Email : aisyahluluan@gmail.com
ABSTRACK
Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are an economic sector that plays a key role in a country's
economic development. MSMEs often consist of small businesses managed by individuals or groups with
limited capital. In fact, MSMEs are often the main actors in a country, including Indonesia, by making a
significant contribution to economic growth in Indonesia, apart from that they can create jobs for the
community and therefore help in income distribution. Simple bookkeeping is very important for MSMEs
because it provides financial monitoring. Bookkeeping allows better monitoring of cash flow, expenses and
income receipts. This helps MSME owners to make informed and wise decisions regarding business finances.
Also, as a Tax Compliance Implementing a simple bookkeeping system helps MSMEs fulfill tax obligations
more effectively, avoid legal problems, and helps in calculating and paying actual taxes. Apart from that,
Business Actors can also carry out Strategic Planning. With accurate financial records, MSME players can
plan business growth and development strategies. This includes assessing the feasibility of new
investments or increasing production capacity. As well as Business Performance Analysis. Bookkeeping
allows MSMEs to analyze their business performance over time. This helps them identify areas that need
improvement or improvement. Thus, simple bookkeeping not only helps MSMEs to fulfill tax obligations,
but is also an important tool in business management and effective decision making.
ABSTRAK
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan sektor ekonomi yang memainkan peran
kunci dalam pembangunan ekonomi suatu negara. UMKM sering kali terdiri dari bisnis kecil yang dikelola
oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas. Nyatanya, UMKM sering kali menjadi pelaku utama
suatu negara termasuk Indonesia, dengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia, selain itu dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan oleh hal itu
membantu dalam distribusi pendapatan.
Pembukuan sederhana sangat penting bagi pelaku UMKM karena sebagai Pemantauan Keuangan.
Pembukuan memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap arus kas, pengeluaran, dan penerimaan
pendapatan. Ini membantu pemilik UMKM untuk membuat keputusan yang informasional dan bijak
terkait keuangan bisnis. Hal ini juga berperan sebagai Kepatuhan Perpajakan dengan Menerapkan sistem
pembukuan sederhana membantu pelaku UMKM memenuhi kewajiban perpajakan dengan lebih efektif,
menghindari masalah hukum, serta membantu dalam menghitung dan membayar pajak yang sebenarnya.
Selain itu, Pelaku Usaha juga dapat melakukan Perencanaan Strategis. Dengan catatan keuangan yang
akurat, pelaku UMKM dapat merencanakan strategi pertumbuhan dan pengembangan bisnis. Ini termasuk
menilai kelayakan investasi baru atau peningkatan kapasitas produksi. Serta Analisis Kinerja Bisnis.
Pembukuan memungkinkan pelaku UMKM untuk menganalisis kinerja bisnis mereka dari waktu ke waktu.
Ini membantu mereka mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Dengan demikian,
pembukuan sederhana tidak hanya membantu pelaku UMKM untuk memenuhi kewajiban perpajakan,
tetapi juga merupakan alat penting dalam manajemen bisnis dan pengambilan keputusan yang efektif.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan dokumen yang menggambarkan posisi keuangan dan kinerja
perusahaan selama periode waktu tertentu (Raymond Budiman,2021). Terdapat 5 jenis Laporan
keuangan yakni, Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas, dan
Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan. Dalam memperoleh Laporan Keuangan, nantinya
pelaku usaha dapat melakukan analisis laporan keuangan, analisis laporan keuangan adalah upaya
untuk menganalisis kondisi keuangan entitas, hasil kerja entitas pada masa lalu & estimasi masa
mendatang untuk mengetahui kinerja entitas hingga saat ini dan mengestimasinya pada waktu ke
depan. (Sujarweni , 2019). Mengingat kegiatan usaha kecil dan menengah mempunyai peranan
yang relatif tinggi dalam penyerapan tenaga kerja di masyarakat, maka usaha kecil dan menengah
sendiri dapat dijadikan sebagai usulan untuk memajukan perekonomian nasional. Namun UMKM
sendiri masih menghadapi berbagai tantangan terkait kualitas produk dan keberlanjutan usaha
dalam prosesnya. Beberapa penelitian mengenai tata kelola usaha menunjukkan bahwa Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah seringkali mengalami kendala dalam menerapkan tata kelola usaha
sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti pelaporan, pencatatan keuangan, perpajakan, dan
perizinan berusaha.
Dalam melakukan pelaporan keuangan pelaku usaha UMKM dapat menggunakan laporan
keuangan dengan standar SAK EMKM, SAK EMKM (Sistem Akuntansi Keuangan untuk Entitas
Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan standar akuntansi keuangan yang berdiri sendiri yang
dapat digunakan oleh entitas yang memenuhi definisi entitas tanpa akuntabilitas publik yang
signifikan sebagaimana yang diatur dalam SAK ETAP dan karakteristik dalam Undang-Undang
No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). SAK EMKM secara
eksplisit mendeskripsikan konsep entitas bisnis sebagai salah satu asumsi dasarnya dan oleh karena
itu untuk dapat menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM, entitas harus dapat
memisahkan kekayaan pribadi pemilik dengan kekayaan dan hasil usaha entitas tersebut, dan
antara suatu usaha/entitas dengan usaha/entitas lainnya.
Analisis kinerja bisnis dari catatan keuangan membantu identifikasi peluang pertumbuhan
dan area perbaikan. Ini memberikan dasar untuk perencanaan jangka panjang yang efektif.
Transparansi dalam kemitraan dan investasi juga ditingkatkan melalui pembukuan. Mitra bisnis
atau investor lebih percaya jika data keuangan disajikan dengan jelas dan teratur. Sementara
pentingnya pembukuan sangat diakui, pelaku UMKM seringkali memerlukan pelatihan untuk
mengelola pembukuan secara efektif. Catatan keuangan yang akurat memungkinkan pemantauan
arus kas, pengeluaran, dan penerimaan pendapatan. Hal ini memungkinkan pengambilan
keputusan yang lebih tepat terkait manajemen sumber daya keuangan. Kepatuhan perpajakan juga
menjadi aspek penting. Pembukuan yang baik membantu pelaku UMKM memenuhi persyaratan
perpajakan secara efisien, menghindari sanksi hukum, dan memberikan kontribusi yang adil pada
pembangunan negara. Walaupun dikatakan sebagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, tak bisa
dipungkiri UMKM ini merupakan salah satu sektor yang membantu pertumbuhan perekonomian
di Indonesia. Oleh karena itu, penting Akses keuangan yang lebih mudah bagi pelaku usaha, hal
ini tentunya didapat diperoleh melalui pembukuan dalam pengelolaan usaha yang dijalani.
Lembaga keuangan biasanya memerlukan dokumentasi keuangan yang jelas sebelum memberikan
pinjaman atau dukungan keuangan. Pembukuan teratur meningkatkan kredibilitas, membuka pintu
untuk akses sumber pendanaan yang diperlukan. Pembukuan juga mendukung perencanaan
strategis dan pengambilan keputusan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan BENGKEL WR MOTOR periode 2021. Data tersebut kemudian dianalisis
menggunakan rasio profitabilitas.
HASIL PEMBAHASAN
PENDAPATAN
Pendapatan Usaha
Jasa Service Kosong Rp 13.700.000,00
Jasa Service Ringan Rp 45.000.000,00
Jasa Service Ulang Rp 8.400.000,00
Jasa Service Berat Rp 25.050.000,00
Jasa service sparepart Rp 13.400.000,00
Total Pendapatan Usaha Rp 105.550.000,00
Beban Atas Jasa
Beban Service kosong Rp 12.800.000,00
Beban Service Ringan Rp 30.800.000,00
Beban Service Ulang Rp 7.250.000,00
Beban Service Berat Rp 20.725.000,00
Beban service sparepart Rp 8.332.500,00
Total Beban penyediaan Jasa Rp 79.907.500,00
LABA KOTOR Rp 25.642.500,00
Pendapatan Lain
Pendapatan Luar Usaha
Pendapatan Jasa Pasang/Setting Rp 13.200.000,00
Total Pendapatan Luar Usaha Rp 13.200.000,00
LABA BERSIH Rp 27.288.750,00
B. LAPORAN POSISI KEUANGAN