Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KOMPREHENSIF

Asuhan Komprehensif yaitu manajemen kebidanan mulai dari ibu hamil,


bersalin, sampai bayi baru lahir sehingga persalinan dapat berlangsung dengan aman dan
bayi yang dilahirkan selamat dan sehat sampai dengan masa nifas (Lapau, 2015).
pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang
wanita dan bidan disebt dengan Continuity of care . Asuhan yang berkelanjutan yang
berkaitan dengan tenaga profesional kesehatan, pelayanan kebidanan dilakukan mulai
prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran, sampai 6 minggu
pertama postpartum. Tujuannya adalah untuk membantu upaya percepatan penurunan
AKI (Legawati, 2018).
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81). Menurut Yuliana tahun 2015, Kehamilan
merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil membutuhkan
dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat menjalani proses kehamilan
sampai melahirkan dengan aman dan nyaman.
Kehamilan dengan riwayat mata minus merupakan salah satu kewaspadaan yang
harus di lewati ibu dengan mata minus. Komplikasi yang dapat terjadi berupa
terbentuknya pembuluh darah baru di retina yang rentan mengalami pendarahan. selain
itupun penderita mata minus sangat rentan mengalami kerusakan retina yang diperburuk
saat melahirkan normal(Dian H.R tahun 2019). Menurut Dian H. R tahun 2019
seseorang tetap dapat melahirkan secara normal meskipun menderita mata minus dengan
usaha mengejan saat melahirkan normal tidak berlebihan. Namun, ibu hamil dengan
mata minus dianjurkan untuk melakukan pemriksaan mata oleh dokter mata secara rutin
agar dapat dinilai dan dipantau kondisi struktur bola matanya. Setelah melewati proses
kehamilan, seorang ibu akan melewati proses selanjutnya yaitu persalinan.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi baik berupa janin dan
plasenta yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai
dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks
secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sholichah, Nanik 2017: 80).
Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun bila tidak dikelola
dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. Setiap individu berhak untuk dilahirkan
secara sehat. oleh karena itu, setiap wanita usia subur (WUS), ibu hamil, ibu bersalin,
dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Persalinan merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dimana angka kematian Ibu yang
masih cukup tinggi (Purwandari, dkk, 2014: 47).
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data World Health
Organization (WHO), AKI di dunia pada tahun 2015 diperkirakan 303.000 per 100.000
KH. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) di dunia menurut data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2016 diperkirakan 41 per 1000 KH (WHO, 2018).
AKI di Indonesia sudah mengalami penurunan pada periode tahun 1994-2012
yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per 100.000 KH, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000
KH, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 KH, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 KH,
namun pada tahun 2012, AKI meningkat kembali menjadi 359 per 100.000 KH. Angka
kematian bayi dapat dikatakan penurunan terus menurun dan pada SDKI 2012
menunjukan angka 32 per 1.000 KH (SDKI 2012). Hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 2015 AKI maupun AKB menunjukan penurunan (AKI 305 per 100.000 KH
dan AKB 22,23 per 1.000 KH) (KemenKes, 2017).
Berdasarkan data WHO, AKI di negara-negara maju rata-rata hanya di angka
12-14 per 100.000 kelahiran. Menurut ASEAN Millenium Development Goals (MDGs)
tahun 2017, pada tahun 2015 kematian ibu di Indonesia masih mencapai 305 per 100
ribu. Angka ini tiga kali lipat lebih tinggi daripada target MDGs Indonesia, yaitu 102 per
100 ribu. Dari angka tersebut, tentu dapat ditarik hasil bahwa Indonesia masih jauh
tertinggal dari negara-negara lain di Dunia dan ASEAN. Di DKI Jakarta, Menurut
Koesmaedi Priharto selaku Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta (2018) AKI di Jakarta
mengalami penururunan. Menurut data menyebutkan, AKI di Jakarta menurun dari
56,5% pada tahun 2015 menjadi 53,2 % dari 100.000 pada tahun 2016. Menurut Siti
Susanti (2019), AKI di Puskesmas Kelurahan Semper Barat mencapai angka 10 dari
bulan Januari sampai dengan bulan November 2019 ini.
Menurut Wahyuningsih tahun 2018, Selain proses kehamilan dan persalinan,
indikator yang menyumbang AKI tinggipun di dapat dari masa nifas. Jika ditinjau dari
penyabab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor
dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan
perhatian yang tinggi pada masa nifas. Menurut wahyuningsih tahun 2018, Diperkirakan
bahwa 60% kematian terjadi pada masa postnatal, dan 50% kematian masa nifas terjadi
karena perdarahan dalam 24 jam pertama postnatal, dan juga terdapat beberapa proporsi
perdarahan postpartum sekunder yang terjadi pada masa nifas awal (early postpartum)
hingga masa nifas lanjut (late postpartum).
Asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui merupakan bagian dari
kompetensi utama seorang bidan. Menurut Wahyuningsih tahun 2018, Masa nifas dan
menyusui merupakan komponen dalam daur hidup siklus reproduksi seorang perempuan.
Bidan mempunyai peran penting dalam memfasilitasi dan memberikan asuhan yang
aman dan efektif, memberikan pendidikan kesehatan dan konseling serta melakukan
penatalaksanaan asuhan kebidanan (Wahyuningsih H. 2018).
Setelah semua proses kehamilan, persalinan dan nifas. Seorang bidan tidak akan
luput dari asuhan pada bayi baru lahir, neonatus, dan anak. Peran bidan dalam asuhan
bayi baru lahir salah satunya adalah pemberian ASI Eksklusif dan perawatan tali
pusat(Dewi, 2015). Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih
sayang ibu dengan bayi yang dilahirkan yang bersatu dalam hubungan psikologis dan
fisiologis. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang
berat. (Kukuh Rahardjo, 2014 : 5).
Berdasarkan hal diatas, seorang bidan harus mampu melakukan asuhan secara
contunity of care agar dapat memantau kesehatan seorang perempuan. Oleh karena itu,
penulis melakukan asuhan komprehensif pada Ny.T untuk dapat memantau kesehatan
dari masa hamil, bersalin, dan nifas.

Anda mungkin juga menyukai