MASA PRAKONSEPSI
Pendahuluan
Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (maternal mortality rate) merupakan jumlah
kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan yang dijadikan indikator
derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target global
Sustainable Development Goals (SDGs) dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 70
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Secara global, Rasio kematian ibu mengalami penurunan dari 342 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2000 menjadi 211 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (UNFPA,
2019). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2017 di dunia tercatat sekitar
295.000 ibu di dunia meninggal (setiap hari 810 ibu meninggal) akibat penyakit/komplikasi terkait
kehamilan dan persalinan (WHO, 2019). Pada tahun 2018, Angka kematian bayi secara global 18
per 1000 kelahiran hidup (Unicef, 2019). Sekitar 2,5 juta bayi meninggal pada tahun 2018 (7000
bayi baru lahir meninggal setiap hari), sekitar sepertiga meninggal pada hari kelahiran dan hampir
tiga perempat meninggal dalam minggu pertama kehidupan (WHO, 2019).
Di Indonesia, berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020 Jumlah kematian ibu
yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan pada tahun
2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan
dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. (Kemenkes RI, 2020). Sedangkan AKI di
Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2021 mencapai 30 kasus, jumlah tersebut meningkat
dibandingkan tahun 2020 (21 orang) dan Kematian Neonatal mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya, dari 64 kasus menjadi 38 kasus dengan perhitungan 2.8 per 1.000 Kelahiran Hidup.
(Dinkes Sumbar,2021).
Salah satu usaha untuk menekan AKI dan AKB di Indonesia adalah pemberian asuhan secara
berkesinambungan atau Continuity Of Care (COC). Continuity of Care (COC) adalah model asuhan
kebidanan yang diberikan kepada pasien dilakukan secara berkesinambungan (Diana, 2017).
Contiunity of Care merupakan bagian mendasar model praktek kebidanan dikarenakan dengan
asuhan yang berkesinambungan memungkinkan bidan untuk memberikan asuhan yang menyeluruh
1
Jurusan Kebidanan, Universitas Andalas, Indonesia.
dan berkelanjutan.
Continuity of Care (CoC) mempunyai tiga 3 jenis pelayanan yaitu manajemen, informasi
dan hubungan. Kesinambungan manajemen melibatkan komunikasi antar perempuan dan bidan.
Kesinambungan informasi menyangkut ketersediaan waktu yang relevan. Kedua hal tersebut
penting untuk mengatur dan memberikan pelayanan kebidanan (Sandall, 2017).
Setiap pernikahan idealnya memerlukan perencanaan, oleh sebab itu dalam melakukan peran
sebagai pasangan, suami dan istri harus mengetahui beberapa hal yang penting dalam persiapan
pernikahan. Bidan dalam menjalankan tugas dan perannya, perlu memberikan asuhan kepada setiap
calon pengantin. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan Asuhan pada Pranikah yang dapat diberikan
oleh bidan adalah memberikan KIE pada calon pengantin. KIE yang diberikan mulai dari nutrisi,
kesehatan reproduksi,cara menentukan masa subur, persiapan menjadi orang tua dan membentuk
keluarga serta perencanaan kehamilan agar setiap pasangan memilki kesiapan secara fisik dan
mental maupun ekonomi sebelum pernikahan (Megayana,2020).
I. Metode
II. Hasill
Kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat
dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Kesehatan
prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki
selama masa reproduksinya. Perawatan kesehatan prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko
dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat. Manfaat dari
skrining prakonsepsi adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, mencegah kehamilan tidak
diinginkan, mencegah komplikasi dalam kehamilan dan persalinan, mencegah kelahiran mati,
prematur dan bayi dengan berat lahir rendah, mencegah terjadinya kelahiran cacat, mencegah infeksi
pada neonatal, mencegah kejadian underweight dan stunting sebagai akibat dari masalah nutrisi ibu,
mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dan mencegah penularan
Human Immunodeficience Virus dari ibu ke janin.
Continuity of Care bertujuan untuk melakukan pemeriksaan dan pemantauan ibu selama
proses pra konsepsi, kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan Keluarga Berencana (KB) yang
dilakukan oleh Bidan dan tenaga kesehatan. Dengan dilakukannya continuity care diharapkan
komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dapat dicegah sedini mungkin serta mnekan
Angka Kematian Ibu dan Bayi. Selain itu, Asuhan continuity care sangat penting bagi wanita untuk
mendapatkan pelayanan dari bidan mengenai perkembangan kondisi mereka setiap saat dapat
dipantau dengan baik (Wahyuni,2015).
2. Skringin Prakonsepsi
Delapan fungsi keluarga adalah fungsi-fungsi yang menjadi prasyarat, acuan, serta pola
hidup setiap keluarga dalam rangka terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas. Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional membagi fungsi keluarga menjadi 8, di
antaranya:
1. Fungsi Agama
Fungsi agama dalam keluarga dikembangkan agar keluarga menjadi tempat persemaian
nilai-nilai agama dan budaya bangsa, sehingga seluruh anggota keluarga menjadi insan
agamis yang penuh iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4. Fungsi Perlindungan
Fungsi ini menekankan bahwa keluarga merupakan pelindung yang pertama dan utama
dalam memberikan kebenaran, keteladanan, serta tempat bernaung kepada anak dan
keturunan.
5. Fungsi Reproduksi
Mengetahui dan menanamkan fungsi reproduksi sangat penting bagi keluarga untuk
mengatur reproduksi sehat yang terencana, sehingga anak yang dilahirkan nantinya mampu
menjadi generasi penerus yang berkualitas.
7. Fungsi Ekonomi
Keluarga dalam fungsi ekonomi merupakan tempat membina dan menanamkan nilai-nilai
keuangan keluarga, dan merencanakan keuangan keluarga, sehingga terwujud keluarga
sejahtera.
8. Fungsi Lingkungan
Kesadaran akan pentingnya lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman perlu ditanamkan
sejak dini. Hal ini bertujuan agar mendorong sikap dan perilaku peduli lingkungan seperti
membuang sampah pada tempatnya, melakukan kegiatan penghijauan, hemat energi, dan
sebagainya.
Menjalankan keseluruhan fungsi tersebut dengan baik tentu membutuhkan usaha yang
tidak mudah. Karena itu, setiap keluarga harus mampu mempunyai arah dan tujuan ke depan.
Diharapkan dengan dilaksanakannya 8 fungsi tersebut, keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang sejahtera dan berkualitas.
IV Kesimpulan
Salah satu usaha untuk menekan AKI dan AKB di Indonesia adalah pemberian asuhan secara
berkesinambungan atau Continuity Of Care (COC). Continuity of Care (COC) adalah model asuhan
kebidanan yang diberikan kepada pasien dilakukan secara berkesinambungan (Diana, 2017). Contiunity
of Care merupakan bagian mendasar model praktek kebidanan dikarenakan dengan asuhan yang
berkesinambungan memungkinkan bidan untuk memberikan asuhan yang menyeluruh dan
berkelanjutan.
Prakonsepsi adalah masa sebelum kehamilan . Asuhan pada masa prakonsepsi penting diberikan
kepada wanita sebelum kehamilan dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan wanita. Status kesehatan
ibu sebelum hamil merupakan faktor penentu hasil kehamilan. Asuhan prakonsepsi juga bertujuan untuk
mengurangi risiko komplikasi ibu dan bayi.Asuhan Prakonsepsi adalah sebuah intervensi untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita sebelum kehamilan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir. Materi yang dapat diberikan pada asuhan ini berupa nutrisi, personal hygine, persiapan psikis,
jarak kehamila,persiapan kelurga dan persiapan membentuk kelurga. Diharapkan dengan adanya suhan
pada masa prakonsepsi ini bisa mebuat pasangan lebih siap untuk menghadapi pernikahannya.
Referensi
Astuti, S., AI. Susanti, R. Nurparidah, dan A. Mandiri. 2017. Asuhan dalam Masa Kehamilan.
Astuti, S., AI. Susanti, R. Nurparidah, dan A. Mandiri. . Asuhan dalam Masa Kehamilan
(Jakarta; erlangga, 2017)hal 2
Anggraeny, O., dan AD. Ariestiningsih. 2017. Gizi Prakonsepsi, Kehamilan Dan Menyusui.
Malang: UB Press
Berglund A, G. Lindmark. 2016. Preconception health and care (PHC)-a strategy for improved maternal
and child health. Upsala Journal of Medical Science. Med 121(4): 216–221.
Badrunsyah, & Cahyono, S. (April 2019). Penyuluhan Tentang Manajemen Keuangan Keluarga Di RW
06 Kelurahan Cipayung. Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat, 3(1), 1-9.
BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). (2014).Buku Pegangan Bagi
Petugas Badan Penasihatan ,Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) tentang Kursus Pranikah
untuk Calon Pengantin.Jakarta: BKKBN Pusat
Diana, Sulis. 2017. Model Asuhan Kebidanan Contiunity of Care. Surakarta: CV Kekata Group.
Fikawati S, Syafiq A, Karima K. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2015. P.
53-117.
United Nations Population Fund (UNFPA), 2019. Maternal Health. Diakses tanggal 29
Desember 2020 https://www.unfpa.org/maternal-health.
Kemenkes RI. 2019. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Maryunani, Anik. 2015. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan (KDPK). Jakarta: Trans
Info Media.
Melani, V., & Kuswari, M. (2019). Pengetahuan Gizi Seimbang Calon Pengantin Di Beberapa
Kantor Urusan Agama Jakarta Barat. Darussalam Nutrition Journal, 3(1), 1-6.
Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis Indrawati., & Joko Susanto. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar (hlm. 3-24). Jakarta: Salemba Medika.
National Institute Of Health. 2016. Dietary Supplement Fact Sheet: Folat, (Online),
(http://Ods.Od.Nih.Gov./Factsheets/Folatehealthprofessional/ Diakses 30 desember 2017)
Shawe, Jill, et al. 2020. Preconception Health and Care: A life Course Approach. USA. Spinger
Sandall, J. 2017. The contribution of continuity of midwifery care to high quality maternity care. Royal
College of Midwives (RCM) 1-11
Book Wahyuni , ED. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta:Kemenkes R