Anda di halaman 1dari 7

Faktor faktor berpengaruh terhadap penyembuhan luka perineum

Safarina Qurota A’Yunida


32101900053
Pendahuluan
Pada beberapa penelitian baik penelitian internasional maupun nasional
menjelaskan bahwa luka perineum yang terjadi saat proses persalinan
hampir 90% wanita akan mengalami hal tersebut, baik secara spontan
atau dengan episiotomi. Biasanya proses kesembuhan luka perineum ini
akan sembuh secara bervariasi, ada yang sembuh secara normal dan ada
yang mengalami keterlambatan penyembuhan, hal itu bisa dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik ibu, status gizi, kondisi
cedera ataupun perawatannya (Sholikha S, dkk, 2020). Luka perineum
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perdarahan ibu
postpartum. Penyebab perdarahan postpartum dibagi menjadi 4 atau
yang sering disebut dengan 4T yaitu tone (tonus; atonia uteri), tissue
(jaringan; retensio plasenta dan sisa plasenta), tears (laserasi; laserasi
perineum, vagina, serviks dan uterus) dan thrombin (koagulopati;
gangguan pembekuan darah). Atonia uteri yang merupakan penyebab
utama perdarahan postpartum. Adapun 70% disebabkan karena trauma
seperti laserasi, ruptura uteri, dll. Sedangkan 20% disebabkan karena
tisuue (jaringan) seperti retensio plasenta, sisa plasenta dan 10%
disebabkan karena thrombin (koagulopati) atau gangguan pembekuan
darah seperti idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), thombotic
thrombocytopenic purpura, penyakit von Willebrand dan hemofilia
(Simanjuntak L, 2020). Di Indonesia luka perineum dialami oleh 75%
ibu persalinan pervaginam, pada tahun 2013 ditemukan bahwa dari 1.951
kelahiran pervaginam, 57% ibu menerima perenium jahitan pada 28%
karena episiotomi dan 29% karena robekan spontan. (Depkes RI,
2013). Ibu postpartum sudah sangat lumrah jika memiliki jahitan
dibagian perineum, luka pada perineum ini sangat perlu diperhatikan
dalam perawatannya, selain agar cepat sembuh juga agar dapat
mempercepat proses penyembuhan luka perineum tersebut. Dampak dari
luka perineum yang apabila tidak ditangani dengan baik akan memicu
terjadinya infeksi.
Tujuan dari pembuatan essay ini adalah untuk menggambarkan faktor –
faktor yang berhubungan dengan penyembuhan kejadian luka perineum
pada ibu postpartum
Metode studi ini merupakan suatu tinjauan literatur (literatur review)
yang mencoba menggali faktor – faktor yang berpengaruh terhadap
penyembuhan kejadian luka perineum pada ibu postpartum adalah
Pantang makanan, teknik vulva hygiene, mobilisasi, pengetahuan, usia,
Jenis luka.
Sumber untuk melakukan tinjauan literatur ini meliputi studi pencarian
sistematis database terkomputerasi (Google Scholar). Tinjauan literatur
ini meliputi 5 jurnal penelitian nasional. Penulisan essay ini menggunakan
penulisan daftar pustaka Vancouver. Dalam pencarian essay ini
menggunakan kata kuci Faktor faktor berpengaruh terhadap
penyembuhan luka perineum.
Isi
Pantang Makanan
Di daerah tertentu ada larangan turun temurun yaitu pantang makanan
pada ibu setelah melahirkan yang diwariskan oleh leluhur. Contohnya
dilarang mengkonsumsi putih telur karena dianggap amis dan
memperlambat proses penyembuhan luka, tapi pada kenyataannya putih
telur mengandung protein yang bagus untuk penyembuhan luka
perineum.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Arma, Sipayung, Syari, &
Ramini, 2020), Dari hasil uji chi-square peroleh hasil p value (0,000) yang
berarti p< α = 0,000 < 0,05 terdapat hubungan antara pantang makanan
dengan lamanya penyembuhan luka perineum ibu nifas diPraktik Mandiri Bidan
Trismalia Medan Estate.
Teknik Vulva Hygiene
Teknik vulva hygiene sangat berpengaruh terhadap ibu setelah
melahirkan, karena mereka harus menjaga kebersihan pada daerah
genitalia. terutama pada daerah luka perineum apabila teknik vulva
hygiene benar bisa mempercepat proses penyembuhan.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Herlina, Virgia, & Wardani,
2018), Berdasarkan hasil perhitungan uji Koefisien Kontingensi
(C)didapatkan hasil 0,003 (p<0,05), sehingga H1 diterima artinya ada
hubungan vulva hygiene dengan penyembuhan luka perineum pada ibu
post partum BPS Heppy Rina M, S.ST, Seduri, Mojosari Mojokerto
Mobilisasi Dini
Mobilisasi dini merupakan pergerakan posisi atau adanya kegiatan yang
dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan
normal. Contoh yang bisa dilakukan membimbing penderita keluar dari
tempat tidur dan berjalan setelah persalinan. Dampak yang terjadi bila
mobilisasi dini tidak dilakukan adalah kurangnya suplai darah dan
pengaruh hipoksia pada luka. Maka dari itu ibu dianjurkan untuk
melakukan mobilisasi dini akan memperlancar sirkulasi atau suplai darah
keseluruh tubuh, pada saat terjadi luka jaringan atau sel pada daerah
yang terjadi luka tersebut menjadi rusak, dengan adanya suplai darah
yang baik akan mempercepat vaskularisasi. Sesuai dengan penelitian
yang dilakukan (Supardi & Yani, 2020), pengujian menggunakan teknik
Chi-Square didapatkan p = 0,004 lebih kecil dari α = 0,05, ini berarti Ho
ditolak dan Ha diterima. Yang berarti ada pengaruh mobilisasi dini
terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu post partum.
Pengetahuan
Pengetahuan ibu post partum tentang proses penyembuhan luka
perineum disebabkan ibu sudah memiliki pengalaman pada kelahiran
terdahulu yang telah mendapatkan pendidikan kesehatan dari tenaga
kesehatan sehingga ibu mempunyai pengetahuan yang cukup baik. Ibu
post partum yang berpengetahuan cukup baik tersebut menyebabkan
proses penyembuhan luka perineum selama 7 hari (normal). Sesuai
dengan penelitian yang dilakukan (Nurrahmaton & Sartika, 2018), dari
hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Bersalin Hj. Nirmala Sapni,
Am.Keb Medan dengan nilai p 0,000 < 0,05 artinya ada hubungan
pengetahuan ibu post partum tentang proses penyembuhan luka. Hal ini
berarti semakin baik pengetahuan ibu tentang perawatan luka perineum
menyebabkan proses penyembuhan luka akan semakin cepat (normal).
Usia
Faktor usia dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Penyembuhan luka
lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada orang tua. Sebab fungsi
penyatuan jaringan pada kulit ibu post partum yang sudah tidak usia
reproduktif telah mengalami penurunan akibat faktor usia (Smeltzer et al,
2001). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Rohmin, Octariani, &
Jania, 2017), Uji Chi square diperoleh p=0,000, maka dapat disimpulkan
ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan lama penyembuhan
luka perineum pada ibu post partum. Hasil analisis diperoleh OR=6.0
Jenis luka
Luka jahitan jalan lahir/perineum biasanya akan lebih cepat sembuh pada
jenis luka episiotomi dibandingkan rupture spontan, karena bentuk
robekannya yang teratur sehingga mudah untuk disatukan atau dijahit
(Rohmin et al., 2017). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
(Susilawati, Patimah, & Sagita Imaniar, 2020), hasil penelitian diketahui
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis luka perineum ibu
dengan lama penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum. Hasil
analisis diperoleh OR=15, hal ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki
jenis luka episiotomi mempunyai kecenderungan 15 kali dengan lama
penyembuhan luka perineum baik. Luka.
Frameowrk

Teknik vulv
Faktor
hygiene,
Pantang
Eksterinsik
mobilisasi,
Faktor jenis
makanan, usia
Faktor yang
Interinsik
berpengaruh
Penutup
Kesimpulan : Dari analisis literature ini dari kumpulan beberapa artikel
didapatkan faktor faktor berpengaruh terhadap penyembuhan luka
perineum. Seperti Pantang makanan, teknik vulva hygiene, mobilisasi,
pengetahuan, usia, Jenis luka. Agar ibu nifas ingin cepat sembuh luka
perineumnya harus makanan bergizi dan jangan pantang makanan

Referensi
Arma, N., Sipayung, N. A., Syari, M., & Ramini, N. (2020). Pantang
Makanan Terhadap Lamanya Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu
Nifas. JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan), 4(2), 95–100. Retrieved from
http://jik.stikesalifah.ac.id/index.php/jurnalkes/article/view/292/0
Herlina, Virgia, V., & Wardani, R. (2018). Hubungan Teknik Vulva Hygiene
Dengan Penyembuhan Luka Perinium Pada Ibu Post Partum. Jurnal
Kebidanan, 4(I), 5–10.
Nurrahmaton, N., & Sartika, D. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Post
Partum Tentang Perawatan Luka Perineum dengan Proses
Penyembuhan Luka di Klinik Bersalin Hj. Nirmala Sapni, Amkeb
Medan. Jurnal Bidan Komunitas, 1(1), 20.
https://doi.org/10.33085/jbk.v1i1.3911
Rohmin, A., Octariani, B., & Jania, M. (2017). Faktor Risiko yang
Mempengaruhi Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Post
Partum (Risk Factor Affecting the Period of Perineal Wound Healing in
Postpartum Mothers). Jurnal Kesehatan, 8(3), 449–454. Retrieved
from
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/660/591
Smeltzer et al. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Supardi, N., & Yani, F. (2020). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum Ruptur Tingkat II Pada Ibu Post Partum
di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar Tahun 2019. Madu : Jurnal
Kesehatan, 9(2), 5. https://doi.org/10.31314/mjk.9.2.5-13.2020
Susilawati, S., Patimah, M., & Sagita Imaniar, M. (2020). Determinan
Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas. Faletehan Health
Journal, 7(3), 132–136. Retrieved from www.journal.lppm-
stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ

Anda mungkin juga menyukai