Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PENGEMBANGAN ILMU DAN PRAKTIK KESEHATAN

Volume I, Nomor 1, Juni 2022


Available Online at : http://e-journal.lppmdianhusada.ac.id/index.php/PIPK

PENGARUH PEMBERIAN CREAM BINAHONG TERHADAP


PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POSTPARTUM

1. Zakiyah, Program Studi Sarjana Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Husada Jombang, Email : zaki.yahpsr@gmail.com
2. Kurnia Dini, Program Studi Kebidanan, Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan,
Email : daanishrania@gmail.com
Korespondensi : daanishrania@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu perubahan yang terjadi pada ibu nifas yaitu adanya laserasi atau ruptur
perineum. Laserasi perineum yang terjadi berpotensi memicu terjadinya komplikasi
yang diakibatkan penyembuhan luka yang terlambat bahkan terjadi infeksi. Dampak
yang terjadi apabila penyembuhan luka terhambat seperti kesakitan dan rasa takut untuk
bergerak, sehingga dapat menimbulkan banyak permasalahan. Fakta dilapangan masih
sering ditemukan ibu postpartum yang masih mengalami pemanjangan waktu
penyembuhan luka perineum karena kurang pahamnya ibu postpartum mengenai
metode perawatan luka yang baik. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan
pendekatan pre post control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu postpartum dengan luka perineum di PMB Efit Riawati Kabupaten Pasuruan selama
bulan Februari 2021 – April 2021 sebanyak 30 responden yang diambil menggunakan
teknik total sampling. Selanjutnya responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah pemberian intervensi cream binahong. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah percepatan penyembuhan luka perineum. Guna mengetahui pengaruh pemberian
cream binahong terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum di PMB
Efit Riawati Kabupaten Pasuruan digunakan uji mann whitney. Dari hasil uji Mann-
whitney dengan signifikasi α (0,05) didapatkan nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar
0,044. Karena nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,044 < α (0,05) maka hipotesis
penelitian diterima yang berarti ada pengaruh pemberian cream binahong terhadap
percepatan penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum di PMB Efit Riawati
Kabupaten Pasuruan. Flavonoid dari ekstrak daun binahong memiliki aktivitas
farmakologi sebagai antiinflamasi, analgesik, dan antioksidan sehingga menjadikan
binahong dapat dimanfaatkan sebagai salah satu terapi komplementer dalam melakukan
perawatan luka perineum pada ibu post partum

Kata Kunci : Luka Perineum, Penyembuhan Luka, Cream Binahong

Halaman | 64
1. PENDAHULUAN
Program pembangunan kesehatan di Indonesia masih diprioritaskan pada
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak (KIA) terutama pada kelompok
yang paling rentan yaitu kesehatan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi
baru lahir (Depkes, 2014). Salah satu perubahan yang terjadi pada ibu nifas yaitu
adanya laserasi atau ruptur perineum. Laserasi Perineum adalah luka pada daerah
muskular yang ditutupi kulit antar introitus vagina dan anus yang disebabkan oleh
robekan karena persalinan (Reeder, 2014). Komplikasi yang terjadi dari laserasi
perineum adalah penyembuhan luka yang terlambat bahkan terjadi infeksi. Dampak
yang terjadi apabila penyembuhan luka terhambat seperti kesakitan dan rasa takut
untuk bergerak, sehingga dapat menimbulkan banyak permasalahan diantaranya
sub involusi uterus, pengeluaran lochea yang tidak lancar, dan perdarahan pasca
partum yang merupakan penyebab pertama kematian ibu di Indonesia (Rahmawati,
2015). Fakta dilapangan masih sering ditemukan ibu postpartum yang masih
mengalami pemanjangan waktu penyembuhan luka perineum karena kurang
pahamnya ibu postpartum mengenai metode perawatan luka yang baik, kurangnya
dukungan suami, asupan nutrisi yang tidak sesuai kebutuhan tubuh dan adanya
perilaku berpantang makanan tertentu
Menurut World Health Organization (WHO) hampir semua proses persalinan
normal mengalami robekan di perineum baik dengan atau tanpa episiotomi.
Diseluruh dunia pada tahun 2018 terjadi 2,7 juta kasus karena robekan (ruptur)
perenium pada ibu bersalin (WHO, 2019). Kemenkes RI melaporkan dalam Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2019, angka kematian ibu sebesar 305 dari 100.000
kelahiran hidup. Untuk wilayah Jawa Timur dilaporkan, selama tahun 2018 jumlah
persalinan yang terjadi sebanyak 570.819 persalinan. Dari jumlah tersebut,
dilaporkan angka kematian ibu sebanyak 522 kasus (0,01%). Dari jumlah tersebut,
297 kasus kematian (56,89%) dilaporkan terjadi pada ibu nifas (Dinkes Jatim,
2019). Dinas Kabupaten Pasuruan dalam laporan tahunan menyebutkan bahwa
selama tahun 2019 terjadi 23.935 persalinan. Dari jumlah persalinan yang terjadi,
dilaporkan sebanyak 28 kasus kematian ibu (0,12%) dan 14 kematian (50%)
diantaranya terjadi selama masa nifas (Dinkes Jatim, 2019). Hasil Studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti di PMB Efit Riawati Kabupaten Pasuruan
kepada 6 ibu postpartum, 2 ibu mengatakan tidak berpantang makanan selama masa
nifas dan 4 ibu mengatakan bahwa mereka menerapkan tradisi berpantang makanan
seperti menghindarkan diri untuk mengkonsumsi telur atau makan ayam. Hasil
wawancara lebih lanjut kepada 6 ibu postpartum, semuanya mengatakan tidak
melakukan perawatan khusus pada luka perineum yang dialami dan
mempercayakan perawatan mereka pada bidan yang membantu persalinan.
Hampir semua proses persalinan normal mengalami kondisi pecah di
perineum. Faktor penyebab terjadinya luka perineum dipengaruhi oleh faktor
maternal dan faktor neonatal. Faktor maternal meliputi partus presipitatus, klien
tidak mampu mengejan, partus diselesaikan dengan tergesa-gesa dengan dorongan
fundus yang berlebih, edema atau kerapuhan pada perienum, varikositas vulva,
arcus pubis sempit, dan perluasan episiotomi. Faktor neonatal meliputi bayi besar,
posisi kepala abnormal, kelahiran bokong, distosia bahu, ekstraksi forseps yang
sukar, dan anomalia kongenital (Oxorn; Forte, 2010, dikutip dalam Wijayanti dan
Rahayu, 2016). Luka perineum ini sangat rentan terhadap infeksi jika tidak
ditangani dengan benar dan akan sangat mempengaruhi penyembuhan. Luka
perineum yang tidak di atasi dengan baik dapat menghambat penyembuhan luka
dan mengakibatkan infeksi. Dampak yang terjadi apabila penyembuhan luka

Halaman | 65
terlambat dapat menyebabkan ketidaknyamanan seperti rasa sakit dan rasa takut
untuk bergerak sehingga dapat menimbulkan banyak permasalahan seperti sub
involusi uterus, pengeluaran lochea yang tidak lancar, dan perdarahan pasca partum
(Wijayanti dan Rahayu, 2016). Penatalaksaaan perawatan luka perieum terbagi
menjadi dua yaitu perawatan luka dan pemenuhan asupan nutrisi yang adekuat.
Perawatan luka yang tepat dan pemenuhan nutrisi yang adekuat akan membantu ibu
nifas segera sembuh dari luka perineum yang dialami. Salah satu faktor
penghambat percepatan peyembuhan luka perineum adalah tradisi berpantang
makanan pada ibu nifas seperti menghindari makan telur yang memiliki kadar
protein tinggi akan menjadikan ibu postpartum beresiko mengalami keterlambatan
penyembuhan luka perineum / pemanjangan waktu penyembuhan serta beresiko
mengalami infeksi perineum. Konsumsi makanan tinggi protein menjadi penting
selama masa postpartum karena makan makanan tinggi protein akan membantu
tubuh dalam sintesa protein dan proses replikasi (perbanyakan) sel-sel tubuh.
Kekurangan asupan protein menjadikan proses sintesa protein dan replikasi dari
sel-sel jaringan ikat bawah kulit akan menjadi terhambat. Sehingga proses
penutupan luka akan terhambat pula (Jamhariyah, 2017). Selain protein,
percepatan penyembuhan luka juga dipengaruhi oleh zat dari golongan flavonoid,
saponin, triterpenoid dan tanin. Salah satu tanaman yang memiliki zat ini adalah
binahong.
Pada masa nifas asuhan kebidanan lebih di tunjukan kepada upaya
pencegahan (preventif) terhadap infeksi, karena pada hari kedua nifas kuman-
kuman di vagina menyebabkan kontaminasi, tetapi tidak semua wanita mengalami
infeksi oleh karena adanya lapisan pertahanan leukosit dan kuman-kuman relatif
tidak virulen serta penderita mempunyai kekebalan terhadap infeksi (Purwoastuti
dan Walyani, 2017). Upaya preventif menurunkan angka kejadian infeksi pada ibu
nifas dengan melakukan perawatan dan mengetahui teknik perawatan luka yang
baik untuk membantu proses penyembuhan luka sehingga upaya pemantauan
asuhan pada ibu dan bayi yang baik pada masa nifas diharapkan dapat mencegah
kejadian tersebut (Lestari, 2016). Tanaman binahong atau Anredera cordifolia
(Ten.) Steenis adalah salah satu tanaman yang secara empiris dapat memberikan
aktivitas sebagai penyembuhan luka. Hal ini dikarenakan adanya kandungan
flavonoid, saponin, triterpenoid dan tanin pada tanaman binahong. Pemanfaatan
daun binahong untuk penyembuhan luka dapat dimanfaatkan dengan cara
dikonsumsi secara langsung (dalam bentuk segar) atau dalam bentuk serbuk
(kemasan kapsul binahong). Selain itu binahong juga dapat dimanfaatkan sebagai
cairan antiseptik untuk membersihkan luka dimana dalam pemanfaatnya dapat
digunakan dengan cara merebus daun binahong atau merubah binahong dalam
bentuk sediaan gel / cream. Namun untuk pemanfaatan binahong sebagai terapi
nonfarmakologi guna penyembuhan luka perineum masih belum banyak diketahui
oleh ibu postpartum. Bidan sebagai tenaga kesehatan terdidik memiliki
tanggungjawab untuk mampu melakukan transfer ilmu pengetahuan yang
bermanfaat kepada masyarakat terutama pada ibu postpartum guna menghindarkan
ibu postpartum dari memanjangnya waktu penyembuhan luka perineum dan
mencegah terjadinya infeksi luka perieum

2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian cream
binahong terhadap percepatan penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum di
PMB Efit Riawati Kabupaten Pasuruan

Halaman | 66
3. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan pre post
control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum
dengan luka perineum di PMB Efit Riawati Kabupaten Pasuruan selama bulan
Februari 2021 – April 2021 sebanyak 30 responden. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu postpartum dengan luka perineum di PMB Efit Riawati
Kabupaten Pasuruan selama bulan Februari 2021 – April 2021 sebanyak 30
responden. Selanjutnya sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok perlakuan (diberikan intervensi daun binahong dalam bentuk cream)
sebanyak 15 responden dan kelompok kontrol (tidak diberikan intervensi daun
binahong dalam bentuk cream) sebanyak 15 responden. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode nonprobability sampling dengan jenis total sampling.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian intervensi cream
binahong dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah percepatan
penyembuhan luka perineum. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar
kuesioner tertutup yang digunakan untuk mengumpulkan data demografi responden
penelitian dan lembar observasi yang diadopsi dari skala REEDA : Kemerahan
(Redness), Pembengkakan (Edema), Bercak perdarahan (Ecchymosis), Pengeluaran
serum, serosanguinus, darah, pus (Discharge) dan Penyatuan luka (Approximation)
(Alvarenga et al, 2015). Guna mengetahui pengaruh pemberian cream binahong
terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum di PMB Efit Riawati
Kabupaten Pasuruan digunakan uji mann whitney dengan signifikasi α : 0,05.

4. HASIL PENELITIAN
a. Usia
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan usia di PMB Efit Riawati
Kabupaten Pasuruan
Kel. Perlakuan Kel. Kontrol
No Keterangan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 ≤ 20 tahun 0 0,0 0 0,0
2 21-30 tahun 13 86,7 12 80,0
3 31-40 tahun 2 13,3 3 20,0
4 ≥ 41 tahun 0 0,0 0 0,0
Jumlah 15 100 15 100
Sumber : Data penelitian, 2021
Dari hasil penelitian didapatkan untuk responden penelitian dari kelompok
perlakuan sebagian besar berusia 21-30 tahun yaitu sebanyak 13 responden
(86,7%) dan dari kelompok kontrol sebagian besar berusia 21-30 tahun yaitu
sebanyak 12 responden (80,0%)
b. Pendidikan
Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di PMB Efit Riawati
Kabupaten Pasuruan
Kel. Perlakuan Kel. Kontrol
No Keterangan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Tidak lulus SD 0 0,0 0 0,0
2 Lulus SD 0 0,0 0 0,0
3 Lulus SMP 2 13,3 3 20,0
4 Lulus SMA 13 86,7 12 80,0
5 Lulus Diploma / Sarjana 0 0,0 0 0,0
Jumlah 15 100 15 100

Halaman | 67
Dari hasil penelitian didapatkan untuk responden penelitian dari kelompok
perlakuan sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan lulus SMA yaitu
sebanyak 13 responden (86,7%) dan dari kelompok kontrol sebagian besar
memiliki latar belakang pendidikan lulus SMA yaitu sebanyak 12 responden
(80,0%)
c. Pekerjaan
Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di PMB Efit Riawati
Kabupaten Pasuruan
Kel. Perlakuan Kel. Kontrol
No Keterangan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Aktif bekerja 6 40,0 3 20,0
2 Tidak bekerja 19 60,0 12 80,0
Jumlah 15 100 15 100
Sumber : Data penelitian, 2021
Dari hasil penelitian didapatkan untuk responden penelitian dari kelompok
perlakuan sebagian besar tidak aktif bekerja yaitu sebanyak 19 responden
(60,0%) dan dari kelompok kontrol sebagian besar tidak aktif bekerja yaitu
sebanyak 12 responden (80,0%)
d. Riwayat persalinan
Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan riwayat persalinan di PMB Efit
Riawati Kabupaten Pasuruan
Kel. Perlakuan Kel. Kontrol
No Keterangan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Baru pertama (primipara) 5 33,3 4 26,7
Pernah melahirkan
2 sebelumnya (multipara) 10 66,7 11 73,3
Jumlah 15 100 15 100
Sumber : Data penelitian, 2021
Dari hasil penelitian didapatkan untuk responden penelitian dari kelompok
perlakuan sebagian besar pernah melahirkan sebelumnya (multipara) yaitu
sebanyak 10 responden (66,7%) dan dari kelompok kontrol sebagian besar
pernah melahirkan sebelumnya (multipara) yaitu sebanyak 11 responden
(73,3%)
e. Lama waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok kontrol
Tabel 5. Lama waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok kontrol di
PMB Efit Riawati Kabupaten Pasuruan
No Lama waktu Jumlah Persentase
1 Penyembuhan baik (≤ 7 hari) 9 60,0
2 Penyembuhan buruk (> 7 hari) 6 40,0
Jumlah 15 100
Minimum 155
Maximum 183
Mean 166,93
Standar deviasi 9,25409
Sumber : Data penelitian, 2021
Dari hasil penelitian didapatkan untuk responden penelitian dari kelompok
kontrol mengalami lama waktu penyembuhan luka perineum dalam kategori
baik (≤ 7 hari) yaitu sebanyak 9 responden (60,0%). Waktu penyembuhan luka
perineum tercepat pada kelompok kontrol adalah 155 jam, waktu terlama

Halaman | 68
penyembuhan luka perineum pada kelompok kontrol adalah 183 jam dan rerata
waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok kontrol sebesar 166,93 jam.
f. Lama waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok perlakuan
Tabel 6. Lama waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok perlakuan
di PMB Efit Riawati Kabupaten Pasuruan
No Lama waktu Jumlah Persentase
1 Penyembuhan baik (≤ 7 hari) 11 73,3
2 Penyembuhan buruk (> 7 hari) 4 26,7
Jumlah 15 100
Minimum 149
Maximum 172
Mean 160,20
Standar deviasi 7,72
Sumber : Data penelitian, 2021
Dari hasil penelitian didapatkan untuk responden penelitian dari kelompok
perlakuan mengalami lama waktu penyembuhan luka perineum dalam kategori
baik (≤ 7 hari) yaitu sebanyak 11 responden (73,3%). Waktu penyembuhan luka
perineum tercepat pada kelompok perlakuan adalah 149 jam, waktu terlama
penyembuhan luka perineum pada kelompok perlakuan adalah 172 jam dan
rerata waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok perlakuan sebesar
160,02 jam.
g. Pengaruh pemberian cream binahong terhadap percepatan penyembuhan luka
perineum pada ibu postpartum
Tabel 7. Pengaruh pemberian cream binahong terhadap percepatan
penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum di PMB Efit
Riawati Kabupaten Pasuruan
Waktu penyembuhan luka perineum
pada ibu postpartum
Mann-whitney U 64,000
Wilcoxon 184,000
Z -2,013
Asymp Sig (2-tailed) 0,044
Exact Sig [2*(1-tailed sig)] 0,045a
Sumber : Data penelitian, 2021
Dari hasil uji Mann-whitney dengan signifikasi α (0,05) didapatkan nilai
Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,044. Karena nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar
0,044 < α (0,05) maka hipotesis penelitian H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti ada pengaruh pemberian cream binahong terhadap percepatan
penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum di PMB Efit Riawati
Kabupaten Pasuruan

5. PEMBAHASAN
a. Lama waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok kontrol
Dari hasil penelitian didapatkan untuk responden penelitian dari kelompok
kontrol mengalami lama waktu penyembuhan luka perineum dalam kategori
baik (≤ 7 hari) yaitu sebanyak 9 responden (60,0%). Waktu penyembuhan luka
perineum tercepat pada kelompok kontrol adalah 155 jam, waktu terlama
penyembuhan luka perineum pada kelompok kontrol adalah 183 jam dan rerata
waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok kontrol sebesar 166,93 jam.

Halaman | 69
Luka perineum adalah luka pada bagian perineum karena adanya robekan
pada jalan lahir baik karena ruptur maupun tindakan episiotomi pada waktu
melahirkan janin (Purwoastuti dan Walyani, 2017). Luka perineum merupakan
perlukaan pada diafragma urogenitalis dan muskulus levator ani, yang terjadi
pada waktu persalinan normal atau persalinan dengan alat dapat terjadi tanpa
luka pada kulit perineum atau pada vagina sehingga tidak kelihatan dari luar,
sehingga dapat melemahkan dasar pinggul dan mudah terjadi prolaps genetalia
(Yulianti, 2014). Luka perineum terjadi disebabkan dari beberapa faktor baik
dari ibu, janin, dan penolong persalinan. Beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya luka perineum diantaranya adalah faktor maternal (partus presipitatus
yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong, pasien tidak mampu berhenti
mengejan, partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang
berlebihan, edema dan kerapuhan pada perineum, varikositas vulva yang
melemahkan jaringan perineum, perluasan episiotomi, arcus pubis sempit
dengan pintu bawah panggul yang sempit pula sehingga menekan kepala bayi ke
arah posterior), faktor janin (bayi yang besar, posisi kepala yang abnormal,
kelahiran bokong, ekstraksi forseps yang sukar, distosia bahu, anomali
kongenital, seperti hidrocephalus) dan faktor penolong persalinan (Lestari,
2018).
Perawatan luka perineum merupakan salah satu asuhan kebidanan yang
penting karena menjadi salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi pada ibu
postpartum. Perawatan perineum adalah upaya memberikan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman dengan cara menyehatkan daerah antara kedua paha
yang dibatasi antara lubang dubur dan bagian alat kelamin luar pada wanita yang
habis melahirkan agar terhindar dari infeksi (Kumalasari, 2015). Perawatan luka
perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan ibu postpartum dari
terjadinya infeksi pada luka perineum, komplikasi akibat luka perineum dan
menurunkan resiko terjadinya kematian ibu postpartum.
Smeltzer and Bare (2002, dalam Ismail, 2012) menyebutkan bahwa fase
penyembuhan luka terdiri dari Fase Inflamasi yang berlangsung selama 1 sampai
4 hari (Ketika mikrosirkulasi mengalami kerusakan, elemen darah seperti
antibodi, plasma protein, elektrolit, komplemen, dan air menembus spasium
vaskular selama 2 sampai 3 hari, menyebabkan edema, teraba hangat,
kemerahan dan nyeri), Fase Proliferatif, berlangsung 5 sampai 20 hari, dan fase
Maturasi berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan tahunan. (Ridhyanti,
2013; Ismail, 2012). Pada kenyataannya rata-rata penyembuhan luka perineum
bervariasi ada yang berlangsung normal (6-7 hari) dan ada yang berlangsung
lambat (lebih dari 7 hari). Cepat lambatnya penyembuhan luka perineum
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi faktor internal yaitu usia,
penanganan jaringan, haemorogic, hipovolemia, faktor lokal edema, defisit
nutrisi, personal hygine, defisit oksigen dan over aktifitas. Sedangkan pengaruh
faktor eksternal meliputi lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial ekonomi,
penanganan petugas dalam memberikan pendidikan kesehatan perawatan luka
perineum dan latihan mobilisasi. kondisi ibu dan status gizi / nutrisi yang
dikonsumsi
b. Lama waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok perlakuan
Dari hasil penelitian didapatkan untuk responden penelitian dari kelompok
perlakuan mengalami lama waktu penyembuhan luka perineum dalam kategori
baik (≤ 7 hari) yaitu sebanyak 11 responden (73,3%). Waktu penyembuhan luka
perineum tercepat pada kelompok perlakuan adalah 149 jam, waktu terlama

Halaman | 70
penyembuhan luka perineum pada kelompok perlakuan adalah 172 jam dan
rerata waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok perlakuan sebesar
160,02 jam.
Pada masa nifas asuhan kebidanan lebih di tunjukan kepada upaya
pencegahan (preventif) terhadap infeksi, karena pada hari kedua nifas kuman-
kuman di vagina menyebabkan kontaminasi, tetapi tidak semua wanita
mengalami infeksi oleh karena adanua lapisan pertahanan leukosit dan kuman-
kuman relatif tidak virulen serta penderita mempunyai kekebalan terhadap
infeksi. Salah satu upaya preventif untuk menurunkan angka kejadian infeksi
pada ibu nifas dengan melakukan perawatan luka perineum. Perawatan
perineum umumnya bersamaan dengan perawatan vulva. Hal-hal yang perlu di
perhatikan adalah mencegah kontaminasi dengan rectum, menangani dengan
lembut jaringan luka, membersihkan darah yang menjadi sumber infeksi dan bau
(Saifuddin, 2009). Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
infeksi laserasi perineum dapat di berikan dengan terapi farmakologis dan terapi
non farmakologis. Terapi farmakologis adalah dengan pemberian obat antibiotic
dan antiseptic (povidone iodine / larutan NaCl) untuk perawatan luka perineum
akan tetapi obat dan bahan ini memiliki efek samping seperti alergi,
menghambat pertumbuhan kolagen yang berfungsi untuk penyembuhan luka
(Firdayati, 2009). Sedangkan terapi nonfarmakologi yang dapat di berikan untuk
mempercepat penyembuhan luka perineum adalah menggunakan daun binahong
atau produk olahan binahong
Anredera cordifolia (Ten.) Steenis atau biasa dikenal dengan sebutan
binahong merupakan tanaman menjalar yang bersifat perenial (berumur lama).
Seperti herba lainnya, binahong memiliki berbagai sinonim dan sebutan nama
antara lain: Boussingaultia cordifolia (Ten), Boussingaultia gracilis Miers,
madeira vine (Inggris), dheng san chi (Cina), gondola (Indonesia) (Utami dan
Desty, 2013). Tanaman binahong merupakan salah satu tanaman yang secara
empiris dapat memberikan aktivitas sebagai penyembuhan luka. Hal ini
dikarenakan adanya kandungan flavonoid, saponin, triterpenoid dan tanin pada
tanaman binahong. Pemanfaatan daun binahong untuk penyembuhan luka dapat
dimanfaatkan dengan cara dikonsumsi secara langsung (dalam bentuk segar)
atau dalam bentuk serbuk (kemasan kapsul binahong). Selain itu binahong juga
dapat dimanfaatkan sebagai cairan antiseptik untuk membersihkan luka dimana
dalam pemanfaatnya dapat digunakan dengan cara merebus daun binahong atau
merubah binahong dalam bentuk sediaan gel / cream.
c. Pengaruh pemberian cream binahong terhadap percepatan penyembuhan luka
perineum pada ibu postpartum
Dari hasil uji Mann-whitney dengan signifikasi α (0,05) didapatkan nilai
Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,044. Karena nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar
0,044 < α (0,05) maka hipotesis penelitian H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti ada pengaruh pemberian cream binahong terhadap percepatan
penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum di PMB Efit Riawati
Kabupaten Pasuruan
Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Eviyanti
(2019) tentang efektifitas air rebusan simplisia daun binahong (anredera
cordifolia (tenore) steen) terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di
Klinik Murniati Kecamatan Kota Kisaran Barat. Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa pada kelompok responden yang diberikan air rebusan daun binahong,
mayoritas penyembuhan luka perineum adalah dengan kategori cepat sebanyak 6

Halaman | 71
orang (60%) dan pada kelompok tidak di berikan air rebusan daun binahong,
mayoritas penyembuhan luka perineum adalah dengan kategori normal sebanyak
8 orang (80%). Dari 10 ibu post partum yang mengkonsumsi daun binahong
hanya 6 orang yang penyembuhannya cepat sedangkan yang melakukan
perawatan secara konvensional hanya 8 orang disini terdapat perbedaan 2 orang
saja dengan yang melakukan perawatan dengan mengkonsumsi daun binahong
karena ada faktor yang mempengaruhinya seperti factor usia, nutrisi, lingkungan
dan sosial budaya. Sedangkan pemberian air rebusan daun binahong yang
penyembuhannya lambat sebanyak 0 orang (0%).Hasil uji statistic dengan
Mann-Whitney Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan
pada dua kelompok, sehingga disimpulkan bahwa (p<0,05) efektif terhadap
Penyembuhan Luka Perineum.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kartika Wijayanti (2016), yang
meneliti Efektifitas Air Rebusan Daun Binahong Terhadap Penyembuhan Luka
Perineum Di Rumah Bersalin Aesya Grabag Kabupaten Magelang. Hasil
penelitian menunjukkan Ada perbedaan penyembuhan luka perineum yang
bermakna setelah diberikan intervensi air rebusan daun binahong dan bethadine.
Persentasi reponden yang mengalami penyembuhan luka perineum pada
kelompok binahong, lebih baik daripada kelompok bethadine. (Wijayanti, 2016).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Yuniarti dan Mulyati (2014), yang
meneliti Pengaruh Mengkonsumsi Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia
(Tenore) Steen) Terhadap Lamanya Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post
Partum Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hasil penelitian menunjukan lama
penyembuhan luka jahitan perineum pada ibu post partum yang tidak
mengkonsumsi ekstrak daun binahong hampir seluruh nya mengalami
penyembuhan yang lambat yaitu 90% sedangkan yang mengkonsumsi ekstrak
daun binahong hampir seluruhnya mengalami penyembuhan yang cepat yaitu
85% dengan P value (0.000) < α (0,05)
Sebagai obat luka binahong mengandung beberapa kandungan fitokimia
yaitu flavonoid, asam oleanolik, protein, saponin, dan asam askorbat.
Kandungan asam askrobat pada tanaman ini penting untuk mengaktifkan enzim
prolil hodroksilasi yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan
kolagen, sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka (Susetya,
2016). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gurwinder (2018) yang menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan sangat
signifikan antara perbandingan daun binahong dan air rebusan daun sirih pada
hari ke-12, dengan p=0,001 (p<0,05). Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa
aplikasi pasta daun Binahong menunjukkan hasil yang lebih baik dalam proses
penyembuhan luka. Hal ini didukung oleh penelitian Zulmi (2019) yang
menunjukkan hasil bahwa pada kelompok intervensi / perlakuan menunjukkan
52,71% disembuhkan setelah mendapatkan perawatan untuk luka perineum
menggunakan rebusan daun binahong yang duduk dan direndam. Di sisi lain,
pada kelompok kontrol yang menggunakan air rebusan daun sirih menunjukkan
27,9% pulih. Hasil Uji Wilcoxon didapat nilai (p<0,05). Berdasarkan hasil ini
ada efek rebusan daun binahong yang duduk dan direndam pada penyembuhan
luka perineum untuk ibu nifas.
Peneliti berasumsi bahwa ibu post partum yang melakukan perawatan luka
perineum menggunakan cream daun binahong sebagian besar mengalami proses
penyembuhan luka perineum yang lebih cepat dibandingkan dengan tidak
menggunakan cream daun binahong. Hal ini karena tanaman binahong

Halaman | 72
mengandung antiseptik yang mampu membunuh kuman dan dapat
meningkatkan daya tahan terhadap infeksi serta mempercepat penyembuhan
luka. Sebagai obat luka binahong mengandung beberapa kandungan fitokimia
yaitu flavonoid, asam oleanolik, protein, saponin, dan asam askorbat.
Kandungan asam askrobat pada tanaman ini penting untuk mengaktifkan enzim
prolil hidroksilasi yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan
kolagen, sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka (Susetya,
2016). Polifenol dan saponin berfungsi sebagai anti bakteri (Wardani, 2015).
Pemberian daun binahong pada luka membantu penyembuhan luka dengan
pembentukan jaringan granulasi yang lebih banyak dan reepitalisasi terjadi lebih
cepat dibandingkan dengan luka yang tidak diberi daun binahong (Ariani, 2016)
Secara empiris tanaman binahong dikenal dapat menyembuhkan luka
(Sumartiningsih, 2011). Hasil ini sejalan dengan penelitian Prayudi (2009) yang
mengatakan bahwa seluruh bagian tanaman binahong mulai dari akar, umbi,
batang, daun dan bunga sangat mujarab untuk terapi herbal. Kemampuan
binahong untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit ini berkaitan erat
dengan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya seperti flavonoid, alkaloid,
terpenoid dan saponin. Flavonoid dapat berperan langsung sebagai antibiotik
dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus.
Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari
sistem heterosiklik. Alkaloid memiiliki aktivitas hipoglikemik. Senyawa
terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik membantu tubuh dalam proses
sintesa organik dan pemulihan sel–sel tubuh. Sedangkan saponin dapat
menurunkan kolesterol, mempunyai sifat sebagai antioksidan, antivirus dan
antikarsinogenik dan manipulator fermentasi rumen. Berdasarkan penelitian
Pebri, et.al (2017), Ekstrak daun binahong sebagai obat luka insisi mampu
mempercepat proses penyembuhan luka mulai dari pengecilan ukuran luka,
pengurangan intensitas warna kemerahan dan udema, pembentukan awal
keropeng dan diakhiri dengan terlepasnya keropeng dibandingkan dengan
kontrol. Proses kecepatan penyembuhan luka menggunakan ekstrak daun
binahong cenderung tergantung pada konsentrasi ekstrak yang diberikan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka yaitu Usia
reproduksi sehat adalah usia 20-35 tahun. Kulit utuh pada dewasa muda yang
sehat merupakan suatu barrier yang baik terhadap trauma mekanis dan juga
infeksi, begitupun yang berlaku efisiensi sistem imun, sistem kardivaskuler dan
sistem respirasi yang memungkinkan penyembuhan luka lebih cepat. Kecepatan
perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia
seseorang. Faktor Nutrisi juga daoat mempengaruhi penyembuhan luka terutama
nutrsis yang mengandung protein akan meningkatkan perbaikan sel-sel yang
rusak serta meningkatkan daya imunitas tubuh. Hal ini sesuai dengan fungsi
protein yaitu sebagai zat pembentukan antibody. Nutrisi yang mengandung
karbohidrat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan energy selama proses
penyembuhan luka dan menghindarkan protein dan lemak untuk melakukan
katabolisme. Factor lingkungan, faktor sosial budaya, tradisi, sosial dan masih
banyak faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka
Pemanfaatan daun binahong dalam bentuk cream untuk membantu
percepatan penyembuhan luka perineum sudah dilakukan kajian ilmiah dan
terbukti efektif untuk membantu percepatan penyembuhan luka perineum pada
ibu postpartum. Namun untuk mengaplikasikan cream daun binahong guna
membantu percepatan penyembuhan luka perineum dibutuhkan pemahaman dari

Halaman | 73
bidan sebagai penolong persalinan dan pemberi asuhan kebidanan dimasa
postpartum. Bidan harus mengajarkan ibu postpartum mengenai metode
perawatan luka perineum menggunakan cream daun binahong. Selain itu bidan
juga harus mengajarkan kepada ibu postpartum mengenai personal hygiene serta
memastikan ibu postpartum mengkonsumsi berbagai jenis makanan untuk
pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh karena penyembuhan luka
perineum menggunakan cream daun binahong akan lebih efektif jika didukung
dengan personal hygiene yang baik, asupan nutrisi yang adekuat serta tindakan
mobilisasi yang dilakukan ibu postpartum

6. KESIMPULAN
a. Dari hasil penelitian didapatkan untuk responden penelitian dari kelompok
kontrol mengalami lama waktu penyembuhan luka perineum dalam kategori
baik (≤ 7 hari) yaitu sebanyak 9 responden (60,0%). Waktu penyembuhan luka
perineum tercepat pada kelompok kontrol adalah 155 jam, waktu terlama
penyembuhan luka perineum pada kelompok kontrol adalah 183 jam dan rerata
waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok kontrol sebesar 166,93 jam.
b. Dari hasil penelitian didapatkan untuk responden penelitian dari kelompok
perlakuan mengalami lama waktu penyembuhan luka perineum dalam kategori
baik (≤ 7 hari) yaitu sebanyak 11 responden (73,3%). Waktu penyembuhan luka
perineum tercepat pada kelompok perlakuan adalah 149 jam, waktu terlama
penyembuhan luka perineum pada kelompok perlakuan adalah 172 jam dan
rerata waktu penyembuhan luka perineum pada kelompok perlakuan sebesar
160,02 jam.
c. Dari hasil uji Mann-whitney dengan signifikasi α (0,05) didapatkan nilai Asymp
Sig (2-tailed) sebesar 0,044. Karena nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,044 < α
(0,05) maka hipotesis penelitian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
pengaruh pemberian cream binahong terhadap percepatan penyembuhan luka
perineum pada ibu postpartum di PMB Efit Riawati Kabupaten Pasuruan

7. SARAN
a. Bagi bidan
Diharapkan bidan sebagai pemberi asuhan postpartum dapat mulai untuk
memanfaatkan cream daun binahong sebagai salah satu terapi komplementer
untuk mempercepat penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum agar lama
waktu penyembuhan luka postpartum tidak memanjang
b. Bagi ibu postpartum
Diharapkan ibu postpartum dapat mematuhi setiap advice yang diberikan
oleh bidan terutama untuk mempercepat penyembuhan luka perineum dan selalu
melakukan konsultasi dengan bidan mengenai perkembangan luka perineum
yang dialami agar kondisi luka perineum selalu dalam kondisi terkontrol serta
berupaya untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan untuk pemenuhan nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh selama masa penyembuhan luka perineum,
menerapkan personal hygiene yang baik, serta melakukan tindakan mobilisasi
sesuai advice dari bidan
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan sebagai kajian ilmiah
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menyertakan variabel yang
belum diangkat dalam penelitian ini

Halaman | 74
8. DAFTAR PUSTAKA
Alvarenga, M. B., Francisco, A. A., Oliveira, S. M. J. V. D., Silva, F. M. B. D.,
Shimoda, G. T., & Damiani, L. P. (2015). Episiotomy healing assessment:
redness, oedema, ecchymosis, discharge, approximation (REEDA) scale
reliability. Revista latino-americana de enfermagem, 23(1), 162-168.
Depkes RI. (2014). Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Eviyanti, D. (2019). Efektifitas Air Rebusan Simplisia Daun Binahong (Anredera
Cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu
Nifas Di Klinik Murniati Kecamatan Kota Kisaran Barat Tahun 2018.
Kartika, R. W. (2015). Perawatan Luka Kronis Dengan Modern
Dressing. Perawatan Luka Kronis Dengan Modern Dressing, 42(7), 546-550.
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019. Jakarta ;
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lestari, P. (2016). Usia Berpengaruh Dominan Terhadap Perilaku Perawatan Luka
Perineum pada Ibu Nifas di RSUD Sleman. Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia, 4(2), 95-101.
Lestari, R. P., Nissa, C., Afifah, D. N., Anjani, G., & Rustanti, N. (2018). Total
Lactic Acid Bacteria (LAB), Antioxidant Activity, and Acceptance of
Synbiotic Yoghurt with Binahong Leaf Extract (Anredera cordifolia (Ten.)
Steenis).
Purwoastuti, E., & Walyani, E. S. (2017). Asuhan kebidanan masa nifas dan
menyusui.
Susetya, D. (2012). Khasiat Dan Manfaat Daun Ajaib Binahong Cetakan I,
Yogyakarta.
Utami, P., Puspaningtyas, D. E., & Gz, S. (2013). The Miracle Of Herbs.
AgroMedia.
Wahyudin Rajab, S., Epid, M., Fratidhina, Y., Fauziah, S. K. M., & Sit, S.
(2019). Konsep Dasar Keterampilan Kebidanan. Wineka Media.
WHO. (2019). Maternal Mortality. diakses dari : https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/maternal-mortality
Wijaya, N. I. M. S., & Kep, M. (2018). Perawatan Luka Dengan Pendekatan
Multidisiplin. Penerbit Andi

Halaman | 75

Anda mungkin juga menyukai