Anda di halaman 1dari 29

Format Asuhan

Neonatus
Disusun oleh:
1. Dona Fransiska 32718077
2. Sisi Sadela 36718739
3. Susiyana 36718884
Format dengan kasus
bayi 3 hari tidak mau
menyusu dan kuning
Bayi BBLR reflek hisap, telan, dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya
enzim pencernaan terutama lipase masih kurang. Disamping kebutuhan protein 3-5 gram per hari dan
tinggi kalori (110 kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Pemberian minuman pada
umur 3 jam agar bayi tidak hipoglikemia dan hiperbillirubinemia (Winkjosastro, 2008). Apabila bayi
mendapatkan ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara:
- Perikasa apakah bayi puas setelah menyusu
- Catat jumlah urine setiap bayi kencing untuk menilai kecukupan minum (minimal 6x sehari)
- Periksa pada saat ibu meneteki, apabila satu payudara dihisap, Asi menetes dari payudara yang lain.
Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam
darah yang kadar nilainya lebih dari normal
(Suriadi, 2010). Hiperbillirubin ialah suatu keadaan dimana kadar
billirubinemia mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi
menimbulkan kern ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik
(Prawirohardjo, 2012).
Pada hiperbilirubinemia fisiologis,
terjadi peningkatan bilirubin tidak
terkonjugasi >2 mg/dL pada minggu pertama
kehidupan. Kadar bilirubin tidak terkonjugasi
itu biasanya meningkat menjadi 6 sampai 8
mg/dL pada umur 3 hari, dan akan
mengalami penurunan. Pada bayi kurang
bulan, kadar bilirubin tidak terkonjugasi akan
meningkat menjadi 10 sampai 12 mg/dL pada
umur 5 hari (Ardakani, 2011).
Ikterus Fisiologi Ikterus fisiologi adalah ikterus yang timbul pada hari
kedua dan hari ketiga serta tidak mempunyai dasar
patologi atau tidak mempunyai potensi menjadi
karena ikterus. Adapun tanda-tanda sebagai berikut :
1 Timbul pada hari kedua dan ketiga

Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg%


2 pada neonatus cukup bulan.

Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak


3 melebihi 5% per hari

4 Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%.

5 Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.

Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan


6
patologis
Ikterus Patologi
Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama.
1
dasar patologis atau kadar bilirubin mencapai suatu
Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus
nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Adapun 2 cukup
tanda-tandanya sebagai berikut : Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus
3
cukup bulan atau melebihi 12,5% pada neonatus
kurang bulan

4 Pengangkatan bilirubin lebih dari 5 mg% perhari

5 Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama

Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%. Mempunyai


6
hubungan dengan proses hemolitik
Derajat Ikterus pada Neonatus
menurut Kramer (Depkes RI, 2005)
Derajat Daerah Ikterus Perkiraan kadar
bilirubin
Ikterus
I Daerah kepala dan leher 5,0 mg%
II Sampai badan atas 9,0 mg%
III Sampai badan bawah hingga tungkai 11,4 mg%
IV Sampai daerah lengan, kaki bawah, lutut 12,4 mg%
V Sampai daerah telapak tangan dan kaki 16,0 mg%
FORMAT

No. RM : 295777

I. PENGKAJIAN Tgl 30-10-2019 jam 07.00 WIB


A. Data Subyektif
1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. N
Umur : 3 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 27-10-2019 jam 03.20 WIB
2. Identitas Penaggungjawab
Nama : Ny. N Tn. G
Umur : 24th 39th
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Swasta Swasta
Alamat : Gentan, RT 04/8, Truko, Bringin
Hubungan : Ibu Ayah

3. Riwayat ANC
a. Umur kehamilan : 32 minggu
b. Frekuensi ANC : TM I : 2 kali
TM II : 3 kali
TM III : 5 kali
c. Komplikasi kehamilan : kehamilan preterm
d. Kebiasaan merugikan saat hamil
- Makanan
Tidak memakan makanan alergi/ yang tidak menyehatkan janin

- Obat-obatan
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat dari bidan kalk, promafit,
hufaboion, SF

- Merokok
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak pernah merokok atau
mengkonsumsi minuman beralkohol
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan belum pernah mengalami
keguguran
B. Data Obyektif
1. Riwayat Persalinan Terakhir
Lama kala I : 12 jam
Lama kala II : 1 jam
Lama kala III : 10 menit
Lama kala IV : 2 jam
Warna air ketuban : Jernih
Jenis persalinan : Spontan
Penolong : Bidan
Tgl-jam lahir : 27-10-2019 / jam 03.20 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
Komplikasi bayi : Ikterus, BBLR, dan asfiksia sedang
2. Komplikasi Persalinan
Perdarahan :-
Pre eklamsi :-
Eklamsi :-
Lain-lain : KPD 6 jam
Apgar score

No Kriteria 0-1 menit 1-5 menit

1. Denyut jantung 2 2
2. Usaha nafas 1 2
3. Tonus otot 1 1
4. Reflek 1 1
5. Warna kulit 1 1
Score 6 7
4. Pemeriksaan umum
KU : lemah
Kesadaran : composmentis
BB lahir : 1750 gram
BB sekarang : 1700 gram
VS : HR : 138x/menit S : 36,90C
RR : 50x/menit
5. Pemeriksaan fisik

Kepala : tidak ada benjolan abnormal


Muka : simetris, kekuningan
Mata : simetris, sklera ikterik
Hidung : lubang hidung ada, tidak ada sekret
Bibir : tidak ada labiopalatochisis
Telinga : simetris, lubang telingan ada
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, ataupun vena jugularis serta
berwarna kuning
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, gerakan nafas teratur, detak jantung
teratur, warna kuning
Abdomen : Tidak ada benjolan, perut tidak kembung, tidak ada infeksi pada tali pusat, tali
pusat lembek saat bayi tidak menangis, warna kuning sampai paa pusat
Punggung : Tidak ada kelainan pada tulang belakang
Genetalia : Skrotum sudah turun, jumlah dua, lubang uretra (+)
Ekstremitas : Atas bawah simetris, jumlah jari kaki dan tangan lengkap, gerakan aktif,
ekstremitas bawah terpasang infus
Anus : Lubang anus (+)
6. Reflek
Morro : Ada
Rooting : Ada
Walking : Ada
Graps : Ada
Sucking : Ada, tapi lemah
Tonic neck : Ada
1. Antropometri
LK : 28 cm BB : 1700 gr
LD : 26 cm PB : 36 cm
LILA : 8 cm

1. Eliminasi
BAB : sudah
BAK : sudah

1. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboraturium tgl 30 Oktober 2019

- Hematologi Hasil Nilai rujukan Satuan

Leukosit 9,35 4,5-11 10^3/Ul


Eritrosit 4,65 L 4,80-7,10 10^6/uL
Hemoglobin 17,1 14-18 g/dL
Hematoksit 46,3 44.00-64.00 %
MCV 99,6 86-108 fL
MCH 36,8 H 28-31 pg
MCHC 36,9 H 30-35 g/dL
Trombosit 254 150-450 10^3/uL
- Kimia
Glukosa Darah Sewaktu 67 L 80-144 mg/dl

- Terapi sesuai dengan advice dokter :


 Amoxicillin 2 x 85 mg
 Gentamicyn 1 x 8 mg
 Aminophilyn k/p 8 mg
II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa Kebidanan
Bayi Ny. N umur 3 hari jenis kelamin laki-laki dengan BBLR komplikasi ikterus
Data Dasar
- Data subyektif
Ibu mengatakan ini adalah anaknya yang pertama
Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 27 oktober 2019
Ibu mengatakan bayinya lahir tidak langsung menangis
Ibu mengatakan tubuh bayinya berwarna kuning
- Data obyektif
KU : lemah
Kesadaran : cm
VS : HR : 138 x/menit S : 36,90 C
RR : 50 x/menit
AS : 6/7/8
BB : 1700 gr PB : 36 cm
Px : ikterus kramer 2 (kuning pada muka, leher, dada, perut sampai pusat)
Reflek Sucking : ada, tapi lemah
Antropometri : LK : 28 cm
LILA : 8 cm
LD : 26 cm
B. Masalah
Bayi mengalami ikterus
Bayi Ny. N belum bisa menyusu dengan adekuat

C. Kebutuhan
Cukupi kebutuhan nutrisi bayi dengan ASI, latih netek, kaji reflek sucking
Lanjutkan terapi obat sesuai dengan advice dokter

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Kern-Ikterus dan tidak mau menyusuIPASI TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter Sp.A untuk tindakan selanjutnya
V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Observasi KU dan TTV setiap 3 jam
3. Observasi eliminasi (BAB & BAK) dan jaga personal hygiene bayi
4. Mengkaji reflek sucking
5. Bayi tetap diberikan ASI dari ibunya dengan meneteki
6. Berikan asi dengan pipet
7. Jaga kehangatan bayi dalam inkubator
8. Monitoring tetesan infus
9. Kolaborasi dengan dokter Sp.A untuk pemeriksaan lab. Bilirubin
10. Ambil sample darah bayi untuk cek kadar bilirubin
11. Lanjutkan terapi sesuai advice dokter
VI. PELAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemerikasaan bahwa keadaan bayinya lemah, berat badannya
kurang dari normal yaitu hanya 1700 gram. Dari hasil pemeriksaan fisik, kulit bayi juga
mengalami kekuningan karena kadar billirubin dalam darah bayi tinggi.
2. Mengobservasi TTV setiap 3 jam
3. Mengobservasi eliminasi BAB dan BAK, serta menjaga personal hygiene
4. Mengkaji reflek sucking
5. Bayi tetap meneteki pada ibunya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
6. Memberikan ASI melalui pipet.
7. Menjaga kehangatan bayi dengan cara diletakkan di inkubator dengan suhu 32,0 0 C
8. Memonitor tetesan infus, memastikan infus menetes dengan baik, tidak ada darah yang
menyumbat aliran infus
9. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.A untuk dilakukan pemeriksaan lab. bilirubin
10. Jam 11.00 WIB mengambil darah untuk dilakukan pemeriksaan kadar billirubin, dengan cara
memilih pembuluh darah vena, memasang tourniquet di atas tempat penyuntikan 3cm,
membuka tutup spuit 3cc, antiseptis daerah yang akan dilakukan penyuntikan, lalu
suntikkan secara SC pada pembuluh darah yg sudah di pilih. Ambil sesuai kebutuhan
pemeriksaan lab, lalu tutup bekas penyuntikan dengan kapas alcohol dan hepavik.
11. Melanjutkan terapi sesuai advice dokter
12. Injeksi amoxycilin 85 mg
13. Injeksi gentamycin 8 mg
VII. EVALUASI
1. Jam 07.03 Ibu mengerti dengan kondisi bayinya saat ini
2. Observasi TTV setiap 3 jam telah dilakukan dengan hasil :
• 09.00 WIB : HR/RR/Suhu : 138x/menit / 50x/menit / 36,9 0C
• 12.00 WIB : HR/RR/Suhu : 135x/menit / 47x/menit / 37,0 0C
3. Observasi eliminasi telah dilakukan dengan tetap menjaga personal hygiene bayi, dengan hasil
• 12.00 WIB : BAB + BAK = 100 gram, pampers telah diganti
4. Jam 09.10 : Reflek sucking bayi masih lemah
• Jam 12.00: Reflek sucking bayi masih lemah
5. Jam 09.12 : bayi telah menyusu
6. ASI tambahan diberikan melalui pipet pada
• Jam 10.00 : 10cc Jam 12.40 : 7cc
• Jam 12.00 : 5cc
7. Jam 09.00 : Kehangatan bayi telah terjaga dengan cara mengatur suhu inkubator 32,0 0C
9. 11.00 WIB : Advice dokter dilakukan pengambilan sampel darah untuk cek kadar bilirubin,
dan mengantar ke labolatorium pada jam 11.20 WIB
10. 13.30 WIB : Mengambil hasil labolatorium bilirubin, hasil :
Hasil Nilai rujukan
• Bilirubin total : 10,0 mg/dl <1
• Bilirubin direk: 0,5 mg/dl 0,25
• Bilirubin indirek: 9,5 mg/dl
11. Jam 09.00 telah diberikan injeksi Amoxicylin 85mg dan Gentamicyn 8mg
DAFTAR PUSTAKA
Sukadi, A, 2008, Hiperbilirubinemia, Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, Buku
Ajar Neonatologi Edisi 1, IDAI, Jakarta
Etika R, Harianto A, Indarso F, Damanik M.S, Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Diunduh dari :
www.pediatrik.com/pkb/20060220-js9. Diakses tgl 10 Maret 2015
Saifuddin AB, 2009, Pelanyanan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta
Kemenkes RI, 2011, Buku Paduan Pelatih Manajemen BBLR untuk Bidan dan Perawat, Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta
Kemenkes RI, 2014, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014, Kemenkes RI, Jakarta
Prawiroharjo, 2010, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Thank You..... 

Anda mungkin juga menyukai