Anda di halaman 1dari 19

Satuan Acara Penyuluhan

Nutrisi pada Ibu Hamil

Dosen Pembimbing:

Arini Kusmintarti, M.Kes

Disusun oleh:

Susiyana

NPM : 3371831

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Nutrisi pada Ibu Hamil


Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Nutrisi pada Ibu Hamil
Sasaran : Ibu Hamil
Waktu : Waktu yang digunakan adalah 30 menit.
Tempat : Puskesmas Tugu Cimanggis
Hari atau Tanggal : Senin, 2 September 2019

A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan mengenai pentingnya Nutrisi pada Ibu
Hamil selama 30 menit di Puskesmas Tugu Cimanggis, diharapkan ibu-ibu
dapat memahami dan mengerti pentingnya nutrisi pada masa kehamilan.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan pentingnya Nutrisi pada Ibu Hamil
diharapkan ibu-ibu mampu :
1. Menjelaskan pengertian Nutrisi pada Ibu Hamil
2. Mengetahui nutrisi yang diperlukan ibu hamil
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil
4. Mengetahui akibat gangguan gizi pada pertumbuhan janin
5. Mengetahui perkembangan janin dalam kandungan
C. Metode Pengajaran : Ceramah dan Tanya jawab
Media : leaflet
Materi : Terlampir
Evaluasi : Terlampir
Daftar Pustaka : Terlampir

D. Kegiatan :
No. Langkah- Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
Langkah
1. Pendahuluan  Memberi salam  Menjawab salam
(5 menit)  Menanyakan kabar  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dan materi dan mendengarkan
yang akan diberikan.
2. Kegiatan inti  Menjelaskan pengertian nutrisi  Memperhatikan
(10 menit) pada ibu hamil dan mendengarkan
 Menjelaskan nutrisi yang
diperlukan ibu hamil
 Menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi nutrisi ibu hamil
 Mengetahui akibat gangguan gizi
pada pertumbuhan janin
 Mengetahui perkembangan janin
dalam kandungan
4. Evaluasi  Memberikan kesempatan untuk  Peserta dapat
(10 menit) bertanya bertanya
 Mengajukan pertanyaan lisan  Peserta dapat
menjawab
3. Penutup  Menutup penyuluhan dan  Aktif bersama
(5 menit) menyimpulkan. menyimpulkan
 Memberi salam penutup  Menjawab salam
MATERI
PENTINGNYA NUTRISI PADA IBU HAMIL
A. Definisi Nutrisi
Menurut para ahli medis pengertian nutrisi adalah berikut ini:
a. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsi
nutrisi tersebut sebagai sumber energi. Energi inilah yang akan membuat makhluk
hidup bisa melakukan aktivitas dan kegiatan sehariharinya.
b. Nutrisi adalah kebutuhan utama bagi pasien yang mengalami malnutrisi, pasien
yang mengalami kritis nutrisi enteral.
c. Nutrisi merupakan sebuah proses yang terjadi pada tubuh manusia dimana tubuh
manusia memerlukan makanan dalam pembentukan energi dan sumber kekuatan.
d. Nutrisi adalah zat energi yang dibutuhkan dalam mempertahankan kesehatan,
menjaga pertumbuhan dan juga membuat organ bisa menjalankan tugasnya secara
normal.
Jadi, nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat
hamil. Zat gizi sendiri menurut Almatsier (2009:3) merupakan ikatan kimia yang
diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy,
membagun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status gizi
ibu hamil tersebut. Menurut Almatsier (2009:3), status gizi sendiri dapat diartikan
sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi, dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Berdasarkan pengertian status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
sewaktu hamil. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan, apabila status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkan
terhambatnya otak janin, abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu hamil
sangatlah diperlukan. (Sri Mulyani, dkk. 2013
B. Nutrisi yang diperlukan bagi ibu Hamil
Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin dan
persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk: kesehatan
ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan tumbuh
kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak banyak berbeda dari
menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam
pengaturan menu selama hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih banyak
zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan
untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan
tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat,
gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain (Lestari, 2013).
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air
ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan
digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk
pertumbuhan ibunya (Sitanggang, 2013).
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-
13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu
hamil berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh
yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan
(Sitanggang, 2013).
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung
karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan
meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara
proporsional (Lestari, 2013).
Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang
adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan
tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir
kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30
g dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38. Sehingga
dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan tersebut
(Soetjiningsih, 1995).
a. Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan
pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan otot-
otot skelet meningkat pada akhir kehamilan.
Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat
kecenderungan peningkatan ekskresi dextrone dalam urine. Hal ini ditunjukkan
oleh frekuensi glukosuria ibu hamil yang relatif tinggi dan adanya glukosuria pada
kebanyak wanita hamil setelah mendapat 100 gram dextrose per oral. Normalnya,
pada wanita hamil tidak terdapat glukosa. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang
65% dari total kalori sehingga perlu penambahan.
b. Protein
Transport protein melalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian
disintesis oleh fetus menjadi protein jaringan. Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu, dan
persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari protein
hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus adalah 925
gram selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein loss di urine
+30%. WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar 1,01 g/kg.
BB/hari dan kalori sekitar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita dengan berat
badan 55 kg.
Oleh karena itu tiap-tiap negara dapat membuat rekomendasi yang khusus
yang sesuai dengan pola makanan di negara tersebut dan keadaan masyarakatnya.
Jumlah protein yang dianjurkan dalam diet harus disesuaikan dengan nilai hayati
protein yang dimakan. Makin rendah nilai hayati protein, makin besar jumlah
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein, makin besar jumlah
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein nabati lebih rendah dari
protein hewani.
c. Lemak
Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi
mulai bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun
kemungkinan dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang.
Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40
kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali
lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan
dinding sel saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam
tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34
dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g emak per hari
ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu,
sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat
pada tiga bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin.
Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi
atern 80% jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan.
d. Zat Besi (Fe)
Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus
adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.wanta hamil memerlukan 800 mg
atau 30-50 gram/hari. Anjuran maksimal: penambahan mulai awal kehamilan,
karena pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat mengejar kebutuhan
ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat besi meningkat sehingga
dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg perhari yang didapat dari
suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan
plasenta. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan
berdampak meningkatnya aborsi spontan, kelahiran dini, rendahnya berat badan
bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi
sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur,
daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau tua.
e. Kalsium (Ca)
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatankarena
terjadinya peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan
kalsium, dan retensi kalsium karena adanya perubahan hormonal. Kalsium
diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, vitamin D membantu penyerapan
kalsium, kebutuhan 30-40 g/hari untuk janin, wanita hamil perlu tambahan 600
mg/hari dan total kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah 1200 mg/hari.
Kalsium dapat diperoleh dengan mengonsumsi susu, keju, ikan teri, rebon kering,
kacang kedelai kering atau basah, dan brokoli segar.
f. Asam Folat
Asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis ibu
sehingga kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat. Anemia akibat
kekurangan asam folat disebut anemia megaloblastik yang akan menyebabkan
kekurangan oksigen. Bila hal ini berlangsung lama akan berdampak pada
kerusakan oragna-organ tubuh. Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil
menyebabkan kelahiran cacat, gangguan saraf, atau gangguan perkembangan
kecerdasan (retardasi mental). Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak
280 µg per hari selama kehamilan trisemester I, 660 ug pada trisemester II, dan
470 ug per hari pada trisemester III bisa didapat dari sayuran hijau, hati, dan ayam.
g. Kolin
Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu
hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat
meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang
sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak,
ragi, kedelai, hati, otak, ginjal, dan jantung.
h. Vitamin E
Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari
radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel
bayi, terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan. Vitamin E
dapat ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji
kapas, dan minyak jagung.
i. Vitamin A
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan
perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati,
susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.
j. Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum
waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi
kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-padian,
dan daging.
k. Iodine
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan
kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan iodine pada
masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan
dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang
mengalami down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur
yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut,
serta tumbuhan yang hidup dekat pantai.
l. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc
yang rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc
berperan untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa
(penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari daging,
hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil


Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang, 2013):
A. Faktor Langsung
Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit,
khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:
1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan
yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.
2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau
daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu
yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.
3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan
sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi
tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.
4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih
dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa ayah
adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk pembagian
makanan keluarga.
5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat
pemenuhan gizi menurun atau berlebih.
7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang
dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang beragam
didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada sebagian
masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.
8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun
dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.
9) Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya
diberikan untuk ibu hamil, antara lain:
a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut
oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD mengandung 200
mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam
folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari di malam hari
selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu. yang hamil
merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan susah buang air
besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah daging segar, ikan,
telur, kacangkacangan, dan sayuran segar yang berwarna hijau tua.
b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan
gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil dari
tulang ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap
harinya. Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang, rumput
laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan, biji-bijian,
dan sayur yang berwarna hijau gelap.
c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil.
Beberapa vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg) yang
berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin
D (4 mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah, mangga, pepaya,
wortel, ubi, aprikot, dan tomat.
B. Faktor Tidak Langsung
(1) Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan
menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai informasi.
(2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan
tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu hamil.
(3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong
status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat memperoleh
informasi tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya, bukan hanya dari segi
kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif.
D. Akibat gangguan gizi pada pertumbuhan janin
Kecukupan gizi bagi ibu hamil sangat penting. Bila gizi ibu kurang, tumbuh
kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum
hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, Bayi lahir
prematur, atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan
persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin memerlukan
pembedahan. Berikut berbagai contoh akibat defisiensi gizi pada janin (Soetjiningsih,
1995):
a. Kekurangan energi dan protein (KEP)
Meskipun kenaikan berat badan ibu kecil selama trisemester I kehamilan,
namun sangat penting artinya karena pada waktu inilah janin dan plasenta
dibentuk. Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester I dan II akan
meningkatkan bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP akan mengakibatkan
ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR
mempunyai resiko kematian lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan
gizi pada ibu lebih cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat
umum daripada menyebabkan kelainan anatomik yang spesifik. Kekurangan gizi
pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat
lebih buruk pada janin daripada malnutrisi akut.
Pada saat ini dikembangkan penelitian tentang mekanisme selular
pertumbuhan organ-organ tubuh, yaitu dengan cara mengukur banyaknya DNA
dari organ berbagai indeks dari banyaknya sel dan kandungan protein untuk
indeks dari besarnya sel. Pertumbuhan organ tubuh pada awalnya dimulai dengan
pembelahan sel, kemudian diikuti dengan pembesaran sel. Kalau terdapat
gangguan gizi pada saat pembelahan sel, maka secara bermakna akan
mempengaruhi besarnya organ, dimana perubahan ini tidak bisa normal kembali.
Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap
pertama pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan.
Dikaitkan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah trisemester III
kehamilan sampai sekitar dua tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini
dari perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya
adalah berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang
berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktr dan fungsi otak pada
masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak.
Pemberian suplementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian
perinatal dan menaikkan berat badan bayi.
b. Anemia Gizi
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu
hamil, terutama dinegara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe,
asam folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain,
kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption
plasenta, cadangan zat besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah
dalam keadaan anemia. Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kehamilan
perinatal secara bermakna lebih tinggi.
c. Defisiensi Yodium
Defisiensi yodium pada ibu hamil dalam trisemester pertama kehamilan
merupakan faktor utama terjadinya kretin endemik. Pemberian yodium pada
wanita didaerah endemik dapat mengurangi angka kejadian kretin endemik.
Akibat lain dari defisiensi yodium bisa mengakibatkan janin diresorpsi, abortus,
lahir mati, atau bayi lahir lemah, masa hamil yang lebih lama atau partus lama.
d. Defisiensi Seng (Zn)
Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin, kehamilan serotinus atau partus lama. Bayi yang dilahirkan
dengan defisiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan nampak setelah anak berada
dalam masa pertumbuha cepat.
e. Defisiensi Vitamin A
Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan
meningkatnya prevalensi prematuritas dan reterdasi janin.
f. Defisiensi Thiamin
Defisiensi thiamin yang berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri
congenitalg. Defisiensi Kalsium Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan
mengakibatkan kelainan struktur tulang secara menyeluruh pada bayi.
E. Perkembangan janin dalam kandungan
1) Bulan ke-1
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada
hari ke-11 (Rochmawati, 2015). Pada minggu pertama hingga minggu ke-3 sang
ibu mungkin belum menyadari bahwa ia mengandung. Namun pada minggu ke-
4, embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin-CG),
sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai
membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang
belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).
Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang belakang, otak,
dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan pencernaan juga sudah
terbentuk (Nugroho, 2015).

2) Bulan ke-2
Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan
bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit
yang tipis (Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-5, terbentuk 3 lapisan yaitu
ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang akan
membentuk system saraf yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit
serta rambut. Lapisan Mesoderm akan membentuk organ jantung, buah pinggang,
tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm membentuk usus, hati, pankreas
dan pundi kencing. Minggu ke-6, ukuran embrio rata-rata 2-4 mm, jantung bayi
mulai berdetak, sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk
kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak. Minggu ke7,
panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram. Pucuk lengan mulai
membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung dan paru-paru
telah terbagi menjadi ruang-ruang. Minggu ke-8, panjang kira-kira 14-20 mm,
bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut
serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang
tipis (Nugroho, 2015).
3) Bulan ke-3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan).
Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai ada gerakan.
Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin (Rochmawati,
2015). Pada minggu ke-9, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4
gram. Minggu ke-10, semua organ penting yang telah terbentuk mulai
bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel
saraf baru diproduksi setiap menit. Minggu ke-11, panjang tubuhnya mencapai
sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali
di usia ini janin sudah menguap, janin sudah mulai bisa mengubah posisinya.
Minggu ke-12, panjang fetus 6-7 cm berat 14 gram, jari dan kuku mulai terbentuk,
janin bergerak secara spontan, penyempurnaan seluruh organ tubuh (Nugroho,
2015).

4) Bulan ke-4
Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi rahim setengah atas
simpisis – pubis. Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai
melakukan kontrol. Pembuluh darah berkembang cepat. Tangan janin dapat
menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas memproduksi insulin. Kelamin
luar sudah dapat ditentukan jenisnya (Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-13
(akhir trimester pertama), plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen,
nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk
melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan
beratnya 19 gram. Minggu ke-14, kelenjar prostat bayi lakilaki berkembang dan
ovarium turun dari rongga perut menuju panggul. Minggu ke-15, bayi sudah
mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih
tertutup. Minggu ke-16, bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa
mendengar suara (Nugroho, 2015).

5) Bulan ke-5
Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim setinggi pusat.
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada
kulit. Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur,
menelan dan menendang (Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-17, lapisan lemak
cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir, sidik jari
mulai terbentuk. Minggu ke-18, bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk
melalui dinding rahim ibu. Minggu ke-19, tubuh bayi diselimuti vernix caseosa,
semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Minggu ke-20, terjadi
penyempurnaan jantung dan sistem pernapasan (Nugroho, 2015).
6) Bulan ke-6
Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di atas pusat.
Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya sistem pernafasan (Rochmawati,
2015).

Pada minggu ke-21, usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah
mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem
pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya
sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm. Minggu ke-22, perbandingan kepala dan
tubuh semakin proporsional. Minggu ke-23, beratnya hampir 450 gram. Minggu
ke-24, paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen
dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai
menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang, kepala
masih terlihat besar, bulu mata dan alis mulai tampak, kulit bayi mulai menebal
(Nugroho, 2015).

7) Bulan ke-7
Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim antara
pertengahan pusat – prosessus xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan
mengatur suhu. Terbentuk surfaktan dalam paru-paru. Mata mulai membuka dan
menutup. Bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir (Rochmawati, 2015).

Pada minggu ke-25, bayi cegukan, ini tandanya ia sedang latihan bernafas.
Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu
banyak, ia akan cegukan, bagian hidung bayi mulai berfungsi. Minggu ke-26,
aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya
sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan
mencoba untuk memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan
merasakan anggukan kepala si kecil. Minggu ke-27, paru-paru, hati dan sistem
kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki
peluang 85% untuk bertahan. Minggu ke-28, kepalanya sudah mengarah ke
bawah (Nugroho, 2015).

8) Bulan ke-8
Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua pertiga di
atas pusat. Simpanan lemak berkembang di bawah kulit. Janin mulai menyimpan
zat besi, kalsium dan fosfor. Kulit merah dan gerak aktif (Rochmawati, 2015).
Pada minggu ke-29, kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon,
sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan
suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas
dan mengatur suhu badan dari bayi. Minggu ke-30, beratnya sekitar 1400 gram
dan panjangnya 27 cm, cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin
berkurang, bayi sudah mulai memproduksi air mata. Minggu ke-31, aliran darah
di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni, apabila diperdengarkan
musik, bayi akan bergerak. Minggu ke-32, panjang fetus 28 cm, berat 1800 gram,
bayi sudah mulai bisa bermimpi, pada usia kehamilan ini biasanya kepala bayi
sudah berada di bawah dan tidak berputar putar lagi (Nugroho, 2015).

9) Bulan ke-9
Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi
prosessus xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah sempurna (Rochmawati,
2015). Pada minggu ke-33, bayi telah memiliki wajah, bayi sudah bisa mengambil
nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Minggu ke-34, tubuh
bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi
yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus
berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui, bayi berada di
pintu rahim. Minggu ke-35, pendengaran sempurna, lemak dari tubuh bayi sudah
mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi
untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Minggu ke-36, kulit bayi sudah
semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi (Nugroho, 2015).
10) Bulan ke-10
Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram. Tinggi rahim dua jari bawah
prossesus xifodeus. Kepala janin masuk PAP (pintu atas panggul), kuku panjang,
testis telah turun. Kulit halus hampir tidak ada lanugo (Rochmawati, 2015). Pada
minggu ke-37, kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat
dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan
bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat
adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal
aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan
walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Minggu ke-38 hingga
minggu ke-40, proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan
(Nugroho, 2015).
PENUTUP

A. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan penyuluhan tentang nutrisi pada ibu hamil yang terlaksana pada hari
senin, 2 September 2019 di Puskesmas Tugu Cimanggis. Acara ini
berlangsung 08.00 hingga 08.30 WIB. Keseluruhan materi dapat tersampaikan
dengan baik. Acara berlangsung sangat interaktif karena peserta tampak
antusias dan bersemangat dalam kegiatan ini.
B. Evaluasi Hasil
Dari penyuluhan kali ini di peroleh sebagai berikut:
1. Ibu-ibu dapat menjelaskan apa itu nutrisi pada ibu hamil
2. Dapat menyebutkan nutrisi apa saja yang diperlukan ibu hamil
3. Dapat menyebutkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nutrisi
ibu hamil
4. Menjelaskan apa saja akibat gangguan gizi pada pertumbuhan janin
5. Mengetahui perkembangan janin dalam kandungan
C. Masalah dan hambatan
Kegiatan penyuluhan ini dapat terlaksana dengan lancar tanpa ada suatu
hambatan apapun.
D. Saran
Sebaiknya kegiatan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan sesering
mungkin dengan perecanaan dan persiapan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Arta, Dewi. 2010. Kenali 7 Penyebab Bayi Lahir Prematur. (Online),
(http://lifestyle.okezone.com/read/2010/06/24/27/346282/kenali-7penyebab-bayi-
lahir-prematur) diakses 28 Agustus 2019
Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Lestari, Rina. 2013. Pemenuhan Gizi Ibu Hamil. (Online).
http://rinayarina.pun.bz/files/pemenuhan-gizi-ibu-hamil.pdf, diakses 28 Agustus
2019
Maharani, Dian. 2014. Apa Saja Penyebab Bayi Lahir Prematur? (Online),
(http://health.kompas.com/read/2014/09/14/150242523/Apa.Saja.Penyebab.
Bayi.Lahir.Prematur) diakses 28 Agustus 2019
Maharani, Dian. 2015. Lahir Prematur dan Mungil, Tangan Bayi Ini Muat di
Cincin Ayahnya . (Online),
(http://health.kompas.com/read/2015/08/28/120000523/Lahir.Prematur.dan.
Mungil.Tangan.Bayi.ini.Muat.di.Cincin.Ayahnya) diakses 28 Agustus 2019
Mayo Clinic Staff. 2014. Diseases and Conditions Premature Birth (Definition).
(Online), (http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/prematurebirth/basics/definition/con-20020050) diakses 28 Agustus
2019
Mulyani, Sri., Haryanto, Adi. & S, Mamat. 2013. Hubungan Antara Status Gizi
dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II di Puskesmas
Bandarharjo Semarang Utara: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, (Online),
1(3),
(http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/ejournal/index.php/ilmukeperawatan/article/),
diakses 29 Agustus 2019.
Nugroho Sp.OG, dr. 2015. Perkembangan Janin Bayi dalam Kandungan Usia 140
Minggu. (Online), (http://dr-kandungan.com/gambar-proses-bayi-janindi-dalam-
kandungan-perkembangan-pertumbuhan/) diakses 29 Agustus 2019
Rini Hastuti, Saktya. 2014. Bayi Lahir Prematur dan Dampaknya terhadap
Kedisabilitasan. (Online), (http://solider.or.id/2014/10/24/bayi-lahirprematur-dan-
dampaknya-terhadap-kedisabilitasan) diakses 29 Agustus 2019
Rochmawati, Lusa. 2015. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin dalam
Kandungan. (Online), (http://www.kebidanan.org/pertumbuhan-
danperkembangan-janin-dalam-kandungan) diakses 29 Agustus 2019
Rusilanti, 2006. Menu Bergizi Untuk Ibu Hamil. Jakarta: Kawan Pustaka
Sitanggang, Berliana dan Siti Saidah Nasution. 2013. Faktor-faktor Status
Kesehatan pada Ibu Hamil. (Online).
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=58694&val=4130, diakses 29
Agustus 2019
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: ECG
Virgianti, Kartika. 2013. Dampak Jangka Panjang Bayu Lahir Prematur. (Online),
(http://www.satuharapan.com/read-detail/read/dampak-jangkapanjang-bayi-lahir-
prematur) diakses 30 Agustus 2019
Yulaikhah, Lily. 2006. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: ECG

Anda mungkin juga menyukai