Anda di halaman 1dari 5

Daur Hidup Wanita Sejak Usia Anak Sampai Lansia

Oleh:

Nama : Siti Aminah

NIM : 202107T056
Pendahuluan

Daur kehidupan sering juga disebut dengan siklus kehidupan. Daur dalam kamus besar
bahasa Indonesia berarti peredaran masa atau tahun sedangkan siklus berarti putaran waktu yang
di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yang berulang-ulang secara tetap dan teratur. Secara
sederhana, daur kehidupan dapat dilihat dari sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anaknya baik yang masih bayi maupun yang sudah remaja. Pada bab ini kita akan mulai
mempelajari mata kuliah gizi dalam daur kehidupan dengan mempelajari tentang apa arti dan
maksud dari daur kehidupan serta bagaimana kaitannya dengan gizi dan kesehatan.

Dalam mempelajari konsep dasar daur kehidupan, kemudian kita perlu mempelajari
berbagai alat yang membantu kerja ahli gizi yaitu Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang
dianjurkan, tabel komposisi pangan Indonesia (TKPI) serta daftar bahan makanan penukar
(DBMP). Dengan mengetahui cara menggunakan AKG maka kita dapat mengetahui kebutuhan
atau kecukupan energi dan zat gizi berbagai individu sesuai daur kehidupan. Setelah mengetahui
kebutuhan energi dan zat gizi sehari maka Anda dapat menghitung konsumsi makanan sehari,
menyusun kebutuhan bahan makanan sehari serta menyusun menu sehari.

Dalam kehidupan manusia, daur atau siklus kehidupan berkaitan dengan tumbuh kembang.
Menurut Almatsier (2011) pertumbuhan berarti bertambahnya jumlah dan ukuran sel sedangkan
perkembangan berarti peningkatan fungsi sel, jaringan, organ tubuh dalam bentuk yang
kompleks. Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bersamaan menjadi satu kesatuan pada
setiap tahapan dalam daur atau siklus kehidupan manusia. Tumbuh kembang dimulai dengan
pembentukan embrio dan diferensiasi sel-sel pada saat pembentukan janin pada saat ibu hamil,
kemudian melahirkan bayi hingga menjadi manusia dewasa.

Daur siklus kehidupan wanita meliputi kelahiran, bayi, balita, remaja, dewasa, dan usia
lanjut. Setiap kehidupan berawal dari kelahiran, sebelum manusia dilahirkan tentu adanya proses
kehamilan yang dilewatinya. Setiap pasangan suami istri maupun keluarga menginginkan bayi
yang akan dilahirkan dalam keadaaan sehat. Dalam proses ini peran orang tua penting dalam
perawatan kehamilan seperti, kecukupan nutrisi, istirahat, serta dukungan dari keluarga dan
penerimaan terhadap kehamilan, serta dibutuhkan peran aktif suami, keluarga serta masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan
terjadinya komplikasi pada saat hamil maupun bersalin

Kehamilan merupakan proses yang memerlukan perawatan khusus karena menyangkut


kesehatan ibu dan janin. Proses hamil, bersalin, dan nifas juga harus diikuti oleh fisik dan
psikologis yang baik agar dapat menciptakan generasi yang sehat, keadaan tersebut juga harus
didampingi dengan penanganan dan pengawasan yang baik sejak hamil. Meskipun merupakan
proses yang fisiologis namun beberapa kasus kehamilan dapat menjadi resiko baik terhadap ibu
maupun bayi yang dikandungnya, namun hal ini tidak hanya berhenti pada saat hamil saja, tetapi
berdampak pula pada saat proses persalinan, keadaan bayi baru lahir, pemulihan masa nifas 2
serta berkaitan dengan pengambilan keputusan ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi
(Nurhayati, 2012).

Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359 per 100.000 3 kelahiran hidup dimana target
global MDG’s ke-5 adalah menurunkan AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup
dimana target AKB pada tahun 2015 sebesar 23/1000 kelahiran hidup. Di Provinsi Bali AKI
pada tahun 2016 sebesar 78,7/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 6,01/1000 kelahiran
hidup.

Melihat banyaknya masalah yang terjadi pada kehamilan yang akan berdampak pada
persalinan, nifas dan bahkan bayi baru lahir, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi
dalam lingkup kebidanan adalah melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif. Upaya yang
dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB oleh United Nations General Assembly yaitu
Sustainable Development Goals (SDG's) 2030 adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualits dan berkesinambungan (Continuity Of Care ) mulai dari hamil, bersalin, nifas,
neonatus, dan pemilihan alat kontrasepsi (Pratami, 2014)
Isi

Dalam siklus kehidupan setiap wanita hampir mengalami suatu proses yang dinamakan
kehamilan, persalinan, nifas dan memiliki anak atau bayi baru lahir yang akan menjadi suatu
tonggak utama dalam sebuah keluarga. Keluarga yang sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup
yang baik, diantaranya dapat dipertimbangkan dari segi kesehatan ibu dan anak. (Riskesdas,
2013).

Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu keadaan yang alamiah dialami oleh
setiap perempuan dengan sistem reproduksi sehat, namun dalam prosesnya terdapat
kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat
menyebabkan kematian(Nadia, 2012). Kehamilan dengan masalah dapat mempengaruhi proses
persalinan, sehingga dalam proses persalinan dapat terjadi komplikasi seperti KPD dan Retensio
plasenta. Dari keadaan tersebut, komplikasi dalam kehamilan ini juga dapat berpengaruh pada
bayi baru lahir yaitu Asfiksia, Hipotermi, BBLR, dan Ikterus Neonatorum. Hal ini juga dapat
berpengaruh pada masa pemulihan atau masa nifas yaitu dapat terjadi perdarahan post partum,
sub involusi, bendungan ASI dan mastitis. Keadaan yang kurang baik dialami selama proses
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan Nifas inilah yang dapat mempengaruhi ibu dalam
menentukan alat kontrasepsi ini (Prawirohardjo, 2010).

Pada bayi dengan ibu yang memiliki beberapa komplikasi dapat tumbuh lebih lambat di
dalam rahim dari seharusnya karena beberapa komplikasi yang terjadi pada ibu dapat
mengurangi jumlah nutrisi dan oksigen dari ibu untuk bayinya.Komplikasi yang bisa terjadi pada
bayi baru lahir adalah prematuritas, neonatal sepsis, infeksi saluran respirasi, neonatal tetanus,
infeksi tali pusat, kelainan bawaan, trauma persalinan dan asfiksia (Prawirohardjo, 2009).
Komplikasi yang terjadi pada masa nifas seperti perdarahan dan infeksi masa nifas.Setelah masa
nifas selesai segera beri konseling pada ibu mengenai alat kontrasepsi dan anjurkan ibu untuk
menggunakan alat kontrasepsi.Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Manuaba, 2010).

Masa kehamilan merupakan masa yang sangat penting, karena pada masa ini merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan janin selama sembilan bulan (Suririnah, 2010). Namun,
tidak semua kehamilan akan menunjukkan tanda-tanda yang normal, ibu hamil dapat mengalami
masalah serius tentang kehamilannnya. Terdapat beberapa tanda bahaya kehamilan seperti
perdarahan, nyeri perut yang berlebihan, mula muntah berlebihan dan sakit kepala yang hebat.
Dampak yang dapat terjadi akibat adanya faktor resiko dalam kehamilan sangat membahayakan
kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya. Dampak tersebut diantaranya adalah terjadinya
keguguran, kehamilan prematur, gawat janin, keracunan dalam kehamilan (Jannah, 2012). Untuk
mencegah risiko yang lebih berbahaya bagi ibu hamil dan janinnya, maka pengetahuan ibu
tentang deteksi dini komplikasi kehamilan perlu ditingkatkan. Pengetahuan adalah hasil dari tahu
dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
itu terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over
behavior) (Notoatmodjo, 2012).

Penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum.
Penyebab ini dapat diminimalkan apabila kualitas antenatal care dilaksanakan dengan baik (Kemenkes
RI, 2016).Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain adalah
penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat
terlalu (terlalu muda 35 tahun, terlalu dekat jaraknya > 2 tahun, dan terlalu banyak anaknya > 3 orang).
Masalah ini diperberat dengan fakta masih adanya umur perkawinan pertama 5 pada usia yang amat
muda (

Anda mungkin juga menyukai