Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET

PENGANTAR AKUNTANSI
Dosen Pengampuh :

YULITA TRIDIARTI, SE., M.Si.

Kendala UKM dalam menyusun Laporan Keuangan

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Yang Diwajibkan


Dalam Mengikuti Perkuliahan Pengantar Akuntansi

Di Susun

Oleh ,

1. Andrian Simbolon 7173144002


2. Hendra Elxiadi 7173144012
3. Richard Gultom 7173344048

PRODI ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
ABSTRAK
Penelitian ini ingin menjawab permasalahan tentang bagaimanakah sistem
informasi akuntansi untuk menunjang pemberdayaan pengelolaan usaha kecil
tersebut. Pendekatan penelitian ini memakai perspektif ruang lingkup (luas dan
kedalaman) topik yaitu berupa penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini adalah
beberapa UKM yang ada di jalan Aksara dan objek penelitiannya adalah sistem
informasi akuntansi pada usaha kecil, dalam hal ini yang menjadi studi kasus
adalah UKM di jalan Aksara. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi
langsung, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data
kualitatif yang akan menghasilkan sebuah deskripsi tentang sistem informasi
akuntansi usaha kecil yang telah dikembangkan tersebut. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa saat ini sistem informasi
akuntansi yang dimiliki (UKM) masih sangat sederhana dan belum sistematis dan
belum menjalankan siklus akuntansi dalam menyusun laporan keuangan.
Kata kunci: Sistem Informasi Akuntansi, Usaha Kecil, Laproran Keuangan

ABSTRACT
This study wanted to answer the problem of how the accounting
information system to support the empowerment of small business management.
The approach of this research using the perspective of scope (breadth and depth)
of the topic is a case study research. The subject of this research is some UKM
that exist in street Aksara and the object of research is accounting information
system in small business, in this case become case study is UKM in street Aksara.
Data were collected using direct observation methods, and interviews. This study
uses qualitative data analysis techniques that will produce a description of small
business accounting information system that has been developed. Based on the
research, it can be concluded that: the current accounting information system
owned by small and UKM is still very simple and not systematic and has not run
the accounting cycle in preparing the financial statements.
Keywords: Accounting Information System, Small Business, Financial Statement
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penulisan
Dalam menjalankan aktivitasnya usaha seringkali pengelola UKM merasa
kesulitan dalam melakukan pencatatan terhadap apa yang terjadi pada operasional
usahanya. Kesulitan itu menyangkt aktivitas dan penilaian atas hasil yang dicapai
oleh setiap usaha. Apalagi kalau harus dilakukan pengukuran dan penilaian atas
aktivitas yang terjadi dalam kegiatan usaha. Pencatatan dilakukan hanya dengan
menghitung selisih antara uang masuk dengan uang yang keluar, tanpa melihat
pengeluaran uang dari alokasi usaha atau non usaha. Seringkali dalam skala UKM
hasil usaha dikatakan bagus jika pendapatan sekarang lebih tinggi dibandingkan
dengan pendapatan sebelumnya. Padahal indicator dari keberhasilan tidak hanya
diukur dari pendapatan saja, diperlukan pengukuran dan pengelompokan transaksi
atau kegiatan yang terjadi serta pengikhtisaran transaksi-transaksi tersebut. Setiap
Usaha diharapkan mempunyai laporan keuangan untuk menganalisis kinerja
keuangan sehingga dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja
dan arus kas yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Namun praktek akuntansi keuangan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
masih rendah dan memiliki banyak kelemahan, oleh sebab itu penelitian ini
dilakukan guna mengetahui kendala Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam
menjalankan siklus akuntansi laporan keuangan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik meneliti beberapa UKM
yang ada di jalan Akasara, Maka persoalalan penelitian yang dibahas adalah
1. Bagaimana pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan UKM?
2. Kendala apa yang dihadapi UKM dalam pembuatan laporan keuangan?
Tujuan
Untuk mengetahui pemahaman serta kendala UKM terhadap laporan
keuangan
BAB II
KAJIAN TEORI
Landasan Teori
Konsep Dasar Akuntansi
Akuntansi menjadi yang terdepan dan berperan penting dalam
menjalankan ekonomi dan sistem sosial kita. Keputusan-keputusan yang diambil
oleh individu-individu, pemerintah, badan usaha lain ditentukan dalam
penggunanya pada sumber daya yang dimiliki suatu bangsa.Tujuan utama
akuntansi adalah untuk mencatat, melaporkan dan menginterpretasikan data-data
ekonomi untuk digunakan sebagai pengambil keputusan.
Menurut Sadeli dalam Sambuaga (2013:1698) menyatakan “akuntansi sering
dijuluki sebagai bahasa bisnis (the language of business). Perubahan yang cepat
dalam masyarakat telah menyebabkan semakin kompleksnya bahasa tersebut,
yang digunakan untuk mencatat, meringkas, melaporkan, menginterpretasi data
dasar ekonomi untuk kepentingan perorangan, pengusaha, pemerintah, dan
anggota masyarakat lainnya”.
Proses akuntansi adalah dimulai dari transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu
perusahaan, dilanjutkan ke proses pencatatan dari transaksi yang terjadi,
disamping dicatat, transaksi yang terjadi digolongkan ke dalam kelompok
kemudian dilanjutkan pada tahap pengikhtisaran yang menyajikan informasi yang
telah digolong-golongkan ke dalam bentuk laporan seperti yang diinginkan
pemakai. (Soemarso, 2009: 20)
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi
keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan
operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna
bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain
diluar perusahaan. Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim
dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas laporan posisi keuangan.
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi
(2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi
keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang
ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja
keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan.
Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah jika Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
menggunaka siklus akuntansi dalam menyusun laporan keuangan maka
memperoleh pengambilan keputusan dan memperoleh dana secara rinci untuk
memenuhi permitaan konsumen.
BAB III
PEMBAHASAN DAN EVALUASI

1. Pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan


Pengelola sangat memahami pentingnya catatan keuangan menurut standar
akuntansi. Karena itu untuk menjamin kepercayaan terhadap laporan keuangan,
pemilik merekrut seorang staf akunting. Bagi pemilik, yang harus dilaporkan
adalah semua transaksi, stok/persediaan, laporan laba (rugi), serta laporan nilai
dan penyusutan aset tetap. Hal ini penting karena untuk melihat apakah usaha
yang sedang dijalankan sehat atau tidak. Menurut pemilik, lengkapnya laporan
keuangan juga berpengaruh terhadap kepercayaan lembaga perbankan. Karena
selama ini modal usaha juga memanfaatkan kredit perbankan, maka untuk tetap
menjaga kepercayaan lembaga perbankan, suatu usaha harus menunjukkan sebuah
laporan keuangan yang sehat.
Selain untuk pihak eksternal, laporan keuangan juga berguna bagi pelaku
usaha untuk memutuskan strategi yang digunakan dalam mengembangkan
usahanya. Usaha Mas Ronggo sendiri, menurut pemilik usaha, baru menyadari hal
ini sekitar akhir tahun, seiring perkembangan usaha, akan semakin sulit
mengontrol keuangan jika tidak disusun dalam laporan yang standar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Kendala
Seperti yang telah diutarakan pada bab sebelumnya bahwa sebagian besar
para pelaku UKM memahami bahwa pencatatan keuangan usaha adalah hal yang
rumit dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Karena itu, seperti kasus yang
terjadi pada Usaha Mas Ronggo, tidak ada catatan sama sekali berapa uang yang
dipakai sebagai modal, untuk operasional, dll. Bahkan pencatatan transaksi akan
dibuang manakala di rasa proses transaksi sudah selesai dan pembayaran dari
pelanggan sudah dilakukan. Apa yang terjadi pada Usaha Mas Ronggo terjadi
juga pada Usaha Rumah Makan Bonando, pengelolaan keuangan sama sekali
tidak diperhatikan. Pada usahanya, semua nota penjualan disimpan, namun tujuan
penyimpanan hanya untuk melihat apakah penjualan dengan cara kredit (bayar
dibelakang) sudah dibayar oleh customer ataukah belum, karena begitu
pembayaran telah diterima, segera catatan penjualan akan dibuang karena dirasa
sudah tidak perlu.
Hal yang kurang lebih sama juga terjadi pada usaha Rumah Makan
Padang, Pengelola (pemilik) mengakui pencatatan transaksi harian tidak pernah
dilakukan secara teratur, yang dilakukan hanya sebatas pencatatan jenis dan
banyaknya bahan yang harus dibelanjakan dari setiap pesanan yang akan dikerja-
kan, setiap selesai acara maka catatan-catatan tersebut akan dibuang. Pemilik
beralasan karena tidak ada orang yang fokus untuk mengurusi hal-hal yang
menyangkut laporan keuangan, serta usaha yang dijalani dirasa bisa jalan tanpa
harus membuat catatan keuangan yang tertib. Karena merasa bahwa tidak perlu
dilakukan pencatatan keuangan secara tertib, maka yang terjadi kemudia pelaku
UKM tidak mengetahui berapa uang yang telah dipakai untuk belanja modal dan
belanja pribadi.
Ketiadaan laporan keuangan pada UKM umumnya dimulai pada
keengganan mencatat setiap transaksi yang terjadi. Pencatatan transaksi
merupakan kegiatan mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan kegiatan
usaha. Sudah seharusnya semua transaksi yang berhubungan dengan kas,
pembelian, penjualan, piutang, dan utang dicatat dengan tertib. Selain transaksi
usaha, pelaku UKM juga sudah seharusnya menginventarisir kekayaan/asetnya,
baik aset lancar maupun aset tetap. Mencatat setiap transaksi sangat penting
sebagai bahan untuk menyusun laporan keuangan. Tanpa adanya pencatatan
transaksi, maka tidak mungkin laporan keuangan dapat dibuat, setiap transaksi
juga harus disertai bukti transaksi, sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar
terjadi. Hal ini juga terjadi misalnya pada usaha Rumah Makan Padang, bahwa
pengelola mengaku terlalu sibuk untuk dapat mencatat setiap transaksi, karena itu
ketika sudah menerima pembayaran dari pelanggan, semua bukti transaksi di rasa
tidak diperlukan lagi.
Ada juga UKM yang mempunyai catatan transaksi harian dengan tertib,
namun hanya berhenti pada pencatatan transaksi operasional saja. Tidak ada
pencatatan nilai aset maupun modal. Sehingga apa yang menurutnya menjadi
laporan keuangan adalah rekapitulasi debet dan kredit yang di susun setiap
periode tertentu (dalam hal ini setiap bulan). Rekapitulasi tersebut mencakup
berapa uang yang terpakai untuk operasional serta berapa uang yang masuk dari
transaksi penjualan.
Persepsi bahwa pencatatan setiap transaksi dan aset itu bukan hal yang penting
dalam kelangsungan usaha menyebabkan para pelaku UKM tidak dapat menyusun
laporan keuangan yang standar. Secara umum dapat diuraikan kebanyakan
persepsi pelaku UKM terhadap standar laporan keuangan adalah:
- Pelaku UKM tidak menganggap bahwa pencatatan transaksi keuangan dan aset
tidak berhubungan dengan kelangsungan usaha
- Pencatatan transaksi dan aset (sebagai bahan laporan keuangan) justru menjadi
beban dan dengan demikian meningkatkan biaya jika dikerjakan.
- Laba atau rugi cukup dilihat antara selisih biaya operasional dan uang masuk.
- Ada pelaku UKM yang beranggapan bahwa tidak perlu memonitor dan
perkembangan usaha karena hasil dari usaha adalah untuk kebutuhan pribadi
sehari-hari, asal pemasukan lebih besar dari belanja sudah cukup.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa kendala-kendala
UKM tidak mempunyai laporan keuangan sesuai dengan standar ialah sebagai
berikut:
1. Tidak adanya catatan transaksi yang baik dan tertib;
2. Ketiadaan catatan transaksi tersebut karena sebagian besar pelaku UMKM tidak
memahami bentuk catatan transaksi keuangan itu seperti apa;
3. Karena kekurangpahaman tersebut maka memunculkan persepsi bahwa catatan
keuangan suatu hal yang rumit dan sulit diterapkan pada usaha mereka;
4. Adanya persepsi bahwa tanpa laporan keuangan pun, usaha tetap berjalan dan
member penghasilan.
Saran
Perlunya diberikan pemahaman kepada UKM tentang peran penting
laporan keuangan, hal ini dapat dilakukan dengan:
1. Menyusun suatu model penyusunan laporan keuangan pada UKM, mulai dari
proses pencatatan semua transaksi, harta (aktiva), serta kewajiban, dengan bahasa
yang sederhana dan dengan contoh yang langsung dapat diterapkan
oleh pelaku UKM.
2. Memberikan motivasi pada para pelaku UKM dengan menggandeng UKM
yang telah maju dan mempunyai catatan dan laporan keuangan yang baik,
bagaimana laporan keuangan yang baik begitu berpengaruh pada perkembangan
usaha dan akses pada lembaga keuangan yang menyediakan modal.
3. Pada penelitian berikutnya perlu digali Pengaruh kemampuan akses pada
lembaga perbankan terhadap perkembangan bisnis UKM. Hal ini penting untuk
memberikan gambaran yang ilmiah dan meyakinkan peran penting lembaga
perbankan, karena selama ini pelaku UKM disamping masih kesulitan mengakses
lembaga perbankan, juga ada persepsi yang menyebabkan mereka ketakutan untuk
menggunakan kredit perbankan
Implikasi/Rekomendasi
1. Secara Teknis
Dengan menggunakan sistem akuntansi sederhana pada UKM Jalan
Aksara ini dalam pencatatan pelaporan keuangannya akan lebih mudah dan
terperinci, selain itu akan tersusun dengan baik, jelas, dan rapi.
2. Secara Ekonomis
Dengan menggunakan sistem akuntansi sederhana pada UKM Jalan
Aksara akan mempermudahkan untuk melihat suatu perkembangan grafik usaha
melalui laporan keuangan yang sesuai dengan kaidah akuntansi. Disamping itu,
penyusunan laporan keuangan selain untuk menarik investor, mempermudah
mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan dan merupakan tahap awal dari
penerapan akuntansi yang akan menghasilkan informasi dan mempunyai peranan
penting, baik untuk penyusunan perencanaan, pengendalian, maupun untuk
pengambilan keputusan keuangan
Keterbatasan
Dalam penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan pada hal berikut ini :
1. Penulis belum terbiasa dengan pembelajaran KKNI dengan metode miniriset sehingga
sehingga sedikit sulit untuk memahami pembuatan makalah.
2. Waktu yang diberikan oleh Dosen relatif banyak tetapi sering tertunda oleh
kegiatan mahasiswa di luar kampus dan banyaknya tugas KKNI, sehingga penelitian
miniriset ini belum dapat terlaksana seefisien mungkin.
Daftar Pustaka
Anna, Yane Devi. 2011. Analisis Penerapan Akuntansi dan Laporan Keuangan
pada Usaha Kecil dan Menengah- Sentra Industri Kaos di Jawa Barat. Seminar
Nasional “Perkuatan UMKM sebagai Leading Sector Perekonomian Indonesia”.
Institut Manajemen Telkom (IMT). Bandung.
Benyamin, W. P., 1990. “Laporan Keuangan (Ikhtisar Akuntansi) Perusahaan
Kecil” Dalam Prosiding Seminar Akuntan Nasional, Surabaya.
Saptantinah, Dewi. 2010. Perlunya Penerapan Sistem Akuntansi pada Usaha
Kecil Menengah (Studi Kasus Bengkel Aksesories dan Variasi Goro Profesional
di Jalan Bayangkara, Solo). Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Fakultas
Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Solo
http://createourhappiness.blogspot.com/2011/06/pentingnya-akuntansi-untuk-
usaha-mikro.html
hartfay.blog.binusian.org/
http://tariles41.blogspot.com/2010/04/pengertian-dan-kriteria-usaha-kecil-
dan.html
http://galeriukm.web.id/news/kriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm

Anda mungkin juga menyukai