Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyusui merupakan suatu proses alamiah untuk memberikan nutrisi

pada bayi dan batita. Menyusui merupakan pengalaman yang menyenangkan

untuk ibu dan bayi. Hak ibu untuk menyusui dan bayi mendapatkan Air Susu Ibu

(ASI) secara eksklusif telah diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. 450/Kemenkes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 yang juga

mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA), untuk mencapai

pertumbuhan perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI

Eksklusif selama 6 bulan pertama.

Menurut Depkes RI (2013) persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi

0-6 bulan di Indonesia sebesar 54,3% mengalami peningkatan dibandingkan

dengan tahun 2012 yaitu sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI eksklusif

tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat sebesar 79,74%, diikuti oleh Sumatera

Selatan sebesar 74,49%, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 74,37%. Sedangkan

persentase pemberian ASI eksklusif terendah terdapat di Provinsi Maluku sebesar

25,21%, diikuti oleh Jawa Barat sebesar 33,65% dan Sulawesi Utara sebesar

34,67%.

1
2

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (2013) melaporkan bahwa

cakupan ASI Eksklusif di Jawa Barat mencapai 33,65%. Kabupaten Cirebon

merupakan salah satu wilayah yang berada di Jawa Barat dengan cakupan ASI

Eksklusif sebesar 40,23% dari sasaran 8.372 bayi 0 – 6 bulan pada tahun 2012,

tidak jauh berbeda dibandingkan dengan cakupan di kota Cirebon sebesar 35.69%

(Dinkes Cirebon, 2012).

ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan

lain pada bayi berumur nol sampai 6 bulan (Depkes RI, 2013). Pemberian ASI

secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain

seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan

padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.

Menurut Soekirman (2006) menjelaskan bahwa ASI merupakan makanan

terbaik dan utama bagi bayi, karena didalam ASI terkandung antibodi yang

diperlukan bayi untuk melawan penyakit-penyakit yang menyerangnya. Pada

dasarnya ASI adalah imunisasi pertama karena ASI mengandung berbagai zat

kekebalan antara lain imunoglobin. Bayi yang tidak mendapat ASI beresiko

terhadap infeksi saluran pernafasan (seperti batuk, pilek) diare dan alergi.

Pemberian ASI esklusif selama 6 bulan pada kenyataannya tidak

sesederhana yang dibayangkan. Berbagai kendala dapat timbul dalam upaya

memberikan ASI esklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Kegagalan

dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa faktor,


3

antara lain faktor ibu, faktor bayi, faktor psikologis, faktor tenaga kesehatan,

faktor sosial budaya (Depkes, RI, 2010).

Keberhasilan memberikan ASI Eksklusif selain bergantung pada ibu juga

sangat bergantung pada dukungan suami. Dukungan suami sangat penting dalam

suksesnya menyusui, terutama untuk ASI Eksklusif. Dukungan emosional suami

sangat berarti dalam menghadapi tekanan luar yang meragukan perlunya ASI.

Suami yang menjadi benteng pertama saat ibu mendapat godaan yang datang dari

keluarga terdekat, orangtua atau mertua. Suami siaga harus berperan aktif dalam

pemeriksaan kehamilan, menyediakan makanan bergizi untuk ibu dan membantu

meringankan pekerjaan istri. Kondisi ibu yang sehat dan suasana yang

menyenangkan akan meningkatkan kestabilan fisik ibu sehingga produksi ASI

lebih baik. Lebih lanjut suami juga ingin berdekatan dengan bayinya dan

berpartisipasi dalam perawatan bayinya, walau waktu yang dimilikinya terbatas

(Roesli, 2005).

Menurut Evline (2010) dukungan suami adalah dukungan yang paling berati

bagi ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI khususnya

ASI eksklusif dengan cara memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-

bantuan yang praktis.

Penelitian Wulan (2014) menunjukan bahwa ibu menyusui yang mendapat

dukungan suami dan memberikan ASI Eksklusif sebesar 54.3%, sedangkan ibu

menyusui yang tidak mendapat dukungan suami dan memberikan ASI Eksklusif

sebesar 6.7%. Hasil uji chi square nilai p (0,000) < 0,05, H 0 ditolak yang berarti
4

ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Panongan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten

Majalengka Tahun 2014.

Berdasarkan data di UPTD Puskesmas Dukupuntang di peroleh data

cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2014 sebesar 40,35% dari jumlah bayi

sebanyak 736. Salah satu Desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Dukupuntang

dengan cakupan ASI Eksklusif terendah adalah di Desa Balad yaitu sebesar

16,20% dari 216 bayi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Desa Balad terhadap 10 orang ibu

menyusui tentang dukungan suami dalam pemberian ASI Eksklusif menunjukan

bahwa sebanyak 7 orang (70%) ibu menyusui kurang mendapat dukungan dari

suami dalam pemberian ASI Eksklusif, teruatama dukungan secara moril seperti

tidak memberikan support agar ibu mau menyusui secara eksklusif, dukungan

lingkungan dalam keluarga seperti ketika ibu menyusui suami tidak membantu

mencuci piring.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merasa tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang Gambaran Dukungan Suami dalam Pemberian ASI

Eksklusif di Desa Balad Kecamatan Dukupuntang Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana “Gambaran Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif

di Desa Balad Kecamatan Dukupuntang Tahun 2014? ”


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran dukungan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di

Desa Balad Kecamatan Dukupuntang tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran dukungan psikologi dari suami dalam pemberian

ASI Eksklusif di Desa Balad Kecamatan Dukupuntang tahun 2015

b. Mengetahui gambaran dukungan sosial dari suami dalam pemberian ASI

Eksklusif di Desa Balad Kecamatan Dukupuntang tahun 2015

c. Mengetahui gambaran dukungan informasi dari suami dalam pemberian

ASI Eksklusif di Desa Balad Kecamatan Dukupuntang tahun 2015

d. Mengetahui gambaran dukungan lingkungan dari suami dalam pemberian

ASI Eksklusif di Desa Balad Kecamatan Dukupuntang tahun 2015

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini sangat bermanfaat sebagai bahan kajian ilmu penegtahuan

khususnya dalam bidang managemen laktasi dan sebagai pembelajaran untuk

mengetahui gambaran dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif.


6

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai sarana untuk belajar menerapkan teori yang telah

diperoleh dalam bentuk nyata dan meningkatkan daya berpikir dalam

menganalisa suatu masalah.

b. Bagi Masyarakat

Meningkatkan kualitas, pengetahuan kesehatan, dan Dukungan Suami

Suami khususnya dalam Pemberian ASI eksklusif.

c. Bagi Akbid Isma Husada Cirebon

Menambah informasi dan referensi di perpustakaan untuk mahasiswa yang

akan melakukan penelitian lebih lanjut.

d. Bagi Peneliti Lain

Agar peneliti selanjutnya mencoba variabel lain yang diduga dapat

mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif, dengan menggunakan jenis

rancangan analitik korelasional dan uji hipotesis antar variabel.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran

pemberian ASI eksklusif di Desa Balad Kecamatan Dukupuntang Tahun 2014.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan data di Puskesmas Dukupuntang cakupan ASI

Eksklusif di Desa Balad Kecamatan Dukupuntang masih rendah yaitu sebesar

16,20%. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak
7

usia 6-24 bulan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random

sampling. Cara pengambilan data ini yaitu dengan data primer, yaitu data yang

diambil langsung dari responden. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis

deskriptif yaitu menggambarkan dukungan suami dalam pemberian ASI Eksklusif.

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Balad Kecamatan Dukupuntang pada

bulan Februari tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai