Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MK METODOLOGI PENELITIAN

LITERATURE REVIEW

OLEH :
I GUSTI AGUNG AYU MIRA DEWI
NIM P07124220054

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI STR KEBIDANAN
2021
GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI TERKAIT PEMBERIAN
AIR SUSU IBU EKSLUSIF

A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi sampai usia 6

bulan karena mengandung berbagai nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh bayi

untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemberian ASI eksklusif di negara

berkembang berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi/ tahun. Atas dasar

tersebut, World Health Organization (WHO) merekomendasikan Kepmenkes RI

No. 450/Menkes/SK/ IV tahun 2004 untuk memberi ASI eksklusif sampai bayi

berusia 6 bulan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi mulai dari

lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberi makanan tambahan apapun, bahkan air

dengan pengecualian rehidrasi oral, tetes/sirup vitamin, mineral atau obat-obatan.

Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan

2030 memuat tentang indikator kesehatan anak yang mana menyusui merupakan

salah satu langkah pertama bagi seorang manusia sejahtera, namun sayangnya

tidak semua orang mengetahui hal ini. Banyak bayi dan anak-anak tidak

menerima nutrisi secara optimal, dimana hanya sekitar 36% dari bayi usia 0

sampai 6 bulan di seluruh dunia yang diberikan ASI eksklusif selama periode

tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 (WHO, 2016).

Pemberian ASI eksklusif di Indonesia cakupannya masih cukup rendah.

Proporsi pemberian ASI saja (Eksklusif) menurut data Riskesdas Tahun 2018

yaitu ASI eksklusif 37,3% yang mana masih sangat jauh dari target yang

ditetapkan. Pada Tahun 2019 Provinsi Bali mencatat cakupan pemberian ASI
eksklusif sebesar 73,8% dan capaian ini sudah melampaui target Standar

Pelayanan Minimal ( SPM ) yaitu sebesar 70 % . Berdasarkan data Dinas

Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2019 cakupan ASI Ekslusif belum mencapai

target yaitu capaiannya sebesar 66,75%, dimana pada Profil Kesehatan Kabupaten

Badung menunjukkan bahwa UPTD Puskesmas Abiansemal I merupakan salah

satu Puskesmas yang tidak mencapai target SPM . Dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir dilihat dari data Profil kesehatan Puskesmas Abiansemal I Capaian ASI

Ekslusif di Unit Pelakasana Teknis Daerah ( UPTD ) Puskesmas Abiansemal I

mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif yaitu pada Tahun 2016

capaian 67,39%, Tahun 2017 capaian 63,6%, Tahun 2018 capaian 76,1% ,Tahun

2019 capaian 66,7% sementara pada Tahun 2020 justru mengalami penurunan

dengan capaian 58,37%, hal ini menjadi pertanyaan karena logikanya selama

musim pandemi Covid-19 yang mulai masuk ke Indonesia diawal Tahun 2020

seyogyanya ibu lebih banyak waktu untuk menyusui bayinya secara ekslusif

karena aturan bekerja dari rumah (work from home), belajar dan beribadah dari

rumah serta banyak pegawai yang dirumahkan terutama bagi ibu yang bekerja di

sektor pariwisata disamping juga adanya wacana dirumah saja selama musim

pandemi.

Pemberian ASI ekslusif sangat disarankan mengingat pentingnya

kandungan gizi pada air susu ibu (Lestari, 2018). Manfaat tesebut antara lain:

meningkatkan kekebalan tubuh bayi, mengurangi tingkat depresi ibu, memperkuat

ikatan emosional, mengurangi resiko obesitas, menjadikan anak berprilaku baik,

membentuk otak berkembang dengan sempurna, mengurangi resiko kanker pada


ibu dan membantu keluarga dalam menghemat anggaran rumah tangga. Begitu

juga sebaliknya pemberian ASI yang tidak optimal memberi dampak negatif pada

kesehatan bayi antara lain : infeksi neonatal, diare, infeksi saluran pernafasan

pada balita hingga meningkatnya kejadian stunting. ASI yang pertama kali keluar

(kolostrum) mengandung zat kekebalan tubuh dari ibu yang dapat melindungi

bayi dari berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian bayi seperti diare,

ISPA, dan radang paru-paru (WHO dan Unicef, 2003).. Hal tersebut menjelaskan

betapa penting dan banyaknya manfaat ASI yang diberikan pada ibu dan bayi.

Namun pada kenyatannya masih banyak ibu nifas yang tidak memberikan ASI

pada bayinya yang disebabkan oleh banyak factor, baik faktor internal seperti

pendidikan, pengetahuan, sikap /perilaku, psikologis dan emosional maupun

faktor eksternal seperti dukungan suami dan perubahan sosial budaya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang

pemberian ASI Ekslusif mengatur tentang hak bayi memperoleh ASI ekslusif,

perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI ekslusif serta meningkatkan

peran dan dukungan keluarga , masyarakat, Pemerintah daerah dan Pemerintah

Pusat terhadap pemberian ASI Ekslusif. Terkait kebijakan pemberian ASI,

pemerintah sudah banyak memberikan dukungan kepada ibu untuk memberikan

ASI melalui peraturan, namun pelaksanaannya masih belum berjalan dengan

optimal karena peraturan yang dikeluarkan oleh pusat implementasinya di

lapangan diserahkan kepada masing-masing daerah, sedangkan tidak semua

daerah menjalankan peraturan tersebut secara optimal ( Safitri,2018 ). Pemerintah

Daerah sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat telah melakukan upaya


peningkatan cakupan pemberian ASI Ekslusif , salah satunya dengan membentuk

Kelompok Pendukung ASI ( KP-ASI ). Yuniyanti, 2017 dalam penelitiannya

mengatakan pembentukan kelompok pendukung ASI efektif terhadap perilaku

pemberian ASI eksklusif .

Membangun kesadaran diri ibu untuk menyusui bayinya secara ekslusif

selain motivasi dari ibu sendiri juga diperlukan dukungan sosial. Dukungan

merupakan suatu informasi verbal maupun non verbal oleh orang terdekat, jenis

dukungan yang bisa diberikan yaitu dukungan instrumental berupa peberian

semangat, dukungan emosional berupa rasa empati seperti peduli pada keluhan

yang dirasakan ibu, dukungan informasi berupa penjelasan tentang masalah yang

dihadapi ibu, dukungan penilaian berupa pujian dan apresiasi ( Subrata, 2012 ).

Penelitian yang dilakukan oleh Ruhyana (2016), dengan desain penelitian

kualitatif memberikan kesimpulan bahwa penyebab rendahnya cakupan

pemberian ASI Eksklusif diantaranya adalah predisposising factors, enabling

factors, reinforcing factors dan faktor penghambat.

Dukungan bisa diperoleh dari pasangan , keluarga, maupun tenaga

kesehatan ( Sarafino dan smith,2014). Dukungan yang paling mungkin diperoleh

ibu adalah dukungan keluarga, dalam hal ini yang paling terdekat adalah suami

dimana dukungan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian

ASI Eksklusif pada ibu (Orisinal, 2019). Dukungan Merupakan upaya yang

diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materiil untuk memotivasi orang

tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Dukungan suami dapat meningkatkan rasa

percaya diri istri dalam penerimaan kehamilan ,persalinan dan mencegah


komplikasi sehingga mendorong ibu untuk patuh dalam merawat kehamilan dan

juga menyusui ( Sriasih,2014 ) .Suami/ayah memiliki peran yang sangat penting

dalam keberhasilan menyusui yaitu sebagai breastfeeding father. Breastfeeding

father adalah peran suami dengan cara memberi dukungan kepada ibu menyusui

akan mempengaruhi terhadap pemberian ASI eksklusif. Dukungan penuh seorang

suami kepada istrinya dalam proses menyusui bayinya meningkatkan keberhasilan

menyusui ASI secara eksklusif. Peran breastfeeding father menjadi hal yang

wajib dilakukan oleh ayah agar mendukung pemberian ASI eksklusif, sehingga

proses menyusui secara eksklusif oleh ibu dapat berjalan dengan sukses (Ariani,

2010).

Menurut Roesli (2012) dukungan suami sangat diperlukan agar pemberian

ASI eksklusif bisa tercapai. Dalam penelitian Rahma (2011) menyebutkan banyak

hal yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI baik yang bersifat internal

(motivasi, stres, persepsi, ketekunan) maupun yang bersifat eksternal (dukungan

sosial dari masyarakat, keluarga dan suami). Salah satu yang mempengaruhi

pemberian ASI ekslusif adalah dukungan orang terdekat yaitu suami. Senada

dengan hal tersebut penelitian Ramadani (2010) menegaskan ada hubungan antara

dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif dimana ibu yang mendapat

dukungan dari suami mempunyai kecenderungan untuk memberikan ASI secara

eksklusif sebesar dua kali dibanding ibu yang kurang mendapat dukungan dari

suaminya.

Hal berbeda diungkapkan pada penelitian Kusumayanti ( 2017 ) bahwa

Tidak terdapat hubungan signifikan antara dukungan suami dengan pemberian


ASI eksklusif, namun proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif lebih tinggi

pada ibu yang mendapatkan dukungan dari suami dibandingkan yang tidak

mendapat dukungan dari suami , dimana selama prosesnya ibu menyusui perlu

mendapatkan dukungan emosional berupa perhatian, pujian, ketenangan,

kenyamanan, untuk menunjang keberhasilan pemberian ASI eksklusif .


B. TABEL REVIEW JURNAL

No Nama Peneliti Judul Penelitian Review Jurnal


dan Tahun
1 Sri Lucky Gambaran Dukungan Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui adanya gambaran dukungan suami
Handayani Suami Dalam dalam pemberian ASI eksklusif yang dilakukan di wilayah Posyandu Padasuka RW
2015 Pemberian Asi 06 dan RW 12 Kelurahan Padasuka Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan
Eksklusif metode deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah ibu menyusui yang
Di Posyandu memiliki bayi 0-6 bulan sebanyak 30 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah
Padasuka Kota teknik accidental sampling selama 3 minggu. Teknik pengumpulan data
Bandung menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner tertutup yang dimodifikasi oleh
peneliti dari Teori Marcer. Hasil penelitian ini bahwa Ibu menyusui di Posyandu
Padasuka ini sangat didukung dalam pemberian ASI secara eksklusif oleh suaminya,
sebagian besar responden mendapatkan dukungan baik sebanyak 19 orang (63,3%),
sebagian responden mendapatkan dukungan cukup 8 orang (26,7%), dan sebagian
kecil responden mendapatkan dukungan kurang 3 orang (10,0%). Peneliti
menyarankan agar para petugas kesehatan memberikan penyuluhan pentingnya ASI
kepada suami sehingga suami lebih memahami dan sadar untuk memberikan
dukungan pada ibu dalam menyusui secara eksklusif selama 6 bulan
2 Novira Hubungan Dukungan Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan pemberian
Kusumayanti, Suami Dengan ASI eksklusif di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Penelitian ini
Triska Susila Pemberian Asi menggunakan rancangan cross sectional. Wawancara dilakukan pada 66 ibu menyusui
Nindya Eksklusif Di Daerah dengan bayi umur 6–12 bulan. Cara pengambilan sampel menggunakan simple
2017 Perdesaan random sampling. Lokasi penelitian di enam desa Kecamatan Kademangan
Kabupaten Blitar dilakukan pada bulan Oktober 2016. Analisis statistik dilakukan
secara bivariat dengan uji korelasi Spearman. Prevalensi pemberian ASI eksklusif
sebesar 21,2%. Sebagian besar suami mendukung pemberian ASI eksklusif (72,7%).
Berdasarkan uji tabulasi silang diketahui bahwa dukungan suami lebih besar
peluangnya (27,1%) terhadap pemberian ASI eksklusif dibandingkan suami yang
tidak mendukung (5,6%). Walaupun uji korelasi spearman menunjukkan tidak
terdapat hubungan yang signifi kan antara dukungan dengan pemberian ASI
eksklusif. Ibu yang mendapat dukungan dari suami memiliki proporsi yang lebih
besar memberi ASI eksklusif dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan
dukungan suami meskipun secara statistik tidak berhubungan secara signifikan
C. DISAIN PENELITIAN:

1. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi


yang diteliti adalah 30 ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan yang berada di
posyandu padasuka RW 06 dan RW 12 kelurahan padasuka kota bandung.
Data dikumpulkan pada bulan Mei 2015 dengan metode kuesioner tertutup
yang sebelumnya telah diuji coba di posyandu padasuka RW 14 kota bandung
yang mempunyai karakteristik hampir sama dengan posyandu padasuka RW
06 dan RW 12
2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Rancang bangun
penelitian menggunakan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian
ini adalah semua ibu menyusui yang memiliki bayi usia 6–12 bulan di
Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Sampel diambil dengan cara
simple random sampling. Besar sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin
dengan α = 0,05 dan power 80%, sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah sebesar 66 orang ibu yang mempunyai bayi umur 6–12 bulan di
Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar

D. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ARTIKEL

Berdasarkan kajian terhadap dua artikel, maka terdapat perbedaan rancangan


penelitian, populasi penelitian , dan perbedaan rumus besar sampel serta
instrument penelitian

Hasil penelitian menyebutkan ada persamaan hasil yg menunjukkan semua


variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dan ada hubungan antara
dukungan suami dengan pemberian ASI Ekslusif
E. KESIMPULAN
Ibu yang mendapat dukungan dari suami memiliki proporsi yang lebih
besar memberi ASI eksklusif dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan
dukungan suami meskipun .
Saran yang diberikan untuk para petugas kesehatan agar memberikan
penyuluhan pentingnya ASI kepada suami sehingga suami lebih memahami dan
sadar untuk memberikan dukungan pada ibu dalam menyusui secara eksklusif
selama 6 bulan
DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, N. U. 2004. Ayah Menyusui Cermin Kesetaraan Gender. Jakarta.

Arikunto, S. 2005. Manajeman Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S.


(2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010).

Ariani. H. 2010. Ibu susui aku, bayi sehat dan cerdas dengan ASI. Bandung:
Khasanah Intelektual.

Ariani, H.2010. Tips Soal ASI dan Menyusui. Jakarta: Salemba Medika

Arini, H. 2012. Mengapa seorang ibu harus menyusui. Yogyakarta: FlashBooks.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018. Laporan Hasil Riset


Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan, R.I.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Makanan Pendamping ASI.


Jakarta : Depkes RI

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2019. Profil Kesehatan Propinsi Bali Tahun
2019. Dinkes Bali. Bali.

Donsu, Jenita Doli. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :


Pustaka Baru.

Dinkes Badung. 2020. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2019.


Mangupura: Dinkes Badung

Eveline & Djamaludin, N. 2010. Panduan Pintar Merawat Bayi Dan Balita.
Jakarta: Wahyumedia.

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

Handayani. dkk. 2015. Gambaran dukungan suami dalam Pemberian ASI Ekslusif
di Posyandu Padasuka Kota Bandung. Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia ,Vol.1 No.2 Desember 2015
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Jilid
I.Salemba

Hidajati, A. 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui?. Yogyakarta: Flash


Books

Jauhari, R. F. 2018. Perlindungan Hak Anak Terhadap Pemberian Air Susu


Ibu(ASI). CV.Budi Utama.Yogyakarta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta .Kemendikbud.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas) 2018 Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

______. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

______. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia

Kusumayanti.N dan Nindya.T.S. 2017. Hubungan Dukungan Suami Dengan


Pemberian Asi Eksklusif Di Daerah Perdesaan. Media Gizi Indonesia ,Vol
12. No 2, 2017

Lestari, R. R. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI


Eksklusif pada Ibu. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1),
131- 136.

Moehji S, 2009. Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Papas Sinar Sinanti.
Jakarta.

Menteri Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


450/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara Eksklusif pada
Bayi di Indonesia. Jakarta : Menteri Kesehatan RI.

Nasir, M. 2005. Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Penerbit Ghalia Indonesia.

Ningsih,D.A. 2018. Faktor - Faktor Yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif


Tahun 2018. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol 9, No 2 (2018)

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


______. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

______. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

______. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

______. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Edisi kedua. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Oktalina,O. dkk 2015. Hubungan Dukungan Suami Dan Dukungan Keluarga


Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Anggota Kelompok Pendukung
ASI (KP-ASI) Media Gizi Indonesia, Vol. 10, No. 1 Januari–Juni 2015: 64–
70

Pieter, H.Z dan Lubis, N.L. 2013. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Putra, S .W. 2019 . Breastfeeding Father. Tersedia Dalam


Http://Widiaja.Multipy.Com/Journal/Item/100.Pdf [5 Nopember 2009]

Prasetyono, D.S. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif: Pengenalan, Praktik, dan
Kemanfaatan-kemanfaatannya. DIVA Press: Jogjakarta

Rianto, A . 2011. Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta.

Roesli, Utami .2005. ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Pembangunan Swadaya


Nusantara.Medika: Jakarta.

Ramadani.M dan Hadi Ella Nuriaella. 2010. Dukungan Suami dalam Pemberian
ASI Ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Vol 4 No.6 Juni 2010

Rahma, L. 2011. Atribusi tentang kegagalan ASI pada Ibu Pekerja: Sebuah studi
fenomenologi. Proyeksi, 6(1),62-70.

Ruhyana, P. S, Pawito, & Budhiastuti, U. R. 2016. Factors Affected Low


Coverage of Exclusive Breast Feeding in Colacap Tengah, Central Java,
Indonesia. Journal of Health Policy and Management, 1(1), 20-28.

Safitri, A dan Dwi Anggraeni Puspitasari. 2018. Upaya Peningkatan Pemberian


ASI Ekslusif dan Kebijakannya di Indonesia. Penelitian Gizi dan Makanan,
Jakarta

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta: Graha Ilmu

Septiani, H. 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI


Ekslusif oleh ibu menyusui yang bekerja sebagai Tenaga Kesehatan. Jurnal
Ilmu Kesehatan 2

Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Penerbit,


Buku Kedokteran EGC.

Sriasih, G.K, Ni Nyoman Suindri dan Ni Wayan Ariyani.2014. Dukungan Suami


Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, Jurnal Skala Husada Vol 11

Subhrata , H.F.A. 2012. Kontribusi Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga di


Desa Kaba-Kaba, Kecamatan Kediri

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


Kombinasi, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sujarweni,Wiratna. 2015. SPSS untuk penelitian.Yogyakarta : Pustaka Baru


Press.

UPTD Puskesmas Abiansemal I. 2020. Profil Puskesmas Abiansemal I Tahun


2019. Blahkiuh

______. 2021. Profil Puskesmas Abiansemal I Tahun 2010. Blahkiuh

WHO dan UNICEF. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding.
Geneva: WHO and UNICEF. 2003

World Health Organization. 2009. Infant and Young Child Feeding: Model
Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied Health Professionals,
1‒112

______. 2016. Infant and Young Chlid Feeding. Retriefed from


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs342/en/
Yuniyanti, B, Siti Rofi’ah dan Rubiyanti. 2017. Efektifitas Kelompok Pendukung
ASI ( KP-ASI ) Ekslusif terhadap Perilaku Pemberian ASI Ekslusif ,
Semarang, Jurnal Ilmiah Bidan, Vol 11,No 1

Yusrina, A dan Devy,S.R. 2016. Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu


Memberikan ASI Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo, Jurnal
Promkes,Vol.4. No 1

Anda mungkin juga menyukai