Anda di halaman 1dari 4

PANTANG MAKAN TERHADAP LAMANYA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM

PADA IBU NIFAS

Disusun Oleh :

Widya Nanda Putri

1811B0084/IPN 6B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA

2021
A. Latar Belakang

Masa nifas merupakan masa setelah selesai partus dan setelahnya kira-kira 6 minggu
dan seluruh alat genetalianya akan pulih kembali seperti sebelum hamil dalam waktu 3 bulan
(Winkjosasto, 2015). Ibu nifas yang mengalami luka perineum sangat rentan terjadinya infeksi,
karena luka perineum yang tidak dijaga dengan baik dan daerah perineum yang tidak terjaga
kebersihannya sangat berpengaruh terhadap lama kesembuhan luka perineum (Sarwono, 2011).
Ibu nifas dianjurkan untuk makan dengan diit berimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Factor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap
penyembuhan luka perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein
(Rukiyah, 2010). Seorang ibu nifas memerlukan perawatan khusus untuk memulihkan
kondisi kesehatan tubuhnya termasuk dengan perawatan luka perineum (Winkjosastro,
2015).

Luka perineum merupakan perlukaan yang terjadi akibat persalinan atau rusaknya
jaringan tubuh yang terjadi di antara vulva dan anus. Robekan perineum terjadi pada
hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang terjadi juga pada persalinan berikutnya
sertadapat mengakibatkan terjadinya infeksi perineum Salah satu faktor resiko terjadinya
infeksi luka perineum adalah penyembuhan luka perineum yang lama akibat dari pantang
makanan terutama makanan yang mengandung protein tinggi.Masa post partum atau nifas
masa sesudah persalinan dimulai setelah beberapa jam sesudah lahir plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah melahirkan plasenta dan berakhir ketika alat-alat
yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas masasetelah seseorang ibu melahirkan bayi
yang pergunakan untuk memulihkan kesehatan kembali yang utamanya memerlukan waktu 6-
12 minggu (Harmi, 2012).

Salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi yaitu status
nutirisi. Nutirisi atau zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolisme.
Sebaiknya bahan makanan yang dikonsumsi ibu nifas yaitu makanan yang mengandung
protein, banyak cairan,sayur-sayuran dan buah-buahan agar mempercepat proses
penyembuhan luka episiotomi. Jika ibu nifass memantang makanan tersebut, maka akan
memperlambat proses penyembuhan luka episiotomy (Boyle, 2008).

Salah satu hambatan yang sering terjadi di masyarakat adalah adanya pantang
makanan setelah melahirkan.faktor budaya yang hingga kini masih dilakukan oleh ibu
nifas yaitu memantang makanan. Ibu nifas hanya boleh mengkonsumsi nasi putih dengan
garam, dilarang makan daging, ikan dan telur dan buah-buahan. Padahal setelah
melahirkan seorang wanita memerlukan nutirisi yang cukup dalam proses penyembuhan
luka episiotomy (Zhuana, 20017). Salah satu faktor penyembuhan luka episiotomi pada
ibu post partum yaitu budaya dan keyakinan. Hal ini akan mempengaruhi dalam proses
penyembuhan luka episiotomi, misalnya pantangan (tarak) telur, ikan dan daging ayam,
akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.
AKI Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 sebesar 104,97 per 100.000 kelahiran
hidup dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran
hidup. Kasus kematian ibu di Jawa Timur tahu 2010 dapat terjadi karena komplikasi pada
masa kehamilan, persalinan, dan nifas, masalah gizi merupakan salah satu penyebab
kematian maternal. Komplikasi yang sering terjadi pada masa nifas adalah perdarahan
17%, infeksi 14%, eklamsi 37%, masalah infeksi pada masa nifas tersebut 25-55%
disebabkan oleh infeksi jalan lahir. Infeksi ini terjadi karena masih banyaknya ibu-ibu
yang tidak mau makan-makanan yang bergizi, 2 kasus tertinggi masalah gizi pada masa
nifas antara lain anemia gizi besi 24,02%, kurang energy kronik 13,91% (Rumah et al.,
2019)

Setiap luka tentunya beresiko mengalami infeksi, apalagi jika status gizi atau
nutrisi ibu kurang baik. Malnutrisi secara umum dapat mengakibatkan berkurangnya
kekuatan luka, meningkatnya dihisensi luka, meningkatnya kerentanan terhadap infeksi
dan parut dengan kualitas yang buruk (Taylor, 2015). Masa post partum ini sangat
memerlukan nutrisi yang bermutu tinggi dengan cukup kalori, protein, serta vitamin.
Factor nutrisi ini akan mempengaruhi penyembuhan luka pada perenium, vulva
hygiene,luas luka, umur, dan vaskularisai. Jika kebutuhan makanan ibu nifas terpenuhi
dengan makan makanan yang bergizi seimbang, maka ibu post partum akan sehat dan
segar. Pada ibu post partum yang memiliki budaya berpantang makanan seperti telu,
ayam, ikan, daging, maka akan mempengaruhi asupan gizi ibu post partum tersebut
sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka pada perenium (Susanti et al.,
2019)

B. Fokus Penelitian
Meriview artikel terkait masalah pantang makan pada ibu nifas dengan luka
jahitan perineum

C. Rumusan Masalah
Adakah hubungan prilaku pantang makan dengan lama penyembuhan luka
perineum pada ibu nifas

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengrtahui hubungan prilaku pantang makan dengan lamanya penyembuhan luka
perineum pada ibu nifas
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui jenis makanan yang dipantangkan pada ibu nifas
b. Mengetahui lama penyembuhan luka perineum pada ibu nifas yang
melakukan pantang makan
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengubah kebiasan ibu yang dapat merugikan ibu
dan anaknya, dan diharapkan juga ibu dapat mengetahui dan memilih makanan
atau gizi yang dibutuhkan oleh ibu pada masa nifas
2. Manfaat Praktisp
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber dan menambah informasi bagi fasilitas
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan
terhadap ibu-ibu pada masa nifas khususnya tentang nutrisi yang baik di konsumsi
pada masa nifas

F. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang
mempunyai karekteristik yang relative sama dalam hal kajian, meskipun berbeda
dalam hal kriteria subjek, jumlah dan posisi variable penelitian atau metode analisis
yang digunakan. Penelitian yang akan dilakukan mengenai Pantang makan terhadap
lamanya penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Prilaku pantang makan pada ibu
nifas di pengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu dan budaya, terbukti pada penelitian
yang telah di lakukan oleh Tiara Putri Hardika (2019) sebagian besar responden
(71,1%) memiliki kriteria penyembuhan luka jahitan baik sebanyak 27 responden
dengan tingkat pendidikan yang sebagian besar SMA.
Kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Tiara Putri Hardika 2019 dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menjelaskan terkait
pantang makan terhadap lamanya penyembuhan luka paerineum pada ibu nifas.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Tiara Putri Hardika dengan peneliti adalah
jenis metode yang digunakan. Tiara Putri Hardika menggunakan jenis penelitian
Kuantitatif, sedangkan peneliti menggunakan metode Literatur riview.
Berdasarkan uaraian diatas, maka walau telah ada penelitian yang dilakukan
sebelumnya namun tetap berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dendan
demikian, maka topic penelitian yang peneliti lakukan benar-benar asli.

Anda mungkin juga menyukai