BAB VI
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah
2015. Responden pada penelitian ini berjumlah 30 ibu post partum di Polindes
Desa Kenongo Jabung Malang. Pembahasan pada bab ini berisi tentang hasil
Sesuai dengan data yang telah diperoleh pada 30 responden ibu post partum
SMA mengetahui tujuan perawatan luka jahitan pada jalan lahir dan mengetahui
sumber protein yang sangat baik untuk proses percepatan penyembuhan luka yang
di dapatkan pada telur, ikan laut, daging dan ibu pun sudah mengkonsumsi selama
satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum. Pada penelitian ini
mengetahui tujuan perawatan luka pada jalan lahir dan memahami faktor yang
mempengaruhi penyembuhan luka jalan lahir namun terdapat pula ibu yang tidak
mengetahui zat-zat yang diperlukan ibu post partum pasca penjahitan robekan
jalan lahir selain protein seperti kalori, vitamin dan mineral. Sedangkan pada ibu
yang memiliki tingkat pengetahuan kurang didapatkan hasil yang seimbang antara
percepatan penyembuhan luka cepat dan lambat. Hal ini di karenakan ibu yang
hygiene masih rendah. Masalah yang terjadi dalam melakukan penelitian ini yaitu
terdapat ibu yang mengetahui cara personal hygiene dan merawat luka perineum
namun ibu tersebut tidak mau mengaplikasikannya karena sakit, takut jahitannya
terbuka kembali. Hal tersebut yang menyebabkan ibu yang memiliki pengetahuan
yang sering dilakukan oleh pihak Polindes juga mempengaruhi hasil pendidikan
masalah yang harus diatasi untuk membantu responden untuk berpartisipasi dalam
perawatan diri dan untuk mencapai tingkat kesehatan potensial yang maksimal.
69
Menurut Alimul Aziz (2007) bahwa seorang ibu perlu mengetahui cara
dalam perawatan luka pada perineum agar tidak terjadi infeksi pada daerah
tersebut, misalnya perawatan luka dengan cara mencuci genetalia dengan lembut,
dengan air sabun dan air desinfektan tingkat tinggi, kemudian di keringkan, oleh
sebab itu campur tangan dari seorang ibu sangatlah diperlukan untuk dapat
Menurut Nursalam (2001) pengetahuan ibu post partum yang baik tidak
hanya diperoleh secara modern saja melainkan bisa diperoleh secara tradisional.
Pengetahuan yang baik bisa diperoleh secara tradisional antara lain pengetahuan
melalui pikiran.
Hasil henelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Violen Moloku (2013) pada ibu post partum di ruangan Irinia di bawah RSUP
Prof. Dr. R.D Kandou Malalayang yang menunjukan ada hubungan yang
luka episiotomi yang cepat sebanyak 16 responden (53%), dan pengetahuan yang
Hasil penelitian serupa isejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elida
Fitri (2014) pada ibu nifas di RSU DR. Zainoel Abidin Banda Aceh ang
p=0,002<α=0,05.
Sesuai dengan data yang telah diperoleh pada 30 responden ibu post partum
didapatkan hasil yang paling banyak yaitu ibu post partum yang mengalami
20,63 tahun.
Hasil penelitian yang peneliti temui, didapatkan hasil bahwa usia ibu
mayoritas ibu yang memiliki usia dengan mean 20,63 tahun mengalami
percepatan penyembuhan yang cepat, walaupun ada ibu yang berusia dengan
mean 20,63 tahun yang mengalami percepatan penyembuhan luka lambat. Hal ini
dikarenakan usia ibu masih tergolong cukup produktif, dan mayoritas ibu
nutrisi untuk percepatan penyembuhan luka. Namun bukan dari faktor usia saja
71
dari keterlibatan pihak keluarga dalam memberikan arahan dan nasihat dalam
merawat personal hygiene serta kebutuhan nutrisi juga sangat berperan penting.
karakteristik usia, hal ini tidak hanya terkait dengan maturasi tetapi dari sudut
pandang dari faktor kontekstual seperti bagaimana melihat masa lalu dan efeknya
Menurut Boyle Maureen (2009) dari faktor usia, biasanya semakin tua
dalam regenerasi sel-sel jaringannya. Namun sebaliknya, pada usia yang masih
Adapun faktor internalnya adalah usia ibu, personal hygiene, gizi. Adapun faktor
penanganan petugas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nova
Elok. M (2012) pada ibu post partum di BPS Ny.Indri Ari Panglegur Sumenep
yang menunjukan ada hubungan yang signifikan h antara faktor usia yang
72
berhubungan dengan penyembuhan luka perinium pada ibu nifas hari ke tujuh,
tersebut menunjukan bahwa mayoritas ibu nifas yang masih dalam usia
Setelah dilakukan analisa data dan melihat hasil penelitian yang telah
diperoleh pada 30 responden dapat diketahui bahwa ibu post partum yang
memiliki tingkat pengetahuan baik sejumlah 16 responden yaitu (53,3), ibu post
(47,7%).
didapatkan nilai p value = 0,037 dimana nilai p value lebih besar dari nilai α
=0,05 maka H1 diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara tingkat pengetahuan penyembuhan luka dan nutrisi ibu post
faktor lain yaitu faktor dasar (usia, lingkungan, tradisi, status ekonomi,
penanganan petugas, pengetahuan) salah satu faktor dasar ini yang mempengaruhi
dan nutrisi. Sesuai data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, terdapat
walaupun ada ibu post partum yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dengan
percepatan penyembuhan yang cepat. Hal ini dikarenakan ibu yang memiliki
tingkat pengetahuan baik, perhatian terhadap status nutrisinya sudah cukup baik
yang cukup walaupun ada ibu yang tidak mengkonsumsi makanan-makanan yang
membersihkan luka periniumnya mayoritas ibu hanya mencuci tangan dengan air
mengalir saja hal ini mempengaruhi masalah kebersihan diri ibu (higiene) selain
Menurut Uliyah & Hidayat (2009) nutrisi merupakan unsur utama dalam
membantu perbaikan sel, karena kandungan zat gizi yang terdapat di dalamnya
dan vitamin, salah satunya vitamin A yang sangat diperlukan dalam membantu
mengakibatkan luka menjadi tidak sembuh dengan baik atau buruk. Sedangkan
ibu post partum yang nutrisisnya sudah cukup akan tetapi masih mengikuti
Sedangkan ibu yang nutrisinya sudah cukup maka percepatan penyembuhan luka
dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil
keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau
hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Akan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Monica
Rahayu (2014) pada ibu post partum di RSKD ibu dan anak Siti Fatimah Makasar
yang menunjukan ada hubungan yang signifikan antara faktor yang berhubungan
tersebut menunjukan bahwa banyaknya ibu post partum di RSKD ibu dan anak
berikut:
1. Desain Penelitian
75
yaitu hanya dilakukan pada beberapa populasi yang diamati pada waktu
yang sama dan dalam satu waktu, sehingga peneliti tidak dapat melihat
Instrumen dan alat ukur dalam penelitain ini adalah kuesioner. Beberapa
oleh setiap responden. Selain itu pada pengumpulan data dengan kuesioner
internal.
3. Referensi
Referensi yang digunakan dalam penelitian ini, terutama pada salah satu
4. Sample
untuk dijadikan sample, karena masih belum banyak ibu post partum yang
Pada saat melahirkan terjadi banyak masalah pada ibu hamil salah satunya
perineum. Yang mana luka pada perineum apabila tidak dilakukan perawatan
yang benar akan menyebabkan infeksi sehingga dapat berdampak pada fisik dan
psikologis ibu. Penelitian ini memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai
percepatan penyembuhan luka perineum tersebut pada ibu post partum. Selain itu
melalui penelitian ini perawat dapat melaksanakan peran perawat secara tepat
sebagai educator. Dalam peran perawat sebagai educator, maka perawat dapat
melakukan tindakan keperawatan kepada ibu hamil yang akan melahirkan dalam
hal factor internal dan eksternal yang mempengaruhi pada kejadian robekan
perineum, diantaranya yaitu memberi pengetahuan kepada ibu hamil dan post
factor dasar yang dimiliki ibu sehingga perawat yang menyesuaikan materi yang
kesehatan mempunyai peran untuk mengkaji masalah kesehatan ibu hamil dan ibu
penurunan angka kejadian infeksi pada ibu post partum yang mengalami rupture
penyembuhan luka dan nutrisi yang bertujuan untuk mempermudah seorang ibu
post partum melakukan sharing tentang factor karakteristik seperti apa, akibat-
akibatnya dan dampak apa yang akan terjadi pada ibu post partum, sehingga
informasi yang di dapat lebih mudah untuk dipahami oleh ibu post partum.