Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN POLA NUTRISI SOSIAL EKONOMI, PERSONAL HIGIENE DENGAN

KEJADIAN INFEKSI PADA LUKA PERINEUM DI RSB PERMATA HATI DAMPIT

Endah Kusumawati1, Nisai Daramita2


Program Studi Diploma IV Kebidanan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi

ABSTRAK

Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah melahirkan,
ditandai dengan kenaikan suhu sampai 380C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca
persalinan. Infeksi Perineum biasanya terjadi pada persalinan normal. Disebabkan kebersihan daerah
perineum kurang terjaga
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pola nutrisi, Sosial Ekonomi
dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Infeksi Pada Luka Perinium di RSB Permata Hati Dampit.
Metode penelitian yang digunakan metode kuantitatif, dengan pendekatancross sectional.Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik total sampling
yaitu sampel yang digunakan dari seluruh popolasi
Dari hasil analisis statistik diketahui bahwa pengaruh variabel Pola Nutrisi (X1) sebesar
2,091>Ttabel2,055 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variable Pola Nutrisi (X1)
dengankejadian Infeksi Luka Perineum (Y). Sosial Ekonomi (X2) sebesar 2,333 >Ttabel 2,055 artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara variable Sosial Ekonomi (X2) dengan Kejadian Infeksi Luka
Perineum (Y). Personal Hygiene (X3) sebesar 2,525 >Ttabel 2,055 artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel Personal Hygiene (X3) dengan kejadian Infeksi Luka Perineum (Y). Dilihat
dari nilai regresi linear berganda R square sebesar 0,566 atau 56,6% dan 43,4% lainnya di pengaruhi
oleh faktor lain.

Kata Kunci: Pola Nutrisi, Sosial Ekonomi, Personal Hygiene, Infeksi Luka Perineum

PENDAHULUAN Nutrisi atau Gizi ibu nifas adalah zat-zat


Masa nifas merupakan masa yang dilalui makanan yang sangat diperlukan untuk
oleh setiap wanita setelah melahirkan. Pada pertumbuhan kesehatan ibu dan bayi pada masa
masa tersebut dapat terjadi komplikasi nifas.Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan
persalinan baik secara langsung maupun tidak oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.
langsung. Masa nifas ini berlangsung sejak Kebutuhan gizi pada masa nifas ibu nifas
plasenta lahir sampai dengan 6 minggu setelah terutama bila menyusui akan meningkat 25%
kelahiran atau 42 hari setelah kelahiran. karena berguna untuk kesembuhan sehabis
Kunjungan selama nifas sering dianggap tidak melahirkan,mencegah konstipasi, dan untuk
penting oleh tenaga kesehatan karena sudah memproduksi ASI yang cukup untuk
merasa baik dan selanjutnya berjalan dengan menyehatkan bayi (Lumongga
lancar.Konsep earlyambulation dalam masa Lubis,2013).Nutrisi adalah zat kimia organik
postpartum merupakan hal yang perlu dan anorganik yang ditemukan dalam makanan
diperhatikan karena terjadi perubahan hormonal. dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.
Pada masa ini ibu membutuhkan petunjuk dan Menurut (Markum, 2010) pekerjaan
nasihat dari bidan sehingga proses adaptasi merupakan suatu kegiatan yang menyita
setelah melahirkan berlangsung dengan baik sebagian waktu bekerja bagi ibu-ibu yang akan
(Rukiyah, 2011). mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarganya.
Menurut (Anonymous, 1993) bekerja ibu biasanya ringan, tetapi kadang-kadang terjadi
selama kehamilannya sangat penting terutama juga luka yang luas dan berbahaya. Setelah
pada awal kehamilannya untuk melatih tentang persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan
pernafasan dasar serta sikap sewaktu waktu pada Vulva dan Perineum (Wiknjosastro H, 2002).
awal pekerjanya dan waktu senggang, yang Menurut WHO di seluruh dunia setiap menit
dikerjakan ibu hamil itu sendiri meliputi seorang perempuan meninggal karena
pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, komplikasi terkait dengan kehamilan dan nifas.
belanja dan olahraga (senam hamil) yang biasa Dengan kata lain 1.400 perempuan meninggal
dilakan diruukmah. setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan
Sedangkan menurut (Notoadmodjo, 2003) meninggal setiap tahun karena kehamilan,
pekerjaan yang memerlukan banyak waktu dan persalinan dan nifas (Ratna S, 2013).
tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan dengan Menurut BKKBN (2011), angka kematian
dianggap penting dan memerlukan perhatian, ibu masih tinggi sebesar 228/100.000 kelahiran
yang mana masyarakat yang sibuk hanya hidup, sedangkan target nasional yang harus
memiliki waktu sedikit untuk memperoleh dicapai pada tahun 2015 adalah 102 /100.000
informasi sehingga pengetahuan yang mereka kelahiran hidup. Ibu nifas memerlukan diet
peroleh kemungkinan juga berkurang. untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi,
Perinium merupakan bagian yang sangat mencegah konstipasi dan untuk memulai proses
penting dalam fisiologi.Keutuhan perineum pemberian ASI eksklusif. Asupan kalori per hari
tidak hanya berperan atau menjadi bagian di tingkatkan sampai 2700 kalori. Asupan cairan
penting dari proses persalinan, tetapi juga perhari ditingkatkan sampai 3000 ml (susu 1000
diperlukanuntuk mengontrol proses buang air ml). Suplemen zat besi dapat diberikan kepada
besar dan buang air kecil, menjaga aktivitas ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah
peristaltik normal (dengan menjaga tekanan kelahiran (Bahiyatun,2009).
intra abdomen) dan fungsi seksual yang sehat. Infeksi Perineum biasanya terjadi pada
Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan normal. Disebabkan kebersihan
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada daerah perineum kurang terjaga. Misalnya,
persalinan berikutnya. Robekan ini dapat karena tidak segera mengganti pembalut bila
dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga sudah penuh cairan lokia. Atau, setelah dibasuh,
tidak sampai dasar panggul dilalui kepala janin daerah perineum tidak dikeringkan.
dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan Infeksi nifas masih berperan sebagai
lahir tidak ditahan terlampau kuat dan lama penyebab utama kematian ibu terutama di
karena menyebabkan asfiksiaperdarahan dalam negara berkembang seperti Indonesia ini,
tengkorak janin dan melemahkan otot-otot dan masalah itu terjadi akibat dari pelayanan
pada dasar panggul karena direnggangkan terlalu kebidanan yang masih jauh dari sempurna.
lama (Depkes RI, 2005). Faktor penyebab lain terjadinya infeksi nifas di
Keutuhan dan kesehatan Perineum telah antaranya, daya tahan tubuh yang kurang,
dibuktikan dipengaruhi oleh posisi ibu pada saat perawatan nifas yang kurang baik, kurang
persalinan. Penelitian menunjukkan bahwa gizi/mal nutrisi, anemia, hygiene yang kurang
persalinan dalam posisi jongkok dapat baik, serta kelelahan. Upaya pemantauan yang
mengurangi besarnya kerusakan pada Perineum. melekat dan asuhan pada ibu dan bayi yang baik
Keuntungan posisi tersebut mungkin disebabkan pada masa nifas diharapkan dapat mencegah
karena posisi kepala janin yang lebih baik kejadian tersebut (BKKBN, 2006).
terhadap Perineum dan kala II yang lebih Berdasarkan studi pendahuluan yang
pendek. Dengan pendeknya waktu yang sayalakukan di RSB Permata Hati Dampit saya
diperlukan dalam proses persalinan kala II, maka mendapatkan 5 ibu pasca melahirkan yang
bagian bawah janin akan lebih singkat berada di kurang menerapkan pola nutrisi dengan baik, 4
Perineum dan oleh karena itu peluang untuk orang ibu pasca melahirkan kurang menerapkan
terjadinya trauma dan perlukaan menurun personal hygiene dengan baik dan 4 orang ibu
(DepKes RI, 2005). Persalinan sering kali yang sosial ekonominya rendah yang
mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka mengakibatkan pola nutrisinya juga rendah
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya infeksi Tabel 1 Karakteristik Responden
pada luka perineum. Makadari itu Berdasarkan Usia
penulistertarikuntuk meneliti tentang “Hubungan No Umur Frekuensi Presentase
Pola Nutrisi, Sosial Ekonomi dan Personal (Tahun) (F) (%)
Hygiene Dengan Kejadian Infeksi Pada Luka 1 15 – 25 20 66.6%
perinium di RSB Permata Hati Dampit”. 2 26 – 30 5 16.7%
3 31 – 40 5 16.7%
METODE PENELITIAN Jumlah 30 100%
Desain penelitian merupakan suatu strategi Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui dari 30
penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan responden terdapat usia antara 15 – 25 tahun
sebelum perencanaan akhir pengumpulan data tahun berjumlah 20 responden atau 66.6%, usia
(Nursalam, 2003). Penelitian ini adalah 26-30 tahun berjumlah 5 responden atau 16.7 %
penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross dan usia 31-40 berjumlah 5 responden atau
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 16.7%.
ibu post partum dengan kejadian infeksi pada
luka perineum yang berjumlah 30 orang pada Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan
bulan maret- mei di RS Permata Hati Dampit. Tingkat Pendidikan Terakhir
sampel dalam penelitian ini ibu post partum No Tingkat Frenkuensi (F) Presentase
dengan kejadian infeksi luka perineum Pendidikan (%)
berjumlah 30 orang di RS Permata Hati Dampit. 1 SD 14 46.6%
Variabel independen dalam penelitian 2 SMP 8 26.7%
ini adalah pola nutrisi (X1), sosial ekonomi (X2) 3 SMA 8 26.7%
dan personal hygiene (X3). variabel dependen Jumlah 30 100%
dalam penelitian ini adalah infeksi pada luka Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 30
perineum (Y). responden berdasarkan tingkat pendidikan
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terakhir terdapat 14 responden atau 46.6 % yang
adalah dengan menggunakan metode survey berpendidikan SD, 8 reponden atau 26.7 %
yaitu: kuesioner,wawancara, observasi serta yang berpendidikan SMP, 8 responden atau
dokumentasi. Analisa data dengan bantuan SPSS 26.7% yang berpendidikan SMA.
for Windows, dengan teknik analisis regresi
linier. Untuk mengetahui pengaruh variabel Tabel 3 Karakteristik Responden Berdsarkan
bebas yang dominan terhadap variabel tidak Pekerjaan
bebas dengan menggunakan koefisien regresi No Jenis Pekerjaan Frekuensi Presentase
standar. (F) (%)
1 IRT 22 73.3%
HASIL DAN PEMBAHASAN 2 SWASTA 8 26,,7%
Karakteristik Subyek Penelitian Jumlah 30 100%
Penelitian ini mendeskripsikan mengenai Berdsarkan tabel 3 diketahui dari 30
Hubungan Pola Nutrisi, Sosial Ekonomi dan responden berdsarkan pekerjaan terdapat 22
Personal Hygiene dengan Kejadian Infeksi Pada responden atau 73.3% ibu rumah tangga, 8
Luka Perineum DI RSIB Permata Hati Dampit responden atau 26.7 % bekerja sebagai swasta.
Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil kuisioner Analisis data penelitian ini untuk mengukur
yang telah dilakukan kepada 30 ibu Post Partum “Hubungan Pola Nutrisi, Sosial Ekonomi dan
di dapatkan beberapa data tentang karakterisitik Personal Hygiene Dengan Kejadian Infeksi Pada
reponden yaitu umur, pendidikan terakhir, dan Luka Perineum di RSIB Permata Hati
pekerjaan. Berdasarkan hasil tersebut maka DampitKabupaten Malang” disajikan pada tabel-
karakteristik responden dapat diuraikan sebagai tabel berikut:
berikut:
Tabel 4 Nilai Rata-rata variablePola Tabel 5 Nilai Analisis Thitung, Ttabel pada
Nutrisi,(X1)Sosial Ekonomi (X2) danPersonal Hubungan Pola Nutrisi (X1),Soaial Ekonomi(X2)
Hygiene (X3) dengan Kejadian Infeksi Luka dan Personal Hygiene (X3)dengan kejadian
Perineum (Y) Infeksi Pada Luka Perineum (Y)
Variabel Rata-rata Nilai Nilai Sd Variabel R Square Thitung Ttabel
Min maks (0,05)
Pola Nutrisi X1 2,091
6 12 7,93 1,388
(X1) X2 2,055
Sosial ekonomi 2,333
2 3 2,30 0,466 0,566
(X2)
Personal 2,525
5 14 9,30 1,915 X3
Higiene ( X 3 )
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat
Infeksi Luka
6 13 9,80 2,024 diketahui bahwa terdapat hubungan yang
Perineum (Y)
signifikan antara variabel bebas yang ditentukan
Berdasarkan dari tabel 4 didapatkan nilai
melalui nilai Thitung dari masing-masing variabel.
terkecil variabel Pola Nutrisi(X1) adalah 6, nilai
Nilai Thitung variabel Pola Nutrisi (X1) sebesar
terbesar 12 dan nilai rata-rata 7,93 dengan
2,091lebih besar dari niliai Ttabelyaitu 2,055
standar deviasi sebesar 1,388.Nilai terkecil
artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel Soaial Ekonomi(X2) sebesar 2 nilai
Pola Nutrisi dengan kejadian Infeksi Luka
terbesar 3 dan nilai rata-rata sebesar 2.30dengan
Perineum (Y). Nilai ThitungSosial Ekonomi (X2)
standar deviasi 0,466. Nilai terkecil variabel
sebesar 2,333lebih besar dari nilai Ttabelyaitu
Personal Hygiene (X3) Sebesar 5 nilaii terbesar
2,055 artinya terdapat hubungan yang signifikan
14, dan nilai rata rata sebesar 9,30 dengan
antara Sosial Ekonomi dengan kejadian Infeksi
standar deviasi 1,915. Nilai terkecil variabel
Luka Perineum(Y). Nilai ThitungPersonal Hygiene
kejadian Infeksi Luka Perineum(Y) sebesar6 ,
(X3) sebesar 2,525 lebih besar dari nilai
nilai terbesar 13 dan nilai rata-rata sebesar
Ttabelyaitu 2,055 artinya terdapat hubungan yang
9,80dengan standar deviasi 2.024.
signifikan antara Personal Hygiene dengan
Analisis regresi menggunakan rumus
kejadian Infeksi Luka Perineum (Y).
persamaan regresi berganda seperti yang dikutip
Nilai R Squaredari variabel X1, X2 Dan
dalamSugiyono (2010), yaitu :
X3yaitu sebesar 0,566 yang artinya Pola Nutrisi
Yi = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3
(X1), Sosial Ekonomi (X2) dan Personal
regresi linear berganda hasil analisis tersebut
Hygiene (X3) berpengaruh terhadap Infeksi Luka
adalah sebagai berikut:
Perineum 56,6%, sedangkan 43,4% lainnya
Y = 9,074+ 0,505 X1 + 1,674 X2+ 0,425 X3
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Pada persamaan regresi linear berganda
tersebut, diketahui koefisien regresi variabel X1
Tabel 6 Nilai Analisis Fhitung pada Hubungan
positif. Artinya setiap kenaikan satu skor Pola
Pola Nutrisi( X1) ,Sosial Ekonomi(X2) dan
Nutrisi (X1) akan meningkatkan kejadian Infeksi
Personal Hygiene ( X3) Dengankejadian Infeksi
pada Luka Perineum(Y) sebesar 0,505.
Luka Perineum (Y)
Sedangkan koefisien regresi variabel X2 positif.
Sumber Derajat Jumlah Jumlah F hitung
Artinya setiap kenaikan satu skor Sosial Variasi Bebas Kuadran Kuadran
Ekonomi (X2) akan meningkatkan Terjadinya Tengah
Infeksi Pada Luka Perineum (Y) sebsesar 1,674, Regresi 3 41,659 13,886 4,680
koofesien regresi variabel Personal Hygiene (X3)
Galat 26 77,141 2,967
akan meningkatkan kejadian Infeksi Pada Luka
Perineum (Y) Sebesar 0,425. Total 29 118,800
Berdasarkanhasil analisi statistic deskriptif
terhadap variabel diatas dapat dilihat bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara Pola
Nutrisi, Sosial Ekonomi dan Personal Hygiene
dengan Kejadian Infeksi Pada Luka
Perineumyang dibuktikan dengan nilai hubungan dengan Infeksi Pada Luka Perineum.
Fhitung>Ftabel yaitu 4680>2,99. Rata-rata yang mempunyai personal hygiene
Berdasarkan pada hasil uji data yang diolah baik sebanyak 24 orang (68,6%) maka akan
diketahui Pola Nutrisi (X1) mempunyai membantu proses penyembuhan luka perinium.
hubungan yang signifikan dengan variabel Rata-rata pada ibu nifas dengan personal
terikat yaitu kejadian Infeksi Luka Perineum (Y) hygiene yang baik akan mempercepat proses
dengan nilai thitung X1 sebesar (2,091) > nilai ttabel penyembuhan luka perineumnya.
(2,055).Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Menurut (BKKBN, 2006), Infeksi nifas
oleh Smeltzer, 2002, Pada masa nifas diperlukan masih berperan sebagai penyebab utama
nutrisi yang bermutu tinggi dengan cukup kalori, kematian ibuterutama di negara berkembang
protein, cairan serta vitamin. Faktor nutrisi akan seperti Indonesia ini, masalah itu terjadiakibat
mempengaruhi proses penyembuhan luka jalan dari pelayanan kebidanan yang masih jauh dari
lahir. Berdasarkan penelitian Ija (2009), status sempurna. Faktorpenyebab lain terjadinya
gizi akan mempengaruhi penyembuhan luka. infeksi nifas di antaranya, daya tahan tubuh
Pada sebagian pasien, penurunan kadar protein yangkurang, perawatan nifas yang kurang baik,
akan mempengaruhi penyembuhan luka. Bila kurang gizi/mal nutrisi, anemia,hygieneyang
ibu nifas mampu melakukan perawatan luka kurang baik, serta kelelahan. Upaya yang
perineum dengan benar selama di rumah, dilakukan denganmemberikan asuhan pada ibu
ditunjang dengan status gizi yang baik maka dan bayi dengan baik pada masa nifasdiharapkan
proses penyembuhan luka akan berjalan dengan dapat mencegah kejadian tersebut.
normal sesuai masa penyembuhan luka dan Berdasarkan nilai Fhitung diketahui variabel
resiko terjadinya infeksi masa nifas dapat Usia (X1) Pola Nurtisi (X2) Dan personal
dihindari..Hasil penelitian ini juga dikaitkan hygiene (X3) memiliki hubungan yang
dengan penelitian terdahulu yaitu pada signifikan dengan nilai Fhitung sebesar 4,680 lebih
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Feti besar dari Ftabel (2,055 ) dengan tingkat
Wulandari (2016) Proses penyembuhan luka signifikasi 0,000<0,05/lebih kecil dari 0,05.
perineum sedang dihasilkan oleh ibu yang Untuk mengetahui besarnya hubungan Pola
mempunyai pola Nutrisi cukup sesuai 100% Nutrisi (X1), Sosial Ekonomi (X2), Dan
lebih besar dibanding pola makan yang tidak Personal Hygiene (X3) Dengan Kejadian Infeksi
sesuai 60%. Hal ini sesuai dengan yang Pada Luka Perineum (Y) dapat dilihat dari
dikatakan oleh Rsquare (R2) = 0,566 yang artinya Pola Nutrisi
Nilai ThitungSosial Ekonomi (X2) sebesar (X1), Sosial Ekonomi (X2) Dan Tingkat
2,333 > Ttabel2,055 artinya terdapat hubungan Personal Hygiene (X3) berpengaruh terhadap
yang signifikan antara variabel Sosial Ekonomi kejadian Infeksi Pada Luka Perineum (Y)
(X2) dengan Kejadian Infeksi Luka Perineum sebesar 56,6 % , sedangkan 43,4 % dipengaruhi
(Y). Hasil penelitian ini kemudian dikaitkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
dengan penelitian terdahulu yaitu pada
penelitian sebelumnya yang dilakukanRikhly SIMPULAN
Faradisy MursyidaSosial Ekonomiada hubungan 1. Ada hubungan yang signifikan antara
dengan Infeksi Pada Luka Perineum. sebagian variabel Pola Nutrisi (X1) dengan kejadian
besar status sosial ekonomi (pendapatan) antara Infeksi Luka Perineum (Y).
Rp.100.000-500.000 sebanyak 30 orang 2. Adahubungan yang signifikan antara variabel
(85,7%). Sosial Ekonomi (X2) dengan Kejadian
Nilai Thitung Personal Hygiene (X3) sebesar Infeksi Luka Perineum (Y).
2,525 > Ttabel2,055 artinya terdapat hubungan 3. Ada hubungan yang signifikan antara
yang signifikan antara variabel Personal variabel Personal Hygiene (X3) dengan
Hygiene (X3) dengan kejadian Infeksi Luka kejadian Infeksi Luka Perineum (Y)
Perineum (Y). Hasil penelitian ini kemudian 4. Ada hubungan yang signifikan Pola Nutrisi
dikaitkan dengan penelitian terdahulu yaitu pada (X1), Sosial Ekonomi (X2) dan Personal
penelitian sebelumnya yang dilakukanRikhly Hygiene (X3) secara simultan atau
Faradisy Mursyidapersonal hygiene juga ada
bersamaan dengan kejadian Infeksi Luka Suherni. 2007. Perawatan masa nifas.
Perineum EGC,Yogyakarta.

Saleha,Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada


UCAPAN TERIMA KASIH Masa Nifas. Salemba Medika, Jakarta.
Kepada pimpinan, staf RS Dampit Malang serta
seluruh responden yang terlibat dalam penelitian Suherni, Widyasih, Hesty. 2009.Perawatan
ini Masa Nifas. Fitramaya, Yogyakarta.

Sulistyowati. 2011. Ilmu kesehatan. Trans info


DAFTAR PUSTAKA medika, Jakarta.

Abdulkamil. 2009. Perbedaan dan pengertian Suyanto, Ummi, Salamah. 2009.


penelitian.(http://www.abdulkamil.com) RisetKebidanan. Mitra Cendikia Press,
diakses tanggal 8 Februari 2017. Jogjakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Tarwoto. 2006.Ilmu kesehatan. Rineka Cipta,


penelitian.Rineka Cipta, Jakarta. Jakarta.

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Wiknjonosastro. 2005. Ilmu kandungan. YBPS
Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Prawiroharjo, Jakarta.

Ambarwati, Retna. 2009.Asuhan Kebidanan


Nifas. Mitra Cendikia Offset, Jakarta.

Asih, Yusari Dan Risneni. 2016. Buku Ajar


Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui.
Trans Info Medika, Jakarta.

Ellya Eva. 2010. Kesehatan Reproduksi


Wanita.EGC, Jakarta.

Marisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan.


EGC, Jakarta.

Notoatmodjo. 2003.Metodelogi penelitian


kesehatan .Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam. 2003. Konsep dan penerapan


metodelogi penelitian ilmu keperawatan
.Salemba Medika, Jakarta.

Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu


kebidanan.Yayasan Bina Pustaka sarwono
prawirohardjo, Jakarta.
Prawiroharjo. 1992. Ilmu Kebidanan. Yayasan
Bina Pustaka, Jakarta.

Rukiyah. 2011. Asuhan Kebidanan Nifas. EGC,


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai