Disusun Oleh :
Latar belakang
mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. UMKM memiliki
peran penting dalam perekonomian Indonesia, sebagai sumber utama lapangan kerja dan
kontributor terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) negara ini. Dalam paragraf ini,
kita akan membahas berbagai aspek perkembangan UMKM di Indonesia, termasuk dukungan
memanfaatkan teknologi digital dan platform e-commerce untuk memperluas pasar mereka.
Selain itu, pemerintah juga telah mengurangi birokrasi dan memperkenalkan insentif
perpajakan untuk UMKM, sehingga mendorong terciptanya iklim bisnis yang lebih kondusif.
Banyak pengusaha UMKM mulai menggunakan teknologi baru dan mengadopsi pendekatan
kreatif dalam proses produksi dan pemasaran. Contohnya adalah pemanfaatan media sosial
dan platform digital untuk mempromosikan produk mereka secara lebih efektif dan
menjangkau pasar yang lebih luas. Beberapa UMKM juga telah mengembangkan produk-
produk unggulan dengan nilai tambah tinggi, seperti produk ramah lingkungan atau produk
dengan desain khas daerah tertentu, sehingga menarik minat konsumen baik di dalam negeri
Akses keuangan telah menjadi salah satu tantangan utama bagi UMKM di Indonesia,
namun ada langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah dan
lembaga keuangan bekerja sama untuk menyediakan fasilitas pinjaman dengan bunga rendah
atau tanpa agunan bagi UMKM. Selain itu, platform fintech dan perusahaan rintisan juga
telah muncul untuk memberikan akses keuangan yang lebih mudah dan cepat bagi UMKM.
Hal ini memungkinkan UMKM untuk mendapatkan modal usaha, mengembangkan produksi,
Salah satu tantangan utamanya adalah kurangnya keterampilan dan pengetahuan tentang
manajemen bisnis yang baik. Banyak pengusaha UMKM kurang memiliki pemahaman yang
memadai tentang keuangan, pemasaran, dan operasional bisnis yang efisien. Selain itu, akses
terhadap teknologi dan infrastruktur yang memadai juga menjadi masalah, terutama bagi
Linggar Jaya merupakan sebuah home industry yang bergerak di bidang kuliner di
Desa Andong, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali. Usaha ini bergerak di produksi
keripik pisang dan keripik singkong. Pemilik sekaligus pendiri usaha ini adalah suyatno,
memulai usaha dengan tempat seluas 10x15m dan 3 karyawan yang masih memiliki ikatan
saudara. UMKM Linggar Jaya sekarang mampu menghasilkan 100 kg keripik dan dipasarkan
di seluruh Boyolali.
Analisis keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) karena memiliki beberapa manfaat yang signifikan. Berikut adalah
laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, dan arus kas, pemilik UMKM
dapat memahami pendapatan, biaya, aset, dan kewajiban perusahaan secara rinci.
Informasi ini penting untuk pengambilan keputusan strategis seperti perluasan usaha,
mengelola arus kas dan likuiditas mereka dengan lebih efektif. Dengan memeriksa
laporan arus kas, pemilik usaha dapat melihat dari mana uang masuk dan keluar, serta
memprediksi kebutuhan kas di masa depan. Hal ini memungkinkan pengelolaan yang
lebih baik terhadap tagihan, pembayaran kreditur, dan kebutuhan modal kerja sehari-
hari.
UMKM dapat menilai sejauh mana bisnis mereka menghasilkan laba, efisiensi
mendapatkan pembiayaan tambahan dari pihak ketiga, seperti lembaga keuangan atau
investor. Laporan keuangan yang baik dan analisis yang komprehensif akan
dari rencana dan memungkinkan pengambilan tindakan perbaikan yang cepat untuk
Bagaimana proses analisis rekapan bagian keuangan pada UMKM Linggar Jaya
Pembasan
1. Laporan Pendapatan: Penjualan tahunan = (Harga jual per kilogram) x (Jumlah produksi per
2. Laporan Biaya: a. Biaya Produksi: Biaya produksi = 20% x Pendapatan tahunan = 20% x
Rp 63.875.000 = Rp 12.775.000
63.875.000 = Rp 12.775.000
3. Laporan Laba Rugi: Pendapatan tahunan: Rp 63.875.000 (dari laporan pendapatan) Biaya
(20% dari pendapatan tahunan) Laba Kotor = Pendapatan tahunan - (Biaya produksi +
Mesin: Rp 10.000.000
Kewajiban:
8.000.000
Hasil analisis
1. Laporan Pendapatan:
Penjualan tahunan dihitung dengan mengalikan harga jual per kilogram, jumlah produksi per
Dalam kasus ini, penjualan tahunan adalah Rp 7.000 x 25 kg x 365 hari = Rp 63.875.000.
b. Biaya Operasional:
Laba Kotor dihitung dengan mengurangi biaya produksi dan biaya operasional dari
pendapatan tahunan.
Dalam kasus ini, laba kotor adalah Rp 63.875.000 - (Rp 12.775.000 + Rp 12.775.000) = Rp
38.325.000.
4. Laporan Neraca: Aktiva:
Mesin: Rp 10.000.000
Kewajiban:
Ekuitas:
Demikianlah analisis dari laporan yang diberikan. Analisis ini memberikan gambaran tentang
pendapatan, biaya, laba, serta posisi finansial perusahaan dalam bentuk aktiva, kewajiban,
dan ekuitas.
Berdasarkan analisis laporan keuangan yang diberikan, terdapat beberapa ukuran yang dapat
digunakan untuk menentukan kategori atau ukuran UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
1. Jumlah Karyawan:
Jumlah karyawan yang terbatas seperti ini menunjukkan karakteristik umum dari usaha mikro
atau kecil.
2. Pendapatan Tahunan:
berikut:
Usaha Kecil: Pendapatan tahunan > Rp 300 juta hingga Rp 2,5 miliar.
Dalam kasus ini, dengan pendapatan tahunan sebesar Rp 63.875.000, usaha ini mungkin
diklasifikasikan sebagai usaha kecil atau menengah, tergantung pada ukuran lain yang
3. Ekuitas Pemilik:
Meskipun ekuitas pemilik dapat memberikan indikasi tentang ukuran perusahaan, tidak ada
kriteria resmi yang spesifik untuk mengklasifikasikan UMKM berdasarkan ekuitas pemilik.
Penutup
Kesimpulan:
1. Evaluasi Biaya Produksi: Perlu diperhatikan dan dievaluasi biaya produksi yang
2. Pengelolaan Biaya Operasional: Biaya operasional yang juga mencapai 20% dari
pendapatan tahunan perlu dikelola dengan efisien. Melakukan analisis dan identifikasi
terhadap biaya operasional yang ada, mencari peluang untuk mengurangi atau
perusahaan.
pendapatan dengan mengembangkan produk baru atau memperluas pasar. Hal ini
dapat membantu mengurangi risiko ketergantungan pada satu produk atau pasar
4. Manajemen Aset: Mengelola aset dengan efisien adalah penting untuk keberlanjutan
dengan baik dan dirawat secara berkala akan memperpanjang masa pakai dan efisiensi
operasional.
Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Erlina Herowati, Lita
Kusumasari, Nurofik. 2013. Akuntansi Biaya Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta.
Carl S. Warren, James M.Reeve, Jonathan E. Duchac, Novrys Suhardianto, Devi Sulistyo
Kalanjati, Amir Abadi Jusuf, haerul D. Djakman. Pengantar Akuntansi Edisi 25.
Salemba Empat. Jakarta.