Anda di halaman 1dari 26

NAMA : VIA MEILANA

NIM : 220240002

KELAS : FIKES AKK 6

DOSEN : Fitriani Umar, SKM, M. Kes.

Tanggal : 28 April 2023

METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS IV

 JURNAL I

 JUDUL JURNAL : PENGARUH MEDIA PROMOSI KESEHATAN TERHADAP


PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI MASA PANDEMI
COVID-19 (PADA ANAK SEKOLAH TK KUNCUP HARAPAN BANJARBARU)

 JENIS DESAIN PENELITIAN DAN METODENYA : Penelitian ini menggunakan


quassy experiment design (desain eksperimen semu) dengan rancangan penelitian
one group pretest-posttest. Pada penelitian ini akan diuji pengetahuan awal sampel
sebelum diberikan intervensi (pretest) dan setelah dilakukan intervensi (posttest).
Desain penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dan responden yang
diberikan intervensi dan mendapatkan hasil yang lebih akurat. Intervensi yang
digunakan dalam penelitian berupa promosi kesehatan menggunakan metode
ceramah dengan media power point dan leaflet. Promosi kesehatan berisikan materi
tentang gizi balita dan permasalahannya durasi 2 x 30 menit dan frekuensi repetisi
paparan sebanyak 1 kali paparan dengan jarak waktu 7 hari.

 JURNAL II

 JUDUL JURNAL : PENGARUH PEMBUATANTUTORIAL TERHADAP


PENINGKATAN PEMAHAMAN PETUGAS REKAM MEDISDI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN TENTANG PENGISIAN DATA PADA APLIKASI
SIDEKA-PRO

 JENIS DESAIN PENELITIAN DAN METODENYA : Desain penelitian


menggunakan eksperimental murni, yaitu one grup pre-test post-test experimental
research. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas rekam medis yang
menjadi penangung jawab pengisian data di aplikasi SiDeKa-Pro pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada di Kota Probolinggo yaitu klinik, puskesmas, dan
rumah sakit sebanyak 24 orang.

 JURNAL III
 JUDUL JURNAL : PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI MENGATASI MASALAH
SUPERBAKTERI MELALUI PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT

 JENIS DESAIN PENELITIAN DAN METODENYA : Metode yang digunakan


adalah tinjauan kepustakaan yang relevan. Epidemiologi mempunyai 2 strategi yaitu
surveilens dan penelitian epidemiologi.Untuk mencapaitujuan itu antara lain
dijelaskan riwayat alamiah penyakit yang terdiri atas masa prepatogenesis, dan masa
patogenesis. Dalam masa prepatogenesis dilakukan pencegahan primer yang
menyangkutSimpul 1 termasuk bakteri dan Simpul 2 yaitu lingkungan yang
menularkan bakteri itu. Dalam masa patogenesis dilakukan pencegahan sekunder
yang menyangkutSimpul 3 yaitu faktor-faktor di dalam dan/atau luar tubuh manusia
yang menimbulkan penyakit disebabkan bakteri.
Vol.2 No.9 Februari 2022 2899
……………………………………………………………………………………………………...
PENGARUH MEDIA PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM
PENCEGAHAN STUNTING DI MASA PANDEMI COVID-19
(PADA ANAK SEKOLAH TK KUNCUP HARAPAN BANJARBARU)

Oleh
Rita Kirana1, Aprianti2, Niken Widyastuti Hariati3
1,2,3Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No.1A Banjarbaru 70714


Telp. (0511) 4773267 – 4780516 Fax (0511) 4772288
Email: poltekkes.banjarmasin@yahoo.co.id, 2kepeg.poltekkesbjm@yahoo.co.id
1

Abstrak
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang
jika dibandingkan dengan umur. Peran dan kedudukan ibu dalam menjaga kualitas keluarga
mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental
spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.
Pengukuran pada kondisi Stunting menggunakan pengukuran status gizi secara langsung
menggunakan penilaian antropometri. Salah satu pencegahan Stunting melalui edukasi pada ibu
dalam perubahan perilaku peningkatan kesehatan dan gizi keluarga. Pola asuh dan status gizi
sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu). Dengan proses promosi kesehatan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Penelitian ini menggunakan quassy experiment design (desain eksperimen semu) dengan
rancangan penelitian one group pretest-posttest. Populasi penelitian ini adalah ibu yang
merupakan orang tua siswa sekolah TK Kuncup Harapan Banjarmasin. Hasil analisis statistic
Independent Sample T Test menunjukan bahwa nilai rata-rata pengetahuan Ibu sebelum diberikan
pendidikan kesehatan, baik menggunakan PPT maupun menggunakan media leaflet menunjukan,
tidak ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata pengetahuan stunting pada kelompok PPT dan
pada kelompok leaflet. Dengan demikian, kedua kelompok ini memenuhi syarat untuk di lakukan
intervensi pendidikan kesehatan. Hasil Penelitian ini dapat memberikan konstribusi dalam
pengembangan ilmu kebidanan khususnya dalam asuhan anak terkait stunting dan status gizi.
Kata Kunci: Stunting, Promosi Kesehatan, Penelitian, Balita, Gizi

PENDAHULUAN dihadapi oleh masyarakat di dunia. Ambitious


Usia balita merupakan masa dimana World Health Assembly menargetkan
proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi penurunan 40% angka Stunting di seluruh dunia
sangat pesat. Pada masa ini balita pada tahun 2025. Global Nutritional Report
membutuhkan asupan gizi yang cukup dalam 2018 melaporkan bahwa terdapat sekitar 150,8
jumlah dan kualitas yang lebih banyak karena juta (22,2%) balita Stunting yang menjadi salah
balita umumnya mempunyai aktivitas fisik satu faktor terhambatnya pengembangan
yang cukup tinggi dan masih dalam proses manusia di dunia. World Health Organization
belajar. Salah satu permasalahan gizi yang (WHO) menetapkan lima daerah subregio
sering terjadi adalah Stunting (Welasih BD & prevalensi Stunting, termasuk Indonesia yang
Witramadji RB, 2012). berada di regional Asia Tenggara (36,4%)
Stunting merupakan salah satu tantangan (United Nation, 2018) (UNICEF, Levels and
dan masalah gizi secara global yang sedang Trends in child malnutrition - UNICEF WHO

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2900 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
The World Bank Join Child Malnutrition Berdasarkan data yang disampaikan
Estmates, 2019). Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat
Stunting merupakan permasalahan terbatas di Istana Merdeka, kompleks Istana
kesehatan yang menjadi fokus program Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/8/2020)
pembangunan kesehatan pemerintah tahun setidaknya ada 10 provinsi yang memiliki
2015-2019 selain penurunan angka kematian prevalensi stunting tertinggi di Indonesia.
ibu dan bayi, pengendalian penyakit menular Mayoritasnya, berada di wilayah Timur
dan pengendalian penyakit tidak menular Indonesia.Adapun 10 (sepuluh) provinsi yang
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Adapun 10 provinsi yang dimaksud adalah
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan , Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Nusa
2015). Tenggara Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan
Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
menunjukkan bahwa prevalensi Stunting pada Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi
anak 2 adalah 37,3 % (18,1 % sangat pendek Tengah.
dan 19,2 % pendek) atau setara dengan hampir Stunting dapat disebabkan oleh faktor
9 juta anak balita mengalami Stunting di yang sangat beragam dari kondisi ibu atau calon
Indonesia. Prevalensi selanjutnya diperoleh ibu, masa janin dan masa bayi/balita atau
dari hasil utama riskesdas tahun 2018 yaitu sejalan pada periode 1000 hari pertama
30,8 % (19,3 % balita pendek dan 11,5 % balita kehidupan (1000 HPK). Periode 1000 HPK
sangat pendek). Berdasarkan hasil riset diatas merupakan periode emas sekaligus periode
menunjukan penurunan prevalensi Stunting di kritis bagi seseorang (windows of opportunity).
tingkat nasional sebesar 6,4 % selama pariode 5 Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan
tahun (Kementrian Kesehatan Republik saat kehamilan, postur tubuh ibu, jarak
Indonesia, Riset Kesehatan Dasar, 2013). kehamilan yang cenderung dekat, ibu yang
Berdasarkan data Riskesdas 2018 di masih remaja dan asupan nutrisi yang kurang
Kalimantan Selatan angka balita Stunting saat kehamilan mempengaruhi pertumbuhan
mencapai 33,2%. Capaian indikator prevalensi janin dan risiko terjadinya Stunting (Djauhari T,
stunting di Provinsi Kalimantan Selatan pada 2017).
tahun 2018 sebesar 29,24% lebih besar 4,89 Pengetahuan ibu secara tidak langsung
poin dibandingkan dengan capaian pada tahun juga mempengaruhi status kesehatan ibu, janin
2017 yaitu sebesar 34,13 %. Stunting yang dikandung, dan kualitas bayi yang akan
merupakan salah satu indikator kesehatan anak dilahirkan. Selama ini upaya peningkatan gizi
yaitu status gizi kronis yang menggambarkan dilakukan ketika ibu sudah hamil, sehingga
terhambatkan pertumbuhan karena malnutrisi akan lebih baik pendidikan gizi khususnya
jangka Panjang. Meskipun terjadi capaian dalam pencegahan Stunting dilakukan ketika
prevalensi stunting terjadi fluktuasi, namun ibu belum hamil dan akan mempersiapkan
telah mencapai target Rencana Strategis yang di kehamilannya (Djauhari T, 2017).
tetapkan. Sehingga dapat dikatakan Provinsi Upaya intervensi masa 1000 HPK
Kalimantan Selatan telah menunjukkan meliputi pada masa hamil, pada saat bayi lahir,
keberhasilan dalam upaya pencegahan bayi berumur 6 bulan sampai dengan 2 tahun
Stunting. Dibandingkan dengan provinsi yang dan memantau pertumbuhan balita di posyandu
berada di pulau Kalimantan maka Prevalensi serta perilaku hidup bersih dan sehat . Peran ibu
Stunting di Provinsi Kalimantan Selatan sangat berpengaruh akan keberhasilan
menduduki peringkat ke-5. Peningkatan intervensi tersebut (Djauhari T, 2017).
capaian untuk kinerja lebih baik terus dilakukan Stunting pada usia ini merupakan masa
hingga akhir tahun berjalan. jendela (window period) yang dapat
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.9 Februari 2022 2901
……………………………………………………………………………………………………...
menyebabkan defek organ maupun fungsi anak membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,
terganggu yang dapat terjadi pada usia diatas 5 2012). Setelah terbentuknya pengetahuan yang
tahun. Hal ini dapat menimbulkan masalah baik ini, masyarakat menjadi tahu, mau dan
kesehatan dan manifestasi klinis yang buruk. mampu untuk melakukan perilaku pencegahan
Oleh karena itu, upaya pencegahan dan stunting . Bentuk promosi kesehatanyang dapat
penanganan berbasis komunitas dapat menekan dilakukan adalah melalui penyuluhan
angka kejadian Stunting setelah masa jendela kesehatan tentang stunting menggunakan
anak Stunting (Aridiyah FO, Rohmawati N, & media promosi kesehatan yang efektif sehingga
Ririanty M, 2015). sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang
Upaya pencegahan dan promosi akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya
kesehatan telah dilakukan untuk mencegah dan kearah positif terhadap kesehatan
menurunkan angka kejadian Stunting. (Notoatmodjo, 2012).
Pencegahan dan promosi kesehatan difokuskan Berdasarkan studi pendahuluan yang
kepada penanggulangan penyebab langsung dilakukan dengan wawancara pada saat
dan penyebab tidak langsung terjadi Stunting, dilakukan persiapan pengabdian masyarakat
salah satunya menggunakan media pendidikan oleh dosen Poltekkes Banjarmasin jurusan
kesehatan (UNICEF, 2012). kebidanan, kepada 5 orang ibu yang
Promosi kesehatan adalah adalah proses merupakan orang tua siswa sekolah Taman
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat kanak-kanak (TK) Kuncup harapan
dalam memelihara dan meningkatkan Banjarmasin, 4 dari orang ibu mengatakan
kesehatannya (Notoadmodjo, 2012). Promosi tidak tahu Stunting. satu dari 5 orang ibu
Kesehatan yang dilakukan pada ruang lingkup mengatakan mengetahui apa itu Stunting tetapi
individu, kelompok maupun masyarakat luas tidak tahu bagaimana cara pencegahan
menggunakan sarana media yang sesuai. Stunting. Dua dari 5 orang ibu mengatakan
Pendidikan kesehatan yang tepat sasaran akan bahwa Stunting itu tidak mematikan, tidak ada
berdampak akan pencegahan secara hubungan asupan gizi dengan Stunting. Dua
komprehensif (5 level of prevention) dan dari 5 orang ibu mengatakan bahwa Stunting itu
meningkatkan pengetahuan terhadap kesehatan berbahaya tetapi ibu mengatakan tidak ada
serta meningkatkan derajat kesehatan hubungan nya dengan asupan gizi terhadap
masyarakat (Fitriani S, 2018). Stunting.
Upaya kesehatan penanganan stunting Berdasarkan latar belakang tersebut,
tentunya dilakukan sejalan dengan prinsip 5 penulis tetarik untuk melakukan penelitian
Level Prevention (5 tingkat pencegahan) tentang Pengaruh Media Promosi Kesehatan
menurut Leavell dan Clark (1967) dalam terhadap Perilaku Ibu dalam Pencegahan
Susilowati, 2016 : 1) Promosi Kesehatan Stunting Di Masa Pandemi Covid-19 Pada
(health promotion); 2) Perlindungan khusus Anak Sekolah TK Kuncup harapan
(specific protection); 3) Diagnosis dini dan Banjarmasin.
pengobatan segera(early diagnosis and prompt
treatment); 4) Pembatasan cacat (disability LANDASAN TEORI
limitation); Rehabilitasi (rehabilitation). Pengacuan pustaka dilakukan dengan
Pada tingkat pencegahan melalui Promosi menuliskan [nomor urut pada daftar pustaka]
Kesehatan ini upaya yang dilakukan bertujuan mis. [1], [1,2], [1,2,3]. Sitasi kepustakaan harus
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat ada dalam Daftar Pustaka dan Daftar Pustaka
tentang stunting. Hal ini perlu dilakukan harus ada sitasinya dalam naskah. Pustaka yang
mengingat pengetahuan atau kognitif disitasi pertama kali pada naskah [1], harus ada
merupakan domain yang sangat penting dalam pada daftar pustaka no satu, yg disitasi ke dua,

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2902 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
muncul pada daftar pustaka no 2, begitu Perilaku bisa dikatakan sebagai bentuk
seterusnya. Daftar pustaka urut kemunculan tindakan sosial yang dilakukan oleh individu
sitasi, bukan urut nama belakang. Daftar dalam menjalankan proses sosial dan interaksi
pustaka hanya memuat pustaka yang benar sosial terhap lingkungan sosial yang terjadi di
benar disitasi pada naskah. masyarakat. Dimana prihal penjalannya ini
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. sendiri bisa terjadi dalam bentuk tertutup
23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan (covert behavior) ataupun terbuka (overt
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan behavior).
masyarakat untuk memelihara dan Perilaku tertutup adalah segenap respon
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara pasif yang dilakukan seserang secara
fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif terselubung sehingga prihal ini terjadi reaksi
secara ekonomi maupun sosial, pendidikan terhadap stimulus dengan sangat terbatas pada
kesehatan disemua program kesehatan; baik perhatian, persepsi, pengetahuan, bahkan
pemberantasan penyakit menular, sanitasi kesadaran akan semua sikap yang terjadi pada
lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan seseorang. Hingga akhirnya belum dapat
kesehatan, maupun program kesehatan lainnya diamati secara nyata oleh orang lain.
kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan Definisi perilaku terbuka adalah segenap
dan kesempatan yang berlandaskan prinsip- manisfestasi atas tidakan yang dilakukan oleh
prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan seseorang dengan sangat jelas dalam bentuk
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat tindakan atau praktik yang terlihat, sehingga
secara keseluruhan ingin hidup sehat, sadar, bisa dengan sangat mudah dapat diamati atau
tahu dan mengerti serta melakukan suatu dilihat orang lain.
anjuran yang ada hubungannya dengan Pola makan (dietary pattern) adalah
kesehatan secara perseorangan (individu) susunan makanan yang biasa dimakan
maupun kelompok. Pendidikan kesehatan mencakup jenis dan jumlah bahan makanan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial yang dikonsumsi seseorang atau kelompok
ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat orang atau penduduk dalam frekuensi dan
dan ketersediaan waktu seseorang atau jangka waktu tertentu (Kementrian Kesehatan
kelompok (Notoatmodjo, 2012). Republik Indonesia, Riset Kesehatan Dasar,
Dari pengertian di atas di simpulkan 2013). Pola makan akan mencerminkan
pendidikan kesehatan adalah proses untuk makanan yang dikonsumsi secara utuh atau
meningkatkan pengetahuan masyarakat kombinasi berdasarkan kuantitas, proporsi,
bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan frekuensi, variasi dari berbagai makanan dan
derajat kesehatan.Menurut Undang-Undang minuman serta nutrisi yang terdapat di dalam
Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan makanan tersebut (Almastier S, 2012).
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Balita pendek (Stunting) adalah status
Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dalam gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau
masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau TB/U dimana dalam standar antropometri
suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, penilaian status gizi anak, hasil pengukuran
atau ibu dan anaknya. Setiap anggota keluarga tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-
mempunyai peran dan kedudukannya masing- 2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/ stunted)
masing, termasuk Ibu. Ibu mempunyai peranan dan <-3 SD (sangat pendek /severely stunted)
penting dalam mendukung suasana keluarga (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
yang berkualitas. (Badan Pengawasan Keuangan 2011). Stunting adalah masalah kurang gizi
dan Pembangunan, 2009). kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu cukup lama akibat
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.9 Februari 2022 2903
……………………………………………………………………………………………………...
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan Pendidikan kesehatan merupakan
kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai kumpulan pengalaman yang memberikan
janin masih dalam kandungan dan baru terlihat pengaruh baik kepada kebiasaan, sikap dan
pada saat anak berumur dua tahun (Millennium pengetahuan yang berhubungan dengan
Challenge Accouunt, 2015). kesehatan individu, masyarakat ataupun negara
Masalah Stunting merupakan masalah (Machfoedz & Suryani, 2009).
kesehatan masyarakat yang berhubungan Metode pendidikan kesehatan merupakan
dengan meningkatnya risiko kesakitan, suatu cara teratur yang digunakan untuk
kematian dan hambatan pada pertumbuhan melaksakan proses perubahan dari seseorang
baik motorik maupun mental. Stunting dibentuk yang dihubungan dengan pencapaian tujuan
oleh tumbuh kejar yang tidak memadai yang kesehatan individu dan masyarakat (Kamus
mencerminkan ketidakmampuan untuk Besar Bahasa Indonesia, 2020). Metode yang
mencapai pertumbuhan optimal. Hal tersebut dapat dipergunakan dalam memberikan
mengungkapkan bahwa kelompok balita yang pendidikan kesehatan adalah metode ceramah,
lahir dengan berat badan normal dapat diskusi kelompok, curah pendapat, panel,
mengalami Stunting bila pemenuhan kebutuhan bermain peran, demonstrasi, simposium,
selanjutnya tidak terpenuhi dengan baik seminar pada suatu komunitas atau kelompok
(Kusharipueni, 2008). serta bimbingan dan konseling pada suatu
individu (Notoatmodjo, 2012).
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan quassy
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana experiment design (desain eksperimen semu)
balita memiliki panjang atau tinggi badan yang dengan rancangan penelitian one group pretest-
kurang jika dibandingkan dengan umur. posttest. Pada penelitian ini akan diuji
Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi pengetahuan awal sampel sebelum diberikan
badan yang lebih dari minus dua standar deviasi intervensi (pretest) dan setelah dilakukan
median standar pertumbuhan anak dari WHO. intervensi (posttest). Desain penelitian ini
Balita Stunting termasuk masalah gizi kronik digunakan untuk mengetahui pengaruh dan
yang disebabkan oleh banyak faktor seperti responden yang diberikan intervensi dan
kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, mendapatkan hasil yang lebih akurat. Intervensi
kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi yang digunakan dalam penelitian berupa
pada bayi. Balita Stunting di masa yang akan promosi kesehatan menggunakan metode
datang akan mengalami kesulitan dalam ceramah dengan media power point dan leaflet.
mencapai perkembangan fisik dan kognitif Promosi kesehatan berisikan materi tentang gizi
yang optimal (Kurnasih, 2017). balita dan permasalahannya durasi 2 x 30 menit
Menurut Undang-Undang Nomor 10 dan frekuensi repetisi paparan sebanyak 1 kali
tahun 1992 tentang Perkembangan paparan dengan jarak waktu 7 hari (Sunardi &
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Subiakto, 2016).
Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dalam Adapun desain penelitiannya menurut
masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau (Arikunto , 2016) adalah sebagai berikut:
suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, Kelompok
Pretes Treatmen Posttes
atau ibu dan anaknya. Setiap anggota keluarga Eksperime
t t t
mempunyai peran dan kedudukannya masing- n
masing, termasuk Ibu. Ibu mempunyai peranan Kelompok
penting dalam mendukung suasana keluarga T1 TPT T2
1
yang berkualitas. (Badan Pengawasan Keuangan Kelompok
dan Pembangunan, 2009). T1 TLF T2
2

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2904 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
Ket: T1 = pretest (tes awal) Gambar 2. Pengetahuan Ibu Sebelum dan
XPT= kelompok dengan media Power Point Sesudah diberikan Leaflet
T2 = post test (tes akhir) 120
XLF= kelompok dengan media Leaflet 100 98
Pada Penelitian ini terdapat dua variable 949090 9098 99
92 9490 90 Pengetahua
80 86 868678 82 86
8286
82 82 82 n Ibu
yang merupakan satu variable bebas 74 74
(independent) dan satu variable terikat 60 58 62 Sebelum
54
(dependent). Adapun yang dijadikan variable 40 38 Pengetahua
dalam penelitian ini adalah: n Ibu
20
1. Variabel bebas atatu variable independent Sesudah
0
(variable X) adalah promosi Kesehatan 1 3 5 7 9 11 13 15
2. Variabel terikat atau variable dependent
(variable Y) adalah perilaku tertutup Sumber: Data primer
(pengetahuan) ibu
Jika anda menggunakan Word, gunakan PENUTUP
persamaan Microsoft Equation Editor atau Kesimpulan
MathType, ditulis ditengah, dan diberi nomor Berdasarkan penelitian yang dilakukan
persamaan mulai dari (1), (2) dst. sebelumnya pada ibu yang memiliki balita
Pada penelitian ini, setiap pertanyaan sebanyak 30 responden, didapatkan
pada kuesioner akan diberi nilai nol jika kesimpulan:
responden menjawab salah dan nilai satu jika 1. Nilai rata-rata pretest pengetahuan ibu
menjawab pertanyaan dengan benar. Penilaian dengan menggunakan Media Power Point
pada penelitian ini menggunakan uji proporsi sebesar 73,33
dengan rumus sebagai berikut. 2. Nilai rata-rata pretest pengetahuan ibu
P= F x 100% dengan menggunakan media leaflet
N sebesar 76,40
P = Nilai 3. Nilai rata-rata posttest pengetahuan ibu
F = Jumlah pertanyaan dengan menggunakan media Power Point
N = Jumlah semua pertanyaan ebesar 88,13
4. Nilai rata-rata posttest pengetahuan ibu
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan menggunakan media leaflet
Pengetahuan Ibu sebelum dan sesudah sebesar 86,93
diberikan PPT dan Leaflet - dapat dilihat pada Hasil Dependent T Test menunjukan
tabel berikut: bahwa media PPT lebih efektif untuk
Gambar 1. Pengetahuan Ibu Sebelum dan meningkatkan Pengetahuan Ibu di banding
Sesudah diberikan PPT media leaflet.
120 Saran
100
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada
98 98 98 98
9096
9094 90 90 90 94 94
90 Pengetahua beberapa hal yang dapat disarankan untuk
80 78 8686 82 82 8686 n Ibu
7470 74 pengembangan dari hasil penelitian ini terhadap
60 66 62 Sebelum
46
54 54 kasus stunting.
40 Pengetahua 1. Bagi Masyarakat
20 n Ibu Diharapkan masyarakat Diharapkan
Sesudah
0 masyarakat mampu bekerjasama dengan
1 3 5 7 9 11 13 15 tenaga kesehatan di lapangan, dengan
Sumber: Data primer berpartisipasi dalam acara-acara
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.9 Februari 2022 2905
……………………………………………………………………………………………………...
penyuluhan kesehatan, supaya Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017. Jurnal
pengetahuan meningkat sehingga Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
diharapkan sikap dan perilakunya semakin Unsyiah,vol 2,no .
baik. [2] Aridiyah FO, Rohmawati N, & Ririanty M.
2. Bagi Institusi Kesehatan (2015). Faktor-faktor yang behubungan
Diharapkan institusi Diharapkan institusi dengan kejadian stunting pada usia 25-60
kesehatan lebih meningkatkan pelayanan bulan di Kelurahan Kalibaru Depok tahun
pendidikan kesehatan melalui penyuluh 2012. e- Jurnal Pustaka Kesehatan, 163-
kesehatan yang handal agar kesehatan 170.
masyarakat meningkat. [3] Arikunto , S. (2016). Prosedur Penelitian:
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Status Pendekatan Praktik. Jakarta: Rienka
Bagi peneliti selanjutnya dapat Cipta.
mengembangkan penelitian ini dan [4] Arsyati, A. M. (2019). Pengaruh
mengkaji lebih dalam dengan Penyuluhan Madia Audio Visual dalam
menggunakan media, instrument, lokasi Pengetahuan Pencegahan Stunting pada
penelitian di daerah lain melalui Ibu Hamil di desa Cibatok Cibungbulang.
pengamatan langsung di lapangan, PROMOTOR Jurnal Mahasiswa
sehingga diperoleh hasil yang lebih Kesehatan Masyarakat, vol 2,no 03.
variatif. [5] Badan Pengawasan Keuangan dan
4. Bagi institusi Pendidikan Pembangunan. (2009). Undang-Undang
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai Nomor 10 Tahun 1992 tentang
bahan acuan didalam penatalaksanaan Perkembangan Kependudukan dan
stunting pada balita untuk memperkaya Pembangunan Keluarga Sejahtera.
keilmuan di dalam keperawatan Anak. [6] Bagus Pratama. (2020). Pengaruh
Penelitian ini juga dapat diintegrasikan ke Pendidikan Kesehatan Terhadap
dalam standar operasional prosedur Pengetahuan Ibu dan Asupan Makan Anak
didalam penatalaksanaan terhadap stunting Stunting di Wilayahh Kerja Puskesmas
pada balita yang dipakai disetiap institusi Sukadamai, Kecamatan Natar, Kabupaten
pendidikan keperawatan. Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
5. Bagi responden [7] Bolisani, E. (2018). Chapter 1: The elusive
Penelitian ini dapat dijadikan intervensi definition of knowledge In Bolisani, E.
dalam melakukan perbaikan status gizi Bratianu, E,. In Emergent knowledge
pada keluarga sehingga dapat menurunkan strategeis: Strategic thingking in
risiko terjadinya stunting pada balita, knowledge management (pp. 1-22). Cham:
keluarga dapat mengidentifkasi apakah Sprinter International Publishing.
mereka beresiko besar terjadi stunting pada [8] Budiman, R. (2013). Koisoener
anggota keluarganya, serta dapat Pengetahuan dan Sikap dalam kerja dalam
melakukan perbaikan perilaku gizi gizinya kapita selekta koisoner pengetahuuan dan
secara baik dan berkelanjutan. sikap dalam penelitian kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA [9] Dahlan, S. (2016). Statistik untuk
[1] Andriani, W. (2017). Perbedaan kedokteran dan kesehatan. Jakarta.
Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi Ibu [10] Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala.
Sesudah Diberikan Program Mother Smart (2019). Data stunting perdesa tahun 2019.
Grounding (MSG) dalam Pencegahan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala.
Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2906 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
[11] Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Evidence from Malawi. Tanzania and
Selatan. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Zimbabwe: BMC Pediatrics.
Kalimantan Selatan Tahun 2019. [23] Millennium Challenge Accouunt. (2015).
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Backgrounder Stunting dan Masa Depan
[12] Djauhari T. (2017). Gizi dan HPK 1000. Indonesia. Jakarta: Millennium Challenge
Saintika Madika. Account.
[13] Fauziatin, N., Kartini, A., & Nugraheni, S. [24] Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
(2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Kesehatan dan perilaku kesehatan.
dengan Media Lembar Balik Tentang Jakarta: Rineka Cipta.
Pencegahan Stunting Pada Calon [25] Prickett, K., & Agustine, J. (2016).
Pengantin. VISIKES: Jurnal Kesehatan Maternal education and inversments in
Masyarakat. children's health. Jouurnal of Mirrage and
[14] Fitriani S. (2018). Promosi Kesehatan. Family, 7-25.
Yogyakarta: Graha Ilmu. [26] Rahim, R., & Muslimin, I. (2017).
[15] Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2020, Perubahan Pengetahuan Ibu Hamil
Oktober 8). Kamus Besar Bahasa Trimester II dalam Mencegah Stunting
Indonesia (KBBI). memulai Pendidikan Kesehatan dengan
[16] Kementrian Kesehatan Republik Pendekatan Modelling. JURNAL
Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar. KEPERAWATAN.
Jakarta: Badan Penelitian dan [27] Sunardi, S., & Subiakto, T. (2016).
Pengembangan Kesehatan Departemen Pengaruh frekuensi pendidikan kesehatan
Kesehatan Indonesia. terhadap perilaku kontrol (monitoring)
[17] Kementrian Kesehatan Republik kadar gula pada lansia dengan riwayat
Indonesia. (2015). Rencana Strategis penyakit diabetes melitus. Jurnal Media
Kementrian Kesehatan . Jakarta: Informasi Kesehatan, 3.
Kementrian Kesehatan Republik [28] Suparisa, I. (2014). Penilaian Status Gizi.
Indonesia. Jakarta: EGC.
[18] Kementrian Kesehatan Republik [29] UNICEF. (2012). UNICEF's approach
Indonesia. (2018). Stunting report. Jakarta: scaling up nutrition.
Kementrian Kesehatan Republik [30] UNICEF, W. T. (2019). Levels and Trends
Indonesia. in child malnutrition - UNICEF WHO The
[19] Kurnasih, N. (2017). Buku Saku World Bank Join Child Malnutrition
Pemantauan Status Gizi. Jakarta: Estmates.
Kementrian Kesehatan. [31] United Nation. (2018). Exective Summary:
[20] Kusharipueni. (2008). Gizi dalam daur Global Panel on Agriculture an Food.
kehidupan (prinsip-prinsip) dalam [32] Welasih BD, & Witramadji RB. (2012).
Departemen dan Kesehatan Masyarakat. Beberapa Faktor yang Berhubungan
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. dengan Status Gizi Balita Stunting. The
[21] Machfoedz, I., & Suryani, E. (2009). Indonesia Journal of Public Heatlh.
Pendidikan Kesehatan Bagian dari
Promosi Kesehatan. Yogyakarta:
Fitramaya.
[22] Makota, D., & Masibo, M. (2015). Is there
a thresold level of maternal eduucation
sufficient to reduce child undernutrition?

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v4i2.8363 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

Pengaruh Pembuatan Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Petugas


Rekam Medis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tentang Pengisian Data pada
Aplikasi SIDeKa-Pro

The Effect of Making Tutorials on Increasing Understanding of Medical


Record Officers in Health Care Facilities about Data Filling in the
SIDeKa-Pro Application

Hikmawan Suryanto1
Madihah2

1 Administrator Kesehatan; Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga


Berencana Kota Probolinggo
2 Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan; Dinas Kesehatan,

Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Probolinggo


Dengan alamat Jl. Suroyo No. 58, Kota Probolinggo
E-mail: hikmawan.suryanto.hs@gmail.com

Abstract

Medical record officers who are late in filling out data on SIDeKa-Pro application in 2020
are 53% and for January-March 2021 period are 31%. They were late in filling because there
was no procedure and did not understand how to fill in the data. The purpose of this study
was to determine the effect of making tutorials in the form of manuals and video tutorials on
the level of understanding of medical record officers in health care facilities about data entry in
the SIDeKa-Pro application. The research design used pure experimental, namely one group
pretest and posttest experimental research. The population and sample are medical record
officers who are in charge of data entry in SiDeKa-Pro application, as many as 24 people. The
sampling technique used was purposive sampling. The results of the Wilcoxon test, the p-value
is 0.000 (p-value <0.05). It can be concluded that there is an influence between the provision of
tutorials in the form of manuals and videos on the level of understanding of health care facility
managers about data entry in the SIDeKa-Pro application. The conclusion is that making
tutorials has an effect on increasing the understanding of medical record officers in health care
facilities.

Keywords: data filling; tutorial making; understanding improvement

Abstrak

Petugas rekam medis yang terlambat mengisi data pada aplikasi Sistem Pelaporan Dinas
Kesehatan Kota Probolinggo (SIDeKa-Pro) tahun 2020 sebanyak 53% dan periode
Januari–Maret 2021 sebanyak 31%. Petugas rekam medis terlambat mengisi karena belum
adanya prosedur dan kurang memahami cara pengisian data. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pembuatan tutorial berupa buku manual dan video tutorial
terhadap tingkat pemahaman petugas rekam medis di fasilitas pelayanan kesehatan tentang
pengisian data di aplikasi SIDeKa-Pro. Desain penelitian menggunakan eksperimental murni,
yaitu one grup pre test dan post test experimental research. Populasi dan sample adalah petugas
rekam medis yang menjadi penanggung jawab pengisian data di aplikasi SiDeKa-Pro yaitu
sebanyak 24 orang. Teknik pengambilan sample menggunakan purposive sampling. Hasil
penelitian yaitu pada hasil Uji Wilcoxon, nilai p value sebesar 0,000 (p value < 0,05). Hal ini
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pemberian tutorial berupa buku manual
dan video terhadap tingkat pemahaman pengelola fasilitas pelayanan kesehatan tentang
pengisian data pada aplikasi SIDeKa-Pro. Kesimpulannya adalah pembuatan tutorial
23
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v4i2.8363 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman petugas rekam medis di fasilitas pelayanan


kesehatan.

Kata kunci: pembuatan tutorial; pengisian data; peningkatan pemahaman

1. Pendahuluan Berencana Kota Probolinggo. Hal ini sesuai


dengan Peraturan Walikota Probolinggo
Di era digitalisasi seperti saat ini,
Nomor 54 Tahun 2017 tentang Pengelolaan
penggunaan teknologi informasi mutlak
Sistem Informasi Pelaporan Dinas
untuk dilakukan, termasuk dalam bidang
Kesehatan Kota Probolinggo pasal 4 ayat 1
kesehatan. Pada bidang kesehatan, salah
yang berbunyi “setiap fasilitas pelayanan
satu penggunaan teknologi informasi yaitu
kesehatan wajib menyelenggarakan
penyelenggaraan sistem informasi
SIDeKa-Pro”.
kesehatan. Menurut Reza (2019),
Pelaporan bulanan fasilitas pelayanan
kebutuhan data dan informasi kesehatan
kesehatan bagi Dinas Kesehatan,
semakin meningkat, masyarakat semakin
Pengendalian Penduduk dan Keluarga
peduli dengan situasi kesehatan dan hasil
Berencana berguna untuk melakukan
pembangunan kesehatan yang telah
pembinaan, pengawasan, dan
dilakukan pemerintah, terutama terhadap
pengendalian. Selain itu, data pelaporan
masalah-masalah kesehatan yang
juga berguna untuk menilai mutu fasilitas
berhubungan langsung dengan kesehatan
pelayanan kesehatan, taraf kesehatan
mereka, sebab kesehatan menyangkut
masyarakat, dan pengaruh inflasi daerah.
hajat hidup masyarakat luas dan semua
Oleh karena itu, pelaporan bulanan sangat
orang butuh untuk sehat. Menurut
penting dilakukan. Hal ini sejalan dengan
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2014
hasil penelitian Dwipa (2014) yang
tentang Sistem Informasi Kesehatan pasal
menyatakan bahwa laporan bulanan
26 ayat 1 huruf d menyatakan bahwa
sangat penting sebagai dasar dalam
fasilitas pelayanan kesehatan, wajib
pengambilan keputusan dalam upaya
mengelola sistem informasi kesehatan.
penanganan masalah kesehatan yang
Di Kota Probolinggo, sistem informasi
terjadi di masyarakat. Kemudian, menurut
kesehatan di tingkat kota menggunakan
hasil penelitian Zulkifli (2019) yang
aplikasi SIDeKa-Pro. SIDeKa-Pro adalah
menyatakan bahwa laporan bulanan
Sistem Informasi dan Pelaporan Kesehatan
bermanfaat untuk mengetahui
yang digunakan oleh pengelola data di
permasalahan kesehatan yang ada di
fasilitas pelayanan kesehatan dan
masyarakat serta merumuskan cara
stakeholder di wilayah Kota
penanggulangan secara cepat dan tepat.
Probolinggo dalam upaya menjamin
Saat ini, sudah ada 24 fasilitas
ketersediaan data, kualitas dan akses
pelayanan kesehatan yang terdaftar di
terhadap informasi kesehatan yang
aplikasi SIDeKa-Pro yang terdiri dari 4
bernilai pengetahuan dan dapat
rumah sakit, 6 puskesmas, dan 14 klinik.
dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan hasil pemantauan di rekap
Pengelolaan aplikasi SIDeKa-Pro
absen pengisian data oleh fasilitas
didasari dari Peraturan Walikota
pelayanan kesehatan pada aplikasi
Probolinggo Nomor 54 Tahun 2017 tentang
SIDeKa-Pro, pada tahun 2020 terdapat
Pengelolaan Sistem Informasi Pelaporan
fasilitas pelayanan kesehatan yang sama
Dinas Kesehatan Kota Probolinggo. Setiap
sekali tidak pernah melaporkan atau
fasilitas pelayanan kesehatan yang
menginput datanya di aplikasi SIDeKa-Pro.
terdaftar dalam aplikasi SIDeKa-Pro, harus
Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan
menginput data di atas sebagai bentuk
Pemerintah No. 46 Tahun 2014 tentang
pelaporan ke Dinas Kesehatan,
Sistem Informasi Kesehatan pasal 4 ayat 2
Pengendalian Penduduk dan Keluarga
yang berbunyi “data rutin harus
24
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v4i2.8363 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

dikumpulkan secara teratur oleh menginput data pada aplikasi SiDeKa-Pro


penyelenggara fasilitas pelayanan di atas tanggal 5 pada bulan berikutnya,
kesehatan, instansi pemerintah daerah, maka fasilitas kesehatan dinyatakan tidak
dan instansi pemerintah melalui tepat waktu dalam pengisian data di
pencatatan dan pelaporan”. Keadaan ini aplikasi SiDeKa-Pro.
menjadi sebuah keprihatinan bagi Dinas Tabel 2. Distribusi Ketepatan Waktu Fasilitas
Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Pelayanan Kesehatan Mengisi Data Kunjungan
Keluarga Berencana Kota Probolinggo. Rawat Jalan pada Aplikasi SIDeKa-Pro Bulan
Selain terdapat fasilitas pelayanan Januari–Maret 2021
Sumber data: Rekap Absen di Aplikasi
kesehatan yang sama sekali tidak mengisi
data pada aplikasi SIDeKa-Pro, terdapat Dimensi Jawab
pula yang terlambat mengisi data. Ketepatan Terlambat Tepat
Dikatakan terlambat mengisi jika Waktu Waktu
pengisian data dilakukan di atas tanggal 5 Pengisian n % n %
Data 7 31 17 69
pada bulan berikutnya dan dalam setahun
SIDeKa-Pro, 2021
ada bulan yang tidak terisi. Sehingga,
Berdasarkan hasil rekapitulasi data
dapat menimbulkan ketidaklengkapan
pada tabel 2, maka dapat disimpulkan
pelaporan data.
bahwa 31% fasilitas pelayanan kesehatan
Pada studi kasus ini, peneliti hanya
di Kota Probolinggo terlambat dalam
membatasi pada pelaporan data
mengisi data kunjungan rawat jalan di
kunjungan rawat jalan karena semua
aplikasi SIDeKa-Pro. Hal ini masih
fasilitas pelayanan kesehatan, baik
menjadi masalah karena pada konsep
puskesmas, rumah sakit, dan klinik pasti
pareto, 80% efek disebabkan oleh 20%
mengisinya. Berikut data rekap absensi
penyebabnya.
pengisian data kunjungan rawat jalan di
Menurut hasil survei awal melalui
SIDeKa-Pro tahun 2020 dan bulan
wawancara yang dilakukan kepada
Januari-Maret 2021.
responden petugas rekam medis dari
Tabel 1. Distribusi Ketepatan Waktu Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Mengisi Data Kunjungan fasilitas pelayanan kesehatan yang
Rawat Jalan pada Aplikasi SIDeKa-Pro Tahun terlambat mengisi, mereka terlambat atau
2020 bahkan tidak mengisi sama sekali data
pada aplikasi SIDeKa-Pro karena belum
Dimensi Jawab adanya prosedur yang jelas mengenai
Terlambat Tepat
Ketepatan pengisian data pada aplikasi SIDeKa-Pro.
Waktu
Waktu Para petugas rekam medis tersebut kurang
n % n %
Pengisian Data memahami maksud dan cara pengisian
13 53 11 47
Sumber data: Rekap Absen di Aplikasi data di aplikasi SIDeKa-Pro. Hingga saat
SIDeKa-Pro, 2021 ini, aplikasi SIDeKa-Pro belum memiliki
Berdasarkan hasil rekapitulasi data tutorial dalam pengisian data sehingga
pada tabel 1, maka dapat disimpulkan masih ada petugas rekam medis dari
bahwa 53% fasilitas pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan yang
di Kota Probolinggo terlambat dalam kebingungan ketika mengisi data di
mengisi data kunjungan rawat jalan di aplikasi SIDeKa-Pro. Oleh karena itu,
aplikasi SIDeKa-Pro. Standar ketepatan peneliti membuat sebuah tutorial berupa
waktu yaitu berdasarkan Standar buku manual dan video tutorial agar
Operasional Prosedur (SOP) Nomor: permasalahan tersebut dapat teratasi.
155/425.102/2021 tentang Pengisian Data Tujuan penelitian ini adalah untuk
pada Aplikasi SiDeKa-Pro bahwa mengetahui pengaruh pembuatan tutorial
pengisian data paling lambat tanggal 5 berupa buku manual dan video tutorial
bulan berikutnya. Sehingga, jika petugas terhadap tingkat pemahaman rekam medis
rekam medis pada fasilitas kesehatan
25
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v4i2.8363 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

di fasilitas pelayanan kesehatan tentang pemahaman kurang mengenai pengisian


pengisian data di aplikasi SIDeKa-Pro. data pada aplikasi SIDeKa-Pro. Sedangkan,
sebanyak 46% responden telah memiliki
2. Metode pemahaman yang baik mengenai
pengisian data pada aplikasi SIDeKa-Pro.
Desain penelitian menggunakan
Tabel 4. Distribusi Hasil Post-Test Pengisian
eksperimental murni, yaitu one grup pre-test Data di Aplikasi SIDeKa-Pro pada Kegiatan
post-test experimental research. Populasi Sosialisasi Tahun 2021
dalam penelitian ini adalah seluruh Hasil
petugas rekam medis yang menjadi Kategori
n %
penangung jawab pengisian data di Baik 24 100
aplikasi SiDeKa-Pro pada fasilitas Cukup 0 0
pelayanan kesehatan yang ada di Kota Kurang 0 0
Probolinggo yaitu klinik, puskesmas, dan Sumber data: Data Primer, 2021
rumah sakit sebanyak 24 orang. Sampel Berdasarkan hasil rekapitulasi data
dalam penelitian ini adalah seluruh pada tabel 4, maka dapat disimpulkan
petugas rekam medis yang menjadi bahwa 100% responden telah memiliki
penangung jawab pengisian data di pemahaman baik mengenai pengisian data
aplikasi SiDeKa-Pro pada fasilitas pada aplikasi SIDeKa-Pro. Setelah
pelayanan kesehatan di Kota Probolinggo diberikan tutorial berupa buku manual
sebanyak 24 orang. Teknik pengambilan dan video tutorial, ternyata tingkat
sampel menggunakan purposive sampling. pemahaman responden meningkat. Hal ini
Hasil penelitian diuji menggunakan uji ditunjukkan dari peningkatan jumlah
statistik untuk melihat pengaruh responden yang memiliki pemahaman
pembuatan tutorial berupa buku manual baik sebesar 54%. Hal ini sesuai dengan
dan video tutorial terhadap peningkatan hasil penelitian Parida (2019) yang
pemahaman pengelola fasilitas pelayanan menyatakan bahwa terdapat pengaruh
kesehatan tentang pengisian data pada pembelajaran dengan menggunakan video
aplikasi SIDeKa-Pro. tutorial terhadap prestasi belajar.
Setelah melakukan penilaian hasil
3. Hasil dan Pembahasan pre-test dan post-test, peneliti melakukan uji
beda atau uji komparatif dengan tujuan
Pada hasil penilaian pre-test dan
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
post-test ini, peneliti membagi tingkat
tingkat pemahaman responden mengenai
pemahaman responden menjadi 3 kategori
pengisian data pada aplikasi SIDeKa-Pro
menurut Arikunto (2006), yaitu baik (nilai
sebelum dan setelah diberikan tutorial
76%-100%), cukup (nilai 56%-75%), kurang
berupa video dan buku manual
(nilai < 56%). Berdasarkan pengisian
menggunakan uji statistik pada aplikasi
kuesioner oleh responden, hasil pre-test
SPSS. Uji statistik yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Uji Wilcoxon karena data berpasangan
Tabel 3. Distribusi Hasil Pre-Test Pengisian
dalam satu kelas dan tidak berdistribusi
Data di Aplikasi SIDeKa-Pro pada Kegiatan
Sosialisasi Tahun 2021 normal (hasil uji normalitas Uji
Hasil Saphiro-Wilk p value < 0,05). Setelah
Kategori dilakukan Uji Wilcoxon, maka didapatkan
n %
Baik 11 46 hasil sebagai berikut:
Cukup 8 33 Tabel 5. Output Uji Wilcoxon
Kurang 5 21 Post_Test - Pre_Test
Sumber data: Data Primer, 2021 Z -4,006b
Berdasarkan hasil rekapitulasi data Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
pada tabel 3, maka dapat disimpulkan Sumber data: Output SPSS, 2021
bahwa 21% responden masih memiliki
26
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v4i2.8363 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon pada Probolinggo perlu dilengkapi dengan


tabel 5, nilai p value sebesar 0,000 (p value tutorial, agar pengguna aplikasi tidak
< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kesulitan dalam mengoperasikan
terdapat perbedaan tingkat pemahaman aplikasi-aplikasi tersebut. Kemudian saran
responden pengisian data pada aplikasi untuk penelitian selanjutnya yaitu
SIDeKa-Pro sebelum dan setelah adanya mengukur lebih efektif mana antara buku
tutorial berupa buku manual dan video. manual atau video tutorial dalam
Hal ini juga dapat disimpulkan bahwa meningkatkan pemahaman responden.
terdapat pengaruh antara pemberian
tutorial berupa buku manual dan video 5. Ucapan Terima Kasih
terhadap tingkat pemahaman petugas
Terima kasih disampaikan kepada Plt
rekam medis fasilitas pelayanan kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian
tentang pengisian data pada aplikasi
Penduduk dan Keluarga Berencana karena
SIDeKa-Pro. Hal ini sejalan dengan hasil
telah mengizinkan penelitian ini. Ucapan
penelitian Asadullah (2018) yaitu
terima kasih dapat juga disampaikan
penggunaan media video tutorial, efektif
kepada pihak-pihak yang membantu
secara signifikan meningkatkan tingkat
pelaksanaan penelitian.
pengetahuan dengan rata-rata hasil tes
sebelum dan sesudah penayangan video
6. Daftar Pustaka
didapat peningkatan nilai tes sebesar
54,95%. Maka dapat disimpulkan bahwa Afandi, Ahmad. (2020). Efektivitas Buku
video tutorial dapat mempermudah Saku Gizi Terhadap Peningkatan
responden memahami materi yang Pengetahuan Atlet Unimed
diberikan. Atletik Club (UAC). Jurnal
Kemudian, terkait dengan buku Kesehatan dan Olahraga, 4(2), 12–21.
manual, menurut hasil penelitian Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
Azadirachta (2017) menyatakan bahwa Penelitian Suatu Praktik. Jakarta:
penggunaan media buku saku Rineka Cipta.
mempengaruhi pengetahuan dan praktik Asadullah, Muhammad. (2018). Efektivitas
siswa. Hal ini juga sejalan dengan hasil Media Video Dalam Peningkatan
penelitian Afandi (2020) yang menyatakan Pengetahuan Petani Terhadap
bahwa buku saku efektif meningkatkan Budidaya Edamame Di Kelompok
pengetahuan responden. Oleh karena itu, Tani “Sederhana”, Kelurahan
maka dapat disimpulkan bahwa adanya Bandungan, Kabupaten Semarang.
buku manual atau buku petunjuk atau Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan
buku saku dapat meningkatkan Pertanian, 2(2), 94–100.
pengetahuan responden. Azadirachta, Fitria Laras. (2017).
Pendidikan Gizi Menggunakan
4. Simpulan dan Saran Media Buku Saku Meningkatkan
Pengetahuan dan Praktik
Berdasarkan hasil penelitian, maka
Konsumsi Sayur dan Buah pada
dapat disimpulkan bahwa pembuatan
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Media
tutorial, baik dalam bentuk buku manual
Gizi Indonesia, 12(2), 107–115.
maupun video tutorial, berpengaruh
Dwipa, Kadek Ponat. (2014). Faktor
terhadap peningkatan pemahaman
Penyebab Keterlambatan
petugas rekam medis di fasilitas pelayanan
Pelaporan Bulanan Data
kesehatan tentang cara pengisian data di
Kesakitan (LB 1) Di Puskesmas
aplikasi SIDeKa-Pro. Saran untuk instansi
Mlati I Sleman Daerah Istimewa
adalah seluruh aplikasi yang digunakan
Yogyakarta. Tugas Akhir.
oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian
Yogyakarta: Repository
Penduduk dan Keluarga Berencana Kota
Universitas Gadjah Mada.
27
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v4i2.8363 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

Parida, Lis. (2019). Pengaruh Pembelajaran Organisasi, Uraian Tugas dan


Video Tutorial Terhadap Prestasi Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Belajar. Jurnal Ilmiah Teknologi Kesehatan, Pengendalian Penduduk
Pendidikan, 8(1), 12–21. dan Keluarga Berencana Kota
Pemerintah Kota Probolinggo. (2017). Probolinggo. Berita Daerah Kota
Peraturan Walikota Probolinggo Probolinggo Tahun 2021 Nomor 3.
Nomor 54 Tahun 2017 tentang Republik Indonesia. (2000). Keputusan
Pengelolaan Sistem Informasi Menteri Negara Pendayagunaan
Pelaporan Dinas Kesehatan Kota Aparatur Negara Nomor 42 Tahun
Probolinggo. Berita Daerah Kota 2000 tentang Jabatan Fungsional
Probolinggo Tahun 2017 Nomor Administrator Kesehatan dan Angka
54. Kreditnya. Departemen
Pemerintah Kota Probolinggo. (2019). Pendayagunaan Aparatur Negara.
Peraturan Walikota Probolinggo Republik Indonesia. (2009). Undang-undang
Nomor 184 Tahun 2019 tentang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Kesehatan. Lembaran Negara
Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Republik Indonesia Tahun 2009
Kerja Dinas Kesehatan, Pengendalian Nomor 144.
Penduduk dan Keluarga Berencana Republik Indonesia. (2014). Peraturan
Kota Probolinggo. Berita Daerah Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014
Kota Probolinggo Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Kesehatan.
Nomor 184. Lembaran Negara Republik
Pemerintah Kota Probolinggo. (2020). Indonesia Tahun 2014 Nomor 126.
Peraturan Walikota Probolinggo Reza, Bobby. (2019). Pembuatan Sistem
Nomor 139 Tahun 2020 tentang Pencatatan Pelaporan Terpadu
Perubahan Atas Atas Peraturan Puskesmas (SP2TP) Dengan
Walikota Nomor 184 Tahun 2019 Extreme Programming Pada
tentang Kedudukan, Susunan Kabupaten Brebes. Jurnal Teknologi
Organisasi, Uraian Tugas dan Informasi ESIT, 7(1), 34–50.
Fungsi serta Tata Kerja Dinas Zulkifli. (2019). Kajian Sistem Pencatatan
Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Pelaporan Terpadu
dan Keluarga Berencana Kota Puskesmas (SP2TP) Wilayah Kerja
Probolinggo. Berita Daerah Kota Puskesmas Lakessi Kota Parepare.
Probolinggo Tahun 2020 Nomor Jurnal Ilmiah Manusia dan
139. Kesehatan, 2(3), 401–409.
Pemerintah Kota Probolinggo. (2021).
Peraturan Walikota Probolinggo
Nomor 3 Tahun 2021 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan
Walikota Nomor 184 Tahun 2019
tentang Kedudukan, Susunan

28
Al Tamimi Kesmas
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health Sciences)
http://jurnal.alinsyirah.ac.id/index.php/kesmas
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
p-ISSN: 2338-2147
e-ISSN: 2654-6485

PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI MENGATASI MASALAH SUPERBAKTERI


MELALUI PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT

Alib Birwin (1), Buchari Lapau (2)


(1)
Ilmu Kesehatan Masyarakat, UHAMKA, (Alib Birwin)
email: alibbirwin@yahoo.com
(2)
Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes HTP, (Buchari Lapau)

ABSTRAK
Superbakteri adalah bakteri resisten terhadap semua antibiotik. Perawatannya memerlukan biaya
mahal namun menimbulkan banyak kematian. Makalah ini bertujuan untukmenunjukkan
informasibagaimana menggunakanpendekatan epidemiologi dalam rangka pencegahan dan
pengobatan bakteri resisten dan Superbakteri melalui puskesmas danrumah sakit. Metode yang
digunakan adalah tinjauan kepustakaan yang relevan. Epidemiologi mempunyai 2 strategi yaitu
surveilens dan penelitian epidemiologi.Untuk mencapaitujuan itu antara lain dijelaskan riwayat
alamiah penyakit yang terdiri atas masa prepatogenesis, dan masa patogenesis. Dalam masa
prepatogenesis dilakukan pencegahan primer yang menyangkutSimpul 1 termasuk bakteri dan
Simpul 2 yaitu lingkungan yang menularkan bakteri itu. Dalam masa patogenesis dilakukan
pencegahan sekunder yang menyangkutSimpul 3 yaitu faktor-faktor di dalam dan/atau luar
tubuh manusia yang menimbulkan penyakit disebabkan bakteri. Surveilens
epidemiologimemberikan informasi untuk mencapai salah satu tujuannya yaitu kewaspadaan
diniuntuk pencegahan kejadian penyakit dan kegagalan pengobatan sehingga tidak terjadi
bakteri resisten dan Superbakteri. Diperlukan pencapaian tujuan surveilens tentang pemantauan
dan penilaian keberhasilan programpencegahanpenyakit yang disebabkan bakteri. Peneliti
Amerika Serikat sudah menemukan antibiotik dari buaya dan kadal untuk membunuh
Superbakteri. Peneliti Indonesia diharapkan melakukan penelitian laboratoris medis terhadap
buaya di pulau Komodo untuk menemukan antibiotik yang membunuh Superbakteri,
dilanjutkan dengan epidemiologi eksperimental untuk mengetahui efikasi pengobatan dengan
menggunakan antibiotik tesebut.

Kata kunci: Superbakteri,pencegahan, simpul, surveilens, penelitian

ABSTRACT
Super Bacteria is resistant bacteria to all antibiotics. Its health care is expensive but it causes
many deaths. The objective of this paper is to show information how to use the epidemiological
approach in the prevention and treatment of Super Bacteria through health center and hospital.
Epidemiology has 2 strategies namely epidemiological surveillance and research achieving its
objectives, one of which is a natural history of disease consisting of pre-pathogenesis and
pathogenesis periods. In the prepathogenesis period, primary prevention conducted on Knot 1
including bacteria, and on Knot 2 namely the environment transmitting the bacteria. In the
pathogenesis periode, secondary prevention conducted on Knot 3 namely factors in and out of
human body causing bacterial diseases detected by early diagnosis. Epidemiological
Surveillance produces information to achieve its objective namely early warning system for the
prevention of bacterial diseasesandthe failure of treatment causing resistant bacteria and Super

Page | 1
Al Tamimi Kesmas / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

Bacteria. Another objective of surveillance is to monitor and evaluate apreventive program for
bacterial disease. Indonesian researcher is expected to conduct medical laboratory research on
crocodilelocatedin Komodo island to find new antibiotic killing resistant bacteria and
SuperBacteria, continued epidemiological experiment to detect efficacy of the new treatment

Keywords: Superbacteria, prevention, knot, surveillance, research

PENDAHULUAN tahan tubuhnya berkurang, sehingga


Resistensi bakteri terhadap mudah terinfeksi oleh mikroorganisme
antibiotika pertama kali tahun 1940an oportunis.Di Amerika Serikat tahun
diketahui dengan pemunculan 1992 ada 13.300 kasus penderita infeksi
staphylococcus yang resisten terhadap nosokomial di rumah sakit, tidak dapat
penisilin.Selanjutnya informasi tentang disembuhkan dengan antibiotik yang
resistensi bakteri itu semakin tersedia dan lalu meninggal. Ada
memprihatinkan karena pemunculannya keyakinan bahwa akan terjelma
lagi pada tahun-tahun 1950an, 1970an, superbakteri yang susah diobati dengan
dan 1990an.Informasi dari surveilens antibiotik apapun (Anies, 2006).
menunjukkan bahwa pada penderita Tambahan lagi, siapa yang terinfeksi
yang dirawat di ICU (Intensive Care Superbakteri, memerlukan perawatan
Unit) angka resistensi bakteri terhadap mahal namun angka kematian
antibiotic lebih tinggi dibandingkan meningkat, yang merupakan ancaman
dengan angka resistensi bakteri pada bagi kesehatan masyarakat.
penderita yang dirawat di unit-unit lain Di Indonesia resistensi bakteri
di rumah sakit, sehingga multi drug terhadap antibiotik sudah terjadi. Hasil
resistance terjadi (Dwiprahasto, 2005). analisa data dari tahun 2009 sampai
Penderita yang dirawat dirumah dengan tahun 2011 di RSU dr. Sudarso
sakit, sebelum antibiotik ditemukan, menunjukkan bahwa resistensi bakteri
bila terserang mikroorganisme patogen tertinggi adalah terhadap obat
yang menyebabkan penyakit metrodinazol (96,4%), sefaleksin
infeksius,tetapi karena mereka memiliki (95,8%) dan sefadoksil (91.5%)
ketahanan tubuh yang normal, mereka (Nurmala dkk, 2015).Stapylococcus
dapat hidup berdampingan dan aureus masih sensitif terhadap beberapa
bersimbiose komensal dengan obat tetapi sudah resisten terhadap
mikroorganisme oportunis atau beberapa antibiotik yang menyebabkan
potensial, yang tidak menimbulkan infeksi nosokomial (Hayati dkk, 2012).
infeksi.Setelah antibiotik ditemukan Multidrug resistance bakteri sudah
memang infeksi yang menimbulkan terjadi terhadap beberapa obat obat
penyakit sangat berkurang. Tetapi tertentu (Ervani, 2013). Hasil dari satu
terjadi efek yang mengkhawatirkan: penelitian kualitatif menunjukkan
pertama, pengobatan dengan antibiotik bahwa pelaksanaan Empat Pilar Tim
yang berlebihan dan tidak tepat, Pengendalian Resistensi Bakteri yang
menyebabkan daya tahan tubuh orang merupakan kebijakan intervensi WHO
yang bersangkutan berkurang; kedua, belum terkordinir dengan baik (Negara,
bakteri sendiri bermutasi karena 2014). Staphylococcus dapat
penggunaan antibiotik berlebihan itu; meghasilkan enzim lactamase yang
dua faktor tersebut menimbulkan menyerang cincin Beta laktama
bakteri resisten tehadap sehingga resisten terhadap antibiotik
antibiotik.Mereka yang dirawat di ICU gologan Beta laktama (Triana, 2014).
sudah menderita penyakit berat,daya Penelitian di ruangan perawatan RS

Page | 2
Al Tamimi Kesmas / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

Abdul Moeloek menunjukkan adanya Superbakteri sudah harus dimulai dari


hubungan linier antara jumlah kuman di Puskesmas, dan bila perlu dilakukan
ruangan dengan kejadian rujukan ke rumah sakit. Tujuan umum
infeksinosokomial (Sakti, 2014). makalah ini memberikan informasi
Atas dasar informasi tersebut di kepada pembaca tentang penggunaan
atas, ternyata resistensi bakteri sudah pendekatan epidemiologi dalam rangka
terjadi pula di berbagai tempat di mencegah kejadian Superbakteri yang
Indonesia, bahkan sudah ada bakteri dimulai dari puskesmas, dan bila perlu
yang multi drug resistance. Sebetulnya dilakukan rujukan ke rumah sakit.
sudah ada Empat Pilar Pengendalian
Resistensi Bakteri yang merupakan
kebijakan dari WHO, namun METODE
pelaksanaannya belum terkoordinir Untuk mencapai tujuan tersebut
dengan baik. Situasi demikian semakin di atas, maka dilakukan tinjauan
menimbulkan kekhawatiran bahwa akan kepustakaan sebagai berikut: 1)
muncul pula Superbakteri di Indonesia dilakukan kajian Epidemiologi sebagai
seperti yang diyakini di Amerika disiplin ilmu dalam rangka pencegahan
Serikat yaitu pemunculan Superbakteri Superbakteri; dalam hal ini dijelaskan
yang tidak dapat diobati dengan tujuan epidemologi, strategi untuk
antibiotik apapun. Laporan-laporan mencapai tujuan itu, kaitannya dengan
tersebut di atas berdasarkan pencegahan primer dan pencegahan
pemeriksaan untuk penemuan resistensi sekunder termasuk Simpul 1, 2 dan 3
bakteri terhadap antibiotik yang dapat dan penggunaan surveilens
dilakukan di rumah sakit bagi mereka epidemologi; 2) Disamping itu
yang dirawat jalan ataupun rawat inap. dijelaskan pula salah satu strategi
Seperti diketahui dalam Sistem epidemiologi yaitu penelitian perlu
Kesehatan Nasional terdapat Pusat dirangsang dalam rangka melakukan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan pengobatan bila Superbakteri itu
Pusat Pelayanan Kesehatan Individual memang terjadi.
di rumah sakit. Pusat Pelayanan
Kesehatan Masyarakat antara lain terdiri HASIL DAN PEMBAHASAN
atas Pusat Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Primer (PPKMP) atau Epidemiologi sebagai Disiplin Ilmu
Primary Health Care yang dalam Ilmu bertujuan untuk
prakteknya adalah Puskesmas mendapatkan penjelasan umum dari
(Retnaningsih, 2013). Jumlah suatu kejadian masalah, sedangkan teori
puskesmas lebih banyak daripada adalah penjelasan umum dari suatu
rumah sakit. Di puskesmas sebagian kejadian masalah, meramalkan,
penderita diberikan pengobatan dan/atau mengontrol kejadian itu
antibiotik, misalnya untuk penyakit (Lapau, 2015). Masalah yang sedang
tuberculosis dulu diberikan dan/atau akan dihadapi adalah
streptomycin dan sekarang diberikan bagaimana mencegahjangan sampai
kanamycin; Sekarang sudah sering munculSuperbakteri.
ditemukan basil tuberculosis resisten Sebagai salah satu disiplin
terhadap kanamycin. Untuk dalam ilmu kesehatan masyarakat,
mengusahakan supaya jangan muncul Epidemiologi adalah suatu studi tentang
kejadian Superbakteri, maka timbul satu kejadian dan distribusi masalah
pemikiran yaitu perhatian terhadap khususnya penyakit dan determinant

Page | 3
Al Tamimi Kesmas / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

nya yaitu faktor-faktor yang Riwayat alamiah penyakit terdiri


berhubungan atau yang berpengaruh atas masa prepatogenesis dan masa
terhadap kejadian dan distribusi patogenesis. Tingkat pencegahan
tersebut. Sejalan dengan definisi penyakit terdiri atas pencegahan primer,
tersebut, epidemiologi bertujuan untuk pencegahan sekunder, dan pencegahan
1) mendiagnosis masalah kesehatan tertier.Dalam masa prepatogenesis
komunitas, 2) meneliti riwayat kejadian dilaksanakan pencegahan primer yang
dan penyebab masalah kususnya terdiri atas promosi kesehatan dan
penyakit, dan 3) menemukan dan pencegahan kusus.Dalam masa
memberikan informasi yang bermanfaat patogenesis dilakanakan pencegahan
untuk manajemen progam dan sekunder yaitu diagnosis dan
pelayanan kesehatan. Untuk mencapai 3 pengobatan dini. Simpul terdiri atas
tujuan tersebut, epidemiologi beberapa tingkat: Simpul 1 adalah
mempunyai 2 strategi yaitu penelitian sumber penyakit berupa virus, bakteri,
epidemiologi dan surveilens parasit dan lain-lain; Simpul 2 adalah
epidemiologi. Dalam rangka komponen lingkungan yang merupakan
pelaksanaan kedua strategi tersebut, media transmisi sumber penyakit (virus,
digunakan metode untuk menentukan bakteri, parasit) tersebut, misalnya
sampel dari populasi yang akan diteliti, melalui udara, air, atau binatang
dilanjutkan dengan pengumpulan, pembawa bibit penyakit tersebut.
pengolahan dan analisa data. Penelitian Simpul 3 adalah penduduk dengan
Epidemiologi adalah kegiatan berbagai variabel kependudukan,
pengumpulan, pengolahan dan analisa misalnya pendidikan, kepadatan,
data, yang dilaksanakan sesuai dengan perilaku, dan faktor-faktor luar lain; dan
kebutuhan, sedangkan Surveilens Simpul 4 adalah penduduk dalam
Epidemiologi adalah kegiatan keadaan sakit, setelah mendapat
pengumpulan, pengolahan dan analisis paparan (exposure) dengan agen
data secara terus menerus dan berkala biologis yaitu virus atau bakteri.
(Lapau, 2017). Pencegahan primer berkaitan dengan
Bila pendekatan epidemiologi pencegahan pada Simpul 1 dan Simpul
dipikirkan dalam rangka mengusahakan 2, sedangkan pencegahan sekunder
manusia terhindar dari Superbakteri berkaitan dengan pencegahan pada
atau mencegah supaya jangan terjadi Simpul 3, yang merupakan aplikasi dari
Superbakteri, maka strategi ilmu kesehatan masyarakat.
epidemiologi yaitu surveilens dan Untuk mencapai tujuan Pusat
penelitian epidemiologi,perlu digunakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
terutama untuk mencapai salah satu Primer (PKMP)yaitu peningkatan
tujuan epidemiologi yaituriwayat kesehatan masyarakat di wilayah
alamiah penyakit (Lapau, 2017). puskesmas, diperlukan pemantauan dan
Riwayat alamiah penyakit mendasari penilaian program kesehatan untuk
tingkat pencegahan penyakit (Dever, mana diperlukan informasi yang
2006),dan tingkat simpul(Anies, 2006) berkualitas dan akurat, sebagai hasil
yang relevan diaplikasikan dalam dari penelitian dan/atau surveilens
rangka pencegahan dan pengobatan epidemiologi.Surveilens Epidemiolgi
Superbakteri mulai dari pelayanan mempunyai 7 tujuan antara lain untuk
kesehatan masyarakat primer melakukan kewaspadaan dini (Lapau,
(PKMP)yaitu puskesmas sampai ke 2017).Tujuan kewaspadaan diniuntuk
rumah sakit. menduga kejadian KLB penyakit yang

Page | 4
Al Tamimi Kesmas / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

disebabkan bakteri, dapat pula udara; Di puskesmas sudah ada


digunakan untuk memantau kejadian Program Pencegahan dan Pengendalian
suspek bakteri resisten yang Penyakit ISPA dengan pengobatan co-
dikawatirkan menjadi Superbakteri. trimoxazole. Namun obat ini tidak tepat
Untuk menjawab pertanyaan untuk ISPA yang telah menjadi
tersebut di atas, sehubungan dengan pnemumonia. Mulai tahun 2015 muncul
pencegahan terjadinya bakteri resisten kebijakan bahwa pneumonia perlu
bahkan Superbakteria, maka tujuan diobati dengan amoxicillin. Kendalanya
kusus dari makalah ini sebagai berikut: adalah di puskesmas kadang-kadang
pneumonia tidak dapat didiagnosis
1. mengaplikasikan pencegahan primer dengan tepat (Ditjen PP, 2016), 2)
yang menyangkut Simpul 1 dan penyakit menular seksual melalui
Simpul 2 hubungan seksual, 3) penyakit cholera
2. mengaplikasikan pencegahan melalui air dan makanan, 4) penyakit
sekunder yang menyangkut Simpul 3 saluran pencernaan melalui makanan. 5)
3. mengaplikasikan surveilens penyakit ricketsia melalui insekta, dan
epidemiologi dalam rangka 6) penyakit zoonosis melalui hewan.
pencapaian sebagian tujuannya yaitu Dalam rangka pencegahan primer,
kewaspadaan dini, dan pemantauan dilakukan promosi kesehatan berupa
& penilaian program penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat dan lintas sektor supaya
Untuk menjawab pertanyaan jangan terjadi penularan lewat air,
sehubungan dengan pengobatan bakteri udara, vektor kususnya insekta,
resisten bahkan Superbakteri. maka makanan, dan hubungan seksual
tujuan dari makalah ini adalah berbahaya, serta mengobati penderita
mengaplikasikan penelitian baik binatang ataupun manusia. Di
epidemiologi atas dasar hasil dari samping itu dilakukan tindakan
penelitian laboratoris medis. pencegahan dengan vaksinasi DPT,
haemofilus influenza dan
Pencegahan pneumococcus untuk mencegah
Aplikasi pendekatan pnemonia; juga dilakukan vaksinasi TT
epidemiologi yang diperlukan dan untuk mencegah tetanus, BCG untuk
relevan untuk mencegah kejadian mencegah tbc, dan dilakukan vaksinasi
Superbakteri, dibahas seperti berikut typhoid polysaccharide dan Ty 21 a
ini: Kegiatan pendekatan dimulai untuk mencegah penyakit tyhus.Dengan
dengan pencegahan primer yang demikian bila dilakukan pencegahan
menyangkut Simpul 1 dan Simpul 2, primer penyakit yang disebabkan
selanjutnya pencegahan sekunder bakteri sesuai prosedur, maka
menyangkut Simpul 3.Di samping itu diharapkan tidak akan terjadi penyakit
dibahas pula aplikasi pencapaian tersebut sehingga tidak diperlukan
sebagian tujuan surveilens yaitu pengobatan antibiotik, sekaligus tak
kewaspadaan dini, dan pemantauan akan terjadi resistensi bakteri, dan tentu
serta penilaian program pengendalian saja tidak terjadi Superbakteria.
penyakit yang disebabkan bakteri. Pencegahan sekunder:dalam
Pencegahan primer: Bakteri pencegahan ini dilakukan diagnosis dan
sebagai Simpul 1 dapat menyebabkan pengobatan dini, menyangkut Simpul 3
beberapa penyakit yang disebabkan yaitu faktor-faktor yang ada pada
bakteri melalui Simpul 2 yaitu 1) manusia dan/atau sekitarnya. Untuk
penyakit saluran pernafasan melalui

Page | 5
Al Tamimi Kesmas / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

puskesmas sudah ada data program dokter puskesmas perlu berkonsultasi


pengendalian factor risiko terhadap dengan Bagian Paru Rumah Sakit, apa
penyakit tuberculosis, pneumonia, dan perlu dilakukan pemeriksaan resistensi
lain-lain. Karena itu dalam periode basil tuberculosis terhadap kanamycin
waktu tertentu dilakukan wawancara dan etambutol. Bila terjadi konversi,
terhadap penderita penyakit yang pengobatan diteruskan. Diharapkan
bersangkutan untuk menemukan factor setelah 5 atau 6 bulan dilakukan
apa yang dominan mempengaruhi pemeriksaan bta (+) lagi. Bila setelah 6
kejadian penyakit itu. Atas dasar itu, bulan masih dengan bta (+), perlu
dirumuskan intervensi untuk dilakukan konsultasi dengan Bagian
pencegahan penyakit itu di wilayah Paru Rumah Sakit apa terjadi resistensi
puskesmas yang bersangkutan. Dalam basil tuberculosis terhadap Kanamycin
rangka pencegahan sekunder dilakukan dan etambutol.
pengendalian keterpaparan pada Jadi manfaat surveilens
komunitas misalnya menggunakan epidemiologi bukan hanya mengetahui
masker pelindung terhadap pencemaran adanya Kejadian Luar Biasa (KLB)
udara, merebus air, pelindung kulit, penyakit itu. Namun perlu ada inovasi
memakai sepatu bot waktu banjir untuk supaya pengobatan penyakit yang
mencegah leptospirosis, dan pendekatan disebabkan bakteri baik di puskesmas
sosial budaya bagi masyarakat yang ataupun rumah sakit diikuti dengan
tidak mematuhi usaha perlindungan cermat; bila tidak terjadi penyembuhan
tersebut. Dengan perlindungan sesuai dengan target waktu tertentu,
tersebutdiharapkan pencegahan kejadian maka dicurigai sebagai bakteri resisten
penyakit yang disebabkan bakteri terhadap antibiotik yang bersangkutan,
sekaligus terhindar dari resistensi dan selanjutnya dirujuk ke laboratorium
bakteri. Di samping perlindungan, untuk memastikan adanya resistensi dan
dilakukan pula deteksi dini dengan bagaimana tindakan selanjutnya.
mengambil spesimen untuk memastikan Di samping kewaspadaan dini
diagnosis penyakit yang disebabkan tersebut diatas, diperlukan pula
bakteri, yang bila mungkin dilakukan di pemantauan dan penilaian terhadap
puskesmas, atau di rumah sakit; untuk program pemberantasan dan
penyakit yang terdiagnosis dengan pencegahan penyakit yang disebabkan
segera dilakukan pengobatan antibiotik oleh bakteri yang telah dikembangkan
dengan cara ilmiah sehingga tak oleh Kementerian Kesehatan dan
mungkin terjadi resistensi bakteri. dilaksanakan di tingkat puskesmas dan
Surveilens epidemiologi bakteri dinas kesehatan kabupaten. Dalam hal
resisten terutama untuk pencapaian ini perlu dipikirkan dan ditetapkan
tujuannya yaitu kewaspadaan dini untuk indikator yang lebih tepat pada Input,
penyakit yang disebabkan bakteri perlu Proses, Output, Efek dan
dilaksanakan. Sebagai contoh basil Dampak.Dalam rangka pendekatan
tuberculosis yang resisten terhadap sistem dianalisa hubungan antara
pengobatan kanamycin. Pengobatan indikator-indikator pada Input, Proses
tuberculosis dengan BTA (+) dilakukan dan Ouput untuk pemantauan; dan
dengan pengobatan jangka pendek dianalisa hubungan antara indikator-
(Kanamycin, Etambutol, INH). Setelah indikator pada Output, Efek dan
dua bulan pengobatan, apa terjadi Dampak untuk Penilaian (Reynold,
konversi yaitu bta (+) berubah menjadi 1994). Dalam analisa tersebut akan
bta (-). Bila tidak terjadi konversi, maka dihasilkan informasi dan bukti yang

Page | 6
Al Tamimi Kesmas / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

berguna untuk perbaikan manajemen kanamycin dan etambutol maka


program yang bersangkutan termasuk diperlukan manajemen yang baik untuk
penambahan kegiatan yang terkait pelaksanaan intervensi dalam kegiatan
dengan pencegahan bakteri resisten dan pada Proses, dan melakukan on the job
Superbakteri. training kepada petugas yang
Program Pencegahan dan bersangkutan supaya bertugas sesuai
Pengendalian TB disajikan sebagai prosedur. Disamping itu, perlu
contoh dalam rangka menjelaskan diusahakan pelatihan tenaga kesehatan
munculnya basil TB yang resisten untuk pencegahan penularan basil yang
terhadap kanamycin dan etambutol. resisten terhadap kanamycin dan
Dalam program ini, Input adalah tenaga etambutol.
penemuan dan pengobatan TB, logistik
obat TB, dan biaya untuk pelaksanaan Penilaian:
program pengendalian TB; Proses Dampak adalah status kesehatan
adalah kegiatan penemuan Suspek TB, yang diukur dengan indikator incidence
dan kegiatan pengobatan TB; Output rate, prevalence rate, case fatality rate,
adalah proporsi kasus TB bta (+) dan lain-lain yang dapat diketahui
diantara Suspek TB, proporsi kasus TB dengan surveilens dan penelitian
bta (+) diantara semua kasus TB bta (+) epidemiologi. Efek menggambarkan
dan kasus TB bta (-), Case Dection Rate tingkah laku masyarakat yang dapat
(CDR), Convertion Rate, dan Cure Rate diketahui dengan surveilens dan
(DitJen PP & PL, 2008) penelitian juga. Bila dalam dampak
terlihat bahwa prevalence rate TB lebih
Pemantauan: tinggi pada survey II dibandingkan
Bila dalam Output CDR dengan survey I, maka hal ini mungkin
meningkat, proporsi kasus TB bta(+) terjadi karena basil TB resisten terhadap
diantara Suspek TB meningkat, kasus kanamycin dan etambutol.
TB bta (+) diantara kasus TB bta (+) Kemungkinan tersebut perlu
dan kasus TB bta (-) meningkat, dihubungkan dengan Output yaitu
sedangkan Convertion Rate menurun, apakah convertion rate menurun
dan Cure Rate menurun, maka ini dan/atau cure rate menurun. Bila
menandakan bahwa ada kemungkinan demikian, perlu dilakukan studi tentang
terjadi basil TB resisten terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan
kanamycin dan etambutol. Masalah ketidak teraturan melaksanakan
yang terjadi dalam Output mungkin pengobatan TB. Intervensi dirumuskan
berhubungan dengan Proses yaitu atas dasar ditemukannya faktor
penemuan Suspek TB meningkat dan dominan yang mempengaruhi
pengobatan TB tidak sesuai dengan ketidakaturan berobat. Intervensi
prosedur. Masalah yang terjadi dalam tersebut mungkin antara lain berupa
Proses berhubungan dengan Input yaitu supaya PMO (Pengawas Minum Obat)
tenaga yang memberikan penyuluhan berusaha untuk memperbaiki perilaku
(promosi kesehatan) tidak efektif penderita TB supaya berobat teratur.
meningkatkan pasien TB untuk berobat Berdasarkan informasi di atas, maka
teratur dan kurang tersedianya obat diharapkan bahwa pendekatan
sehingga tidak dapat diberikan cukup epidemiologi dapat mencegah kejadian
obat kepada pasien sesuai prosedur. Superbakteri.
Untuk mencegah supaya jangan terjadi
lagi basil TB yang resisten terhadap

Page | 7
Al Tamimi Kesmas / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

Penelitian yang resisten terhadap antibiotik


Superbakteri adalah bakteri (Huang, 2017).
yang resisten terhadap antibiotik, lalu Informasi tersebut di atas
terjadi multi drug resistance, dan merupakan tantangan bagi para ahli
akirnya konon semua antibiotik tidak peneliti di Indonesia supaya
dapat lagi membunuh bakteri yang memanfaatkan Komodo, buaya dan
bersangkutan. Namun, sudah ada para kadalsebagai bahan penelitian yang
peneliti yang mempertanyakan kenapa sangat bermanfaat untuk membunuh
binatang seperti buaya dan kadal yang bakteri resisten atau Superbakteri yang
luka bahkan kehilangan anggota resisten terhadap antibiotik apapun. Ini
badannya dapat sembuh sendiri. Karena akan merupakan kesempatan berharga
itu muncul teori bahwa binatang seperti bagi ahli peneliti Indonesia, secara
komodo itu yang hidup sejak akhir bertahap melakukan beberapa penelitian
dinosaurus, karena perjuangan hidupnya mulai dengan penelitian laboratorium
yang penuh dengan luka dan kehilangan medis tentang darah dan air liur
anggota badannya membentuk daya komodo apakah beirisi daya tahan tubuh
tahan tubuh, lalu menjelma menjadi terhadap bakteri, dan apakah daya tahan
antibody, yang diturunkan kepada tubuh tersebut dapat dijadikan obat
generasi penerusnya. Beberapa sepertiantibiotik baruuntuk membunuh
penelitian di Indonesia seperti bakteri resisten bahkan Superbakteri,
dijelaskan pada Seksi Pendahuluan lalu melakukan penelitian epidemiologi
bahwa sudah ada basil TB yang resisten eksperimental untuk menemukan
terhadap antibiotik tertentu, bahkan ada apakah antibiotik baru tersebut dapat
bakteri yang multidrug resistance menyembuhkan pasien yang terserang
terhadap berbagai obat. Dikhawatirkan Superbakteri.
Superbacteri akan terjadi pula di Pertama kali dilakukan
Indonesia seperti yang telah terjadi di randomized clinical trial untuk
Amerika Serikat. Namun Dr. Van Hoek megetahui efikasi antibiotik baru
dan kawan-kawan meneliti Tujah, mirip tersebut. Dalam hal ini populasi
Komodo di kebon binatang St penelitian adalah sejumlah penderita
Augustine Alligator Farm and teserang bakteri resisten dan
Zoological Park di Florida, USA dan Superbakteri yang ditemukan di rumah-
kemudian melakukan beberapa rumah sakit yang terletak disuatu
penelitian di tempat-tempat lainnya, propinsi. Dari populasi tersebut diambil
berkesimpulan bahwa Tujah itu sampel yang representatif, dari mana
merupakan potensial sumber kaya dilakukan randomisasi yang
antibiotik (McNEIL dkk, 2017). Patut setengahnya masuk ke kelompok
diduga Komodo, buaya dan kadal yang intevensi yaitu mereka yang diobati
hidup di alam liar seperti di Indonesia, dengan antibiotik baru, dan setengah
diperkirakan dapat menghasilkan lainnya masuk ke kelompok kontrol
antibiotik baru yang lebih banyak yaitu mereka yang tidak diobati dengan
sehingga dapat membunuh bakteri antibiotik baru. Pada masing-masing
resisten bahkan Superbakteri. Informasi kelompok akan ditentukan berapa
terakhir adalah bahwa Tim Peneliti dari persen yang sembuh setelah dalam
George Mason University di Virginia periode waktu tertentu, lalu ditentukan
University, USA menemukan senyawa apakah ada perbedaan persentase
kimia sintetik mirip dengan darah penyembuhan signifikan antara
Komodo yang dapat membunuh bakteri

Page | 8
Al Tamimi Kesmas / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

kelompok intervensi dan kelompok sehingga tidak akan terjadi bakteri


kontrol. resisten dan Superbakteri. Pencegahan
Apabila dengan randomized sekunder dilakukan melalui Simpul 3.
clinical trial ternyata obat baru efikatif Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
mengobati penderita yang terserang seharusnya menyusun kebijakan supaya
bakteri resisten dan Superbakteri, maka melakukan perlindungan yang relevan
penelitian dilanjutkan dengan dengan media penularan yang
randomized community trial. Populasi bersangkuan. Di samping itu Puskesmas
penelitian adalah semua rumah sakit dan Rumah Sakit melakukan
dimana terdapat penderita yang kewaspadaan dini terhadap penyakit
terserang bakteri resisten dan yang disebabkan bakteri yang tidak
Superbakteri di suatu propinsi atau sembuh dengan pengobatan standard
beberapa propinsi tergantung pada supaya dirujuk ke laboratorium untuk
berapa besar atau ukuran sampel yang mengetahui apa terjadi bakteri resisten,
diperlukan.Bila populasi itu lebih besar dan selanjutnya tindakan yang
dari pada ukuran sampel, maka dari relevan.Melakukan pemantauan dan
populasi tersebut diambil sampel yang penilaian terhadap program-program
representatif, dari mana dlakukan pemberantasan pencegahan penyakit
randomsasi yang setengahnya masuk ke yang disebabkan bakteri. Dari
kelompok intervensi dimana pemantauan akan diketahui persentase
penderitayang bersangkutan diberikan penyembuhan; yang tidak sembuh
antibiotik baru, dan setengah lainnya dicurigai sebagai bakteri resisten,
masuk ke kelompok kontrol dimana diperlukan analisa lebih lanjut. Di
penderia yang bersangkutan tidak Amerika Serikat ditemukan sesuatu
diberikan antibiotik baru. Pada masing- seperti antibiotik dalam darah binatang
masing kelompok akan ditentukan tergolong buaya seperti komodo.
apakah ada perbedaan persentase Ahli/peneliti Indonesia seharusnya
penyembuhan antara kelompok sudah bersiap-siap memanfaatkan
intervensi dan kelompok kontrol. Di komodo Indonesia untuk menghasilkan
samping penyembuhan atau efikasi, obat yang dapat menangkal
diteliti pula efek samping dan efisiensi. Superbakteri. Bila obat seperti itu
memang ditemukan, seharusnya
SIMPULAN dilanjutkan dengan penelitian
Pencegahan primer terhadap epidemiologi eksperimental yaitu
penyakit yang disebabkan bakteri perlu randomized clinical trial dan
dilakukan melalui Simpul 1 dan Simpul randomized community trial.
2. Puskesmas seharusnya melakukan
promosi kesehatan dan pencegahan DAFTAR PUSTAKA
khusus (vaksinasi) supaya manusia Anies 2006. Manajemen Berbasis
tidak tertular bakteri melalui udara, air, Lingkungan, Solusi Mencegah
insekta, makanan, dan hubungan
dan Menanggulangi Penyakit
seksual.Perlu dilakukan pengobatan
manusia dan binatang yang terjangkit Menular, Jakarta: PT Elex Media
penyakit infeksius bukan hanya untuk Komputindo
penyembuhan tetapi juga untuk Dever G.E. Alan.2000. Managerial
pencegahan.Bila tidak ada penyakit Epidemiology. Practice, methods,
yang disebabkan bakteri, maka tidak and concepts, London: Jones and
ada pengobatan dengan antibiotik Bartlett Publishers

Page | 9
Al Tamimi Kesmas / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Lapau, Buchari dan Alib Birwin. 2017.
Pengendalian Penyakit. 2016. Prinsip dan Metode Epidemiologi,
Pedoman Pencegahan dan Jakarta: Kencana,Prenaa Media
Pengendalian Infeksi Saluran Group
Pernapasan Akut. Jakarta: Negara, KS. 2014. Analisis Kebijakan
Kementerian Kesehatan Penggunaan Antibiotika Rasional
Direktorat Jenderal PP & PL. 2008. untuk Mencegah Resistensi
Pedoman Nasional Antibiotika di RSUP Sanglah
Penanggulangan Tuberkulosis. Denpasar: Studi kasus infeksi
Jakarta: Departemen Kesehatan Methicilin Resistance
Dwiprahasto, Iwan 2015. Kebijakan Staphyllococcus aureus, Jurnal
Meminimalkan Risiko Terjadinya ARSI: Vol. 1, No. 1
Resistensi Bakteri di Unit NEIL, DG dkk. 2017. In a Dragon’s
Perawatan Intensif Rumah Sakit, Blood, Scientist Discover a
JPMK: Vol. 08/No. 04 Potential Antibiotic, Global
Ervani A.E. 2013. Analisis Multidrug Health, April 17, 2017
Resistance Antibiotik pada Nurmala dkk. 2015. Resistensi dan
Salmonella typhi dengan Teknik Sensitivitas Bakteri Terhadap
Multiplek PCR, Biogenesis: Vol. Antibiotik di RSU dr. Sudarso
1, No. 1, hal, 51 - 60 Pontianak Tahun 2011 -2013;
Hayati, Z dkk. 2012. Pola dan 2015: eJKL Vol.3, No.1
Antibiotik Bakteri yang Retnaningsih E. 2013. Akses Layanan
Berpotensi sebagai Penyebab Kesehatan, Jakarta: Rajawali
Infeksi Nosokomial di Ruang Pers; 2013
Rawat Bedah di RSUD Banda Reynold, Jack. 1973. Assessing
Aceh, Jurnal Kedokteran YARSI: Information Needs, Modul I,
158-166 User’s Guide, Washington DC:
Huang, Alice. 2017. Komodo adalah Aga Khan Foundation.
Penyelamat Manusia Menghadapi Sakti, WA dkk. 2014. Prediksi
Bakteri Super Penangkal Kejadian Infeksi Nosokomial di
Antibiotik. Photo by Tambako uang Perawatan RSU Dr. Abdul
The Yaguar/Flickr CC Licance, Moeloek Lampung, Jurnal
31 Mei Kesehatan Holistik: Vol. 8, No1,
Lapau, Buchari. 2015. Metodologi Triana, Dessy. 2014. Frekuensi Beta
Penelitian Kesehatan, Metode Laktamase Hasil Staphyllococus
ilmiah penulisan skripsi, tesis dan aureus secara Indometri di
disertatsi, Jakarta: Yayasan Laboratorium Mikrobiologi
Pustaka Obor Indonesia Fakultas Kedokteran Universitas
Lapau, Buchari dan Alib Birwin. 2017. Andalas, Jurnal Gradien; 2014:
Prinsip dan Metode Surveilens Vol. 10, No. 2, Juli
Epidemiologi, Jakarta: Yayaan
Pustaka Obor Indonesia

Page | 10

Anda mungkin juga menyukai