Anda di halaman 1dari 24

MINI PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Asuhan Keperawatan Pada Ny A Dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

DISUSUN OLEH :
RINDAWATI RATU PUTRI
P18046

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup


berat.Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat
kurang baik bagi ibu dan janin. Sejak dahulu kala makanan wanita hamil telah
dianggap sangat penting, sebab orang percaya bahwa makanan yang benar akan
memberi dampak yang baik bagi janin. Sehingga masyarakat membuat
berbagaiaturan makanan yang boleh dimakan ibu hamil dan makanan yang
ditabukan,yang mana hal tersebut ternyata sama sekali tidak benar dilihat dari
segikesehatan. Misalnya, ibu hamil tidak boleh makan banyak-banyak dengan
tujuanagar bayinya tidak besar dan mudah. Masalah gizi ibu dan anak adalah
penyebab 3–5 juta kematian, 35% dari beban penyakit pada anak-anak dibawah
5 tahun dan 11% dari total Disability Adjusted Life Years (DALYs) global.
Jumlah kematian global dan DALYs pada anak-anak berusia kurang dari 5
tahun dikaitkan dengan stunting, wasting dan pembatasan pertumbuhan
intrauterin merupakan persentase terbesar dari faktor apapun dalam kelompok
usia ini. Selain itu, menyusui non-exclusive dalam 6 bulan pertama kehidupan,
menyebabkan 1–4 juta kematian dan 10% dari beban penyakit pada anak-anak
kurang dari 5 tahun. (Black et al, 2008) dilahirkan.Pendapat tersebut tidak
dapatdibenarkan (Soetjiningsih, 1995).

Faktor lain yang menjadi penyebab masalah nutrisi pada 1000 HPK adalah
praktik pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keyakinan bahwa makanan
pendamping akan membantu meningkatkan berat badan bayi dan pola tidurnya
serta pengaruh teman sebaya diketahui memengaruhi keputusan ibu
memberikan makan lebih awal (Walsh, 2015).

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum
danselama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup
bulandengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Dalam masa
kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat.Hal ini diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh-kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan
persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, pendarahan
pascapersalinan,sepsis puerperalis, dan lain-lain. Kelebihan nutrisi karena
dianggap makan untuk dua orang dapat berakibat kegemukan, preeklamsia,
janin besar, dan lain-lain (Yulaikhah, 2006).

Untuk membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, salah satu upaya


yang dapat dilakukan yaitu melalui pendidikan. Pendidikan kesehatan adalah
kombinasi pengalaman belajar yang direncanakan berdasarkan teori yang
menyediakan kesempatan bagi individu, kelompok dan masyarakat untuk
memperoleh informasi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan kesehatan yang berkualitas (Wurzbach, 2004 dalam Edelman &
Mandle, 2006). Shi, et al (2011) mengungkapkan bahwa praktek pemberian
makanan pelengkap yang tidak tepat telah diidentifikasi sebagai penyebab
utama kekurangan gizi pada anak-anak di negara berkembang. Melalui
intervensi pendidikan menyapih dan pemberian makan bayi secara efektif dapat
meningkatkan praktik pemberian makanan tambahan, gizi dan pertumbuhan
anak. Adapun peran perawat komunitas yaitu sebagai edukator; memberikan
edukasi kepada individu, keluarga dan kelompok masyarakat yang berisiko
mengalami masalah kesehatan khususnya sasaran kelompok 1000 HPK yaitu
ibu hamil, ibu menyusui dan bayi 0-24 bulan guna meningkatkan status gizi ibu
hamil, meningkatkan cakupan ASI eksklusif dan pemberian makanan
pendamping ASI secara tepat. Peran perawat ini perlu disinergikan dengan
peran tenaga kesehatan lain di Puskesmas sehingga dapat meningkatkan
kesehatan ibu hamil.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu


hamil dengan 1000 hari pertama kehidupan.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Penulisan karna tulis ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkanasuhan


keperawatan pada ibu hamil dalam upaya kesiapan peningkatan nutrisi dengan
pemenuhan kebutuhan fisiologis Nutrisi

1.3.2 Tujuan Khusus

1. melakukan pengkajian keperawatan pada ibu hamil dengan upaya


kesiapan peningkatan nutrisi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. menegakan diagnose keperawatan pada ibu hamil dengan upaya
kesiapan peningkatan nutrisi dalam pemenuhan kebutuhan Nutrisi
3. menyusun perencanaan keperawatan pada ibu hamil dengan upaya
kesiapan peningkatan nutrisi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. melakukan tindaan keperawatan pada ibu hamil dengan upaya kesiapan
peningkatan nutrisi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
5. melakukan tindakan keperawatan pada ibu hamil dengan upaya kesiapan
peningkatan nutrisi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

1.4 Manfaat

Penulisan karya tulis ilmiah ini, dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis,
yaitu :

1.4.1 Teoritis

1. Manfaat bagi penulis


Diharapkan penulisan karya tulis ilmiah ini sebagai suatu pembelajaran
dan pengalaman laporan studi kasus dalam kegiatan laporan penulisan
karya tulis ilmiah khusunya asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
upaya kesiapan peningkatan nutrisi
2. Manfaat bagi mahasiswa keperawatan
Diharapkan karya tulis ilmiah tentang kebutuhan nutrisi pada ibu hamil
mampu dijadikan acuan lebih lanjut mengenai penulisan studi kasus.

1.4.2 Praktis

1. manfaat bagi masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat meninggkatkan upaya kebuthan nutrisi


dengan kesiapan nutrisi pada ibu hamil dengan 1000 hari pertama
kehidupan

2. Manfaat Bagi Keperawatan

Diharapkan hasil karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai acuan
kaetika melakukan edukasi kepada masyarakat dengan kesiapan
peningkatan nutrisi

3.Manfaat bagi institusi pendidikan


Diharapkan penulisan karya tulis ilmiah ini dapat menambah referensi
dalam perpustakaan institusi pendidikan tentang pemberian asuhan
keperawatan pada ibu hamil dalam upaya kesiapan peningkatan
nutrisi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori


1. Definisi Kehamilan
Ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang baik untuk tumbuh
kembang janinnya, untuk itu dibutuhkan asupan gizi yang beragam
untuk mencukupi zat gizi yang terkandung dalam makanan tersebut
(Hasanah and Febrianti, 2012)

1000 HPK adalah masa awal kehidupan yang dimulai saat di dalam
kandungan sampai 2 tahun pertama setelah kelahiran. Masa ini
merupakan periode emas “Golden Period” seorang anak untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal (Achadi, 2014).
Masalah terbesar di Indonesia saat ini yaitu BBLR pada bayi yang
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan rendahnya pendidikan
ibu tentang asupan gizi yang baik pada saat kehamilan (Yulianti &
Hargiono, 2016).
Stunting adalah kekurangan energy kronis yang disebabkan tidak
terpenuhnya kebutuhan asupan gizi ibu saat hamil, stunting terjadi
mulai dari janin masih dikandung (Kusumawardhani, Gunawan &
Aritonang 2017).

Menurut Tarwato & Wartonah (2015), Nutrisi yaitu zat gizi yang
berhubungan dengan kesehatan, proses didalam tubuh manusia
sebagai menerima makanan untuk beraktivitas sangat penting
didalam tubuh manusia serta mengeluarkan sisa sisa. Nutrisi dapat
disebut tentang ilmu makanan, zat terkandung didalamnya yang
berhubungan dengan keseimbangan dan penyakit. Menurut
(Tarwanto dan Wartonah 2010) zat gizi didalam tubuh
membutuhkan nutrisi bagi kelangsungan fungsi didalam tubuh, yang
berfungsi untuk menghasilakan, kerja fisik.Zat gizi mempunyai
peranan dalam pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh dan peran
untuk melindungi serta mengatur tubuh, Bagian-bagian dari nutrisi
yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air.

2. Etiologi

Faktor yang menjadi penyebab masalah nutrisi pada 1000 HPK


adalah praktik pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keyakinan
bahwa makanan pendamping akan membantu meningkatkan berat
badan bayi dan pola tidurnya serta pengaruh teman sebaya diketahui
memengaruhi keputusan ibu memberikan makan lebih awal (Walsh,
2015)

3. Manifestasi klinis
menurut (SDKI, ) Mnifestasi klinis pada ibu hamil 1000 hari
kehidupan dengan kesiapan peningkatan nutrisi adalah perilaku
upaya peningkatan kesehatan.

.4. Penatalaksanaan

Pada pertemuan keluarga menjelaskan pemenuhan nutrisi selama


masa kehamilan setelah itu peneliti menggunakan metode ceramah
dengan alat bantu modul 1000 HPK. Setelah selesai diberikan
edukasi, ibu hamil, suami dan atau anggota keluarga terdekat dan
peneliti melalukan diskusi seputar materi edukasi.Selanjutnya
peneliti melakukan evaluasi tentang materi yang telah disampaikan.

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN


KESIAPAN PENINGKATAN NUTRISI
Konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan kesiapan peningkatan
nutrisi yaitu :

1. Pengkajian
Menurut Nikmatur & Saiful, (2012) Pengkajian merupakan
pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tetang klien agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan
kesehatan, dan keperawatan klien baik mental, social dan
lingkungan.Adapun pengkajian pada klien gagal ginjal kronik
meliputi:
 Identitas klien
1. Klien (diisi lengkap) :
Nama (inisial), jenis kelamin, status perkawinan,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, tanggal
masuk RS, No.CM, alamat.
2. Penanggung jawab (diisi lengkap) :
Nama(inisial), umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan,
pekerjaan, alamat, hubungan dengan klien.
 Riwayat Keperawatan
a) Keluhan utama :
Keluhan utama yang dirasakan klien saat
melakukan pengkajian. .
b) Riwayat penyakit sekarang :
Riwayat penyakit klien saat masuk ke rumah
sakit
c) Riwayat kesehatan yang lalu :
Riwayat kesehatan yang dialami klien yang
berhubungan dengan penyakit saat ini atau
penyakit yang mungkin dapat dipengaruhi atau
memengaruhi penyakit yang sedang dialamiklien
saat ini.
d) Riwayat kesehatan keluarga :
Riwayat kesehatan keluarga yang berhubungan
dengan kemungkinan adanya penyakit
keturunan, kecenderungan alergi dalam satu
keluarga, dan penyakit menular akibat kontak
langsung maupun tak langsung antar anggota
keluarga.
e) Riwayat kesehatan lingkungan :
Faktor-faktor lingkungan yang dapat dilihat
dalam beberapa aspek yaitu: sebagai sumber
pengeluaran, adanya polusi udara, perubahan
iklim, pencemaran lingkungan yang biasa
menyebabkan penyakit.
 Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan Fungsional :
a) Pola Presepsi dan Tata Laksana Kesehatan :
Dengan presepsi klien atau keluarga terhadap
konsep sehat sakit dan upaya klien atau keluarga
dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku
yang menjadi gaya hidup klien atau keluarga
untuk mempertahankan kondisi sehat.
b) Pola Nutrisi dan Metabolisme :
Kebiasaan klien untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya sebelum sakit sampai saat sakit (saat
ini) yang meliputi: jenis makanan dan minuman
yang dikonsumsi, frekuensi makan, porsi
makanan yang dihabiskan, makanan selingan,
makanan yang disukai pasien, alergi terhadap
makanan, dan makanan yg menjadi pantangan.
Keluhan dalam menelan dibuatkan deskripsi
singkat dan jelas.Dijelaskan tentang diet yang
harus dilakukan serta larangan adat atau agama
pada makanan tertentu.
b) Pola Eliminasi :
Pola eliminasi menggambarkan keadaan
tentang eliminasi klien sebelum sakit sampai
dengan sakit (saat ini), yang meliputi: frekuensi,
konsistensi, warna, adanya darah, bau. Bila
ditemukan adanya gangguan eliminasi,
hendaknya dibuatkan deskripsi singkat dan jelas
tentang keluhan yang dimaksud klien.
d) Pola Aktivitas dan Latihan :
Aktivitas dengan rutin yang biasa dilakukan
klien sebelum sakit sampai sakit (saat ini) dari
bangun tidur sampai tidur kembali, termasuk
penggunaan waktu senggang klien.Aktivitas
selama sakit dilihat dari aktivitas perawatan diri,
seperti makan-minum, mandi, toileting,
berpakaian, berhias, dan penggunaan instrument.
e) Pola Istirahat Tidur :
Kualitas dan kuantitas istirahat tidur klien
sebelum sakit dan selama sakit (saat ini), yaitu
meliputi jumlah jam tidur siang sampai tidur
malam, penggunaan alat penghantar tidur,
perasaan klien sewaktu bangun tidur dan
masalah tidur klien.sulit tidur lama, tidak bangun
saat terbangun dini, atau tidak bisa melanjutkan
tidur.
f) Pola Kognitif dan Persepsi Sensori :
Kemampuan klien dalam berkomunikasi status
mental dan orientasi, kemampuan indera yang
meliputi: indera penglihatan, indera
pendengaran, indera penciuman, indera
perabaan, serta indera pengecap.
g) Pola Persepsi Diri :
Hanya klien yang sudah bisa mengungkapkan
perasaaan yang berhubungan dengan kesadaran
akan dirinya sendiri yang meliputi: gambaran
diri, ideal diri, hargadiri, peran diri, dan juga
identitas diri dari klien.
h) Pola Peran-Hubungan :
Peran hubungan klien dengan anggota
keluarga, masyarakat pada umumnya, perawat,
dan tim kesehatan lain, termasuk juga pada pola
komunikasi yang digunakan klien dengan
hubungannya bersama orang lain.
i) Pola Seksual dan Seksualitas :
Sesuai dengan tugas perkembangan
psikoseksual.Usia remaja, dewasa, lansia dikaji
sesuai jenis kelaminnya.
j) Pola Mekanisme Koping :
Mekanisme koping yang biasanya digunakan
klien saat menghadapi masalah yang lain dengan
bagaimana klien mengambil keputusan.
k) Pola Nilai dan Kepercayaan :
Nilai-nilai dan keyakinan klien terhadap
sesuatu dan menjadi sugesti yang amat kuat
sehingga memengaruhi gaya hidup klien, dan
berdampak pada kesehatan klien.
 Pemeriksaan fisik
Keadaan/ penampilan umum.
a) Keadan umum ringan adalah klien dengan
kesadaran penuh, TTV stabil, pemenuhan
kebutuhan secara mandiri.
b) Keadaan umum sedang adalah klien dengan
kesadaran penuh sampai apatis, TTV stabil,
memerlukan tindakan medis, memerlukan
observasi, pemenuhan kebutuhan dibantu.
c) Keadaan umum berat adalah klien dengan
kesadaran penuh sampai somnolen, TTV tidak
stabil, menggunakan alat bantu organ vital.
d) Kesadaran
1. Composmentis adalah keadaan sadar penuh,
baik terhadap lingkungan maupun terhadap
diri sendiri (GCS: 14-15)
2. Apatis adalah keadaan klien dimana tampak
acuh tak acuh dan segan terhadap lingkungan
(GCS: 12-13)
3. Delirium adalah keadaan klien mengalami
penurunan kesadaran disertai kekacauan
motorik serta siklus tidur bangun yang
terganggu (GCS: 10-11)
4. Somnolen adalah keadaan klien mengantuk
yang dapat pulih jika dirangsang, tetapi jika
rangsangan berhenti klien tidur kembali
(GCS: 7-9)
5. Spoor adalah keadaan klien mengantuk yang
dalam (GCS: 5-6).
6. Semi koma adalah keadaan klien mengalami
penurunan kesadaran yang tidak memberikan
respon rangsangan terhadap rangsangan
verbal, serta tidak mampu untuk dibangunkan
sama sekali, tapi respon terhadap nyeri tidak
adekuat serta reflek pupil masih baik (GCS:
4)
7. Koma adalah keadaan klien mengalami
penurunan kesadaran yang sangat dalam,
tidak terdapat respon pada rangsangan nyeri
serta tidak ada gerakan spontan (GCS: 3).
e) Tekanan darah yaitu untuk mengetahui faktor
hipertensi atau hipotensi, nilai normal tekanan
darah 120/80 mmHg.
f) Nadi yaitu untuk mengetahui nadi pada ibu hamil
dengan nilai normal 60-100x/menit, irama nadi
teratur atau tidak, kekuatan nadi kuat atau tidak.
g) Suhu yaitu untuk mengetahui ada peningkatan
suhu tubuh normal atau tidak pada ibu hamil
dengan nilai normal 36,5℃ - 37,5℃.
h) Respirasi yaitu untuk mengetahui frekuensi
pernapasan yang dihitung dalam 1 menit dengan
nilai normal 16-24x/menit
1) Abdomen
a) Inspeksi : warna, jaringan perut, dan garis
bentuk abdomen.
a) Auskultasi : frekuensi, nada, dan
intensitas bising usus.
b) Palpasi : rasakan adanya spasme otot,
nyeri tekan, dan adanya massa.
c) Perkusi : dengarkan bunyi yang
dihasilkan.
2) Genitalia : ada oedema atau tidak, ada
pembengkakan kelenjar atau tidak.
3) Ekstermitas
Kekuatan otot, perabaan akral, perubahan
bentuk tulang, edema piting dengan derajat
kedalaman (+1=2mm, +2=4mm, +3=6mm,
+4=8mm).
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang manusia
terhadap gangguan ataupun proses dalam kehidupan tentang
respon dari seorang individu, kelompok, komunitas (Tim Pokja,
2019), Berdasarkan SDKI tahun 2019 maka diagnosisnya
adalah
1. Kesiapan peningkatan Nutrisi (D.0026)
2. Defisit Pengetahuan (D.0111)

3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalah klien (Tim Pokja, 2019) Berdasarkan (SLKI,
2019) dan (SIKI, 2019) maka rencana keperawatan sebagai
berikut:
1) Kesiapan peningkatan nutrisi (D.0026)
Definisi :
Pola asupan nutrisi yang cukup untuk memnuhi kebutuhan
metabolism dan dapat ditngkatkan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan masalah keperawatan kesiapan peningkatan nutrisi
(D.0026)
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif
Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
Objektif
Makan teratur dan adekuat
Gejala dan tanda minor
subjektif
1 .Mengekspresikan pengetahuan tentang pilihan makanan dan
cairan yang sehat
2. mengikuti standar asupan nutrisi yang tepat misalnya
piramida makanan
Objektif
1. Penyiapan dan penyimpanan makanan dan minuman yang
aman
2. sikap terhadap makanan dan minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan
Kriteria Hasil :
Status nutrisi (L.03030)
I. Pola makan yang dihabiskan meningkat
II. pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
meningkat
III. sikap terhadap makanan /minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan meningkat
Intervensi
Edukasi nutrisi (I.12395)
O : periksa status gizi status elergi, program diet, kebutuhan dan
kemampuan pemenuhan kebutuhan gizi
T : persiapan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi, table
makanan penukar, cara mengelola, cara menakar makanan
E : ajarkan pasien dan keluarga memantau kondisi kekurangan
nutrisi

2.Defisit Pengetahuan (D.0111)


Definisi :
ketiadaan atau kurangnya informasi kongnitif yang berkaitan
dengan topic tertentu.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan masalah keperawatan Tingkat pengetahuan
(L.12111) membaik.
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif
Tidak ada
Objektif
Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
Gejala dan tanda minor
subjektif
1 tidak ada
Objektif
Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
Kriteria Hasil :
I. Perilaku sesuai anjuran meningkat
II. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
Intervensi :
Edukasi Kesehatan (I.12383)
O : identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
T : sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
E : jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

4. Implementasi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2015) implementasi yaitu
tindakan keperawatan yang direncanakan dalam rencana
perawatan.Tindakan perawat yang mencakup tindakan mandiri dan
tindakan kolaborasi.
5. Evaluasi
Evaluasi yaitu tahap paling akhir dari proses keperawatan biasa
dilakukan setelah tindakan keperawatan untuk mengetahui tentang
respon klien (Herdman & Shigemi, 2015).

2.3 Konsep kebutuhan fisiologis : Nutrisi


1. Definisi Kebutuhan Fisiologis

Abraham Maslow seorang psikolog dari Amerika

menggembangkan teori Kebutuhan Dasar Manusia Maslow

yaitu Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas dalam maslow,

kebutuhan fisiologis merupakan hal dasar yang dimiliki

manusia untuk bertahan hidup. Maslow memiliki delapan

kebutuhan, yaitu : oksigenasi dan pertukaran gas, cairan dan

elektrolit, makanan, eliminasi urine, istirahat dan tidur,

kebutuhan aktivitas dan keseimbangan suhu tubuh, tempat

tinggal, seksual (Ambarwati, 2014).

2. Definisi Nutrisi

Menurut Tarwoto & Wartonah (2015), Nutrisi yaitu zat gizi

yang berhubungan dengan kesehatan, proses didalam tubuh

manusia sebagai menerima makanan untuk beraktivitas sangat

penting didalam tubuh manusia serta mengeluarkan sisa-sisa.

Nutrisi dapat disebut tentang ilmu makanan, zat

terkandungdidalamnya yang berhubungan dengan

keseimbangan dan penyakit.


a. Bagian-bagian dalam Nutrisi

Menurut (Tarwoto dan Wartonah, 2010) zat gizi

didalam tubuh membutuhkan nutrisi bagi kelangsungan

fungsi di dalam tubuh, yang berfungsi untuk menghasilkan

energi bagi tubuh berfungsi untuk pergerakan, kerja fisik.Zat

gizi mempunyai peranan dalam pembentukan dan perbaikan

jaringan tubuh dan berperan untuk pelindung serta mengatur

tubuh, Bagian-bagian dari nutrisi yaitu karbohidrat, protein,

lemak, vitamin, mineral, air.

1) Komponen Makanan yang dianjurkan terdiri dari:

a) Karbohidrat

b) Lemak

c) Protein

d) Natrium

e) Serat

2) Manfaat Gizi Seimbang untuk ibu Hamil


a) Memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin
b) Mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan
normal, sehingga dapat menjalani kehamilan dengan
baik dan aman
c) Membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin
dan kesehatan ibu
d) Mengatasi permasalahan selama kehamilan
e) Ibu memperoleh energy yang cukup yang berfungsi
untuk menyusui setelah kelahiran bayi
3) Masalah Kebutuhan Nutrisi pada ibu hamil
A. Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Kekurangan energy kronis adalah keadaan dimana ibu menderita


kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil
(Depkes RI, 2002)

B. Anemia

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar


hemoglobin (Hb) < 11 gr% pada trimester I dan III sedangkan pada
trimester II kadar hemoglobin (Hb) < 10,5 gr%. Anemia selama
kehamilan memerlukan perhatian serius karena berpotensi
membahayakan ibu dan anak (Manuaba, 2009).

C. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI)

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah setiap kelainan yang


ditemukan akibat defisiensi yodium (Bacthiar, 2009).Yodium
merupakan slah satu mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah
kecil tetapi mempunyai peran yang sangat penting memberikan
dampak negative pada kualitas daya manusia, baik fisik maupun
mental (Bacthiar, 2009).

2.4 Kerangka Teori

Factor yang
mempengaruhi
upaya peningkatan
nutrisi

Makanan yang seimbang Asupan suplemen Fe/zat


besi yang cukup
Pendidikan, pengetahuan,
pemanfaatan sumber daya manusia

Ekonomi, social, pilitik

Gambar 2.4 kerangka teori

2.5. Kerangka konsep

Pemenuhan Pemberian edukasi pada ibu


kebutuhan nutrisi : hamil 1000 hari pertama
Defisit pengetahuan kehidupan
pada

Gambar 2.5 kerangka konsep

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Studi Kasus


Studi kasus adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan

menjelaskan dan memahami objek yang diteliti (Wahyuningsih,2013).

Studi kasus dalam penelitian ini adalah untuk mengeksplorasikan

masalah asuhan keperawatan pada ibu hamil 1000 hari pertama

kehidupan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

3.2 SubjekStudiKasus

Subjek studi kasus merupakan sasaran yang akan menjadi perhatian

khusus untuk dibuat kasus tertentu (Sugiyono, 2009).

Subjek yang digunakan pada studi kasus ini yaitu pada ibu hamil

yang memerlukan nutrisi tambahan untuk 1000 hari pertama kehidupan.

3.3 FokusStudi

Fokus studi adalah sebuah konsep yang digunakan mengembangkan

teori (Gumilang, 2016).

Fokus studi yang telah dijadikan titik acuan pada studi kasus ini

yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil 1000 hari pertama

kehidupan

3.4 DefinisiOperasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut dan merupakan

pedoman dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Oleh Karena

itu definisi disebut juga dengan definisi kerja karena diadakan pedoman

untuk melaksanakan penelitian (Nursalam, 2016). Definisi operasional

yang digunakan dalam studi kasus ini sebagai berikut:


3.4.1 Pemenuhan kebutuhan Nutrisi

Nutrisi adalah proses pemasukan dan juga pengolahan zat-zat

makanan yang diproses oleh tubuh. Tujuannya untuk menghasilkan

energy dan diolah oleh tubuh dan digunakan dalam aktivitas tubuh

seseorang (Tarwoto&Wartonah, 2015).

3.5 Tempat dan waktu

Menurut (Sugiyono, 2013) tempat penelitian merupakan istilah atau


batasan yang berkaitan dengan subjek atau objek yang hendak diteliti
juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan
oleh peneliti, adapun yang dimaksut dengan tempat penelitian tidak
lain adalah tempat dimana proses studi digunakan untuk memperoleh
pemecahan masalah penelitian berlangsung.
Pengambilan karya tulis ilmiah ini dilakukan di RST dr.Asmir Salatiga
Kec,Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah pada 15 Desember 2019.
3.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu prose pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Hidayat, 2017).
Metode pengumpulan data menggunakan salah satu jurnal yang
dipakai untuk dijadikan suatu rujukan dalam penerapan hasil penelitian
dan jurnal lain sebagai sebagai pendukung, data yang digunakan dibagi
menjadi 3 metode yaitu :
1. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan tanya jawab yang berisi tentang identitas klien, keluhan
utama klien, riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga dan sumber data klien,
keluarga, perawat lainnya.
2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan pengamatan
secara langsung kepada klien untuk mencari perubahan hal-hal
yang akan di teliti. Metode instrument yang dapat digunakan
adalah lembar observasi, panduan pengamatan observasi serta
lembar ceklis.Observasi dan pemeriksaan adalah keadaan umum
klien, tanda-tanda vital, dan melakukan pemeriksaan inspeksi,
palpasi, perkusi serta auskultasi pada tubuh klien.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara
mengmbil data yang berasal dari dokumentasi asli, dokumen asli
dapat berupa informasi, gambar, table dan juga daftar pustaka.
3.7 Penyajian Data
Penyajian data adalah dam bentuk kualitatif, penyajian data dapat
dilakukan secara singkat, bagan, hubungan antara kategori dengan teks
yang bersifat naratif (Sugiyono, 2013).
Penyajian pada studi kasus ini disajikan dalam dokumentasi laporan
asuhan keperawatan pada ibu hamil 1000 hari pertama kehidupan
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
3.8 Etika Studi Kasus
Menurut (Yati & Imami, 2014) Pelaksanaan studi kasus ini, ada etika
yang harus diperhatikan oleh peneliti, antara lain :
1. Informed Consent ( Persetujuan menjadi klien )
Informed Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden peneliti dengan memberikan lembar
persetujuan.Informed Concent dapat didefinisikan sebagai
pernyataan pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa
persetujuan atas rencana tindakan keperawatan yang diajukan
oleh perawat setelah menerima informasi cukup untuk dapat
membuat persetujuan atau penolakan (Hidayat, 2014).
2. Anonimity ( tanpa nama )
Masalah etika keperawatan adalah masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek asuhan keperawatan dengan
cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada
laporan asuhan keperawatan dan hanya menuliskan kode atau
inisial nama pada lembar pengumpulan data atau hasil laporan
asuhan keperawatan yang akan disajiakan (Nursalam, 2013).
3. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang
diberikan harus dirahasiakan, untuk hal-hal yang mengenai
informasi atau masalah yang berhubungan dengan responden,
peneliti memberi jaminan kerahasiaan akan hal tersebut
(Budiono, 2016)

DAFTAR PUSTAKA

Achadi, L.E (2014) Periode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan Dan
Dampak Jangka Panjang Terhadap Kesehatan dan Funginya.
Departemen Gizi Kesmas, FKM Universitas Indonesia, Disampaikan
Pada “Kursus Penyegar Ilmu Gizi” oleh PERSAGI

Ebrahimipour S, Ebrahimipoiur H, Alibakhshian F & Mohamadzadeh, M


(2016) Effect of Education Based On The Theory Of Planned Behavior
On Adoption Of Oral Health Behaviors Of Pregnant Women Referred To
Health Centers Of Birjand In 2016. Journal of International Society of
Preventive and Community Dentisry.

Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2013). Pedoman


Perencanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka
Seribu Hari Pertama Kehidupan. Jakarta

Notoatmodjo, Soekijo. 2010. Promosi kesehatan teori dan aplikasi, edisi revisi.
Jakarta : Rineka Cipta.
Saleh, L Amal (2011) Studi Kualitatif : Faktor-faktor yang menghambat ASI
eksklusif.

Susilo, R. 2011. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Yogyakarta :


Nuha Medika.

Tarwoto & Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Victoria, C.G., Adair, L, Fall, C., Hallal, P.C., Martorell, R., Richter, L., et al.
(2008).

Maternal and child undernutrion : consequences for adult health and


human capital. [Article]. Lancet, 371(9609), 340-357.

Walsh, A., Kearney, L., & Dennis, N. (2015). Faktor-faktor yang


mempengaruhi makanan pendamping bagi ibu. BMC Public Health.

Anda mungkin juga menyukai