Anda di halaman 1dari 10

STIKES PELITA ILMU DEPOK

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

MK : KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL


TA. 2022/2023

Jl. Bojongsari Raya No 34 Bojongsari Depok Jawa Barat

Telp/fax 021 7409559 Email :pelitailmu@ymail.com/akbidpi@gmail.com


RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Institusi : STIKES PELITA ILMU DEPOK


Jurusan DIII Kebidanan
Program Studi : Kebidanan
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Bobot/Sks : 4 SKS (T= 2 P = 2)
Kode Mata Kuliah : Bd. 305
Sifat : Mata kuliah konseptual/teoritik dan pratikum*)
Semester : V
Periode Kuliah : September 2022 – Februari 2023
Jumlah Pertemuan tatap muka : 2Tx1 jamx14 = 28jam
2Px3 jamx14 = 84jam
Total 112 jam/14 = 8 jam/minggu

Jadwal Kuliah : Selasa, Kamis, Jumat


Ruang : Kelas
Koordinator : Romaulina Sipayung, SST.,MKeb
Tim : 1. dr.Taufik Zein, SpOG (TZ )
2. Dr. Ade Jubaedah, SSiT, MM, MKM (AJ)
3. Romaulina Sipayung, SST.,MKeb (RS)
4. Holisoh, SST ( H)

A. DESKRIPSI
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan
pertolongan pertama pada kegawatdarurataan maternal dan neonatal dalam pelayanan
kebidanan

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI (PROGRAM LEARNING


OUTCOME)
Mahasiswa mampu melakukan pertolongan pertama pada kegawatdarurataan maternal
dan neonatal dalam memberikan pelayanan kebidanan

.
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (COURSES LEARNING
OUTCOME)
Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu:
Setelah mengikut perkuliahan,mahasiswa mampu:
1. Memahami konsep dasar kegawatdaruratan maternal dan neontatal
2. Mengidentifikasi prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal
3. Melakukan asuhan kegawatdaruratan pada hamil muda
4. Melakukan asuhan kegawatdaruratan pada kehamilan lanjut
5. Melakukan asuhan kegawatdaruratan pada persalinan
6. Melakukan asuhan kegawatdaruratan pasca persalinan
7. Melakukan asuhan kegawatdaruratan pada neonatal
8. Melakukan asuhan kegawatdaruratan rujukan dalam kasus maternal dan neonatal

D. BAHAN/SUBSTANSI KAJIAN
1. Konsep dasar kegawatdaruratan maternal dan neontatal
2. Prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal
3. Asuhan kegawatdaruratan pada hamil muda
4. Asuhan kegawatdaruratan pada kehamilan lanjut
5. Asuhan kegawatdaruratan pada persalinan
6. Asuhan kegawatdaruratan pasca persalinan
7. Asuhan kegawatdaruratan pada neonatal
8. Asuhan kegawatdaruratan rujukan dalam kasus maternal dan neonatal

E. STRATEGI (KEGIATAN PEMBELAJARAN)


Pembelajaran akan dilakukan dengan strategi student active learning. Dosen akan
mendorong dan memfasilitasi mahasiswa untuk aktif mencari dan menemukan berbagai
konsep yang harus dikuasai. Untuk memenuhi kondisi tersebut, ada 4kegiatan utama yang
akan dilaksanakan dalam perkuliahan:
1. Presentasi (penyajian) materi oleh dosen. Dosen mempresentasikan materi di 2-3 kali
pertemuan pertama. Materi yang dipresentasikan adalah kontrak kuliah, garis besar
keseluruhan konsep/materi yang akan dipelajari dalam satu semester. Pembagian
tugas (individu dan kelompok) juga diinformasikan dan disepakati pada pertemuan
ke-1 sampai dengan ke-2.. Pada setiap diskusi kelas dosen juga mempunyai kewajiban
untuk menyajikan paparan sebagai klarifikasi dan sekaligus penguatan terhadap
konsep/materi yang dibahas dalam diskusi kelas.
2. Penugasan. Mencakup penugasan membuat paper kelompok, membuat resume
perkuliahan dan tugas studi kasus.
3. Diskusi kelas. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk presentasi paper
kelompok dalam diskusi kelas. Pada setiap akhir diskusi kelas, dosen harus
memberikan presentasi untuk mengklarifikasi materi yang dibahas dalam diskusi.
4. Pratikum. Dosen mendemostrasikan praktik. Mahasiswa dibagi dalam kelompok
kecil. Setiap mahasiswa dalam kelompok mendapatkan kesempatan untuk melakukan
praktik.

F. TAGIHAN
Ada 3 tugas (sebagai tagihan) yang harus dikerjakan dan diserahkan oleh mahasiswa,
selama mengikuti perkuliahan, yaitu:
1. Membuat paper kelompok. Kelas dibagi kedalam 10 kelompok. Setiap kelompok
ditugaskan untuk membuat paper tentang topik tertentu. Topik diambil dari daftar
substansi kajian yang telah ditetapkan. Paper disajikan dalam diskusi kelas. Petunjuk
penulisan paper lebih detail dapat dilihat pada lampiran.
2. Melakukan dan membuat laporan studi kasus. Setiap mahasiswa ditugaskan untuk
melakukan studi kasus, sebagai tugas akhir perkuliahan. Tugas dan pedoman studi
kasus disosialisasikan di awal perkuliahan. Mahasiswa memiliki waktu untuk studi
kasus sepanjang semester. Petunjuk lebih detail pelaksanaan studi dapat dilihat pada
lampiran.
3. Membuat resume perkuliahan. Pada setiap akhir pertemuan kuliah, mahasiswa
ditugaskan membuat resume singkat, tentang konsep/materi yang diperolah pada
pertemuan tersebut. Resume menggunakan format yang telah ditetapkan, dan dikirim
melalui email, paling lambat 24 jam dari waktu akhir perkuliahan. Petunjuk
pembuatan resume lebih detail dapat dilihat pada lampiran.

G. PENILAIAN
Aspek-aspek yang akan dinilai untuk menentukan nilai akhir dalam perkuliahan adalah:
1. Teori
a. U T S : 20 %
b. U A S : 30 %
2. Praktik (Penugasan) : 50 %

H. PERATURAN (TATA TERTIB)


1. Mahasiswa hadir dalam perkuliahan tatap muka minimal 80% dari jumlah pertemuan
ideal. Setiap mahasiswa harus aktif dan partisipatif dalam perkuliahan.
2. Dosen dan Mahasiswa tiba di kelas tepat waktu sesuai dengan waktu yang
ditetapkan/disepakati. Toleraransi keterlambatan 15 menit setelah perkuliahan dimulai
3. Ada pemberitahuan jika tidak hadir dalam perkuliahan tatap muka.
4. Selama perkuliahan berlangsung, HP dalam posisi off atau silent.
5. Meminta izin (dengan cara mengangkat tangan) jika ingin berbicara, bertanya,
menjawab, meninggalkan kelas atau keperluan lain.
6. Saling menghargai dan tidak membuat kegaduhan/gangguan/kerusakan dalam kelas.
7. Tidak boleh ada plagiat dan bentuk-bentuk pelanggaran norma lainnya

I. SUMBER (REFERENSI)
Buku Utama
1. Buku Acuan Nasional Pelayanan kesehatan Material dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka, Jakarta
2. Sweet R. Betty, 2000, Mayes’ Midwifery. A text book for midwives, bailliere Tindal
London Philadelphie Toronto Sydney Tokyo
3. Maryunani,Anik. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta : CV
Trans Info Media.
4. Yulianingsih.2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta : CV Trans Info
Media
5. JHPIEGO, 2008, Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal edisi Revisi, Jakarta, JNPK-KR
6. Sumarah, dkk.2009. Perawatan Ibu Bersalin.Yogyakarta: Fitramaya
7. Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
8. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, 2001, Buku 3 Askeb pada ibu Intrapartum
9. Bobak, 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4, Jakarta, EGC
10. Wirakusumah, Firman F. dkk. 2010. Obstetri Fisiologi Ilmu Kesehatan Reproduksi
Fakultas Kedokteran UNPAD. Jakarta. EGC.
11. Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
12. Varney, Helen.dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol 2. Jakarta. EGC.
13. Manuaba, Ida, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta. EGC.
14. Liu, David T.Y. 2008. Manual Persalinan Edisi 3. Jakarta: EGC.
15. Cu`nningham. 2006.Obstetri William edisi 21. Jakarta: EGC.

J. SATUAN ACARA PERKULIAHAN


(Lihat di halaman berikut)
Hari/
PER Alokasi Dosen
Tanggal/ Sub Kompetensi Materi Perkuliahan Pengalaman Belajar
T Waktu Pengajar
Waktu
1 Menjelaskan konsep  Pengertian kegawatdaruratan Mendiskusikan Konsep 2T RS
kegawatdaruratan maternal maternal dan neonatal kegawatdaruratan maternal
dan neonatal  Jenis-jenis kegawatdaruratan dan neonatal
maternal neonatal
2 Menjelaskan prinsip  Prinsip penanganan Mendiskusikan penanganan 2T RS
penanganan kegawatdaruratan maternal dan kegawatdaruratan maternal
kegawatdaruratan maternal neonatal dan neonatal
dan neonatal  Definisi dari penanganan
kegawatdaruratan maternal dan
neonatal
 Penanganan umum pada kondisi
kegawatdaruratan maternal dan
neonatal

3 Melakukan Asuhan  Pendarahan pada kehamilan muda Diskusi Asuhan 2T TZ


kegawatdarutan pada (Abortus) kegawatdarutan pada
kehamilan muda  Anemia pada kehamilan kehamilan muda
 Penanganan kegawatdarurtan pada
ibu hamil dengan abortus
 Penanganan kegawatdarurtan pada
ibu hamil dengan anemia
4 Melakukan Asuhan  Pendarahan pada kehamilan lanjut Diskusi Asuhan 2T TZ
kegawatdarutan pada (solution plasenta & plasenta kegawatdarutan pada
kehamilan lanjut previa) kehamilan lanjut
 Presentasi abnormal pada
kehamilan
5 Melakukan Asuhan  Pre eklampsia dan eklamsia pada Diskusi Asuhan 2T TZ
kegawatdaruratan pada kehamilan kegawatdarutan pada
Kehamilan lanjut  Penanganan kegawatdarutan pada kehamilan lanjut
pre eklampsia dan eklamsia

6 Melakukan Asuhan  Ketuban pecah dini Diskusi Asuhan 2T TZ


kegawatdaruratan pada  Penanganan kegawatdarutan pada kegawatdarutan pada
persalinan ibu bersalinn dengan ketuban persalinan
pecah dini

7 Melakukan Asuhan  Inersia uteri dan partus presipitatus Diskusi Asuhan 2T TZ


kegawatdaruratan pada  Penanganan kegawatdarutan pada kegawatdarutan pada
persalinan inersia uteri dan partus presipitatus persalinan
 Gawat janin pada persalinan
 Penanganan kegawatdarutan pada
gawat janin
8 Melakukan Asuhan  Distosia bahu dan sungsang Diskusi Asuhan 2T TZ
kegawatdaruratan pada  Penanganan kegawatdarutan pada kegawatdarutan pada
persalinan distosia bahu dan sungsang persalinan

9 Melakukan Asuhan  Pendarahan pada pasca persalinan: Diskusi Asuhan 2T TZ


kegawatdaruratan pada Retensio plasenta, Robekan Jalan kegawatdarutan pasca otto
pasca persalinan Lahir, Haemoragic Post Partum persalinan
(HPP)
 Penanganan kegawatdarutan pada
Retensio plasenta, Robekan Jalan
Lahir, Haemoragic Post Partum
10 Melakukan Asuhan  Syok pada persalinan Diskusi Asuhan 2T TZ
kegawatdaruratan pada  Penanganan kegawatdarutan syok kegawatdarutan pasca otto
pasca persalinan pada persalinan persalinan
11 Melakukan Asuhan  Asfiksia neonatorum Diskusi Asuhan 2T TZ
kegawatdaruratan pada  Resusitasi kegawatdarutan pada
neonatus neonatus

12 Melakukan Asuhan  Hipotermia Diskusi Asuhan 2T TZ


kegawatdaruratan pada  Penanganan kegawatdarutan pada kegawatdarutan pada
neonatus bayi dengan hipotermi neonatus
 Bayi berat lahir rendah
 Penanganan kegawatdarutan pada
bayi dengan BBLR
13 Melakukan Asuhan  Ikterus/hiperbillirubinemia Diskusi Asuhan 2T AJ
kegawatdaruratan pada  Penanganan kegawatdarutan pada kegawatdarutan pada
neonatus bayi dengan neonatus
ikterus/hiperbillirubinemia
 Tetanus neonatorum
 Penanganan kegawatdarutan pada
bayi dengan tetanus neonatorum
14 Melakukan Rujukan dalam  Sistem rujukan Kajian kasus 2T AJ
asuhan kegawatdaruratan  Proses rujukan kasus kebidanan
kebidanan  Hal yang perlu diperhatikan dalam
merujuk kasus kegawatdaruratan

UTS
15 Melakukan penanganan  Praktik penanganan Pratikum 2P RS
kegawatdarurtan pada ibu kegawatdarurtan pada ibu hamil
hamil dengan abortus dengan abortus
16 Melakukan penanganan  Praktik penanganan 2P
kegawatdarurtan pada ibu kegawatdarurtan pada ibu hamil RS
hamil dengan anemia dengan anemia
17 Melakukan penanganan  Praktik penanganan Pratikum 2P
kegawatdarutan pada kegawatdarutan pada kehamilan RS
kehamilan lanjut (solution lanjut (solution plasenta & plasenta
plasenta & plasenta previa) previa)

18 Melakukan penanganan  Praktik penanganan Pratikum 2P RS


kegawatdarutan pada kegawatdarutan pada presentasi
presentasi abnormal pada abnormal pada kehamilan
kehamilan

19 Melakukan Penanganan  Praktik Penanganan Pratikum 2P TZ


kegawatdarutan pada kegawatdarutan pada distosia bahu
distosia bahu dan sungsang dan sungsang

20 Melakukan Penanganan  Praktik Penanganan Pratikum 2P TZ


kegawatdarutan pada pre kegawatdarutan pada pre
eklampsia dan eklamsia eklampsia dan eklamsia

21 Melakukan Penanganan  Praktik Penanganan Pratikum 2P RS


kegawatdarutan pada ibu kegawatdarutan pada ibu bersalinn
bersalinn dengan ketuban dengan ketuban pecah dini
pecah dini
22 Melakukan Penanganan  Praktik Penanganan Pratikum 2P TZ
kegawatdarutan pada kegawatdarutan pada inersia uteri
inersia uteri dan partus dan partus presipitatus dan
presipitatus dan kegawatdarutan pada gawat janin
kegawatdarutan pada gawat
janin
23 Melakukan Penanganan  Praktik Penanganan Pratikum 2P AJ
kegawatdarutan pada kegawatdarutan pada Retensio
Retensio plasenta, Robekan plasenta, Robekan Jalan Lahir,
Jalan Lahir, Haemoragic Haemoragic Post Partum
Post Partum
24 Melakukan penanganan  Praktik penanganan syok pada Pratikum 2P TZ
syok pada persalinan persalinan
25 Melakukan Penanganan  Praktik Penanganan Pratikum 2P H
kegawatdarutan pada bayi kegawatdarutan pada bayi dengan
dengan BBLR dan BBLR dan hipotermi
hipotermi
26 Melakukan penanganan  Praktik penanganan Pratikum 2P H
kegawatdaruratan pada kegawatdaruratan pada bayi
bayi dengan Asfiksia dengan Asfiksia neonatorum
neonatorum  Praktik Resusitasi

27 Melakukan Penanganan  Praktik Penanganan Pratikum 2P H


kegawatdarutan pada bayi kegawatdarutan pada bayi dengan
dengan ikterus/hiperbillirubinemia
ikterus/hiperbillirubinemia
28 Melakukan Penanganan  Praktik Penanganan Pratikum 2P H
kegawatdarutan pada bayi kegawatdarutan pada bayi dengan
dengan tetanus neonatorum tetanus neonatorum
UJIAN AKHIR SEMESTER

Mengetahui
Ketua Stikes Pelita ilmu Depok Koordinator Mata Kuliah

Hj Ade Jubaedah, SSiT, MM, MKM Romaulina Sipayung, SST.,MKeb

Anda mungkin juga menyukai