Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Bina Cipta Husada Vol. XVIII No.

1 Januari 2022

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DAN JARAK KELAHIRAN


DENGAN KEJADIAN STUNTING

1
Tri Anasari, 2Artathi Eka Suryandari
1,2
STIKes Bina Cipta Husada Purwokerto
Email: sari@stikesbch.ac.id

ABSTRAK

Stunting adalah suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Puskesmas Sumbang II terdapat 1.982 dengan
balita stunting sebanyak (23,3%) dengan kategori balita sangat pendek sebanyak (18%) dan balita
pendek sebanyak (82%) balita. Dampak jangka panjang pada anak stunting adalah ganguan kognitif,
kesulitan belajar dan beresiko tiggi terkena penyakit degenratif. Penyebab stunting dari berbagai
faktor salah satunya faktor maternal. Faktor maternal diantaranya riwayat hipertensi dan jarak
kelahiran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan riwayat hipertensi dan jarak
kelahiran dengan kejadian stunting. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan
pendekatan case control. Populasi sebanyak 684 orang, dengan sampel 68 orang yang dipilih
dengan pendekatan simple random sampling. Metode statistik menggunakan analisis bivariat
dengan uji chi square. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: sebagian besar responden tidak
mempunyai riwayat hipertensi dan jarak kelahiran tidak berisiko, ada hubungan antara riwayat
hipertensi dengan kejadian stunting (p-value=0,015) dan ada hubungan antara jarak kelahiran
dengan kejadian stunting (p-value=0,029). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan
antara riwayat hipertensi dan jarak kelahiran dengan kejadian stunting di Puskesmas Sumbang II,
Kabupaten Banyumas.

Kata Kunci: Riwayat hipertensi, Jarak kelahiran, Stunting

ABSTRACT

Stunting is conditions failure to thrive in children under five caused by chronic malnutrition so that
the child is too short for his age. There are 1,982 Sumbang II Health Centers with stunting toddlers
(23.3%) in the class of very short toddlers (18%) and short toddlers (82%) toddlers. The long-term
impact on stunting children is cognitive impairment, learning difficulties and a high risk of
developing degenerative diseases. The cause of stunting is from various factors, one of which is
maternal factors. Maternal factors include a history of hypertension and birth spacing. The purpose
of this study was to find the relationship between a history of hypertension and birth spacing with
incidence stunting. This type of research is analytic observational with a case control approach. The
population as many as 684 people, with a sample of 68 people selected by simple random sampling
approach. Statistical method using bivariate analysis with chi-square test. The results of this study
are as follows: most of the respondents have no history of hypertension and birth spacing is not at
risk. There is a relationship between a history of hypertension and incidence stunting (p-value =
0.015) and there is a relationship between birth spacing and incidence stunting (p-value = 0.029).
Conclusion this study is that there is a relationship between a history of hypertension and birth
spacing with incidences stunting at the Sumbang II Public Health Center, Banyumas Regency.

Keywords: history of hypertension, birth spacing, stunting

107
Anasari, Hubungan Riwayat Hipertensi dan Jarak…

PENDAHULUAN angka stunting di regional Asia


Salah satu permasalahan kesehatan Tenggara/South-East Asia Regional
saat ini yang sedang diperhatikan (SEAR). Rata-rata prevalensi balita
serius oleh pemerintah adalah stunting di Indonesia tahun 2005-
stunting. Stunting adalah suatu 2017 adalah 36,4% (Pusdantin
kondisi gagal tumbuh pada anak Kemenkes RI, 2018).
balita yang disebabkan oleh Persentase anak usia di bawah lima
kekurangan gizi kronis sehingga anak tahun (balita) sangat pendek dan
terlalu pendek untuk usianya. pendek di Indonesia tahun 2017
Kekurangan gizi terjadi pada saat bayi adalah 19,8% dan 9,8%. Kondisi ini
masih berada di dalam kandungan dan tahun 2018 untuk kategori sangat
pada masa awal setelah anak lahir, pendek dari tahun sebelumnya
akan tetapi baru nampak setelah anak menurun yaitu 11,5% dan balita
berusia 2 tahun (Tim Nasional pendek meningkat pada tahun 2018
Percepatan Penanggulangan sebanyak 19,3%. Provinsi dengan
Kemiskinan, 2017). persentase tertinggi balita sangat
Menurut World Health pendek dan pendek pada usia 0-59
Organization (WHO) secara global bulan tahun 2017 adalah Nusa
pada tahun 2016 sebanyak 22,9% atau Tenggara Timur. Sedangkan Provinsi
sekitar 154,8 juta anak-anak balita di Jawa Tengah persentase balita sangat
dunia menderita stunting. Di Asia, pendek dan pendek usia 0-59 bulan
terdapat sebanyak 87 juta balita yang sebesar 7,90% dan 20,60%
mengalami stunting, di Afrika (Kemenkes RI, 2018).
sebanyak 59 juta, di Amerika Latin Menurut BAPPENAS (2018)
dan Karibia sebanyak 6 juta, di persentase kasus stunting di Jawa
Afrika Barat sebanyak 31,4%, di Tengah pada tahun 2018 sebesar
Afrika Tengah sebanyak 32,5%, 34,3%. Di Jawa Tengah terdapat
Afrika Timur sebanyak 36,7% dan sepuluh besar wilayah
Asia Selatan sebanyak 34,1% (WHO, kabupaten/kota yang memiliki kasus
2018). stunting tinggi yaitu Brebes (69.201
Indonesia termasuk ke dalam negara kasus), Grobogan (62.847 kasus),
ketiga dengan prevalensi tertinggi Pemalang (57.370 kasus), Cilacap

108
Jurnal Bina Cipta Husada Vol. XVIII No. 1 Januari 2022

(54.650 kasus), Demak (50.370 kognitif dan kapasitas belajar, dan


kasus), Banyumas (49.138 kasus), penurunan produktivitas kerja
Blora (35.861 kasus), Kebumen (Artika, 2018)
(33.611 kasus), Purbalingga (29.880 Penyebab stunting dari berbagai
kasus) dan Klaten (29.708 kasus). faktor salah satunya faktor maternal.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Faktor maternal berupa nutrisi yang
Tengah angka anak balita gizi buruk kurang pada saat prekonsepsi,
pada tri wulan 2019 tercatat sebanyak kehamilan, dan laktasi, tinggi badan
1.276 kasus. Kabupaten Banyumas ibu yang rendah, infeksi, kehamilan
masuk rangking 100 besar wilayah pada usia remaja, kesehatan mental,
Kabupaten/Kota dengan angka Intra Uterine Growth Restriction
stunting tertinggi di Indonesia. Angka (IUGR), kelahiran preterm, jarak
stunting di Banyumas diketahui 24% kelahiran yang pendek, hipertensi,
dari 300 sampel balita di Banyumas asupan gizi pada saat hamil, riwayat
angka tersebut sudah melebihi batas kehamilan ibu, berat badan lahir
standar WHO yaitu maksimal 20% rendah (BBLR), status gizi balita dan
(Profil Kabupaten Banyumas, 2019). riwayat infeksi pada balita (WHO,
Masalah gizi dalam jangka pendek 2013).
mengakibatkan peningkatan risiko Puskesmas Sumbang merupakan
kesakitan dan kematian, salah satu Puskesmas yang berada di
terhambatnya perkembangan fungsi wilayah Kabupaten Banyumas.
kognitif, motorik, dan linguistik, Puskesmas Sumbang II memiliki
gangguan pertumbuhan fisik, dan jumlah balita sebanyak 1.982 balita,
gangguan metabolisme dalam tubuh. dengan jumlah balita yang mengalami
Sedangkan dalam jangka panjang Stunting sebanyak 462 balita dengan
masalah gizi dapat menimbulkan jumlah balita sangat pendek sebanyak
penurunan pertumbuhan tinggi badan 83 dan balita pendek sebanyak 379
saat dewasa, peningkatan risiko balita. desa Kotayasa merupakan
obesitas dan penyakit penyertanya, salah satu wilayah binaan Puskesmas
penurunan kesehatan reproduksi, Sumbang II. Desa Kotayasa
menurunnya kekebalan tubuh mempunyai jumlah balita sebanyak
sehingga mudah sakit, penurunan 763 balita. Jumlah balita yang

109
Anasari, Hubungan Riwayat Hipertensi dan Jarak…

mengalami stunting sebanyak 92 (Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini


balita dan balita yang tidak dilaksanakan di desa Kotayasa yang
mengalami stunting sebanyak 671 merupakan wilayah kerja Puskesmas
balita. Jumlah balita penderita Sumbang II, Kabupaten Banyumas.
stunting usia 24 – 59 bulan sebanyak Populasi pada penelitian ini adalah
81 balita. balita usia 24 – 59 bulan yang
Berdasarkan latar belakang yang mengalami stunting sebanyak 81
telah diuraikan, peneliti bermaksud balita dan balita usia 24 – 59 bulan
untuk melakukan penelitian yang tidak mengalami stunting
tentang hubungan riwayat hipertensi sebanyak 603 balita. Jumlah sampel
dan jarak kelahiran dengan kejadian pada kelompok kasus sebanyak 34
stunting di Puskesmas Sumbang II, balita dan pada kelompok kontrol
Kabupaten Banyumas. sebanyak 34 balita.Pengambilan
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) sampel dilakukan secara simple
Mengetahui gambaran riwayat random sampling. Simple random
hipertensi dan jarak kelahiran, 2) sampling adalah teknik untuk
Mengetahui hubungan riwayat mendapatkan sampel yang langsung
hipertensi dan jarak kelahiran dengan dilakukan pada unit sampling. Maka
kejadian stunting, 3) Mengetahui setiap unit sampling sebagai unsur
seberapa besar pengaruh riwayat populasi yang terpencil memperoleh
hipertensi dan jarak kelahiran dengan peluang yang sama untuk menjadi
hipertensi dengan kejadian stunting. sampel atau untuk mewakili
populasinya (Sugiyono, 2017).
METODE PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah
Desain penelitian ini adalah case
riwayat hipertensi dan jarak
control dengan pendekatan
kelahiran sebagai variabel bebas
retrospektif. Penelitian ini
serta kejadian stunting sebagai
merupakan penelitian yang
variabel terikat. Analisis statistik
mengidentifikasi efek (penyakit atau
pada penelitian ini menggunakan
status kesehatan) pada saat ini,
analisis univariat dan analisis bivariat.
kemudian faktor resiko
Analisis bivariat menggunakan uji chi
diidentifikasi ada atau terjadi
square dan untuk mengetahui
pada waktu yang lalu

110
Jurnal Bina Cipta Husada Vol. XVIII No. 1 Januari 2022

seberapa besar pengaruh variabel yaitu 46%. Hal ini dapat disebabkan
bebas terhadap variabel terikan oleh faktor keturunan, gaya hidup dan
menggunakan Odds Ratio. pola makan yang kurang baik.
Penelitian ini sejalan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian Setyaningsih A. (2020)
1. Deskripsi Riwayat Hipertensi
yang menyatakan bahwa riwayat
Riwayat Hipertensi penyakit yang paling banyak adalah
tidak mempunyai riwayat penyakit
Ada riw
Tdk HT yaitu 50 responden (52,1%). Riwayat
ada riw 46%
HT penyakit disini termasuk riwayat
54%
penyakit hipertensi yang dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan
Berdasarkan diagram diatas bahwa janin.
responden yang tidak mempunyai
riwayat hipertensi yaitu 37 responden 2. Deskripsi Jarak Kelahiran
(54%) lebih banyak dari pada yang
Jarak Kelahiran
mempunyai riwayat hipertensi yaitu
31 responden (46%). Berisiko
Tdk 47%
Riwayat hipertensi yang dimaksud berisiko
53%
dalam penelitian ini adalah keadaan
yang dialami seorang ibu hamil
dengan kenaikan tekanan darah
Berdasarkan diagram diatas bahwa
sistolik >140mmHg dan tekanan
responden yang jarak kelahirannya
darah diastolik >90mmHg yang
tidak berisiko yaitu 36 (53%) lebih
dilihat dari dua kali pengukuran
banyak dari pada yang jarak
dengan jeda enam jam. Keadaan ini
kelahirannya berisiko yaitu 32 (47%).
dapat dialami oleh ibu sebelum hamil
Jarak kelahiran berisiko merupakan
maupun pada saat hamil (George,
jarak kelahiran ≤ 2 tahun dan jarak
2014).
kelahiran tidak berisiko merupakan
Berdasarkan hasil penelitian, ibu
jarak kelahiran diatas >2 tahun. Hasil
balita yang mengalami hipertensi
penelitian menunjukkan responden
pada saat kehamilan cukup tinggi

111
Anasari, Hubungan Riwayat Hipertensi dan Jarak…

dengan jarak kelahiran berisiko masih kondisi ibu juga sedang hamil, maka
banyak yaitu 47%, hal ini dapat keadaan ini membuat kondisi ibu
disebabkan ibu balita tidak mengikuti tidak optimal, oleh karena itu balita
keluarga berencana (KB), gagal yang mengalami stunting cendrung
berKB, atau faktor yang lain. lebih banyak pada balita yang
Anak yang sudah lahir dan berumur memiliki riwayat kehamilan ibu
kurang 2 tahun masih sangat terlalu dekat (Inochi dkk, 2017).
memerlukan perhatian, baik untuk Penelitian ini sejalan dengan
kebutuhan fisik maupun psikologis penelitian Ernawati R (2021) yang
anak. Seorang ibu hamil memerlukan menyatakan bahwa jarak kelahiran
kondisi fisik yang optimal agar ibu ≤ 2 tahun yaitu berjumlah 34
kehamilannya berjalan dengan baik responden (48,6%), dan yang
dan bayinya sehat, namun jika harus memiliki jarak kelahiran >2 tahun
merawat anak yang masih kecil dan berjumlah 36 (51,4%).

3. Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Stunting


Kejadian Stunting
Riwayat
Ya Tidak p-value OR
Hipertensi
n % n %
Ada 21 61,8 10 29,4
Tidak Ada 13 38,2 24 70,6 0,015 7,173
Total 34 100 34 100

Berdasarkan tabel diatas Hal ini bermakna bahwa riwayat


menunjukkan bahwa ibu balita yang hipertensi secara signifikan
memiliki memiliki riwayat hipertensi berhubungan dengan kejadian
sebagian besar memiliki anak stunting di Puskesmas Sumbang II.
stunting yaitu sebanyak 21 orang Hasil penelitian ini menunjukkan
(61,8%) dan ibu balita yang tidak bahwa ibu balita yang mempunyai
memiliki riwayat hipertensi sebagian riwayat hipertensi, 61,8% balitanya
besar tidak memiliki anak stunting mengalami stunting. Hal ini
sebanyak 24 (70,6%). Hasil analisis disebabkan terbatasnya asupan nutrisi
statistik uji chi square didapatkan yang diterima oleh janin, yang
nilai p-value = 0,015, dan H0 di tolak. merupakan penunjang tumbuh

112
Jurnal Bina Cipta Husada Vol. XVIII No. 1 Januari 2022

kembang janin selama didalam terhadap stunting) pada tingkat (CI)


kandungan. Keterbatasan ini dapat 95 %, diperoleh OR sebesar 8,282.
menyababkan berat badan anak saat Dan penelitian Setyaningsih A.
lahir rendah. Pembuluh darah adalah (2020) yang menyatakan bahwa
salah satu cara pemberian nutrisi dari terdapat hubungan antara riwayat
ibu kepada janin, sehingga janin dapat penyakit selama hamil dengan
tercukupi kebutuhannya selama kejadian stunting di Puskesmas
dalam kandungan. Tingginya tekanan Wanareja 1 Kabupaten Cilacap
darah ibu saat hamil, akan berdampak Tahun 2020.
pada gangguan pembuluh darah, yang Hasil analisis diperoleh nilai Odds
menyebabkan terganggunya Ratio (OR) = 7,173 yang berarti
transportasi nutrisi dari ibu kepada bahwa ibu yang mengalami hipertensi
janin (Nasution, 2014). pada saat hamil, mempunyai risiko
Penelitian ini sejalan dengan Nadiyah 7,173 kali lebih besar untuk
(2014) yang menyatakan bahwa melahirkan anak stunting
gangguan hipertensi dalam kehamilan dibandingkan dengan ibu yang
menyebabkan komplikasi pada ibu tekanan darahnya normal pada saat
dan janin. Komplikasi pada janin hamil. Karena nilai OR >1, maka
meliputi: IUGR, prematuritas, dan dapat disimpulkan bahwa hipertensi
kematian janin dalam rahim. Menurut pada saat hamil dapat dianggap
WHO (2013) salah satu faktor berpotensial sebagai faktor risiko
penyebab stunting ialah kondisi kejadian stunting pada balita. Hasil
Intrauterine Growth Restriction penelitian ini dapat dihubungkan
(IUGR) yang tidak tertangani. dengan penelitian yang dilakukan
Penelitian ini juga sejalan dengan oleh Nengsih dan Warastuti (2019),
penelitian Pongrekun S.P, dkk yang menyatakan bahwa ada
(2020) yang menyatakan bahwa ada pengaruh status Hipertensi Dalam
hubungan antara hipertensi dengan kehamilan (HDK) dengan kejadian
kejadian stunting di Kabupaten stunting bayi dan balita di Desa
Konawe Selatan, dengan hasil Ciambar, Kecamatan Ciambar,
perhitungan Odds Ratio (hipertensi Kabupaten Sukabumi.

113
Anasari, Hubungan Riwayat Hipertensi dan Jarak…

4. Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian Stunting


Kejadian Stunting
Jarak
Ya Tidak p-value OR
Kelahiran
n % n %
Berisiko 21 61,8 11 32,3
Tidak Berisiko 13 38,2 23 67,7 0,029 5,903
Total 34 100 34 100

Berdasarkan tabel diatas Jarak kelahiran merupakan salah satu


menunjukkan bahwa ibu balita yang faktor penyebab stunting. Jarak
memiliki jarak kelahiran berisiko (≤ 2 kelahiran atau juga disebut dengan
tahun) sebagian besar memiliki anak selisih antara umur dengan kelahiran
stunting yaitu sebanyak 21 orang sebelum ataupun sesudah kelahiran
(61,8%) dan ibu balita yang memiliki dari subjek. Jarak kelahiran dapat
jarak kelahiran tidak berisiko (>2 menyebabkan stunting karena ibu
tahun) sebagian besar tidak memiliki yang melahirkan dalam waktu yang
anak stunting sebanyak 23 (67,7%). terlalu dekat tidak memiliki waktu
Hasil analisis statistik uji chi square untuk mempersiapkan kondisi dan
didapatkan nilai p- value = 0,029, dan nutrisi ibu untuk kehamilan
H0 di tolak. Hal ini bermakna bahwa selanjutnya. Seorang anak stunting
jarak kelahiran secara signifikan akan kesulitan untuk mencapai tinggi
berhubungan dengan kejadian badan yang optimal, hal ini dapat
stunting di Puskesmas Sumbang II. menyebabkan gangguan
Hasil penelitian ini menunjukkan perkembangan fungsi kognitif dan
bahwa ibu balita yang mempunyai psikomotorik, penurunan intelektual,
jarak kelahiran berisiko (≤ 2 tahun), resiko tinggi terkena penyakit
61,8% balitanya mengalami stunting. degeneratif serta dimasa depan
Hal ini disebabkan jarak kelahiran mengalami penurunan produktifitas
yang dekat, membuat ibu belum pulih (Margawati dan Astuti, 2018).
dengan sempurna dari kondisi setelah Anak balita yang stunting (pendek)
melahirkan, sehingga ibu belum dapat telah mengalami kekurangan gizi
menciptakan pola asuh yang baik yang bersifat kronis dan dapat terjadi
dalam mengasuh dan membesarkan sejak dalam masa kandungan. Janin
anaknya. (Karundeng dkk, 2015). tidak mendapatkan nutrisi yang

114
Jurnal Bina Cipta Husada Vol. XVIII No. 1 Januari 2022

adekuat, salah satu penyebabnya ialah Hasil analisis diperoleh nilai Odds
karena jarak kehamilan yang kurang Ratio (OR) = 5,903 yang berarti
dari 2 tahun. Ibu yang sering hamil bahwa ibu yang jarak kelahirannya
mengakibatkan tubuh belum dapat kurang dari 2 tahun mempunyai risiko
memulihkan kondisi dan status nutrisi 5,903 kali lebih besar untuk
pada kehamilan sebelumnya, melahirkan anak stunting
sehingga tubuh belum siap menerima dibandingkan dengan ibu yang jarak
kehamilan yang baru. Hal ini dapat lahirnya diatas 2 tahun. Karena nilai
menyebabkan bayi lahir dengan OR>1,maka dapat disimpulkan
berbagai masalah kesehatan yaitu bahwa jarak kelahiran dapat dianggap
BBLR, premature. Jarak kelahiran berpotensial sebagai faktor risiko
yang terlalu dekat berakibat kepada kejadian stunting pada balita. Hasil
ketidakmampuan keluarga dalam ini sejalan dengan penelitian
merawat anak anaknya dengan baik, Karundeng dkk (2015) dimana jarak
diharapkan para ibu menyusui kelahiran berpengaruh terhadap gizi
bayinya hingga 18 sd 24 bulan, agar balita yang disebabkan faktor usia ibu
nutrisi bayi terpenuhi (Adriani dan saat mengandung, budaya, dan akses
Wirjatmadi, 2016) pada sarana kesehatan.
Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Pongrekun S.P, dkk (2020) KESIMPULAN
yang menyatakan bahwa ada Berdasarkan hasil penelitian,
hubungan antara jarak lahir dengan analisis data dan pembahasan, maka
kejadian stunting di Kabupaten dapat diambil kesimpulan sebagai
Konawe Selatan dan penelitian berikut: 1) Sebagian besar responden
Ernawati R (2021) yang menyatakan TIDAK mempunyai riwayat
bahwa ada hubungan antara jarak hipertensi, 2) Sebagian besar
kehamilan dengan kejadian stunting responden tidak mempunyai jarak
di Puskesmas Harapan Baru kehamilan yang berisiko, 3) Ada
Samarinda dengan hasil perhitungan hubungan antara riwayat hipertensi
Odds Ratio (jarak lahir terhadap dengan kejadian stunting, 4) Ada
stunting) pada tingkat (CI) 95 %, hubungan antara jarak kelahiran
diperoleh OR sebesar 3,105. dengan kejadian stunting, 5) Ibu yang

115
Anasari, Hubungan Riwayat Hipertensi dan Jarak…

mengalami hipertensi pada saat Jurnal Keperawatan Program


Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
hamil, mempunyai risiko 7,173 kali
Kedokteran Universitas Sam
lebih besar untuk melahirkan anak Ratulangi. Diunduh dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index
stunting dibandingkan dengan ibu
.php/jkp/article/view/7448
yang tekanan darahnya normal pada
Kementerian Kesehatan, RI. (2018).
saat hamil, 6) Ibu yang jarak
Buletin Stunting Di Indonesia.
kelahirannya kurang dari 2 tahun Jakarta. Indonesia. Diunduh dari
website
mempunyai risiko 5,903 kali lebih
http://www.depkes.go.id/
besar untuk melahirkan anak stunting
Margawati, A. dan Astuti, M.A.
dibandingkan dengan ibu yang jarak
(2018). Pengetahuan Ibu, pola
lahirnya diatas 2 tahun. makan dan status gizi pada anak
stunting usa 1 – 5 tahun di
Kelurahan Bangetayu
DAFTAR PUSTAKA Kecamatan Genuk Semarang.
Adriani, M., dan Wirjatmadi, B. Jurnal Gizi Indonesia (2) 82 – 86
(2016). Pengantar Gizi diunduh dari
Masyarakat. Cetakan ke 6, https://ejournal.undip.ac.id/index
Jakarta: Kencana Indonesia. .php/jgi/arti
cle/view/19175/13585.
Atika M. F. ( 2018). Pengaruh
Stunting Pada Tumbuh Kembang Nadiyah, B. D. dan Martianto, D.
Anak. Diunduh dari (2014). Faktor Risiko Stunting
https://www.researchgate.net/pub Pada Anak Usia 0—23 Bulan Di
lication/329635932_PENGARU Provinsi Bali, Jawa Barat, Dan
H_STUNTING_PADA_TUMB Nusa Tenggara Timur. Jurnal
UH_KEMBANG_ANAK. Gizi Dan Pangan, 9 (2). 125-132.

BAPPENAS. (2018). 160 Nasution, D. (2014). Hubungan Berat


Kabupaten/Kota Prioritas Badan Lahir Rendah (BBLR)
dengan Masing-masing 10 Dengan Kejadian Stunting Pada
Desa untuk Penanganan Anak Usia 6-24 Bulan Di Kota
Stunting. Jakarta: BAPPENAS Yogyakarta. Tesis. Universitas
Gadjah Mada. Diunduh dari
George, D. (2014). Panduan Praktis https://repository.ugm.ac.id/id/e
Diagnosis & Tata Laksana print/129665
Penyakit Saraf. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2018).
Karundeng, L. R., Ismanto, A. Y., dan Metodologi Penelitian
Kundre, R. (2015). Hubungan Kesehatan. Jakarta : Rineka
jarak kelahiran dan jumlah anak Cipta.
dengan status gizi balita di
Puskesmas Kao Kecamatan Kao Inochi P. L. dan Ainurafiq R. (2017).
Kabupaten Halmahera Utara. Determinan kejadian stunting

116
Jurnal Bina Cipta Husada Vol. XVIII No. 1 Januari 2022

pada balita usia 12 – 59 bulan di


wilayah kerja Puskesmas Puwatu Setyaningsih A. (2020). Faktor-
kota Kendari tahun 2016. Jurnal Faktor Yang Mempengaruhi
ilmiah Mahasiswa Kesehatan Terjadinya Stunting Diwilayah
masyarakat. 2(6) 112. Diunduh Kerja Puskesmas Wanareja 1
dari Kabupaten Cilacap Tahun 2020.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JI Skripsi Program Studi Kesehatan
MKESMAS/ article/view/2870 Masyarakat STIKes Bina Cipta
Husada Purwokerto.
Pongreku, P. S, Sunarsih dan
Fatmawati. (2020). Faktor- Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Faktor Yang Berhubungan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
Dengan Kejadian Stunting Di R&D. Bandung: Alfabeta.
Kabupaten Konawe Selatan.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Stikes TNP2K. (2017).Dalam 100
Mandala Waluya Vol 6, No 2 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk
Tahun 2020. Intervensi Anak Kerdil
(Stunting). Jakarta Pusat.
Profil Kabupaten Banyumas. (2019).
Profil Kesehatan Kabupaten WHO. (2013). Childhood Stunting:
Banyumas. Banyumas. Context, Causes And
Consequences Conceptual
Pusat Data Dan Informasi Kesehatan Framework 2013. Diunduh dari
Kementrian Kesehatan RI. http://www.who.int/Nutrition/Ev
(2018). Buletin Jendela Data ents/2013_Childhoodstunting_C
Dan Informasi Kesehatan, Topik olloqium_14oct_Conceptualfram
Utama: Situasi Balita Pendek ework_Colour.Pdf.
(Stunting) Di Indonesia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI. WHO. (2018). Reducing Stunting In
Children. Switzerland: Geneva.
Ernawati, R. (2021). Hubungan Jarak
Kehamilan Dan Kehamilan Nengsih, Y dan Warastuti, D. (2020).
Remaja Dengan Kejadian Faktor Risiko Kejadian Stunting
Stunting Di Puskesmas Harapan Pada Bayi Dan Balita Di Desa
Baru Samarinda. Jurnal Ciambar Kecamatan Ciambar
Kebidanan dan Reproduksi Kabupaten Sukabumi Tahun
Universitas Muhammadiyah 2019. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Kalimantan Timur Vol. 4 No. 2. dan Kebidanan Sekolah Tinggi
Diunduh dari Ilmu Kesehatan Mitra RIA
https://journal.umbjm.ac.id/inde Husada Volume IX no 1 Januari
x.php/midwiferyandreproduction 2020.
/article/download/716/411/

117

Anda mungkin juga menyukai