BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk ibu dan bayi. Hak ibu untuk menyusui dan bayi mendapatkan Air Susu Ibu
(ASI) secara eksklusif telah diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik
dengan tahun 2012 yaitu sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI eksklusif
tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat sebesar 79,74%, diikuti oleh Sumatera
Selatan sebesar 74,49%, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 74,37%. Sedangkan
25,21%, diikuti oleh Jawa Barat sebesar 33,65% dan Sulawesi Utara sebesar
34,67%.
1
2
merupakan salah satu wilayah yang berada di Jawa Barat dengan cakupan ASI
Eksklusif sebesar 40,23% dari sasaran 8.372 bayi 0 – 6 bulan pada tahun 2012,
tidak jauh berbeda dibandingkan dengan cakupan di kota Cirebon sebesar 35.69%
lain pada bayi berumur nol sampai 6 bulan (Depkes RI, 2013). Pemberian ASI
secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
terbaik dan utama bagi bayi, karena didalam ASI terkandung antibodi yang
dasarnya ASI adalah imunisasi pertama karena ASI mengandung berbagai zat
kekebalan antara lain imunoglobin. Bayi yang tidak mendapat ASI beresiko
terhadap infeksi saluran pernafasan (seperti batuk, pilek) diare dan alergi.
memberikan ASI esklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Kegagalan
antara lain faktor ibu, faktor bayi, faktor psikologis, faktor tenaga kesehatan,
sangat bergantung pada dukungan suami. Dukungan suami sangat penting dalam
sangat berarti dalam menghadapi tekanan luar yang meragukan perlunya ASI.
Suami yang menjadi benteng pertama saat ibu mendapat godaan yang datang dari
keluarga terdekat, orangtua atau mertua. Suami siaga harus berperan aktif dalam
meringankan pekerjaan istri. Kondisi ibu yang sehat dan suasana yang
lebih baik. Lebih lanjut suami juga ingin berdekatan dengan bayinya dan
(Roesli, 2005).
Menurut Evline (2010) dukungan suami adalah dukungan yang paling berati
bagi ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI khususnya
ASI eksklusif dengan cara memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-
dukungan suami dan memberikan ASI Eksklusif sebesar 54.3%, sedangkan ibu
menyusui yang tidak mendapat dukungan suami dan memberikan ASI Eksklusif
sebesar 6.7%. Hasil uji chi square nilai p (0,000) < 0,05, H 0 ditolak yang berarti
4
cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2014 sebesar 40,35% dari jumlah bayi
sebanyak 736. Salah satu Desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Dukupuntang
dengan cakupan ASI Eksklusif terendah adalah di Desa Balad yaitu sebesar
bahwa sebanyak 7 orang (70%) ibu menyusui kurang mendapat dukungan dari
suami dalam pemberian ASI Eksklusif, teruatama dukungan secara moril seperti
tidak memberikan support agar ibu mau menyusui secara eksklusif, dukungan
lingkungan dalam keluarga seperti ketika ibu menyusui suami tidak membantu
mencuci piring.
meneliti lebih lanjut tentang Gambaran Dukungan Suami dalam Pemberian ASI
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai sarana untuk belajar menerapkan teori yang telah
b. Bagi Masyarakat
E. Ruang Lingkup
16,20%. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak
7
usia 6-24 bulan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random
sampling. Cara pengambilan data ini yaitu dengan data primer, yaitu data yang
diambil langsung dari responden. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis