Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PARTISIPASI IBU MENYUSUI

DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI

Oleh :

Kamelia Lidwina Meak


NIM : 2281A0592

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


IIK STRADA INDONESIA
TAHUN 2022/2023
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyusui adalah suatu proses yang terjadi secara alami. Namun demikian menyusui

juga perlu dipelajari terutama oleh ibu yang baru pertama kali mempunyai anak karena

mereka belum mengetahui bagaimana cara memberikan ASI kepada bayinya dengan baik

dan benar. Mungkin bayinya menghisap dengan reflek namun tidak sampai ke daerah areola

mammae. Wanita sering diposisikan sebagai orang yang paling bertanggung jawab dan

disalahkan apabila tidak bisa menyusui bayinya dengan baik dan benar.

ASI merupakan makanan ideal untuk bayi karena memenuhi syarat gizi dan

kesehatan. ASI mengandungsemua zat gizi untuk membangun dan menyediakan energy yang

diperlukan oleh bayi. Bahkan ASI yang diberikan sedini mungkin akan mengurangi

terjadinya gangguan pencernaan dan penyakit lain yang selanjutnya dapat menurunkan angka

kematian bayi. Keunggulan ASI yang bersih, selalu segar, warna, bau, rasa dan komposisi

yang yang tidak dapat ditiru oleh susu lain bukan hanya merupakan sumber zat gizi bagi bayi

tapi juga zat anti kuman yang kuat karena adanya system imologi. Studi badan kesehatan

dunia (WHO) di Negara-negara berkembang menunjukkan bahwa pada bayi yang diberi ASI

mendapat lebih dari dua kali perlindungan terhadap mortalitas disbanding bayi yang tidak

diberi ASI pada tahun pertama usianya, (WHO 2002).

Organisasi wanita melaporkan bahwa ibu yang kurang memenuhi ASI atau menyusui

pada enam bulan pertama adalah ibu-ibu muda, mereka yang menjadi anggota program

penambahan makanan pada wanita-bayi dan anak, mereka yang berpendidikan Sekolah

Menengah atas ke bawah.


Adapun keberhasilan pemberian ASI dipengaruhi oleh beberapa factor, yakni ;

dukungan petugas kesehatan, keadaan ibu (fisik dan psikologis), perubahan social budaya,

tata laksana di BPS, kesehatan bayi, pengetahuan ibu, lingkungan keluarga dan peraturan

pemasaran pengganti ASI. Factor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI adalah

paritas, dimana ibu-ibu yang pernah melahirkan dan memberikan ASI kepada bayinya akan

lebih memiliki pengalaman dalam hal pemberian ASI. Dari factor pengetahuan ibu, dimana

pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh umur, pendidikan, pengalaman dan pekerjaan.

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menemukan informasi sehingga

makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Baby Friendly Initiative merupakan sebuah program yang dibentuk oleh WHO dan

UNICEF untuk memastikan bahwa semua ibu mampu untuk membuat keputusan dalam hal

pemberian makanan (ASI) dan perawatan bayi mereka. Namun pada kenyataannya tidaklah

demikian, pada tahun 2000 pemberian ASI eksklusif selama 4-6 bulan di perkotaan antara 4-

12%, sedangkan di pedesaan 4-25% (Depkes RI 2005).

Hasil study pendahuluan di BPS Ny.Rai didapati data dari 10 ibu menyusui 50% ibu

berpendidikan dasar, 30% berpendidikan menengah dan 20% yang berpendidikan tinggi.

Selanjutnya ditinjau dari paritas, primipara 60% (9 orang) dan multipara 40% (4 orang),

sedangkan dari keberhasilan pemberian ASI hanya 30% (3 orang).

Berdasarkan uraian di atas bisa dilihat bahwa masih rendahnya tingkat pendidikan ibu

menyusui (50% berpendidikan dasar) dan masih rendahnya tingkat pemberian ASI (30%)

sehingga perlu dilakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat pendidikan dan paritas

ibu menyusui dengan keberhasilan pemberian ASI.


Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut : “apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dan paritas ibu menyusui

dengan keberhasilan pemberian ASI” ?.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan paritas ibu menyusui dengan

keberhasilan pemberian asi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pendidikan ibu menyusui.

b. Mengidentifikasi Paritas ibu menyusui.

c. Mengidentifikasi keberhasilan pemberian asi pada ibu menyusui

d. Menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu menyusui dengan

keberhasilan pemberian asi.

e. Menganalisis hubungan antara paritas ibu menyusui dengan keberhasilan

pemberian asi.

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi serta dapat

digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi bidang kebidanan dan kandungan khususnya antara

tingkat pendidikan dan paritas ibu menyusui dengan keberhasilan Asi.


2. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan menerapkan teori-teori yang di terima selama

kuliah dan memperluas cara berpikir peneliti dalam mempelajari hubungan antara

tingkat pendidikan dan paritas ibu menyusui dengan keberhasilan pemberian asi.

3. Bagi tempat penelitian

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya tentang

pemberian asi.

4. Bagi Pasien dan Keluarga

Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang telah dipelajari serta

membantu dalam proses perawatan, pencegahan,pemulihan serta saling memberikan

dukungan bagi pasien dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai