Stunting adalah masalah tumbuh kembang pada anak yang dapat mengakibatkan terjadinya
angka kesakitan, kematian, serta penurunan perkembangan motorik. Kejadian stunting banyak ditemukan
pada kondisi yang kekurangan asupan energi. Jember adalah merupakan kabupaten yang memiliki tingkat
kejadian stunting yang paling tinggi di wilayah Jawa Timur pada tahun 2020. Wilayah kerja Puskesmas
Kaliwates Jember yang terdapat angka kejadian stunting sekitar 460 pada usia 24-72 bulan. Penelitian ini
adalah observasional dengan pendekatan Cross sectional. Pengambilan responden non random sampling
dengan menggunakan rumus N sehingga didapatkan sample 82 dan menggunakan analisis statistik
menggunakan Chi Square. Hasil analisa data dari status gizi dengan stunting pada balita didapatkan nilai
(p value = 0,04) α = 0,05 yang artinya terdapat hubungan status gizi dengan kejadian stunting.
Kesimpulan dari pnelitian ini adanya angka kejadian Stunting yang tinggi di wilayah kerja Puskesmas
Kaliwates tahun 2020 yang memiliki status gizi yang kurang dan memiliki hubungan erat antar variabel
tersebut. Saran untuk orang tua agar dapat bisa menjaga kesehatan balita.sebagai upaya untuk mencegah
dan mengatasi kejadian stunting pada balita.
ABSTRACT
Stunting is a growth and development problem in children that can result in morbidity, mortality,
and decreased motor development. The incidence of stunting is often found in conditions that lack energy
intake. Jember is the district with the highest stunting incidence rate in the East Java region in 2020. The
working area of the Kaliwates Jember Health Center has a stunting rate of around 460 at the age of 24-
72 months. This research was observational with cross sectional approach. Taking non-random sampling
of respondents using the N formula so that a sample of 82 was obtained and using statistical analysis
using Chi Square. The results of data analysis of nutritional status with stunting in toddlers obtained a
value (p value = 0.04) = 0.05, which means that there was a relationship between nutritional status and
the incidence of stunting. The conclusion of this study is that there is a high incidence of stunting in the
work area of the Kaliwates Health Center in 2020 which has poor nutritional status and has a close
relationship between these variables. Suggestions for parents to be able to maintain the health of toddlers
as an effort to prevent and overcome stunting in toddlers.
102
103 Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 9, No. 2, Agustus 2022: 102-109
hubungan status gizi dengan stunting TB yang sangat pendek dengan Z score
menggunakan korelasi chi square. -2.
Tabel 3. Distribusi Status Gizi BB/TB
dan Stunting
HASIL DAN PEMBAHASAN Stunting (TB/U)
Berdasarkan penelitian yang Sangat Pendek
pendek (stunted)
Status gizi
dilakukan pada 82 balita di Puskesmas (BB/TB)
(severely Total
stunted)
Kaliwates maka didapatkan hasil (n) % (n) %
Gizi buruk
sebagai berikut : (severely 7 6% 10 8% 17
wasted)
Tabel 1 Distribusi Status Gizi Balita Gizi kurang
BB/TB Usia 25-72 bulan 16 20 % 10 13 % 26
(wasted)
N Status Gizi Gizi baik
Jumlah Frekuensi 12 18 % 7 8% 19
o (BB/TB) (normal)
1 Gizi buruk (severely Berisiko gizi
17 8%
wasted) lebih
2 Gizi kurang (possible risk 4 4% 2 8% 6
26 32 %
(wasted) of
3 Gizi baik (normal) 19 23 % overweight)
4 Berisiko gizi lebih Gizi lebih
(possible risk of 6 20 % 4 4% 4 4% 8
(overweight)
overweight) Obesitas
5 Gizi lebih 1 1% 5 6% 6
8 10 % (obese)
(overweight) Total 42 40 82
6 Obesitas (obese) 6 7%
Total 82 100 %
Data pada tabel 3 menunjukkan
Pada tabel 1 Didapatkan banyak bahwa mayoritas balita yang stunting
anak balita usia 25-72 tahun stunting baik dengan kondisi pendek ataupun
mengalami gizi kurang. sangat pendek dengan status gizi kurang
yaitu sebanyak 26 (33%), sedangkan
Tabel 2. Distribusi Status Gizi TB/U
yang sebagian kecil adalah dengan
Usia 25-72 bulan yang
mengalami stunting status gizi lebih 10 (12 %) dan obesitas
N
Status Gizi (TB/U) Jumlah Frekuensi 6 (7 %). Kondisi stunting dengan status
o
1 Sangat pendek
(severely stunted)
40 48 % gizi normal sebanyak 19 (12%).
2 Pendek (stunted) 42 52 % Hasil analisis bivariat dengan uji
Total 82 100 %
statistik chi square dihasilkan p-value
Pada tabel 2 menunjukkan sebesar 0,04 (< 0,05) maka
bahwa sebagian besar balita usia 25–59 kesimpulannya adalah Ha diterima dan
bulan yang stunting mengalami kondisi Ho di tolak, sehingga berarti bahwa ada
hubungan Status gizi dengan stunting di
Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 9, No. 2, Agustus 2022: 102-109 106
Puskesmas Kaliwates Jember tahun sehingga angka status gizi kurang dapat
2020. diatasi yaitu Konsumsi keanekaragam
pangan pada pemenuhan kebutuhan gizi
Status gizi balita di Wilayah Kerja balita adalah suatu anjuran terpenting
Puskesmas Kaliwates Jember Tahun untuk mewujudkan nya adalah faktor
2020 yang berpengaruh pendidikan orang tua
Status gizi balita di Puskesmas dan status ekonomi makanan pada balita
Kaliwates menunjukkan bahwa yang kurang sesuai dengan
sebagian besar adalah yang gizi kurang kebutuhannya, kurangnya pengetahuan
sebanyak 26 (32 %). Status gizi balita masyarakat terhadap stunting (tubuh
adalah merupakan ciri fisik tubuh yang pendek) serta kurangnya kesadaran
dapat dilihat dengan mengukur berat masyarakat terhadap pentingnya
badan anak (Kemenkes RI, 2016). pengukuran tinggi badan balita setiap
Status Gizi merupakan kondisi bulan ke posyandu. Solusi yang bisa
yang disebabkan oleh keseimbangan dilakukan adalah dengan cara
asupan gizi dan kebutuhan tubuh, meningkatkan pengetahuan orang tua
sedangkan indikator status gizi tentang zat gizi yang diperlukan balita.
memberikan gambaran pada pengaruh
asupan gizi tetapi juga diluar gizi, Hubungan Status Gizi Balita dengan
(Par’I, 2017). Status gizi balita adalah Kejadian Stunting (Tubuh pendek) di
salah satu parameter yang menunjukkan Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwates
level kesejahteraan penduduk Jember
Anggraeni dan Indrarti (2010 dalam Hasil penelitian menunjukkan
Pibriyanti & Puji 2017). Kondisi gizi bahwa sebagian besar balita yang
menjelaskan level kesehatan sebagai mengalami stunting baik dengan kondisi
imbas dari keselarasan kepentingan dan pendek ataupun sangat pendek dengan
asupan nutrisi yang dikonsumsi. status gizi kurang yaitu sebanyak 26
Penyakit infeksi rentan menyerang pada (33%), sedangkan yang sebagian kecil
malnutrisi di karenakan daya tahan adalah dengan status gizi lebih 10
tubuh yang menurun. (12%) dan obesitas 6 (7%). Kondisi
Upaya yang dapat dilakukan stunting dengan status gizi normal
untuk pemenuhan gizi pada balita, sebanyak 19 (12%).
107 Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 9, No. 2, Agustus 2022: 102-109
Menurut par’I (2017) masalah yang pendek bahkan ada yang sangat
gizi anak usia balita berimbas ke pendek. Kondisi stunting merupakan
kehidupan selanjutnya. Anak malnutrisi suatu kondisi yang mengalami
berakibat kemajuan mendapati kekurangan gizi buruk kronis yang
keterlambatan dan menyebabkan terjadi pada anak balita dalam jangka
stunting. Malnutrisi dan stunting adalah waktu lama. Kondisi stunting (tubuh
dua akan cepat bertambah atau pendek) adalah salah satu kondisi
sebaliknya, sedangkan kependekan atau kegagalan mencapai perkembangan
anak stunting menurut artinya ketika fisik yang dilihat dari tinggi badan
keluarga yang mampu menyediakan dibagi umur (WHO,2013).
makanan, maka berat badan Dampak Stunting erat kaitannya dengan
buruk dari stunting (tubuh pendek) parameter status gizi balita yang dinilai
dalam jangka pendek bisa menyebabkan dengan indeks tinggi badan/umur
terganggunya otak, kecerdasan, sehingga memberikan indikasi
gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan gizi bersifat kronis sebagai
gangguan metabolisme. Jangka panjang akibat dari keadaan yang berlangsung
kompensasinya yaitu rendahnya kinerja lama (Rahmawati, Pamungkasari,
syaraf kognitif dan hasil belajar, Murti, 2018). Menurut UNICEF dalam
rendahnya imunitas jadi rentan sakit, BAPPENAS (2011), status gizi anak
risiko tinggi munculnya penyakit dapat diakibatkan oleh faktor tidak
diabetes, kegemukan, jantung dan langsung yang berhubungan dengan
pembuluh darah, kanker, serangan stunting karakteristik keluarga berupa
kelumpuhan dan ketidakmampuan pada pekerjaan orang tua, keluarga
lansia, serta penurunan daya produksi dikarenakan pemberian sejumlah
sehingga ekonomi menurun (Achadi. Wiyono, S (2016) status gizi
D, 2016). yang bersifat berat yang terjadi dalam
waktu yang lama, terjadi perlambatan
Kejadian Stunting di wilayah kerja dalam pertumbuhan. Penyebab
Puskesmas Kaliwates tahun 2020 terjadinya stunting salah satu masalah
Tinggi badan balita di Wilayah yang saling berhubungan. Stunting
kerja Puskesmas Kaliwates tahun 2020 merupakan akibat dari kekurangan
sebagian besar memiliki kondisi tubuh nutrisi dimulai dari masa kehamilan
Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 9, No. 2, Agustus 2022: 102-109 108