Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator

yang dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakat di

suatu negara. Menurut data World Health Organization

(WHO), Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI)

didunia sebanyak 303. 000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di

ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup

(ASEAN Secretariat, 2020). AKI di Indonesia, yang dihimpun

dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kemnetrian

Kesehatan pada tahun 2020 menunjukan 4.627 kematian di

Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan

dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian.

Bedasarkan penyebab, sebagian besar ibu pada tahun 2020

disebabkan oleh perdarahan sebanhyak 1.330. Jumlah

kematian ibu menurut provinsi disajikan, Provinsi

penyumbang AKI tertinggi yaitu Jawa Barat yaitu 745, Jawa

Tengah 530 dan Jawa Timur 565 (Kemenkes RI, 2020).

Kesehatan Indonesia (SDKI) AKI pada tahun 2020

menurun daru 28.158 per 100.000 kelahiran hidup dari pada


tahun 2019 terdapat 29.322 per 100.000 kelahiran hidup

(Profil kesehatan Indonesia, 2020).

Jumlah kematian ibu tahun 2020 bedasarkan

pelaporan profil kesehatan kebupaten/kota sebanyak 745

kasus atau 85.77 per 100.000 KH, meningkat 61 kasus

dibandingkan tahun 2019 yaitu 684 kaus. Penyebab kematian

i bu masih didominasi oleh 27,92 % perdarahan, 28,86%

hipertensi dalam kehamilan, 37,6 15% infeksi, 10,07%

gangguan sistem peredaran darah (jantung), 3,49%

gangguan metabolik dan 25,91% penyebab lainnya (Profil

Kesehatan Jawa Barat 2020).

Angka kematian ibu menurut SDKI 2020, di mana

Provinsi Jawa Barat mempunyau AKB rasio kematian bayi

pada tahun 2020 sebesar 3,18/1000 kelahiran hidup atau

2.760 kasus, menurun 0,8 poin dibanding tahun 2019 sebsar

3,18/1000 kelahiran hidup, 76,3% terjadi pada saat neonatal

(0-28 hari), 17,2% post neonatal (29 hari-11 bulan). Penyebab

kematian neonatal masih dari kematian bayi sebesar

3,18/1.000 kelahiran hidup, 76.3% terjadi pada saat neonatal

(0-28 hari), 7,2 % post neonatal (29 hari- 11 bulan). Penyebab

keamtian neonatal masih didominasi oleh 38,41% BBLR;

28,11% Asfiksia; 0,13% Tetanus Neonatus 3,60% Sepsis;


11,32 % Kelainan bawaan dan 18,43% penyebab lainnya

(Profil Kesehatan Jawa Barat, 2020).

Sedangkan AKB bedasarkan Bank Dunia, angka

kematian bayi neonatal (usia 0-28 hari) di Indonesia sebanyak

11,7 jiwa/1.000 kelahiran hidup pada 2020. artinya, setiap

kelahiran 1.000 bayi, ada 11 hingga 12 bayi yang meninggal

di usia 0-28 hari. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan

dengan tahun sebelumnya yang sebesar 12,2 jiwa/ 1.000

kelahiran hidup.

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah

kelanjutan dari global goals Milenium Development Goals

(MDGs) yang berakhir tahun 2015. Menurut Kemenkes RI

tahun 2015, dalam program SDGs bahwa target system

kesehatan nasional yaitu pada goals ke 3 menerangkan

bahwa pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di

bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup, mengakhiri kematian

bayi dan belita yang dapat dicegah dengan seluruh Negara

berusaha menurunkan Angka Kematian Balita 25 per 1.000

kelahiran hidup, mengurangi sepertiga kematian premature

akibar penyakit tidak menular melalui pencegahan dan

perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan

mental. Pada 2030 menjamin akses semesta kepada


pelayanan, kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk

keluarga berencana (KB), informasi dan edukasi, serta

integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program

nasional. (Indicator kesehatan SDGs,2017).

Masalah kesehatan bayi / neonatal selain terkait erat

dengan kondisi saat ibu hamil dan bersalin dan bersalin juga

penyakit dan masalah kesehatan yang dialami bayi segera

setelah lahir yang menyangkut perawatan bayi baru lahi.

Disamping itu sebagaian besar kematian ibu disebabkan oleh

penyebab langsung, yaitu perdarahan, infeksi, eklampsia,

persalinan lama dan kompilkasi abortus. Selain itu, kematian

ibu juga dilatar belakangi oleh rendahnya tingkat sosial

ekonomi, tingkat pendidikan, kedudukan dan peran

perempuan, faktor sosial budaya serta faktor transportasi,

yang kesemuanya berpengaruh pada munculnya kedua

keadaan yang tidak mengutuhkan, yaitu (4T) empat terlalu

(terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu

dekat jarak kelahiran), maupun (3T) tiga terlambar (terlambat

mengenali tanda bahaya dan terlambat mengambil

keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan

terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan).

(dinkesbogorkab, 2018).
Tenaga kesehatan melakukan upaya preventif dengan

memberikan asuhan seperti asuhan kehamilan, persalinan

BBL, nifas dan KB (Kuswanti, 2014). Kehamilan dapat

berjumlah tunggal atau ganda (dua), iga atau lebih yang

disebut kehamilan kembar. Kehamilan biasannyasring terjadi

selama 40 minggu, terhitung sejak fase mentruasi terakhir

hingga persalinan (atau 38mgg sejak fertilisasi/pembuahan

hingga persalinan (Pujiastuji Sindhu, 2011).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa kehamilan

dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280

hari atau 40 minggu yang dihitung dari hari pertama haid

terakhir (Fatimah and Nurayuningsih, 2017). Pada keadaan

normal, ibu hamil akan melahirkan pada saat bayi telah aterm

(mampu hidup diluar rahim) yaitu saat usia kehamilan 37-42

minggu, tetapi kadang-kadang kehamilan justru berakhir

sebelum janinmencapai aterm. Kehamilan dapat pula

melewati batas waktu ang normal lewat dari 42 minggu (Putri

and Mudlikah, 2019)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup
diluar kandungan melaui jalan lahir atau melaui jalan lain

dengan kelahiran plasenta. (Ari Sulistiyawati, 2015)

Masa nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau

42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologis

maupun psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan. Jika

secara fisiologis sudah terjadi perubahan pada bentuk semula

(sebelum hamil), tetapi secara psikologis masih terganggu

maka dikatakan masa nifas tersebut belum berjalana dengan

normal atau sempurna. Masa nifas (post partum) berasal dari

bahas latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan

“Parous” yang berati melahirkan (Nurjanah And A.

Maemunah, 2013).

Bayi baru lahir normal adalah bayi dari kehamilan yang

aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000

gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi

tersebut selama jam pertama setelah kelahiran (Prawirharjo,

2014).

Keluarga berencana (KB) adalah upaya untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui promosi,

perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-ak


reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan,pengaturan

dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga

dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan

usia ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan dan

membina ketahanan serta kesejahteraan anak. Selanjutnya

Mukti (2019) menyatakan keluarga berencana adalah

sebagaimana upaya ikhtiar untuk memberikan jaminan

kesehatana, untuk sang anak maupun ibu, jaminan

pendidikan merupakan bekal yang sangat beharga untuk

kehidupan kelak dalam masyrakat, untuk memenuhi

kesejahteraan dan kemakmuran keluarga lahir dan batin.

(BKKBN, 2019).

Kehamilan, persalinan dan nifas adalah salah satu

kondisi yang normal, namun memerlukan pemngawasan

supaya tidak berubah menjadi abnormal. Upaya penurunan

AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu

mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,

seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas

pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu

dan bayi, perawatan khusu dan rujukan jika terjadi komplikasi,

serta pelayanan berencanan (Kemenkes RI, 2015). Oleh

karena itu untuk membantu upaya percepatan penurunan AKI


salah satunya adalah melaksanakan asuhan secara

berkelanjutan atau Continuity Of Care. Continuity Of Care

adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang

terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang

berkelanjutan berkaitan dengan tenaga profesional

kesehatan, selama semua trimester, kelahiram dan

melahirkan sampai 6 minggu pertama pospartum (Pratami,

2014).

Bidan sebagai ujung tombak dalam melakukan asuhan

kebidanan secara komprehensif pada ibu hami, bersalin, nifas

dan bayi baru lahir guna mendeteksi secara dini adanya

kelainan-kelainan yang mungkin terjadi, untuk dapat segera di

tangani sehingga morbilitas dan mortalitas dapat dicegah.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan Asuhan

Kebidanan Komprehensif Pada Ny. ? Umur ?Tahun dengan

(kondisi pasien) di PMB Bidan W Cibeteung Periode

Februaru-Maret Tahun 2022-2023.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penulis mampu memberikan Asuhan Pelayanan Kebidanan

secara komprehensif ini sesuai standar pelayanan kebidanan

pada Ny. ? mulai dari kehamilan trimester III, persalinan, nifas


sampai 2 minggu, bayi baru lahir dan KB di PMB Bd. W

dengan pedoman dan langkah Varney dan SOAP.

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan studi kasus secara komprehensif,

diharapkan mahasiswa mampu :

a. Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil

pendekatan manajemen kebidanan & langkah varney dan

pendokoumentasian secara SOAP pada Ny. M di PMB Bd.

b. Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin

pendekatan manajemen kebidanan & langkah varney dan

pendokoumentasian secara SOAP pada Ny. M di PMB Bd.

c. Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu nifas

pendekatan manajemen kebidanan & langkah varney dan

pendokoumentasian secara SOAP pada Ny. M di PMB Bd.

d. Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bayi baru lahir

pendekatan manajemen kebidanan & langkah varney dan

pendokoumentasian secara SOAP pada Ny. M di PMB Bd.

W
C. Gambaran Khusus

Ny. M (21 tahun) agama islam, pendidikan terakhir

SMP, pekerjaan IRT. Ny. M merupakan istri dari Tn. M (27

tahun) agama islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan

karyawan. Beralamat Kp. Cisuuk Rt 01/02, Desa Cibeuteung

udik, Kec.Ciseeng. Ny. M mengatakan ini merupakan

kehamilan yang pertama. Belum pernah melahirkan, belum

pernah keguguran (G1P0A0). Hari Pertama Haid Terakhir

tanggal 10 Mei 2022 dan Tafsiran Persalinan 14 Februari

2023.

Pada tanggal 03 Februari 2022 pukul 09:45 WIB, Ny.

M datang ke klinik Bd. W dengan kunjungan hamil pertama

dengan mahasiswa dengan diagnosa ibu : G1P0A0 hamil 38

minggu 3 hari ibu mengatakan tidak ada keluhan untuk saat

ini dengan TD 110/80 mmHg, S 36,5˚C, N 80x/M, Rr 20x/M,

Lila 25 cm, BB 51 Kg, TFU 3 Jari dibawah processus

xyphoideus (PX) (Mc. Donald 33 cm), dan diagnosa janin

tunggal hidup letak kepala sudah masuk PAP (Divergen),

dengan DJJ 140x/m, PM 1 tempat (kuadran kanan bawah

pusat). USG, Uk 36 mg 1 hr, Tbj :2,85 gram

Pada tanggal 08 Februari 2023 pukul 10:00 WIB, Ny.

M datang ke klinik Bd. W dengan kunjungan ulang yang kedua


dengan mahasiswa, dengan diagnosa ibu : G1P0A0, hamil 39

minggu 2 hari, dengan keluhan mulas-mulas teratur dan

keluar lendir bercampur darah. TD 110/80 mmHg, nadi 80x/m,

suhu 36,4˚C, Rr 22x/m, TFU 3 jari dibawah prosesus xifoideus

(Mc Donald 33 cm), HIS 5x10’x40”. Pemeriksaan dalam

dinding vagina tidak ada kelainan, porsio teraba tebal, p

embukaan 2 cm, ketubahn utuh, posisi UUK kanan depan,

presentasi kepala, prnurunan Hodge III, tidak ada molase.

Pada pukul 20:30 WIB Ny. M mengeluh ingin meneran

dan mulas semakin kuat, dilakukan pemeriksaan dalam

dengan dinding vagina tidak ada massa, porsio tidak teraba,

pembukaan lengkap (10cm), ketubahn sudah pecah spontan

pukul 20:45 warna jernih, presentasi kepala, posisi UUK kana

depan, sutura tidak ada molase, penurunan Hodge IV. Pukul

21:30 WIB bayi lahir spontan, JK Perempuan, BB 3000 gram,

PB 48 cm, menangis kuat, kulit kemerahan, tonus oto baik.

Pukul 21:40 WIB plasenta lahir spontan lengkap. Terdapat

robekan rupturen perinuim grade 1. Jumlah perdarahan

kurang lebih 10cc ibu dalam keadaan baik . Pukul 22:00 WIB

Neonatus cukup bulan sesuai dengan masa kehamilan usia 1

jam DJB 140x/m, RR 50x/m, Suhu 36,5˚C, BB 3000 gram, PB

48 cm, kulit kemerahan, bayi cukup aktif dan dalam keadaan

baik, sudah dilakukan penyuntikan Vitamin K 1 mg dipaha kiri


bagian luar dan 6 jam setelah kemudian disuntikan HB0 di

paha bagian luar.

Pada tanggal 08 Februari 2023 Pukul 06:00 WIB Ny. M

suami 21 Tahun P1A0 6 jam postpartum. TD 120/80 mmHg,

nadi 78x/m , RR 22x/m , S 36,5˚C , TFU 2 jari dibawah pusat,

kontraksi uterus baik, perdarahan 10 cc , kandung kemih

kosong, pengeluaran lochea rubra, warna kemerahan, baunya

khas. Ibu dan bayi dalam keadaan baik. Bayi neonatus cukup

bulan sesuai masa kehamilan usia 6 jam DJB 142x/m, RR

50xm, s 36,5˚C, BB 3000 gram, PB 48 cm, kulit kemerahan,

bayi cukup aktif dan dalam keadaan baik, sudah dilakukan

penyuntikan HB0 di paha kanan bagian luar.

Pada tanggal 15 Februari 2023 Pukul 09.30 WIB Ny.

M P1A0 post partum 6 hari. Ibu mengatakan tidak ada

keluhan, TD 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,6 oC,

RR 21x/menit, TFU pertengahan pusat dan simpisis,

kandung kemih kosong, pengeluaran lochea sanguinolenta,

merah kecoklatan, baunya khas, jumlahnya + 10 cc. Bayi

neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 hari,

DJB 131x/menit, RR 46x/menit, suhu 36,4oC, BB: 2900

gram, PB 48 cm, tali pusat sudah puput dan tidak ada tanda-

tanda infeksi, bayi tidak kuning, ibu dan bayi dalam keadaan

baik.
Pada tanggal 28 Februari 2023 Pukul 10.00 WIB Ny.

M Postpartum 14 hari ibu mengatakan ....

D. Waktu dan Tempat Pengambilan Studi Kasus

a. ANC (Antenatal Care)

1) Kunjungan ANC ke I pada hari Jumat, tanggal 03 Februari

2023, pukul 09:45 WIB di PMB Bd. W

2) Kunjungan ANC ke II pada hari RAbu, tanggal 08 Februari

2023, pukul 10:00 WIB di PMB Bd. W

b. INC (Intra Natal Care)

1) Ibu bersalin pada hari Rabu, tanggal 08 Februari 2023, pukul

20:30 WIB di PMB Bd. W

c. PNC (Post Natal Care)

1) Asuhan nifas pertama pada hari Rabu, tanggal 08 Februari

2023, pukul 06:00 WIB di ruang nifas PMB Bd. W

2) Asuhan nifas kedua pada hari Senin, tanggal 15 Februari

2023, pukul 10:00 WIB di PMB Bd. W

3) Asuhan BBL ketiga pada hari Senin, tanggal 15 Februari

2023, pukul 10:00 WIB kunjungan rumah

Anda mungkin juga menyukai