Anda di halaman 1dari 7

Program Studi Program D3 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kusuma Husada Surakarta
2021
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN
CHILDBEARING

Ayu Risma Tristantyˡ ⃰, Siti Mardiyah²

ˡMahasiswa Prodi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta


²Dosen Keperawatan Unversitas Kusuma Husada Surakarta

Email : risma6788@gmail.com

ABSTRAK

Tahap kedua dalam tumbuh kembang keluarga, yaitu tahap ketika seorang bayi mulai lahir di
tengah pasangan baru yang terdiri dari dua individu sebagai pasangan. Keluarga tahap II
(childbearing family) dimulai sejak kelahiran anak pertama sampai bayi berumur 30 bulan.
Tahap ini memiliki perhatian kesehatan dalam pemenuhan tugas perkembangannya, yaitu
Salahsatunya Pemenuhan Kebutuhan ASI eklusif. Tindakan yang dapat diterapkan adalah
dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang ASI ekslusif. Tujuan dari Pendidikan
Kesehatan ASI ekslusif adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang ASI
ekslusif terhadap tingkat pengetahuan keluarga rterutama ibu yang dilakukan selama 30
menit dalam minimal 4 hari kunjungan rumah. Subjek Studi kasus ini adalah satu keluarga
Chilbearing di wilayah Puskesmas Gondangrejo Karanganyar. Metode penelitian
menggunakan Kuisioner pre test dan Post test.

Kata kunci: Asuhan keperawatan Keluarga, Tahap Childbearing, Pendidikan kesehatan, ASI
ekslusif, Pengetahuan
ABSTRACT

The second stage in family development is the stage when a baby is born in the middle of a
new partner consisting of two individuals as a couple. Family stage II (childbearing family)
starts from the birth of the first child until the baby is 30 months old. This stage has health
concerns in fulfilling its developmental tasks, namely meeting the needs of exclusive
breastfeeding. Action that can be applied is by providing health education about exclusive
breastfeeding. The purpose of exclusive breastfeeding health education is to determine the
effect of health education on exclusive breastfeeding on the level of family knowledge,
especially mothers, which is carried out for 30 minutes in a minimum of 4 days of home
visits. The subject of this case study is a family of Chilbearing in the area of Puskesmas
Gondangrejo Karanganyar. The research method used a pre-test questionnaire and post-test.

Keywords: Family nursing care, Childbearing stage, health education, exclusive


breastfeeding, knowledge.

PENDAHULUAN

Keluarga merupakan sentral bagi Keluarga memiliki 8 tahap


pertumbuhan dan perkembangan perkembangan. Setiap tahap
individu, sehingga keluarga menjadi perkembangan keluarga memiliki
salah satu aspek terpenting dari tugas perkembangan keluarga atau
keperawatan, melalui pendekatan harapan peran tertentu. Tugas
asuhan keperawatan keluarga, perawat perkembangan keluarga cenderung
keluarga dapat memodifikasi menunjukkan rasa tanggung jawab
lingkungan keluarga, memfasilitasi yang harus dicapai oleh keluarga
pencapaian tugas perkembangan sehingga keluarga dapat memenuhi
keluarga, mempertahankan struktur kebutuhan biologis keluarga,
dan fungsi keluarga, serta penekanan budaya, dan aspirasi serta
mengadaptasikan keluarga terhadap nilai keluarga. Tugas perkembangan
stresor di keluarga sehingga keluarga juga berhubungan dengan harapan
dapat mengatasi permasalahan tugas atau peran spesifik pada setiap
kesehatan secara mandiri (Friedman, tahap untuk mencapai fungsi dasar
1998 dalam Muhtar 2016). keluarga. Tahap kedua dalam tumbuh
kembang keluarga, yaitu tahap ketika hanyalah 54,3%, (Pusdatin, 2015).
seorang bayi mulai lahir di tengah Persentase bayi yang mendapat ASI
pasangan baru yang terdiri dari dua eksklusif untuk umur bayi dibawah 6
individu sebagai pasangan. Keluarga bulan sebesar 41%, ASI eksklusif
tahap II (childbearing family) dimulai pada bayi umur 4-5 bulan sebesar
sejak kelahiran anak pertama sampai 27%, dan melanjutkan menyusui
bayi berumur 30 bulan. Tahap ini sampai anak umur 2 tahun sebesar
memiliki perhatian kesehatan dalam 55% (Kementerian Kesehatan RI,
pemenuhan tugas perkembangannya, 2015).
yaitu Salahsatunya Pemenuhan Tujuan dari pembangunan
Kebutuhan ASI eklusif (Friedman, kesehatan salah satunya adalah
2010). menurunkan angka kematian bayi.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan Angka Kematian Bayi menurut
makanan utama yang sangat Sustainanble Depelovment Goals
dibutuhkan oleh bayi. Tidak ada (SDGs) tahun 2015 berjumlah 40 per
makanan lain yang mampu menyaingi 1000 kelahiran hidup dan masih
kandungan gizi ASI. ASI mengandung menempati peringkat ke-4 tertinggi
protein, lemak, gula, kalsium dengan kematian bayi se-ASEAN. Angka
kadar yang tepat. Dalam ASI juga kematian bayi (AKB) adalah jumlah
terdapat zat-zat yang disebut antibodi, kematian bayi dalam usia 28 hari
yang melindungi bayi dari serangan pertama kehidupan per 1.000
penyakit selama ibu menyusui bayi kelahiran hidup (Kementerian
dan beberapa waktu sesudahnya. Kesehatan RI, 2015)
( Eidelman, 2012) Asi Ekslusif adalah Penyebab kematian bayi terbesar
Pemberian hanya Asi saja tanpa ada di Indonesia adalah kematian neonatal
makanan pendamping lain padabayi dan dua pertiga dari kematian neonatal
baru lahir sampai 6 bulan. adalah pada satu minggu pertama
Pencapaian ASI Eksklusif di dimana daya imun bayi masih sangat
Indonesia belum mencapai 80%. rendah. Angka kematian bayi yang
Berdasarkan laporan SDKI tahun 2013 cukup tinggi dapat dihindari dengan
pencapaian ASI eksklusif adalah 42%. pemberian air susu ibu (ASI). Banyak
Sedangkan, berdasarkan laporan dari penelitian yang dilakukan, tehnologi
Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2014, canggih digunakan, namun tindakan
cakupan pemberian ASI 0-6 bulan preventif yang paling ampuh
dilakukan untuk menyelamatkan bayi- akan menghambat perkembangan
bayi Indonesia adalah melakukan sikap seseorang terhadap nilainilai
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan yang diperkenalkan (Fikawati, 2012)
memberikan ASI eksklusif (Moascara, Promosi kesehatan adalah ada
2011) enpowerment atau pemberdayaan ini,
Beberapa faktor yang diartikan sebagai suatu kegiatan
menyebabkan bayi tidak diberikan positif yang berkesinambungan
ASI dengan baik. Faktor tersebut (sustainable), dalam hal ini ialah
adalah faktor karakteristik ibu, faktor perlikau sehat yang terjadi sebagai
bayi, lingkungan, dukungan keluarga, hasil promosi kesehatan harus
pendidikan kesehatan, sosial ekonomi berlangsung terus menerus, sambung
dan budaya (Budiharjo, 2013). Di menyambung, dari orang, kelompok,
daerah perkotaan dimana relatif lebih atau masyarakat pertama ke orang,
banyak ibu yang bekerja untuk kelompok atau masyarakat kedua,
mencari nafkah mengakibatkan ibu ketiga, dan seterusnya, karena peserta
tidak dapat menyusui bayinya dengan didik yang telah berhasil mengubah
baik dan teratur. Hal ini menjadi perilakunya menjadi perilaku sehat
signifikan karena situasi tempat kerja akan menularkan pendidikan
belum mendukung praktik pemberian kesehatannya kepada orang lain,
ASI, misalnya tidak tersedianya kelompok lain, atau masyarakat lain.
tempat memerah dan menyimpan ASI, Pada pendidikan kesehatan maka pada
belum banyak tersedia atau tidak pendidikan masyarakat telah berhasil
adanya tempat penitipan bayi agar ibu mengubah perilaku peserta didik
pekerja dapat menyusui bayinya pada menjadi perilaku sehat, (Rachmad
saat tertentu ( Sari, 2011). 2011 dalam Novi 2019)
Tingkat pendidikan ibu dan Pendidikan kesehatan adalah
pengetahuan ibu merupakan faktor suatu proses perubahan pada diri
yang penting u ntuk mendukung manusia yang ada hubungannya
keberhasilan ASI eksklusif pada bayi, dengan tercapainya tujuan kesehatan
karena semakin tinggi tingkat perorangan dan masyarakat.
pendidikan seseorang semakin mudah Pendidikan kesehatan bukanlah suatu
menerima informasi sehingga semakin yang dapat diberikan oleh sesorang
banyak pengetahuan yang dimiliki. kepada orang lain dan bukan pula
Sebaliknya pendidikan yang kurang sesuatu rangkaian tata laksana yang
akan dicapai, melainkan suatu proses diperlukan adanya tingkat
perkembangan yang selalu berubah pengetahuan yang baik harus dimiliki
secara dinamis dimana sesorang dapat oleh orang tua, khususnya dalam
menerima atau menolak keterangan periode masa nifas ini. Pengetahuan
baru, sikap baru dan perilaku baru merupakan faktor penting yang
yang ada hubungannya dengan tujuan mempengaruhi sikap dan perilaku
hidup (Rachmad,2011 dalam Novi seseorang. Kurangnya pengetahuan
2019) dapat berpengaruh pada tindakan yang
Dengan diberikan Pendidikan dilakukan karena pengetahuan
Kesehatan diharapkan terjadi merupakan salah satu faktor
peningkatan pengetahuan dari yang presdisposisi untuk terjadinya
semula belum tahu menjadi tahu. perilaku. (Pulungan,2008 dalam Novi
Untuk memberikan ASI Eksklusif 2019).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan kuesioner pertanyaan tentang ASI


metode dekriptif dengan desain studi eklusif untuk pengetahuan ibu tentang
kasus, Subjek Studi kasus ini adalah ASI ekslusif, setelah itu baru
satu keluarga Chilbearing di wilayah dilakukan pendidikan kesehatan
Puskesmas Gondangrejo Karanganyar, tentang asi eklusif dengan
pengumpulan data yang digunakan memberikan leaflet dilakukan selama
adalah observasi, wawancara dan 30 menit. kemudian setelah dilakukan
pemeriksaan fisik serta studi pendidikan kesehatan tentang ASI
dokumentas, instrument studi kasus eklusif dilakukan (Posttest) untuk
ini menggunakan kuesioner sebelum mengetahui terdapat peningkatan
dilakukan (Pretest) diberikan pengetahuan ibu tentang ASI eklusif.

DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo. (2013). Panduan Ibu Kembang Bayi).


Cerdas (ASI dan Tumbuh Yogyakarta:Medis Presindo
Eidelman, A. I., Schanler, R. J., diakses pada tanggal 26
Johnston, M., et al. (2012). September 2017
American Academy of
Moascara. (2011). Manfaat ASI untuk
Pediatrics Section on
Bayi, Ibu dan Keluarga.
Breastfeeding. Breastfeeding
Program Manajemen Laktasi.
and the Use of Human Milk.
Perkumpulan Perinatologi
Pediatrics. 2012;129, e827496–
Indonesia. Jakarta
e827841.

Ekajayanti, Pande putu Novi, Pande


putu indah purnamayanthi, Ni
putu Wiwik diah L. (2019).
Pengaruh Pendidikan kesehatan
tentang asi ekslusif terhadap
pengetahuan ibu dalam
pemberian Asi ekslusif di PMB
Hj. Sulini Denpasar. Jurnal
medika usada. Volume 2 No 1
2019. e-ISSN : 2614-5685

Fikawati, S., dan Syafiq,A. (2012).


Kajian Implementasi dan
Kebijakan Air Susu Ibu
Eksklusif dan Inisiasi Menyusui
Dini Di Indonesia.Jakarta:EGC

Friedman MM, Bowden VR, dan


Jones EG. (2010). Keperawatan
keluarga: riset, teori dan praktik.
Alih bahasa oleh. Hamid AYS.
Jakarta: EGC.

Kemeterian Kesehatan RI. (2015).


Dukung Ibu Bekerja Beri ASI
Eksklusif. www.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai