Anda di halaman 1dari 5

Nama : TRIYATI APRI WULANDARI

NPM : 19340048

Jurusan : DIV Kebidanan

MATRIK PENELITIAN KEBIDANAN

N Nama peneliti Judul Desain Variabel yang Responden Hasil


o (tahun) penelitian diteliti Penelitian
1. Erna Kusumawati, Model Pengendalian Faktor Penelitian Batita, Sampel kasus Hasil penelitian menemukan karakteristik batita stunting
Setiyowati Rahardjo, Risiko Stunting pada Anak menggunakan pemberdayaan adalah 50 batita terkena penyakit infeksi (82%), riwayat panjang badan lahir <
Hesti Permata Sari Usia di Bawah Tiga Tahun desain kasus kontrol keluarga, penyakit stunting, sampel 48 centimeter (66%), riwayat pemberian ASI dan makanan
(2015) infeksi, stunting, kontrol adalah 50 batita pendamping ASI kurang baik (66%), riwayat berat badan lahir
batita status normal rendah (8%).

2. Sri Mugianti, Arif Faktor penyebab anak Stunting Desain pada Stunting, Faktor, Populasi dalam Hasil penelitian ini menunjukkan faktor penyebab stunting
Mulyadi, Agus Khoirul usia 25-60 bulan penelitian ini Penyebab, Anak penelitian ini sejumlah yaitu asupan energi rendah (93,5%), penyakit
Anam, Zian Lukluin di Kecamatan Sukorejo Kota menggunakan 155 anak. Teknik infeksi (80,6%), jenis kelamin laki-laki (64,5%), pendidikan
Najah (2018) Blitar rancangan penelitian sampling ibu rendah (48,4%), asupan protein rendah (45,2%), Tidak Asi
deskriptif. yang digunakan adalah Ekslusif (32,3%), pendidikan ayah rendah (32,3%) dan ibu
menggunakan quota bekerja (29%)
sampling dengan besar
sampel
yang diambil 31 anak
3. Farah Okky Aridiyah, Faktor-faktor yang Jenis penelitian ini Stunting, Anak jumlah sampel Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
Ninna Rohmawati, Mury Mempengaruhi Kejadian adalah analitik Balita, Pedesaan, sebanyak 50 terjadinya stunting pada anak balita
Ririanty (2015) Stunting pada Anak observasional Perkotaan responden yang berada di wilayah pedesaan dan perkotaan adalah
Balita di Wilayah Pedesaan dan dengan desain pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu
Perkotaan cross-sectional mengenai gizi, pemberian ASI eksklusif, umur pemberian
MP-ASI, tingkat kecukupan zink dan zat besi, riwayat penyakit
infeksi serta faktor genetik
4. Eko Setiawan, Rizanda Faktor-Faktor yang Berhubungan Jenis penelitian ini faktor-faktor, Sebanyak 74 sampel Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi stunting sebesar
Machmud, Masrul dengan Kejadian Stunting adalah studi analitik stunting, balita dipilih secara simple 26,9 persen dan normal sebesar 73,1 persen. Hasil uji
(2018) pada Anak Usia 24-59 Bulan di observasional random sampling Chisquare menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna
Wilayah Kerja Puskesmas dengan antara tingkat asupan energi, riwayat durasi penyakit infeksi,
Andalas Kecamatan Padang desain cross- berat badan lahir, tingkat pendidikan ibu dan tingkat
Timur Kota Padang Tahun 2018 sectional. pendapatan keluarga dengan kejadian stunting. Tingkat
pendidikan ibu memiliki hubungan paling dominan dengan
kejadian stunting
5. Brigitte Sarah Renyoet Hubungan pola asuh dengan Jenis penelitian Stunting, pola asuh, Jumlah populasi pada Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin perempuan
, Veni Hadju kejadian stunting anak usia 6-23 adalah analitik anak usia 6-23 saat penelitian adalah memiliki persentase status gizi normal mencapai 47,5% dan
, St. Nur Rochimiwati Bulan di wilayah pesisir dengan rancangan bulan, wilayah sebanyak 209 anak usia memiliki masalah stunting sebesar 32,2% pada kategori
(2013) kecamatan tallo kota makassar cross pesisir 6-23 bulan pendek. Jumlah anak stunting di Kecamatan Tallo adalah 81
sectional anak dengan persentase 54% dan 69 anak atau 46% yang
berstatus gizi normal
6. Himatul Khoeroh, dan Evaluasi penatalaksanaan gizi Penelitian ini Stunting; Nutrition; observasi dan Hasil penelitian menunjukkan pada tahap input yaitu tenaga
Dyah Indriyanti (2017) balita stunting di merupakan Baby dokumentasi terhadap kesehatan yang terlibat masih memerlukan tambahan, belum
Wilayah kerja puskesmas penelitian kualitatif 6 informan awal yang ada tenaga gizi.
sirampog terdiri dari kepala
puskesmas, bidan
koordinator KIA,
koordinator gizi, bidan
desa, kader
dan ibu balita sasaran
7. Zilda Oktarina Faktor risiko stunting pada balita Desain penelitian balita, besar melibatkan subjek 1 Hasil penelitian menunjukkan prevalensi balita stunting 44.1%.
dan Trini Sudiarti (24—59 bulan) di sumatera yang digunakan keluarga, stunting 239 balita di Provinsi Faktor risiko stunting pada balita (p<0.05) yaitu tinggi badan
(2013) adalah cross Aceh ibu (OR=1.36), tingkat asupan lemak (OR=1.30),
sectional jumlah anggota rumah tangga (OR=1.38) dan sumber air
minum (OR=1.36). Faktor dominan yang berhubungan
dengan kejadian stunting pada balita adalah jumlah anggota
rumah tangga.
8. Iman Surya Pratama*, Implementasi gasing (gerakan Pelaksanaan GASING, PHBS, Kegiatan dilakukan Peningkatan skor pengetahuan (nilai 3 ke 7) diperoleh melalui
Siti Rahmatul Aini, Baiq anti stunting) Melalui phbs dan kegiatan pemeriksaan cacing meliputi: (1) pre-post test. Status gizi pendek diperoleh pada 3.03%
Fitria Maharani (2019) pemeriksaan cacing menggunakan koordinasi teknis berdasarkan indeks TB/U. Hasil pemeriksaan telur cacing pada
pendekatan pelaksanaan, (2) feses 18 siswa negatif. Kegiatan pengabdian mampu
pembimbingan dan penyuluhan meningkatkan pengetahuan jangka pendek sasaran dalam
penyelesaian dan pembimbingan implementasi PHBS terkait penanganan stunting.
masalah terkait GASING,
PHBS dan penggunaan
obat cacing, (3)
pemeriksaan
status gizi meliputi
data antropometri dan
kecacingan.

9. Lidia Fitri Hubungan bblr dan asi ekslusif Jenis penelitian ASI ekslusif, BBLR, Populasi berjumlah 300 Hasil penelitian diperoleh sebanyak 25 orang (33,3%) balita
(2018) dengan kejadian analitik kuantitatif Stunting orang balita, sampel 75 mengalami stunting, balita dengan BBLR sebanyak 22 orang
Stunting di puskesmas lima dengan desain cross responden (29,3%) dan yang tidak diberikan ASI ekslusif sebanyak 55
puluh pekanbaru sectional. orang (73,3%). Ada hubungan yang bermakna antara berat
badan lahir rendah (BBLR) dengan kejadian stunting dimana p
value 0.000 dan terdapat hubungan antara pemberian ASI
ekslusif dengan kejadian stunting diperoleh nilai p value 0.021
artinya p<0,05.
10. Frienty Sherlla Mareta Hubungan beberapa faktor Jenis penelitian Stunting, IMD, Subjek terdiri dari 82 Hasil: IMD tidak berhubungan signifi kan dengan kejadian
Lubis, Risya Cilmiaty, dengan Stunting pada balita berat adalah BBLR balita yang berusia 12- stunting (X² = 0,286, p = 0,593), berat badan lahir
Adi Magna (2018) badan lahir Rendah observasional 24 bulan dengan BBLR rendah (BBLR) berhubungan signifi kan dengan kejadian
analitik di 2 kecamatan di Kota stunting pada a 10 % ( F = 1,561, p = 0,087)
dengan Surakarta.
menggunakan
desain penelitian
cross-sectional
11. Ni Ketut Aryastami Kajian Kebijakan dan Desain penelitian stunting, policy Literatur rivew Penurunan angka stunting hanya mencapai 4%
, dan Ingan Tarigan Penanggulangan Masalah Gizi yang digunakan analysis, Indonesia dipelajari dari berbagai antara tahun 1992 hingga 2013. Perpres no. 42/2013
(2017) Stunting di Indonesia adalah cross literatur dan hasil-hasil
sectional study. studi sebelumnya yang telah menetapkan Gerakan Nasional Seribu Hari
terkompilasi dari Pertama Kehidupan dalam upaya meningkatkan
berbagai status gizi balita yang diikuti oleh pengembangan
survey sejak tahun program termasuk anggarannya. Stunting memiliki
1992 (Survey Vitamin
A) hingga
risiko panjang yakni PTM pada usia dewasa,
Riskesdas 2013 walaupun masih dapat dikoreksi pada usia dini.
12. Astutik faktor risiko kejadian stunting Penelitian ini Stunting, Toddler, Seluruh Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara status
, M. Zen Rahfiludin pada anak balita usia 24-59 bulan termasuk dalam Low Birth Weight, anak balita di wilayah ekonomi (p= 0,003, OR=5,333), asupan protein (p= 0,026,
, Ronny Aruben (studi kasus di wilayah kerja penelitian Level of Family Puskesmas OR=3,538) dan seng (p= 0,012, OR=4,241) dengan kejadian
(2018) puskesmas gabus ii kabupaten oservasional analitik Prosperity, Gabus II yang berumur stunting dan ketiganya merupakan faktor resiko stunting.
pati tahun 2017) dengan Nutrition Intake. 24-59 bulan Variabel berat badan lahir rendah tidak memiliki hubungan
menggunakan yang berjumlah 499 dengan kejadian stunting namun merupakan faktor risiko
desain kasus balita stunting, (p = 0,319, OR=1,647).
kontrol.
13. Anik Sholikah Faktor - Faktor yang Jenis penelitian Factors Determinant, Sampel dalam hasil penelitian adalah tuberculosis , diare dan ISPA, sebagian
, Eunike Raffy Rustiana, Berhubungan dengan Status Gizi adalah survey Nutrition Status, penelitian ini sebanyak besar masyarakat dipedesaan maupun perkotaan berada
Ari Yuniastuti (2017) Balita di Pedesaan dan analitik dengan Toddler 192 ibu yang dilingkungan rumah industri mebel sahingga udara mudah
Perkotaan rancangan mempunyai balita usia tercemar debu kayu. Faktor yang yang tidak berhubungan
Cross Sectional 1 – 5 tahu dengan status gizi balita di pedesaan dan perkotaan adalah
Jarak kelahiran, pola pengasuhan gizi, pendidikan ibu dan
pekerjaan ibu (p > 0.05).

14. Novita Nining Keragaman pangan, pola asuh desain penelitian Stunting, jumlah subjek 100 Penelitian ini menunjukkan bahwa 41% balita usia 24-59 bulan
Widyaningsih makan dan kejadian stunting yang digunakan Keragaman Pangan, balita yang berusia 24- mengalami stunting. Uji chi square menunjukkan bahwa
, Kusnandar pada balita usia 24-59 bulan adalah cross Pola Asuh Makan 59 bulan. terdapat hubungan antara panjang badan lahir, pola asuh makan
, Sapja Anantanyu sectional study. dan keragaman pangan dengan stunting (p = 0,05). Hasil
analisis multivariate menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara keragaman pangan dengan stunting (p= 0,029,
OR=3,213, 95% Cl: 1,123-9,189)
15. Daning Kurnia (2018) hubungan pengetahuan sikap dan desain penelitian status gizi balita, 80 sampel terhadapat hubungan status gizi dan sikap ibu terhadap status
tindakan terhadap status gizi yang digunakan pengetahuan ibu, gizi balita
adalah cross sikap gizi ibu
sectional study.
16. Ni Nengah Ariati, Description of nutritional status desain penelitian Nutrition status, 53 sampel Result: This research showed that 35.85% sample were
Arma Fetria, and the incidence yang digunakan stunting, early underweight, 60.38% well nourished, and 3.77% overweight.
Ida Ayu Eka Padmiari, of stunting children in early adalah cross childhood program. The data after Height/ Age measurement has shown that 9.43%
A.A. Putra childhood education sectional study. sample were short, 73.58% normal, and 16.98% tall.
Purnamawati, programs in Bali-Indonesia

(2018)

17. Jane Kabubo-Mariara Determinants of Children’s desain penelitian stunting literatur rivew Policy simulations affirm the potential role of parental,
Godfrey K. Ndenge Nutritional Status yang digunakan household and community characteristics in reducing long-term
and Domisiano K. in Kenya: Evidence from adalah cross malnutrition in Kenya and suggest that the correct policy
Mwabu (2008) Demographic sectional study. mix would make a substantial reduction in the current high
and Health Surveys levels of mal-nutrition.

18. Zeritu Dewana Prevalence and Predictors of desain penelitian Stunting; 764 The prevalence of stunting in our study was
Stunting among Children of Age yang digunakan Community; participants 52.5%. Children whose age were between 24 to 35
, Teshale Fikadu between 24 to 59 adalah cross Infectious diseases; months were 3.13 times; AOR=3.13 (95% CI=1.88, 5.18)
, Wolde Facha Months in Butajira Town and sectional study. Malnutrition more likely developed stunting than children whose age
and Niguse Mekonnen Surrounding District, Gurage were between 48 to 59 months. Those children residing
(2017) Zone, Southern together with three under-five children were 4.52 times;
Ethiopia AOR=4.52 (95% CI=2.41, 8.45) more likely developed
growth stunting than single child in the household.

19. Pascale Vonaesch Factors associated with stunting desain penelitian stunting 424 sampel The study group had a mean age of 14.2±10 months. Fifty-eight
, Laura Tondeur in healthy yang digunakan percent (292/414) were boys, and 36 percent (148/414)
bastien Breurec children aged 5 years and less adalah cross exhibited stunted growth. Of the stunted children, 51%
, Petula Bata living in Bangui sectional study. (75/148) showed a moderate delay in linear growth for their age
, Liem Binh (RCA) group [height-for-age z-score (HAZ) between -2 and -3 SD]
(2018) while 49% (73/148) presented a severe delay (HAZ < -3).

20. Mercedes de Onis and Childhood stunting: a global desain penelitian stunting literatur rivew The severe irreversible physical and neurocognitive damage
Francesco Branca perspective yang digunakan that accompanies stunted growth poses a major threat to human
adalah cross development. Increased awareness of stunting’s magnitude and
sectional study. devastating consequences has resulted in its being identified as
a major global health priority and the focus of international
ttention at the highest levels with global targets set for 2025
and beyond. The challenge is to prevent linear growth failure
while keeping child overweight and obesity at bay.

Anda mungkin juga menyukai