Anda di halaman 1dari 105

` Lampiran 1.

Formulir Frekuensi Makanan


Nama Responden :

Frekuensi makan
Nama Bahan
4-6x 1-3x Ket
Makanan >1x/hari 1x/hari
/minggu /minggu
1.Sayuran
a. kangkung
b. k, panjang
c. daunsingkong
d. Bayam
e. sawihijau
f. sawiputih
g. Kol
h. Jipang
i. terong
j. Buncis
k.wortel
j.Lainnya :….

2. Buah
a. Pisang
b. jeruk
c. jambu air
d. jambubiji
e. Alpukat
f. Nenas
g. papaya
h. Semangka
i. Rambutan
j. Salak
k. mangga
l. apel
m. Lainnya:

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2. Formulir Recall 24 Jam
Jumlah yang
Nama/Jenis Dikonsu
Waktu Nama Bahan
Makanan msi
URT Gram

Pagi/Sarapan

Selingan
(cemilan)

Siang

Selingan

Malam

Makan di Luar

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

KUESIONER
KONSUMSI SAYUR, BUAH, DAN KECUKUPAN SERAT ANAK USIA
PRASEKOLAH PADA KELUARGA NELAYAN DI KECAMATAN
TELUK NIBUNG, KOTAMADYA TANJUNGBALAI TAHUN 2016
Tanggal Wawancara :
A. Identitas Responden (Ibu atau Pengasuh)
1. Nama Ibu (Pengasuh):
2. Umur :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan :
5. Jumlah Anggota Keluarga : orang
6. Pendapatan :
7. Pendapatan Kepala Keluarga :

B. Karakteristik Anak Prasekolah


1. Nama Anak Prasekolah :
2. Tanggal Lahir (tgl/bln/thn) : ______/_____/______
3. Jenis Kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Anak Ke : dari bersaudara
C. Kuesioner Pengetahuan Gizi Ibu (Pengasuh)
1. Makanan yang bergizi adalah :
a. Makanan yang rasanya enak dan gurih
b. Makanan yang mengandung sumber energi, protein dan mineral
c. Makanan yang bersih dan warna ya yang menarik dan porsinya yang banyak.
d. Tidak tahu
2. Manfaat dari makanan beraneka ragam pada anak adalah :
a. Melengkapi kekurangan zat gizi dari berbagai bahan makanan, yang
menjamin terpenuhi kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
b. Melengkapi kekurangan zat tenaga

Universitas Sumatera Utara


c. Melengkapi kekurangan zat pembangun dan pengatur
d. Tidak tahu

3. Menyusun / Mengolah Menu makanan anak diatur berdasarkan apa ?


a. Kebutuhan gizi anak
b. Kesukaan anak
c. Keinginan pengatur menu
d. Tidak tahu
4. Agar kita mengetahui status /keadaan gizi anak perlu dilakukan :
a. Memeriksakan anak kedokter/puskesmas
b. Penimbangan Berat Badan dan Tinggi Badan anak
c. Pemberian Makanan tambahan pada saat posyandu
d. Tidak Tahu
5. Terpenuhi zat gizi pada anak bermanfaat untuk :
a. Menaikkan berat badan anak/gemuk
b. Membuat anak menjadi pintar dan sehat
c. Membuat anak menjadi lincah
d. Tidak tahu
6. Makanan yang banyak mengandung sumber zat tenaga adalah :
a. Kacang tanah, wortel, tomat, ikan, dan nasi
b. Apel, pepaya, semangka, mie, dan ayam
c. Ubi jalar, jagung, nasi, mie, dan roti
d. Dll
7. Makanan yang banyak mengandung zat pengatur atau vitamin serta mineral
adalah :
a. Bayam, wortel, buncis, kangkung, serta kacang panjang
b. Roti, nasi, dan ubi jalar
c. Daging, ikan, tempe, dan tahu
d. Tidak tahu
8. Makanan yang mengandung protein / zat pembangun adalah:
a. Tahu, telur, ikan, dan daging

Universitas Sumatera Utara


b. Sayuran berwarna hijau dan buah-buahan
c. Tomat, semangka, dan kacang tanah
d. Tidak tahu
9. Manakah dari zat-zat gizi berikut yang berfungsi untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh :
a. Lemak
b. Protein
c. Karbohidrat
d. Tidak tahu
10. Tahu, tempe, ikan, telur, dan daging adalah sumber :
a. Tenaga
b. Zat pembangun
c. Zat pengatur
d. Tidak tahu
11. Jenis sayur dan buah sebaiknya dikonsumsi dalam sehari
a. 1 jenis
b. 4 jenis
c. 2 sampai 3 jenis
d. Tidak tahu
12. Sumber serat adalah :
a. Ikan dan Daging
b. Sayur dan Buah
c. Tahu dan Tempe
d. Tidak tahu
13. Buah-buahan dan sayuran merupakan bahan makanan yang mengandung zat
gizi :
a. Protein
b. Vitamin dan Mineral
c. Lemak
d. Tidak tahu

Universitas Sumatera Utara


14. Apakah keuntungan dari serat?
a. Melancarkan buang air besar
b. Membuat kita merasa lapar
c. Menyebabkan sering buang air besar
d. Tidak tahu
15. Akibat kurang konsumsi sayur dan buah pada anak adalah :
a. Sulit buang air besar
b. Diare
c. Obesitas
d. Tidak tahu

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian dari FKM USU

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5. Surat Penelitian dari Kantor Camat

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6. Output spss

Statistics

Jenis Kelamin Anak Prasekolah

N Valid 76

Missing 0

Jenis kelamin Anak Prasekolah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 33 43.4 43.4 43.4

perempuan 43 56.6 56.6 100.0

Total 76 100.0 100.0

Statistics

Umur Anak Prasekolah

N Valid 76

Missing 0

Umur Anak Prasekolah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4 tahun 12 15.8 15.8 15.8

5 tahun 33 43.4 43.4 59.2

6 tahun 31 40.8 40.8 100.0

Total 76 100.0 100.0

Statistics

Pendapatan Orangtua

N Valid 76

Missing 0

Universitas Sumatera Utara


Pendapatan orangtua

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tinggi 12 15.8 15.8 15.8

sedang 62 81.6 81.6 97.4

rendah 2 2.6 2.6 100.0

Total 76 100.0 100.0

Statistics

Konsumsi buah Anak Prasekolah

N Valid 76

Missing 0

Konsumsi buah Anak Prasekolah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Cukup 16 21.1 21.1 21.1

tidak cukup 60 78.9 78.9 100.0

Total 76 100.0 100.0

Statistics

Konsumsi sayur Anak Prasekolah

N Valid 76

Missing 0

Konsumsi sayur Anak Prasekolah

Universitas Sumatera Utara


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak cukup 76 100.0 100.0 100.0

Statistics

Pengetahuan

N Valid 76

Missing 0

Pengetahuan ibu (pengasuh)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 8 10.5 10.5 10.5

cukup 32 42.1 42.1 52.6

kurang 36 47.4 47.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

Statistics

Pekerjaan responden

N Valid 76

Missing 0

Pekerjaan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 58 76.3 76.3 76.3

pedagang 10 13.2 13.2 89.5

buruh pabrik 2 2.6 2.6 92.1

Universitas Sumatera Utara


lainnya 6 7.9 7.9 100.0

Total 76 100.0 100.0

Statistics

Umur Responden

N Valid 76

Missing 0

Umur Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <30 tahun 19 25.0 25.0 25.0

30-39 tahun 31 40.8 40.8 65.8

40-49 tahun 24 31.6 31.6 97.4

>49 tahun 2 2.6 2.6 100.0

Total 76 100.0 100.0

Statistics

Anggota Keluarga

N Valid 76

Missing 0

Anggota Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-3 orang 7 9.2 9.2 9.2

3-6 orang 54 71.1 71.1 80.3

>6 orang 15 19.7 19.7 100.0

Universitas Sumatera Utara


Anggota Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-3 orang 7 9.2 9.2 9.2

3-6 orang 54 71.1 71.1 80.3

>6 orang 15 19.7 19.7 100.0

Total 76 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7. Master Data

Angka Sumbangan
Jumlah
Umur Kecukupan Serat sayur
No Nama JK Pendapatan serat
(thn) Serat dan buah
(gram)
(gram) (%)
1 Abdul A 6 L Rp1.000.000 22 6,0 0
2 Adibah 4 P Rp1.500.000 22 1.8 0
3 Adila Zafira 5 P Rp2.000.000 22 4,8 3,6
4 Al Habib 4 L Rp1.800.000 22 2,7 0
5 Alfa Rizka 6 L Rp1.000.000 22 2,4 0
6 Alfa Syahputra 6 L Rp1.200.000 22 1,4 0
7 Alvin Chandra 6 L Rp1.000.000 22 1,8 0
8 Anggi HusnaPohan 5 P Rp2.000.000 22 3,8 6,8
9 Anindira Safira 5 P Rp1.800.000 22 2,2 0
10 Ardiansyah Lbs 5 L Rp1.500.000 22 14,1 32,3
11 Asri Purnama 6 P Rp750.000 22 1,5 0
12 Asyifa Sefriani 6 P Rp1.500.000 22 2,3 0
13 Atika Damayanti 6 P Rp1.000.000 22 2,6 0
14 Aufa Azkia H 5 L Rp1.000.000 22 1,8 0
15 Aukila Rahmi 6 P Rp1.600.000 22 2,2 0
16 Aya 4 P Rp1.500.000 22 1,6 0
17 Azi Rahmansyah 6 L Rp1.500.000 22 3,0 0
18 Citra Andina 6 P Rp1.500.000 22 2,9 0
19 Cut Nazwa 5 P Rp1.200.000 22 3,7 0
20 Dedek 4 P Rp1.000.000 22 2,1 0
21 Dina Aulia Putri 5 P Rp2.000.000 22 2,2 0
22 Elsha Risma 6 P Rp1.500.000 22 4,1 0
23 Fian Syahputra 4 L Rp1.600.000 22 5,7 0
24 Haris Al Farizhi 5 L Rp1.500.000 22 2,3 0
25 Ibas 4 L Rp1.000.000 22 1,3 0
26 Ibnu Ali Sirait 4 L Rp1.200.000 22 2,9 5,5
27 Jami 6 L Rp600.000 22 3,2 0
28 Jisi Fransiska 6 P Rp1.500.000 22 1,9 0
29 Keysyah 6 P Rp1.500.000 22 3,3 0
30 Khairani 5 P Rp1.500.000 22 2,2 0
31 Khairil Azwar 6 L Rp1.600.000 22 5,6 9,1
32 Lahira Annisa 6 P Rp1.500.000 22 3,4 5,5
33 Luthfi Kuriawan 6 L Rp1.000.000 22 3,5 0
34 M Fauzi 5 L Rp1.000.000 22 4,0 0
35 M. Aidil tambuse 6 L Rp1.600.000 22 4,4 0
36 M. Azmi 6 L Rp1.500.000 22 3,8 0
37 M. Fadil 6 L Rp1.200.000 22 1,9 0
38 M. Ihsan 5 L Rp1.500.000 22 3,3 0
39 M. Rava Azka 6 L Rp1.600.000 22 2,2 0

Universitas Sumatera Utara


40 M. Ravi Arkan 4 L Rp1.500.000 22 7,9 14,1
41 M. Rizki Nugraha 5 L Rp1.500.000 22 2,2 0
42 M. Syah Hafidz 5 L Rp1.200.000 22 3,1 0
43 Muzdalifah 6 P Rp1.200.000 22 2,6 0
44 Nabila 5 P Rp1.500.000 22 2,4 0
45 Nadhine R 6 P Rp1.200.000 22 2,2 5,9
46 Naura 4 L Rp2.000.000 22 2,0 0
47 Nazril Ilham 5 L Rp1.200.000 22 1,9 0
48 Nazwa Alfitri 5 P Rp1.500.000 22 2,3 0
49 Nazwa Khasanah 5 P Rp1.500.000 22 1,5 0
50 Nurasifa 5 P Rp1.000.000 22 5,3 0
51 Nurauliani 4 P Rp1.800.000 22 1,4 0
52 Ola 5 P Rp1.500.000 22 4,0 5,5
53 Putri Nazwa 5 P Rp1.000.000 22 4,0 5,9
54 Putri rahmadina 5 P Rp1.200.000 22 3,2 0
55 Raditya Yusrizal 6 L Rp1.200.000 22 2,8 0
56 Rafki 6 L Rp1.500.000 22 4,7 6,4
57 Raihan affandi 5 L Rp1.500.000 22 3,1 4,1
58 Rani Novita 5 P Rp1.500.000 22 2,4 0
59 Ratu Felisa Nst 5 P Rp1.500.000 22 2,1 0
60 Rindiani 5 P Rp1.200.000 22 2,6 0
61 Risda Yanti 5 P Rp1.200.000 22 2,0 0
62 Safdilla 6 L Rp1.000.000 22 4,4 0
63 Sareza Vonzo 5 L Rp1.500.000 22 2,5 0
64 Sinta Bella 6 P Rp1.500.000 22 1,8 0
65 Sri Hartati 5 P Rp1.600.000 22 3,7 0
66 Suci Ramadani 6 P Rp1.000.000 22 1,9 0
67 Sulis 5 P Rp1.500.000 22 2,6 0
68 Syahla Rizkia 5 P Rp1.000.000 22 3,6 0
69 Syarifah Khadiza 4 P Rp1.500.000 22 1,6 0
70 Tasya Maulida 5 P Rp1.200.000 22 2,7 0
71 Try Ayunda 6 P Rp1.500.000 22 2,1 0
72 Ulya Azizah R 6 P Rp1.200.000 22 2,8 0
73 Wendi Julianda 6 L Rp1.200.000 22 1,4 0
74 Wira Arjuna 5 L Rp1.200.000 22 0,9 0
75 Rahmadani 6 P Rp1.000.000 22 3,3 0
76 Armiz 4 P Rp1.150.000 22 2,4 0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8. Dokumentasi penelitian

Gambar 1. Lokasi penelitian

Gambar 2. Lokasi penelitian

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3. Kantor Camat Teluk Nibung, tempat pengambilan data
gambaran umum kecamatan Teluk Nibung

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4. Jalan menuju gudang penampungan hasil tangkapan nelayan

Gambar 5. Peneliti sedang mewawancarai ibu yang memiliki anak prasekolah


dengan menggunakan kuesioner, FFQ dan Formulir Recall 24 jam

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M. Bambang W. 2014. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:


Kencana Prenadamedia Group.

Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Almatsier, S. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama.

Anonim. 2016. Ekspos Kecamatan Teluk Nibung. Kecamatan Teluk Nibung Kota
Tanjungbalai.

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur kehidupan. Jakarta: Kedokteran Universitas


Indonesia.

Arisman, 2010. Obesitas, Diabetes Melitus, dan Dislipidemia, Konsep, Teori dan
Penanganan Aplikatif. Jakarta : ECG.

Asrinaldi, 2006. Gambaran Konsumsi Susu, Sayuran dan Buah Pada anak
Prasekolah TK Amanah Desa Sigara Gara Patumbak Deli Serdang. Skripsi.
Medan: Universitas Sumatera Utara.

Badriah, Dewi Laelatul. 2014. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung:


Refika Aditama.

Baliwati, Yayuk Farida, dkk. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar
Swadaya

Cakrawati dan NH, 2012. Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Dahlan, M. Sopiyudin, 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dejetsya, Marlinda Putri. 2016. Pola Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia 4-6
Tahun Pada Masyarakat Pesisir Desa radusanga Kulon Brebes. Skripsi.
Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Departemen Kesehatan RI. 2013 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Depkes RI.

.2013. Peraturan Menkes Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan


Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. http://gizi.depkes.go.id.
diakses 30 April 2016.

Universitas Sumatera Utara


Devi, Nirmala, 2012. Gizi Anak Sekolah. Jakarta: Kompas Media Nusantara

Febriana, Rizka dan Ahmad Sulaeman. 2014. Kebiasaan Makan Sayur dan Buah
Ibu Saat Kehamilan Kaitannya Dengan Konsumsi Sayur dan Buah Anak
Usia Prasekolah (Vegetable and Fruit Eating Habits of Mothers During
Pregnancy Related to Consumption of Vegetable and Fruit of Pre school-
Age Children). Volume 9 Nomor 2.

Kemenkes RI. 2012. Seri 3 Buku Pintar Kader Konseling Faktor Risiko dan
Pengobatan Tradisional PTM. Jakarta: Kemenkes RI.

.2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun


2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kemenkes RI.

Lubis, Zulhaida, 2009. Hidup Sehat dengan Makanan Kaya Serat. Bogor : IPB
Press.

Miniarti, Etti. 2014. Gambaran Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu, dan Pola Konsumsi
Sayur dan Buah Pada Anak Prasekolah di Kabupaten Toraja Utara. Jurnal.
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Hasanuddin. 4:10

Melfika, Suci, 2013. Gambaran Konsumsi Buah dan Sayur Serta Kontribusinya
Terhadap Kebutuhan Serat Pada Nelayan di PT Usaha Jaya, PT Maju Jaya,
dan PT Usaha Keramat Jaya Kota Tanjungbalai Asahan Tahun 2012.
Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat.Universitas Sumatera Utara.

Notoadmodjo, S. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Rara, Anggi. 2014. Gambaran Konsumsi Buah, Sayur, dan Kecukupan Serat pada
Anak Sekolah Dasar di SD Negeri 060870 Medan.Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat.Universitas Sumatera Utara.

Ratu Ayu Dewi Sartika. 2011. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun di
Indonesia. Makara Kesehatan. 15(1):37-43.

Rio, Siahaan. 2015. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Gizi terhadap
status Gizi Anak Usia 12-18 Tahun di Panti Asuhan Putera Muhammadiyah
Jalan Amaliun Medan Tahun 2015. Skripsi Fakultas Kedokteran.Universitas
Sumatera Utara.

Rosidi, Ali dan Enik Sulistyowati. 2012. Peran Pendidkan dan Pekerjaan Ibu
dalam Konsumsi Sayur Anak Prasekolah.Volume 1. Nomor 1.

Universitas Sumatera Utara


Saragi, Happy Rapmauli. 2013. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dengan Pola
Pemberian Makan dan Status Gizi Anak Usia Prasekolah di Kelurahan
Mata Halasan Lingkungan I Tanjungbalai Tahun 2013. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat.Universitas Sumatera Utara.

Supariasa, I. D. N., Bakhyar, B. & Ibnu F. 2008. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC,.

Wind M, Bobelijin K, de Bourdeaudhuij I, Kleep K-I, Brug J. 2005. A Qualitative


Exploration of Determinants of fruit and Vegetable Intake among 10 and 11
year old Schoolchildren in the Low Countries. Ann Nutr Metab, 49, 228-235

Yuliarti, Nurheti, 2008. Hidup Sehat Dengan Sayuran. Yogyakarta : Cakrawala.

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif, dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran konsumsi sayur dan buah anak usia prasekolah pada keluarga nelayan

di Kecamatan Teluk Nibung dalam memenuhi kecukupan serat yang telah

dianjurkan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah wilayah Kecamatan Teluk

Nibung, Kota Tanjungbalai. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah karena

berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 anak usia prasekolah

yang tinggal di Kecamatan Teluk Nibung hanya 2 anak yang mengonsumsi sayur

dan buah dalam jumlah cukup, selebihnya masih kurang mengonsumsi sayur dan

buah, bahkan terdapat keluarga yang tidak menyediakan sayur dan buah dalam

menunya. Selain itu, Kecamatan Teluk Nibung merupakan kecamatan dengan

jumlah penduduk terbesar se-Kota Tanjungbalai yang mayoritas masyarakatnya

bermata pencaharian sebagai nelayan karena di kecamatan ini terdapat 3 gudang

yang menampung hasil tangkapan laut dari nelayan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai bulan November

2016.

Universitas Sumatera Utara


3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anak usia prasekolah dengan

latar belakang keluarga nelayan yang tinggal di Kecamatan Teluk Nibung.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan

keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan

keberadaan populasi yang sebenarnya (Sugiarto, 2001). Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kategorik. Rumus sampel yang digunakan adalah:

N = (Zα)2PQ

d2

= (1,96)2 x 0,28 x 0,72

0,1x0,1

= 76

Keterangan : Z = nilai sebaran baku pada taraf nyata 0,95 = 1,96

P = Proporsi konsumsi sayur dan buah, pada penelitian yang

dilakukan oleh Rara (2014) sebesar 28% atau 0,28

d = kesalahan yang dapat ditaksir = 0,1

Tingkat kepercayaan ditetapkan sebesar 95% sehingga α = 5% dan Z α =

1,96 dengan kesalahan prediksi yang masih bisa diterima (d) sebesar 10%.

Prevalensi (P) ditetapkan sebesar 0,28 sehingga Q (1-P) atau 1-0,28 didapatkan

0,72. Dengan demikian, besar sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini

adalah 76. Responden dari penelitian ini adalah ibu atau pengasuh anak usia

Universitas Sumatera Utara


prasekolah yang menjadi sampel. Teknik yang digunakan untuk mengambil

sampel dalam penelitian ini adalah teknik accidental sampling.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini, meliputi data primer

dan data sekunder.

3.4.1 Data Primer

a. Data identitas sampel yang meliputi data pribadi dan data orang tua

(karakteristik keluarga, pengetahuan ibu, usia, jumlah anggota keluarga, dan

pendapatan) diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh ibu anak usia prasekolah

yang akan menjadi sampel.

b. Data konsumsi sayur dan buah yang terdiri atas frekuensi, jumlah dan jenis

diperoleh dari hasil wawancara dengan responden menggunakan Formulir

Food Recall 24 Jam. Untuk recall yang diperoleh dikonversikan dari ukuran

rumah tangga ke satuan gram dan untuk melihat kandungan serat dilihat dari

jumlah buah dan sayur yang dikonsumsi. Jumlah serat yang terkandung

dalam sayur dan buah dapat dilihat dengan menggunakan Nutrisurvey.

Frekuensi buah dan sayuran diperoleh dengan menggunakanFood Frequency

Questioner (FFQ).

c. Data pengetahuan ibu tentang konsumsi sayur dan buah pada anak prasekolah

didapat dari kuesioner pengetahuan ibu pada penelitian Saragi (2013).

Universitas Sumatera Utara


3.4.2 Data sekunder

Data sekunder berupa data gambaran umum Kecamatan teluk Nibung

meliputi data geografis, jumlah penduduk, jenis budaya yang dikembangkan, mata

pencaharian, dan status keluarga diperoleh dari Kantor Camat Teluk Nibung.

3.5 Defenisi Operasional

1. Konsumsi sayur dan buah adalah sayur dan buah yang dimakan oleh anak

usia prasekolah dalam sehari- hari, baik jumlah (kuantitas), jenis (beragam),

maupun frekuensi.

2. Jenis sayur dan buah adalah berbagai macam sayur dan buah yang

dikonsumsi oleh anak usia prasekolah.

3. Jumlah sayur dan buah adalah banyaknya jenis sayur dan buah yang

dikonsumsi anak usia prasekolah dalam sehari.

4. Frekuensi konsumsi sayur dan buah adalah kekerapan mengonsumsi sayur

dan buah pada anak usia prasekolah dalam jangka waktu tertentu.

5. Sumbangan serat buah dan sayur terhadap kecukupan serat adalah jumlah

serat yang terdapat pada sayur dan buah yang dikonsumsi oleh anak usia

prasekolah dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi.

6. Anak usia prasekolah adalah kelompok usia yang akan memasuki sekolah (4-

6 tahun).

7. Pengetahuan ibu adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang gizi,

meliputi konsumsi sayur, buah, dan kecukupan serat.

Universitas Sumatera Utara


3.6 Aspek Pengukuran

a. Data jumlah buah yang dikonsumsi dalam gram per hari dikategorikan:

1. Cukup : 200- 300 gram sehari.

2. Tidak Cukup : < 200 gram sehari.

b. Data jumlah sayuran yang dikonsumsi dalam gram per hari dikategorikan:

1. Cukup : 300-400 gram sehari.

2. Tidak Cukup : < 300 gram sehari.

c. Data frekuensi mengonsumsi buah dikategorikan :

1. Frekuensi buah >1x sehari,

2. Frekuensi buah setiap hari,

3. Frekuensi buah 1-3 kali seminggu,

4. Frekuensi buah 4-6 kali seminggu,

d. Data frekuensi mengonsumsi sayuran dikategorikan :

1. Frekuensi buah >1x sehari,

2. Frekuensi buah setiap hari,

3. Frekuensi buah 1-3 kali seminggu,

4. Frekuensi buah 4-6 kali seminggu,

e. Data jumlah sayuran yang dikonsumsi dalam gram per hari dikategorikan:

1. Cukup : 300-400 gram sehari.

2. Tidak Cukup : < 300 gram sehari.

f. Sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak prasekolah

Menghitung sumbangan serat dari buah dan sayur terhadap kebutuhan serat

(Baliawati (2010) dalam Melfika (2012)):

Universitas Sumatera Utara


x 100%

g.Pengetahuan gizi ibu dilakukan dengan mengolah hasil kuesioner yang

diberikan kepada ibu terhadap standart atau kategori berdasarkan jawaban yang

diperoleh dari responden yaitu ibu atau pengasuh yang akan dikategorikan

menjadi baik, cukup dan kurang.

Kategori aspek pengukuran pengetahuan gizi ibu atau pengasuh berdasarkan

Arikunto (2013),yaitu :

a. Baik, apabila total skor yang diperoleh responden > 75%

b. Cukup, apabila total skor nilai yang diperoleh responden 60%-75 %

c. Kurang, apabila total skor yang diperoleh responden < 60 %

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing

Untuk melakukan pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner sudah diisi

dengan lengkap dan jelas.

b. Coding

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

bilangan, agar memudahkan menganalisis data dalam bentuk kuantitatif.

c. Tabulating

Tabulating adalah penyusunan data dalam bentuk table distribusi frekuensi

dan presentase.

Universitas Sumatera Utara


3.7.2 Analisis Data

Data yang dikumpulkan kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan dianalisis secara deskriptif.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Teluk Nibung

4.1.1 Geografi dan Potensi Wilayah

Kecamatan Teluk Nibung terletak di sebelah Utara Kota Tanjungbalai dan

merupakan salah satu kecamatan diantara 6 kecamatan dengan pusat pemerintahan

di Kelurahan Pematang Pasir yang berjarak 12 km dengan Kantor Walikota

Tanjungbalai.

Letak Kecamatan Teluk Nibung berdekatan langsung dengan pelabuhan

tempat pengangkutan barang dan penumpang ke Malaysia serta gudang-gudang

tempat penyimpanan ikan, sehingga menjadi akses yang potensial bagi

pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hal ini juga menjadi penyebab banyaknya

masyarakat yang tinggal di kecamatan ini bermatapencaharian sebagai nelayan.

Wilayah Kecamatan Teluk Nibung biasa dimanfaatkan untuk pemukiman,

perkantoran, pertanian dengan jenis tanaman keras, seperti kelapa, Kelapa sawit

dan coklat, serta pengolahan sumber daya hasil laut. Adapun untuk tanaman jenis

sayuran yang ada di Kecamatan Teluk Nibung adalah kacang panjang, bayam,

kangkung, dan melinjo. Sedangkan untuk jenis buah adalah mangga, rambutan,

jambu biji, jambu air, sawo, pisang, sirsak, belimbing, dan sukun.

Pemenuhan makanan sebagai sumber protein, biasanya diperoleh dari hasil

laut yang didistribusikan dari gudang ikan yang terdapat di Teluk Nibung dan juga

dari Bagan Asahan. Sedangkan untuk jenis sayuran yang lain seperti daun

singkong, sawi, terong dan sebagainya diperoleh dari pedagang yang berasal dari

Universitas Sumatera Utara


Kecamatan Air Joman dan Jampalan yang berjualan dipasar tradisional

Tanjungbalai. Jenis buah selain yang telah disebutkan diatas juga didatangkan dari

daerah-daerah penghasil buah yang lainnya. Selain di pasar tradisonal

Tanjungbalai, sayur dan buah juga biasa diperjualbelikan di warung sampah yang

dekat dengan tempat tinggal masyarakat.

4.1.2 Demografi

4.1.2.1 Distribusi Penduduk Kecamatan Teluk Nibung

Kecamatan Teluk Nibung mempunyai luas wilayah 1.255 Ha yang

meliputi 5 (lima) Pemerintah Kelurahan dengan jumlah penduduk 43.981 jiwa.

Jumlah penduduk Kecamatan Teluk Nibung pada masing-masing kelurahan

disajikan pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk Kecamatan Teluk Nibung


Jumlah Penduduk Kepala
No Kelurahan Jumlah
Laki-laki Perempuan Keluarga
1 Perjuangan 4.327 4.123 8.450 1.977
2 Pematang Pasir 4.683 4.582 9.445 2.290
3 Sei Merbau 3.711 3.695 7.406 1.791
4 Kapias P. Buaya 4.080 4.005 8.085 2.018
5 Beting K. Kapias 5.271 5.324 10.595 2.031
Jumlah 22.252 21.729 43.981 10.107
Sumber Data: Kasi Pemerintahan Kecamatan Teluk Nibung

Berdasarkan laporan kependudukan pada tabel diatas, jumlah penduduk di

Kecamatan Teluk Nibung adalah 43.981 jiwa dengan 10.107 Kepala Keluarga.

Penduduk terbesar ada di Kelurahan Beting Kuala Kapias, yakni sebesar 10.595

jiwa dengan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5.271 jiwa dan perempuan

sebanyak 5.324 jiwa.

Universitas Sumatera Utara


4.1.2.2 Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur

Adapun perincian penduduk menurut golongan umur disajikan pada tabel

4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Kecamatan Teluk Nibung Menurut


Golongan Umur
Golongan Umur Laki-laki Perempuan Total (Jiwa)
0- 5Tahun 2.558 2.169 4.727
6-10 Tahun 1.901 1.984 3.885
11-16 Tahun 1.855 1.953 3.808
17-20 Tahun 1.653 1.657 3.310
21-25Tahun 1.707 1.666 3.373
26-30 Tahun 1.440 1.428 2.868
31-35 Tahun 1.531 1.528 3.059
36-40 Tahun 1.633 1.623 3.256
41-45 Tahun 1.551 1.550 3.101
46-50 Tahun 1.643 1.649 3.292
51-55 Tahun 1.532 1.538 3.070
56-59Tahun 1.584 1.519 3.103
60Tahun Keatas 1.664 1.465 3.129
Jumlah 22.252 21.729 43.981
Sumber Data: Kasi Pemerintahan Kecamatan Teluk Nibung
Berdasarkan tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa jumlah penduduk

dengan golongan umur 0-5 tahun sebanyak menduduki porsi terbesar penduduk

yang tinggal di Kecamatan Teluk Nibung. Selanjutnya untuk kelompok umur 0-10

tahun sebanyak 8.612 jiwa dengan 4.459 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 4.153

jiwa berjenis kelamin perempuan. Pada golongan umur inilah terdapat anak usia

prasekolah yang menjadi sampel pada penelitian ini.

4.1.2.3 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Sebaran penduduk Kecamatan Teluk Nibung menurut mata

pencahariannya disajikan pada tabel 4.3 berikut.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Kecamatan Teluk Nibung Menurut Mata
Pencaharian
Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)
PNS/Swasta 2.275
TNI/POLRI 184
Pedagang 3.579
Buruh Perdagangan 2.664
Nelayan 3.442
Buruh Nelayan 5.177
Petani 439
Buruh Tani 807
Buruh Transportasi 3.499
Penarik Becak 1.125
Buruh dalam Lapangan Pekerjaan Lain 3.207
Belum/Tidak Bekerja 5.256
Lain-lain 12.372
Jumlah 43.981
Sumber Data: Kasi Pemerintahan Kecamatan Teluk Nibung

Berdasarkan data diatas dapat kita lihat bahwa penduduk yang belum/tidak

bekerja menempati porsi terbesar sebanyak 5.256 jiwa. Selanjutnya disusuldengan

penduduk yang bermatapencaharian sebagai buruh nelayan sebanyak 5.177 jiwa

dengan pusat pengumpulan dan penjualan hasil laut yang terdapat di Kelurahan

Pematang Pasir. Hal ini dikarenakan di Kelurahan ini terdapat 3 gudang besar

yang menampung hasil laut dari para nelayan. Selanjutnya, penduduk dengan

mata pencaharian yang paling sedikit adalah TNI/POLRI yaitu 184 jiwa.

4.1.2.4 Distribusi Penduduk Menurut Agama

Gambaran agama yang dianut oleh penduduk pada Kecamatan Teluk

Nibung dapat kita lihat pada tabel 4.4 berikut

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4 Distibusi Penduduk Kecamatan Teluk Nibung Menurut Agama
No Agama Jumlah (jiwa)
1 Islam 43.416
2 Kristen Protestan 266
3 Kristen Katolik 9
4 Budha 290
5 Hindu 0
Jumlah 43.981
Sumber Data: Kasi Pemerintahan Kecamatan Teluk Nibung

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa agama yang paling banyak dianut oleh

penduduk di Kecamatan Teluk Nibung adalah agama Islam dengan jumlah

penganut sebanyak 43.416 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas penduduk

Kecamatan Teluk Nibung adalah muslim. Sedangkan agama yang paling sedikit

penganutnya di Kecamatan Teluk Nibung adalah Kristen Katolik, yakni sebanyak

9 jiwa.

4.1.2.5 Distribusi Penduduk Menurut Suku

Data jumlah penduduk menurut suku di Kecamatan Teluk Nibung dapat

dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Distibusi Penduduk Kecamatan Teluk Nibung Menurut Suku


No Suku Jumlah (jiwa)
1 Melayu 12.028
2 Jawa 10.732
3 Batak 14.116
4 China 202
5 Minang 3.7321
6 Aceh 599
7 Nias 54
8 Madina 1.783
9 Karo 158
10 Lainnya 577
Jumlah 43.981
Sumber Data: Kasi Pemerintahan Kecamatan Teluk Nibung

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.5 mayoritas penduduk di Kecamatan Teluk Nibung

bersuku Batak, yaitu sebanyak 14.116 jiwa dan suku yang paling sedikit adalah

suku Aceh yaitu sebanyak 54 jiwa.

4.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden

Karakteristik responden, yaitu ibu (pengasuh) anak prasekolah pada

penelitian ini meliputi karekteristik responden menurut umur, pekerjaan,

pendidikan, dan jumlah anggota keluarga.

4.2.1 Umur Responden

Karakteristik responden menurut umur dapat kita lihat pada tabel 4.6

berikut.

Tabel 4.6 Distibusi Responden Menurut Umur di Kecamatan Teluk Nibung


tahun 2016
No Umur Responden Jumlah %
1 <30 tahun 19 25,0
2 30-39 tahun 31 40,8
3 40-49 tahun 24 31,6
4 >49 tahun 2 2,6
Jumlah 76 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas responden dengan umur 30-49 tahun paling

banyak, yaitu sebanyak 24 orang (31,6%), dan responden yang paling sedikit

berada pada kelompok umur >49 tahun, yaitu sebanyak 2 orang (2,6%).

4.2.2 Pendidikan Responden

Tabel 4.7 Distibusi Responden Menurut Pendidikan di Kecamatan Teluk


Nibung tahun 2016
No Pendidikan Responden Jumlah %
1 SD 42 55,3
2 SMP 21 27,6
3 SMA 13 17,1
Jumlah 76 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.7 yang menggambarkan distribusi responden menurut

pendidikan terakhir, terlihat bahwa responden dalam hal ini ibu atau pengasuh

dengan tingkat pendidikan SD mengambil porsi terbesar, yakni sebanyak 55,3%

dari seluruh responden yang ada atau sebanyak 42 ibu, sedangkan ibu dengan

pendidikan SMA sebesar 17,1% atau sebanyak 13 ibu (pengasuh).

4.2.3 Pekerjaan Responden

Tabel 4.8 Distibusi Responden Menurut Pekerjaan di Kecamatan Teluk


Nibung tahun 2016
No Pekerjaan Responden Jumlah %
1 IRT 58 76,3
2 Pedagang 10 13,2
3 Buruh Pabrik 2 2,6
4 Lainnya 6 7,9
Jumlah 76 100

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat kita lihat bahwa responden sebagai Ibu

Rumah Tangga (IRT) di Kecamatan Teluk Nibung mengambil porsi paling

banyak, yaitu sebanyak 58 responden (76,3%) dan pekerjaan yang paling sedikit

adalah sebagai buruh pabrik, yaitu sebanyak 2 responden (2,6 %).

4.2.4 Jumlah Anggota Keluarga

Tabel 4.9 Distibusi Responden Menurut Anggota Keluarga di Kecamatan


Teluk Nibung tahun 2016
Jumlah Anggota
No Jumlah %
Keluarga
1 1-3 orang 7 9,2
2 4-6 orang 54 71,1
3 >6 orang 15 19,7
Jumlah 76 100

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat kita lihat bahwa keluarga nelayan di

Kecamatan Teluk Nibung dalam penelitian ini paling banyak memiliki anggota

Universitas Sumatera Utara


berjumlah 4-6 orang, yaitu sebanyak 54 keluarga (71,1%), dan yang paling sedikit

beranggota 1-3 orang sebanyak 7 keluarga (19,7%).

4.3 Anak Usia Prasekolah pada Keluarga Nelayan

Sampel pada penelitian ini adalah anak usia pra sekolah dengan latar

belakang keluarga nelayan yang tinggal di wilayah Kecamatan Teluk Nibung

Kota Tanjungbalai, sampel dalam penelitian lebih banyak berjenis kelamin

perempuan daripada laki-laki dengan kelompok umur 5 tahun lebih banyak

dibanding kelompok umur lainnya. Mayoritas keluarga nelayan memiliki

pendapatan sedang yakni sebesar Rp 1000.000- Rp 5.000.000. Gambaran umum

karakteristik sampel terdiri dari jenis kelamin, kelompok umur, serta pendapatan

orangtua disajikan dalam tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Distribusi Anak Usia Prasekolah Berdasarkan Karakteristik


No Karakteristik Anak Usia Prasekolah n %
1. Jenis Kelamin
- Laki-laki 33 43,4
- Perempuan 43 56,6
Total 76 100,00
2 Umur
- 4 Tahun 12 15,8
- 5 Tahun 33 43,4
- 6 Tahun 31 40,8
Total 76 100,00
3 Pendapatan Orangtua
- Tinggi 12 15,8
- Sedang 62 81,6
- Rendah 2 2,6
Total 76 100,00

Universitas Sumatera Utara


4.4 Frekuensi Konsumsi Buah dan Sayur Anak usia Prasekolah pada
Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung
Frekuensi konsumsi sayur dan buah adalah kekerapan mengonsumsi sayur

dan buah anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung

dalam jangka waktu tertentu. Frekuensi konsumsi buah dan sayur dalam

penelitian ini terdiri dari >1x/hari, 1x/hari, 1-3x/minggu, dan 4-6 kali seminggu.

4.4.1 Frekuensi dan Jenis Buah Yang Dikonsumsi Anak usia Prasekolah
pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung
Hasil penelitian mengenai frekuensi dan jenis buah yang dikonsumsi anak

usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung menunjukkan

bahwa anak prasekolah lebih banyak mengonsumsi pisang dengan frekuensi 4-6

kali seminggu, pepaya juga cukup digemari anak prasekolah selain pisang dengan

frekuensi 1-3 kali seminggu. Buah yang jarang dikonsumsi oleh anak usia

prasekolah adalah bengkoang, hal ini dikarenakan bengkoang memiliki tekstur

yang keras. Gambaran umum tentang sebaran sampel menurut frekuensi dan jenis

buah yang dikonsumsi anak usia prasekolah di Kecamatan Teluk Nibung disajikan

dalam tabel 4.11 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.11 Distribusi Anak Usia Prasekolah Berdasarkan Frekuensi dan
Jenis Buah Yang Dikonsumsi
Frekuensi Konsumsi Buah
4-6x 1-3x Tidak
Jenis Buah Total
/minggu /minggu Pernah
n % n % N % n %
Pisang 31 40,8 29 38,1 16 21,1 76 100,00
Jeruk 19 25,0 20 26,3 37 48,7 76 100,00
Jambu Air 2 2,6 42 55,3 32 42,1 76 100,00
Jambu Biji 2 2,6 8 10,5 66 86,9 76 100,00
Alpukat 7 9,2 11 14,5 58 76.3 76 100,00
Nenas 0 0 11 14,5 65 85,5 76 100,00
Pepaya 2 2,6 45 59,2 29 38,2 76 100,00
Semangka 0 0 39 51,3 37 48,7 76 100,00
Rambutan 0 0 42 55,3 34 44,7 76 100,00
Salak 0 0 28 36,8 48 63,2 76 100,00
Mangga 0 0 10 13,2 66 86,8 76 100,00
Apel 0 0 22 28,9 54 71,1 76 100,00
Bengkoang 0 0 2 2.6 74 97,4 76 100,00

4.4.2 Frekuensi dan Jenis Sayur Yang Dikonsumsi Anak usia Prasekolah
pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung
Berdasarkan penelitian mengenai frekuensi dan jenis sayur yang

dikonsumsi anak usia prasekolah pada keluarga nelayan menunjukkan bahwa

anak prasekolah banyak mengonsumsi bayam dengan frekuensi 4-6 kali

seminggu, daun singkong juga cukup digemari anak prasekolah dengan frekuensi

1-3 kali seminggu. Sawi hijau dan buncis paling sedikit dikonsumsi anak usia

prasekolah yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Gambaran umum tentang

sebaran sampel menurut frekuensi dan jenis buah yang dikonsumsi anak usia

prasekolah di Kecamatan Teluk Nibung disajikan dalam tabel 4.12 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.12 Distribusi Anak Usia Prasekolah Berdasarkan Frekuensi dan Jenis
Sayur Yang Dikonsumsi
Frekuensi Konsumsi Buah
4-6x 1-3x Tidak
Jenis Sayur Total
/minggu /minggu pernah
n % n % n % n %
Kangkung 17 22,4 14 18,4 45 59,2 76 100,00
Kcg Panjang 3 3,9 24 31,6 49 64,5 76 100,00
Daun singkong 17 22,4 25 32,9 34 44,7 76 100,00
Bayam 31 40,8 17 22,4 28 36,8 76 100,00
Sawi Hijau 3 3,95 3 3,95 73 96,1 76 100,00
Sawi Putih 7 9,2 7 9,2 62 81,6 76 100,00
Kol 5 6,6 4 5,3 67 88,1 76 100,00
Jipang 2 2,6 8 10,5 66 86,9 76 100,00
Terong 8 10,5 9 11,9 59 77,6 76 100,00
Buncis 0 0 3 3,9 73 96,1 76 100,00
Wortel 16 21,1 14 18,4 46 60,5 76 100,00

4.5 Jumlah Konsumsi Buah dan Sayur Anak usia Prasekolah pada Keluarga
Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung
Jumlah konsumsi sayur dan buah adalah banyaknya jenis sayur dan buah

yang dikonsumsi anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk

Nibungdalam sehari. Data konsumsi buah dan sayur dalam gram per hari

dikategorikan cukup (apabila mengonsumsi buah sebanyak 200-300 gram sehari)

dan tidak cukup apabila buah yang dikonsumsi <200 gram sehari.

4.5.1 Jumlah Konsumsi Buah dan Sayur

Jumlah konsumsi buah anak prasekolah pada keluarga nelayan di

Kecamatan Teluk Nibung dalam penelitian ini berada pada kategori tidak cukup,

yakni anak prasekolah mengonsumsi buah dalam jumlah <200 gram sehari.

Jumlah konsumsi sayur anak prasekolah pada keluarga nelayan juga berada pada

kategori tidak cukup (<300gram). Gambaran sebaran sampel berdasarkan jumlah

konsumsi buah disajikan pada tabel 4.13.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.13. Distribusi Anak Usia Prasekolah Berdasarkan Jumlah Konsumsi
Buah
No Jumlah Buah yang Dikonsumsi n %
1 Cukup 7 9,2
2 Tidak Cukup 69 90,8
Total 76 100,00

4.6 Sumbangan Serat Sayur dan Buah terhadap Kecukupan Serat Anak Usia
Prasekolah pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung
Sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat adalah jumlah

serat yang terdapat dalam sayur dan buah yang dikonsumsi anak prasekolah pada

keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung dalam sehari terhadap kecukupan

serat yang dianjurkan. Gambaran umum tentang sebaran sampel berdasarkan

kecukupan serat disajikan pada tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.14 Distribusi Sumbangan Serat Sayur dan Buah terhadap


Kecukupan Serat
Anjuran Serat Anak Kecukupan serat Kontribusi Serat
Prasekolah (gram) Sayur dan Buah (%)
22 gram 14,1 32,3
0,8 3,6
Total 100

Berdasarkan tabel 4.14 diatas kecukupan serat anak prasekolah

berdasarkan penelitian ini sebesar <22 gram/hari, sehingga termasuk kedalam

kategori kurang karena tidak memenuhi kecukupan serat yang dianjurkan untuk

anak usia prasekolah, yakni sebesar 22 gram sehari. Kecukupan serat anak

prasekolah pada penelitian ini berada pada kategori kurang (100%) dengan jumlah

kecukupan serat yang tertinggi 14,1 gram, dan terendah 0,9 gram. Sumbangan

serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat tersebar sebanyak 32,3% dan

terkecil 3,6%.

Universitas Sumatera Utara


4.7 Pengetahuan Gizi Ibu (Pengasuh)

Berdasarkanjawaban yang diperoleh kuesioner tentang pengetahuan gizi

ibu (pengasuh) yang meliputi segala sesuatu yang diketahui responden tentang

gizi, diantaranya konsumsi sayur, buah, dan kecukupan serat yang diperoleh dari

kuesioner menunjukkan bahwa ibu (pengasuh) dengan pengetahuan baik sebanyak

8 orang (10,53%), ibu (pengasuh) dengan pengetahuan cukup sebanyak 32 orang

(42,10%), dan ibu dengan pengetahuan kurang sebanyak 36 orang (47,37%).

Pengetahuan ibu (pengasuh) anak prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan

Teluk Nibung dapat dilihat pada tabel 4.15

Tabel 4.15 Pengetahuan Ibu (Pengasuh) Tentang Gizi Anak Usia Prasekolah
No Pengetahuan Ibu (Pengasuh) n %
1 Baik 8 10.5
2 Cukup 32 42.1
3 Kurang 36 47.4
Total 76 100,00
Pada tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa responden, yakni ibu

(pengasuh) dalam penelitian mengenai konsumsi sayur dan buah anak usia

prasekolah pada keluarga nelayan ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang

gizi anak prasekolah, diantaranya mengenai konsumsi sayur dan buah pada anak

prasekolah.

Tabel 4.16 Pengetahuan Ibu (Pengasuh) terhadap Kecukupan Serat Anak


Prasekolah pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung
No Tingkat Pengetahuan Kecukupan Serat Jumlah
Ibu (Pengasuh) Cukup Cukup
n %
1 Baik 0 8 8
2 Cukup 0 32 32
3 Kurang 0 36 36

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.16 diatas dapat kita lihat bahwa kecukupan serat anak

prasekolah dengan ibu yang berada pada tingkat pengetahuan baik, cukup dan

kurang secara keseluruhan berada pada kategori tidak cukup.

Universitas Sumatera Utara


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah pada Keluarga Nelayan

Kecukupan serat adalah jumlah serat yang terdapat dalam makanan yang

dikonsumsi anak prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung

dalam sehari. Kecukupan serat anak prasekolah pada penelitian ini berada pada

kategori kurang (100%) dengan jumlah kecukupan serat yang tertinggi 14,1 gram,

dan terendah 0,8 gram. Kategori kecukupan serat anak anak prasekolah yaitu

kurang (<22 gram sehari), cukup (22 gram sehari) dan lebih (>22 gram sehari).

Pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG 2012) menunjukkan

penelitian yang dilakukan oleh Litbangkes Gizi DepKes RI menunjukkan bahwa

konsumsi serat orang Indonesia masih tergolong rendah, hanya sekitar 12

gram/hari, atau hanya sekitar 50% dari yang dianjurkan sebanyak 25 gram/hari.

sedangkan anjuran asupan serat bagi anak yang berusia 4-6 tahun adalah 22 gram.

Kurangnya kecukupan serat dari jumlah yang dianjurkan juga terjadi pada

siswaSDN 060870 Medan yang menjadi sampel penelitian Rara (2014) yang

menunjukkan bahwa kecukupan serat siswa pada sekolah tersebut berada pada

kategori kurang (<25gram/hari). Hal ini dikarenakan jumlah konsumsi buah dan

sayur sebagai sumber serat masih kurang, bahkan 30,6% siswa tidak pernah

mengonsumsi sayur sehingga belum dapat memenuhi kecukupan serat seperti

yang dianjurkan per harinya, untuk jenis buah dan sayur yang dikonsumsi belum

cukup memenuhi serat karena memiliki kandungan serat yang rendah. Demikian

juga halnya dengan hasil penelitian Desak dan Ni Ketut (2014 pada anak sekolah

Universitas Sumatera Utara


dasar Kota Denpasar yang menunjukan sangat sedikit yang mengonsumsi serat

>10 gram/harinya dimana hanya 7,1 % yang mengonsumsi serat dengan kategori

baik, sehingga sekolah yang berada di Kota Denpasar memiliki asupan serat yang

masih sangat kurang dari asupan yang dianjurkan.

Serat makanan biasanya dimakan dari sumber alami karena serat makanan

selalu berada dalam bahan makanan yang dikonsumsi. Jumlah serat yang

dibutuhkan seseorang berbeda sesuia dengan jenjang usia yang berbeda. Salah

satu cara memperoleh asupan serat sesuai dengan yang dianjurkan adalah dengan

mengikuti aturan pola makan yang baik. Selain itu, serat hendaknya dikonsumsi

sesuai dengan jumlah yang dianjurkan berdasarkan golongan umum. Kelebihan

dan kekurangan dalam mengonsumsi serat dapat menyebabkan timbulnya masalah

kesehatan. Dalam memenuhi kebutuhan serat dianjurkan untuk mengonsumsi

bahan makanan alami seperti sayur dan buah, dan tidak dianjurkan untuk

mengonsumsi suplemen yang kaya akan serat (Lubis, 2009).

5.2 Sumbangan Serat Sayur dan Buah Terhadap Kecukupan Serat Anak
Usia Prasekolah pada Keluarga Nelayan

Sumbangan serat sayur dan buah anak usia prasekolah pada keluarga

terhadap kecukupan serat menunjukkan jumlah serat yang terdapat dalam sayur

dan buah yang dikonsumsi anak prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan

Teluk Nibung dalam sehari. Kecukupan serat anak prasekolah berdasarkan

penelitian <22gram/hari, sehingga termasuk kedalam kategori kurang karena

sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat juga masih dalam

kategori kurang juga. Sayur dan buah yang dikonsumsi anak prasekolah hanya

menyumbangkan sebesar 32,35 serat, yang paling rendah 3,6%

Universitas Sumatera Utara


Keluarga dengan latar belakang nelayan umumnya memang lebih sering

menyajikan nasi dan lauk pauk saja dalam menunya. Selain anak prasekolah pada

keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, anak prasekolah di daerah

Kelurahan Mata Halasan yang menjadi sampel dalam penelitian Saragi (2014)

juga menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat dengan mata pencaharian

nelayan sehingga untuk mendapatkan ikan hasil tangkapan laut lebih sering.

Untuk telur, tahu, tempe didapatkan dengan membei dari warung atau pasar

terdekat. Untuk jenis sayuran yang paling sering dikonsumsi yaitu bayam,

kangkung dan daun ubi. Bahkan ada anak yang hanya mengonsumsi satu jenis

sayuran saja misalnya daun ubi.

Salah satu pesan gizi seimbang khusus anak prasekolah adalah

memperbanyak konsumsi sayur dan buah. Anak prasekolah dalam penelitian ini

masih kurang menjadikan sayur dan buah dalam makanan sehari-hari.

Berdasarkan penelitian diperoleh hanya 9,2% anak prasekolah yang menjadi

sampel dalam penelitian ini mengonsumsi buah dalam jumlah cukup, sedangkan

90,8% anak prasekolah dengan latar belakang nelayan dalam penelitian ini

mengonsumsi buah dalam jumlah tidak cukup (200-300gram/hari). Untuk

konsumsi sayur masih berada dalam kategori tidak cukup (100%). Kebiasaan

makan anak dalam penelitian ini hanya mengonsumsi nasi dan lauk pauk saja,

seperti tempe, tahu, telur, ikan, dan ayam. Untuk sarapan pagi, anak hanya “nasi

goreng” telah menjadi menu wajib pada menu sarapan pagi untuk mayoritas anak

prasekolah. Padahal, sarapan yang berkualitas dapat meningkatkan kesehatan dan

kemampuan belajar anak sekolah dan juga usia prasekolah.

Universitas Sumatera Utara


Jenis buah yang diambil dalam penelitian ini adalah pisang, jeruk, jambu

air, jambu biji, alpukat, nenas, papaya semangka, rambutan, salak, mangga, apel,

dan bengkoang.Buah yang paling sering dikonsumsi anak prasekolah adalah

papaya dengan frekuensi 4-6 kali seminggu, dan pisang dengan frekuensi 1-3 kali

seminggu. Selanjutnya buah yang tidak pernah dikonsumsi oleh anak prasekolah

dalam penelitian ini adalah bengkoang. Hal ini dikarenakan bengkoang memiliki

tekstur yang keras diandingkan dengan buah lainnya. Pada umumnya anak

menyukai buah dengan tekstur yang lembut, warna yang menarik, dan rasa yang

manis, buah dengan rasa asam seperti nenas juga kurang disukai oleh anak.

Selanjutnya, jenis sayur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kangkung, kacang panjang, daun singkong, bayam, sawi hijau, sawi putih, kol,

jiang, terong, buncis, dan wortel. Sayur yang paling sering dikonsumsi anak

prasekolah pada keluarga nelayan dalam penelitian ini adalah bayam dengan

frekuensi 4-6 kali seminggu, dan singkong juga cukup digemari oleh anak

prasekolah dengan frekuensi 1-3 kali seminggu. Sawi hijau dan buncis merupakan

jenis sayur yang tidak dikonsumsi anak prasekolah dalam penelitian ini dengan

alasan rasanya yang kurang disukai anak.

Sayur biasanya dibeli ibu (pengasuh) dari warung atau pasar tradisional

yang terdekat dengan tempat tinggal mereka. Demikian juga halnya dengan buah,

buah dapat dibeli diwarung seperti jeruk, atau di Pasar Tradisional. Ada ibu yang

membeli kebutuhan untuk satu minggu sekali dan ada juga ibu yang membeli

setiap kali akan memasak saja.

Universitas Sumatera Utara


Konsumsi sayur dan buah yang rendah pada anak prasekolah memang

telah menjadi suatu masalah makan yang terjadi pada anak. Anak biasanya

cenderung lebih menyukai buah daripada sayur. Anak perlu waktu untuk

mengenal jenis makanan baru yang akan dikonsumsinya. Namun, bukanlah hal

yang mustahil jika pengenal terhadap sayur dan buah secara rutin dengan cara

yang unik kepada anak prasekolah akan menimbulkan keinginan dan peningkatan

dalam mengonsumsi sayur dan buah (Badriah, 2014).

Hal yang perlu diingat selanjutnya anak usia prasekolah berperan sebagai

konsumen aktif mulai bisa memilih makanan yang akan dikonsumsinya dengan

sendirinya. Oleh karena itu, menanamkan kebiasaan makan yang baik pada usia

ini akan terus berlanjut pada usia selanjutnya. Penanaman kebiasaan ini dapat

dilakukan oleh ibu sebagai orang yang paling sering berinteraksi dengan anak.

Penelitian Febriana (2014) tentang kebiasaan makan sayur dan buah ibu saat

kehamilan dan kaitannya dengan konsumsi sayur dan buah anak usia prasekolah

di Kelurahan Tanah Baru, Depok juga menunjukkan bahwa 99,0% anak

prasekolah kurang mengonsumsi sayur (<150gr/hari) dan 74,5% Anak prasekolah

kurang mengonsumsi buah (100gram/hari). Hal ini terjadi karena ibu juga

kuranng membiasakan diri untuk mengonsumsi sayur dan buah pada saat

kehamilan.

Banyak faktor yang memengaruhi kebiasaan makan anak usia prasekolah

selain kebiasaan ibu mengonsumsi sayur dan buah pada saat kehamilan namun

juga pengetahuan ibu tentang gizi anak prasekolah. Berdasarkan jawaban

responden pada kuesioner pengetahuan gizi, dalam hal ini ibu (pengasuh)

Universitas Sumatera Utara


diperoleh kesimpulan bahwa masih banyak ibu dalam menyusun menu

disesuaikan dengan kesukaan anak, bukan disesuaikan dengan kebutuhan gizi

anak. Berdasarkan skor yang diperoleh dari kuesioner pengetahuan gizi ibu atau

responden menunjukkan bahwa ibu berada pada kategori kurang 47,4%, cukup

42,1% dan hanya 10,5% ibu yang menjadi responden dengan pengetahuan baik.

Berbagai penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang gizi anak

prasekolah yang telah dilakukan juga menunjukkan hal yang sama. Diantaranya

adalah penelitian Minarti (2014) mengenai gambaran pengetahuan ibu, sikap ibu

dan pola konsumsi sayur dan buah pada anak prasekolah di Kabupaten Toraja

Utara yang menunjukkan bahwa dari 111 anak prasekolah yang menjadi sampel

pada penelitian ini berada pada kategori cukup dalam mengonsumsi sayur dan

buah yakni sebesar 51,4% dan konsumsi sayur dan buah yang kurang sebanyak

48,6%, dengan ibu yang berpengetahuan baik 64% dan berpengetahuan kurang

36%. Ibu dengan sikap positif dalam konsumsi sayur dan buah pada anak

sebannyak 59,5% dan 40,5% ibu bersikap negatif.

Selain itu, hasil penelitian Kurniawaty (2011) mengenai factor-faktor yang

berhubungan dengan kebiasaan makan anak usia prasekolah (4-6 tahun) di TK al

Amanah Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang juga menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kebiasaan makan anak, yakni

dari 62 ibu berpengetahuan cukup terdapat 39 anak dengan kebiasaan makan yang

buruk (62,9%).

Berdasarkan uraian diatas yang perlu diperhatikan adalah meningkatkan

penngetahuan mengenai gizi anak prasekolah agar ibu (pengasuh), misalnya

Universitas Sumatera Utara


nenek dari anak prasekolah dapat menyajikan menu yang memenuhi kebutuhan

gizi anak, serta memperhatikan teknik pengolahan makanan (pemasakan,

penyajian) karena umumnya anak menyukai makanan dengan tampilan yang

menarik, maka dalam hal ini diperlukan kreatifitas dari ibu untuk memberikan

stimulus pada anak agar mau mengonsumsi sayur dan buah khususnya. Biasanya

anak hanya makan kuah sayur saja. Selanjutnya adanya penganekaragamanan

makanan juga perlu dilakukan ibu agar anak terbiasa memakan berbagai macam

bahan makanan sejak usia prasekolah. Kebiasaan yang baik seperti ini akan terus

dibawa oleh anak pada fase kehidupan selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat dibuat

kesimpulan dan saran sebagai berikut

6.1 Kesimpulan

Kecukupan serat anak usia prasekolah tidak memenuhi kecukupan serat yang

dianjurkan (<22gram) dengan asupan serat terbesar sebesar 14,1 gram dan

terendah 0,8 gram. Hal ini dikarenakan kurangnya konsumsi sayur dan buah anak

prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung tersebut. Sehingga

sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak prasekolah pada

keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung masih berada pada kategori kurang.

Sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat sebesar 32,3% dan

3,6% sumbangan terendah.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan ibu (pengasuh) yang memiliki anak

usia prasekolah khususnya tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur pada

anak prasekolah melalui pendidikan gizi untuk meningkatkan konsumsi sayur

dan buah pada anak prasekolah serta adanya penganekaragaman makanan

agar terpenuhinya kecukupan serat yang dianjurkan.

2. Diharapkan kepada ibu (pengasuh) agar memperhatikan teknik pengolahan makanan,

sayur dan buah khususnya yang akan diberikan kepada anak prasekolah. Pengolahan

buah bisa divariasikan menjadi makanan yang menarik, seperti puding buah, jus

buah, sop buah, atau rujak.

3.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak Usia Prasekolah

Masa kanak-kanak atau anak usia prasekolah merupakan fase

perkembangan individu sekitar 4-6 tahun (Depkes, 2013), ketika anak mulai

memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai perempuan atau laki-laki, dapat

mengatur diriya sendiri dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya.

Secara umum, aspek-aspek perkembangan pada usia anak prasekolah antara lain:

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan

berikutnya. Seiring meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut berat

badan dan tinggi, maupun tenaganya, memungkinkan anak untuk lebih

mengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi terhadap lingkungan tanpa

bantuan orang tua. Pada usia ini banyak perubahan fisiologis seperti pernapasan

yang menjadi lebih lambat dan dalam serta denyut jantung lebih lama dan

menetap.

Proporsi tubuh juga berubah secara dramatis seperti pada usia 3 tahun,

rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan

pada usia 5 tahun tingginya dapat mencapai 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh

dengan cepat dan tulang-tulang semakin besar dan kuat, pertumbuhan gigi

semakin komplit. Untuk perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang

cukup seperti protein, vitamin, dan mineral dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


2. Perkembangan Intelektual

Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode

preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi

mental secara logis. Periode ini juga ditandai dengan berkembangnya

representasional atau symbolic function yaitu kemampuan menggunakan sesuatu

untuk mempresentasikan sesuatu yang lain menggunakan simbol-simbol seperti

bahasa, gambar, isyarat, benda, untuk melambangkan sesuatu atau peristiwa.

Melalui kemampuan diatas, anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang

berbagai hal. Ia dapat menggunakan kata-kata, benda untuk mengungkapkan

lainnya atau suatu peristiwa.

3. Perkembangan Emosional

Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya

(dirinya) berbeda dengan Aku (orang lain atau benda). Kesadaran ini diperoleh

dari pengalaman bahwa tidak semua keinginannya dapat dipenuhi orang lain.

Bersamaan dengan itu berkembang pula perasaan harga diri. Jika lingkungannya

tidak mengakui harga dirinya seperti memperlakukan anak dengan keras, atau

kurang menyayanginya maka dalam diri anak akan berkembang sikap-sikap keras

kepala, menentang, atau menyerah dengan terpaksa. Beberapa emosi umum yang

berkembang pada masa anak yaitu, takut (perasaan terancam), cemas (takut

karena khayalan), marah (perasaan kecewa), cemburu (merasa tersisihkan),

kegembiraan (kebutuhan terpenuhi), kasih sayang (menyenangi lingkungan),

phobi (takut yang abnormal), ingin tahu (ingin mengenal).

Universitas Sumatera Utara


4. Perkembangan Kepribadian

Masa anak-anak awal ini lazim disebut masa Trotzalter atau periode

perlawanan atau masa krisis pertama. Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang

signifikan dalam dirinya, yaitu dia mulai sadar akan Aku-nya, dia menyadari

bahwa dirinya terpisah dari lingungannya atau orang lain, dia suka menyebut

nama dirinya apabila bericara dengan orang lain. Dengan kesadaran ini anak

menemukan bahwa ada dua pihak yang berhadapan yaiu Aku-nya dan orang lain

(orang tua, saudara, teman). Dia sadar bahwa tidak semua keinginannya akan

dipenuhi orang lain atau diperhatikan kepentingannya. Pertentangan didalam diri

anak ini dapat menyebabkan ketegangan sehingga tidak jarang anak

meresponsnya dengan sikap membandel atau keras.

5. Perkembangan Moral

Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap

kelompok sosialnya (orang tua, saudara, dan teman sebaya) melalui pengalaman

berinteraksi dengan orang lain. Melalui proses berinteraksi ini anak belajar

memahami tentang kegiatan atau prilaku yang baik, buruk, dilarang, disetujui,

dsb. Maka berdasarkan pemahaman iti, anak harus senantiasa dilatih dan

dibiasakan bagaimana seharusnya bertingkah laku yang baik. Pada saat

mengenalkan konsep-konsep baik buruk, benar salah, orang tua hendaknya

memberikan penjelasan tentang alasannya, seperti; mengapa harus gosok gigi

sebelum tidur, mengapa harus mencuci tangan sebelum makan, mengapa tidak

boleh membuang sampah sembarangan. Pada usia prasekolah berkembang

kesadaran sosial anak yang meliputi sikap simpati atau sikap kepedulian terhadap

Universitas Sumatera Utara


sesama. Perkembangan yang telah disebutkan diatas akan dapat dicapai dengan

baik apabila dibarengi dengan pemenuhan gizi yang baik.

2.2 Kebutuhan Gizi Anak Usia Prasekolah

Masa prasekolah adalah masa paling penting bagi proses tumbuh kembang

anak. Oleh karena itu, nutrisi tepat dan sehat sangat dibutuhkan untuk anak.

Kebiasaan pola makan yang sehat harus dikenalkan pada anak sejak dini. Pola

makan tepat dan sehat yang dikenalkan sejak dini nantinya akan diterapkan si

anak jika si anak dewasa. Komposisi gizi pada anak prasekolah agak berbeda

dengan orang dewasa. Hal ini karena anak prasekolah masih dalam fase tumbuh

kembang. Masa prasekolah atau masa balita, anak juga mulai melatih berbagai

gerakan refleks fisik motorik, dan panca inderanya. Selain itu, anak prasekolah

mulai belajar tentang berbagai hal di lingkungannya. Rasa ingin tahu yang besar,

dan aktifitas yang banyak harus diimbangi dengan nutrisi yang bergizi.

Kebutuhan nutrisi bagi anak prasekolah adalah karbohidrat sebagai sumber

energi pemenuhannya sebesar 220g. Aktifitas anak prasekolah sangatlah banyak,

untuk itu konsumsi makanan yang kaya karbohidrat sangat dibutuhkan. Hampir

setengah dari total kalori yang dibutuhkan anak prasekolah berasal dari makanan

yang berkarbohidrat. Protein merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh

sebagai penentu pertumbuhan. Protein juga membangun dan memperbaiki

jaringan tubuh dibutuhkan sebesar 35 g. Zat gizi lainnya adalah lemak, lemak juga

merupakan sumber energi bagi tubuh, kebutuhannya sebesar 62 g. Ketiga zat gizi

termasuk unsur gizi makronutrien. Sedangkan unsur gizi yang disebut

mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E,

Universitas Sumatera Utara


dan asam folat merupakan unsur gizi yang hanya dibutuhkan sedikit, namun harus

selalu dipenuhi setiap harinya. Mineral seperti zat besi (Fe) untuk mencegah

anemia, kalsium (Ca) untuk menguatkan tulang dan gigi, Zink (Zn) untuk

pertumbuhan normal anak. Zat-zat gizi tersebut dibutuhkan anak untuk

pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang optimal.

Memenuhi kebutuhan nutrisi anak prasekolah memerlukan perhatian dan

ketelatenan orang tua untuk melakukannya. Nutrisi yang bergizi merupakan salah

satu faktor penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Begitupula pada

anak balita atau anak prasekolah membutuhkan nutrisi yang bergizi seimbang

untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan otaknya. Nutrisi yang bergizi

akan mendukung perkembangan mental dan sosial anak.

Periode keemasan seorang anak adalah saat anak prasekolah. Periode

tersebut harus diimbangi dengan nutrisi yang dapat mencukupi kebutuhannya.

Nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah adalah

mengandung karbohidrat, vitamin dan mineral, protein, dan lemak. Selain itu,

anak prasekolah dalam mengkonsumsi makanan juga membutuhkan serat, yakni

sebesar 22 g. Buah dan sayuran juga merupakan sumber serat yang sangat penting

bagi kesehatan tubuh. Serat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kondisi sehat

pada seseorang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi

serat ini, karena apabila dikonsumsi dalam jumlah yang kurang atau lebih, dapat

berpengaruh terhadap kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


2.3 Sayur dan Buah

Buah dan sayur dahulu hanya dianggap sebagai pelengkap. Dengan

berkembangnya berbagai penelitian, terungkap adanya zat kimia aktif dan zat

nutrisi yang terkandung didalamnya disebut phytochemicals dan phytonutriens,

yang berhubungan dengan berbagai manfaat untuk kesehatan, seperti pencegahan

penyakit, pengobatan, dan penyembuhan.

Buah merupakan sumber yang baik dari antioksidan dan fitokimia, seperti

vitamin C, karoten, flavonoid, dan poliphenol. Buah mengandung sejumlah gula

alami, seperti fruktosa dan glukosa. Oleh karena itu, kita perlu membatasi makan

buah segar ataupun jus buah segar. Kelebihan mengonsumsi buah segar yang

manis seperti rambutan, duku, lengkeng, anggur, pisang, dan mangga akan

menambah berat badan karena meningkatnya kadar glukosa darah. Namun, makan

buah secara teratur dan tidak berlebihan dapat mengontrol nafsu makan dan

menurunkan berat badan. Sejumlah penelitian menunjukkan, fruktosa dapat

menurunkan jumlah kalori dan lemak yang dikonsumsi. Keadaan ini

mempermudah turunnya berat badan.

Buah-buahan merupakan santapan terakhir dalam suatu acara makan

atau dimakan kapan saja, buah-buahan dapat diolah atau diawetkan. Buah-

buahan juga merupakan sumber vitamin bagi manusia (Santoso dan Ranti, 2009).

Buah merupakan sumber zat pengatur yaitu vitamin dan mineral yang sangat

diperlukan oleh tubuh bagi kelancaran metabolisme dalam pencernaan makanan

untuk menjaga kesehatan (Winarti, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Buah yang terdapat di Indonesia sangat beraneka ragam, sehingga akan

ada banyak pilihan buah yang dapat dikonsumsi, keanekaragaman ini dapat

dilihat dari adanya perbedaan bentuk dan rasa pada buah. Ini merupakan

kekayaan alam yang terdapat di bumi pertiwi tercinta ini. Seperti halnya buah,

sayur juga turut menyumbangkan sejumlah vitamin, mineral, serat larut, dan

tidak larut, karbohidrat, lemak, protein, dan berbagai nutrisi dalam makanan

sehari-hari. Sayuran merupakan bagian dari tanaman yang umum dimakan

untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Meskipun rasanya tidak selezat bahan

makanan hewani namun sayuran perlu dikonsumsi setiap hari agar tubuh kita

tetap sehat karena di dalamnya tidak hanya mengandung serat saja namun juga

banyak mengandung zat gizi yang penting bagi kesehatan tubuh seperti berbagai

macam vitamin dan mineral (Yuliarti, 2008).

Sayur dan buah memiliki kalori yang rendah dan merupakan sumber serat dan

mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Berdasarkan Riskesdas 2013, anjuran untuk

mengonsumsi sayur dan/atau buah adalah minimal 5 porsi/hari, Namun, proporsi kurang makan

sayur dan buah di Indonesia sangat tinggi, yakni 93.6%. Sepuluh pesan pedoman gizi seimbang di

Indonesia juga menganjurkan untuk banyak makan sayur dan cukup buah-buahan. Hal ini

disebabkan dengan melakukan diet tinggi sayur dan buah maka dapat mengurangi risiko penyakit

kronis seperti penyakit jantung koroner, beberapa jenis kanker, diabetes, stroke, mengurangi risiko

obesitas, berperan penting dalam membantu kerja saluran pencernaan, untuk mencegah wasir dan

konstipasi.

Beberapa survei melaporkan konsumsi sayur dan buah pada remaja dan anak-anak

kurang dari rekomendasi yang dianjurkan terutama pada sayur. Kebiasaan makan yang salah pada

masa anak-anak dapat berlanjut dan menjadi bibit masalah kesehatan yang serius di usia dewasa.

Konsumsi makanan yang kurang sehat, tinggi kalori, tanpa disertai dengan makan sayur dan buah

yang cukup sebagai sumber serat dan mineral dapat mengakibatkan kelebihan berat badan atau

Universitas Sumatera Utara


obesitas pada anak-anak (Ratu, 2011). Anak yang makan lebih banyak sayur dan buah memiliki

risiko yang rendah terkena penyakit stroke dan hipertensi pada usia dewasa.

Kandungan gizi utama yang terdapat dalam sayur dan buah adalah

vitamin dan mineral. Vitamin yang dikandung dalam buah adalah pro vitamin A,

berbagai vitamin B kompleks, vitamin C, E, dan K. Selain itu, buah dan sayur

juga kaya akan berbagai jenis mineral, diantaranya kalium (K), kalsium (Ca),

natrium (Na), zat besi (Fe), magnesium (Mg), mangan (Mn), seng (Zn), selenium

(Se), dan boron (Bo) (Yuliarti, 2008).

Buah dan sayuran juga merupakan sumber serat yang sangat penting bagi

kesehatan tubuh. Serat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kondisi sehat pada

seseorang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi serat

ini, karena apabila dikonsumsi dalam jumlah yang kurang atau lebih, dapat

berpengaruh terhadap kesehatan.

2.4 Konsumsi Sayur dan Buah yang Dianjurkan

Di Indonesia, konsumsi buah yang dianjurkan yaitu sebanyak 200-300

gram atau 2-3 potong sehari berupa pepaya atau buah lain sedangkan porsi

sayuran dalam bentuk tercampur seperti sayuran daun, kacang-kacangan dan

sayuran berwarna jingga yang dianjurkan sebanyak 150-200 gram atau 1 ½ - 2

mangkok sehari. Pendapat lain menurut WHO/ FAO (2003), yang dimaksud

dengan 1 porsi sayur adalah 1 mangkok sayur segar atau ½ mangkok sayur masak

dan 1 porsi buah adalah 1 potongan sedang atau 2 potongan kecil buah atau 1

mangkok buah irisan. Konsumsi buah dan sayur dianggap „”cukup‟ apabila

asupan buah dan sayur 5 porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang dianggap

„kurang‟ apabila asupan buah dan sayur kurang dari 5 porsi sehari.

Universitas Sumatera Utara


Anjuran jumlah porsi dan contoh-contoh menu sehat dan bergizi. Anjuran

jumlah porsi menurut kecukupan energi untuk berbagai kelompok umur antara

lain sebagai berikut:

Tabel. 2.1 Anjuran konsumsi sayur dan buah untuk kelompok umur 1-3 tahun dan
4-6 tahun
Bahan Makanan Anak usi 1-3 tahun Anak Usia 4-6 tahun
Sayuran 1,5 p 2p
Buah 3p 3p
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014

Keterangan:

Sayuran 1 porsi = ¾ gelas= 100gr=175 kkal

Buah 1 porsi = 50gr = 50 kkal

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anjuran konsumsi

sayur dan buah untuk anak usia 4-6 (prasekolah) adalah sebanyak 200-300 gram

atau sekitar 2-3 porsi yaitu berupa 2 porsi berupa buah sama halnya dengan 1

buah pisang ambon dan 3 porsi sayuran sama halnya dengan 1 gelas sayuran yang

sudah ditiriskan.

2.5 Faktor yang mempengaruhi Konsumsi sayur dan buah

Faktor yang mempengaruhi Konsumsi sayur dan buah pada anak dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal meliputi preferensi makanan anak, pengaruh orangtua, pendapatan

keluarga, dan ketersediaan sayur dan buah di keluarga. Faktor eksternal meliputi

pengaruh teman, pengaruh pesan media, pengetahuan gizi, pendidikan, pekerjaan,

lingkungan sosial dan budaya, dan lingkungan masyarakat pesisir. Antara lain

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


2.5.1 Faktor Internal

1. Preferensi Makanan

Preferensi dianggap sebagai faktor penentu dalam mengkonsumsi

makanan termasuk sayur dan buah. Preferensi merupakan tindakan atau ukuran

suka atau tidak sukanya terhadap suatu jenis makanan. Suka atau tidaknya

seseorang terhadap makanan tergantung dari rasa. Karena rasa merupakan suatu

faktor penting dalam pemilihan pangan yang meliputi tekstur dan suhu. Pola

preferensi dan asupan makanan anak dibentuk melalui pengalaman tentang makan

dan makanan yang diberikan oleh ibu dan anggota keluarganya. Rasa suka

terhadap makanan terbentuk oleh rasa senang atau puas yang diperoleh saat

makan makanan tertentu.

2. Pengaruh Orangtua

Keluarga adalah pengaruh utama dalam perkembangan kebiasaan makan

anak. pemberian makanan terhadap anak merupakan tanggungjawab orangtua

dalam menyediakan makanan yang aman dan bergizi. Orangtua mempunyai peran

penting dalam pembentukan kebiasaan makan dan preferensi makanan bagi anak-

anaknya.

Pola konsumsi pada anak dibentuk melalui pengalaman awal dengan

makanan serta praktik orangtua dalam memberikan makan pada anak. Dengan

memberikan makan kepada anak, maka anak juga dididik agar dapat menerima,

menyukai, memilih makanan yang baik serta menentukan jumlah makanan yang

cukup sehingga akan terbina kebiasaan yang baik.

Universitas Sumatera Utara


Teknik orangtua dalam memberikan makan pada anak juga berpengaruh .

pemberian makan dapat dilakukan dengan cara memerintah untuk makan

makanan tertentu atau bisa juga dilakukan dengan memperbolehkan apapun

makanan yang dimakan.

3. Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga secara langsung juga turut menentukan konsumsi

makanan dalam sebuah keluarga. Meningkatnya pendapatan dapat memperbesar

peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas lebih baik. Semakin

tinggi tingkat pendapatan per kapita, maka semakin tinggi juga konsumsi sayur

dan buah. Pendapatan juga mempengaruhi kecukupan konsumsi makanan. Anak

yang berasal dari keluarga dengan pendapatan tinggi mempunyai preferensi

makanan yang berbeda dengan anak yang berasal dari keluarga yang

berpendapatan rendah.

4. Ketersediaan Sayur dan Buah dikeluarga

Ketersediaan sayur dan buah didalam keluarga sangatlah penting. Mutu

gizi pangan seseorang dapat diperbaiki dengan diversifikasi konsumsi pangan.

Untuk mencapai hal tersebut diperlukan diversifikasi pangan yaitu menyediakan

berbagai ragam pangan ditingkat keluarga.

2.5.2 Faktor Eksternal

1. Pengaruh Teman

Seiring dengan pertumbuhan anak, interaksi antara anak dengan

lingkungan sosial semakin luas dan komunikasi menjadi penting. Teman

mempengaruhi dalam pemilihan dan kesukaan makanan. Anak dapat menolak

Universitas Sumatera Utara


suatu makanan dan meminta suatu makanan yang sedang populer secara tiba-tiba.

Seorang anak akan ikut mengkonsumsi sayuran ketika melihat temannya memilih

dan memakan sayuran tersebut walaupun dia tidak suka.

2. Pengaruh Pesan Media

Pemilihan dan kesukaan makanan tidak hanya terpengaruh pada reaksi

indera tetapi juga oleh pendekatan melalui media massa, seperti Televisi, Radio,

dan Majalah. Dengan adanya pesan media ini dapat mengubah kebiasaan makan

pada anak. Sebagai contoh, dengan menonton acara masak di televisi, dia ingin

mencoba dan karena suka dia hanya mau makan jenis itu saja.

3. Pengetahuan Gizi Ibu

Faktor pengetahuan gizi dan pendapatan keluarga faktor yang saling

berhubungan dalam mempengaruhi konsumsi panan. Adanya pendapatan yang

rendah disertai dengan tingkat pengetahuan gizi yang rendah dapat mempengaruhi

kualitas dan kuantitas konsumsi pangan.

Pengetahuan gizi ibu dalam menangani makanan sangat berpengaruh

terhadap menu makanan keluarga dan juga pola konsumsi makanan. Tingkat

pengetahuan gizi yang rendah dapat mempengaruhi ketersediian pangan dalam

rumah tangga dan selanjutnya mempengaruhi kualitas dan kuantitas konsumsi

pangan. Pola konsumsi pada anak dibentuk melalui pengalaman awal dengan

makanan serta praktik orangtua dalam memberikan makan pada anak.

4. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecepatan seseorang secara

Universitas Sumatera Utara


intelektual dan emosional. Pendidikan juga diartikan sebagai suatu usaha sendiri

untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam maupun di luar

sekolah dan berlangsung seumur hidup. Tingkat pendidikan secara tidak langsung

mempengaruhi pola konsumsi makanan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

semakin baik pula konsumsi buah dan sayur. Akan tetapi, seseorang dengan

tingkat pendidikan yang rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan

yang memenuhi persyratan gizi dibandingkan dengan orang lain yang tingkat

pendidikannya lebih tinggi, karena sekalipun berpendidikan rendah kalaupun

orang tersebut rajin mendengarkan penyuluhan dan selalu memperhatikan tentang

kesehatan gizi, bukan tidak mungkin pengetahuannya akan lebih baik.

5. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan segala aktivitas yang dijalani oleh orangtua.

Pekerjaan juga menjadi profesi yang dilakukan oleh orangtua dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Jenis kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak

responden atau yang memberikan penghasilan terbesar. Pekerjaan berhubungan

langsung dengan tingkat pendapatan. Selain itu, pekerjaan juga berpengaruh

terhadap besar-kecilnya perhatian seseorang terhadap makanan yang akan

dikonsumsinya. Jika seseorang terlalu sibuk bekerja, maka seringkali ia

melalaikan dalam memenuhi kebutuhan gizinya dan lebih memilih untuk

mengonsumsi makanan cepat saji.

6. Lingkungan Sosial dan Budaya

Unsur sosial dan budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan

penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya

Universitas Sumatera Utara


memberikan peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan atau makanan.

Misalnya bahan makanan tertentu oleh suatu budaya masyarakat dianggap tabu

untuk dikonsumsi karena alasan-alasan tertentu, sehingga akan berpengaruh

terhadap perilaku konsumsi individu.

2.6 Serat

2.6.1 Jenis Serat

Serat adalah jenis karbohidrat yang tidak terlarut. Serat dalam saluran

pencernaan manusia tidak dapat. Serat dalam saluran pencernaan manusia tidak

dapat dicerna karena manusia tidak memiliki enzim. Meskipun demikian, dalam

usus besar manusia terdapat beberapa bakteri yang dapat mencerna serat menjadi

komponen serat sehingga produk yang dilepas yang dapat diserap kedalam tubuh

dan digunakan sebagai sumber energi.

Serat dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:

1. Serat kasar (crude fiber)

2. Serat yang terlarut (dietary fiber)

Dietary fiber adalah suatu bahan yang tidak dapat dicerna oleh enzim

pencernaan manusia. Beberapa bakteri dalam saluran pencernaan dapat mencerna

serat ini dan menghasilkan suatu produk yang dapat diserap dan berkontribusi

memberikan kalori penghasil energi. Dietary fiber berdasarkan struktur kimia

terbagi menjadi terlarut dan tak terlarut. Serat yang terlarut ditemukan dalam

buah-buahan, beberapa jenis kacang-kacangan, dan beberapa jenis biji-bijian,

seperti oat, tye, dan barley. Serat tersebut terlarut dan membentuk gel dalam air.

Bentukan gel ini dalam saluran pencernaan menyebabkan kecepatan melambat

Universitas Sumatera Utara


dalam mendorong komponen makanan ke usus. Keadaan ini memberikan

kesempatan untuk meningkatkan absorbs zat gizi. Serat yang terlarut mempunyai

efek menurunkan kolesterol, karena serat merangsang peningkatan ekskresi asam

empedu ke dalam usus. Dengan demikian, absorbsi kolesterol dan lemak lainnya

melambat, sehingga terjadi peningkatan produksi asam lemak rantai pendek

dengan cara fermentasi. Faktor efek rendahnya kolesterol akibat serat larut ini

menyebabkan serat menjadi faktor sangat penting, tetapi bagaimana

mekanismenya masih belum banyak diketahui orang.

Insoluber fiber (serat tak terlarut) adalah selulosa, hemiselulosa, dan

lignin. Golongan ini dijumpai dalam sayuran dan kulit gandum. Serat jenis ini

mempunyai kecenderungan menyerap air dan meningkatkan pemadatan (bulky)

sehingga mempunyai kontribusi pada volume tinja yang besar. Dengan demikian,

serat tak terlarut dapat meningkatkan motilitas peristaltic gastrointestinal atau

dapat meningkatkan kecepatan pergerakan material melalui saluran pencernaan

sampai ke kolon. Poin penting adalah serat dapat dicerna oleh enzim pencernaan

manusia, tetapi sangat sedikit dan umumnya serat hanya lewat serta tidak

mengalami perubahan.

Serat yang terkandung dalam beberapa sayur dan buah dapat kita lihat

pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Kandungan Serat pada Beberapa Sayur dan Buah


Serat

Nama Bahan Makanan Serat (gr) Nama Bahan Makanan

Alpokat 5,9 Kangkung 2


Jeruk 5,2 Kol 2,8

Universitas Sumatera Utara


Pisang 2,4 Terong 2,5
Mangga 1,8 Wortel 3,3
Nenas 2,8 Bayam 2,5
Apel 1,2 Buncis 6,6
Pepaya 4,7 Daun singkong 4,2
Salak 4,2 Kacang panjang 3,7
Rambutan 1,12 Semangka 1,8
Sumber: Sukardi, K, L.S. Nofi dan E.D. Anugrahati. Kandungan Zat Gizi Bahan Makanan
Penukar. 1997 dalam Penuntun Diet edisi Baru (2006)

2.6.2 Konsumsi Serat

Pada era globalisasi seperti saat ini, serat kurang mendapat perhatian

serius dalam pemenuhannya. Berawal dari rendahnya konsumsi sayuran dan buah-

buahan pada penduduk indonesia menjadi penyebab rendahnya pemenuhan

kecukupan serat. Banyaknya makanan cepat saji yang beredar ditengah-tengah

masyarakat yang rendah serat, jajanan yang tidak sehat apabila tidak diimbangi

dengan konsumsi sayur, buah, serta tidak terpenuhinya kecukupan serat, jika

dibiarkan dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan timbulnya

berbagai penyakit.

Serat harus dikonsumsi dengan bijak dalam jumlah yang sesuai dengan

yang dianjurkan. Menghindarkan diri dari makanan cepat saji saat ini merupakan

sesuatu yang cukup sulit untuk dilakukan, namun bukanlah suatu hal yang tidak

mungkin kita tetap bisa mempertahankan kesehatan kita, diantaranya adalah

dengan membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan Pedoman

Gizi Seimbang, banyak mengonsumsi sayur dan buah yang juga mengandung

serat yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Serat yang dianjurkan untuk dikonsumsi

berbeda pada masing-masing usia sesuai dengan kebutuhannya. Anak usia

Universitas Sumatera Utara


prasekolah sendiri dianjurkan untuk mengonsumsi serat sebesar 22gr dalam

sehari.

2.6.3 Dampak Kekurangan dan Kelebihan dalam Mengonsumsi Serat

Telah lama diduga adanya hubungan konsumsi makanan yang

mengandung serat dengan kesehatan tubuh manusia. Jumlah asupan serat

makanan yang sesuai dengan kebutuhan dapat membantu mencegah bahkan

menyembuhkan beberapa macam penyakit berbahaya. Serat makanan sebaiknya

diperoleh dari sumber makanan alami dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan

tubuh secara seimbang dan berkesinambungan.

Serat baik untuk kesehatan karena:

1. Membuat perut terasa lebih kenyang

2. Membantu menurunkan glukosa darah

3. Membantu menurunkan lemak darah

4. Melancarkan buang air besar

Almatsier menyebutkan bahwa dalam standar makanan khusus,

pengaturan konsumsi serat dinamakan diet serat tinggi yang diberikan kepada

pasien konstipasi penyakit dan divertikulosis. Hal ini menunjukkan bahwa serat

harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup sesuai dengan yang dianjurkan.

Terdapat dampak tertentu apabila serat dikonsumsi dalam jumlah kurang ataupun

lebih. Secara garis besar, resiko kekurangan dan kelebihan mengonsumsi serat

makanan dalam perut diuraikan sebagai berikut:

Kerugian yang terjadi akibat kekurangan serat makanan, sebagai berikut:

1. Tekstur dan struktur tinja menjadi keras, padat, dan berbutiran kecil-kecilan.

Universitas Sumatera Utara


2. Susah buang air besar atau konstipasi

3. Dinding usus menjadi mudah luka dan mudah terinfeksi

4. Meningkatkan gerak peristaltik usus secara berlebihan,

5. Mendatangkan beragam jenis penyakit mematikan, seperti kanker kolon,

penyakit gula darah, infeksi difertikula, jantung koroner, stoke, tekanan darah

tinggi, dan penyempitan pembuluh darah

Beberapa kerugian yang akan terjadi dalam kelebihan mengonsumsi serat,

diantaranya:

1. Dehidrasi

2. Peningkatan jumlah gas yang dihasilkan oleh mikroorganisme berbahaya

dalam usus besar

3. Menurunkan kemampuan sel usus dalam menyerap vitamin larut lemak, dan

vitamin larut air, sehingga jumlah vitamin tersebut didalam tubuh menjadi

berkurang.

4. Menghambat ketersediaan asam empedu dan beberapa enzim yang

dibutuhkan dalam proses pencernaan sehingga dapat mengganggu

ketersediaan lemak dan protein.

5. Menurunkan ketersediaan mineral.

Pada anak usia prasekolah sendiri masalah kesehatan yang terjadi akibat

kurang dalam mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sebagai sumber surat

diantaranya adalah kejadian konstipasi (sembelit), susah buang air besar, dan tidak

teratur dalam buang air besar. Perlu adanya perhatian khusus dalam mengonsumsi

makanan, seperti sayuran dan buah-buahan yang menjadi sumber serat. Karena

Universitas Sumatera Utara


konsumsi serat yang berlebihan akan menimbulkan masalah bagi kesehatan.

Sehingga serat harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup.

2.6.4 Sumbangan Serat Sayur dan Buah Terhadap Kecukupan Serat

Sumbangan serat buah dan sayur terhadap kecukupan serat adalah jumlah

serat yang terdapat pada sayur dan buah yang dikonsumsi oleh anak usia

prasekolah dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi. Prevalensi konsumsi

sayur dan buah dalam skala nasional seperti yang tertuang dalam Riskesdas 2013

berada pada kategori kurang yaitu sebesar 93,6%. Hal ini juga menunjukkan

bahwa sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat juga masih

kurang.

Rendahnya konsumsi sayur dan buah juga turut mempengaruhi kecukupan

serat, meskipun serat bukan hanya terdapat pada sayur dan buah saja, beberapa

bahan makanan seperti nasi merah juga mengandung serat. Kecukupan serat

sebaiknya diperoleh dari bahan makanan alami seperti sayur dan buah, bukan

berasal dari suplemen yang mengandung serat. Hal ini dikarenakan mengonsumsi

suplemen tertentu dalam jangka waktu yang cukup panjang akan menimbulkan

dampak terhadap kesehatan karena adanya akumulasi bahan kimia dalam tubuh

yang berasal dari sumplemen tersebut.

2.7 Keluarga Nelayan

Keluarga nelayan merupakan gabungan dari dua kata, yakni kata

keluarga dan nelayan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan keluarga

adalah ibu bapak dengan anak-anaknya, satuan kekerabatan yang sangat

mendasar di masyarakat. Keluarga merupakan institusi terkecil didalam

Universitas Sumatera Utara


masyarakat yang berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang

tentram, aman, damai, dan sejahtera yang terdapat didalamnya perilaku

pengasuhan (Mufidah, 2008). Sedangkan nelayan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah orang yang mata pencaharian utama dan usahanya adalah

menangkap ikan dilaut.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraikan diatas dapat

disimpulkan bahwa keluarga nelayan adalah suatu insitusi terkecil dalam

masyarakat yang mamberikan pengasuhan kepada anggota keluarga dan

memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga dengan menangkap ikan dilaut,

baik dengan menggunakan perahu kecil, ataupun kapal besar. Dalam hal ini, laut

menjadi lahan hidup yang paling utama bagi keluarga nelayan. Sumber daya

ekonomi perikanan adalah sumber daya utama yang menggerakkan perekonomian

keluarga dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga keluarga. Besarnya

penghasilan keluarga nelayan tidak dapat diperkirakan pada setiap bulannya, hal

ini dikarenakan ikan hasil tangkapan, menangkap ikan dipengaruhi dengan cuaca

di wilayah laut. Keluarga nelayan memiliki pola kehidupan yang khas jika

dibandingkan dengan keluarga lainnya, yakni terbiasa mengonsumsi hasil laut

dalam jumlah yang cukup tinggi namun masih kurang dalam mengonsumsi

sayuran atau bahkan buah-buahan dengan alasan klasik, yakni mahalnya harga

buah.

Kehidupan sosial keluarga nelayan umumnya hidup dalam kemiskinan,

seperti yang diutarakan oleh Matias (2014) yang melakukan penelitian di

Perumahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan bahwa mayoritas (63,3%)

Universitas Sumatera Utara


suami responden yang bermata pencaharian sebagai nelayan ternyata hanya

berpenghasilan sebesar Rp.300.000 – Rp.400.000 perbulan. Bahkan sejumlah

32,2% hanya berpenghasilan kurang dari Rp.300.000. Sedangkan yang

berpenghasilan di atas Rp.400.000 perbulan hanya 4,5%. Hal ini merupakan suatu

keadaan yang membutuhkan perhatian lebih dari berbagai pihak.

2.8 Konsumsi Sayur, Buah dan Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah pada
Keluarga Nelayan

Di Jepang, ada tiga ciri menonjol pada piramida makanan penduduk

Jepang. Ciri pertama adalah tingginya penggunaan karbohidrat kompleks yang

kaya akan serat pangan (dietary fiber) dan minimnya penggunaan karbohidrat

terolah halus (refined carbohydrat) yang berupa tepung-tepungan. Pola makan

tersebut sangat berguna untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit degeneratif.

Ciri kedua adalah banyaknya konsumsi sayur dan buah-buahan yang secara

alamiah mengandung berbagai macam vitamin, mineral, serat fitokimia, serta

serat pangan. Beberapa vitamin (vitamin A, E, dan C) dan beberapa mineral

(tembaga, seng, dan selenium) merupakan antioksidan yang sangat besar andilnya

dalam mencegah penuaan dini dan berbagai penyakit lainnya. Ciri ketiga adalah

tingginya konsumsi ikan dan sedikitnya penggunaan bahan penghasil energi

utama, yaitu lemak, minyak, dan gula. Konsumsi ikan laut yang kaya akan asam

lemak tidak jenuh omega-3 telah diketahui berperan penting dalam mereduksi

kejadian penyakit kardiovaskuler.

Piramida menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan

merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan agar kesehatan penduduk

terjamin. Sedemikian pentingnya sayuran dan buah-buahan sehingga World

Universitas Sumatera Utara


Health Organization (WHO) dan para ahli gizi di Amerika Serikat menganjurkan

agar kita paling sedikit mengonsumsi lima porsi sayuran dan buah-buahan setiap

harinya. Satu porsi buah-buahan setara dengan 150 gram, sedangkan porsi sayuran

setara dengan 75 gram sayuran mentah.

Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2004 menunjukkan bahwa hanya

sekitar 15% penduduk Indonesia mengonsumsi sayuran dan buah-buahan lebih

dari lima porsi setiap harinya. Dengan demikian, sekitar 85 persen penduduk

Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah-buahan atau dengan kata lain

belum ada pemenuhan dalam kecukupan serat pada penduduk Indonesia. Hal ini

sangat ironis, karena sebagai negara tropis Indonesia merupakan sumber sayuran

dan buah-buahan. Rendahnya konsumsi sayuran dan buah-buahan patut

disayangkan, karena kedua komoditi itu merupakan sumber aneka vitamin,

mineral, serat pangan serta aneka senyawa fitokimia.

Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat konsumsi sayur dan

buah anak usia prasekolah. Penelitian Ulfa dan Latifah (2007) tentang kebiasaan

konsumsi sayuran pada ibu rumah tangga diperkotaan dan perdesaan

menunjukkan hasil yang relatif sama, yaitu konsumsi wortel 8 kali perbulan, atau

sekitar 1-2 kali per minggu di perkotaan, sedangkan diperdesaan hanya 4 kali

perbulan, atau 1 kali per minggu. Hasil penelitian Made (2013) menunjukkan

bahwa dari 184 anak, hanya 7,1% anak yang mengonsumsi serat > 10 gr/hari.

Rata-rata konsumsi serat 58,7% dari yang dianjurkan. Sumber serat yang sering

dikonsumsi yaitu, kangkung, agar-agar, jagung, dan kubis dengan rata-rata

konsumsi 3-5 kali per minggunya.

Universitas Sumatera Utara


Anak-anak adalah masa dimana kebutuhan gizinya harus terpenuhi agar

dapat tubuh dan berkembang dengan optimal. Maka sebaiknya mulai dibiasakan

makan sayur dan buah sejak dini. Namun kebanyakan anak-anak tidak menyukai

rasa dari sayur dan buah terutama pada sayur yang umumnya memiliki rasa pahit.

Anak-anak lebih menyuki makanan yang gurih dan manis yang banyak

mengandung gula dan lemak serta pengawet, pewarna, dan penambah cita rasa.

Jika anak dapat diperkenalkan dan dibiasakan dengan mengonsumsi sayur dan

buah sejak dini, maka diharapkan kebiasaan tersebut dapat berlanjut hingga

dewasa serta memiliki efek kesehatan jangka panjang.

Anak usia prasekolah umumnya lebih mudah menerima makanan yang

sederhana, tidak dicampur, renyah, dan dihidangkan pada suhu kamar, tidak

terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Cara pengolahan makanan merupakan faktor

penting yang perlu diperhatikan. Anak mengenali makanan yang diolah secara

tidak baik dan akan menolaknya. Kebanyakan anak menerima makanan yang

sudah dikenalnya. Makanan baru sebaiknya dikenalkan dalam porsi kecil,

bersamaan dengan makanan yang sudah dikenalnnya. Walaupun anak hanya

melihat makanan baru , atau hanya menciumnya untuk pertama kalinya, ini dapat

menjadi cara untuk belajar mengenal dan memahaminya. Hal ini harus sering

dilakukan. Penting bagi ibu memperhatikan teknik pengolahan dan penyajian

makanan, karena umumnya anak prasekolah menyukai makanan dengan warna

yang menarik. Maka, perlu senantiasa menyiapkan menu bagi makanan anak usia

pra sekolah ini.

Universitas Sumatera Utara


Jenis sayur dan buah yang biasa dikonsumsi anak prasekolah adalah

wortel dan jeruk. Sebagian besar subjek mengkonsumsi sayur setiap hari (76.6%)

dan sebagian besar subjek tidak mengkonsumsi buah setiap hari (68,1%). Rata-

rata konsumsi sayur pada anak masih kurang dari anjuran yaitu 73,5 gram /hari.

Rata-rata konsumsi buah pada anak masih kurang dari anjuran yaitu 58,6 gram

/hari. Konsumsi sayur pada anak tidak terkait dengan pengetahuan gizi ibu

(p=0,34) dan sikap ibu (p=0,16). Konsumsi buah pada anak juga tidak terkait

dengan pengetahuan gizi ibu tidak (p=0,23) dan sikap ibu (p=0,06).

Kesimpulannya sebagian besar subjek (93,6%) mengkonsumsi sayur dalam

kategori kurang dan semua subjek (100%) mengkonsumsi buah dalam kategori

kurang.

2.9 Kerangka Konsep

Sayur dan buah merupakan sumber serat. Sehingga penting untuk

senantiasa memerhatikan konsumsi sayur dan buah, terutama pada anak usia

prasekolah. Pemenuhan terhadap gizi anak usia prasekolah bukan hanya menjadi

perhatian bagi seorang ibu saja, namun juga bagi seluruh anggota keluarga.

Kecukupan serat dapat diperoleh dengan mengonsumsi buah dan sayur dalam

frekuensi (kekerapan), jumlah sayur dan buah, serta jenis sayur dan buah yang

dikonsumsi oleh anak usia prasekolah. Masalah konsumsi makanan berserat yang

terdapat pada sayur dan buah berkaitan dengan status ekonomi, pengetahuan,

kurang asupan, dan frekuensi konsumsi sayur dan buah.

Universitas Sumatera Utara


Konsumsi sayur dan
Pengetahuan
buah anak usia Sumbangannya
ibu tentang
prasekolah : terhadap
konsumsi
- Jenis Kecukupan serat
sayur dan buah - Jumlah
- Frekuensi
(kekerapan)

Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan harta yang tak ternilai harganya yang kelak akan

menjadi pewaris dan penerus, begitu juga untuk menjadikan suatu bangsa menjadi

lebih baik kedepannya. Ia akan menjadi tumpuan dan harapan bagi bangsa. Agar

harapan tersebut tidak hanya sekedar menjadi harapan belaka, maka dalam hal ini

dibutuhkan perhatian khusus kepada faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

anak adalah lingkungan (baik sosial maupun non sosial), keluarga (pola asuh

kepada anak), dan juga derajat kesehatan. Selain itu juga perlu diperhatikan

makanan yang dikonsumsi oleh anak tersebut dalam menunjang tumbuh

kembangnya dan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik.

Anak yang menjadi pewaris, penerus dan harapan bangsa tersebut

termasuk didalamnya adalah anak usia prasekolah. Pada Peraturan Menteri

Kesehatan (PerMenKes) no 75 tahun 2013 dikatakan bahwa yang termasuk dalam

kelompok anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 4-6 tahun. Usia ini

merupakan usia ketika mulai mengalami fase sulit makan. Pada usia ini anak-anak

sudah mulai picky terhadap makanan. Umumnya mereka menyukai makanan yang

manis-manis dan gurih.Makanan yang gurih dan mengandung banyak gula,

lemak, pewarna, serta pengawet makanan. Selain itu, di era globalisasi saat ini

tinggi peredaran makanan fastfood dan junkfood yang rendah serat dan jajanan

yang minim akan nutrisi mudah untuk dijangkau oleh anak juga ditambah dengan

minimnya ruang gerak anak turut menjadi penyebab banyak anak yang ketika

Universitas Sumatera Utara


berusia sekolah sudah ada yang mulai mengalami obesitas. Konsumsi pangan

seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah kemampuan

ekonomi, ketersediaan, serta pengetahuan seseorang (Riskesdas 2013). Kebiasaan

makan dapat juga mulai terbentuk dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga.

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang mengenalkan anak tentang

berbagai perkara dalam kehidupannya, termasuk mengenai gizi seimbang,

interaksi dengan masyarakat yang lebih luas, juga dalam pola konsumsi sayur dan

buah yang mampu menunjang terpenuhinya kecukupan serat pada anak. Keluarga,

terutama orangtua sangat berperan dalam hal penyediaan makanan bagi anaknya,

termasuk dalam hal konsumsi sayur dan buah, untuk membantu terpenuhinya

kecukupan serat pada anak usia prasekolah.

Sayur merupakan salah satu kelompok pangan dalam penggolongan

Food and Agriculture Organization (FAO), yang dikenal dengan Desirable

Dietary Paitern (Pola Pangan Harapan) (Karsin, 2004). Sayur dan buah memiliki

banyak manfaat kesehatan dan berperan sangat penting dalam menu makanan

seimbang. Sayur lebih banyak mengandung mineral dibandingkan dengan buah.

Umumnya, sayur dan buah memiliki kalori yang rendah dan merupakan sumber

serat dan mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Beberapa sayur dan buah juga

mengandung senyawa flavonoid yang dapat membantu mencegah kenaikan berat

badan serta mengurangi resiko obesitas.Anjuran untuk mengonsumsi sayur dan

atau buah minimal 5 porsi per hari selama tujuh hari dalam seminggu, konsumsi

sayur dan buah dikatakan cukup bila memenuhi porsi diatas dan dikatakan kurang

apabila tidak memenuhi 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu. Namun

Universitas Sumatera Utara


prevalensi kurang makan sayur dan buah di Indonesia sangat tinggi, yakni 93,6%

(Riskesdas 2013) atau secara nasional konsumsi sayur dan buah penduduk

Indonesia pada tahun 2007 sekitar 79% dari anjuran.

Almatsier (2009) menyebutkan porsi buah yang dianjurkan sehari untuk

orang dewasa adalah sebanyak 200-300 gram (2-3 potong per hari) dan porsi

sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan sehari adalah 150-200 gram

yakni sebesar 11/2 - 2 mangkok per hari. Sepuluh pesan pedoman gizi seimbang di

Indonesia juga menganjurkan untuk banyak makan sayuran dan cukup buah-

buahan. Hal ini disebabkan karena dengan melakukan diet yang sangat tinggi

dengan sayur dan buah maka dapat mengurangi resiko penyakit kronis seperti

penyakit jantung koroner, beberapa jenis kanker (karena sayur dan buah dapat

berfungsi sebagai antioksidan), menjaga daya tahan tubuh, serta berperan penting

dalam saluran pencernaan yang mampu mencegah konstipasi. Namun saat ini

serat belum mendapatkan perhatian khusus. Padahal, sekalipun serat hanya

dibutuhkan dalam jumlah yang kecil, juga turut menunjang dalam tercapainya

derajat kesehatan yang baik. Kecukupan serat dapat diperoleh dengan

mengonsumsi sayur dan buah.

Pentingnya mengonsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber serat

paling banyak masih kurang disadari oleh masyarakat Indonesia khususnya

penduduk yang ada di Sumatera Utara. Di Indonesia prevalensi konstipasi adalah

sebesar 3. 857.327 jiwa pada tahun 2003. Menurut Departemen Kesehatan pada

tahun 2008 rata-rata konsumsi serat makanan per orang di Indonesia adalah 10,5

Universitas Sumatera Utara


gram. Di perkotaan rata-ratanya 9,9 gram dan di pedesaan adalah 10,7 gram per

hari.

Secara nasional tidak terjadi perubahan yang berarti antara data

Riskesdas 2007 dan 2013. Perubahan yang paling menonjol terjadi di Gorontalo,

dangan proporsi kurang konsumsi sayur dan buah semakin meningkat, dari 83,5

persen menjadi 92,5 persen. Sedangkan di Provinsi Sumatera Utara sendiri

proporsi kurang konsumsi sayur dan buah 94,5% menjadi 92,5%.

Berbagai penelitian yang pernah dilakukan untuk menggambarkan

konsumsi sayur dan buah pada anak menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan

buah pada anak saat ini berada pada kategori kurang. Penelitian yang dilakukan

Rara (2014) pada siswa SDN 060870 Medan menunjukkan frekuensi konsumsi

sayur dan buah adalah 1 kali seminggu (27,8%), frekuensi konsumsi sayur siswa

yaitu 1 kali seminggu (19,4%). Jumlah sayur yang dikonsumsi siswa berada pada

kategori tidak cukup (81,9%) dan jumlah sayur yang dikonsumsi juga berada pada

kategori tidak cukup (61,1%). Buah yang paling banyak dikonsumsi adalah jeruk

(27,8%) dan sayur yang paling banyak dikonsumsi siswa adalah bayam dan sop

(19,4%). Kecukupan serat berada pada kategori kurang, yakni sebesar 100%.

Hasil penelitian Rosidi (2012) di TK Budi Mulya Semarang

menunjukkan konsumsi sayur pada anak dalam kategori kurang yaitu 85,7%,

dengan rata-rata konsumsi sebesar 70,4 gr/hari dengan konsumsi sayur terendah

15,0 gr/hari dan konsumsi sayur tertinggi 148 gr/hari. Hasil tersebut hampir sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh Putriana (2010) pada TK Supriyadi

Semarang bahwa sebagian besar sampel (93,6%) mengonsumsi sayur dalam

Universitas Sumatera Utara


kategori kurang dengan rata-rata konsumsi sayur 73,5 gr/hari. Jenis sayuran yang

sering dikonsumsi oleh sampel adalah bayam, wortel, kembang kol, dan kacang

panjang. Sedangkan sayur yang jarang dikonsumsi adalah sawi putih, terong,

brokoli, buncis, putren, tauge, kacang kedelai, kubis, dan gelandir.

Orangtua menginginkan anaknya memiliki kehidupan yang lebih bagus

kondisinya daripada orangtuanya pada saat ini dan juga menginginkan agar

anaknya menjadi seorang anak yang dapat dibanggakan pada hari tuanya kelak.

Hal ini bukanlah hanya sekedar falsafah belaka apabila orangtua memberikan

perhatian yang lebih terhadap tumbuh kembang anaknya, juga makanan yang

dikonsumsinya untuk memperoleh status gizi yang baik yang dapat mewujudkan

seluruh impian orangtua. Kebutuhan setiap anak berbeda pada setiap golongan

umur, sehingga setiap orangtua diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup

baik tentang hal ini. Keluarga berperan penting dalam menunjang terpenuhinya

kebutuhan gizi seluruh anggota keluarganya terlebih terhadap anak usia

prasekolah. Pembiasaan konsumsi sayur dan buah, serta cara penyajian yang

menarik akan meningkatkan minat seorang anak untuk mengkonsumsi sayur dan

buah.

Keluarga nelayan memang memiliki pola kehidupan yang unik, dimana

mereka terbiasa hanya mengkonsumsi ikan hasil tangkapannya saja sebagai menu

untuk kemudian dihidangkan kepada seluruh anggota keluarganya, sehingga

tersuasanakanlah seluruh anggota keluarga dengan kebiasaan tersebut. Latar

belakang sosial dan ekonomi (pendapatan) juga turut berperan dalam pemenuhan

kebutuhan gizi anak. Keluarga nelayan merupakan keluarga dengan mata

Universitas Sumatera Utara


pencaharian sebagai nelayan. Nelayan sering membawa pulang ikan hasil

tangkapannya kerumah untuk dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarganya.

Pendapatan dari hasil nelayan kurang begitu memadai untuk membeli sayur

terlebih buah yang memiliki harga yang cukup mahal. Hal ini mengakibatkan

konsumsi sayur dan buah keluarga nelayan, pada anak usia prasekolah khususnya

masih rendah dan belum memenuhi angka kecukupan serat melalui konsumsi

sayur dan buah seperti yang telah dianjurkan dalam Angka Kecukupan Gizi.

Menanamkan kebiasaan mengonsumsi makanan untuk menunjang gizi

seimbang pada anak melalui pola konsumsi pangan, konsumsi sayur dan buah

untuk memenuhi kecukupan serat pada anak adalah suatu hal yang penting.

Karena kebiasaan yang baik yang ditanamkan sejak anak masih kecil akan

menjadi kebiasaan baik pada usia anak selanjutnya.

Sayur dan buah yang dikonsumsi dalam jumlah yang cukup akan

membantu terpenuhinya kebutuhan akan serat pada anak usia prasekolah. Serat

memang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil, saat ini pemenuhan terhadap serat

ini dipandang sebelah mata, kurang mendapatkan perhatian, atau malah

terabaikan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusharto (2005) tentang serat

makanan dan peranannya bagi kesehatan menunjukkan bahwa serat yang

dikonsumsi dalam jumlah yang tepat berfungsi dalam membantu kerja saluran

pencernaan, melancarkan pencernaan, juga dapat mencegah terjadinya kanker

kolon. Serat memberikan tekstur pada tinja, sehingga dengan dikonsumsinya serat

akan membantu membantu menghindarkan konstipasi (sembelit), serta susah

Universitas Sumatera Utara


buang air besar pada anak. Serat yang dikonsumsi dengan baik akan mencegah

terjadinya luka pada dinding usus pada anak. Inilah beberapa hal yang serius

yangperlu mendapatkan perhatian yang serius bagi seluruh orangtua yang

mencintai buah hatinya.

Masalah makanan umumnya terjadi pada anak, termasuk masalah

konsumsi sayur dan buah. Penanaman kebiasaan hidup sehat, termasuk kebiasaan

makan yang baik seharusnya dilakukan untuk anak saat anak usia prasekolah.

Keluarga, terutama ibu berperan penting dalam pembentukan kebiasaan makan

anak.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Pulau

Buaya Kecamatan Teluk Nibung terhadap 10 anak usia prasekolah dengan

menggunakan Formulir food recall melalui ibu dari anak prasekolah tersebut

diperoleh gambaran hanya 2 dari 10 anak yang mengonsumsi buah dan sayur

dalam 4-6 kali seminggu, selebihnya hanya mengonsumsi buah dan sayur 1-3 kali

seminggu.Selain itu sangat sedikit dijumpai keluarga yang menyajikan sayur dan

buah dalam menu yang disajikan kepada anggota keluarga, ada lauk (ikan dan

sejenisnya) dalam menu saja sudah dianggap cukup, bahkan untuk menu sarapan

pagi tidak dijumpai sayur, kebanyakan hanya menyajikan nasi goreng dengan

telur goreng dengan alasan waktu yang singkat dalam menyajikan sarapan, dan

kebanyakan anak menyukai menu nasi goreng ditambah telur pada setiap paginya.

Sedangkan untuk menu makan siang dan makan malam umumnya sama. Ibu

hanya memasak menu dalam sehari dalam dua kali masak saja. Menu yang biasa

disajikan pada siang dan malam adalah lauk, seperti ikan sambal. Meskipun

Universitas Sumatera Utara


terkadang ibu menyertakan sayur dalam menunya. Namun anak mereka hanya

memilih makan dengan sambal ikan dan kuah sayur saja sehingga ibu hanya

menyediakan lauk saja dalam menu sehari- hari karena anak mereka tidak

menyukai sayur. Buah yang biasa dikonsumsi adalah jeruk dan pisang. Sedangkan

sayur yang sering dikonsumsi adalah bayam.

Berdasarkan hal inilah akhirnya penulis tertarik untuk melakukan

penelitian untuk melihat konsumsi sayur, buah, dan kecukupan serat anak usia

prasekolah yang berasal dari keluarga nelayan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah bagaimana gambaran konsumsi sayur, buah, dan sumbangan

serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak usia prasekolah pada keluarga

nelayan di kecamatan Teluk Nibung, kota Tanjungbalai 2016.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

konsumsi sayur, buah, serta sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan

serat anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di kecamatan Teluk Nibung,

kota Tanjungbalai 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui jenis, jumlah, dan frekuensi sayur dan buah yang dikonsumsi

anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung,

Kota Tanjungbalai.

Universitas Sumatera Utara


2. Mengetahui pengetahuan ibu tentang konsumsi sayur, buah, dan kecukupan

serat pada anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk

Nibung, Kota Tanjungbalai..

3. Mengetahui sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak

usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota

Tanjungbalai.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi kepada masyarakat,

keluarga nelayan khususnya tentang konsumsi sayur, buah dan kecukupan

serat anak usia prasekolah. Sehingga dapat memberikan makanan terbaik

yang dapat menunjang tumbuh kembang anak.

2. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Dinas

Kesehatan Kota Tanjungbalai tentang permasalahan gizi anak usia prasekolah

yang merupakan aset bangsa.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Konsumsi sayur dan buah termasuk masalah makan yang umum pada
anak, khususnya anak prasekolah. Pentingnya mengonsumsi buah dan sayur yang
merupakan sumber serat paling banyak masih kurang disadari oleh masyarakat
Indonesia, khususnya Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui konsumsi buah, sayur dan sumbangannya terhadap kecukupan serat
anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota
Tanjungbalai.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional, populasi
penelitian adalah seluruh anak usia prasekolah yang berasal dari keluarga nelayan
dan sampel sebanyak 76 anak usia prasekolah, dan pengambilan sampel dengan
accidental sampling. Data frekuensi konsumsi buah dan sayur, jumlah konsumsi
buah dan sayur, jenis buah dan sayur, sumbangan serat diperoleh dari wawancara
dengan menggunakan formulir food recall dan food frequency questionnaires.
Analisa data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan dianalisis secara
deskripsi.
Hasil penelitian menunjukan konsumsi sayur dan buah anak prasekolah
pada kategori kurang masing-masing sebesar 100% dan 90,8%, dan sumbangan
serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak prasekolah tertinggi sebesar
32,3%, terendah sebesar 3,6%. Ibu berpengetahuan kurang 47,4%.
Konsumsi sayur dan buah anak didukung pengetahuan ibu atau
pengasuhnya. Perlu dilakukan pendidikan gizi untuk meningkatan pengetahuan
ibu tentang pentingnya konsumsi sayur dan buah khususnya pada anak prasekolah
agar terpenuhi kecukupan serat yang dianjurkan.

Kata kunci : konsumsi buah, sayur, sumbangannya terhadap kecukupan


serat

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Consumption of vegetable and fruit include the problem of eating in


children, especially preschool child. The importance of consumption fruits and
vegetables are a source of fiber is still the most widely neglected by the
Indonesian people, especially North Sumatra. The purpose of this study was to
determine the consumption of fruit, vegetables and their contributions of fiber
adequacy in preschool child of fisherman family in Teluk Nibung regional,
Tanjungbalai city.
This study is a descriptive cross-sectional design, the study population was
all of preschool child of fisherman family and the number of sample is 76
preshool child , and is taken by accidental sampling. Consumption frequency of
fruit and vegetable , fruit and vegetable consumption, types of fruits and
vegetables, the fiber contribution obtained from the interview using the form food
recall and foood frequency questionnaires. Analysis of the data presented in the
form of frequency distributions and analyzed descriptions.
The results showed consumption vegetables and fruit of preschool child in
less category each other 100% and 90,8%, contribution of vegetable and fruits’
fiber to fiber adequacy of preshool child are 32,3% highest and 3,64%. Mothers
in less knowledge is 47,4%.
Consumption of vegetables and fruit of preschool child are supported by
mother’s knowledge or their educator. Education of nutrition needs to be done to
increase mother’s knowledge about the importance of consume vegetables and
fruit, especilly to Preschool child so that recommended of fiber adequacy was
completed.

Keywords : consumption of fruit , vegetables , their contribution of fiber


adequacy

Universitas Sumatera Utara


KONSUMSI SAYUR, BUAH, DAN SUMBANGANNYA TERHADAP
KECUKUPAN SERAT ANAK USIA PRASEKOLAH PADA
KELUARGA NELAYAN DI KECAMATAN TELUK
NIBUNG, KOTA TANJUNGBALAI
TAHUN 2016

SKRIPSI

Oleh:
ASNAH
NIM 121000204

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


KONSUMSI SAYUR, BUAH, DAN SUMBANGANNYA TERHADAP
KECUKUPAN SERAT ANAK USIA PRASEKOLAH PADA
KELUARGA NELAYAN DI KECAMATAN TELUK
NIBUNG, KOTA TANJUNGBALAI
TAHUN 2016

Skripsi ini diajukan


sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:
ASNAH
NIM 121000204

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi dengan judul “Konsumsi Sayur,

Buah, dan Sumbangannya Terhadap Kecukupan Serat Anak Usia

Prasekolah Pada Keluarga Nelayan Di Kecamatan Teluk Nibung, Kota

Tanjungbalai Tahun 2016” ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Januari 2017

Asnah
121000204

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Konsumsi sayur dan buah termasuk masalah makan yang umum pada
anak, khususnya anak prasekolah. Pentingnya mengonsumsi buah dan sayur yang
merupakan sumber serat paling banyak masih kurang disadari oleh masyarakat
Indonesia, khususnya Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui konsumsi buah, sayur dan sumbangannya terhadap kecukupan serat
anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota
Tanjungbalai.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional, populasi
penelitian adalah seluruh anak usia prasekolah yang berasal dari keluarga nelayan
dan sampel sebanyak 76 anak usia prasekolah, dan pengambilan sampel dengan
accidental sampling. Data frekuensi konsumsi buah dan sayur, jumlah konsumsi
buah dan sayur, jenis buah dan sayur, sumbangan serat diperoleh dari wawancara
dengan menggunakan formulir food recall dan food frequency questionnaires.
Analisa data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan dianalisis secara
deskripsi.
Hasil penelitian menunjukan konsumsi sayur dan buah anak prasekolah
pada kategori kurang masing-masing sebesar 100% dan 90,8%, dan sumbangan
serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak prasekolah tertinggi sebesar
32,3%, terendah sebesar 3,6%. Ibu berpengetahuan kurang 47,4%.
Konsumsi sayur dan buah anak didukung pengetahuan ibu atau
pengasuhnya. Perlu dilakukan pendidikan gizi untuk meningkatan pengetahuan
ibu tentang pentingnya konsumsi sayur dan buah khususnya pada anak prasekolah
agar terpenuhi kecukupan serat yang dianjurkan.

Kata kunci : konsumsi buah, sayur, sumbangannya terhadap kecukupan


serat

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Consumption of vegetable and fruit include the problem of eating in


children, especially preschool child. The importance of consumption fruits and
vegetables are a source of fiber is still the most widely neglected by the
Indonesian people, especially North Sumatra. The purpose of this study was to
determine the consumption of fruit, vegetables and their contributions of fiber
adequacy in preschool child of fisherman family in Teluk Nibung regional,
Tanjungbalai city.
This study is a descriptive cross-sectional design, the study population was
all of preschool child of fisherman family and the number of sample is 76
preshool child , and is taken by accidental sampling. Consumption frequency of
fruit and vegetable , fruit and vegetable consumption, types of fruits and
vegetables, the fiber contribution obtained from the interview using the form food
recall and foood frequency questionnaires. Analysis of the data presented in the
form of frequency distributions and analyzed descriptions.
The results showed consumption vegetables and fruit of preschool child in
less category each other 100% and 90,8%, contribution of vegetable and fruits’
fiber to fiber adequacy of preshool child are 32,3% highest and 3,64%. Mothers
in less knowledge is 47,4%.
Consumption of vegetables and fruit of preschool child are supported by
mother’s knowledge or their educator. Education of nutrition needs to be done to
increase mother’s knowledge about the importance of consume vegetables and
fruit, especilly to Preschool child so that recommended of fiber adequacy was
completed.

Keywords : consumption of fruit , vegetables , their contribution of fiber


adequacy

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Almudabbir, Allah SWT yang senantiasa melimpahkan

rahmat, karunia dan dengan izin-Nya penulis bisa menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Konsumsi Sayur, Buah, dan Sumbangannya Terhadap

Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah Pada Keluarga Nelayan Di

Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai Tahun 2016”. Sholawat

berangkai salam dihanturkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW,

teladan terbaik manusia, rasul yang begitu mencintai ummatnya,

Allahummasholliala Muhammad waa’laali Muhammad.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari

kekurangan dan keterbatasan pengetahuan penulis.

Berbagai pihak telah membantu penulis baik secara materi maupun

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu , S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan para wakil dekan.

3. Drs. Jemadi, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

Universitas Sumatera Utara


4. Prof. Dr. Ir Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

5. Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang

telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Fitri Ardiani, SKM, M.P.H selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes dan Ir. Etti Sudaryati, MKM, PhD,

selaku Dosen Penguji I dan Penguji II yang telah memberikan saran

kepada penulis dalam perbaikan skripsi.

8. Marihot Oloan Samosir, ST selaku staf administratif Departemen Gizi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara yang senantiasa memberikan bantuan dan doa untuk

bersabar.

9. Seluruh dosen dan staf/pegawai yang banyak membantu penulis dalam

proses perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

10. Camat Teluk Nibung, Fachrizal Nasution, S.sos, M.Si yang telah

mengizinkan penulis melakukan penelitian di Kecamatan Teluk Nibung

dan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam skripsi ini.

Selanjutnya, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang begitu

besar dan tiada terhingga kepada :

Universitas Sumatera Utara


1. Ayahanda tercinta, Bapak Tumin, sosok ayah terhebat yang tak mampu

mengungkapkan betapa besar kasih sayangnya kepada penulis, doaananda

akan senantiasa menemanimu wahai ayaha serta Mamak tersayang Ibunda

Kartik, sosokIbu idaman yang selalu kuat, memberi semangat, dan

motivasi terhebat kepada penulis agar segera menyelesaikan studi di FKM

USU, semoga Allah membalas kebaikan keduanya dengan Jannah-Nya

2. Abangda tercinta Syafaruddin dan Jamil yang selalu bersabar dalam

menghadapi penulis, memberikan pelajaran bukan lewat kata namun lewat

perbuatan. Kakanda tersayang, ibu generasi yang kuat Rismawati dan Siti

Fatimah yang banyak memberikan perjalanan kehidupan yang luar biasa,

sosok yang tiada bosan mengajarkan adiknya,dan terkhusus kepada

kakanda tersayang Mastuti, Amk yang sangat sabar menghadapi penulis,

penjaga rahasia terbaik sepanjang masa, dan motivator terhebat sepanjang

masa. Semoga Allah melimpahkan kasih sayangNya kepada keluarga kita,

dan menjadikan kita bukan hanya keluarga didunia namun juga di akhirat

kelak

3. Keponakan nan solih dan solihah, Pendi, Nanang Hidayat, Iqbal, Adi,

Suci Ramadhani, Sheila Ramadhani, Elviana, Muhammad Ihsan,

Cahaya Annisa, si kecil Atikah Zhafira dan Muhammad Fahrezi yang

telah membantu dan memberikan inspirasi kepada penulis dan saudara ipar

yang juga memotivasi penulis dan membantu dalam penelitian.

4. Saudari-saudari yang saya cintai karna Allah, teman seperjuangan dalam

jalan dakwah yang tak mudah ini, yang tak mungkin disebut namanya satu

Universitas Sumatera Utara


per satu. Semoga Allah menetapkan hati dan kaki kita untuk tetap

istiqomah.

5. Siti Nuraini, teman sekaligus guru yang telah sabar menghadapi penulis

dan banyak memberikan motivasi terbaik. Zahra, Irsa, Yessi, dan Kak

Elsa saudari yang setia membersamai penulis. Nurma, Zakiyah, dan

Dhani yang telah banyak memberikan pengertian kepada penulis.

6. Terspesial dan sangat banyak membantu penulis,Rifa, Delima, Intan,

Sabrina, Uni Kitri, dan Dina, semoga Allah membalas dengan limpahan

pahala.

7. Penghuni Rubin Hasanah yang telah banyak memberikan bantuan kepada

Penulis yang tak mampu penulis balas, semoga Allah membalas segala

kebaikannya dengan SurgaNya. Anak kos Picauli 23 yang telah menjadi

saudari di perantauan selama penulis menuntut ilmu di perantauan.

8. Teman-teman mahasiswa angkatan 2012 peminatan Gizi Kesehatan

Masyarakat FKM USU, rekan seperjuangan, teman berbagi informasi yang

saling memotivasi dalam menyelesaikan skripsi

9. Teman-teman PBL Sukadame yang telah memberikan warna terbaru

dalam hidup penulis dan pelajaran hidup yang berharga (Kiki, Ariantika,

Ranti, Pak Gubernur Irwan, Pak Walikota Hardi, dan Kak Kris)

terima kasih atas semangat dan pelajaran yang telah diberikan kepada

penulis.

10. Teman- teman LKP Puskesmas Medan Labuhan (Arlila, Novita, Nazrah)

yang selalu sabar dalam menempuh perjalanan yang sangat jauh.

Universitas Sumatera Utara


11. Teman-teman Mahasiswa Angkatan 2012, khususnya Bledina, Muliana,

Aliyah, Niwa, dan Yaya.

Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya kepada kita semua dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat untuk semua kalangan.

Wassalaam.

Medan, Januari 2017

Asnah

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
ABSTRACT ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL..............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian ........................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 8
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Anak Usia Pra Sekolah ......................................................................... 10
2.2 Kebutuhan Gizi Anak Usia Prasekolah ................................................ 13
2.3 Sayur dan Buah ..................................................................................... 15
2.4 Konsumsi Sayur dan Buah yang Dianjurkan ........................................ 17
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Sayur dan Buah ...................... 19
2.5.1 Faktor Internal ............................................................................. 19
2.5.2 Faktor Eksternal ........................................................................... 21
2.6 Serat ...................................................................................................... 23
2.6.1 Jenis Serat .................................................................................... 23
2.6.2 Konsumsi Serat ............................................................................ 25
2.6.3 Dampak Kekurangan dan Kelebihan dalam
Mengonsumsi Serat ...................................................................... 26
2.6.4 Sumbangan Serat Sayur dan Buah Terhadap
Kecukupan Serat ........................................................................... 28
2.7 Keluarga Nelayan ................................................................................ 29
2.8 Konsumsi Buah dan Sayur Pada Anak Pra sekolah
pada Keluarga Nelayan ......................................................................... 30
2.9 Kerangka Konsep ................................................................................. 33

Universitas Sumatera Utara


BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 35
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 35
3.2.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 35
3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................................... 35
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 36
3.3.1 Populasi ....................................................................................... 36
3.3.2 Sampel ......................................................................................... 36
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 37
3.4.1 Data Primer .................................................................................. 37
3.4.2 Data Sekunder.............................................................................. 38
3.5 Definisi Operasional ............................................................................. 38
3.6 Aspek Pengukuran ................................................................................ 39
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 40
3.7.1 Pengolahan Data .......................................................................... 40
3.7.2 Analisis Data................................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Teluk Nibung ....................................... 42
4.1.1 Geografi ....................................................................................... 42
4.1.2 Demografi .................................................................................... 43
4.1.2.1 Distribusi Penduduk Kecamatan Teluk Nibung ................ 43
4.1.2.2 Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur ................ 44
4.1.2.3 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian .............. 44
4.1.2.4 Distribusi Penduduk Menurut Agama ............................... 45
4.1.2.5 Distribusi Penduduk Menurut Suku .................................. 46
4.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden .......................................... 47
4.2.1 Umur Responden ......................................................................... 47
4.2.2 Pendidikan Responden ................................................................ 47
4.2.3 Pekerjaan Keluarga ...................................................................... 48
4.2.4 Jumlah Anggota Keluarga ........................................................... 48
4.3 Karakteristik Anak Prasekolah ............................................................. 49
4.4 Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah Anak Prasekolah pada
Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung ................................... 50
4.4.1 Frekuensi dan Jenis Buah yang Dikonsumsi pada
Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung ............................ 50
4.4.2 Frekuensi dan Jenis Sayur yang Dikonsumsi pada
Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung ............................ 51
4.5 Jumlah Konsumsi Sayur dan Buah Anak Prasekolah pada
Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung ................................... 52
4.5.1 Jumlah Konsumsi Buah dan Sayur ............................................... 52
4.6 Sumbangan Sayur dan Buah Terhadap Kecukupan Serat pada
Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung ................................... 53
4.7 Pengetahuan Gizi Ibu (Pengasuh)......................................................... 54

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kecukupan Serat Anak Usia Prasekoh pada

Universitas Sumatera Utara


Keluarga Nelayan ................................................................................. 56
5.2 Sumbangan Serat Sayur dan Buah Terhadap Kecukupan Serat
Anak Usia Prasekolah pada Keluarga Nelayan ...................................... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 63
6.2 Saran ..................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64


DAFTAR LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel. 2.1 Anjuran konsumsi sayur dan buah untuk kelompok umur
1-3 tahun dan 4-6 tahun 18

Tabel 2.2 Kandungan Serat pada Beberapa Sayur dan Buah 25

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk Kecamatan Teluk Nibung 43

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Kecamatan Teluk Nibung Menurut


Golongan Umur 44

Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Kecamatan Teluk Nibung


Menurut Mata Pencaharian 45

Tabel 4.4 Distibusi Penduduk Kecamatan Teluk Nibung


Menurut Agama 46

Tabel 4.5 Distibusi Penduduk Kecamatan Teluk Nibung


Menurut Suku 46

Tabel 4.6 Distibusi Responden Menurut Umur di Kecamatan


Teluk Nibung Tahun 2016 47

Tabel 4.7 Distibusi Responden Menurut Pendidikan


di Kecamatan Teluk Nibung tahun 2016 47

Tabel 4.8 Distibusi Responden Menurut Pekerjaan di Kecamatan


Teluk Nibung tahun 2016 48

Tabel 4.9 Distibusi Responden Menurut Anggota Keluarga


Di Kecamatan Teluk Nibung tahun 2016 48

Tabel 4.10 Distribusi Anak Usia Prasekolah Berdasarkan Karakteristik 49

Tabel 4.11 Distribusi Anak Usia Prasekolah Berdasarkan Frekuensi


dan Jenis Buah Yang Dikonsumsi 51

Tabel 4.12 Distribusi Anak Usia Prasekolah Berdasarkan Frekuensi


dan Jenis Sayur Yang Dikonsumsi 52

Tabel 4.13 Distribusi Anak Usia Prasekolah Berdasarkan Jumlah


Konsumsi Buah 53

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.14 Distribusi Sumbangan Serat Sayur dan Buah Terhadap
Kecukupan Serat 53

Tabel 4.15 Pengetahuan Ibu (Pengasuh) Tentang Gizi


Anak Usia Prasekolah 54
Tabel 4.16 Pengetahuan Ibu (Pengasuh) terhadap Kecukupan
Serat Anak Prasekolah pada Keluarga Nelayan
di Kecamatan Teluk Nibung 54

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian 34

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Frekuensi Makanan 67

Lampiran 2. Formulir Recall 24 Jam 68

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian 69

Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian 72

Lampiran 5. Surat Selesai Penelitian 73

Lampiran 6. Output Spss 74

Lampiran 7. Master Data 78

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian 81

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Asnah

Tempat /Tanggal Lahir : Bendang/ 1 September 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Dr. Picauli No. 23 Medan

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Nama Ayah : Tumin

Nama Ibu : Kartik

Pendidikan Formal

1. Tahun 1999-2005 : SD Negeri 018479 Air Joman Baru

2. Tahun 2005-2008 : MTsS YMPI Sei Tualang Raso

3. Tahun 2008-2011 : MAS YMPI Sei Tualang Raso

4. Tahun 2012-2016 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai