 4,8 3,6
4 Al Habib 4 L Rp1.800.000 22 2,7 0
5 Alfa Rizka 6 L Rp1.000.000 22 2,4 0
6 Alfa Syahputra 6 L Rp1.200.000 22 1,4 0
7 Alvin Chandra 6 L Rp1.000.000 22 1,8 0
8 Anggi HusnaPohan 5 P Rp2.000.000 22 3,8 6,8
9 Anindira Safira 5 P Rp1.800.000 22 2,2 0
10 Ardiansyah Lbs 5 L Rp1.500.000 22 14,1 32,3
11 Asri Purnama 6 P Rp750.000 22 1,5 0
12 Asyifa Sefriani 6 P Rp1.500.000 22 2,3 0
13 Atika Damayanti 6 P Rp1.000.000 22 2,6 0
14 Aufa Azkia H 5 L Rp1.000.000 22 1,8 0
15 Aukila Rahmi 6 P Rp1.600.000 22 2,2 0
16 Aya 4 P Rp1.500.000 22 1,6 0
17 Azi Rahmansyah 6 L Rp1.500.000 22 3,0 0
18 Citra Andina 6 P Rp1.500.000 22 2,9 0
19 Cut Nazwa 5 P Rp1.200.000 22 3,7 0
20 Dedek 4 P Rp1.000.000 22 2,1 0
21 Dina Aulia Putri 5 P Rp2.000.000 22 2,2 0
22 Elsha Risma 6 P Rp1.500.000 22 4,1 0
23 Fian Syahputra 4 L Rp1.600.000 22 5,7 0
24 Haris Al Farizhi 5 L Rp1.500.000 22 2,3 0
25 Ibas 4 L Rp1.000.000 22 1,3 0
26 Ibnu Ali Sirait 4 L Rp1.200.000 22 2,9 5,5
27 Jami 6 L Rp600.000 22 3,2 0
28 Jisi Fransiska 6 P Rp1.500.000 22 1,9 0
29 Keysyah 6 P Rp1.500.000 22 3,3 0
30 Khairani 5 P Rp1.500.000 22 2,2 0
31 Khairil Azwar 6 L Rp1.600.000 22 5,6 9,1
32 Lahira Annisa 6 P Rp1.500.000 22 3,4 5,5
33 Luthfi Kuriawan 6 L Rp1.000.000 22 3,5 0
34 M Fauzi 5 L Rp1.000.000 22 4,0 0
35 M. Aidil tambuse 6 L Rp1.600.000 22 4,4 0
36 M. Azmi 6 L Rp1.500.000 22 3,8 0
37 M. Fadil 6 L Rp1.200.000 22 1,9 0
38 M. Ihsan 5 L Rp1.500.000 22 3,3 0
39 M. Rava Azka 6 L Rp1.600.000 22 2,2 0
Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Anonim. 2016. Ekspos Kecamatan Teluk Nibung. Kecamatan Teluk Nibung Kota
Tanjungbalai.
Arisman, 2010. Obesitas, Diabetes Melitus, dan Dislipidemia, Konsep, Teori dan
Penanganan Aplikatif. Jakarta : ECG.
Asrinaldi, 2006. Gambaran Konsumsi Susu, Sayuran dan Buah Pada anak
Prasekolah TK Amanah Desa Sigara Gara Patumbak Deli Serdang. Skripsi.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Baliwati, Yayuk Farida, dkk. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar
Swadaya
Cakrawati dan NH, 2012. Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Dahlan, M. Sopiyudin, 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Dejetsya, Marlinda Putri. 2016. Pola Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia 4-6
Tahun Pada Masyarakat Pesisir Desa radusanga Kulon Brebes. Skripsi.
Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Febriana, Rizka dan Ahmad Sulaeman. 2014. Kebiasaan Makan Sayur dan Buah
Ibu Saat Kehamilan Kaitannya Dengan Konsumsi Sayur dan Buah Anak
Usia Prasekolah (Vegetable and Fruit Eating Habits of Mothers During
Pregnancy Related to Consumption of Vegetable and Fruit of Pre school-
Age Children). Volume 9 Nomor 2.
Kemenkes RI. 2012. Seri 3 Buku Pintar Kader Konseling Faktor Risiko dan
Pengobatan Tradisional PTM. Jakarta: Kemenkes RI.
Lubis, Zulhaida, 2009. Hidup Sehat dengan Makanan Kaya Serat. Bogor : IPB
Press.
Miniarti, Etti. 2014. Gambaran Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu, dan Pola Konsumsi
Sayur dan Buah Pada Anak Prasekolah di Kabupaten Toraja Utara. Jurnal.
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Hasanuddin. 4:10
Melfika, Suci, 2013. Gambaran Konsumsi Buah dan Sayur Serta Kontribusinya
Terhadap Kebutuhan Serat Pada Nelayan di PT Usaha Jaya, PT Maju Jaya,
dan PT Usaha Keramat Jaya Kota Tanjungbalai Asahan Tahun 2012.
Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat.Universitas Sumatera Utara.
Rara, Anggi. 2014. Gambaran Konsumsi Buah, Sayur, dan Kecukupan Serat pada
Anak Sekolah Dasar di SD Negeri 060870 Medan.Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat.Universitas Sumatera Utara.
Ratu Ayu Dewi Sartika. 2011. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun di
Indonesia. Makara Kesehatan. 15(1):37-43.
Rio, Siahaan. 2015. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Gizi terhadap
status Gizi Anak Usia 12-18 Tahun di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah
Jalan Amaliun Medan Tahun 2015. Skripsi Fakultas Kedokteran.Universitas
Sumatera Utara.
Rosidi, Ali dan Enik Sulistyowati. 2012. Peran Pendidkan dan Pekerjaan Ibu
dalam Konsumsi Sayur Anak Prasekolah.Volume 1. Nomor 1.
Supariasa, I. D. N., Bakhyar, B. & Ibnu F. 2008. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC,.
gambaran konsumsi sayur dan buah anak usia prasekolah pada keluarga nelayan
dianjurkan.
yang tinggal di Kecamatan Teluk Nibung hanya 2 anak yang mengonsumsi sayur
dan buah dalam jumlah cukup, selebihnya masih kurang mengonsumsi sayur dan
buah, bahkan terdapat keluarga yang tidak menyediakan sayur dan buah dalam
2016.
3.3.1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anak usia prasekolah dengan
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan
N = (Zα)2PQ
d2
0,1x0,1
= 76
1,96 dengan kesalahan prediksi yang masih bisa diterima (d) sebesar 10%.
Prevalensi (P) ditetapkan sebesar 0,28 sehingga Q (1-P) atau 1-0,28 didapatkan
0,72. Dengan demikian, besar sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini
adalah 76. Responden dari penelitian ini adalah ibu atau pengasuh anak usia
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini, meliputi data primer
a. Data identitas sampel yang meliputi data pribadi dan data orang tua
pendapatan) diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh ibu anak usia prasekolah
b. Data konsumsi sayur dan buah yang terdiri atas frekuensi, jumlah dan jenis
Food Recall 24 Jam. Untuk recall yang diperoleh dikonversikan dari ukuran
rumah tangga ke satuan gram dan untuk melihat kandungan serat dilihat dari
jumlah buah dan sayur yang dikonsumsi. Jumlah serat yang terkandung
Questioner (FFQ).
c. Data pengetahuan ibu tentang konsumsi sayur dan buah pada anak prasekolah
meliputi data geografis, jumlah penduduk, jenis budaya yang dikembangkan, mata
pencaharian, dan status keluarga diperoleh dari Kantor Camat Teluk Nibung.
1. Konsumsi sayur dan buah adalah sayur dan buah yang dimakan oleh anak
usia prasekolah dalam sehari- hari, baik jumlah (kuantitas), jenis (beragam),
maupun frekuensi.
2. Jenis sayur dan buah adalah berbagai macam sayur dan buah yang
3. Jumlah sayur dan buah adalah banyaknya jenis sayur dan buah yang
dan buah pada anak usia prasekolah dalam jangka waktu tertentu.
5. Sumbangan serat buah dan sayur terhadap kecukupan serat adalah jumlah
serat yang terdapat pada sayur dan buah yang dikonsumsi oleh anak usia
6. Anak usia prasekolah adalah kelompok usia yang akan memasuki sekolah (4-
6 tahun).
7. Pengetahuan ibu adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang gizi,
a. Data jumlah buah yang dikonsumsi dalam gram per hari dikategorikan:
b. Data jumlah sayuran yang dikonsumsi dalam gram per hari dikategorikan:
e. Data jumlah sayuran yang dikonsumsi dalam gram per hari dikategorikan:
f. Sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak prasekolah
Menghitung sumbangan serat dari buah dan sayur terhadap kebutuhan serat
diberikan kepada ibu terhadap standart atau kategori berdasarkan jawaban yang
diperoleh dari responden yaitu ibu atau pengasuh yang akan dikategorikan
Arikunto (2013),yaitu :
a. Editing
b. Coding
c. Tabulating
dan presentase.
Tanjungbalai.
perkantoran, pertanian dengan jenis tanaman keras, seperti kelapa, Kelapa sawit
dan coklat, serta pengolahan sumber daya hasil laut. Adapun untuk tanaman jenis
sayuran yang ada di Kecamatan Teluk Nibung adalah kacang panjang, bayam,
kangkung, dan melinjo. Sedangkan untuk jenis buah adalah mangga, rambutan,
jambu biji, jambu air, sawo, pisang, sirsak, belimbing, dan sukun.
laut yang didistribusikan dari gudang ikan yang terdapat di Teluk Nibung dan juga
dari Bagan Asahan. Sedangkan untuk jenis sayuran yang lain seperti daun
singkong, sawi, terong dan sebagainya diperoleh dari pedagang yang berasal dari
Tanjungbalai. Jenis buah selain yang telah disebutkan diatas juga didatangkan dari
Tanjungbalai, sayur dan buah juga biasa diperjualbelikan di warung sampah yang
4.1.2 Demografi
Kecamatan Teluk Nibung adalah 43.981 jiwa dengan 10.107 Kepala Keluarga.
Penduduk terbesar ada di Kelurahan Beting Kuala Kapias, yakni sebesar 10.595
jiwa dengan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5.271 jiwa dan perempuan
dengan golongan umur 0-5 tahun sebanyak menduduki porsi terbesar penduduk
yang tinggal di Kecamatan Teluk Nibung. Selanjutnya untuk kelompok umur 0-10
tahun sebanyak 8.612 jiwa dengan 4.459 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 4.153
jiwa berjenis kelamin perempuan. Pada golongan umur inilah terdapat anak usia
Berdasarkan data diatas dapat kita lihat bahwa penduduk yang belum/tidak
dengan pusat pengumpulan dan penjualan hasil laut yang terdapat di Kelurahan
Pematang Pasir. Hal ini dikarenakan di Kelurahan ini terdapat 3 gudang besar
yang menampung hasil laut dari para nelayan. Selanjutnya, penduduk dengan
mata pencaharian yang paling sedikit adalah TNI/POLRI yaitu 184 jiwa.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa agama yang paling banyak dianut oleh
penganut sebanyak 43.416 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas penduduk
Kecamatan Teluk Nibung adalah muslim. Sedangkan agama yang paling sedikit
9 jiwa.
bersuku Batak, yaitu sebanyak 14.116 jiwa dan suku yang paling sedikit adalah
Karakteristik responden menurut umur dapat kita lihat pada tabel 4.6
berikut.
Berdasarkan tabel 4.6 diatas responden dengan umur 30-49 tahun paling
banyak, yaitu sebanyak 24 orang (31,6%), dan responden yang paling sedikit
berada pada kelompok umur >49 tahun, yaitu sebanyak 2 orang (2,6%).
pendidikan terakhir, terlihat bahwa responden dalam hal ini ibu atau pengasuh
dari seluruh responden yang ada atau sebanyak 42 ibu, sedangkan ibu dengan
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat kita lihat bahwa responden sebagai Ibu
banyak, yaitu sebanyak 58 responden (76,3%) dan pekerjaan yang paling sedikit
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat kita lihat bahwa keluarga nelayan di
Kecamatan Teluk Nibung dalam penelitian ini paling banyak memiliki anggota
Sampel pada penelitian ini adalah anak usia pra sekolah dengan latar
karakteristik sampel terdiri dari jenis kelamin, kelompok umur, serta pendapatan
dan buah anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung
dalam jangka waktu tertentu. Frekuensi konsumsi buah dan sayur dalam
penelitian ini terdiri dari >1x/hari, 1x/hari, 1-3x/minggu, dan 4-6 kali seminggu.
4.4.1 Frekuensi dan Jenis Buah Yang Dikonsumsi Anak usia Prasekolah
pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung
Hasil penelitian mengenai frekuensi dan jenis buah yang dikonsumsi anak
bahwa anak prasekolah lebih banyak mengonsumsi pisang dengan frekuensi 4-6
kali seminggu, pepaya juga cukup digemari anak prasekolah selain pisang dengan
frekuensi 1-3 kali seminggu. Buah yang jarang dikonsumsi oleh anak usia
yang keras. Gambaran umum tentang sebaran sampel menurut frekuensi dan jenis
buah yang dikonsumsi anak usia prasekolah di Kecamatan Teluk Nibung disajikan
4.4.2 Frekuensi dan Jenis Sayur Yang Dikonsumsi Anak usia Prasekolah
pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung
Berdasarkan penelitian mengenai frekuensi dan jenis sayur yang
seminggu, daun singkong juga cukup digemari anak prasekolah dengan frekuensi
1-3 kali seminggu. Sawi hijau dan buncis paling sedikit dikonsumsi anak usia
prasekolah yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Gambaran umum tentang
sebaran sampel menurut frekuensi dan jenis buah yang dikonsumsi anak usia
prasekolah di Kecamatan Teluk Nibung disajikan dalam tabel 4.12 berikut ini.
4.5 Jumlah Konsumsi Buah dan Sayur Anak usia Prasekolah pada Keluarga
Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung
Jumlah konsumsi sayur dan buah adalah banyaknya jenis sayur dan buah
yang dikonsumsi anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk
Nibungdalam sehari. Data konsumsi buah dan sayur dalam gram per hari
dan tidak cukup apabila buah yang dikonsumsi <200 gram sehari.
Kecamatan Teluk Nibung dalam penelitian ini berada pada kategori tidak cukup,
yakni anak prasekolah mengonsumsi buah dalam jumlah <200 gram sehari.
Jumlah konsumsi sayur anak prasekolah pada keluarga nelayan juga berada pada
4.6 Sumbangan Serat Sayur dan Buah terhadap Kecukupan Serat Anak Usia
Prasekolah pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung
Sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat adalah jumlah
serat yang terdapat dalam sayur dan buah yang dikonsumsi anak prasekolah pada
kategori kurang karena tidak memenuhi kecukupan serat yang dianjurkan untuk
anak usia prasekolah, yakni sebesar 22 gram sehari. Kecukupan serat anak
prasekolah pada penelitian ini berada pada kategori kurang (100%) dengan jumlah
kecukupan serat yang tertinggi 14,1 gram, dan terendah 0,9 gram. Sumbangan
serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat tersebar sebanyak 32,3% dan
terkecil 3,6%.
ibu (pengasuh) yang meliputi segala sesuatu yang diketahui responden tentang
gizi, diantaranya konsumsi sayur, buah, dan kecukupan serat yang diperoleh dari
Tabel 4.15 Pengetahuan Ibu (Pengasuh) Tentang Gizi Anak Usia Prasekolah
No Pengetahuan Ibu (Pengasuh) n %
1 Baik 8 10.5
2 Cukup 32 42.1
3 Kurang 36 47.4
Total 76 100,00
Pada tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa responden, yakni ibu
(pengasuh) dalam penelitian mengenai konsumsi sayur dan buah anak usia
prasekolah pada keluarga nelayan ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang
gizi anak prasekolah, diantaranya mengenai konsumsi sayur dan buah pada anak
prasekolah.
prasekolah dengan ibu yang berada pada tingkat pengetahuan baik, cukup dan
Kecukupan serat adalah jumlah serat yang terdapat dalam makanan yang
dalam sehari. Kecukupan serat anak prasekolah pada penelitian ini berada pada
kategori kurang (100%) dengan jumlah kecukupan serat yang tertinggi 14,1 gram,
dan terendah 0,8 gram. Kategori kecukupan serat anak anak prasekolah yaitu
kurang (<22 gram sehari), cukup (22 gram sehari) dan lebih (>22 gram sehari).
gram/hari, atau hanya sekitar 50% dari yang dianjurkan sebanyak 25 gram/hari.
sedangkan anjuran asupan serat bagi anak yang berusia 4-6 tahun adalah 22 gram.
Kurangnya kecukupan serat dari jumlah yang dianjurkan juga terjadi pada
siswaSDN 060870 Medan yang menjadi sampel penelitian Rara (2014) yang
menunjukkan bahwa kecukupan serat siswa pada sekolah tersebut berada pada
kategori kurang (<25gram/hari). Hal ini dikarenakan jumlah konsumsi buah dan
sayur sebagai sumber serat masih kurang, bahkan 30,6% siswa tidak pernah
yang dianjurkan per harinya, untuk jenis buah dan sayur yang dikonsumsi belum
cukup memenuhi serat karena memiliki kandungan serat yang rendah. Demikian
juga halnya dengan hasil penelitian Desak dan Ni Ketut (2014 pada anak sekolah
>10 gram/harinya dimana hanya 7,1 % yang mengonsumsi serat dengan kategori
baik, sehingga sekolah yang berada di Kota Denpasar memiliki asupan serat yang
Serat makanan biasanya dimakan dari sumber alami karena serat makanan
selalu berada dalam bahan makanan yang dikonsumsi. Jumlah serat yang
dibutuhkan seseorang berbeda sesuia dengan jenjang usia yang berbeda. Salah
satu cara memperoleh asupan serat sesuai dengan yang dianjurkan adalah dengan
mengikuti aturan pola makan yang baik. Selain itu, serat hendaknya dikonsumsi
bahan makanan alami seperti sayur dan buah, dan tidak dianjurkan untuk
5.2 Sumbangan Serat Sayur dan Buah Terhadap Kecukupan Serat Anak
Usia Prasekolah pada Keluarga Nelayan
Sumbangan serat sayur dan buah anak usia prasekolah pada keluarga
terhadap kecukupan serat menunjukkan jumlah serat yang terdapat dalam sayur
dan buah yang dikonsumsi anak prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan
sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat juga masih dalam
kategori kurang juga. Sayur dan buah yang dikonsumsi anak prasekolah hanya
menyajikan nasi dan lauk pauk saja dalam menunya. Selain anak prasekolah pada
Kelurahan Mata Halasan yang menjadi sampel dalam penelitian Saragi (2014)
nelayan sehingga untuk mendapatkan ikan hasil tangkapan laut lebih sering.
Untuk telur, tahu, tempe didapatkan dengan membei dari warung atau pasar
terdekat. Untuk jenis sayuran yang paling sering dikonsumsi yaitu bayam,
kangkung dan daun ubi. Bahkan ada anak yang hanya mengonsumsi satu jenis
memperbanyak konsumsi sayur dan buah. Anak prasekolah dalam penelitian ini
sampel dalam penelitian ini mengonsumsi buah dalam jumlah cukup, sedangkan
90,8% anak prasekolah dengan latar belakang nelayan dalam penelitian ini
konsumsi sayur masih berada dalam kategori tidak cukup (100%). Kebiasaan
makan anak dalam penelitian ini hanya mengonsumsi nasi dan lauk pauk saja,
seperti tempe, tahu, telur, ikan, dan ayam. Untuk sarapan pagi, anak hanya “nasi
goreng” telah menjadi menu wajib pada menu sarapan pagi untuk mayoritas anak
air, jambu biji, alpukat, nenas, papaya semangka, rambutan, salak, mangga, apel,
papaya dengan frekuensi 4-6 kali seminggu, dan pisang dengan frekuensi 1-3 kali
seminggu. Selanjutnya buah yang tidak pernah dikonsumsi oleh anak prasekolah
dalam penelitian ini adalah bengkoang. Hal ini dikarenakan bengkoang memiliki
tekstur yang keras diandingkan dengan buah lainnya. Pada umumnya anak
menyukai buah dengan tekstur yang lembut, warna yang menarik, dan rasa yang
manis, buah dengan rasa asam seperti nenas juga kurang disukai oleh anak.
kangkung, kacang panjang, daun singkong, bayam, sawi hijau, sawi putih, kol,
jiang, terong, buncis, dan wortel. Sayur yang paling sering dikonsumsi anak
prasekolah pada keluarga nelayan dalam penelitian ini adalah bayam dengan
frekuensi 4-6 kali seminggu, dan singkong juga cukup digemari oleh anak
prasekolah dengan frekuensi 1-3 kali seminggu. Sawi hijau dan buncis merupakan
jenis sayur yang tidak dikonsumsi anak prasekolah dalam penelitian ini dengan
Sayur biasanya dibeli ibu (pengasuh) dari warung atau pasar tradisional
yang terdekat dengan tempat tinggal mereka. Demikian juga halnya dengan buah,
buah dapat dibeli diwarung seperti jeruk, atau di Pasar Tradisional. Ada ibu yang
membeli kebutuhan untuk satu minggu sekali dan ada juga ibu yang membeli
telah menjadi suatu masalah makan yang terjadi pada anak. Anak biasanya
cenderung lebih menyukai buah daripada sayur. Anak perlu waktu untuk
mengenal jenis makanan baru yang akan dikonsumsinya. Namun, bukanlah hal
yang mustahil jika pengenal terhadap sayur dan buah secara rutin dengan cara
yang unik kepada anak prasekolah akan menimbulkan keinginan dan peningkatan
Hal yang perlu diingat selanjutnya anak usia prasekolah berperan sebagai
konsumen aktif mulai bisa memilih makanan yang akan dikonsumsinya dengan
sendirinya. Oleh karena itu, menanamkan kebiasaan makan yang baik pada usia
ini akan terus berlanjut pada usia selanjutnya. Penanaman kebiasaan ini dapat
dilakukan oleh ibu sebagai orang yang paling sering berinteraksi dengan anak.
Penelitian Febriana (2014) tentang kebiasaan makan sayur dan buah ibu saat
kehamilan dan kaitannya dengan konsumsi sayur dan buah anak usia prasekolah
kurang mengonsumsi buah (100gram/hari). Hal ini terjadi karena ibu juga
kuranng membiasakan diri untuk mengonsumsi sayur dan buah pada saat
kehamilan.
selain kebiasaan ibu mengonsumsi sayur dan buah pada saat kehamilan namun
responden pada kuesioner pengetahuan gizi, dalam hal ini ibu (pengasuh)
anak. Berdasarkan skor yang diperoleh dari kuesioner pengetahuan gizi ibu atau
responden menunjukkan bahwa ibu berada pada kategori kurang 47,4%, cukup
42,1% dan hanya 10,5% ibu yang menjadi responden dengan pengetahuan baik.
prasekolah yang telah dilakukan juga menunjukkan hal yang sama. Diantaranya
adalah penelitian Minarti (2014) mengenai gambaran pengetahuan ibu, sikap ibu
dan pola konsumsi sayur dan buah pada anak prasekolah di Kabupaten Toraja
Utara yang menunjukkan bahwa dari 111 anak prasekolah yang menjadi sampel
pada penelitian ini berada pada kategori cukup dalam mengonsumsi sayur dan
buah yakni sebesar 51,4% dan konsumsi sayur dan buah yang kurang sebanyak
48,6%, dengan ibu yang berpengetahuan baik 64% dan berpengetahuan kurang
36%. Ibu dengan sikap positif dalam konsumsi sayur dan buah pada anak
bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kebiasaan makan anak, yakni
dari 62 ibu berpengetahuan cukup terdapat 39 anak dengan kebiasaan makan yang
buruk (62,9%).
menarik, maka dalam hal ini diperlukan kreatifitas dari ibu untuk memberikan
stimulus pada anak agar mau mengonsumsi sayur dan buah khususnya. Biasanya
makanan juga perlu dilakukan ibu agar anak terbiasa memakan berbagai macam
bahan makanan sejak usia prasekolah. Kebiasaan yang baik seperti ini akan terus
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat dibuat
6.1 Kesimpulan
Kecukupan serat anak usia prasekolah tidak memenuhi kecukupan serat yang
dianjurkan (<22gram) dengan asupan serat terbesar sebesar 14,1 gram dan
terendah 0,8 gram. Hal ini dikarenakan kurangnya konsumsi sayur dan buah anak
sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak prasekolah pada
keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung masih berada pada kategori kurang.
Sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat sebesar 32,3% dan
6.2 Saran
usia prasekolah khususnya tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur pada
sayur dan buah khususnya yang akan diberikan kepada anak prasekolah. Pengolahan
buah bisa divariasikan menjadi makanan yang menarik, seperti puding buah, jus
3.
perkembangan individu sekitar 4-6 tahun (Depkes, 2013), ketika anak mulai
mengatur diriya sendiri dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya.
Secara umum, aspek-aspek perkembangan pada usia anak prasekolah antara lain:
1. Perkembangan fisik
bantuan orang tua. Pada usia ini banyak perubahan fisiologis seperti pernapasan
yang menjadi lebih lambat dan dalam serta denyut jantung lebih lama dan
menetap.
Proporsi tubuh juga berubah secara dramatis seperti pada usia 3 tahun,
rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan
pada usia 5 tahun tingginya dapat mencapai 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh
dengan cepat dan tulang-tulang semakin besar dan kuat, pertumbuhan gigi
semakin komplit. Untuk perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode
3. Perkembangan Emosional
Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya
(dirinya) berbeda dengan Aku (orang lain atau benda). Kesadaran ini diperoleh
dari pengalaman bahwa tidak semua keinginannya dapat dipenuhi orang lain.
Bersamaan dengan itu berkembang pula perasaan harga diri. Jika lingkungannya
tidak mengakui harga dirinya seperti memperlakukan anak dengan keras, atau
kurang menyayanginya maka dalam diri anak akan berkembang sikap-sikap keras
kepala, menentang, atau menyerah dengan terpaksa. Beberapa emosi umum yang
berkembang pada masa anak yaitu, takut (perasaan terancam), cemas (takut
Masa anak-anak awal ini lazim disebut masa Trotzalter atau periode
perlawanan atau masa krisis pertama. Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang
signifikan dalam dirinya, yaitu dia mulai sadar akan Aku-nya, dia menyadari
bahwa dirinya terpisah dari lingungannya atau orang lain, dia suka menyebut
nama dirinya apabila bericara dengan orang lain. Dengan kesadaran ini anak
menemukan bahwa ada dua pihak yang berhadapan yaiu Aku-nya dan orang lain
(orang tua, saudara, teman). Dia sadar bahwa tidak semua keinginannya akan
5. Perkembangan Moral
Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap
kelompok sosialnya (orang tua, saudara, dan teman sebaya) melalui pengalaman
berinteraksi dengan orang lain. Melalui proses berinteraksi ini anak belajar
memahami tentang kegiatan atau prilaku yang baik, buruk, dilarang, disetujui,
dsb. Maka berdasarkan pemahaman iti, anak harus senantiasa dilatih dan
sebelum tidur, mengapa harus mencuci tangan sebelum makan, mengapa tidak
kesadaran sosial anak yang meliputi sikap simpati atau sikap kepedulian terhadap
Masa prasekolah adalah masa paling penting bagi proses tumbuh kembang
anak. Oleh karena itu, nutrisi tepat dan sehat sangat dibutuhkan untuk anak.
Kebiasaan pola makan yang sehat harus dikenalkan pada anak sejak dini. Pola
makan tepat dan sehat yang dikenalkan sejak dini nantinya akan diterapkan si
anak jika si anak dewasa. Komposisi gizi pada anak prasekolah agak berbeda
dengan orang dewasa. Hal ini karena anak prasekolah masih dalam fase tumbuh
kembang. Masa prasekolah atau masa balita, anak juga mulai melatih berbagai
gerakan refleks fisik motorik, dan panca inderanya. Selain itu, anak prasekolah
mulai belajar tentang berbagai hal di lingkungannya. Rasa ingin tahu yang besar,
dan aktifitas yang banyak harus diimbangi dengan nutrisi yang bergizi.
untuk itu konsumsi makanan yang kaya karbohidrat sangat dibutuhkan. Hampir
setengah dari total kalori yang dibutuhkan anak prasekolah berasal dari makanan
yang berkarbohidrat. Protein merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
jaringan tubuh dibutuhkan sebesar 35 g. Zat gizi lainnya adalah lemak, lemak juga
merupakan sumber energi bagi tubuh, kebutuhannya sebesar 62 g. Ketiga zat gizi
mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E,
selalu dipenuhi setiap harinya. Mineral seperti zat besi (Fe) untuk mencegah
anemia, kalsium (Ca) untuk menguatkan tulang dan gigi, Zink (Zn) untuk
ketelatenan orang tua untuk melakukannya. Nutrisi yang bergizi merupakan salah
anak balita atau anak prasekolah membutuhkan nutrisi yang bergizi seimbang
untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan otaknya. Nutrisi yang bergizi
mengandung karbohidrat, vitamin dan mineral, protein, dan lemak. Selain itu,
sebesar 22 g. Buah dan sayuran juga merupakan sumber serat yang sangat penting
bagi kesehatan tubuh. Serat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kondisi sehat
pada seseorang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi
serat ini, karena apabila dikonsumsi dalam jumlah yang kurang atau lebih, dapat
berkembangnya berbagai penelitian, terungkap adanya zat kimia aktif dan zat
Buah merupakan sumber yang baik dari antioksidan dan fitokimia, seperti
alami, seperti fruktosa dan glukosa. Oleh karena itu, kita perlu membatasi makan
buah segar ataupun jus buah segar. Kelebihan mengonsumsi buah segar yang
manis seperti rambutan, duku, lengkeng, anggur, pisang, dan mangga akan
menambah berat badan karena meningkatnya kadar glukosa darah. Namun, makan
buah secara teratur dan tidak berlebihan dapat mengontrol nafsu makan dan
atau dimakan kapan saja, buah-buahan dapat diolah atau diawetkan. Buah-
buahan juga merupakan sumber vitamin bagi manusia (Santoso dan Ranti, 2009).
Buah merupakan sumber zat pengatur yaitu vitamin dan mineral yang sangat
ada banyak pilihan buah yang dapat dikonsumsi, keanekaragaman ini dapat
dilihat dari adanya perbedaan bentuk dan rasa pada buah. Ini merupakan
kekayaan alam yang terdapat di bumi pertiwi tercinta ini. Seperti halnya buah,
sayur juga turut menyumbangkan sejumlah vitamin, mineral, serat larut, dan
tidak larut, karbohidrat, lemak, protein, dan berbagai nutrisi dalam makanan
untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Meskipun rasanya tidak selezat bahan
makanan hewani namun sayuran perlu dikonsumsi setiap hari agar tubuh kita
tetap sehat karena di dalamnya tidak hanya mengandung serat saja namun juga
banyak mengandung zat gizi yang penting bagi kesehatan tubuh seperti berbagai
Sayur dan buah memiliki kalori yang rendah dan merupakan sumber serat dan
mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Berdasarkan Riskesdas 2013, anjuran untuk
mengonsumsi sayur dan/atau buah adalah minimal 5 porsi/hari, Namun, proporsi kurang makan
sayur dan buah di Indonesia sangat tinggi, yakni 93.6%. Sepuluh pesan pedoman gizi seimbang di
Indonesia juga menganjurkan untuk banyak makan sayur dan cukup buah-buahan. Hal ini
disebabkan dengan melakukan diet tinggi sayur dan buah maka dapat mengurangi risiko penyakit
kronis seperti penyakit jantung koroner, beberapa jenis kanker, diabetes, stroke, mengurangi risiko
obesitas, berperan penting dalam membantu kerja saluran pencernaan, untuk mencegah wasir dan
konstipasi.
Beberapa survei melaporkan konsumsi sayur dan buah pada remaja dan anak-anak
kurang dari rekomendasi yang dianjurkan terutama pada sayur. Kebiasaan makan yang salah pada
masa anak-anak dapat berlanjut dan menjadi bibit masalah kesehatan yang serius di usia dewasa.
Konsumsi makanan yang kurang sehat, tinggi kalori, tanpa disertai dengan makan sayur dan buah
yang cukup sebagai sumber serat dan mineral dapat mengakibatkan kelebihan berat badan atau
risiko yang rendah terkena penyakit stroke dan hipertensi pada usia dewasa.
Kandungan gizi utama yang terdapat dalam sayur dan buah adalah
vitamin dan mineral. Vitamin yang dikandung dalam buah adalah pro vitamin A,
berbagai vitamin B kompleks, vitamin C, E, dan K. Selain itu, buah dan sayur
juga kaya akan berbagai jenis mineral, diantaranya kalium (K), kalsium (Ca),
natrium (Na), zat besi (Fe), magnesium (Mg), mangan (Mn), seng (Zn), selenium
Buah dan sayuran juga merupakan sumber serat yang sangat penting bagi
kesehatan tubuh. Serat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kondisi sehat pada
seseorang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi serat
ini, karena apabila dikonsumsi dalam jumlah yang kurang atau lebih, dapat
gram atau 2-3 potong sehari berupa pepaya atau buah lain sedangkan porsi
mangkok sehari. Pendapat lain menurut WHO/ FAO (2003), yang dimaksud
dengan 1 porsi sayur adalah 1 mangkok sayur segar atau ½ mangkok sayur masak
dan 1 porsi buah adalah 1 potongan sedang atau 2 potongan kecil buah atau 1
mangkok buah irisan. Konsumsi buah dan sayur dianggap „”cukup‟ apabila
asupan buah dan sayur 5 porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang dianggap
„kurang‟ apabila asupan buah dan sayur kurang dari 5 porsi sehari.
jumlah porsi menurut kecukupan energi untuk berbagai kelompok umur antara
Tabel. 2.1 Anjuran konsumsi sayur dan buah untuk kelompok umur 1-3 tahun dan
4-6 tahun
Bahan Makanan Anak usi 1-3 tahun Anak Usia 4-6 tahun
Sayuran 1,5 p 2p
Buah 3p 3p
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014
Keterangan:
sayur dan buah untuk anak usia 4-6 (prasekolah) adalah sebanyak 200-300 gram
atau sekitar 2-3 porsi yaitu berupa 2 porsi berupa buah sama halnya dengan 1
buah pisang ambon dan 3 porsi sayuran sama halnya dengan 1 gelas sayuran yang
sudah ditiriskan.
Faktor yang mempengaruhi Konsumsi sayur dan buah pada anak dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
keluarga, dan ketersediaan sayur dan buah di keluarga. Faktor eksternal meliputi
lingkungan sosial dan budaya, dan lingkungan masyarakat pesisir. Antara lain
sebagai berikut:
1. Preferensi Makanan
makanan termasuk sayur dan buah. Preferensi merupakan tindakan atau ukuran
suka atau tidak sukanya terhadap suatu jenis makanan. Suka atau tidaknya
seseorang terhadap makanan tergantung dari rasa. Karena rasa merupakan suatu
faktor penting dalam pemilihan pangan yang meliputi tekstur dan suhu. Pola
preferensi dan asupan makanan anak dibentuk melalui pengalaman tentang makan
dan makanan yang diberikan oleh ibu dan anggota keluarganya. Rasa suka
terhadap makanan terbentuk oleh rasa senang atau puas yang diperoleh saat
2. Pengaruh Orangtua
dalam menyediakan makanan yang aman dan bergizi. Orangtua mempunyai peran
penting dalam pembentukan kebiasaan makan dan preferensi makanan bagi anak-
anaknya.
makanan serta praktik orangtua dalam memberikan makan pada anak. Dengan
memberikan makan kepada anak, maka anak juga dididik agar dapat menerima,
menyukai, memilih makanan yang baik serta menentukan jumlah makanan yang
3. Pendapatan Keluarga
peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas lebih baik. Semakin
tinggi tingkat pendapatan per kapita, maka semakin tinggi juga konsumsi sayur
makanan yang berbeda dengan anak yang berasal dari keluarga yang
berpendapatan rendah.
1. Pengaruh Teman
Seorang anak akan ikut mengkonsumsi sayuran ketika melihat temannya memilih
indera tetapi juga oleh pendekatan melalui media massa, seperti Televisi, Radio,
dan Majalah. Dengan adanya pesan media ini dapat mengubah kebiasaan makan
pada anak. Sebagai contoh, dengan menonton acara masak di televisi, dia ingin
mencoba dan karena suka dia hanya mau makan jenis itu saja.
rendah disertai dengan tingkat pengetahuan gizi yang rendah dapat mempengaruhi
terhadap menu makanan keluarga dan juga pola konsumsi makanan. Tingkat
pangan. Pola konsumsi pada anak dibentuk melalui pengalaman awal dengan
4. Pendidikan
sekolah dan berlangsung seumur hidup. Tingkat pendidikan secara tidak langsung
semakin baik pula konsumsi buah dan sayur. Akan tetapi, seseorang dengan
tingkat pendidikan yang rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan
yang memenuhi persyratan gizi dibandingkan dengan orang lain yang tingkat
5. Pekerjaan
Pekerjaan juga menjadi profesi yang dilakukan oleh orangtua dalam memenuhi
penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya
Misalnya bahan makanan tertentu oleh suatu budaya masyarakat dianggap tabu
2.6 Serat
Serat adalah jenis karbohidrat yang tidak terlarut. Serat dalam saluran
pencernaan manusia tidak dapat. Serat dalam saluran pencernaan manusia tidak
dapat dicerna karena manusia tidak memiliki enzim. Meskipun demikian, dalam
usus besar manusia terdapat beberapa bakteri yang dapat mencerna serat menjadi
komponen serat sehingga produk yang dilepas yang dapat diserap kedalam tubuh
Dietary fiber adalah suatu bahan yang tidak dapat dicerna oleh enzim
serat ini dan menghasilkan suatu produk yang dapat diserap dan berkontribusi
terbagi menjadi terlarut dan tak terlarut. Serat yang terlarut ditemukan dalam
seperti oat, tye, dan barley. Serat tersebut terlarut dan membentuk gel dalam air.
kesempatan untuk meningkatkan absorbs zat gizi. Serat yang terlarut mempunyai
empedu ke dalam usus. Dengan demikian, absorbsi kolesterol dan lemak lainnya
dengan cara fermentasi. Faktor efek rendahnya kolesterol akibat serat larut ini
lignin. Golongan ini dijumpai dalam sayuran dan kulit gandum. Serat jenis ini
sehingga mempunyai kontribusi pada volume tinja yang besar. Dengan demikian,
sampai ke kolon. Poin penting adalah serat dapat dicerna oleh enzim pencernaan
manusia, tetapi sangat sedikit dan umumnya serat hanya lewat serta tidak
mengalami perubahan.
Serat yang terkandung dalam beberapa sayur dan buah dapat kita lihat
Pada era globalisasi seperti saat ini, serat kurang mendapat perhatian
serius dalam pemenuhannya. Berawal dari rendahnya konsumsi sayuran dan buah-
masyarakat yang rendah serat, jajanan yang tidak sehat apabila tidak diimbangi
dengan konsumsi sayur, buah, serta tidak terpenuhinya kecukupan serat, jika
berbagai penyakit.
Serat harus dikonsumsi dengan bijak dalam jumlah yang sesuai dengan
yang dianjurkan. Menghindarkan diri dari makanan cepat saji saat ini merupakan
sesuatu yang cukup sulit untuk dilakukan, namun bukanlah suatu hal yang tidak
Gizi Seimbang, banyak mengonsumsi sayur dan buah yang juga mengandung
serat yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Serat yang dianjurkan untuk dikonsumsi
sehari.
diperoleh dari sumber makanan alami dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan
pengaturan konsumsi serat dinamakan diet serat tinggi yang diberikan kepada
pasien konstipasi penyakit dan divertikulosis. Hal ini menunjukkan bahwa serat
harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup sesuai dengan yang dianjurkan.
Terdapat dampak tertentu apabila serat dikonsumsi dalam jumlah kurang ataupun
lebih. Secara garis besar, resiko kekurangan dan kelebihan mengonsumsi serat
1. Tekstur dan struktur tinja menjadi keras, padat, dan berbutiran kecil-kecilan.
penyakit gula darah, infeksi difertikula, jantung koroner, stoke, tekanan darah
diantaranya:
1. Dehidrasi
3. Menurunkan kemampuan sel usus dalam menyerap vitamin larut lemak, dan
vitamin larut air, sehingga jumlah vitamin tersebut didalam tubuh menjadi
berkurang.
Pada anak usia prasekolah sendiri masalah kesehatan yang terjadi akibat
diantaranya adalah kejadian konstipasi (sembelit), susah buang air besar, dan tidak
teratur dalam buang air besar. Perlu adanya perhatian khusus dalam mengonsumsi
makanan, seperti sayuran dan buah-buahan yang menjadi sumber serat. Karena
Sumbangan serat buah dan sayur terhadap kecukupan serat adalah jumlah
serat yang terdapat pada sayur dan buah yang dikonsumsi oleh anak usia
sayur dan buah dalam skala nasional seperti yang tertuang dalam Riskesdas 2013
berada pada kategori kurang yaitu sebesar 93,6%. Hal ini juga menunjukkan
bahwa sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat juga masih
kurang.
serat, meskipun serat bukan hanya terdapat pada sayur dan buah saja, beberapa
bahan makanan seperti nasi merah juga mengandung serat. Kecukupan serat
sebaiknya diperoleh dari bahan makanan alami seperti sayur dan buah, bukan
berasal dari suplemen yang mengandung serat. Hal ini dikarenakan mengonsumsi
suplemen tertentu dalam jangka waktu yang cukup panjang akan menimbulkan
dampak terhadap kesehatan karena adanya akumulasi bahan kimia dalam tubuh
keluarga dan nelayan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan keluarga
Indonesia adalah orang yang mata pencaharian utama dan usahanya adalah
baik dengan menggunakan perahu kecil, ataupun kapal besar. Dalam hal ini, laut
menjadi lahan hidup yang paling utama bagi keluarga nelayan. Sumber daya
penghasilan keluarga nelayan tidak dapat diperkirakan pada setiap bulannya, hal
ini dikarenakan ikan hasil tangkapan, menangkap ikan dipengaruhi dengan cuaca
di wilayah laut. Keluarga nelayan memiliki pola kehidupan yang khas jika
dalam jumlah yang cukup tinggi namun masih kurang dalam mengonsumsi
sayuran atau bahkan buah-buahan dengan alasan klasik, yakni mahalnya harga
buah.
berpenghasilan di atas Rp.400.000 perbulan hanya 4,5%. Hal ini merupakan suatu
2.8 Konsumsi Sayur, Buah dan Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah pada
Keluarga Nelayan
kaya akan serat pangan (dietary fiber) dan minimnya penggunaan karbohidrat
Ciri kedua adalah banyaknya konsumsi sayur dan buah-buahan yang secara
(tembaga, seng, dan selenium) merupakan antioksidan yang sangat besar andilnya
dalam mencegah penuaan dini dan berbagai penyakit lainnya. Ciri ketiga adalah
utama, yaitu lemak, minyak, dan gula. Konsumsi ikan laut yang kaya akan asam
lemak tidak jenuh omega-3 telah diketahui berperan penting dalam mereduksi
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan agar kesehatan penduduk
agar kita paling sedikit mengonsumsi lima porsi sayuran dan buah-buahan setiap
harinya. Satu porsi buah-buahan setara dengan 150 gram, sedangkan porsi sayuran
Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2004 menunjukkan bahwa hanya
dari lima porsi setiap harinya. Dengan demikian, sekitar 85 persen penduduk
Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah-buahan atau dengan kata lain
belum ada pemenuhan dalam kecukupan serat pada penduduk Indonesia. Hal ini
sangat ironis, karena sebagai negara tropis Indonesia merupakan sumber sayuran
Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat konsumsi sayur dan
buah anak usia prasekolah. Penelitian Ulfa dan Latifah (2007) tentang kebiasaan
menunjukkan hasil yang relatif sama, yaitu konsumsi wortel 8 kali perbulan, atau
sekitar 1-2 kali per minggu di perkotaan, sedangkan diperdesaan hanya 4 kali
perbulan, atau 1 kali per minggu. Hasil penelitian Made (2013) menunjukkan
bahwa dari 184 anak, hanya 7,1% anak yang mengonsumsi serat > 10 gr/hari.
Rata-rata konsumsi serat 58,7% dari yang dianjurkan. Sumber serat yang sering
dapat tubuh dan berkembang dengan optimal. Maka sebaiknya mulai dibiasakan
makan sayur dan buah sejak dini. Namun kebanyakan anak-anak tidak menyukai
rasa dari sayur dan buah terutama pada sayur yang umumnya memiliki rasa pahit.
Anak-anak lebih menyuki makanan yang gurih dan manis yang banyak
mengandung gula dan lemak serta pengawet, pewarna, dan penambah cita rasa.
Jika anak dapat diperkenalkan dan dibiasakan dengan mengonsumsi sayur dan
buah sejak dini, maka diharapkan kebiasaan tersebut dapat berlanjut hingga
sederhana, tidak dicampur, renyah, dan dihidangkan pada suhu kamar, tidak
terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Cara pengolahan makanan merupakan faktor
penting yang perlu diperhatikan. Anak mengenali makanan yang diolah secara
tidak baik dan akan menolaknya. Kebanyakan anak menerima makanan yang
melihat makanan baru , atau hanya menciumnya untuk pertama kalinya, ini dapat
menjadi cara untuk belajar mengenal dan memahaminya. Hal ini harus sering
yang menarik. Maka, perlu senantiasa menyiapkan menu bagi makanan anak usia
wortel dan jeruk. Sebagian besar subjek mengkonsumsi sayur setiap hari (76.6%)
dan sebagian besar subjek tidak mengkonsumsi buah setiap hari (68,1%). Rata-
rata konsumsi sayur pada anak masih kurang dari anjuran yaitu 73,5 gram /hari.
Rata-rata konsumsi buah pada anak masih kurang dari anjuran yaitu 58,6 gram
/hari. Konsumsi sayur pada anak tidak terkait dengan pengetahuan gizi ibu
(p=0,34) dan sikap ibu (p=0,16). Konsumsi buah pada anak juga tidak terkait
dengan pengetahuan gizi ibu tidak (p=0,23) dan sikap ibu (p=0,06).
kategori kurang dan semua subjek (100%) mengkonsumsi buah dalam kategori
kurang.
senantiasa memerhatikan konsumsi sayur dan buah, terutama pada anak usia
prasekolah. Pemenuhan terhadap gizi anak usia prasekolah bukan hanya menjadi
perhatian bagi seorang ibu saja, namun juga bagi seluruh anggota keluarga.
Kecukupan serat dapat diperoleh dengan mengonsumsi buah dan sayur dalam
frekuensi (kekerapan), jumlah sayur dan buah, serta jenis sayur dan buah yang
dikonsumsi oleh anak usia prasekolah. Masalah konsumsi makanan berserat yang
terdapat pada sayur dan buah berkaitan dengan status ekonomi, pengetahuan,
Anak merupakan harta yang tak ternilai harganya yang kelak akan
menjadi pewaris dan penerus, begitu juga untuk menjadikan suatu bangsa menjadi
lebih baik kedepannya. Ia akan menjadi tumpuan dan harapan bagi bangsa. Agar
harapan tersebut tidak hanya sekedar menjadi harapan belaka, maka dalam hal ini
anak adalah lingkungan (baik sosial maupun non sosial), keluarga (pola asuh
kepada anak), dan juga derajat kesehatan. Selain itu juga perlu diperhatikan
kelompok anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 4-6 tahun. Usia ini
merupakan usia ketika mulai mengalami fase sulit makan. Pada usia ini anak-anak
sudah mulai picky terhadap makanan. Umumnya mereka menyukai makanan yang
lemak, pewarna, serta pengawet makanan. Selain itu, di era globalisasi saat ini
tinggi peredaran makanan fastfood dan junkfood yang rendah serat dan jajanan
yang minim akan nutrisi mudah untuk dijangkau oleh anak juga ditambah dengan
minimnya ruang gerak anak turut menjadi penyebab banyak anak yang ketika
makan dapat juga mulai terbentuk dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga.
interaksi dengan masyarakat yang lebih luas, juga dalam pola konsumsi sayur dan
buah yang mampu menunjang terpenuhinya kecukupan serat pada anak. Keluarga,
terutama orangtua sangat berperan dalam hal penyediaan makanan bagi anaknya,
termasuk dalam hal konsumsi sayur dan buah, untuk membantu terpenuhinya
Dietary Paitern (Pola Pangan Harapan) (Karsin, 2004). Sayur dan buah memiliki
banyak manfaat kesehatan dan berperan sangat penting dalam menu makanan
Umumnya, sayur dan buah memiliki kalori yang rendah dan merupakan sumber
serat dan mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Beberapa sayur dan buah juga
atau buah minimal 5 porsi per hari selama tujuh hari dalam seminggu, konsumsi
sayur dan buah dikatakan cukup bila memenuhi porsi diatas dan dikatakan kurang
apabila tidak memenuhi 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu. Namun
(Riskesdas 2013) atau secara nasional konsumsi sayur dan buah penduduk
orang dewasa adalah sebanyak 200-300 gram (2-3 potong per hari) dan porsi
sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan sehari adalah 150-200 gram
yakni sebesar 11/2 - 2 mangkok per hari. Sepuluh pesan pedoman gizi seimbang di
Indonesia juga menganjurkan untuk banyak makan sayuran dan cukup buah-
buahan. Hal ini disebabkan karena dengan melakukan diet yang sangat tinggi
dengan sayur dan buah maka dapat mengurangi resiko penyakit kronis seperti
penyakit jantung koroner, beberapa jenis kanker (karena sayur dan buah dapat
berfungsi sebagai antioksidan), menjaga daya tahan tubuh, serta berperan penting
dalam saluran pencernaan yang mampu mencegah konstipasi. Namun saat ini
dibutuhkan dalam jumlah yang kecil, juga turut menunjang dalam tercapainya
sebesar 3. 857.327 jiwa pada tahun 2003. Menurut Departemen Kesehatan pada
tahun 2008 rata-rata konsumsi serat makanan per orang di Indonesia adalah 10,5
hari.
Riskesdas 2007 dan 2013. Perubahan yang paling menonjol terjadi di Gorontalo,
dangan proporsi kurang konsumsi sayur dan buah semakin meningkat, dari 83,5
konsumsi sayur dan buah pada anak menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan
buah pada anak saat ini berada pada kategori kurang. Penelitian yang dilakukan
Rara (2014) pada siswa SDN 060870 Medan menunjukkan frekuensi konsumsi
sayur dan buah adalah 1 kali seminggu (27,8%), frekuensi konsumsi sayur siswa
yaitu 1 kali seminggu (19,4%). Jumlah sayur yang dikonsumsi siswa berada pada
kategori tidak cukup (81,9%) dan jumlah sayur yang dikonsumsi juga berada pada
kategori tidak cukup (61,1%). Buah yang paling banyak dikonsumsi adalah jeruk
(27,8%) dan sayur yang paling banyak dikonsumsi siswa adalah bayam dan sop
(19,4%). Kecukupan serat berada pada kategori kurang, yakni sebesar 100%.
menunjukkan konsumsi sayur pada anak dalam kategori kurang yaitu 85,7%,
dengan rata-rata konsumsi sebesar 70,4 gr/hari dengan konsumsi sayur terendah
15,0 gr/hari dan konsumsi sayur tertinggi 148 gr/hari. Hasil tersebut hampir sama
sering dikonsumsi oleh sampel adalah bayam, wortel, kembang kol, dan kacang
panjang. Sedangkan sayur yang jarang dikonsumsi adalah sawi putih, terong,
kondisinya daripada orangtuanya pada saat ini dan juga menginginkan agar
anaknya menjadi seorang anak yang dapat dibanggakan pada hari tuanya kelak.
Hal ini bukanlah hanya sekedar falsafah belaka apabila orangtua memberikan
perhatian yang lebih terhadap tumbuh kembang anaknya, juga makanan yang
dikonsumsinya untuk memperoleh status gizi yang baik yang dapat mewujudkan
seluruh impian orangtua. Kebutuhan setiap anak berbeda pada setiap golongan
baik tentang hal ini. Keluarga berperan penting dalam menunjang terpenuhinya
prasekolah. Pembiasaan konsumsi sayur dan buah, serta cara penyajian yang
menarik akan meningkatkan minat seorang anak untuk mengkonsumsi sayur dan
buah.
mereka terbiasa hanya mengkonsumsi ikan hasil tangkapannya saja sebagai menu
belakang sosial dan ekonomi (pendapatan) juga turut berperan dalam pemenuhan
Pendapatan dari hasil nelayan kurang begitu memadai untuk membeli sayur
terlebih buah yang memiliki harga yang cukup mahal. Hal ini mengakibatkan
konsumsi sayur dan buah keluarga nelayan, pada anak usia prasekolah khususnya
masih rendah dan belum memenuhi angka kecukupan serat melalui konsumsi
sayur dan buah seperti yang telah dianjurkan dalam Angka Kecukupan Gizi.
seimbang pada anak melalui pola konsumsi pangan, konsumsi sayur dan buah
untuk memenuhi kecukupan serat pada anak adalah suatu hal yang penting.
Karena kebiasaan yang baik yang ditanamkan sejak anak masih kecil akan
Sayur dan buah yang dikonsumsi dalam jumlah yang cukup akan
membantu terpenuhinya kebutuhan akan serat pada anak usia prasekolah. Serat
memang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil, saat ini pemenuhan terhadap serat
terabaikan.
dikonsumsi dalam jumlah yang tepat berfungsi dalam membantu kerja saluran
kolon. Serat memberikan tekstur pada tinja, sehingga dengan dikonsumsinya serat
terjadinya luka pada dinding usus pada anak. Inilah beberapa hal yang serius
konsumsi sayur dan buah. Penanaman kebiasaan hidup sehat, termasuk kebiasaan
makan yang baik seharusnya dilakukan untuk anak saat anak usia prasekolah.
anak.
menggunakan Formulir food recall melalui ibu dari anak prasekolah tersebut
diperoleh gambaran hanya 2 dari 10 anak yang mengonsumsi buah dan sayur
dalam 4-6 kali seminggu, selebihnya hanya mengonsumsi buah dan sayur 1-3 kali
seminggu.Selain itu sangat sedikit dijumpai keluarga yang menyajikan sayur dan
buah dalam menu yang disajikan kepada anggota keluarga, ada lauk (ikan dan
sejenisnya) dalam menu saja sudah dianggap cukup, bahkan untuk menu sarapan
pagi tidak dijumpai sayur, kebanyakan hanya menyajikan nasi goreng dengan
telur goreng dengan alasan waktu yang singkat dalam menyajikan sarapan, dan
kebanyakan anak menyukai menu nasi goreng ditambah telur pada setiap paginya.
Sedangkan untuk menu makan siang dan makan malam umumnya sama. Ibu
hanya memasak menu dalam sehari dalam dua kali masak saja. Menu yang biasa
disajikan pada siang dan malam adalah lauk, seperti ikan sambal. Meskipun
memilih makan dengan sambal ikan dan kuah sayur saja sehingga ibu hanya
menyediakan lauk saja dalam menu sehari- hari karena anak mereka tidak
menyukai sayur. Buah yang biasa dikonsumsi adalah jeruk dan pisang. Sedangkan
penelitian untuk melihat konsumsi sayur, buah, dan kecukupan serat anak usia
penelitian ini adalah bagaimana gambaran konsumsi sayur, buah, dan sumbangan
serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak usia prasekolah pada keluarga
konsumsi sayur, buah, serta sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan
serat anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di kecamatan Teluk Nibung,
1. Mengetahui jenis, jumlah, dan frekuensi sayur dan buah yang dikonsumsi
Kota Tanjungbalai.
serat pada anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk
3. Mengetahui sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak
Tanjungbalai.
Konsumsi sayur dan buah termasuk masalah makan yang umum pada
anak, khususnya anak prasekolah. Pentingnya mengonsumsi buah dan sayur yang
merupakan sumber serat paling banyak masih kurang disadari oleh masyarakat
Indonesia, khususnya Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui konsumsi buah, sayur dan sumbangannya terhadap kecukupan serat
anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota
Tanjungbalai.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional, populasi
penelitian adalah seluruh anak usia prasekolah yang berasal dari keluarga nelayan
dan sampel sebanyak 76 anak usia prasekolah, dan pengambilan sampel dengan
accidental sampling. Data frekuensi konsumsi buah dan sayur, jumlah konsumsi
buah dan sayur, jenis buah dan sayur, sumbangan serat diperoleh dari wawancara
dengan menggunakan formulir food recall dan food frequency questionnaires.
Analisa data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan dianalisis secara
deskripsi.
Hasil penelitian menunjukan konsumsi sayur dan buah anak prasekolah
pada kategori kurang masing-masing sebesar 100% dan 90,8%, dan sumbangan
serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak prasekolah tertinggi sebesar
32,3%, terendah sebesar 3,6%. Ibu berpengetahuan kurang 47,4%.
Konsumsi sayur dan buah anak didukung pengetahuan ibu atau
pengasuhnya. Perlu dilakukan pendidikan gizi untuk meningkatan pengetahuan
ibu tentang pentingnya konsumsi sayur dan buah khususnya pada anak prasekolah
agar terpenuhi kecukupan serat yang dianjurkan.
SKRIPSI
Oleh:
ASNAH
NIM 121000204
Oleh:
ASNAH
NIM 121000204
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi dengan judul “Konsumsi Sayur,
Tanjungbalai Tahun 2016” ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
Asnah
121000204
Konsumsi sayur dan buah termasuk masalah makan yang umum pada
anak, khususnya anak prasekolah. Pentingnya mengonsumsi buah dan sayur yang
merupakan sumber serat paling banyak masih kurang disadari oleh masyarakat
Indonesia, khususnya Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui konsumsi buah, sayur dan sumbangannya terhadap kecukupan serat
anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota
Tanjungbalai.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional, populasi
penelitian adalah seluruh anak usia prasekolah yang berasal dari keluarga nelayan
dan sampel sebanyak 76 anak usia prasekolah, dan pengambilan sampel dengan
accidental sampling. Data frekuensi konsumsi buah dan sayur, jumlah konsumsi
buah dan sayur, jenis buah dan sayur, sumbangan serat diperoleh dari wawancara
dengan menggunakan formulir food recall dan food frequency questionnaires.
Analisa data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan dianalisis secara
deskripsi.
Hasil penelitian menunjukan konsumsi sayur dan buah anak prasekolah
pada kategori kurang masing-masing sebesar 100% dan 90,8%, dan sumbangan
serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak prasekolah tertinggi sebesar
32,3%, terendah sebesar 3,6%. Ibu berpengetahuan kurang 47,4%.
Konsumsi sayur dan buah anak didukung pengetahuan ibu atau
pengasuhnya. Perlu dilakukan pendidikan gizi untuk meningkatan pengetahuan
ibu tentang pentingnya konsumsi sayur dan buah khususnya pada anak prasekolah
agar terpenuhi kecukupan serat yang dianjurkan.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
Sumatera Utara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Sumatera Utara.
7. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes dan Ir. Etti Sudaryati, MKM, PhD,
bersabar.
Sumatera Utara.
10. Camat Teluk Nibung, Fachrizal Nasution, S.sos, M.Si yang telah
perbuatan. Kakanda tersayang, ibu generasi yang kuat Rismawati dan Siti
dan menjadikan kita bukan hanya keluarga didunia namun juga di akhirat
kelak
3. Keponakan nan solih dan solihah, Pendi, Nanang Hidayat, Iqbal, Adi,
telah membantu dan memberikan inspirasi kepada penulis dan saudara ipar
jalan dakwah yang tak mudah ini, yang tak mungkin disebut namanya satu
istiqomah.
5. Siti Nuraini, teman sekaligus guru yang telah sabar menghadapi penulis
dan banyak memberikan motivasi terbaik. Zahra, Irsa, Yessi, dan Kak
Sabrina, Uni Kitri, dan Dina, semoga Allah membalas dengan limpahan
pahala.
Penulis yang tak mampu penulis balas, semoga Allah membalas segala
dalam hidup penulis dan pelajaran hidup yang berharga (Kiki, Ariantika,
Ranti, Pak Gubernur Irwan, Pak Walikota Hardi, dan Kak Kris)
terima kasih atas semangat dan pelajaran yang telah diberikan kepada
penulis.
10. Teman- teman LKP Puskesmas Medan Labuhan (Arlila, Novita, Nazrah)
Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat
Wassalaam.
Asnah
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian ........................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 8
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kecukupan Serat Anak Usia Prasekoh pada
Tabel. 2.1 Anjuran konsumsi sayur dan buah untuk kelompok umur
1-3 tahun dan 4-6 tahun 18
Nama : Asnah
Agama : Islam
Pendidikan Formal