DISUSUN OLEH :
RINDAWATI RATU PUTRI
P18046
PENDAHULUAN
Faktor lain yang menjadi penyebab masalah nutrisi pada 1000 HPK adalah
praktik pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keyakinan bahwa makanan
pendamping akan membantu meningkatkan berat badan bayi dan pola tidurnya
serta pengaruh teman sebaya diketahui memengaruhi keputusan ibu
memberikan makan lebih awal (Walsh, 2015).
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum
danselama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup
bulandengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Dalam masa
kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat.Hal ini diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh-kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan
persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, pendarahan
pascapersalinan,sepsis puerperalis, dan lain-lain. Kelebihan nutrisi karena
dianggap makan untuk dua orang dapat berakibat kegemukan, preeklamsia,
janin besar, dan lain-lain (Yulaikhah, 2006).
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Penulisan karya tulis ilmiah ini, dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis,
yaitu :
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
Diharapkan hasil karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai acuan
kaetika melakukan edukasi kepada masyarakat dengan kesiapan
peningkatan nutrisi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1000 HPK adalah masa awal kehidupan yang dimulai saat di dalam
kandungan sampai 2 tahun pertama setelah kelahiran. Masa ini
merupakan periode emas Golden Period seorang anak untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal (Achadi, 2014).
Masalah terbesar di Indonesia saat ini yaitu BBLR pada bayi yang
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan rendahnya pendidikan
ibu tentang asupan gizi yang baik pada saat kehamilan (Yulianti &
Hargiono, 2016).
Stunting adalah kekurangan energy kronis yang disebabkan tidak
terpenuhnya kebutuhan asupan gizi ibu saat hamil, stunting terjadi
mulai dari janin masih dikandung (Kusumawardhani, Gunawan &
Aritonang 2017).
Menurut Tarwato & Wartonah (2015), Nutrisi yaitu zat gizi yang
berhubungan dengan kesehatan, proses didalam tubuh manusia
sebagai menerima makanan untuk beraktivitas sangat penting
didalam tubuh manusia serta mengeluarkan sisa sisa. Nutrisi dapat
disebut tentang ilmu makanan, zat terkandung didalamnya yang
berhubungan dengan keseimbangan dan penyakit. Menurut
(Tarwanto dan Wartonah 2010) zat gizi didalam tubuh
membutuhkan nutrisi bagi kelangsungan fungsi didalam tubuh, yang
berfungsi untuk menghasilakan, kerja fisik.Zat gizi mempunyai
peranan dalam pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh dan peran
untuk melindungi serta mengatur tubuh, Bagian-bagian dari nutrisi
yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air.
2. Etiologi
3. Manifestasi klinis
menurut (SDKI, ) Mnifestasi klinis pada ibu hamil 1000 hari
kehidupan dengan kesiapan peningkatan nutrisi adalah perilaku
upaya peningkatan kesehatan.
.4. Penatalaksanaan
1. Pengkajian
Menurut Nikmatur & Saiful, (2012) Pengkajian merupakan
pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tetang klien agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan
kesehatan, dan keperawatan klien baik mental, social dan
lingkungan.Adapun pengkajian pada klien gagal ginjal kronik
meliputi:
Identitas klien
1. Klien (diisi lengkap) :
Nama (inisial), jenis kelamin, status perkawinan,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, tanggal
masuk RS, No.CM, alamat.
2. Penanggung jawab (diisi lengkap) :
Nama(inisial), umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan,
pekerjaan, alamat, hubungan dengan klien.
Riwayat Keperawatan
a) Keluhan utama :
Keluhan utama yang dirasakan klien saat
melakukan pengkajian. .
b) Riwayat penyakit sekarang :
Riwayat penyakit klien saat masuk ke rumah
sakit
c) Riwayat kesehatan yang lalu :
Riwayat kesehatan yang dialami klien yang
berhubungan dengan penyakit saat ini atau
penyakit yang mungkin dapat dipengaruhi atau
memengaruhi penyakit yang sedang dialamiklien
saat ini.
d) Riwayat kesehatan keluarga :
Riwayat kesehatan keluarga yang berhubungan
dengan kemungkinan adanya penyakit
keturunan, kecenderungan alergi dalam satu
keluarga, dan penyakit menular akibat kontak
langsung maupun tak langsung antar anggota
keluarga.
e) Riwayat kesehatan lingkungan :
Faktor-faktor lingkungan yang dapat dilihat
dalam beberapa aspek yaitu: sebagai sumber
pengeluaran, adanya polusi udara, perubahan
iklim, pencemaran lingkungan yang biasa
menyebabkan penyakit.
Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan Fungsional :
a) Pola Presepsi dan Tata Laksana Kesehatan :
Dengan presepsi klien atau keluarga terhadap
konsep sehat sakit dan upaya klien atau keluarga
dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku
yang menjadi gaya hidup klien atau keluarga
untuk mempertahankan kondisi sehat.
b) Pola Nutrisi dan Metabolisme :
Kebiasaan klien untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya sebelum sakit sampai saat sakit (saat
ini) yang meliputi: jenis makanan dan minuman
yang dikonsumsi, frekuensi makan, porsi
makanan yang dihabiskan, makanan selingan,
makanan yang disukai pasien, alergi terhadap
makanan, dan makanan yg menjadi pantangan.
Keluhan dalam menelan dibuatkan deskripsi
singkat dan jelas.Dijelaskan tentang diet yang
harus dilakukan serta larangan adat atau agama
pada makanan tertentu.
b) Pola Eliminasi :
Pola eliminasi menggambarkan keadaan
tentang eliminasi klien sebelum sakit sampai
dengan sakit (saat ini), yang meliputi: frekuensi,
konsistensi, warna, adanya darah, bau. Bila
ditemukan adanya gangguan eliminasi,
hendaknya dibuatkan deskripsi singkat dan jelas
tentang keluhan yang dimaksud klien.
d) Pola Aktivitas dan Latihan :
Aktivitas dengan rutin yang biasa dilakukan
klien sebelum sakit sampai sakit (saat ini) dari
bangun tidur sampai tidur kembali, termasuk
penggunaan waktu senggang klien.Aktivitas
selama sakit dilihat dari aktivitas perawatan diri,
seperti makan-minum, mandi, toileting,
berpakaian, berhias, dan penggunaan instrument.
e) Pola Istirahat Tidur :
Kualitas dan kuantitas istirahat tidur klien
sebelum sakit dan selama sakit (saat ini), yaitu
meliputi jumlah jam tidur siang sampai tidur
malam, penggunaan alat penghantar tidur,
perasaan klien sewaktu bangun tidur dan
masalah tidur klien.sulit tidur lama, tidak bangun
saat terbangun dini, atau tidak bisa melanjutkan
tidur.
f) Pola Kognitif dan Persepsi Sensori :
Kemampuan klien dalam berkomunikasi status
mental dan orientasi, kemampuan indera yang
meliputi: indera penglihatan, indera
pendengaran, indera penciuman, indera
perabaan, serta indera pengecap.
g) Pola Persepsi Diri :
Hanya klien yang sudah bisa mengungkapkan
perasaaan yang berhubungan dengan kesadaran
akan dirinya sendiri yang meliputi: gambaran
diri, ideal diri, hargadiri, peran diri, dan juga
identitas diri dari klien.
h) Pola Peran-Hubungan :
Peran hubungan klien dengan anggota
keluarga, masyarakat pada umumnya, perawat,
dan tim kesehatan lain, termasuk juga pada pola
komunikasi yang digunakan klien dengan
hubungannya bersama orang lain.
i) Pola Seksual dan Seksualitas :
Sesuai dengan tugas perkembangan
psikoseksual.Usia remaja, dewasa, lansia dikaji
sesuai jenis kelaminnya.
j) Pola Mekanisme Koping :
Mekanisme koping yang biasanya digunakan
klien saat menghadapi masalah yang lain dengan
bagaimana klien mengambil keputusan.
k) Pola Nilai dan Kepercayaan :
Nilai-nilai dan keyakinan klien terhadap
sesuatu dan menjadi sugesti yang amat kuat
sehingga memengaruhi gaya hidup klien, dan
berdampak pada kesehatan klien.
Pemeriksaan fisik
Keadaan/ penampilan umum.
a) Keadan umum ringan adalah klien dengan
kesadaran penuh, TTV stabil, pemenuhan
kebutuhan secara mandiri.
b) Keadaan umum sedang adalah klien dengan
kesadaran penuh sampai apatis, TTV stabil,
memerlukan tindakan medis, memerlukan
observasi, pemenuhan kebutuhan dibantu.
c) Keadaan umum berat adalah klien dengan
kesadaran penuh sampai somnolen, TTV tidak
stabil, menggunakan alat bantu organ vital.
d) Kesadaran
1. Composmentis adalah keadaan sadar penuh,
baik terhadap lingkungan maupun terhadap
diri sendiri (GCS: 14-15)
2. Apatis adalah keadaan klien dimana tampak
acuh tak acuh dan segan terhadap lingkungan
(GCS: 12-13)
3. Delirium adalah keadaan klien mengalami
penurunan kesadaran disertai kekacauan
motorik serta siklus tidur bangun yang
terganggu (GCS: 10-11)
4. Somnolen adalah keadaan klien mengantuk
yang dapat pulih jika dirangsang, tetapi jika
rangsangan berhenti klien tidur kembali
(GCS: 7-9)
5. Spoor adalah keadaan klien mengantuk yang
dalam (GCS: 5-6).
6. Semi koma adalah keadaan klien mengalami
penurunan kesadaran yang tidak memberikan
respon rangsangan terhadap rangsangan
verbal, serta tidak mampu untuk dibangunkan
sama sekali, tapi respon terhadap nyeri tidak
adekuat serta reflek pupil masih baik (GCS:
4)
7. Koma adalah keadaan klien mengalami
penurunan kesadaran yang sangat dalam,
tidak terdapat respon pada rangsangan nyeri
serta tidak ada gerakan spontan (GCS: 3).
e) Tekanan darah yaitu untuk mengetahui faktor
hipertensi atau hipotensi, nilai normal tekanan
darah 120/80 mmHg.
f) Nadi yaitu untuk mengetahui nadi pada ibu hamil
dengan nilai normal 60-100x/menit, irama nadi
teratur atau tidak, kekuatan nadi kuat atau tidak.
g) Suhu yaitu untuk mengetahui ada peningkatan
suhu tubuh normal atau tidak pada ibu hamil
dengan nilai normal 36,5℃ - 37,5℃.
h) Respirasi yaitu untuk mengetahui frekuensi
pernapasan yang dihitung dalam 1 menit dengan
nilai normal 16-24x/menit
1) Abdomen
a) Inspeksi : warna, jaringan perut, dan garis
bentuk abdomen.
a) Auskultasi : frekuensi, nada, dan
intensitas bising usus.
b) Palpasi : rasakan adanya spasme otot,
nyeri tekan, dan adanya massa.
c) Perkusi : dengarkan bunyi yang
dihasilkan.
2) Genitalia : ada oedema atau tidak, ada
pembengkakan kelenjar atau tidak.
3) Ekstermitas
Kekuatan otot, perabaan akral, perubahan
bentuk tulang, edema piting dengan derajat
kedalaman (+1=2mm, +2=4mm, +3=6mm,
+4=8mm).
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang manusia
terhadap gangguan ataupun proses dalam kehidupan tentang
respon dari seorang individu, kelompok, komunitas (Tim Pokja,
2019), Berdasarkan SDKI tahun 2019 maka diagnosisnya
adalah
1. Kesiapan peningkatan Nutrisi (D.0026)
2. Defisit Pengetahuan (D.0111)
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalah klien (Tim Pokja, 2019) Berdasarkan (SLKI,
2019) dan (SIKI, 2019) maka rencana keperawatan sebagai
berikut:
1) Kesiapan peningkatan nutrisi (D.0026)
Definisi :
Pola asupan nutrisi yang cukup untuk memnuhi kebutuhan
metabolism dan dapat ditngkatkan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan masalah keperawatan kesiapan peningkatan nutrisi
(D.0026)
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif
Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
Objektif
Makan teratur dan adekuat
Gejala dan tanda minor
subjektif
1 .Mengekspresikan pengetahuan tentang pilihan makanan dan
cairan yang sehat
2. mengikuti standar asupan nutrisi yang tepat misalnya
piramida makanan
Objektif
1. Penyiapan dan penyimpanan makanan dan minuman yang
aman
2. sikap terhadap makanan dan minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan
Kriteria Hasil :
Status nutrisi (L.03030)
I. Pola makan yang dihabiskan meningkat
II. pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
meningkat
III. sikap terhadap makanan /minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan meningkat
Intervensi
Edukasi nutrisi (I.12395)
O : periksa status gizi status elergi, program diet, kebutuhan dan
kemampuan pemenuhan kebutuhan gizi
T : persiapan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi, table
makanan penukar, cara mengelola, cara menakar makanan
E : ajarkan pasien dan keluarga memantau kondisi kekurangan
nutrisi
4. Implementasi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2015) implementasi yaitu
tindakan keperawatan yang direncanakan dalam rencana
perawatan.Tindakan perawat yang mencakup tindakan mandiri dan
tindakan kolaborasi.
5. Evaluasi
Evaluasi yaitu tahap paling akhir dari proses keperawatan biasa
dilakukan setelah tindakan keperawatan untuk mengetahui tentang
respon klien (Herdman & Shigemi, 2015).
2. Definisi Nutrisi
a) Karbohidrat
b) Lemak
c) Protein
d) Natrium
e) Serat
B. Anemia
Factor yang
mempengaruhi
upaya peningkatan
nutrisi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 SubjekStudiKasus
Subjek yang digunakan pada studi kasus ini yaitu pada ibu hamil
3.3 FokusStudi
Fokus studi yang telah dijadikan titik acuan pada studi kasus ini
yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil 1000 hari pertama
kehidupan
3.4 DefinisiOperasional
itu definisi disebut juga dengan definisi kerja karena diadakan pedoman
energy dan diolah oleh tubuh dan digunakan dalam aktivitas tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Achadi, L.E (2014) Periode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan Dan
Dampak Jangka Panjang Terhadap Kesehatan dan Funginya.
Departemen Gizi Kesmas, FKM Universitas Indonesia, Disampaikan
Pada Kursus Penyegar Ilmu Gizi oleh PERSAGI
Notoatmodjo, Soekijo. 2010. Promosi kesehatan teori dan aplikasi, edisi revisi.
Jakarta : Rineka Cipta.
Saleh, L Amal (2011) Studi Kualitatif : Faktor-faktor yang menghambat ASI
eksklusif.
Victoria, C.G., Adair, L, Fall, C., Hallal, P.C., Martorell, R., Richter, L., et al.
(2008).