PROPOSAL
OLEH :
RENSI APRIANI
20220007P
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal yang
berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di
Puskesmas Rawat Inap Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini penulis
banyak mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Kamaludin, SE. MM selaku Rektor Universitas Dehasen
Bengkulu.
2. Ibu Dr. Ida Samidah, S.Kp, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Dehasen Bengkulu.
3. Ibu Ns. Berlian Kando Sianipar, S.Kep, M.Kes selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.
4. Ibu Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.Kes selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.
5. Ibu Fiya Diniarti, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.
6. Ibu Dr. Tuty Handayani, S.SIT, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Utama yang
selalu sabar dan profesional banyak memberikan masukan dan bimbingan dalam
penyusunan proposal ini.
7. Bapak Darmawansyah, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang selalu sabar dan profesional banyak memberikan masukan dan bimbingan
dalam penyusunan proposal ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.
ii
9. Pimpinan Puskesmas Puskesmas Rawat Inap Muara Pinang Kabupaten Empat
Lawang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
10. Seluruh mahasiswa di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.
Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangan dari isi maupun tehknik penulisan. Oleh
karena itu, dengan segala hal kerendahan hati penulis mengharapkan saran serta kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan proposal ini. Dengan segala keterbatasan
yang ada, semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Rensi Apriani
NPM. 20220007P
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI Eksklusif adalah menyusui bayi secara murni, yang dimaksud secara
murni adalah bayi hanya diberikan ASI saja selama 0-6 bulan tanpa ada tambahan
semua, bayi akan lebih sehat, cerdas, dan berkepribadian baik, ibu akan lebih
bayi terserang berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan bayi. ASI
mengandung zat antibodi pembentuk kekebalan tubuh. Zat inilah yang bisa
membantunya untuk melawan bakteri dan virus. Hasilnya bayi pun lebih kecil
kemungkinan untuk terserang penyakit, seperti diare, alergi, dan lain-lain (Wiji,
2018).
dan fisiknya. Hal tersebut dikarenakan, di usia 0 sampai 6 bulan seorang bayi
belum diizinkan mengonsumsi nutrisi apapun selain ASI. Oleh karena itu, selama
enam bulan berturut-turut, ASI yang diberikan pada bayi tentu saja memberikan
dampak yang besar pada pertumbuhan otak dan fisik bayi selama ke depannya
1
2
(Baskoro, 2018).
Infant and Young Child Feeding, WHO merekomendasikan empat hal penting
yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera
dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu
(ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI), keempat
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya terkandung di
dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia bayi 6 bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai
sumber protein, vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan
tambahan. Untuk itu ASI sangat penting untuk perkembangan bayi (Wiji, 2018).
Pemberian ASI yang tidak eksklusif juga memberi dampak yang tidak
baik bagi bayi. Adapun dampak yang dapat terjadi pada bayi yang tidak mendapat
ASI eksklusif memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali lebih besar
dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif (Kemenkes RI, 2020). Hal ini
sejalan dengan hasil riset WHO pada tahun 2019, menyebutkan bahwa 42 persen
Faktor-faktor dari dalam diri ibu atau faktor internal antara lain
Pengetahuan ibu, umur, pendidikan, motivasi, sikap, pekerjaan ibu, paritas dan
kondisi kesehatan ibu. Sementara itu faktor dari luar diri ibu atau faktor eksternal
antara lain pendapatan keluarga, kondisi kesehatan bayi, pengaruh iklan susu
kurangnya penerangan dan dukungan keluarga terhadap ibu dari orang terdekat
informasi yang disampaikan oleh guru, orangtua, buku, dan surat kabar.
masih melekatnya pengetahuan budaya lokal tentang pemberian makan pada bayi
makanan/ minuman sebelum ASI keluar (prelaktal), serta kurangnya rasa percaya
diri informan bahwa ASI tidak cukup untuk bayinya (Roesli, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Nurleli dkk (2017), dari hasil uji chi
square didapatkan nilai p=0,000, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat
menjadi salah satu penyebab utama ibu tidak memberikan ASI Eksklusif kepada
masih jauh dari target. Salah satu penyebab masih rendahnya cakupan ASI
Eksklusif adalah pada ibu yang aktif bekerja, upaya pemberian ASI Eksklusif
Ibu yang aktif bekerja, upaya pemberian ASI Eksklusif seringkali mengalami
sebelum masa pemberian ASI Eksklusif berakhir mereka sudah harus kembali
Penelitian yang dilakukan oleh Timporok dkk (2018), dari hasil uji
hipotesis menggunakan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05%),
menunjukkan ada hubungan antara status pekerjaan Ibu dengan pemberian ASI
eksklusif pada bayi dimana nilai p=0,000 lebih kecil dari 0,05%.
Kebanyakan yang terjadi pada ibu yang bekerja bekerja, waktu merawat bayinya
lebih sedikit, sehingga memungkinkan ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada
bayinya.
5
merupakan faktor pemudah atau predisposisi dan faktor pendorong yang terwujud
dalam tindakan. Ibu dapat mempunyai sikap positif atau negatif karena adanya
pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, media massa,
lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan juga pengaruh faktor emosional.
Square sebesar 0,005, dengan nilai probabilitas sebesar 0,005 < 0,05 maka
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan sikap ibu
I Yogyakarta.
kepada bayinya, sehingga bayi bisa merasakan manfaat ASI. Dengan pemberian
ASI, angka kesakitan dan kematian bayi menurun dan alergi terhadap makanan
lebih sedikit. Sikap negatif dapat mempengaruhi ibu untuk tidak memberikan ASI
ekslusif sehingga dapat berdampak buruk pada bayi. Bayi yang tidak mendapatkan
ASI ekslusif lebih rentan terhadap diare, muntah, sulit buang air besar, dan
lepas kaitannya dari dukungan dan peran keluarga yang selalu memberikan
semangat dan kepedulian kepada Ibu yang sedang menyusui, terutama dukungan
Chi Square X2 hitung > X1 tabel (7.450 > 6.323) diperoleh nilai ρ < α = 0,05 yaitu
keluarga dengan pemberian ASI ekslusif pada bayi di Puskesmas Biak Kota.
dari keluarga terutama suami. Dukungan dari keluarga memiliki peran yang sangat
besar dalam pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Dukungan keluarga terdiri
Menurut WHO (2019), dari 136, 7 juta bayi yang dilahirkan diseluruh dunia
hanya 32% dari mereka yang mendapat ASI secara eksklusif pada enam bulan
dapat menyusui bayi nya secara eksklusif. Pelaksanaan pemberian ASI tercantum
dalam UU Kesehatan NO.33 tahun 2012, pasal 6 yang isinya “Setiap Ibu yang
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2019,
cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan sebesar 66,69%.
Angka ini mengalami kenaikan pada tahun 2020 menjadi 69,62% dan kembali
7
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), di Propinsi Sumatera Selatan, pada
tahun 2019, cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan sebesar
64,39%. Angka ini mengalami kenaikan pada tahun 2020 menjadi 68,06% dan
masih jauh dari standar nasional sebesar 80% dan cakupan terendah terdapat di
Puskesmas Rawat Inap Muara Pinang. Pada tahun 2018, cakupan pemberian ASI
meningkat pada tahun 2019 menjadi 54,7%, serta kembali terjadi peningkatan
capaian pemberian ASI Eksklusif tahun 2020 sebesar 59,2% (Dinas Kesehatan
diantaranya tidak mengetahui manfaat ASI sedangkan 7 orang ibu yang bekerja
tidak memberikan ASI selama bekerja karena merasa tidak nyaman, repot
orang ibu tidak menyusui dengan alasan tidak ada dukungan keluarga hal itu
8
rumah tangga dilakukan oleh ibu sendiri tanpa bantuan suami atau anggota
keluarga lainnya.
B. RumusanMasalah
pada penelitian ini adalah “Faktor-Faktor apa saja yang berhubungan dengan
Empat Lawang?”
C. TujuanPenelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Lawang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dijadikan sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan
2. Manfaat Praktis
Lawang.
berbeda.
d. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang
ibu melalui proses menyusui. ASI merupakan makanan yang telah disiapkan
untuk calon bayi saat ia pada masa kehamilan. Pada masa kehamilan ibu
tambahan lain pada umur 0-6 bulan. ASI eksklusif adalah perilaku dimana
hanya memberikan ASI saja kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan
dan ataupun minuman lain, sirup obat. ASI eksklusif atau lebih tepat
pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa
tambahan cairan lain, susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih tambah
makanan padat seperti makanan pisang, pepaya, bubur nasi dan tim (Roesli,
2017).
11
12
bayi akan lebih sehat, cerdas, dan berkepribadian baik, ibu akan lebih sehat
masa yang akan datang, terutama dari segi kecukupan gizi sejak dini.
optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan kebutuhan
bayi, ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi
juga diatur dalam pasal 128 dan 129 UU RI No.36 Tahun 2009 dan PP No.33
tahun dan denda paling banyak 100 juta rupiah. Undang-undang ini telah
disahkan oleh presiden bersama Menteri Hukum dan hak azasi manusia
1) Pasal 128
medis.
2) Pasal 129
dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan Air Susu Ibu
secara Eksklusif.
Eksklusif
Berikut merupakan berbagai manfaat ASI selain bagi ibu dan bayi, ASI
a. Bagi Bayi
2) Mengandung antibodi
(zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta,
tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurunkan segera setelah
adalah karena ASI berasal dari berbagai bahan makanan yang baik
untuk bayi yang terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup
kualitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 0-6 pertama.
4) Memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan
yang terdapat dalam ASI juga dapat memberikan rasa nyaman. hal ini
atau nyenyak. Secara psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan
b. Bagi keluarga
1) Aspek ekonomi
16
2) Aspek psikologi
3) Aspek kemudahan
dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak,
orang lain. Jika bayi menangis tengah malam ibu tidak perlu bangun
sambil berbaring, hal ini lebih praktis daripada memberikan bayi susu
formula.
c. Bagi Negara
menjamin status gizi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.
bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan
Anak yang diberi ASI memiliki IQ, EQ dan SQ yang baik yang
d. Bagi Ibu
kehamilan berikutnya.
bulan.
5) Lebih ekonomis.
Berikut ini beberapa zat yang terkandung di dalam air susu ibu, yaitu
(Wiji, 2018):
a. Karbohidrat
dari pada susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah
b. Protein
Protein utama dalam ASI adalah air didih. Mudah dicerna, air didih
menjadi kerak lembut dari mana bahan-bahan gizi siap diserap ke dalam
aliran darah bayi. Sebaiknya, kasein merupakan protein utama dalam susu
sapi. Ketika susu sapi atau susu formula dari sapi diberikan kepada bayi,
melindungi bayi dari penyakit dan infeksi. Beberapa jenis asam amino
Sistin dan taurin merupakan dua macam asam amino yang tidak
anak. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI
c. Lemak
sumber energy utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh.
asam linoleat dan asam alda linoleat yang akan diolah oleh tubuh bayi.
Ciri-ciri khas lemak dalam ASI secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut:
jumlahnya.
2) Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan
hal ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit
3) Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan akan
diperlukan.
4) Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang
yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna
rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, maka bayi akan sulit
Diare.
Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat
stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.
penyakit kurang darah atau anemia. Ferum (Fe) rendah tapi mudah
diserap.
e. Vitamin
21
sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum
penglihatan bayi.
2) Vitamin D
terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah diserap.
ASI adalah makanan bayi. Air susu khusus dibuat untuk bayi untuk
bayi. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai
dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI mudah dicerna, karena selain
mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung
a. Kolostrum
kekuningan atau sirup bening yang mengandung protein lebih tinggi dan
sedikit lemak dari pada susu yang matang. Kolostrum merupakan cairan
kesepuluh. Pada masa ini, susu transisi mengandung lemak dan kalori
yang lebih tinggi dan protein yang lebih rendah daripada kolostrum.
c. ASI mature
sampai seterusnya. ASI mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah
Menurut Wiji (2018), cara menyusui yang benar adalah sebagai berikut.
a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan di
b. Ibu harus mencari posisi nyaman, seperti duduk atau berbaring dengan
c. Lengan ibu menopang di kepala, leher dan seluruh badan bayi (kepala
dan tubuh berada dalam garis lurus) maka bayi menghadap ke payudara
ibu, hidung bayi di depan puting susu ibu. Posisi bayi sedemikian rupa
dan menoleh. Bayi harus berada dekat dengan payudara ibu. Ibu tidak
e. Ibu menyentuh puting susu ke bibir bayi, menunggu hingga mulut bayi
bibir bayi dapat menangkap puting susu tersebut. Ibu memegang payudara
dengan satu tangan dengan cara meletakkan empat jari di bawah payudara
f. Pastikan bahwa sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dagu
bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus
lurus, hadapkan bayi ke dada ibu sehingga hidung bayi ke badan ibu,
h. Jika bayi selesai menyusui, ibu mengeluarkan puting dari mulut bayi
dengan cara masukkan jari kelingking ibu di antara mulut dan payudara.
25
bayi.
Menurut Retno (2018), pemberian ASI esklusif selama enam bulan pada
mempengaruhi kegagalan ibu memberikan ASI nya secara Eksklusif baik dari
Pemberian ASI pada bayi erat kaitannya dengan keputusan yang dibuat
ibu. Selama ini ibu merupaka figur utama dalam keputusan untuk memberikan
ASI atau tidak pada bayinya. Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh banyak
faktor dari dalam dan dari luar diri ibu (Widiastuti, 2017).
Faktor-faktor dari dalam diri ibu atau faktor internal antara lain
Pengetahuan ibu, umur, pendidikan, motivasi, sikap, pekerjaan ibu, paritas dan
kondisi kesehatan ibu. Sementara itu faktor dari luar diri ibu atau faktor eksternal
antara lain pendapatan keluarga, kondisi kesehatan bayi, pengaruh iklan susu
kurangnya penerangan dan dukungankeluarga terhadap ibu dari orang terdekat ibu
1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam diri individu itu
sendiri, meliputi ;
26
a. Faktor Pendidikan
Eksklusif .
b. Faktor Pengetahuan
c. Faktor Sikap/Perilaku
d. Faktor psikologis
2) Tekanan batin.
27
Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi
karena ibu sakit, baik sebentar maupun lama.Sebenarnya jarang sekali ada
f. Faktor Emosional
gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan
pengeluaran ASI.
menyusui dukungan sang ayah adalah dukungan yang paling berati bagi
memberikan ASI perah, dan memijat bayi. Kecuali menyusui semua tugas
yang menjadi benteng pertama saat ibu mendapat godaan yang datang dari
keluarga terdekat, orangtua atau mertua. Ayah juga harus berperan dalam
karena alasan fisiologis. Jadi, sebagian besar ibu dapat menyusui dengan
29
baik. Hanya saja ketaatan mereka untuk menyusui Eksklusif 4-6 bulan
dan dilanjutkan hingga dua tahun yang mungkin tidak dapat dipenuhi
menyusui.
botol.
pandangan bagi kalangan tertentu, bahwa susu botol sangat cocok buat
bayi dan merupakan makanan yang terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh
gaya hidup yang selalu berkeinginan untuk meniru orang lain, atau
prestise.
mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih air
terus, dan bahkan meningkat tidak hanya di televisi, radio dan surat kabar
maka bayi akan malas menghisap putting susu, dan akibatnya produksi
kedokteran yang menekankan pentingnya ASI dan nilai ASI pada umur 2
early initation atau permulaan menyusu dini, yaitu bayi mulai menyusui
agar proses pemberian ASI Eksklusif berhasil, sebaliknya jika IMD gagal
32
Eksklusif.
C. Pengetahuan
kurangnya rasa percaya diri informan bahwa ASI tidak cukup untuk bayinya
(Roesli, 2017).
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka
prilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima, oleh karena itu tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kena untuk mengukur bahwa orang
34
b. Memahami (Comprehension)
materi tersebut dengan benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau
c. Aplikasi (Application)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini
d. Analisis (Analysis)
struktur organisasi, dan masih ada kaintannya satu sama lain. Kemampuan
sebagianya.
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
kualitatif, yaitu :
sementara waktu ibu tidak berada dekat dengan anaknya. Ibu bekerja harus
cukup dan benar dari ibu, perlengkapan memerah ASI, serta dukungan
lingkungan keluarga dan juga lingkungan tempat kerja (Dewi & Sunarsih,
2017).
Selama berada ditempat kerja ibu bisa memerah ASI setiap 3 jam sekali
dengan secara manual ataupun dengan menggunakan alat khusus. ASI hasil
perahan dapat disimpan pada suhu ruang, lemari es atau freezer. ASI bisa
tahan 2 jam apabila disimpan pada tempat yang berisi dalam suhu ruang. ASI
dapat disimpan sampai 8 hari apabila disimpan dalam kulkas, dan akan lebih
tahan lama lagi apabila disimpan di freezer. Selama ibu berada ditempat kerja,
bayi diberikan ASI perahan. Setelah ASI dikeluarkan dari kulkas atau freezer,
letakkanlah dalam wadah bersih dalam mangkuk yang berisi air hangat.
37
Setelah ASI agak hangat segera diberikan pada bayi dan pemberian ASI
berikan ASI dari payudara ibu sesegera mungkin dan susui bayi sesering
E. Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap ini tidak langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tetutup. Sikap
mengarahkan dan menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi (Allport
secara eksklusif. Jika ibu sudah memiliki sikap yang kuat dalam memberikan ASI
sesuatu yang melekat sejak lahir, tetapi diperoleh melalui proses pembelajaran
mendukung atau tidak memihak pada objek secara spesifik (Azwar, 2016).
(total attitude). Dalam pembentukan sikap yang utuh ini., pengetahuan, berfikir,
1. Menerima (receiving)
diberikan.
2. Merespon (Responding)
yang diberikan.
3. Menghargai (Valving)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan resiko
F. Dukungan Keluarga
suami ibu yang turut serta membantu dalam kelangsungan pemberian ASI
Eksklusif selama 0-6 bulan pada bayi menurut pengakuan ibu, yaitu apakah
suami mendorong ibu untuk menyusui ASI sesegera mungkin, suami ibu
ibu pada saat mengurus dan menyusui, suami tidak memberikan makanan
(susu formula, minuman/ makanan lainnya) kepada bayi selama usia 0-6 bulan
pertama, suami ibu membantu ibu dalam pekerjaan rumah tangga. Suami
adalah orang terdekat yang diharapkan selalu ada di sisi ibu dan selalu siap
dukungan keluarga yang terus menerus dari suami. Motivasi ibu untuk
hal ini merupakan anak pertama. Sebelum bayi tiba di rumah, ia merupakan
bagian terbesar dalam keluarganya yang terdiri atas dua orang. Aktivitas siang
hari dimana mudah disesuaikan dengan pasangan malam hari tanpa gangguan.
Kini rumah menjadi tidak terkendali, makan menjadi tidak terjadwal, tidur
berbagai tanggung jawab seperti ini, mereka menjadi bagian dari pengalaman
mengasuh anak. Sebagian ayah baru, peran ayah tidak kurang rumitnya
dibandingkan peran istri. Tentu sang ayah tidak mengandung bayi sekam 9
bulan, tetapi harus membuat penyesuaian secara fisik dan emosi ketika waktu
persalinan semakin dekat dan persiapan untuk bayi menjadi sangat penting
sekali. Di satu pihak ayah mungkin merasa seolah-olah tidak ada hubungan
dengan persalinan, tetapi di sisi lain adalah bayinya juga (Dewi & Sunarsi,
2017).
Ketika bayi akhirnya lahir, ayah merasa sangat lega dan juga gembira
popok, memandikan, dan membuat senang bayi. Tidak ada alasan mengapa
rumah dan anak sebaik ibu. Umumnya ayah yang bersedia mengurus rumah
tanggung jawab di dalam rumah yaitu merawat anak dan rumah tangga sehari-
G. Kerangka Teori
Faktor Internal
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Psikologis
5. Fisik Ibu
6. Emosional Pemberian ASI
Eksklusif
Faktor Eksternal
1. Dukungan Keluarga (Suami)
2. Peran Petugas Kesehatan
3. Promosi Susu Formula
4. Pemberian info yang salah
5. Pengelolaan Laktasi di Ruang
bersalin
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan
Sikap Ibu
Dukungan Keluarga
(Suami)
B. Definisi Operasional
42
43
Meliputi : 56%-75%
Pengertian ASI, 2 = Baik, Jika
Pengertian ASI Jawaban Benar
Eklusif, 76%-100%
Pengetahuan
mengenai
Kolostrum ,
Manfaat ASI,
Zat– zat yang
terkandung
dalam ASI
2 Status Kegiatan yang Kuesioner 0 = Bekerja Ordinal
Pekerjaan dilakukan 1 = Tidak Bekerja
Ibu seorang ibu untuk
memperoleh
penghasilan atau
uang
3 Sikap Ibu Reaksi atau Kuesioner 0 = Tidak Ordinal
respon dari ibu mendukung Jika
baik positif skor jawaban <
maupun negatif median
tentang 1 = Mendukung
pemberian ASI Jika skor
Esksklusif. Jawaban≥
Mendukung median
dengan jawaban
S dan SS.
Tidak
mendukung
dengan jawaban
TS dan STS
4 Dukungan Segala tindakan Kuesioner 0 = Tidak Ordinal
Keluarga yang dilakukan Mendukung,
(Suami) suami ibu dalam jika skor
membantu
jawaban <
kelangsungan
pemberian ASI Median
Eksklusif selama 1 = Mendukung, jika
6 bulan pada bayi skor jawaban ≥
44
Median
5 Pemberian Bayi hanya diberi Kuesioner 0 = Tidak, jika Ordinal
ASI ASI saja selama 6 tidak
Eksklusif bulan tanpa memberikan
tambahan cairan
ASI Eksklusif
apapun, seperti
susu formula, 1 = Iya, jika
jeruk, madu dll. memberikan
ASI Eksklusif
C. Hipotesis Penelitian
Empat Lawang.
2. Ada hubungan yang signifikan antara hubungan status pekerjaan ibu dengan
Empat Lawang.
3. Ada hubungan yang signifikan antara hubungan sikap ibu dengan pemberian
Lawang.
Empat Lawang.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan suatu jenis penelitian survei analitik, yaitu survei
atau penelitian yang coba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan
itu terjadi. Desain penelitian menggunakan Cross Sectional, yaitu suatu penelitian
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
1. Waktu
2. Tempat
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi
45
46
Empat Lawang yang berjumlah 113 orang pada bulan Januari - Mei Tahun
2022.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini ini adalah sebagain ibu yang memiliki bayi
Sampling yaitu setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk di seleksi sebagai sampel. Penentuan jumlah sampel dengan
menggunakan rumus :
Keterangan :
N : Besar Populasi
n : Jumlah Sampel
d : Presisi/ketetapan yang di inginkan 10% (0,1)
Berdasarkan rumus diatas didapatkan sampel 57 orang ibu yang memiliki bayi
Empat Lawang.
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
Empat Lawang
b. Kriteria Eksklusi
meliputi :
penelitian.
D. Instrumen Penelitian
independen terdiri dari pengetahuan, status pekerjaan Ibu, sikap dan dukungan
a. Data Primer
(Notoatmodjo, 2018).
b. Data Sekunder
jumlah ibu menyusui yang memiliki bayi umur > 6 – 12 bulan diperoleh
dari data Register ibu menyusui Puskesmas Rawat Inap Muara Pinang
b. Coding hasil yang ada dalam bentuk yang telah ringkas dengan cara
c. Entry data (pemasukan data) data yang telah di coding dimasukkan dalam
komputer.
diperbaiki dan dinilai (skor) yang ada sesuai dengan pengumpulan data
a. Analisis Univariat
frekuensi dari variabel yang diteliti, baik variabel bebas dan variabel
terikat. Dalam analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap
variable.
b. Analisis Bivariat
status pekerjaan ibu, sikap ibu dan dukungan suami dengan pemberian
F. Etika Penelitian
penelitian ini berhubungan dengan manusia. Adapun etika penelitian ini meliputi:
50
permohonan dan izin kepada Institusi Universitas Dehasen Bengkulu dan Kepala
yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti maka
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan hasil penelitian.