Anda di halaman 1dari 11

67

BAB VI

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah

dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2015 sampai dengan tanggal 22 maret

2015. Responden pada penelitian ini berjumlah 30 ibu post partum di Polindes

Desa Kenongo Jabung Malang. Pembahasan pada bab ini berisi tentang hasil

penelitian serta hal-hal yang dapat mendukung temuan tersebut. Karakteristik

responden di Polindes Desa Kenongo Jabung Malang di kelompokkan

berdasarkan pada tingkat pengetahuan penyembuhan luka dan nutrisi.

Karakteristik tersebut merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi

percepatan penyembuhan luka perinium

6.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Penyembuhan Luka dan


Nutrisi.

Sesuai dengan data yang telah diperoleh pada 30 responden ibu post partum

didapatkan hasil yang paling banyak adalah pengetahuan responden dalam

kategori baik berjumlah 16 responden (53,3%) yang mayoritas memiliki faktor

karakteristik berpendidikan SMA, dimana ibu yang memiliki tingkat pendidikan

SMA mengetahui tujuan perawatan luka jahitan pada jalan lahir dan mengetahui

sumber protein yang sangat baik untuk proses percepatan penyembuhan luka yang

di dapatkan pada telur, ikan laut, daging dan ibu pun sudah mengkonsumsi selama

proses penyembuhan luka ruptur periniumnya..


68

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengetahuan merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum. Pada penelitian ini

mayoritas memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyembuhan luka

perineum dikarenakan responden yang berpengetahuan baik telah

mengaplikasikan penyuluhan yang sering dilakukan oleh bidan dan perawat di

Polindes Desa Kenongo Jabung Malang yang sangat berpengaruh terhadap

percepatan penyembuhan luka perineum yang dialami ibu. Mayoritas ibu

mengetahui tujuan perawatan luka pada jalan lahir dan memahami faktor yang

mempengaruhi penyembuhan luka jalan lahir namun terdapat pula ibu yang tidak

mengetahui zat-zat yang diperlukan ibu post partum pasca penjahitan robekan

jalan lahir selain protein seperti kalori, vitamin dan mineral. Sedangkan pada ibu

yang memiliki tingkat pengetahuan kurang didapatkan hasil yang seimbang antara

percepatan penyembuhan luka cepat dan lambat. Hal ini di karenakan ibu yang

memiliki tingkat pengetahuan kurang kesadaran dalam memelihara personal

hygiene masih rendah. Masalah yang terjadi dalam melakukan penelitian ini yaitu

terdapat ibu yang mengetahui cara personal hygiene dan merawat luka perineum

namun ibu tersebut tidak mau mengaplikasikannya karena sakit, takut jahitannya

terbuka kembali. Hal tersebut yang menyebabkan ibu yang memiliki pengetahuan

baik namun penyembuhan luka perineumnya lambat.

Menurut asumsi peneliti kepatuhan responden terhadap program penyuluhan

yang sering dilakukan oleh pihak Polindes juga mempengaruhi hasil pendidikan

yang diterimanya. Masalah ketidakpatuhan terhadap program penyuluhan adalah

masalah yang harus diatasi untuk membantu responden untuk berpartisipasi dalam

perawatan diri dan untuk mencapai tingkat kesehatan potensial yang maksimal.
69

Menurut Faisal Pebri Amami (2014) bahwa pendidikan seseorang

berpengaruh pada pengetahuannya, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan

yang rendah/ kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

nilai baru yang diperkenalkan sehingga pengetahuan kurang.

Menurut Alimul Aziz (2007) bahwa seorang ibu perlu mengetahui cara

dalam perawatan luka pada perineum agar tidak terjadi infeksi pada daerah

tersebut, misalnya perawatan luka dengan cara mencuci genetalia dengan lembut,

dengan air sabun dan air desinfektan tingkat tinggi, kemudian di keringkan, oleh

sebab itu campur tangan dari seorang ibu sangatlah diperlukan untuk dapat

mempercepat kesembuhan luka tersebut.

Menurut Nursalam (2001) pengetahuan ibu post partum yang baik tidak

hanya diperoleh secara modern saja melainkan bisa diperoleh secara tradisional.

Yang dimaksud secara modern adalah diperoleh dari status pendidikan.

Pengetahuan yang baik bisa diperoleh secara tradisional antara lain pengetahuan

diperoleh dengan cara berdasarkan pengalaman pribadi, coba-coba, maupun

melalui pikiran.

Hasil henelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh

Violen Moloku (2013) pada ibu post partum di ruangan Irinia di bawah RSUP

Prof. Dr. R.D Kandou Malalayang yang menunjukan ada hubungan yang

signifikan antara faktor pengetahuan ibu tentang perawatan dan penyembuhan

luka episiotomi dimana diperoleh nilai signifikansi (p=0,045). Berdasarkan hasil

penelitian tersebut menunjukan dari 30 responden pengetahuan rendah perawatan


70

luka episiotomi yang cepat sebanyak 16 responden (53%), dan pengetahuan yang

tinggi perawatan luka episiotomi yang lambat 6 responden (20%).

Hasil penelitian serupa isejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elida

Fitri (2014) pada ibu nifas di RSU DR. Zainoel Abidin Banda Aceh ang

menunjukan ada hubungan yang signifikan antara faktor yang berpengaruh

dengan penyembuhan luka perineum, dimana diperoleh nilai signifikansi

(p=0,002) untuk pengaruh nutrisi terhadap penyembuhan luka perinium

p=0,002<α=0,05.

6.2 Gambaran Percepatan Penyembuhan Luka Perinium

Sesuai dengan data yang telah diperoleh pada 30 responden ibu post partum

didapatkan hasil yang paling banyak yaitu ibu post partum yang mengalami

percepatan penyembuhan luka perineum dengan kategori cepat sebanyak 17

responden (56,7%) yang mayoritas memiliki faktor karakteristik berusia rata-trata

20,63 tahun.

Hasil penelitian yang peneliti temui, didapatkan hasil bahwa usia ibu

mempengaruhi percepatan penyembuhan luka perineum ibu. Pada penelitian ini

mayoritas ibu yang memiliki usia dengan mean 20,63 tahun mengalami

percepatan penyembuhan yang cepat, walaupun ada ibu yang berusia dengan

mean 20,63 tahun yang mengalami percepatan penyembuhan luka lambat. Hal ini

dikarenakan usia ibu masih tergolong cukup produktif, dan mayoritas ibu

memahami faktor-faktor penyembuhan luka perineum. Sedangkan ibu yang

mengalami percepatan penyembuhan lambat masih belum memahami kebutuhan

nutrisi untuk percepatan penyembuhan luka. Namun bukan dari faktor usia saja
71

yang mempengaruhi percepatan penyembuhan luka perineum responden, faktor

dari keterlibatan pihak keluarga dalam memberikan arahan dan nasihat dalam

merawat personal hygiene serta kebutuhan nutrisi juga sangat berperan penting.

Menurut asumsi peneliti sangat penting untuk mengelompokkan faktor

karakteristik usia, hal ini tidak hanya terkait dengan maturasi tetapi dari sudut

pandang dari faktor kontekstual seperti bagaimana melihat masa lalu dan efeknya

dihari kemudian. Usia juga dipandang sangat berpengaruh terhadap sikap

responden dalam menerima pendidikan kesehatan.

Menurut Boyle Maureen (2009) dari faktor usia, biasanya semakin tua

seseorang maka semakin lama poses penyembuhannya, karena terjadi penurunan

dalam regenerasi sel-sel jaringannya. Namun sebaliknya, pada usia yang masih

muda, proses penyembuhannya akan semakin cepat.

Menurut Uliyah dan Hidayat (2009) menyatakan bahwa kecepatan

perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia

seseorang, namun selanjutnya proses penuaan dapat menurunkan system

perbaikan sel sehingga dapat memperlambat percepatan penyembuhan luka.

Menurut Smeltzer (2002) waktu percepatan penyembuhan luka pada jalan

lahir dipengaruhi oleh factor-faktor diantaranya factor internal dan eksternal.

Adapun faktor internalnya adalah usia ibu, personal hygiene, gizi. Adapun faktor

eksternal antara lain lingkungan, tradisi, pengetahuan, status ekonomi,

penanganan petugas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nova

Elok. M (2012) pada ibu post partum di BPS Ny.Indri Ari Panglegur Sumenep

yang menunjukan ada hubungan yang signifikan h antara faktor usia yang
72

berhubungan dengan penyembuhan luka perinium pada ibu nifas hari ke tujuh,

dimana diperoleh nilai signifikansi (p=0,001). Berdasarkan hasil penelitian

tersebut menunjukan bahwa mayoritas ibu nifas yang masih dalam usia

reproduktif mengalami penyembuhan luka yang cepat.

6.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan Penyembuhan Luka dan Nutrisi

Dengan Percepatan Penyembuhan Luka Perinium

Setelah dilakukan analisa data dan melihat hasil penelitian yang telah

diperoleh pada 30 responden dapat diketahui bahwa ibu post partum yang

memiliki tingkat pengetahuan baik sejumlah 16 responden yaitu (53,3), ibu post

partum yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sejumlah 14 responden yaitu

(47,7%).

Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan Chi Square

didapatkan nilai p value = 0,037 dimana nilai p value lebih besar dari nilai α

=0,05 maka H1 diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara tingkat pengetahuan penyembuhan luka dan nutrisi ibu post

partum dengan percepatan penyembuhan luka perineum di Polindes Desa

Kenongo Jabung Malang.

Pada penelitian ini menunjukan hasil yang berhubungan diakibatkan oleh

faktor lain yaitu faktor dasar (usia, lingkungan, tradisi, status ekonomi,

penanganan petugas, pengetahuan) salah satu faktor dasar ini yang mempengaruhi

percepatan penyembuhan luka perinium adalah pengetahuan penyembuhan luka

dan nutrisi. Sesuai data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, terdapat

responden ibu post partum di Pondok Bersalin Desa (Polindes) mayoritas


73

memiliki pengetahuan baik dengan percepatan penyembuhan luka cepat,

walaupun ada ibu post partum yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dengan

percepatan penyembuhan yang cepat. Hal ini dikarenakan ibu yang memiliki

tingkat pengetahuan baik, perhatian terhadap status nutrisinya sudah cukup baik

karena ibu mengkonsumsi makanan-makanan yang memiliki kandungan nutrisi

yang cukup walaupun ada ibu yang tidak mengkonsumsi makanan-makanan yang

memiliki nilai kandungan nutrisi seperti vitamin A. Pada responden yang

memiliki tingkat pengetahuan kurang, apabila sebelum dan sesudah

membersihkan luka periniumnya mayoritas ibu hanya mencuci tangan dengan air

mengalir saja hal ini mempengaruhi masalah kebersihan diri ibu (higiene) selain

itu mayoritas ibu tidak mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung

protein hewani seperti telur, ikan, daging.

Menurut Uliyah & Hidayat (2009) nutrisi merupakan unsur utama dalam

membantu perbaikan sel, karena kandungan zat gizi yang terdapat di dalamnya

dan vitamin, salah satunya vitamin A yang sangat diperlukan dalam membantu

proses epitelisasi atau penutupan luka dan sintesis kolagen.

Menurut pernyataan manuaba (2009), untuk ibu post partum yang

berpantang makan, kebutuhan nutrisi akan berkurang sehingga untuk makanan

yang dikonsumsi sebaiknya mengandung protein, sayuran, buah-buahan dan ini

akan mempengaruhi percepatan penyembuhan luka perineum yaitu

mengakibatkan luka menjadi tidak sembuh dengan baik atau buruk. Sedangkan

ibu post partum yang nutrisisnya sudah cukup akan tetapi masih mengikuti

kebiasaan pantang makan, sehingga bisa menyembabkan percepatan

penyembuhan luka perinium menjadi kurang baik, artinya sembuh sedang.


74

Sedangkan ibu yang nutrisinya sudah cukup maka percepatan penyembuhan luka

periniumnya akan lebih cepat dan sembuh dengan baik.

Sesuai dengan pernyataan Notoatodjo (2007) bahwa pengetahuan yang

dimiliki seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir,

dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil

keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau

hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Akan

tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah

mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat

diperoleh melalui pendidikan nonformal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Monica

Rahayu (2014) pada ibu post partum di RSKD ibu dan anak Siti Fatimah Makasar

yang menunjukan ada hubungan yang signifikan antara faktor yang berhubungan

dengan penyembuhan luka episiotomi, dimana diperoleh nilai signifikansi

(p=0,012) untuk pengetahuan p=0,012<α=0,05. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut menunjukan bahwa banyaknya ibu post partum di RSKD ibu dan anak

Siti Fatimah Makasar mengalami percepatan penyembuhan luka yang cepat.

6.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yang di alami oleh

peneliti. Peneliti mengidentifikasi keterbatasan tersebut antara lain sebagai

berikut:

1. Desain Penelitian
75

Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Kelemahan desain ini

yaitu hanya dilakukan pada beberapa populasi yang diamati pada waktu

yang sama dan dalam satu waktu, sehingga peneliti tidak dapat melihat

perubahan apakah proses percepatan penyembuhan luka perineum ibu post

partum mengalami infeksi atau tidak.

2. Instrumen dan Alat Ukur

Instrumen dan alat ukur dalam penelitain ini adalah kuesioner. Beberapa

kelemahan dari kuesioner adalah pertanyaan dapat diinterpretasikan berbeda

oleh setiap responden. Selain itu pada pengumpulan data dengan kuesioner

memungkinkan untuk mendapatkan jawaban yang kurang jujur dari

respoden dikarenakan pertanyaan mengenai status ekonomi dinilai bersifat

internal.

3. Referensi

Referensi yang digunakan dalam penelitian ini, terutama pada salah satu

teori tentang fase penyembuhan luka yang berhubungan dengan percepatan

penyembuhan luka perinium sangat minim dalam bentuk text book.

4. Sample

Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam hal diskusi dengan responden

untuk dijadikan sample, karena masih belum banyak ibu post partum yang

mengerti tentang fase percepatan penyembuhan luka seperti apa dan

pentingnya dilakukan observasi tersebut. Sehingga memungkinkan

terjadinya kekurangan sample yang didapat oleh peneliti.

6.5 Implikasi Keperawatan


76

Pada saat melahirkan terjadi banyak masalah pada ibu hamil salah satunya

adalah terjadi robekan spontan maupun robekan karena episiotomy pada

perineum. Yang mana luka pada perineum apabila tidak dilakukan perawatan

yang benar akan menyebabkan infeksi sehingga dapat berdampak pada fisik dan

psikologis ibu. Penelitian ini memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai

acuan perawat maternitas dalam memberikan pendidikan kesehatan mengenai fase

percepatan penyembuhan luka perineum tersebut pada ibu post partum. Selain itu

melalui penelitian ini perawat dapat melaksanakan peran perawat secara tepat

sebagai educator. Dalam peran perawat sebagai educator, maka perawat dapat

melakukan tindakan keperawatan kepada ibu hamil yang akan melahirkan dalam

hal factor internal dan eksternal yang mempengaruhi pada kejadian robekan

perineum, diantaranya yaitu memberi pengetahuan kepada ibu hamil dan post

partum mengenai percepatan penyembuhan luka perineum dengan memperhatikan

factor dasar yang dimiliki ibu sehingga perawat yang menyesuaikan materi yang

diberikan berdasarkan factor dasar yang dimliki seorang ibu.

Peran perawat maternitas sebagai pelaksana asuhan keperawatan di instansi

kesehatan mempunyai peran untuk mengkaji masalah kesehatan ibu hamil dan ibu

post partum, mengumpulkan data, analisis data, dan merumuskan prioritas

masalah. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan, peranan perawat kesehatan

dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara langsung atau

tidak langsung. Dalam fungsinya perawat dapat memberikan pelayanan serta

meningkatkan kesehatan ibu hamil, memberikan kontribusi untuk

mempertahankan dan meningkatkan derajad kesehatannya.


77

Dengan pengetahuan yang diberikan oleh perawat, diharapkan terjadi

penurunan angka kejadian infeksi pada ibu post partum yang mengalami rupture

perinium.Selain itu, dalam perannya sebagai konselor disini perawat lebih

memperhatikan salah satu factor karakteristik yaitu tingkat pengetahuan

penyembuhan luka dan nutrisi yang bertujuan untuk mempermudah seorang ibu

post partum melakukan sharing tentang factor karakteristik seperti apa, akibat-

akibatnya dan dampak apa yang akan terjadi pada ibu post partum, sehingga

informasi yang di dapat lebih mudah untuk dipahami oleh ibu post partum.

Anda mungkin juga menyukai