Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU NIFAS

TENTANG KONSUMSI GIZI SEIMBANG


DI WILAYAH PUSKESMAS JAPAH
KABUPATEN BLORA

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana sains Terapan (SST)
Program Studi Diploma IV Kebidanan

Oleh
ENY SETYO DWI ASTUTI
NIM : P1337424415113

PRODI DIV KEBIDANAN KELAS BLORA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas atau masa menyusui adalah masa yang sangat penting, hal

ini dikarenakan setelah ibu melahirkan akan memerlukan waktu untuk

memulihkan kembali kondisinya dan mempersiapkan ASI sebagai makanan

pokok untuk bayinya. Oleh karena itu diperlukan gizi atau nutrisi yang dapat

memenuhi kebutuhannya (Saleha, 2009).

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk

keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila

menyusui akan meningkat 25 %, karena berguna untuk proses kesembuhan

karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk

menyehatkan bayi. Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh

terhadap infeksi, mencegah konstipasi, dan memulai proses pemberian ASI

eksklusif. Asupan kalori perhari ditingkatkan sampai 2700 kalori. Asupan

cairan perhari ditingkatkan sampai 3000 ml (susu 1000 ml). Suplemen zat besi

dapat diberikan pada ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah kelahiran. Gizi

seimbang sangat diperlukan sekali dalam masa nifas. Selain untuk

mengembalikan kesehatan ibu, gizi seimbang pada ibu nifas juga sangat

diperlukan untuk proses laktasi(Saleha, 2009).

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air

susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan nutrisi
selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi

penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan

800 Kkal, kebutuhan kalori ini lebih tinggi bila dibanding saat kehamilan.

Kandungan kalori ASI rata-rata yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah

70 kal/100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang

dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan

pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan susu

normal (Ambarwati, 2008).

Makanan ibu nifas secara kualitatif dapat diketahui dari frekuensi,

jenis, dan porsi makan ibu selama menyusui bayinya. Frekuensi makan ibu

nifas yang dianjurkan yaitu makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) dan

sesuai dengan porsinya. Sedangkan jenis makanan yang dianjurkan adalah

semua makanan yang mengandung semua unsur utama dalam tubuh terutama

karbohidrat, protein, dan lemak yang mana dikonsumsi secara seimbang dan

tidak berlebihan dengan porsi makan 2 kali porsi makan waktu hamil. Ibu

menyusui diwajibkan menambah konsumsi protein hewani hingga 1,5 kali

dengan jumlah normal (Krisnatuti, 2005).

Kualitas dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan sangat

mempengaruhi produksi ASI. Selama menyusui, ibu dengan status gizi baik

rata-rata memproduksi ASI sekitar 800cc yang mengandung 600 kkal,

sedangkan ibu yang status ggizinya kurang biasnya akn sedikit menghasilkan

ASI. Pemberian ASI sangatlah penting , karena bayi akan tumbuh sempurna
sebagai menusia yang sehat dan pintar, sebab ASI mengandung DHA

(Sulistyawati, Ari. 2009).

Perilaku yang dapat mempengaruhi asupan gizi seimbang pada ibu

nifas adalah pantang makanan. Pantangan makanan adalah kebiasaan, budaya

atau anjuran yang tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi jenis makanan

tertentu misalnya sayuran, buah, ikan dan biasanya berkaitan dengan proses

pemulihan kondisi fisik misalnya yang dapat mempengaruhi produksi ASI, ada

pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi

kesehatan bayi (Iskandar, 2006) Pantangan merupakan sesuatu yang

diwariskan dari leluhur melalui orangtua, terus ke generasi-generasi di

bawahnya. Hal ini menyebabkan orang tidak tahu lagi kapan suatu pantangan

atau tabu makanan dimulai dan apa sebabnya. Seringkali nilai sosial ini tidak

sesuai dengan nilai gizi makanan (Baumali dan Nurhikmah, 2009).

Di wilayah UPTD Puskesmas Japah masih banyak ditemui pantang

makanan yang menyebabkan ibu nifas tidak mendapatkan gizi seimbang

selama masa nifas. Ibu nifas kebanyakan pantang makanan yang merupakan

sumber protein yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh ibu nifas dan

sangat baik untuk meningkatkan kualitas ASI.

Dari study pendahuluan yang dilakukan, kebanyakan ibu nifas takut

makan makanan yang mengandung sumber protein misalnya ikan, telor,

daging. Ibu nifas merasa takut mengkonsumsi makanan sumber protein karena

menurut orang tua makanan tersebut menyebabkan air susu menjadi berbau

amis dan menyebabkan luka pada jahitan perenium tidak cepat sembuh.
Masih banyaknya ibu nifas yang melakukan pantang makanan

disebabkan oleh beberapa factor. Menurut teori Anderson (1974) dalam

Notoatmojo (2010), perilaku dalam praktik konsumsi gizi seimbang

dipengaruhi oleh : Komponen Predisposisi (Pendorong). Yaitu meliputi

jenis kelamin, umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, suku/ras

dan manfaat kesehatan. Komponen Enabling atau kemampuan seseorang

untuk berperilaku mengkonsumsi gizi seimbang. Faktor biaya, sumber daya

keluarga dan masyarakat. Komponen need  atau kebutuhan seseorang akan gizi

seimbang.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut “Apakah Ada Pengaruh Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang

Dengan Perilaku konsumsi Gizi Seimbang pada ibu nifas Di Wilayah

Puskesmas Japah Kabupaten Blora Tahun 2015”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum.

Untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang

Dengan Perilaku konsumsi Gizi Seimbang pada ibu nifas Di Wilayah

Puskesmas Japah Kabupaten Blora Tahun 2015.


2. Tujuan khusus.

a. Mengetahui gambaran karakteristik umur ibu bersalin di wilayah

Puskesmas Japah Kabupaten Blora.

b. Mengetahui gambaran karakteristik pendidikan ibu bersalin di wilayah

Puskesmas Japah Kabupaten Blora.

c. Mengetahui gambaran perilaku konsumsi gizi pada ibu bersalin

sebelum diberikan penyuluhan tentang pengetahuan gizi seimbang di

wilayah Puskesmas Japah Kabupaten Blora.

d. Mengetahui gambaran perilaku konsumsi gizi pada ibu bersalin

sesudah diberikan penyuluhan tentang pengetahuan gizi seimbang di

wilayah Puskesmas Japah Kabupaten Blora

e. Mengetahui Pengaruh Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang Dengan

Perilaku konsumsi Gizi Seimbang pada ibu nifas Di Wilayah

Puskesmas Japah Kabupaten Blora Tahun 2015

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Bidan

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi bidan

dalam memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang pada ibu nifas pada

saat persiapan natal pada ibu hamil.

2. Bagi ibu bersalin

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada ibu

sehingga diharapkan ibu tahu tentang gizi seimbang untuk ibu nifas.
3. Bagi peneliti

Penelitian ini sebagai wahana untuk menerapkan ilmu yang didapat

dan memperluas cakrawala pengetahuan dibidang penelitian dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai