Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN

MENINGKATKAN AKTIFITAS KEUANGAN DALAM MASA NEW


NORMAL BAGI UMKM DIMAJALENGKA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Manajemen Keuangan

Di Susun Oleh
Ade Iskandar Hidayat
NPM. 18.05.1.0023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2020
MENINGKATKAN AKTIFITAS KEUANGAN DALAM MASA NEW
NORMAL BAGI UMKM DIMAJALENGKA

A. Pendahuluan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu
sektor yang paling terpukul dari adanya pandemi Covid-19. padahal sektor
tersebut merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja sekitar 97%
dan kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sekitar
60%. Karenanya, salah satu fokus pemerintah dalam program Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN) adalah memulihkan sektor UMKM. Dari total
anggaran penanganan Covid-19 yang akan ditingkatkan menjadi Rp 695,2
triliun, dukungan untuk UMKM sebesar Rp 123,46 triliun
(https://www.beritasatu.com).
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah sejak Maret 2020, Teten mengatakan sektor-sekor yang
paling terdampak pandemi adalah UMKM sektor makanan dan minuman,
penyediaan akomodasi, perdagangan, dan juga industri pengolahan. Namun
Teten melihat sebetulnya masih ada peluang bagi sebagian UMKM untuk
tetap bertumbuh di tengah pandemi Covid-19, khususnya bagi UMKM yang
bisa menyesuaikan perubahan perilaku masyarakat.
(https://www.beritasatu.com).
Kabupaten Majalengka siap menyongsong penerapan new normal yang
digaungkan Pemerintah Pusat di tengah pandemi Covid-19. Masyarakat
diminta disiplin menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya
penularan virus Korona baru tersebut. Kabupaten Majalengka akan mulai
menerapkan new normal, diantaranya dengan melakukan pelonggaran
aktivitas ekonomi, keagamaan maupun sektor lain sesuai arahan Pemerintah
Pusat dan Pemprov Jabar (https://republika.co.id).
Implementasi penerapan new normal dalam aturan, boleh meningkatkan
kegiatan 60 persen dengan tetap jaga jarak dan mentaati protokol kesehatan
dan dibutuhkan kedisiplinan masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan
dalam setiap aktivitas mereka sehari-hari. Jajaran TNI dan Polri pun akan
dikerahkan untuk memastikan agar masyarakat benar-benar menerapkan
protokol pencegahan Covid-19. Pemerintah Kabupaten Majalengka bersama
Forum Komunikasi Daerah tengah mengkaji langkah-langkah penyesuaian
menyusul akan diberlakukannya kebijakan new normal (https://rmoljabar.id).
Menghadapi Era New Normal atau Adaptasi Kebiasan Baru (AKB) di
wilayah Kabupaten Majalengka, Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kabupaten Majalengka mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) untuk melakukan migrasi ke digital. Hal itu selain mengembangkan
teknologi-informasi yang kian pesat, sekaligus untuk memutus mata rantai
penyebaran Covid-19. Semua elemen masyarakat terkena dampak Covid-19
tak terkecuali para pelaku UMKM di Majalengka. Ini dibuktikan dengan
menurunnya daya beli masyarakat, kesulitan bahan baku yang didapat serta
aktivitas ekspor dan impor yang dibatasi (https://jabar.tribunnews.com)
Akademisi dari Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut
Teknologi Bandung (ITB), Wawan Dhewanto, mengatakan, untuk
memulihkan UMKM pada era new normal ini pemerintah harus menyusun
solusi per sektor. Pasalnya, tidak semua sektor terdampak negatif. Kebijakan
harus dibuat per sektor karena ada beberapa sektor yang mengalami
peningkatan permintaan dan ada yang turun signifikan.
Yunr (2020) mengatakan, untuk bangkit pada era new normal ini
pelaku UMKM harus SMART. Pelaku UMKM, menurut dia, di antaranya
harus specific business, market oriented, adaptive to digital economy,
resilience entrepreneur. Media sosial harus diterjemahkan oleh
pelaku UMKM di Jabar sebagai peluang bisnis. Di sisi lain, pemerintah harus
aktif melakukan transfer kemampuan digital kepada UMKM.
Penerapan normal baru sebagai langkah baru untuk menyetabilkan
kondisi ekonomi UMKM yang terdampak, sangat erat kaitannya dengan
masalah finansial masyarakat. Setelah mengalami kemerosotan keuangan
akibat pandemi, new normal diharapkan sebagai jawaban untuk
menyetabilkan kembali kondisi finansial tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat karya
tulis ilmiah dalam bentuk Makalah dengan judul “Meningkatkan Aktifitas
Keuangan Dalam Masa New Normal Bagi UMKM di Majalengka”

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah bagaimana
cara meningkatkan aktifitas keuangan dalam masa new normal bagi UMKM
di Majalengka ?

C. Tujuan
1. Menganalisis pemeriksaan dana darurat dan kas bisnis pada masa era new
normal
2. Mengatur kembali cash flow
3. Mengatur prioritas pengeluaran
4. Meningkatkan penghasilan
5. Menghadirkan inovasi pada pengelolaan bisnis

D. Manfaat
1. Bagi Pelaku UMKM
Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan aktifitas keuangan
UMKM Majalengka agar dapat bertahan dan mengembangkan bisnis di
era new normal pasca pandemic cofid 19
2. Bagi Penulis
Menambah kajian kelimuan dalam kajian meningkatkan aktifitas keuangan
UMKM, dan sebagai salah syarat memenuhi salah satu tugas mata kuliah
di Fakultas Ekonomi

E. Pembahasan
Bisnis menjadi salah satu sektor yang paling terdampak sejak
kemunculan pandemi Covid-19. Tidak sedikit tempat usaha yang terpaksa
harus ditutup sementara untuk menekan resiko penyebaran Covid-19. Setelah
memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) selama beberapa
pekan, kini pemerintah melaksanakan periode new normal sehingga
masyarakat dapat kembali beraktivitas, namun tetap berpedoman pada
protokol kesehatan.  untuk menjalankan bisnis di era yang baru ini, pelaku
usaha tentu perlu mempersiapkan beberapa hal agar bisnis tetap berjalan
lancar, salah satunya adalah meningkatkan aktifitas keuangan usaha bisnis
yaitu sebagai berikut :
1. Memeriksa dana darurat dan kas bisnis
Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menghadapi era new
normal adalah memeriksa dana darurat dan kas bisnis yang tersedia selama
masa pandemi. Pemeriksaan terhadap kondisi keuangan bisnis sangatlah
membantu untuk mengatur rencana bisnis pada era new normal. Seperti
memeriksa biaya-biaya apa saja yang sebelumnya dipangkas dengan
tujuan berhemat ketika kondisi krisis berlangsung. Kemudian,
mempertimbangkan biaya yang perlu ditambah untuk memperlancar
proses produksi saat new normal, setelah sebelumnya banyak berhemat.
Misalnya, sebelumnya perusahaan memangkas biaya perawatan peralatan
produksi, kemudian mengeluarkan biaya perawatan agar mesin produksi
tak cepat rusak. Jadi ketika sudah bersiap memasuki era new normal, bisa
mempertimbangkan, apakah ada biaya yang perlu kembali ditambahkan
sehingga proses produksi bisa berjalan lancar.
Kas merupakan unsur yang paling penting dalam perusahaan,
kehidupan dan kemajuan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari kas.
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas,
kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari
maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Kas dapat
diibaratkan sebagai darah perusahaan oleh karena itu manajemen harus
mengelola kas dengan sebaik-baiknya agar perusahaan mempunyai kas
yang cukup dan terhindar dari kekurangan dan kelebihan kas karena
kekurangan kas dapat menghambat kelancaran kegiatan perusahaan,
sedangkan kelebihan kas dapat mengakibatkan pemborosan. (Harahap,
2014).
Pengeluaran kas didalam prakteknya, tidak semua dapat dilakukan
dengan menggunakan cek, karena untuk pengeluaran yang jumlahnya
relatif kecil, sangat tidak efektif bila dilakukan dengan menggunakan cek.
Untuk itu perusahaan biasanya membentuk suatu dana khusus yang
disebut dengan dana kas kecil (petty cash fund). Menurut Suharli ( 2016)
mendefinisikan sistem kas kecil sebagai berikut : ”Sistem kas kecil (petty
cash) yang fungsinya untuk membayar pengeluaran yang jumlahnya relatif
kecil (petty) dalam frekuensi yang relatif sering (frequentif). Aktivitas
yang melibatkan kas kecil adalah pembentukan kas kecil, pembayaran
menggunakan kas kecil dan pengisian kas kecil.
Menurut Weygandt, Kieso, Kimmel (2015:467) menyatakan
bahwa: Pengeluaran kas lebih baik jika pembayarannya dilakukan melalui
cek. Akan tetapi, menggunakan cek untuk membayar dalam jumlah kecil
sangatlah tidak praktis dan menyulitkan. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan tidak akan mau mengeluarkan cek untuk membayar benda pos,
makan siang karyawan, atau ongkos taksi. Metode yang umum untuk
menangani pembayaran semacam ini, adalah dengan menggunakan dana
kas kecil (petty cash fund).
Menurut Suharli (2016) pedoman umum untuk pengendalian
internal terhadap kas kecil yang dapat digunakan, antara lain:
a. Pemisahan tugas yang memadai
b. Prosedur otorisasi yang memadai
c. Menunjuk seorang karyawan sebagai petugas yang mencatat dan
mengurus dana kas kecil
d. Perancangan dan penggunaan dokumen-dokumen catatan yang cukup.
Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam
penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya
transaksi didalamorganisasi. Formulir juga merupakan dokumen yang
digunakan sebagai dasar untuk pencatatan didalam catatan akuntansi,
dengan demikian formulir tersebut dapat digunakan sebagai dokumen
sumber yang dapat dipercaya.
e. Pengeluaran-pengeluaran dilakukan dengan membuat bukti
pengeluaran kas kecil.
f. Pemeriksaan bukti-bukti Sebelum membuat dan menandatangani cek
untuk mengisi kembali dana kas kecil, pihak yang berwenang harus
memeriksa terlebih dahulu bukti dikas kecil dan memberikan
persetujuan.
2. Mengatur kembali Cash Flow
Mengatur ulang kondisi arus kas perusahaan, merencanakan ulang
strategi arus kas yang tepat sesuai dengan proyeksi perubahan yang terjadi
di masa depan. Perencanaan ulang termasuk soal perubahan anggaran
keuangan sesuai taksiran aktivitas usaha baru dalam fase new normal. Hal
ini akan menghasilkan ekspektasi arus kas dan posisi keuangan sesuai
dengan rencana kegiatan usaha. Merencanakan ulang anggaran dalam arus
kas bisa berpatokan pada nilai-nilai masa lalu, sehingga memperoleh
perbandingan antara kondisi pemasukan dan biaya-biaya sebelum krisis
dan saat krisis. Mengacu pada data tersebut, bisa menentukan rencana
anggaran untuk masa new normal.
Dalam pengaturan ulang arus kas, buat anggaran yang realistik.
Artinya, bukan berarti optimistis, tidak pula pesimistis, melainkan sesuai
dengan kenyataan yang ada di lapangan.  Sebaiknya tak menghabiskan
banyak waktu untuk merencanakan ulang arus kas yang sempurna,
melainkan mengeksekusikannya dengan sempurna.  Ketika mengatur
ulang arus kas, perlu melibatkan pihak-pihak tepat yang ahli mengelola
keuangan, misalnya konsultan keuangan atau akuntan publik. Keterlibatan
ini akan menghasilkan komitmen yang lebih besar dalam memenuhi
ekspektasi perusahaan. 
Ketrampilan dalam mengatur keuangan terutama yang berkaitan
dengan manajemen keuangan sebuah bisnis mutlak diperlukan.
Menghasilkan penjualan tinggi merupakan satu pencapaian penting,
namun jika arus kas (cash flow) dalam bisnis tidak diatur dengan baik
maka bisnis akan berujung pada kebangkrutan.  Pengertian Cash flow atau
arus kas adalah sejumlah uang kas yang keluar dan masuk sebagai akibat
dari aktivitas perusahaan dalam satu periode (Fahmi, 2012)
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan dalam mengatur arus kas
adalah memahami dengan jelas fungsi dana atau uang yang dimiliki. Uang
tersebut hendak disimpan atau sebagai investasi. Menurut Fahmi, (2012)
secara sederhana fungsi Cash flow terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dialirkan dalam waktu singkat tanpa
ada pengurangan investasi awal.
b. Fungsi anti inflasi, yaitu dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dialirkan dengan
cepat.
c. Fungsi Capital Growth, yaitu dana yang diperuntukkan untuk
penambahan atau perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif
panjang.
Menurut Fahmi, (2012) aliran kas yang berhubungan dengan bisnis
dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1) Aliran Kas Awal atau Initial Cash Flow: Merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya
pembelian tanah, gedung dan biaya bayar dimuka. Aliran kas awal
dapat dikatakan aliran kas keluar atau cash out flow.
2) Aliran Kas Operasional atau Operational Cash Flow: Merupakan aliran
kas yang berkaitan dengan operasional bisnis seperti penjualan, biaya
umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk atau cash in flow dan aliran kas keluar
atau cash out flow.
3) Aliran Kas Akhir Terminal Cash Flow: Merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan nilaisisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal
kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek
Menurut Fahmi, (2012) menjelaskan bahwa Cash flow mempunyai
beberapa keterbatasan diantaranya:
a. Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash
flow hanya yang bersifat tunai.
b. Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
c. Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari
perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan
keluar yang seharusnya diperhatikan. Hal tersebut akan terhambat
karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya kondisi
ekonomi yang kurang stabil dan terlambatnya customer dalam
memenuhi kewajiban.
Menurut Fahmi, (2012) menjelaskan bahwa selain kegunaan dalam
menyusun estimasi Cash flow dalam bisnis sangat berguna bagi beberapa
pihak terutama manajemen, diantaranya:
1) Membemberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan
dengan rencana keuangan dan transaksi yang menyebabkan perubahan
kas.
2) Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan
datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3) Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar
kredit yang diberikan kepadanya
3. Mengatur prioritas pengeluaran
Setelah mengatur ulang cash flow, maka hal yang juga bisa
dilakukan ialah mengatur pengeluaran yang dibutuhkan untuk
mengoperasikan bisnis. Buatlah prioritas dan tentukan, maka pengeluaran
yang harus segera dilakukan dan mana pengeluaran yang bisa ditunda.
Jangan lupa untuk membuat jadwal pembayaran agar bisa melakukan
semua transaksi secara lancar. Gagalnya usaha ketika modal habis
memang bisa diantisipasi dengan mencari suntikan dana tambahan.
Namun, problem serupa akan muncul kalau pengusaha tidak memiliki
kemampuan manajemen keuangan yang baik. Menurut Hanafi (2013)
untuk mengatur keuangan sehingga usaha dapat berjalan dengan sehat,
seperti yang ada di bawah ini.
a. Lakukan pembayaran tepat waktu
Membiasakan diri untuk membayar tagihan tepat waktu. Tagihan ini
mencakup beragam hal, termasuk di antaranya adalah tagihan
pinjaman, tagihan listrik, pajak, ataupun kartu kredit. Keterlambatan
dalam pembayaran memunculkan biaya tambahan yang dapat
membebani keuangan usaha. Oleh karena itu, pastikan untuk membuat
notifikasi agar tidak ada pembayaran yang telambat. Namun, bagi
pelaku UKM yang baru berdiri, marjin keuntungan atau kerugian bisa
sangat tipis. Oleh karena itu, pastikan untuk meminimalkan
pengeluaran.
b. Pisahkan keuangan pribadi dan usaha
Manajemen keuangan UKM yang selanjutnya adalah memastikan
bahwa tidak ada percampuran antara uang hasil usaha dengan uang
pribadi. Oleh karena itu, pastikan bahwa ada pemisahan rekening
tempat penyimpanan uang. Dengan begitu, bisa mengetahui secara
pasti kondisi keuangan usaha.
c. Perencanaan keuangan harus ada
Dalam menjalankan usaha, harus memiliki perencanaan yang matang
terkait beragam hal, termasuk masalah keuangan. Pengeluaran
keuangan harus disesuaikan dengan target penjualan serta penerimaan
kas yang sebelumnya telah ditetapkan. Pastikan bahwa pengeluaran
tersebut memberi manfaat untuk usaha, baik manfaat berupa
peningkatan penjualan atau penurunan biaya tertentu.
d. Lakukan monitoring dan performa keuangan
Seorang pengusaha yang baik selalu melakukan evaluasi dan
perbaikan. Hal ini juga harus dilakukan dalam manajemen keuangan
UKM. Pastikan untuk mengamati laporan keuangan secara rutin dan
melakukan efisiensi secara tepat. Dari hasil pengamatan tersebut, dapat
mengetahui sektor pengeluaran yang dapat dipangkas ataupun bahkan
dihilangkan. Apalagi, ketika dana tersebut dikeluarkan dengan tanpa
disertai efek positif terhadap usaha.
4. Evaluasi Utang Piutang
Evaluasi utang perusahaan bisa diawali dengan mengurutkan utang
dari yang nominal terbesar hingga terkecil dan tenor paling pendek hingga
paling panjang, atau sebaliknya. Dengan demikian, akan memperoleh
gambaran terkait posisi utang dan kewajiban lain yang perlu dilunasi. 
Langkah selanjutnya, membuat prioritas kewajiban mana saja yang
perlu dibayarkan terlebih dahulu, dan kewajiban apa yang dianggap lunak
sehingga bisa ditunda tanpa merugikan perusahaan di kemudian hari.
Bernegosiasi dengan pihak kreditur untuk merestrukturisasi utang agar
bisa menggunakan dana cadangan untuk menggenjot produksi di fase new
normal.  memanfaatkan fasilitas insentif dan subsidi yang diberikan untuk
usaha kecil dan menengah (UKM) melalui berbagai program pemerintah.
Berdasarkan keterangan tertulis Kementerian Keuangan,
pemerintah melalui lembaga terkait mempermudah persyaratan bagi UKM
untuk memperoleh suntikan modal. Pemerintah juga menstimulasi bisnis
dengan mendukung program restrukturisasi kredit serta penurunan tingkat
suku bunga. Pemerintah juga merelaksasi pos keuangan bagi dunia usaha
melalui BP Jamsostek, dengan menyesuaikan regulasi RK anggaran.
Perusahaan di sejumlah industri tertentu juga memperoleh keringanan
pajak, mulai dari PPh 21, PPh 22, PPh 25, hingga PPN.
Dari sisi piutang, dianjurkan melakukan penagihan secara rutin, 
baik melalui email, pesan singkat, bahkan telepon atau saluran lain untuk
mengingatkan konsumen agar segera membayar kewajiban mereka lebih
cepat, atau setidaknya tepat waktu dari masa jatuh tempo. Posisi piutang
perlu diperhatikan secara berkala karena merupakan salah satu aktiva
lancar yang bisa mempengaruhi arus kas perusahaan. Semakin banyak
piutang yang tak tertagih, perusahaan akan merugi. 
5. Tingkatkan Penghasilan
Langkah berikutnya ialah berupaya meningkatkan penghasilan
untuk mengembalikan performa perusahaan saat new normal setidaknya
sama seperti kondisi sebelum krisis. Ketika masa krisis berlangsung, harus
jeli melihat perubahan perilaku konsumen, termasuk bagaimana perubahan
pola pembelian yang terjadi.  Apakah perubahan perilaku konsumen saat
krisis akan berlanjut pada masa new normal atau hanya terjadi sementara?
Jika berpotensi berlanjut menjadi budaya yang mapan, maka bisa
mengambil peluang usaha baru.
Setelah analisa perubahan perilaku konsumen, dapat berinovasi
untuk menghasilkan produk yang bisa memenuhi kebutuhan sesuai
perubahan perilaku pola konsumsi. Upaya mengubah krisis menjadi
peluang bisa berupa menciptakan produk berbiaya rendah, namun
bermanfaat bagi konsumen. Pada akhirnya, bisa mengambil peluang usaha
dan meningkatkan penghasilan secara signifikan.
Pada konsep ekonomi, menurut Adam Smith penghasilan adalah
jumlah yang dapat dikonsumsi tanpa harus mengakibatkan penurunan
modal, termasuk modal tetap (fixed capital) dan modal berputar
(circulating capital). Hicks mengatakan bahwa penghasilan adalah jumlah
yang dikonsumsi oleh seseorang selama jangka waktu tertentu. Sementara
itu, Henry C Simon yang memandang dari sudut penghasilan perorangan,
mendefenisikan penghasilan sebagai jumlah dari nilai pasar barang dan
jasa yang dikonsumsi dan perubahan nilai kekayaan yang ada pada awal
dan akhir satu periode (Hafido, 2015:33).
Pada hakikatnya pendapatan yang diterima oleh seseorang maupun
badan usaha tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat
pendidikan dan pengalaman seorang, semakin tinggi tingkat pendidikan
dan pengalaman maka makin tinggi pula tingkat pendapatanya, kemudian
juga tingkat pendapatan sangat dipengaruhi oleh modal kerja, jam kerja,
akses kredit, jumlah tenaga kerja, tanggungan keluarga, jenis barang
dagangan (produk) dan faktor lainya. Pada umumnya masyarakat selalu
mencari tingkat pendapatan tinggi untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangganya, akan tetapi dibatasi oleh beberapa faktor tersebut (Pitma,
2015:38).
6. Ekspansi Demi Kejar Ketinggalan
Sebelum menentukan ekspansi bisnis, disarankan menyusun rencana
yang matang agar bisa lebih mudah mengontrol arah bisnis di masa
mendatang, terutama saat fase new normal. Beberapa faktor yang
seharusnya menjadi pertimbangan dalam melakukan pengembangan bisnis
ialah seberapa besar potensi konsumen, jumlah dan nilai penjualan, serta
potensi pasar baru yang tersedia.
Ekspansi bukan hanya berarti menambah jumlah cabang usaha atau
memperluas area usaha, tetapi juga menambah produk dan layanan bisnis.
Penentuan bentuk ekspansi bisa didasari oleh perubahan perilaku
konsumen dan kondisi lingkungan saat new normal tiba. Pada akhirnya,
tujuan ekspansi ialah meningkatkan jumlah konsumen, memperluas
jangkauan terhadap konsumen dan mencari target pasar baru. 
Ekspansi bisnis merupakan aktivitas memperbesar atau memperluas
bisnis dengan menciptakan pasar baru, memperluas fasilitas, menambah
sumber daya manusia dan lain sebagainya. Ekspansi juga bisa dilakukan
sebagai peningkatan aktivitas ekonomi di dalam bisnis yang nantinya akan
berwujud pada peningkatan kekuatan bisnis, peningkatan keuntungan,
akses teknologi serta munculnya pelanggan baru dan lain sebagainya.
Dengan berbagai keuntungan ini tentu saja ekspansi menjadi tujuan yang
diharapkan oleh hampir setiap pelaku bisnis baik itu di perusahaan besar
maupun kecil. Namun untuk mencapai titik tersebut bukanlah hal yang
mudah. Berbagai upaya dan perjuangan harus dilakukan agar proses
perluasan tersebut tidak berhenti di tengah jalan. Dalam upaya melakukan
ekspansi bisnis setidaknya diperlukan strategi yang tepat untuk
diaplikasikan (Moin, 2013).
Perusahaan dapat memperluas usahanya dengan berbagai cara.
Perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk
mencapai efesiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan
keuntungan atau profit perusahaan. Ekspansi perusahaan dapat dilakukan
dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi eksternal. Ekspansi
Internal yang tanpa mengubah struktur modal dan hanya menambah aktiva
lancar saja dinamakan ekspansi usaha, sedangkan ekspansi internal yang
dilakukan dengan mengubah struktur modal dengan cara menambah aktiva
tetap karena memerlukan dana jangka panjang dinamakan ekspansi
finansial. Sedangkan ekspansi eksternal adalah memperluas usaha dengan
cara menggabungkan dua perusahaan atau lebih, yang disebut dengan
merger atau akuisisi (Moin, 2013).

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas tentang meningkatkan aktifitas
keuangan dalam masa new normal bagi UMKM di Majalengka maka, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Memeriksa dana darurat dan kas bisnis
2. Mengatur kembali Cash Flow
3. Mengatur prioritas pengeluaran
4. Evaluasi Utang Piutang
5. Tingkatkan Penghasilan
6. Ekspansi Demi Kejar Ketinggalan
DAFTAR PUSTAKA

Yunar. 2020. Hadapi New Normal, Pelaku UMKM di Majalengka Diminta


Migrasi ke Digital. https://jabar.tribunnews.com/2020/06/27/hadapi-
new-normal-pelaku-umkm-di-majalengka-diminta-migrasi-ke-digital

Harahap, 2014. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali


Persada

Suharli. 2016. Pelaporan Keuangan Sesuai dengan Prinsip Akuntansi. Jakarta:


Erlangga

Weygandt, Kieso, Kimmel. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan.


Akuntan Indonesia

Fahmi, 2012. Analisis Kinerja Keuangan , Bandung: Alfabeta

Hanafi. 2013. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keenam. Yogykarta


: BPFE

Hafido, 2015. Standar Akutansi Keuangan. Jakarta: Gramedia.

Pitma, 2015. Manajemen Perbankan. Jakarta : CV. Haji Magum

Moin, 2013. Merger, Akusisi dan Divestasi. Jilid 1. Yogyakarta: Ekonisia

https://republika.co.id. Majalengka Siap Songsong New Normal di Tengah


Pandemihttps://rmoljabar.id. Pemkab Majalengka Siap Terapkan Skema
New Normal
https://jabar.tribunnews.com

Anda mungkin juga menyukai