Anda di halaman 1dari 8

Vol.2 No.

9 Februari 2022 2899


……………………………………………………………………………………………………...
PENGARUH MEDIA PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM
PENCEGAHAN STUNTING DI MASA PANDEMI COVID-19
(PADA ANAK SEKOLAH TK KUNCUP HARAPAN BANJARBARU)

Oleh
Rita Kirana1, Aprianti2, Niken Widyastuti Hariati3
1,2,3Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No.1A Banjarbaru 70714


Telp. (0511) 4773267 – 4780516 Fax (0511) 4772288
Email: poltekkes.banjarmasin@yahoo.co.id, 2kepeg.poltekkesbjm@yahoo.co.id
1

Abstrak
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang
jika dibandingkan dengan umur. Peran dan kedudukan ibu dalam menjaga kualitas keluarga
mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental
spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.
Pengukuran pada kondisi Stunting menggunakan pengukuran status gizi secara langsung
menggunakan penilaian antropometri. Salah satu pencegahan Stunting melalui edukasi pada ibu
dalam perubahan perilaku peningkatan kesehatan dan gizi keluarga. Pola asuh dan status gizi
sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu). Dengan proses promosi kesehatan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Penelitian ini menggunakan quassy experiment design (desain eksperimen semu) dengan
rancangan penelitian one group pretest-posttest. Populasi penelitian ini adalah ibu yang
merupakan orang tua siswa sekolah TK Kuncup Harapan Banjarmasin. Hasil analisis statistic
Independent Sample T Test menunjukan bahwa nilai rata-rata pengetahuan Ibu sebelum diberikan
pendidikan kesehatan, baik menggunakan PPT maupun menggunakan media leaflet menunjukan,
tidak ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata pengetahuan stunting pada kelompok PPT dan
pada kelompok leaflet. Dengan demikian, kedua kelompok ini memenuhi syarat untuk di lakukan
intervensi pendidikan kesehatan. Hasil Penelitian ini dapat memberikan konstribusi dalam
pengembangan ilmu kebidanan khususnya dalam asuhan anak terkait stunting dan status gizi.
Kata Kunci: Stunting, Promosi Kesehatan, Penelitian, Balita, Gizi

PENDAHULUAN dihadapi oleh masyarakat di dunia. Ambitious


Usia balita merupakan masa dimana World Health Assembly menargetkan
proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi penurunan 40% angka Stunting di seluruh dunia
sangat pesat. Pada masa ini balita pada tahun 2025. Global Nutritional Report
membutuhkan asupan gizi yang cukup dalam 2018 melaporkan bahwa terdapat sekitar 150,8
jumlah dan kualitas yang lebih banyak karena juta (22,2%) balita Stunting yang menjadi salah
balita umumnya mempunyai aktivitas fisik satu faktor terhambatnya pengembangan
yang cukup tinggi dan masih dalam proses manusia di dunia. World Health Organization
belajar. Salah satu permasalahan gizi yang (WHO) menetapkan lima daerah subregio
sering terjadi adalah Stunting (Welasih BD & prevalensi Stunting, termasuk Indonesia yang
Witramadji RB, 2012). berada di regional Asia Tenggara (36,4%)
Stunting merupakan salah satu tantangan (United Nation, 2018) (UNICEF, Levels and
dan masalah gizi secara global yang sedang Trends in child malnutrition - UNICEF WHO

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2900 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
The World Bank Join Child Malnutrition Berdasarkan data yang disampaikan
Estmates, 2019). Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat
Stunting merupakan permasalahan terbatas di Istana Merdeka, kompleks Istana
kesehatan yang menjadi fokus program Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/8/2020)
pembangunan kesehatan pemerintah tahun setidaknya ada 10 provinsi yang memiliki
2015-2019 selain penurunan angka kematian prevalensi stunting tertinggi di Indonesia.
ibu dan bayi, pengendalian penyakit menular Mayoritasnya, berada di wilayah Timur
dan pengendalian penyakit tidak menular Indonesia.Adapun 10 (sepuluh) provinsi yang
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Adapun 10 provinsi yang dimaksud adalah
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan , Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Nusa
2015). Tenggara Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan
Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
menunjukkan bahwa prevalensi Stunting pada Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi
anak 2 adalah 37,3 % (18,1 % sangat pendek Tengah.
dan 19,2 % pendek) atau setara dengan hampir Stunting dapat disebabkan oleh faktor
9 juta anak balita mengalami Stunting di yang sangat beragam dari kondisi ibu atau calon
Indonesia. Prevalensi selanjutnya diperoleh ibu, masa janin dan masa bayi/balita atau
dari hasil utama riskesdas tahun 2018 yaitu sejalan pada periode 1000 hari pertama
30,8 % (19,3 % balita pendek dan 11,5 % balita kehidupan (1000 HPK). Periode 1000 HPK
sangat pendek). Berdasarkan hasil riset diatas merupakan periode emas sekaligus periode
menunjukan penurunan prevalensi Stunting di kritis bagi seseorang (windows of opportunity).
tingkat nasional sebesar 6,4 % selama pariode 5 Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan
tahun (Kementrian Kesehatan Republik saat kehamilan, postur tubuh ibu, jarak
Indonesia, Riset Kesehatan Dasar, 2013). kehamilan yang cenderung dekat, ibu yang
Berdasarkan data Riskesdas 2018 di masih remaja dan asupan nutrisi yang kurang
Kalimantan Selatan angka balita Stunting saat kehamilan mempengaruhi pertumbuhan
mencapai 33,2%. Capaian indikator prevalensi janin dan risiko terjadinya Stunting (Djauhari T,
stunting di Provinsi Kalimantan Selatan pada 2017).
tahun 2018 sebesar 29,24% lebih besar 4,89 Pengetahuan ibu secara tidak langsung
poin dibandingkan dengan capaian pada tahun juga mempengaruhi status kesehatan ibu, janin
2017 yaitu sebesar 34,13 %. Stunting yang dikandung, dan kualitas bayi yang akan
merupakan salah satu indikator kesehatan anak dilahirkan. Selama ini upaya peningkatan gizi
yaitu status gizi kronis yang menggambarkan dilakukan ketika ibu sudah hamil, sehingga
terhambatkan pertumbuhan karena malnutrisi akan lebih baik pendidikan gizi khususnya
jangka Panjang. Meskipun terjadi capaian dalam pencegahan Stunting dilakukan ketika
prevalensi stunting terjadi fluktuasi, namun ibu belum hamil dan akan mempersiapkan
telah mencapai target Rencana Strategis yang di kehamilannya (Djauhari T, 2017).
tetapkan. Sehingga dapat dikatakan Provinsi Upaya intervensi masa 1000 HPK
Kalimantan Selatan telah menunjukkan meliputi pada masa hamil, pada saat bayi lahir,
keberhasilan dalam upaya pencegahan bayi berumur 6 bulan sampai dengan 2 tahun
Stunting. Dibandingkan dengan provinsi yang dan memantau pertumbuhan balita di posyandu
berada di pulau Kalimantan maka Prevalensi serta perilaku hidup bersih dan sehat . Peran ibu
Stunting di Provinsi Kalimantan Selatan sangat berpengaruh akan keberhasilan
menduduki peringkat ke-5. Peningkatan intervensi tersebut (Djauhari T, 2017).
capaian untuk kinerja lebih baik terus dilakukan Stunting pada usia ini merupakan masa
hingga akhir tahun berjalan. jendela (window period) yang dapat
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.9 Februari 2022 2901
……………………………………………………………………………………………………...
menyebabkan defek organ maupun fungsi anak membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,
terganggu yang dapat terjadi pada usia diatas 5 2012). Setelah terbentuknya pengetahuan yang
tahun. Hal ini dapat menimbulkan masalah baik ini, masyarakat menjadi tahu, mau dan
kesehatan dan manifestasi klinis yang buruk. mampu untuk melakukan perilaku pencegahan
Oleh karena itu, upaya pencegahan dan stunting . Bentuk promosi kesehatanyang dapat
penanganan berbasis komunitas dapat menekan dilakukan adalah melalui penyuluhan
angka kejadian Stunting setelah masa jendela kesehatan tentang stunting menggunakan
anak Stunting (Aridiyah FO, Rohmawati N, & media promosi kesehatan yang efektif sehingga
Ririanty M, 2015). sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang
Upaya pencegahan dan promosi akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya
kesehatan telah dilakukan untuk mencegah dan kearah positif terhadap kesehatan
menurunkan angka kejadian Stunting. (Notoatmodjo, 2012).
Pencegahan dan promosi kesehatan difokuskan Berdasarkan studi pendahuluan yang
kepada penanggulangan penyebab langsung dilakukan dengan wawancara pada saat
dan penyebab tidak langsung terjadi Stunting, dilakukan persiapan pengabdian masyarakat
salah satunya menggunakan media pendidikan oleh dosen Poltekkes Banjarmasin jurusan
kesehatan (UNICEF, 2012). kebidanan, kepada 5 orang ibu yang
Promosi kesehatan adalah adalah proses merupakan orang tua siswa sekolah Taman
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat kanak-kanak (TK) Kuncup harapan
dalam memelihara dan meningkatkan Banjarmasin, 4 dari orang ibu mengatakan
kesehatannya (Notoadmodjo, 2012). Promosi tidak tahu Stunting. satu dari 5 orang ibu
Kesehatan yang dilakukan pada ruang lingkup mengatakan mengetahui apa itu Stunting tetapi
individu, kelompok maupun masyarakat luas tidak tahu bagaimana cara pencegahan
menggunakan sarana media yang sesuai. Stunting. Dua dari 5 orang ibu mengatakan
Pendidikan kesehatan yang tepat sasaran akan bahwa Stunting itu tidak mematikan, tidak ada
berdampak akan pencegahan secara hubungan asupan gizi dengan Stunting. Dua
komprehensif (5 level of prevention) dan dari 5 orang ibu mengatakan bahwa Stunting itu
meningkatkan pengetahuan terhadap kesehatan berbahaya tetapi ibu mengatakan tidak ada
serta meningkatkan derajat kesehatan hubungan nya dengan asupan gizi terhadap
masyarakat (Fitriani S, 2018). Stunting.
Upaya kesehatan penanganan stunting Berdasarkan latar belakang tersebut,
tentunya dilakukan sejalan dengan prinsip 5 penulis tetarik untuk melakukan penelitian
Level Prevention (5 tingkat pencegahan) tentang Pengaruh Media Promosi Kesehatan
menurut Leavell dan Clark (1967) dalam terhadap Perilaku Ibu dalam Pencegahan
Susilowati, 2016 : 1) Promosi Kesehatan Stunting Di Masa Pandemi Covid-19 Pada
(health promotion); 2) Perlindungan khusus Anak Sekolah TK Kuncup harapan
(specific protection); 3) Diagnosis dini dan Banjarmasin.
pengobatan segera(early diagnosis and prompt
treatment); 4) Pembatasan cacat (disability LANDASAN TEORI
limitation); Rehabilitasi (rehabilitation). Pengacuan pustaka dilakukan dengan
Pada tingkat pencegahan melalui Promosi menuliskan [nomor urut pada daftar pustaka]
Kesehatan ini upaya yang dilakukan bertujuan mis. [1], [1,2], [1,2,3]. Sitasi kepustakaan harus
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat ada dalam Daftar Pustaka dan Daftar Pustaka
tentang stunting. Hal ini perlu dilakukan harus ada sitasinya dalam naskah. Pustaka yang
mengingat pengetahuan atau kognitif disitasi pertama kali pada naskah [1], harus ada
merupakan domain yang sangat penting dalam pada daftar pustaka no satu, yg disitasi ke dua,

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2902 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
muncul pada daftar pustaka no 2, begitu Perilaku bisa dikatakan sebagai bentuk
seterusnya. Daftar pustaka urut kemunculan tindakan sosial yang dilakukan oleh individu
sitasi, bukan urut nama belakang. Daftar dalam menjalankan proses sosial dan interaksi
pustaka hanya memuat pustaka yang benar sosial terhap lingkungan sosial yang terjadi di
benar disitasi pada naskah. masyarakat. Dimana prihal penjalannya ini
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. sendiri bisa terjadi dalam bentuk tertutup
23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan (covert behavior) ataupun terbuka (overt
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan behavior).
masyarakat untuk memelihara dan Perilaku tertutup adalah segenap respon
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara pasif yang dilakukan seserang secara
fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif terselubung sehingga prihal ini terjadi reaksi
secara ekonomi maupun sosial, pendidikan terhadap stimulus dengan sangat terbatas pada
kesehatan disemua program kesehatan; baik perhatian, persepsi, pengetahuan, bahkan
pemberantasan penyakit menular, sanitasi kesadaran akan semua sikap yang terjadi pada
lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan seseorang. Hingga akhirnya belum dapat
kesehatan, maupun program kesehatan lainnya diamati secara nyata oleh orang lain.
kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan Definisi perilaku terbuka adalah segenap
dan kesempatan yang berlandaskan prinsip- manisfestasi atas tidakan yang dilakukan oleh
prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan seseorang dengan sangat jelas dalam bentuk
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat tindakan atau praktik yang terlihat, sehingga
secara keseluruhan ingin hidup sehat, sadar, bisa dengan sangat mudah dapat diamati atau
tahu dan mengerti serta melakukan suatu dilihat orang lain.
anjuran yang ada hubungannya dengan Pola makan (dietary pattern) adalah
kesehatan secara perseorangan (individu) susunan makanan yang biasa dimakan
maupun kelompok. Pendidikan kesehatan mencakup jenis dan jumlah bahan makanan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial yang dikonsumsi seseorang atau kelompok
ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat orang atau penduduk dalam frekuensi dan
dan ketersediaan waktu seseorang atau jangka waktu tertentu (Kementrian Kesehatan
kelompok (Notoatmodjo, 2012). Republik Indonesia, Riset Kesehatan Dasar,
Dari pengertian di atas di simpulkan 2013). Pola makan akan mencerminkan
pendidikan kesehatan adalah proses untuk makanan yang dikonsumsi secara utuh atau
meningkatkan pengetahuan masyarakat kombinasi berdasarkan kuantitas, proporsi,
bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan frekuensi, variasi dari berbagai makanan dan
derajat kesehatan.Menurut Undang-Undang minuman serta nutrisi yang terdapat di dalam
Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan makanan tersebut (Almastier S, 2012).
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Balita pendek (Stunting) adalah status
Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dalam gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau
masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau TB/U dimana dalam standar antropometri
suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, penilaian status gizi anak, hasil pengukuran
atau ibu dan anaknya. Setiap anggota keluarga tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-
mempunyai peran dan kedudukannya masing- 2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/ stunted)
masing, termasuk Ibu. Ibu mempunyai peranan dan <-3 SD (sangat pendek /severely stunted)
penting dalam mendukung suasana keluarga (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
yang berkualitas. (Badan Pengawasan Keuangan 2011). Stunting adalah masalah kurang gizi
dan Pembangunan, 2009). kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu cukup lama akibat
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.9 Februari 2022 2903
……………………………………………………………………………………………………...
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan Pendidikan kesehatan merupakan
kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai kumpulan pengalaman yang memberikan
janin masih dalam kandungan dan baru terlihat pengaruh baik kepada kebiasaan, sikap dan
pada saat anak berumur dua tahun (Millennium pengetahuan yang berhubungan dengan
Challenge Accouunt, 2015). kesehatan individu, masyarakat ataupun negara
Masalah Stunting merupakan masalah (Machfoedz & Suryani, 2009).
kesehatan masyarakat yang berhubungan Metode pendidikan kesehatan merupakan
dengan meningkatnya risiko kesakitan, suatu cara teratur yang digunakan untuk
kematian dan hambatan pada pertumbuhan melaksakan proses perubahan dari seseorang
baik motorik maupun mental. Stunting dibentuk yang dihubungan dengan pencapaian tujuan
oleh tumbuh kejar yang tidak memadai yang kesehatan individu dan masyarakat (Kamus
mencerminkan ketidakmampuan untuk Besar Bahasa Indonesia, 2020). Metode yang
mencapai pertumbuhan optimal. Hal tersebut dapat dipergunakan dalam memberikan
mengungkapkan bahwa kelompok balita yang pendidikan kesehatan adalah metode ceramah,
lahir dengan berat badan normal dapat diskusi kelompok, curah pendapat, panel,
mengalami Stunting bila pemenuhan kebutuhan bermain peran, demonstrasi, simposium,
selanjutnya tidak terpenuhi dengan baik seminar pada suatu komunitas atau kelompok
(Kusharipueni, 2008). serta bimbingan dan konseling pada suatu
individu (Notoatmodjo, 2012).
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan quassy
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana experiment design (desain eksperimen semu)
balita memiliki panjang atau tinggi badan yang dengan rancangan penelitian one group pretest-
kurang jika dibandingkan dengan umur. posttest. Pada penelitian ini akan diuji
Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi pengetahuan awal sampel sebelum diberikan
badan yang lebih dari minus dua standar deviasi intervensi (pretest) dan setelah dilakukan
median standar pertumbuhan anak dari WHO. intervensi (posttest). Desain penelitian ini
Balita Stunting termasuk masalah gizi kronik digunakan untuk mengetahui pengaruh dan
yang disebabkan oleh banyak faktor seperti responden yang diberikan intervensi dan
kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, mendapatkan hasil yang lebih akurat. Intervensi
kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi yang digunakan dalam penelitian berupa
pada bayi. Balita Stunting di masa yang akan promosi kesehatan menggunakan metode
datang akan mengalami kesulitan dalam ceramah dengan media power point dan leaflet.
mencapai perkembangan fisik dan kognitif Promosi kesehatan berisikan materi tentang gizi
yang optimal (Kurnasih, 2017). balita dan permasalahannya durasi 2 x 30 menit
Menurut Undang-Undang Nomor 10 dan frekuensi repetisi paparan sebanyak 1 kali
tahun 1992 tentang Perkembangan paparan dengan jarak waktu 7 hari (Sunardi &
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Subiakto, 2016).
Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dalam Adapun desain penelitiannya menurut
masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau (Arikunto , 2016) adalah sebagai berikut:
suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, Kelompok
Pretes Treatmen Posttes
atau ibu dan anaknya. Setiap anggota keluarga Eksperime
t t t
mempunyai peran dan kedudukannya masing- n
masing, termasuk Ibu. Ibu mempunyai peranan Kelompok
penting dalam mendukung suasana keluarga T1 TPT T2
1
yang berkualitas. (Badan Pengawasan Keuangan Kelompok
dan Pembangunan, 2009). T1 TLF T2
2

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2904 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
Ket: T1 = pretest (tes awal) Gambar 2. Pengetahuan Ibu Sebelum dan
XPT= kelompok dengan media Power Point Sesudah diberikan Leaflet
T2 = post test (tes akhir) 120
XLF= kelompok dengan media Leaflet 100 98
Pada Penelitian ini terdapat dua variable 949090 9098 99
92 9490 90 Pengetahua
80 86 868678 82 86
8286
82 82 82 n Ibu
yang merupakan satu variable bebas 74 74
(independent) dan satu variable terikat 60 58 62 Sebelum
54
(dependent). Adapun yang dijadikan variable 40 38 Pengetahua
dalam penelitian ini adalah: n Ibu
20
1. Variabel bebas atatu variable independent Sesudah
0
(variable X) adalah promosi Kesehatan 1 3 5 7 9 11 13 15
2. Variabel terikat atau variable dependent
(variable Y) adalah perilaku tertutup Sumber: Data primer
(pengetahuan) ibu
Jika anda menggunakan Word, gunakan PENUTUP
persamaan Microsoft Equation Editor atau Kesimpulan
MathType, ditulis ditengah, dan diberi nomor Berdasarkan penelitian yang dilakukan
persamaan mulai dari (1), (2) dst. sebelumnya pada ibu yang memiliki balita
Pada penelitian ini, setiap pertanyaan sebanyak 30 responden, didapatkan
pada kuesioner akan diberi nilai nol jika kesimpulan:
responden menjawab salah dan nilai satu jika 1. Nilai rata-rata pretest pengetahuan ibu
menjawab pertanyaan dengan benar. Penilaian dengan menggunakan Media Power Point
pada penelitian ini menggunakan uji proporsi sebesar 73,33
dengan rumus sebagai berikut. 2. Nilai rata-rata pretest pengetahuan ibu
P= F x 100% dengan menggunakan media leaflet
N sebesar 76,40
P = Nilai 3. Nilai rata-rata posttest pengetahuan ibu
F = Jumlah pertanyaan dengan menggunakan media Power Point
N = Jumlah semua pertanyaan ebesar 88,13
4. Nilai rata-rata posttest pengetahuan ibu
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan menggunakan media leaflet
Pengetahuan Ibu sebelum dan sesudah sebesar 86,93
diberikan PPT dan Leaflet - dapat dilihat pada Hasil Dependent T Test menunjukan
tabel berikut: bahwa media PPT lebih efektif untuk
Gambar 1. Pengetahuan Ibu Sebelum dan meningkatkan Pengetahuan Ibu di banding
Sesudah diberikan PPT media leaflet.
120 Saran
100
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada
98 98 98 98
9096
9094 90 90 90 94 94
90 Pengetahua beberapa hal yang dapat disarankan untuk
80 78 8686 82 82 8686 n Ibu
7470 74 pengembangan dari hasil penelitian ini terhadap
60 66 62 Sebelum
46
54 54 kasus stunting.
40 Pengetahua 1. Bagi Masyarakat
20 n Ibu Diharapkan masyarakat Diharapkan
Sesudah
0 masyarakat mampu bekerjasama dengan
1 3 5 7 9 11 13 15 tenaga kesehatan di lapangan, dengan
Sumber: Data primer berpartisipasi dalam acara-acara
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.9 Februari 2022 2905
……………………………………………………………………………………………………...
penyuluhan kesehatan, supaya Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017. Jurnal
pengetahuan meningkat sehingga Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
diharapkan sikap dan perilakunya semakin Unsyiah,vol 2,no .
baik. [2] Aridiyah FO, Rohmawati N, & Ririanty M.
2. Bagi Institusi Kesehatan (2015). Faktor-faktor yang behubungan
Diharapkan institusi Diharapkan institusi dengan kejadian stunting pada usia 25-60
kesehatan lebih meningkatkan pelayanan bulan di Kelurahan Kalibaru Depok tahun
pendidikan kesehatan melalui penyuluh 2012. e- Jurnal Pustaka Kesehatan, 163-
kesehatan yang handal agar kesehatan 170.
masyarakat meningkat. [3] Arikunto , S. (2016). Prosedur Penelitian:
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Status Pendekatan Praktik. Jakarta: Rienka
Bagi peneliti selanjutnya dapat Cipta.
mengembangkan penelitian ini dan [4] Arsyati, A. M. (2019). Pengaruh
mengkaji lebih dalam dengan Penyuluhan Madia Audio Visual dalam
menggunakan media, instrument, lokasi Pengetahuan Pencegahan Stunting pada
penelitian di daerah lain melalui Ibu Hamil di desa Cibatok Cibungbulang.
pengamatan langsung di lapangan, PROMOTOR Jurnal Mahasiswa
sehingga diperoleh hasil yang lebih Kesehatan Masyarakat, vol 2,no 03.
variatif. [5] Badan Pengawasan Keuangan dan
4. Bagi institusi Pendidikan Pembangunan. (2009). Undang-Undang
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai Nomor 10 Tahun 1992 tentang
bahan acuan didalam penatalaksanaan Perkembangan Kependudukan dan
stunting pada balita untuk memperkaya Pembangunan Keluarga Sejahtera.
keilmuan di dalam keperawatan Anak. [6] Bagus Pratama. (2020). Pengaruh
Penelitian ini juga dapat diintegrasikan ke Pendidikan Kesehatan Terhadap
dalam standar operasional prosedur Pengetahuan Ibu dan Asupan Makan Anak
didalam penatalaksanaan terhadap stunting Stunting di Wilayahh Kerja Puskesmas
pada balita yang dipakai disetiap institusi Sukadamai, Kecamatan Natar, Kabupaten
pendidikan keperawatan. Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
5. Bagi responden [7] Bolisani, E. (2018). Chapter 1: The elusive
Penelitian ini dapat dijadikan intervensi definition of knowledge In Bolisani, E.
dalam melakukan perbaikan status gizi Bratianu, E,. In Emergent knowledge
pada keluarga sehingga dapat menurunkan strategeis: Strategic thingking in
risiko terjadinya stunting pada balita, knowledge management (pp. 1-22). Cham:
keluarga dapat mengidentifkasi apakah Sprinter International Publishing.
mereka beresiko besar terjadi stunting pada [8] Budiman, R. (2013). Koisoener
anggota keluarganya, serta dapat Pengetahuan dan Sikap dalam kerja dalam
melakukan perbaikan perilaku gizi gizinya kapita selekta koisoner pengetahuuan dan
secara baik dan berkelanjutan. sikap dalam penelitian kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA [9] Dahlan, S. (2016). Statistik untuk
[1] Andriani, W. (2017). Perbedaan kedokteran dan kesehatan. Jakarta.
Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi Ibu [10] Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala.
Sesudah Diberikan Program Mother Smart (2019). Data stunting perdesa tahun 2019.
Grounding (MSG) dalam Pencegahan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala.
Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2906 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
[11] Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Evidence from Malawi. Tanzania and
Selatan. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Zimbabwe: BMC Pediatrics.
Kalimantan Selatan Tahun 2019. [23] Millennium Challenge Accouunt. (2015).
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Backgrounder Stunting dan Masa Depan
[12] Djauhari T. (2017). Gizi dan HPK 1000. Indonesia. Jakarta: Millennium Challenge
Saintika Madika. Account.
[13] Fauziatin, N., Kartini, A., & Nugraheni, S. [24] Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
(2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Kesehatan dan perilaku kesehatan.
dengan Media Lembar Balik Tentang Jakarta: Rineka Cipta.
Pencegahan Stunting Pada Calon [25] Prickett, K., & Agustine, J. (2016).
Pengantin. VISIKES: Jurnal Kesehatan Maternal education and inversments in
Masyarakat. children's health. Jouurnal of Mirrage and
[14] Fitriani S. (2018). Promosi Kesehatan. Family, 7-25.
Yogyakarta: Graha Ilmu. [26] Rahim, R., & Muslimin, I. (2017).
[15] Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2020, Perubahan Pengetahuan Ibu Hamil
Oktober 8). Kamus Besar Bahasa Trimester II dalam Mencegah Stunting
Indonesia (KBBI). memulai Pendidikan Kesehatan dengan
[16] Kementrian Kesehatan Republik Pendekatan Modelling. JURNAL
Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar. KEPERAWATAN.
Jakarta: Badan Penelitian dan [27] Sunardi, S., & Subiakto, T. (2016).
Pengembangan Kesehatan Departemen Pengaruh frekuensi pendidikan kesehatan
Kesehatan Indonesia. terhadap perilaku kontrol (monitoring)
[17] Kementrian Kesehatan Republik kadar gula pada lansia dengan riwayat
Indonesia. (2015). Rencana Strategis penyakit diabetes melitus. Jurnal Media
Kementrian Kesehatan . Jakarta: Informasi Kesehatan, 3.
Kementrian Kesehatan Republik [28] Suparisa, I. (2014). Penilaian Status Gizi.
Indonesia. Jakarta: EGC.
[18] Kementrian Kesehatan Republik [29] UNICEF. (2012). UNICEF's approach
Indonesia. (2018). Stunting report. Jakarta: scaling up nutrition.
Kementrian Kesehatan Republik [30] UNICEF, W. T. (2019). Levels and Trends
Indonesia. in child malnutrition - UNICEF WHO The
[19] Kurnasih, N. (2017). Buku Saku World Bank Join Child Malnutrition
Pemantauan Status Gizi. Jakarta: Estmates.
Kementrian Kesehatan. [31] United Nation. (2018). Exective Summary:
[20] Kusharipueni. (2008). Gizi dalam daur Global Panel on Agriculture an Food.
kehidupan (prinsip-prinsip) dalam [32] Welasih BD, & Witramadji RB. (2012).
Departemen dan Kesehatan Masyarakat. Beberapa Faktor yang Berhubungan
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. dengan Status Gizi Balita Stunting. The
[21] Machfoedz, I., & Suryani, E. (2009). Indonesia Journal of Public Heatlh.
Pendidikan Kesehatan Bagian dari
Promosi Kesehatan. Yogyakarta:
Fitramaya.
[22] Makota, D., & Masibo, M. (2015). Is there
a thresold level of maternal eduucation
sufficient to reduce child undernutrition?

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai