Anda di halaman 1dari 62

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KELANCARAN PROSES

PERSALINAN IBU PRIMIGRAVIDA


DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
BANDA ACEH TAHUN 2013

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program


Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah
Banda Aceh

Oleh :

Oleh :

CUT RAHMY
NIM : 10010013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) U’BUDIYAH


DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH
TAHUN 2013

1
ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KELANCARAN


PROSES PERSALINAN IBU PRIMIGRAVIDA DI RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH TAHUN 2013

Cut Rahmy1,Ismail2

xi + 47 halaman: 9 tabel, 11 lampiran

Latar belakang : Kecemasan (ansietas) adalah sebuah emosi dan pengalaman


subjektif dari seseorang. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada 10 orang ibu
primigravida yang melahirkan di rumah sakit ibu dan anak, didapatkan 6 orang
mengatakan cemas ketika menjalani proses persalinan.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan
kelancaran proses persalinan ibu primigravida.
Metode penelitian : Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional.
Populasinya adalah seluruh ibu yang melahirkan anak pertama di Rumah Sakit Ibu
dan Anak pada saat dilakukan penelitian. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
tekhnik accidental sampling. Penelitian telah dilakukan pada tanggal 27 juni s/d 03
juli 2013.
Hasil penelitian : Dari 36 responden yang diteliti diketahui bahwa dari 23 responden
yang mengalami tingkat kecemasan berat dan sedang ternyata 7.7% proses
persalinan berjalan lancar sementara dari 13 responden yang mengalami kecemasan
ringan dan tidak merasakan cemas ternyata 92.3% proses persalinan berjalan lancar.
Kesimpulan dan Saran : Adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan
kelancaran persalinan pada ibu primigravida dengan nilai p = 0.00. Dalam penelitian
ini peneliti menyarankan kepada petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan
pelayanan terhadap ibu hamil sehingga dia siap menghadapi persalinannya.

Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Kelancaran Persalinan, Primigravida


Sumber : 17 buku (1998-2012) + 1 internet

_________________________________________________________________
1
Mahasiswi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
2
Dosen Pembimbing Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadhirat Allah SWT karena hanya dengan

berkat rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya tulis

Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kelancaran

Proses Persalinan Ibu Primigravida Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh

Tahun 2013” telah dapat peneliti selesaikan, tidak lupa pula shalawat serta salam

kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah merubah dan memperbaiki akhlak

ummat manusia dipermukaan bumi ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan

kepada bapak Ismail, SKM. M. Pd selaku pembimbing yang telah memberikan

masukan dan arahan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Dalam kesempatan

ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dedi zefrizal, ST selaku ketua yayasan U’Budiyah banda aceh.

2. Ibu marniati, M.Kes, selaku ketua STIKes U’Budiyah banda aceh.

3. Ibu cut efriana, SST selaku ketua jurusan kebidanan STIKes U’Budiyah Banda

Aceh.

4. Bapak ismail, SKM. M.Pd selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan

waktu dan pemikiran dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

5. Dr. Muhammad M.Ph selaku penguji I yang saya hormati.

6. Ibu Munizar SST selaku penguji II yang saya hormati.


7. Dosen dan seluruh staf pendidikan diploma III kebidanan STIKes U’Budiyah

banda aceh yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama peneliti mengikuti

pendidikan.

8. Keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dorongan moral dan

materi seiring doa restu beliau sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini.

9. Kepada rekan seperjuangan yang telah banyak memberi bantuan dan dorongan

kepada peneliti selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Secara khusus, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada ayahanda dan ibunda tercinta beserta keluarga yang telah

memberikan motivasi kepada peneliti selama ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak terdapat kekurangan yang disebabkan oleh peneliti sendiri. Oleh karena itu

kritikan dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk perbaikan karya

tulis ilmiah ini. Akhirnya dengan satu harapan semoga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan bagi semua kalangan yang

membacanya, Amin.....

Banda Aceh, 21 Agustus 2013

Peneliti
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................... iii
PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1


A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Rumusan masalah........................................................ 3
C. Tujuan penelitian ......................................................... 3
D. Manfaat penelitian ....................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................... 5


A. Konsep dasar kecemasan (ansietas) ............................ 5
1. Pengertian .............................................................. 5
2. Gangguan kecemasan ............................................ 5
3. Jenis kecemasan .................................................... 6
4. Tingkatan kecemasan ............................................ 7
5. Etiologi .................................................................. 11
B. Konsep kecemasan dalam menghadapi persalinan ..... 12
C. Konsep dasar persalinan .............................................. 14
1. Pengertian .............................................................. 14
2. Macam-macam bentuk persalinan......................... 14
3. Sebab-sebab mulainya persalinan ......................... 15
4. Tahapan persalinan................................................ 18
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan ...... 25
D. Konsep dasar primigravida ......................................... 27

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN ......................... 29

A. Kerangka konsep ......................................................... 29


B. Definisi operasional .................................................... 30
C. Hipotesa penelitian ...................................................... 31

BAB IV METODELOGI PENELITIAN ...................................... 32


A. Jenis penelitian ............................................................ 32
B. Populasi dan sampel .................................................... 32
C. Tempat dan waktu penelitian ...................................... 34
D. Pengumpulan data ....................................................... 34
E. Pengolahan data dan analisa data ................................ 35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. 38


A. Hasil Penelitian ........................................................... 38
B. Pembahasan ................................................................. 42

BAB VI PENUTUP ...................................................................... 47


A. Kesimpulan ................................................................. 47
B. Saran ............................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Lamanya Persalinan .................................................................. 22

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................. 30

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan .................................. 39

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Penghasilan ................................ 39

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Usia ............................................ 40

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan ................................. 40

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kelancaran Proses Persalinan .... 41

Tabel 5.6 Tingkat Kecemasan dengan Kelancaran Proses Persalinan ...... 41

Tabel 5.7 Tingkat Kecemasan dengan Kelancaran Proses Persalinan ...... 42


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ................................................................ 29


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembaran Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 : Lembaran Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 : Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 5 : Surat Balasan Pengambilan Data Awal
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 7 : Surat Selesai Penelitian
Lembaran 8 : Master Tabel Penelitian
Lembaran 9 : Lembaran Konsul
Lampiran 10 : Daftar Hadir Sidang
Lampiran 11 : Biodata Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelahiran bayi merupakan awal dimulainya satu dunia baru bagi ibu.

Namun demikian kesinambungan elemen-elemen psikis dari macam-macam fase

keibuan (terbentuknya janin, kehamilan, dan kelahiran bayi) masih terus

berlangsung. Elemen-elemen ini terus tampil dalam variasi dan gradasi yang

bermacam-macam, ada yang berlangsung normal ada pula yang semakin lemah

dan selanjutnya lenyap sama sekali, tapi ada pula unsur psikis yang terus

berkembang secara menetap lalu menjelma menjadi gejala patologis (Dahro,

2012).

Di Indonesia AKI masih sangat tinggi, yaitu 343/100.000 kelahiran hidup

di tahun 1999, dan di tahun 2007 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup, data

tersebut sesuai dengan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (Dinkes,

2011).

Provinsi Aceh mengemukakan jumlah kematian ibu yang dilaporkan

adalah 163 orang dari perhitungan AKI tahun 2011 sebesar 158/100.000 LH.

Sementara AKI di Aceh, bila dibandingkan pada tahun 2010 terjadi penurunan

dari 193/100000 LH menjadi 158/100.000 LH di tahun 2011 (Profil Kesehatan

Aceh, 2011).

Fenomena psikologis yang menyertai persalinan itu bermacam-macam.

Setiap wanita memiliki disposisi kepribadian yang definitif dan mewarnai proses
kelahiran bayinya. Secara garis besar, mewarnai itu mengandung pengertian

menonjolkan kepasifan dan keaktifan pada saat kelahiran bayinya. Perbedaan

dari dua disposisi yang pasif dan aktif itu mencolok pada periode kesakitan

preliminer atau mula-mula. Wanita yang bersikap pasif secara total sejak semula

sudah mempunyai anggapan bahwa mereka tidak perlu takut dan cemas, sebab

mereka tidak akan banyak menderita sesuai dengan nasihat atau sugesti pada

bidan dan dokter. Namun setelah merasakan sendiri kesakitan yang bertubi-tubi

dan semakin hebat mereka menjadi sangat marah dan tidak sabar. Sebaliknya,

tipe yang aktif menjadi semakin gelisah dan meningkatkan berbagai aktifitas

sehari-hari (Dahro, 2012).

Kecemasan merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap

jalannya persalinan dan berakibat pembukaan kurang lancar. Dampak dari

kecemasan dapat menimbulkan rasa sakit pada persalinan dan berakibat

timbulnya kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang tidak baik ( Mochtar, 2002).

Menurut Aryasatiani (2005) dalam penelitiannya menemukan lebih dari

12% ibu‐ibu yang pernah melahirkan mengatakan bahwa mereka mengalami

cemas pada saat melahirkan dimana pengalaman tersebut merupakan saat‐saat

tidak menyenangkan dalam hidupnya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada 10 orang ibu primigravida yang

melahirkan di rumah sakit ibu dan anak, didapatkan 6 orang mengatakan cemas

ketika menjalani proses persalinan sementara 4 orang lainnya tidak merasakan

apa-apa.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti melakukan penelitian tentang

Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kelancaran Proses Persalinan Ibu

Primigravida Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang diatas, maka peneliti

membuat perumusan masalah yaitu adakah Hubungan Tingkat Kecemasan

Dengan Kelancaran Proses Persalinan Ibu Primigravida Di Rumah Sakit Ibu dan

Anak Banda Aceh Tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kelancaran

Proses Persalinan Ibu Primigravida Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh

Tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk peneliti

Dapat menambah ilmu serta wawasan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah

dan dapat diaplikasikan di lapangan.

2. Untuk tempat penelitian

Dapat menjadi bahan masukan sebagai informasi yang berguna terkait

mengenai Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kelancaran Proses

Persalinan Ibu Primigravida.


3. Untuk institusi pendidikan

Bagi akademi Kebidanan Stikes U’Budiyah dapat menjadi kajian maupun

referensi di perpustakaan serta meningkatkan kemampuan peserta pendidik

mengenai Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kelancaran Proses

Persalinan Ibu Primigravida.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kecemasan (Ansietas)

1. Pengertian

Cemas ( ansietas ) adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari

seseorang. Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat

seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi, cemas

berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya (Kusuma &

Hartono, 2011).

Kecemasan adalah situasi yang dirasa tidak menyenangkan dan ditakuti

oleh fisik yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang mengancam

(Feist, 2010).

2. Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan (anxiety disorders) adalah gangguan psikologis

yang mencakup ketegangan motorik (bergetar, tidak dapat duduk dengan

tenang, tidak dapat bersantai, pusing, jantung yang berdetak cepat, dan juga

berkeringat) dan harapan-harapan, pikiran-pikiran yang mendalam.

Gangguan kecemasan berbeda dengan kecemasan sehari-hari yang

mungkin kita alami, kecemasan ini tidak dapat kita kendalikan. Diperkirakan

40 juta orang dewasa Amerika diatas 18 tahun atau sekitar 18,1% orang dari

kelompok ini, didiagnosis memiliki gangguan kecemasan dalam setiap

tahunnya (King, 2010)


3. Jenis kecemasan

Adapun jenis-jenis kecemasan menurut Feist, 2010 adalah :

a. Kecemasan Neurosis (neurotic axiety) adalah rasa cemas akibat bahaya

yang tidak diketahui. Perasaan itu sendiri berada pada ego, tetapi

muncul dari dorongan-dorongan ide. Seseorang bisa merasakan

kecemasan neurosis akibat keberadaan guru, atasan atau figur otoritas

lain karena sebelumnya mereka merasakan adanya keinginan tidak

sadar atau menghancurkan salah satu atau kedua orang tua.

b. Kecemasan Moral (moral axiety) adalah berakar dari konflik antara ego

dan superego. Ketika anak membangun superego, biasanya di usia lima

atau enam tahun mereka mengalami kecemasan yang tumbuh dari

konflik antara kebutuhan realistik dan perintah superego. Misalnya,

kecemasan moral bisa muncul dari godaan seksual jika anak meyakini

bahwa menerima godaan tersebut adalah salah secara moral.

Kecemasan ini juga bisa muncul karena kegagalan bersikap konsisten

dengan apa yang mereka yakini benar secara moral. Misalnya, tidak

mampu mengurusi orang tua yang memasuki usia lanjut.

c. Kecemasan Realistik (realistic axiety) terkait erat dengan rasa takut.

Kecemasan ini didefinisikan sebagai perasaan yang tidak

menyenangkan dan tidak spesifik yang mencakup kemungkinan bahaya

itu sendiri. Misalnya kita bisa mengalami kecemasan realistik pada saat

berkendara dengan cepat dalam lalu lintas yang padat dan di kota asing,

yaitu situasi yang mencakup bahaya yang objektif dan nyata. Akan
tetapi, kecemasan realistik ini berbeda dari rasa takut karena tidak

mencakup objek spesifik yang ditakuti. Misalnya, kita merasa takut

pada saat kendaraan kita tiba-tiba tergelincir dan tidak bisa dikontrol di

jalan bebas hambatan yang licin akibat lapisan es.

4. Tingkatan kecemasan

Menurut Kusuma & Hartono ( 2011), tingkatan kecemasan terbagi atas:

a. Kecemasan ringan.

Individu waspada, lapang persepsi luas, menajamkan indera, dapat

memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah

secara efektif.

b. Kecemasan sedang

Individu hanya fokus pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi

penyempitan lapang persepsi dan masih dapat melakukan sesuatu

dengan arahan orang lain.

c. Kecemasan berat

Lapangan persepsi individu sangat sempit, perhatian hanya pada detail

yang kecil ( spesifik ) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal yang lain,

serta seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan

perlu banyak perintah/arahan untuk focus pada area lain.

d. Panik.

Individu kehilangan kendali diri dan detail, detil perhatian hilang, tidak

bisa melakukan apapun meskipun dengan perintah, terjadi peningkatan

aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan


orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak

mampu berfungsi secara efektif, serta biasanya disertai dengan

disorganisasi kepribadian. Kriteria serangan panik adalah palpitasi,

berkeringat, gemetar atau goyah, sesak napas, merasa tersedak, nyeri

dada, mual dan distress abdomen, pening, derealisasi atau

depersonalisasi, ketakutan kehilangan kendali diri, ketakutan mati, dan

parestesia.

Tingkat kecemasan dapat diukur dengan menggunakan Hamilton

Rating Scale for Anxiety (HRS-A) yang sudah dikembangkan oleh

kelompok Psikiatri Biologi Jakarta (KPBJ) dalam bentuk Anxiety Analog

Scale (AAS). Validitas AAS sudah diukur oleh Yul Iskandar pada tahun

1984 dalam penelitiannya yang mendapat korelasi yang cukup dengan

HRS A (r = 0,57 –0,84).

Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan

menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety

Rating Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang

didasarkan pada munculnya symptom pada individu yang mengalami

kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14 simptoms yang nampak pada

individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi

5 tingkatan skor antara 0 (Nol Persent) sampai dengan 4 (severe).

Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang

diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar

dalam pengukuran kecemasan terutama pada penelitian trial clinic. Skala


HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi

untuk melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu

0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan

dengan menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan

reliable.

Skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang dikutip Nursalam

(2003) penilaian kecemasan terdiri dan 14 item, meliputi:

a. Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah

tersinggung.

b. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu

dan lesu.

c. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal

sendiri dan takut pada binatang besar.

d. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari,

tidur tidak pulas dan mimpi buruk.

e. Gangguan kecerdasan: penurunan daya ingat, mudah lupa dan

sulit konsentrasi.

f. Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada

hobi, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.

g. Gejala somatik: nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara

tidak stabil dan kedutan otot.

h. Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka

merah dan pucat serta merasa lemah.


i. Gejala kardiovaskuler: takikardi, nyeri di dada, denyut nadi

mengeras dan detak jantung hilang sekejap.

j. Gejala pernapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering

menarik napas panjang dan merasa napas pendek.

k. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan

menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah

makan, perasaan panas di perut.

l. Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan kencing,

aminorea, ereksi lemah atau impotensi.

m. Gejala vegetatif: mulut kering, mudah berkeringat, muka merah,

bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.

n. Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, jari-jari gemetar,

mengkerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot

meningkat dan napas pendek dan cepat.

Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan

kategori :

0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada

3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada

4 = sangat berat semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan

item 1- 14 dengan hasil :


a. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.

b. Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.

c. Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.

d. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat

5. Etiologi

Menurut Kusuma & Hartono (2011), etiologi gangguan kecemasan terdiri

dari :

a. Faktor predisposisi (pendukung).

Ketegangan dalam kehidupan dapat berupa hal-hal sebagai berikut :

1. Peristiwa traumatic

2. Konflik emosional

3. Gangguan konsep diri

4. Frustasi

5. Gangguan fisik

6. Pola mekanisme koping keluarga

7. Riwayat gangguan kecemasan

8. Medikasi

b. Faktor presipitasi

1. Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi sumber internal dan

sumber eksternal

2. Ancaman terhadap harga diri yang meliputi sumber internal dan

sumber eksternal.
B. Konsep Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan

Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami seorang wanita.

Asalkan kondisi fisik memadai tidak akan banyak mengalami kesulitan, namun

tidak setiap wanita akan selalu siap menghadapi parsalinan karena persalinan

disertai rasa nyeri dan pengeluaran darah. Ketidaksiapan akan menimbulkan

rasa takut dan cemas pada ibu terutama pada wanita yang baru pertama kali

melahirkan karena pada umumnya belum memiliki gambaran mengenai

kejadian yang akan dialami pada akhir kehamilan terlebih pada persalinan.

Kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu. Cara individu

mempertahankan diri terhadap kecemasan dapat dilihat dari gejala-gejala yang

menentukan jenis gangguan (Maramis, 2005).

Kecemasan merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa

khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan

berlebihan dari susunan saraf autonomik (SSA). Kecemasan merupakan gejala

yang umum tetapi non spesifik yang sering merupakan suatu fungsi emosi

(Kaplan & Sadock, 1998).

Disisi lain masyarakat juga masih menganggap paradigma persalinan

merupakan pertaruhan hidup dan mati, sehingga wanita yang akan melahirkan

mengalami ketakutan-ketakutan, khususnya takut mati baik bagi dirinya sendiri

ataupun bayi yang akan dilahirkannya (Kartini, 2002).

Kecemasan merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh

terhadap jalannya persalinan dan berakibat pembukaan kurang lancar. Dampak

dari kecemasan dapat menimbulkan rasa sakit pada persalinan dan berakibat
timbulnya kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang tidak baik ( Mochtar,

2002).

Kecemasan menyebabkan vasokontriksi di uterus sehingga

vaskularisasi uterus berkurang dan hal ini menyebabkan kontraksi uterus

berkurang dengan akibat lama persalinan pun bertambah ( Mochtar, 2002 ).

Berdasarkan penelitian yang berkaitan dengan kejadian persalinan

lama, 65% disebabkan karena kontraksi uterus yang tidak efisien. Menurut Old

et al (2000), adanya disfungsional kontraksi uterus sebagai respon terhadap

kecemasan sehingga menghambat aktifitas uterus. Respon tersebut adalah

bagian dari komponen psikologis, sehingga dapat dinyatakan bahwa faktor

psikologis mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan proses

persalinan. Takut biasanya dialami pada hal – hal yang belum diketahui ibu

sehingga ibu tidak siap untuk melahirkan atau persalinan tidak sesuai dengan

jadwal, ibu akan mengalami kelelahan, tegang selama kontraksi dan nyeri yang

luar biasa sehingga ibu menjadi cemas.

Proses melahirkan bayi itu tidak selalu bersifat somatis, akan tetapi

bersifat psikosomatis, sebab banyak elemen psikis ikut mempengaruhi

kelancaran atau kelambatan proses melahirkan bayi tersebut. Hal tersebut

mudah dimengerti karena peristiwa melahirkan bayi secara simultan juga

menimbulkan banyak ketegangan, ketakutan, kecemasan, dan emosi-emosi

penting lainnya. Oleh karena itu, pada puncak krisis dan keresahan hati yang

sudah ada itu menjadi akut. Segala bentuk kecemasan yang semula terpendam
kini menjadi akut dan memuncak pada saat ibu merasakan tanda-tanda

kesakitan bayinya (Dahro, 2012).

Pada proses melahirkan bayi pengaruh-pengaruh psikis bisa

menghambat dan memperlambat proses kelahiran atau bisa juga mempercepat

kelahiran bayi, maka fungsi biologis dari reproduksi itu sangat dipengaruhi

oleh kehidupan psikis dan kehidupan emosional wanita yang bersangkutan

(Dahro, 2012).

C. Konsep Dasar Persalinan

1. Pengertian

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta,

dan membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal

dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan

frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur ( Rohani et al, 2011).

persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa

bantuan (Suliswaty & Esti, 2010).

2. Macam-macam bentuk persalinan

Bentuk persalinan berdasarkan definisi dibagi atas :

a. Persalinan spontan : bila seluruh persalinan berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan buatan : bila persalinan berlangsung dengan tenaga dari luar.


c. Persalinan anjuran : bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan di

timbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang. (rohani et al,

2011).

3. Sebab-sebab mulainya persalinan

Hal yang menjadi penyebab mulainya persalinan belum diketahui

benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks. Perlu

diketahui bahwa ada dua hormon yang dominan saat hamil.

a. Estrogen

a) Meningkatkan sensitivitas otot rahim

b) Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, rangsangan prostaglandin, serta rangsangan mekanis.

b. Progesteron

a) Menurunkan sensitivitas otot rahim

b) Menyulitkan penerimaan dari luar seperti rangsangan oksitosin,

rangsangan prostaglandin, serta rangsangan mekanis

c) Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

Estrogen dan progesteron harus berada dalam kondisi keseimbangan

sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan kedua

hormon tersebut menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis pars

posterior dapat menimbulkan kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi Braxton

Hiks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh karena

itu semakin tua kehamilan, frekuensi kontraksi semakin sering (Rohani et al,

2011).
Oksitosin diduga bekerja bersama atau bekerja melalui prostaglandin,

yang nilainya akan meningkat mulai dari umur kehamilan minggu ke-15

(Rohani et al, 2011).

Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang

memungkinkan terjadinya proses persalinan :

a. Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat mulai. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi

tegang mengakibatkan iskemia otot-tot uterus. Hal ini mungkin merupakan

faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta

mengalami degenerasi. Pada kehamilan ganda sering kali terjadi kontraksi

setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.

b. Teori penurunan progesteron

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu,

dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami

penyempitan dan buntu. Villi koriales mengalami perubahan-perubahan

dan produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim

lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya oto rahim mulai berkontraksi

setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

c. Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah


sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.

Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka

oksitosin dapat meningkatkan aktifitas, sehingga persalinan dimulai.

d. Teori prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada

saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi

persalinan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya

persalinan.

e. Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis

Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering

terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.

Teori ini dikemukakan oleh Linggin (1973). Malpar tahun 1933

mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya kehamilan kelinci lebih

lama. Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,

induksi persalinan. Glandula suprarenal merupakan pemicu persalinan.

f. Teori berkurangnya nutrisi

Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hippokrates

untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil

konsepsi akan segera dikeluarkan.

g. Faktor lain

Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser yang

terletak dibelakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka kontraksi

uterus dapat dibangkitkan. (sumarah et al, 2009).


4. Tahapan persalinan

a. Kala I ( kala pembukaan )

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

1. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai

sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan

secara bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8

jam.

2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam

dan dibagi dalam 3 subfase.

a) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm.

b) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan

jadi 10 cm atau lengkap.

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus

umumnya meningkat dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1

cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan

multigravida. Pada primigravida, ostium uteri internum akan membuka lebih


dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium

internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta

penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang sama.

a) Perubahan fisiologis pada kala I

1. Tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi (sistol rata-rata

naik) 10-20 mmHg, diastole naik 5-10 mmHg. Antara kontraksi,

tekanan darah kembali seperti saat sebelum persalinan. Rasa sakit,

takut, dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.

2. Metabolisme

Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara

berangsur-angsur disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot

skeletal, peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan suhu

tubuh, denyut nadi, curah jantung, pernapasan dan kehilangan cairan.

3. Suhu tubuh

Oleh karena adanya peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit

meningkat selama persalinan. Selama dan setelah persalinan akan

terjadi peningkatan, jaga agar peningkatan suhu tidak lebih dari 0,5-1ºc.

4. Detak jantung

Berhubungan dengan peningkatan metabolism, detak jantung akan

meningkat secara dramatis selama kontraksi.


5. Pernafasan

Oleh karena terjadinya peningkatan metabolism, maka terjadi sedikit

peningkatan laju pernafasan yang dianggap normal, hiperventilasi yang

lama dianggap tidak normal dan bisa menyebabkan alkalosis.

6. Ginjal

Poliuri sering terjadi selama proses persalinan, mungkin dikarenakan

adanya peningkatan cardiac output, peningkatan filtrasi glomerulus, dan

peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit dianggap

normal dalam persalinan.

7. Gastrointestinal

Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara subtansi

berkurang sangat banyak selama persalinan. Selain itu, berkurangnya

pengeluaran getah lambung menyebabkan aktivitas pencegahan hampir

berhenti dan pengosongan lambung menjadi sangat lambat, cairan

tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam waktu biasa.

8. Hematologi

Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan

akan kembali sebelum persalinan sehari pascapersalinan, kecuali

terdapat perdarahan postpartum ( rohani et al, 2011).

b) Perubahan psikologis pada kala I

Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama

bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang

dimaksud adalah :
1. Perasaan tidak enak

2. Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi

3. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah

persalinan berjalan normal.

4. Menganggap persalinan sebagai cobaan.

5. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam

menolongnya.

6. Apakah bayinya normal atau tidak

7. Apakah ia sanggup merawat bayinya

8. Ibu merasa cemas ( sumarah et al, 2009).

b. Kala II (kala pengeluaran janin)

Menurut rohani et al (2011) kala II persalinan dimulai ketika

pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan

lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam dan

pada multipara 1 jam.

a) tanda dan gejala kala II itu meliputi :

1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit

2. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

3. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum

dan/atau vagina

4. Perineum terlihat menonjol

5. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka

6. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.


Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang

menunjukkan :

1. Pembukaan serviks telah lengkap

2. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina

Tabel 2.1 Lamanya Persalinan

Lama Persalinan

Primipara Multipara

Kala I 13 jam 7 jam


½
Kala II 1 jam jam
½ ¼
Kala III jam jam

TOTAL 14 1/2 jam 7 ¾ jam

b) Penatalaksanaan fisiologis kala II

Penatalaksanaan didasarkan pada prinsip bahwa kala II merupakan

peristiwa normal yang diakhiri dengan kelahiran normal tanpa adanya

intervensi. Saat pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu untuk meneran

sesuai dengan dorongan alamiahnya dan beristirahat diantara dua

kontraksi. Jika menginginkan, ibu dapat mengubah posisinya, biarkan ibu

mengeluarkan suara selama persalinan dan proses kelahiran berlangsung.

Biasanya ibu akan dibimbing untuk meneran tanpa berhenti selama

10 detik atau lebih, tiga sampai empat kali per kontraksi (sagady, 1995).

Meneran dengan cara ini dikenal sebagai meneran dengan tenggorokan

terkatup atau valsava manuver. Pada banyak penelitian, meneran dengan


cara ini berhubungan dengan kejadian menurunnya DJJ dan rendahnya

nilai APGAR (Enkin, et al. 2000). Oleh karena cara ini berkaitan dengan

buruknya keluaran janin, maka cara ini tidak dianjurkan.

c) Perubahan psikologis kala II

Pada kala II, his terkoordinasi kuat, cepat, dan lebih lama; kira-kira

2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul,

sehingga terjadilah tekanan pada otot-oto dasar panggul yang secara

reflektoris menimbulkan rasa ingin meneran. Karena tekanan rektum, ibu

merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada

waktu terjadinya his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan

perineum meregang. Dengan his meneran yang terpimpin, maka akan lahir

kepala diikuti oleh seluruh badan janin.

c. Kala III (kala pengeluaran plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

a) Perubahan fisiologis kala III

Pada kala III persalinan, otot uterus menyebabkan berkurangnya ukuran

rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran

rongga uterus ini menyebabkan implantasi plasenta karena tempat

implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak

berubah. Oleh karena itu plasenta akan menekuk, menebal, kemudian


terlepas dari dinding uterus. Setelah terlepas, plasenta akan turun

kebagian bawah uterus atau bagian atas vagina ( APN, 2007).

b) Perubahan psikologis kala III

1. Ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya.

2. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya; juga merasa

sangat lelah

3. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu

dijahit

4. Menaruh perhatian terhadap plasenta.

d. Kala IV (kala pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah proses tersebut.

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV meliputi :

1. Tingkat kesadaran

2. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, dan pernapasan

3. Kontraksi uterus

4. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika

jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.


5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

a. Power

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,

kontraksi otot-oto perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen.

Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his,

sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu

(rohani et al.2011).

b. Passage ( jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar

panggul, vagina, dan introitus ( lubang luar vagina). Meskipun jaringan

lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang

keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses

persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan

lahir yang relative kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul

harus ditentukan sebelum persalinan dimulai (sumarah et al, 2009)

c. Passenger (janin dan plasenta)

Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan

akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi,

letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan

lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian dari passenger yang

menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan

pada kehamilan normal (sumarah et al, 2009)


d. Psikologi (psikis)

Menurut rohani et al (2011) banyak wanita normal bisa

merasakan kegairahan dan kegembiraan saat merasa kesakitan diawal

menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan

hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas

“kewanitaan sejati”, yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan

atau memproduksi anak. Khusunya, rasa lega itu berlangsung bila

kehamilannya mengalami perpanjangan waktu, mereka seolah-olah

mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap

sebagai sesuatu “keadaan yang belum pasti”, sekarang menjadi hal

yang nyata. Faktor psikologis meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Melibatkan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual

2. Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya

3. Kebiasaan adat

4. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika

ia tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang

disampaikan kepadanya. Wanita bersalin biasanya akan mengutarakan

kekhawatirannya jika ditanya. Perilaku dan penampilan wanita serta

pasangannya merupakan petunjuk berharga tentang jenis dukungan

yang akan diperlukannya. Membantu wanita berpartisipasi sejauh

yang diinginkan dalam melahirkan, memenuhi harapan wanita akan

hasil akhir persalinannya, membantu wanita menghemat tenaga,


mengendalikan rasa nyeri merupakan suatu upaya dukungan dalam

mengurangi kecemasan pasien. Dukungan psikologis dari orang-orang

terdekat akan membantu memperlancar proses persalinan yang sedang

berlangsung. Tindakan mengupayakan rasa nyaman dengan

menciptakan suasana yang nyaman dalam kamar bersalin, memberi

sentuhan, memberi penenangan nyeri non farmakologi, memberi

analgesia jika diperlukan dan yang paling penting berada disisi pasien

adalah bentuk-bentuk dukungan psikologis. Dengan kondisi

psikologis yang positif proses persalinan akan berjalan lebih mudah

(sumarah et al,2009).

e. Penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin,

dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong

dalam menghadapi proses persalinan (rohani et al, 2011).

D. Konsep Dasar Primigravida

Menurut Wiknjosastro (2005), kehamilan adalah pertemuan sperma,

ovum dan terjadi pembuahan dalam rahim. primigravida yaitu seorang wanita

yang pertama kali hamil (Neil & Wendy, 2007).

Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim

seorang wanita sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang

wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur
(keadaan ketika rahim melepaskan sel telur matang), dan sperma (air mani)

pria pasangannya akan membuahi sel telur matang wanita tersebut. Telur yang

dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh

dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada

kehamilan normal (Suririnah, 2008).


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal

khusus. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-

penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Ahmad (2012) Pada proses melahirkan bayi pengaruh-pengaruh

psikis bisa menghambat dan memperlambat proses kelahiran atau bisa juga

mempercepat kelahiran bayi, maka fungsi biologis dari reproduksi itu sangat

dipengaruhi oleh kehidupan psikis dan kehidupan emosional wanita yang

bersangkutan.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kecemasan yang

dikaitkan dengan variabel dependen yaitu kelancaran proses persalinan ibu

primigravida. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka konsep

berikut ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Kelancaran proses
kecemasan persalinan ibu
primigravida

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Skala
Vaiabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Independent
Tingkat Kegelisahan, Wawancara Wawancara - Berat Ordinal
kecemasan perasaan dengan terpimpin - Sedang
takut, was- kriteria - Ringan
was ataupun - Cemas berat - Tidak
respon bila > 27 cemas
emosional point
yang - Cemas
dirasakan sedang bila
oleh > 15-27
responden point
- Cemas
ringan bila
6-14 point
- Tidak cemas
< 6 point
Dependent
Kelancaran Proses Wawancara Wawancara - Lancar Ordinal
proses melahirkan dengan terpimpin - Tidak
persalinan anak pertama kriteria : lancar
ibu - Lancar bila
primigravida waktu
persalinan
kala I-II <
14 jam
- Tidak lancar
bila waktu
persalinan
kala I-II >
14 jam.
C. Hipotesa Penelitian

Adapun hipotesa penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha : Ada hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan dengan

kelancaran poses persalinan ibu primigravida di rumah sakit ibu dan anak

banda aceh tahun 2013.


BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross

sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010).

Dalam hal ini peneliti ingin melihat hubungan tingkat kecemasan dengan

kelancaran proses persalinan ibu primigravida.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas

tertentu (Budiarto, 2002). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

semua ibu melahirkan primigravida pada waktu penelitian dilakukan di

Rumah Sakit Ibu dan Anak.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu melahirkan

primigravida pada waktu penelitian di lakukan di Rumah Sakit Ibu dan

Anak.
Dengan besar jumlah populasi (N) yang tidak diketahui, maka

besar sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus Lemeshowb et al

(1997) sebagai berikut :

N=

Keterangan :

N = jumlah sampel minimal yang di perlukan

Z = tingkat kepercayaan 90% (1.65)

P = proporsi maksimal estimasi menurut penelitian Aryasatiani

(2005) yaitu 12% = 0.12

d = presisi mutlak = 10%

jadi :

N=

= 28.7 = 29

Berdasarkan perkiraan rumus diatas maka sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah lebih kurang 29 responden. Adapun

tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan tekhnik Accidental Sampling yang dilakukan dengan


mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu

tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini telah dilakukan di ruang bersalin di Rumah Sakit Ibu dan

Anak.

2. Waktu

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 27 Juni s/d 03 Juli 2013.

D. Pengumpulan Data

1. Tekhnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan dengan 2 cara yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer yaitu data yang diambil dari responden,

sementara data sekunder adalah data yang diperoleh dari Rumah Sakit Ibu

dan Anak dengan bekerja sama dengan kepala ruang beserta staf yang

bertugas di ruang bersalin.

2. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner

yang mengacu pada teori HARS yang berjumlah 16 pertanyaaan yang

terdiri dari 14 pertanyaan tentang tingkat kecemasan dan 2 pertanyaan

tentang kelancaran proses persalinan.


E. Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2009), data yang telah dikumpulkan secara manual

melalui langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh dan diteliti apakah terdapat kekeliruan ataukah tidak dalam

penelitian.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric terhadap data

yang telah dikumpulkan, sehingga memudahkan dalam melakukan

pengolahan dan analisa data.

c. Data entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.

d. Melakukan tekhnik analisis

Dalam melakukan analisi, khusunya terhadap data penelitian akan

menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan

yang hendak dianalisi. Apabila penelitiannya analitik, maka akan

menggunakan statistik analitik.


2. Analisa data

a. Analisa univariat

Analisa univariat menggunakan tekhnik statistik analitik dalam bentuk

persentase untuk masing-masing sub variabel dengan terlebih dahulu

menggunakan jenjang kategori (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian

ini, dalam menentukan pengkategorian variabel tingkat kecemasan

peneliti menggunakan teori HARS (Nursalam, 2003) yaitu :

1. Cemas berat bila > 27 poin

2. Cemas sedang bila 15-27 poin

3. Cemas ringan bila 6-14 poin

4. Tidak cemas bila < 6 poin

Penilaiannya dilakukan dengan cara :

1. 0 : tidak ada ( tidak ada gejala sama sekali)

2. 1 : ringan ( satu gejala dari pilihan yang ada)

3. 2 : sedang ( separuh dari gejala yang ada)

4. 3 : berat ( lebih dari separuh gejala yang ada)

5. 4 : sangat berat ( semua gejala ada)

Adapun untuk variabel kelancaran proses persalinan ibu

primigravida dilakukan pengkategorian :

1. Lancar bila < 14 jam

2. Tidak lancar > 14 jam


Data yang didapati dari analisa secara analitik, kemudian

menghitung persentase dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi

menurut Budiarto (2002), yaitu sebagai berikut :

f
P x100%
n

Keterangan :

P = angka persentase

f = frekuensi yang dicari persentase

n = jumlah seluruh responden

b. Analisa bivariat

Untuk mengukur hubungan antar variabel akan dilakukan dengan

menggunakan program komputer yaitu menggunakan statistik product

service solution (SPSS) versi 17, 0. Hubungan antar variabel dilihat

dengan menggunakan uji continuity correction. Penilaian dilakukan

sebagai berikut :

1. Jika p value < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan

Ha diterima.

2. Jika p value > 0.05 maka dapat disimpulkan ho diterima dan ha di

tolak.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

Rumah Sakit Ibu dan Anak pemerintah aceh menempati areal seluas +

8.001.62 m2 dengan luas bangunan 7.584.13 m2 yang terletak di jalan prof. A.

Majid Ibrahim I no. 3 Banda Aceh yang berbatasan dengan :

a. Bagian Utara berbatasan dengan Pusat Dokumentasi Unsyiah

b. Bagian Selatan berbatasan dengan Rumah Pangdam

c. Bagian Timur berbatasan dengan Blang Padang

d. Bagian Barat berbatasan dengan SMA Almisbah

2. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak mulai tanggal 27

juni sampai dengan 03 juli 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diambil dari

responden dengan cara melakukan wawancara langsung menggunakan

kuesioner yang berisi pernyataan tentang tingkat kecemasan ibu selama

menghadapi persalinan. Pengisian kuesioner dilakukan sendiri oleh peneliti.

Setiap data yang terkumpul diperiksa kelengkapan pengisiannya jika belum

lengkap maka peneliti mewawancarai responden.

Sementara data sekunder adalah data yang diperoleh dari Rumah Sakit

Ibu dan Anak dengan bekerja sama dengan kepala ruang beserta staf yang
bertugas di ruang bersalin. Adapun data tersebut merupakan data dari proses

berlangsungnya persalinan.

3. Identitas Responden

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Primigravida Pada Saat
Proses Persalinan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Banda Aceh Tahun 2013

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase


1. Pendidikan Dasar 12 33.3
2. Pendidikan menengah 23 63.9
3. Pendidikan tinggi 1 2.8
Jumlah 36 100.0
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 36 responden yang

diteliti ternyata mayoritas tingkat pendidikan responden berpendidikan sekolah

menengah umum yaitu sebanyak 23 responden (63.9%).

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Penghasilan Ibu Primigravida Pada Saat
Proses Persalinan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Banda Aceh Tahun 2013

No. Penghasilan Frekuensi Persentase


1. ≥ 1.650.000 5 13.9
2. < 1.650.000 31 86.1
Jumlah 36 100.0
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 36 responden yang

diteliti ternyata mayoritas responden mengalami tingkat penghasilan rendah

yaitu sebanyak 31 responden (86.1%).


Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Usia Ibu Primigravida Pada Saat
Proses Persalinan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Banda Aceh Tahun 2013

No. Usia Frekuensi Persentase


1. Resti 13 36.1
2. Non Resti 23 63.9
Jumlah 36 100.0
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 36 responden yang

diteliti ternyata sebanyak 23 responden (63.9) usia persalinannya tidak

beresiko.

4. Analisa Univariat

Penyajian hasil penelitian memberikan hubungan mengenai distribusi

frekuensi dari karakteristik responden.

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Pada Saat
Proses Persalinan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Banda Aceh Tahun 2013

No. Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase


1. Berat 14 38.9
2. Sedang 9 25.0
3. Ringan 8 22.2
4. Tidak Cemas 5 13.9
Jumlah 36 100.0
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari 36 responden yang

diteliti ternyata mayoritas mengalami tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak

14 responden (38.9%)
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Kelancaran Proses Persalinan Ibu
Primigravida Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Banda Aceh Tahun 2013

No. Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase


1. Lancar 13 36.1
2. Tidak Lancar 23 63.9
Jumlah 36 100.0
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari 36 responden yang

diteliti ternyata mayoritas proses persalinan tidak lancar yaitu sebanyak 23

responden (63.9%)

5. Analisa Bivariat

Tabel 5.6
Tingkat Kecemasan Dengan Kelancaran Proses Persalinan Ibu
Primigravida Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Banda Aceh Tahun 2013

Kelancaran Proses Persalinan


Tingkat Total
No lancar Tidak Lancar
kecemasan
F % f % f %
1. Berat 0 0 14 60.9 14 38.9
2. Sedang 1 7.7 8 34.8 9 25.0
3. Ringan 8 61.5 0 0 8 22.2
4. Tidak Cemas 4 30.8 1 4.3 5 13.9
Total 13 100 23 100 36 100
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2013)

Karena nilai efektif yang didapat dari tabulasi diatas kurang dari 5

atau diatas 20% maka hasil uji chi-square dari tabel diatas tidak dapat dipakai

maka peneliti menggabungkan beberapa kategori yang terdapat pada tingkat

kecemasan seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :


Tabel 5.7
Tingkat Kecemasan Dengan Kelancaran Proses Persalinan Ibu
Primigravida Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Banda Aceh Tahun 2013

Kelancaran persalinan Total

no Tingkat kecemasan lancar Tidak lancar

F % F % F %

1. Cemas Berat/Sedang 1 7.7 22 95.7 23 63.9

2. Tidak Cemas/Ringan 12 92.3 1 4.3 13 36.1

Total 13 100.0 23 100.0 36 100.0

Sumber : Data primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.7 diatas menunjukkan dari 36 responden yang diteliti

diketahui bahwa dari 23 responden yang mengalami tingkat kecemasan berat

dan sedang ternyata 7.7% proses persalinan berjalan lancar sementara dari 13

responden yang mengalami kecemasan ringan dan tidak merasakan cemas

ternyata 92.3% proses persalinan berjalan lancar.

Hasil uji statistik didapatkan nilai P : 0.00 (P < α 0.05) sehingga hipotesa

penelitian diterima dengan demikian ada hubungan tingkat kecemasan dengan

kelancaran proses persalinan ibu primigravida.

B. Pembahasan

Menurut tabel distribusi frekuensi tingkat kecemasan dapat diketahui

bahwa dari 36 responden yang diteliti ternyata mayoritas mengalami tingkat

kecemasan berat yaitu sebanyak 14 responden (38.9%) dan menurut tabel

distribusi frekuensi kelancaran proses persalinan diketahui bahwa dari 36


responden yang diteliti ternyata mayoritas proses persalinan tidak lancar yaitu

sebanyak 23 responden (63.9%).

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan tingkat kecemasan

dengan kelancaran proses persalinan ibu primigravida di rumah sakit ibu dan

anak banda aceh maka diperoleh hasil dari 36 responden yang diteliti diketahui

bahwa dari 23 responden yang mengalami tingkat kecemasan berat dan sedang

ternyata 7.7% proses persalinan berjalan lancar sementara dari 13 responden

yang mengalami kecemasan ringan dan tidak merasakan cemas ternyata 92.3%

proses persalinan berjalan lancar.

Hasil uji statistik didapatkan nilai P : 0.00 (P < α 0.05) sehingga hipotesa

penelitian diterima dengan demikian ada hubungan tingkat kecemasan dengan

kelancaran proses persalinan ibu primigravida.

Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami seorang wanita.

Asalkan kondisi fisik memadai tidak akan banyak mengalami kesulitan, namun

tidak setiap wanita akan selalu siap menghadapi parsalinan karena persalinan

disertai rasa nyeri dan pengeluaran darah. Ketidaksiapan akan menimbulkan

rasa takut dan cemas pada ibu terutama pada wanita yang baru pertama kali

melahirkan karena pada umumnya belum memiliki gambaran mengenai

kejadian yang akan dialami pada akhir kehamilan terlebih pada persalinan.

Kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu. Cara individu

mempertahankan diri terhadap kecemasan dapat dilihat dari gejala-gejala yang

menentukan jenis gangguan (Maramis, 2005).


Menurut Mochtar (2002) Kecemasan merupakan salah satu faktor utama

yang berpengaruh terhadap jalannya persalinan dan berakibat pembukaan

kurang lancar. Dampak dari kecemasan dapat menimbulkan rasa sakit pada

persalinan dan berakibat timbulnya kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang

tidak baik.

Gangguan kecemasan (anxiety disorders) adalah gangguan psikologis

yang mencakup ketegangan motorik (bergetar, tidak dapat duduk dengan

tenang, tidak dapat bersantai, pusing, jantung yang berdetak cepat, dan juga

berkeringat) dan harapan-harapan, pikiran-pikiran yang mendalam (King,

2010).

Pada proses melahirkan bayi pengaruh-pengaruh psikis bisa menghambat

dan memperlambat proses kelahiran atau bisa juga mempercepat kelahiran

bayi, maka fungsi biologis dari reproduksi itu sangat dipengaruhi oleh

kehidupan psikis dan kehidupan emosional wanita yang bersangkutan (Dahro,

2012).

Persalinan pada primipara menimbulkan kecemasan yang berlanjut pada

timbulnya ketegangan yang dapat menghalangi relaksasi bagian tubuh lainnya.

Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Aslichatin (2011) yang menyatakan

bahwa ada hubungan tingkat kecemasan dengan lama persalinan kala II pada

ibu primigravida. Dijelaskan pula bahwa kecemasan dalam menghadapi

persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar tidaknya proses

persalinan, apabila ibu merasakan cemas yang berlebihan dapat menyebabkan


penurunan kepala pada bayi tidak sesuai sehingga lama kala II akan

memanjang dan terjadi partus lama.

Menurut Old et al (2000), adanya disfungsional kontraksi uterus sebagai

respon terhadap kecemasan sehingga menghambat aktifitas uterus. Respon

tersebut adalah bagian dari komponen psikologis, sehingga dapat dinyatakan

bahwa faktor psikologis mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan

proses persalinan. Takut biasanya dialami pada hal – hal yang belum diketahui

ibu sehingga ibu tidak siap untuk melahirkan atau persalinan tidak sesuai

dengan jadwal, ibu akan mengalami kelelahan, tegang selama kontraksi dan

nyeri yang luar biasa sehingga ibu menjadi cemas.

Menurut asumsi peneliti ada hubungan tingkat kecemasan dengan

kelancaran proses persalinan ibu primigravida. Hal ini dikarenakan ibu masih

menganggap persalinan tersebut sebagai pertaruhan hidup dan mati, sehingga

ibu mengalami ketakutan, khususnya takut mati baik bagi dirinya ataupun bayi

yang akan dilahirkannya dan ini merupakan proses persalinannya yang pertama

sehingga ibu belum mempunyai pengalaman serta gambaran tentang proses

persalinan serta faktor usia juga bisa menjadi penentu terhadap proses

persalinan tersebut dan juga hal ini dipengaruhi oleh pendapatan keluarga yang

rendah sehingga membuat ibu cemas dan berpikiran akan persiapan

persalinannya, untuk itu sangat diperlukan memberikan konseling kepada ibu

bersalin menjelang proses persalinannya dengan cara melakukan berbagai

upaya untuk menghilangkan rasa kecemasan pada ibu bersalin sehingga ibu

merasa nyaman pada saat proses persalinan berlangsung.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

Ada hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan dengan kelancaran

proses persalinan ibu primigravida di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh

tahun 2013 dengan nilai P = 0,00.

B. Saran

1. Untuk tempat penelitian

Dapat menjadi bahan masukan sebagai informasi yang berguna terkait

mengenai Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kelancaran Proses

Persalinan Ibu Primigravida

2. Untuk ibu

Kepada ibu bersalin disarankan untuk bisa menerima persalinan tersebut

sebagai kodrat yang akan dijumpai oleh setiap wanita dan menyiapkan

persiapan persalinan dari jauh hari serta menerima dukungan penuh dari

keluarga.

3. Untuk Peneliti Lain

Diharapkan dapat menindak lanjuti penelitian ini agar menambah variabel

lain dan dapat menambah jumlah sampel yang lebih banyak.


DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta : EGC.
Dahro, Ahmad. 2012. Psikologi Kebidanan : Analisis Perilaku Wanita Untuk
Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Dinas kesehatan provinsi. 2011. Profil Kesehatan Aceh. Banda Aceh.
Jess, F. & Gregory, J.F. 2010. Teory Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.
Kaplan & Sadock. 1998. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri
Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara.
Kartini, K. 2002. Psikologi Anak. Jakarta : Mandar Maju.
King, L.A. 2010. Psikologi Umum. Jakarta : Salemba Humanika.
Kusuma, F. & Yudi, H. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika.
Maramis. 2005. Diagnosis Gangguan Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press.
Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
___________. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Nursalam, 2003. Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Rohani, et al. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.
sumarah, et al. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya
Suliswaty, A. & Esti, N. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Jakarta : salemba
Medika
Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan & Persalinan. Jakarta : Gramedia pustaka
Utama.
Wendyrose, N. 2007. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian
Rakyat. http://andaners.wordpress.com/2010/03/25/perubahan-fisiologis-
pada-primigravida/. Di akses tanggal 28 februari 2013.
KUISIONER PENELITIAN

Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kelancaran Proses


Persalinan Ibu Primigravida Di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Banda Aceh 2013

Nama Peneliti : Cut Rahmy

Kode Responden :

Tanggal Pengisian :

Umur Ibu :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Pendapatan Keluarga :

Didampingi suami :

A. Kecemasan
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda checklist (V) jika terdapat gejala yang ibu alami selama
persalinan.
1. Perasaan cemas

Firasat buruk
Takut akan pikiran sendiri
Mudah tersinggung

2. Ketegangan

Meras tegang
Mudah terkejut
Tidak dapat istirahat dengan nyenyak
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
3. Ketakutan

Pada gelap
Ditinggal sendiri
Pada orang asing
Pada binatang besar
Pada keramaian lalu lintas
Pada kerumunan banyak orang

4. Gangguan tidur

Sukar memulai tidur


Terbangun pada malam hari
Tidak pulas
Mimpi buruk
Mimpi yang menakutkan

5. Gangguan kecerdasan

Daya ingat buruk


Sulit konsentrasi
Sering bingung

6. Perasaan depresi

Kehilangan minat
Sedih
Bangun dini hari
Berkurangnya kesukaran pada hobi
Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7. Gejala somatik (otot-otot)

Nyeri otot
Kaku
kedutan otak
gigi gemeretak
suara tidak stabil

8. Gejala sensorik

Telinga berdengung
Penglihatan kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemah
Perasaan di tusuk-tusuk

9. Gejala kardiovaskular

Denyut nadi cepat


Berdebar-debar
Nyeri dada
Denyut nadi mengeras
Rasa lemah seperti mau pingsan
Denyut jantung hilang sekejab

10. Gejala pernafasan

Rasa tertekan di dada


Perasaan tercekik
Merasa nafas pendek / sesak
Sering menarik nafas panjang
11. Gejala gastrointestinal

Sulit menelan
Mual muntah
Berat badan menurun
Konstipasi sulit buang air besar
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Nyeri lambung sebelum/sesudah makan
Rasa panas diperut
Perut panas penuh/kembung

12. Gejala urogenital

Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Menstruasi yang tidak teratur
Frigiditas

13. Gejala vegetatif

Mulut kering
Muka kering
Mudah berkeringat
Pusing/sakit kepala
Bulu roma berdiri

14. Apakah ibu merasakan

Gelisah
Tidak tenang
Mengerutkan dahi muka tegang
Tonus/ketegangan otot meningkat
Nafas pendek dan cepat
Muka merah

Jumlah score :
Kesimpulan :

0 Tidak ada kecemasan


1 Kecemasan ringan
2 Kecemasan sedang
3 Kecemasan berat
4 Sangat berat

B. Kelancaran Persalinan

Keterangan
No Kelancaran Persalinan
Tanggal Jam
1 Pembukaan Kala I
2 Pembukaan Kala II
3 Bayi Lahir

Anda mungkin juga menyukai