Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU SAAT HAMIL DENGAN

KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS ARJASA

Oleh:
Purfika Dwi Lestari1), Nikmatur Rohmah2), Resti Utami3)
1)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
2,3)
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Jl. Karimata 49 Jember. Telp: (0331) 332240 Fax : (0331) 337957 Email:
Fikes@unmuhjember.ac.id Website: http://fikes.unmuhjember.ac.id Email:
Purfika310897@gmail.com

ABSTRAK

Stunting dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak


optimal dan mudah terserang penyakit infeksi. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kejadian stunting pada balita seperti faktor ibu, faktor balita dan
faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi
ibu saat hamil dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Arjasa.
Desain penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan
crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah balita dengan jumlah sampel
137 responden yang berada di wilayah kerja Puskesmas Arjasa khususnya Desa
Biting. Teknik sampling yang digunakan random cluster sampling dan analisis
statistik menggunakan Spearmen Rho. Berdasarkan analisa data dari status gizi
ibu saat hamil dengan kejadian stunting pada balita didapatkan nilai (p value =
0,039) α = 0,05 yang berarti ada hubungan status gizi ibu saat hamil dengan
kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Arjasa. Ibu hamil
hendaknya selalu memperhatikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan untuk
mengurangi risiko terjadinya stunting pada balita.

Kata Kunci : Kata kunci: Gizi Ibu Hamil, Stunting


Daftar Pustaka 26 (2012-2019)

1
2

Relationship of Maternal Nutritional Status during Pregnancy


with Stunting in Toddlers in the Arjasa Health Center Work Area

ABSTRACT

Stunting can lead to growth and development of children is not optimal and easy
tert groaned infectious diseases. Many factors can affect the incidence
of stunting in infants such as maternal factors, toddler factors and environmental
factors. The purpose of this study was to determine the relationship of maternal
nutritional status during pregnancy with stunting in the working area of the Arjasa
Community Health Center. The research design used is correlational with a cross-
sectional approach. The population in this study was toddlers with a sample of
137 respondents who were in the working area of the Arjasa Community Health
Center, especially Biting Village. The sampling technique used was random
cluster sampling and statistical analysis using Rho Spearmen. Based on data
analysis of the nutritional status of the mother during pregnancy with the
incidence of stunting among children under five get value ( p value = 0.039) α =
0.05, which means that there is a relationship nutritional status of mothers during
pregnancy with the incidence of stunting among children under five in Arjasa
Community Health Center. Pregnant women should always pay attention to foods
that are in accordance with the needs to reduce the risk of stunting in infants.

Keywords: Nutrition for Pregnant Women, Stunting


Bibiliography 26 (2012-2019)
3

PENDAHULUAN besar prevalensi tertinggi dengan


kejadian stunting. Di Indonesia
A. Latar Belakang Stunting memiliki prevalensi
Balita merupakan kelompok tertinggi dibandingkan dengan
umur yang rawan dengan masalah masalah lain seperti, kurang gizi,
gizi yang paling utama bagi balita kurus, serta gemuk dengan
ialah stunting dan kurang gizi. prevalensi stunting mengalami
Stunting atau pendek merupakan kenaikan dari tahun 2016 yaitu
salah satu gizi kurang yang ditandai 27,5% menjadi 29,6 % stunting pada
dengan tinggi badan yang tidak tahun 2017 yang cenderung statis.
sesuai perkembangan pada usia anak (KEMENKES, 2018).
atau tinggi badan menurun umur Hasil RISKESDAS pada tahun
serta menimbulkan gangguan pada 2018 kejadian stunting yang ada di
perkembangan fisik yang Indonesia yaitu sebanyak 30,8% di
menyebabkan penurunan Jawa Timur Stunting merupakan
kemampuan kognitif, motorik serta wilayah dengan prevalensi yang
penurunan performa kerja. Anak cukup tinggi yaitu 30,2%
dengan stunting memilki IQ (Kesehatan, 2018). Di Jember hasil
(Intelligence Quotient) lebih rendah studi pendahuluan yang telah
dari pada anak yang normal dilakukan oleh peneliti, Kecamatan
(Setiawan & Machmud, 2018). Arjasa merupakan tempat tertinggi
Stunting atau pendek ialah peringkat 4 populasi dengan stunting
kondisi dimana balita yang tidak balita yaitu 24,56% dari 2.866 balita
memiliki panjang ataupun tinggi yang tersebar di 6 Desa Wilayah
badan yang kurang dibandingkan Kecamatan Arjasa.
umurnya. Balita dengan stunting Berdasarkan kejadian dan data
termasuk masalah gizi kronik yang
yang telah didapat untuk meneliti
dapat disebabkan oleh banyak faktor kejadian stunting di Wilayah Kerja
seperti kondisi sosial ekonomi, gizi Puskesmas Arjasa yang
ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, prevalensinya lebih banyak yaitu
dan kurangnya asupan gizi pada bayi. tertinggi nomor 4 di Jember. Adapun
Balita dengan stunting akan judul yang telah dibuat peneliti ialah,
mengalami kesulitan dalam “ Hubungan Status Gizi dan Umur
mencapai perkembangan fisik dan Ibu saat Hamil dengan Kejadian
kognitif yang optimal dimasa yang Stunting di Wilayah Kerja
akan datang (KEMENKES, 2018) Puskesmas Arjasa”.
Faktor terjadinya Stunting atau
B. Tujuan Penelitian
pengerdilan ialah faktor status sosial 1. Tujuan Umum
ekonomi, asupan makanan, imfeksi, Menganalisis hubungan
status gizi ibu, penyakit menular status gizi ibu saat hamil
serta gizi mikro defisiensi dan dengan kejadian stunting
lingkungan (WHO, 2018) pada balita di wilayah kerja
Pada tahun 2017 lebih dari Puskesmas Arjasa.
setengah anak dengan stunting 2. Tujuan Khusus
berasal dari Asia yaitu 55%, Afrika a. Mengidentifikasi status
39%. Dan Indonesia menduduki 5 gizi ibu saat hamil pada
4

balita di wilayah kerja Tabel 1 menunjukkan balita


Puskesmas Arjasa mayoritas berumur 37-48 bulan
b. Mengidentifikasi dengan sejumlah 39 balita (28,5%) .
kejadian stunting pada
balita di wilayah kerja 2. Jenis kelamin
Puskesmas Arjasa Tabel 2. Distribusi responden
c. Menganalisis hubungan berdasarkan jenis
status gizi ibu saat hamil kelamin balita di wilyah
dengan kejadian stunting Puskesmas Arjasa.
di wilayah kerja Jenis Jumlah
Persentase
Puskesmas Arjasa. Kelamin (balita)
Laki-laki 72 52,6 %
METODE PENELITIAN Perempuan 65 47,4 %
Total 137 100.0 %
Desain penelitian yang
digunakan merupakan korelasional. Tabel 2. menunjukkan bahwa balita
Pendekatan yang digunakan ialah berjenis laki-laki lebih banyak dari
pendekatan crossectional. Populasi pada perempuan, yaitu sebanyak 72
dalam penelitian ini sebanyak 189 balita (52,6%) dan balita perempuan
orang di wilayah kerja Puskesmas sebanyak 65 (47,4%).
Arjasa khususnya di Desa Biting.
Sampel yang digunakan sebanyak 3. Urutan Anak Responden
137 balita usia 13-60 bulan yang Tabel 3. Distribusi responden
telah di inklusi. Teknik sampling berdasarkan urutan anak
yang digunakan adalah teknik balita di wilayah kerja di
random cluster sampling. Puskesmas Arjasa.
Pengumpulan data dilakukan dengan
metode studi dokumen yang didapat
Jumlah
dari Puskesmas dan Bidan Desa. Anak Ke Persentase
(balita)
Data yang didapat merupakan data
1 92 67,2 %
sekunder yang dianalisis
2 30 29,2 %
menggunakan uji Spearmen Rho.
3 2 1,5 %
HASIL PENELITIAN 4 3 2,2 %
Total 137 100 %
A. Data Umum
1. Usia balita Tabel 3. menunjukkan bahwa
Tabel 1. Distribusi Responden mayoritas balita adalah anak ke 1
Berdasarkan usia balita dengan jumlah 92 balita (67,2 %).
di wilayah kerja
Puskesmas Arjasa. B. Data Khusus
Jumlah 1. Status gizi ibu saat hamil
Usia (bulan) Persentase
(balita) Tabel 4. Distribusi Responden
13-24 bulan 35 25,5 % berdasarkan status gizi ibu
25-36 bulan 35 25,5 % saat hamil di wilayah kerja
37-48 bulan 39 28,5 % puskesmas Arjasa.
49-60 bulan 28 20,4 %
Total 137 100 %
LILA Jumlah Persentase
5

KEK 26 19 % saat hamil dengan kejadian stunting.


Normal 111 81 % Dari nilai r diketahui sebesar 0,176
Total 137 100 % yang artinya kekuatan hubungan
dapat dikategorikan hubungan lemah.
Tabel 4 menunjukkan bahwa Ibu Semakin besar status gizi ibu saat
dengan LILA normal ialah 111 orang hamil semakin besar stunting.
(81%) sedangkan untuk ibu dengan
KEK 26 orang (19%). PEMBAHASAN
2. Kejadian Stunting A. Interpretasi Dan Diskusi Hasil
Tabel 5. Distribusi responden 1. Status gizi ibu saat hamil
berdasarkan kejadian Berdasarkan hasil penelitian
stunting pada balita di yang dilakukan terkait status
wilayah kerja Puskesmas gizi ibu saat hamil di wilayah
Arjasa. kerja Puskesmas Arjasa sampel
137 orang menunjukkan bahwa
Kejadian Ibu dengan LILA normal 111
Jumlah Persentase
Stunting orang (81%) sedangkan status
Stunting 36 26,3 % gizi ibu dengan LILA KEK 26
Normal 101 73,7 % orang (19%).
Total 137 100 % Faktor yang berpengaruh
terhadap KEK adalah pola
Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah makan yang kurang beragam
balita yang normal adalah 101 balita serta porsi makan yang kurang
(73,7%) sedangkan pada balita (Azizah & Adriani, 2017).
stunting yaitu 36 balita (26,3%). Untuk mencegah risiko
terjadinya KEK harus
3. Hubungan Status Gizi Ibu saat mempunyai LILA ≥23,5cm.
Hamil dengan Kejadian Stunting Ibu hamil perlu menjaga
pada Balita di Wilayah Kerja makan-makanan yang
Puskesmas Arjasa. dikonsumsi yang dibutuhkan
Tabel 6. Hubungan status gizi ibu oleh tubuh agar gizi saat hamil
saat hamil dengan kejadian terpenuhi. Gizi Ibu yang baik
stunting pada balita di dengan makan-makanan yang
wilayah kerja Puskesmas kaya protein, lemak, kalsium,
Arjasa. kalori seperti tempe, tahu, ikan,
telur, sayuran, buah-buahan
Variabel Variabel P Nilai
dan kacang-kacangan. Ibu yang
Independen Dependen Value r
berstatus gizi baik mempunyai
Status gizi
Kejadian LILA ≥23,5cm dan LILA yang
ibu hamil 0,039 0,176
Stunting kurang atau KEK <23,5cm
(LILA)
berisiko mengalami kelahiran
berat badan kurang. Kelahiran
Berdasarkan data tabel diatas
berat badan yang kurang rentan
Pada penelitian ini menggunakan
terserang penyakit infeksi yang
Spearmen rho dari perhitungan
akan menghambat petumbuhan
didapat P Value 0,039 yang berarti
sehingga lebih berisiko
P< 0,05 maka H1 diterima yang
terjadinya stunting pada balita.
berarti ada hubungan status gizi Ibu
6

KEK dapat dicegah dengan (Intelligence Quotient) pada


mengatur pola makan, balita.
mengatur porsi makan, serta Kejadian stunting yang
makan-makanan yang bergizi berada di wilayah kerja
sesuai kebutuhan. Puskesmas Arjasa banyak yang
2. Kejadian stunting pada balita normal hal ini dikarenakan
Berdasarkan penelitian banyak ibu yang mempunyai
bahwa anak dengan stunting 36 gizi yang baik saat hamil
(26,3%) sedangkan anak namun juga terdapat balita
normal 101 anak (73,7%). stunting hal ini dikarenakan
Stunting perlu mendapatkan gizi ibu saat hamil yang kurang
perhatian khusus kerena dapat terpenuhi dan memiliki LILA
menyebabkan terhambatnya <23,5cm. Gizi ibu hamil yang
pertumbuhan fisik, baik apabila memiliki LILA ≥
perkembangan mental, serta 23,5cm saat kehamilan,
status kesehatan pada anak sehingga malahirkan anak yang
juga kerentanan anak terhadap sehat bisa terpenuhi. Ibu hamil
penyakit menular maupun perlu memiliki gizi yang baik
penyakit tidak menular serta sesuai kebutuhan dengan
peningkatan risiko overwight mengatur pola makan serta
atau obesitas (Setiawan & mengatur porsi makan untuk
Machmud, 2018). menunjang berat badan hamil
Penyebab stunting ialah sehingga LILA bertambah serta
hambatan pertumbuhan dalam pertumbuhan dan
kandungan, asupan zat gizi perkembangan yang optimal
yang tidak mencukupi untuk bayi dikandung.
dapat mendukung pertumbuhan 3. Hubungan status gizi ibu saat
serta perkambangan pada bayi hamil dengan kejadian stunting
dan pemberian makanan pada balita di wilayah kerja
tambahan yang tidak sesuai Puskesmas Arjasa
pada bayi (Kusuma, 2013). Penelitian ini hasil dari
Banyak fakor yang dapat hubumgam stutus gizi ibu saat
menyebabkan stunting pada hamil dengan kejadian stunting
balita yang salah satunya ialah di wilayah kerja Puskesmas
status gizi ibu saat hamil, Arjasa menunjukkan bahwa
sehingga perlu ada hubungan yang signifikan
mempersiapakan gizi yang antara status gizi ibu saat hamil
cukup dan sesuai kebutuhan menggunakan LILA dan
saat hamil untuk mengindari kejadian stunting.
risiko terjadiya balita stunting. Penelitian ini sejalan dengan
Balita stunting perlu hasil penelitian Sukmawati,
perhatian khusus karena Balita 2018; Alfarisi, Nurmalasari, &
stunting dapat berpengaruh Nabilla, 2019 dan Erna, 2015
terhadap perkembangan balita, bahwa ada hubungan antara
terhambatnya perkembangan status gizi ibu hamil
balita serta dapat berdasarkan LILA dengan
mempengaruhi mental dan IQ kejadian stunting pada balita.
7

Ibu yang memiliki gizi KEK sehingga dapat mengurangi


terjadi dikarenakan adanya risiko terjadinya stunting.
kegagalan kenaikan berat
badan ibu saat hamil sehingga B. Keterbatasan Penelitian
LILA juga mengalami Penelitian ini terdapat
penurunan. Kenaikan berat keterbatasan yaitu Pengambilan
badan ibu saat hamil dengan data. Rencana awal
kenaikan LILA mempunyai menggunakan metode
peranan yang sangat penting pengukuran pada balita serta
bagi bayi yang dikandungnya menggunakan metode
(Alfarisi, Nurmalasari, & observasi, karena keadaan yang
Nabilla, 2019). Gizi ibu hamil terhalangi wabah virus COVID-
yang kurang atau mengalami 19 sehingga tidak
KEK berpegaruh terhadap memungkinkan untuk
kandungan dikarenakan mengukur secara langsung
makanan juga dikonsumsi oleh ataupun bertemu dengan
bayi yang dikandung, apabila responden di wilayah kerja
terdapat kenaikan pada LILA Puskesmas Arjasa, sehingga
Ibu hamil, perkembangan bayi menggunakan study dokumen
yang di kandung juga dengan data sekunder.
mengalami pertumbuhan dan Kelemahan data sekender
perkembangan. adalah terdapat data yang
Banyak faktor yang dapat kosong atau data yang tidak
mempengaruhi kejadian diisi.
stunting pada balita yang salah
satunya ialah status gizi ibu C. Implikasi Keperawatan
saat hamil, yang disebabkan Hasil penelitian ini
karena tidak dapat memenuhi menunjukkan adanya hubungan
kebutuhan makanan gizi yang status gizi ibu saat hamil dengan
baik dan cukup sesuai kejadian stunting di wilayah kerja
kebutuhan, sehingga Puskesmas Arjasa. Perawat perlu
mengakibatkan pertumbuhan memberikan edukasi kepada ibu
dan perkembangan yang tidak hamil tentang pentingnya status
optimal dan mudah terserang gizi bagi pertumbuhan dan
penyakit infeksi yang dimasa perkembangan dalam kandungan
akan datang mengakibatkan dan memastikan bahwa makanan
risiko terjadinya stunting pada tambahan tepat sasaran. Hal ini
balita dikarenakan agar status gizi
Ibu hamil perlu makan- terpenuhi dengan LILA ≥23,5cm
makan yang bergizi untuk sehingga dapat mengurangi risiko
memenuhi kebutuhan seperti terjadi stunting.
tempe, tahu yang kaya protein, Semakin bagus gizi ibu saat
susu, ikan, telur, kacang- hamil semakin bagus pula untuk
kacangan, sayuran dan buah- kesehatan ibu dan bayi yang di
buahan untuk kenaikan berat kandung, sebaliknya jika gizi ibu
badan saat hamil sehingga saat hamil kurang terpenuhi dapat
LILA juga bertambah, mengganggu gizi ibu dan bayi.
8

Hasil penelitian ini memberikan edukasi


memberikan berbagai informasi, makanan gizi Ibu hamil.
yang salah satunya adalah 4. Peneliti Selanjutnya
pentingnya gizi Ibu saat hamil Peneliti selanjutnya dapat
dengan kejadian stunting pada menggali lebih terkait
anak. faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi kejadian
stunting, serta faktor-faktor
KESIMPULAN DAN SARAN lain yang dapat
A. Kesimpulan mengakibatkan status gizi
1. Status gizi ibu saat hamil di Ibu kurang atau KEK.
wilayah kerja Puskesmas
Arjasa yang mengalami
DAFTAR PUSTAKA
KEK termasuk kategori Aziz Alimul Hidayat. (2009).
sedang. Metodelogi Penelitian
2. Kejadian stunting di wilayah Keperawatan dan Teknik
kerja Puskesmas Arjasa Analisa Data. Jakarta: Selemba
katogori sedang. Medika.
3. Ada hubungan status gizi Ibu Astuti, D. K. (2016). Hubungan
saat hamil dengan kejadian karakteristik ibu dan pola asuh
stunting di wilayah Kerja gizi dengan kejadian balita.
Puskesmas Arjasa. Alfarisi, R., Nurmalasari, Y., &
Nabilla, S. (2019). Status Gizi
B. Saran Ibu saat Hamil dapat
1. Ibu Menyebabkan Stunting pada
Hendaknya ibu Balita. 5(3), 271–278.
mengkonsumsi makan yang Azizah, A., & Adriani, M. (2017).
cukup dan bergizi, seperti Tingkat Kecukupan Energi
tempe yang kaya protein,
Protein pada Ibu Hamil
susu, telur, sayuran, buah- Trimester Pertama dan
buahan agar gizi ibu saat Kejadian Kekurangan Energi
hamil baik sehingga Kronis. Media Gizi Indonesia,
mencegah risiko terjadinya Vol.12.
stunting pada anak. Donsu, J. D. T. (2016). Metodelogi
2. Profesi Perawat Penelitian Keperawatan.
Perawat memberikan Yogyakarta: Pustaka Baru
edukasi pentingnya status Press.
gizi saat hamil dan Erna. (2015). Hubungan Riwayat
memastikan bahwa Status Kesehatan Bayi dan
makanan tambahan sampai Status Gizi Ibu Hamil terhadap
kepada ibu hamil. Kejadian Stunted pada Anak
3. Instalasi Layanan Kesehatan Usia 12-24 Bulan Di Wilayah
(PUSKESMAS) Kerja Puskesmas Mersam
Tenaga kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun
memperhatikan status gizi 2015. 4(3), 222–230.
Ibu hamil, mengadakan Irwansyah, I., Ismail, D., & Hakimi,
posyandu dan sekaligus M. (2016). Kehamilan remaja
dan kejadian stunting anak
9

usia 6 – 23 bulan di Lombok (2018). Faktor-Faktor yan


Barat. Berhubungan dengan Kejadian
KEMENKES. (2018). Situasi Balita Stunting pada Anak Usia 24-59
Pendek (Stunting) di Indonesia Bulan di Wilayah Kerja
pusat data dan informasi, Puskesmas Andalas Kecamatan
kementrian kesehatan RI. Padang Timur Kota Padang
Kesehatan, K. (2018). Hasil Utama Tahun 2018. 7(2), 275–284
RISKESDAS 2018 Swarjana, I. K. (2016). Statistik
Kementerian Kesehatan Badan Kesehatan. Yogyakarta: C.V
dan Pengembangan Kesehatan. Andi Offset.
Kesehatan, K. (2015). infodatin- Sandjojo, E. P. (2017). Buku Saku
gizi.pdf. Desa dalam Penanganan
Kusuma, K. E. (2013). of Nutrition Stunting.
College , Volume Nomor Tahun Siti Fathonah. (2016). Gizi &
Halaman of Nutrition College , Kesehatan Untuk Ibu Hamil.
Volume Nomor Tahun Jakarta: Penerbit Erlangga.
Halaman. 2. Sitti Patimah. (2017). Gizi Remaja
Mayasari, A., & Humune, H. (2014). Putri. Bandung: PT. Refika
Kejadian Kurang Energi Kronis Aditama.
pada Ibu Hamil berdasarkan Sukmawati. (2018). Status Gizi Ibu
Umur, Paritas, dan Pendidikan. saat Hamil, Berat Badan Lahir
(110). Bayi.25.
Notoadmojo. (2012). Metodelogi WHO. (2018). Reducing Stunting In
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Children. WHO Library
Rineka Citra. Cataloguing-in Publication
Nursalam. (2013). Metodelogi Data.
Penelitian Kesehatan (Edisi 2). Yunhee Kang, J. K. (2015). Risk
Jakarta: Selemba Medika. Factor For Undernutrition
Nursalam. (2017). Metodelogi Among Children 0-59 Months
Penelitian Ilmu Keperawatan. Of Age In Myanmar : Evidence
Jakarta: Selemba Medika. From The Demographic And
Noor, D., Julian, A., Yanti, R., Health Survey 2015-16.
Jurusan, A., Poltekkes, G., https://doi.org/10.1111/mcn.12
Banjarmasin, K., … Kemenkes, 821
P. (2016). Usia Ibu saat Hamil
dan Pemberian Asi Ekslusif
dengan Kejadian Stunting
Balita. 1–11.
Oganis, C., Mus, S., & Lus, D.
(2017). Klasifikasi Status Gizi
Ibu Hamil untuk
Mengidentifikasi Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR)
Menggunakan Metode Support
Vector Machine (SVM) (Studi
Kasus di Puskesmas Labuan).
14(2), 144–151.
Setiawan, E., & Machmud, R.

Anda mungkin juga menyukai