Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PENCATATAN AKUNTANSI DALAM MENJALANKAN USAHA

BAGI UMKM BIDANG KONVEKSI DI DESA KATONGAN


oleh:
Mariska Amalia Putri
Universitas Negri Yogyakarta
mariskaamalia.2020@student.uny.ac.id
Akuntansi, A GK

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa pengaruh pencatatan


akuntansi pada UMKM serta untuk mengetahui presepsi pelaku usaha terkait pencatatan
akuntansi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Populasi penelitian ini
adalah UMKM bidang konveksi yang bernama Midst Clothing di Desa Katongan.
Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Hasil
Penelitian menunjukan bahwa UMKM ini belum menerapakan pencatatan akuntansi
pada usahanya, hal ini dikarenakan pelaku usaha merasa sulit dan tidak memiliki waktu
apabila menggunakan pencatatan akuntansi. Terdapat beberapa faktor yang membuat
UMKM tidak menerapakan pencatatan dalam menjanlakan usahanya yaitu presepsi
pelaku usaha terhadap pencatatan akuntansi, pemahaman terhadap pencatatan akuntansi
dikarenakan latar belakang pelaku usaha bukan di bidang akuntansi atau ekonomi dan
kurangnya motivasi oleh pelaku usaha untuk melakukan pencatatan akuntansi . UMKM
ini sering mengalami hambatan serta permasalahan terkait keuangan dan permodalan
dikarenakan tidak melakukan pencatatan dalam menjalankan usahanya. Peneliti
menyarankan untuk UMKM agar melakukan pencatatan akuntansi untuk mempermudah
dalam mendapatkan modal serta membuat pelaku usaha mudah dalam mengambil
keputusan. Selain itu, perlu adanya peran pemerintah untuk mendukung dan
mendampingi UMKM sehingga pelaku usaha memiliki motivasi dan semangat untuk
melakukan pencatatan akuntansi dalam usahanya.
Kata Kunci: Pencatatan Akuntansi, UMKM, Pengaruh Akuntansi

1. PENDAHULUAN
Usaha Mikro Kecil Menengah atau disingkat UMKM tersebar di berbagai
daerah di Indonesia, UMKM memiliki peran yang penting bagi perekenomian negara
Indonesia. UMKM mampu menjadikan perekonomian Indonesia aman akibat krisis
ekonomi yang melanda belahan dunia, hal ini dikarenakan kegiatan operasional dalam
UMKM tidak mengeluarkan biaya yang banyak. UMKM diharapkan untuk mampu
mengambil peluang akibat krisis ekonomi yang terjadi Warsono, dkk (2010:5). Pada
umumnya antara pemiliki dan penyedia modal dalam UMKM dilakukan oleh orang
yang sama. Sasaran pasar UMKM umumnya masih masyarakat lokal, tetapi di era serba
digital saat ini mampu menjadi peluang untuk memasarkan produk yang dihasilkan ke
seluruh dunia dengan biaya yang jauh lebih murah. UMKM bisa memasarkan lewat
media online yang bisa dengan mudah diakses oleh semua orang.

Meskipun jumlah UMKM di Indonesia banyak, bukan berarti semua UMKM


mampu bertahan lama. Tidak sedikit kasus yang membuat UMKM harus menutup
usahanya. Terdapat beberapa faktor yang membuat UMKM mengalami kebangkrutan.
Salah satu faktor yang membuat UMKM mengalami kebangkrutan yaitu karena
pengelolaan keuangan yang tidak benar. Pengelolaan keuangan yang gagal seringkali
terjadi karena UMKM tidak menggunakan pencatatan dalam menjalankan usahanya,
khususnya pencatatan akuntansi. Menurut Astanti dan Sagoro (2017) dalam Lognathan
(2016: 173) meskipun pelaku usaha mengetahui bahwa informasi akuntansi memiliki manfaat
yang penting bagi suatu perusahaan, namun pengetahuan pelaku usaha tentang akuntansi
masih belum tepat dan tidak sesuai standar yang ada, sehingga hal ini dapat menyebabkan
kegagalan suatu organisasi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu, motivasi
pelaku UMKM untuk mempelajari akuntansi juga menjadi penyebab rendahnya pengetahuan
akuntansi.

Pelaku usaha UMKM seringkali mengabaikan dan menggampangkan


pencatatan karena banyak pengusaha hanya fokus terhadap cara memperoleh
keuntungan yang besar. Tidak dilakukan pencatatan dalam UMKM membuat
perusahaan tidak memiliki informasi yang jelas terhadap usahanya. Sagoro (2015:1)
mengatakan,” Pengelolaan Keuangan yang tepat dibutuhkan setiap perusahaan untuk
mencapai target perusahaan (keuntungan).” Pengelolaan keuangan dengan
menggunakan sistem akuntansi pada UMKM sangat dibutuhkan sehingga mampu
membuat UMKM bertahan dalam kondisi apapun. Tetapi kenyataannya tidak semua
pelaku UMKM bisa melakukan pencatatan akuntansi karena tidak semua pelaku
UMKM memiliki latar belakang pendidikan di bidang akuntansi atau ekonomi, bahkan
banyak pelaku UMKM yang tidak mengeyam pendidikan sampai di Perguruan Tinggi.
Hal tersebut yang mungkin membuat banyak pelaku usaha belum mengetahui
pemahaman tentang akuntansi, sehingga pelaku usaha tidak menerapkan sistem
informasi akuntansi pada usahanya. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Pencatatan Akuntansi Dalam Menjalankan Usaha Bagi
UMKM Bidang Konveksi di Desa Katongan”

Penelitian ini mengambil objek pada industri bidang konveksi. Usaha ini
merupakan usaha rumahan yang memproduksi tas dan pakaian . Pemasaran yang
dilakukan UMKM ini menggunakan media online, tetapi UMKM ini juga menjual
produknya secara offline. Sasaran dari usaha ini yaitu masyarakat lokal yang di
dominasi oleh mahasiswa. UMKM ini akan berkembang dengan baik apabila pelaku
usaha menggunakan pencatatan akuntansi yang baik dan benar, sehingga pelaku usaha
mampu menyusun laporan keuangan yang dapat memberikan informasi terkait keungan
perusahaan dan memudahkan pelaku usaha dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa pengaruh pencatatan akuntansi terhadap
keberhasilan UMKM dalam menjalankan usahanya dan presepsi pelaku usaha
mengenai pencatatan akuntansi pada UMKM.

Studi tentang penerapan pencatatan akuntansi pada UMKM sudah pernah diteliti
oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penerapan akuntansi pada UMKM masih menjadi
hal yang menarik untuk diteliti, hal ini karena masih banyak UMKM yang masih belum
bisa menerapkan sistem akuntansi dalam pengelolaan keuangannya. Kurniawati, dkk
(2012) melakukan penelian sebelumnya yang berjudul “Penerapan Akuntansi pada
Usaha Mikro Kecil dan Menengah” . Dalam penelitian, Kurniawati menjabarkan terkait
penerapan akuntansi pada UMKM di Pertokoan Jendral Sudirman Salatiga. Pemilik atau
pengelola pertokoan tidak menerapkan sistem akuntansi dalam menjalankan usahanya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kendala yang menghambat UMKM tidak
menerapakan akuntansi pada usahanya adalah kemampuan dan keahlian pelaku usaha
dalam memahami sistem akuntansi masih kurang, hal ini dilatar belakangi oleh
pendidikan pelaku usaha..

Penelitan mengenai penerapan akuntani pada UMKM juga dilakukan oleh


Ernawati dkk (2016), penelitiannya berjudul “ Penerapan Sistem Akuntansi Dasar pada
Usaha Kecil di Banjarmasin”. Dalam penelitiannya, Ernawati menjelaskan bahwa
P
penerapan akuntansi pada UMKM di Banjarmasin masih kurang. Hasil penelitian
menunjukan bahwa faktor yang membuat pelaku UMKM tidak menerapkan Akuntansi
yaitu pelaku usaha kurang memiliki keinginanan untuk melakukan pencatatan dan
pembukuan dalam usahanya, hal ini karena anggapan pelaku usaha bahwa pencatatan
akuntansi sangat merepotkan dan akan memakan waktu yang banyak.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif . Menurut Mustari dan


Rahman (2012:20) mengatakan “ Dalam dunia nyata, banyak hal yang tidak dapat
dijelaskan hanya dengan merajuk pada data numerik seperti yang disajikan oleh
penelitian kuantitatif saja”. Artinya perlu digunakan data kualitatif untuk meneliti hal-
hal yang tidak dapat dijelaskan secara kuantitatif. Metode yang digunakan untuk
mengahsilkan data kualitatif yaitu dengan metode wawancara atau observesi. Penelitian
ini menggunakan data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber
primer Mustari dan Rahman (2012:37). Populasi penelitian ini adalah pengusaha
UMKM bidang Konveksi yang bernama Midst Clothing di Desa Katongan Kecamatan
Nglipar Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara dan observasi.

2. Teori
Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan usaha yang memiliki banyak
kelebihan dibandingkan badan usaha lainnya. UMKM merupakan badan usaha yang
bisa berupa perusahaan perseroangan maupun persekutuan. Berdasarkan Undang-
Undang No 20 Tahun 2018 Tentang UMKM yaitu dibagi menjadi 3 bagian yaitu usaha
mikro dengan kriteria omset tidak lebih dari Rp 300 juta, usaha kecil dengan omset
tidak lebih dari Rp 2,5 miliar dan usaha menengah dengan omset tidak lebih dari Rp 50
miliar. Warsono, dkk (2010:5). Sedangkan akuntansi merupakan sistem yang
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi dari sebuah
perusahaan untuk digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan Kieso,dkk
(2018:31). Didalam akuntansi terdapat proses-proses yang harus dikerjakan untuk
menghasilkan laporan keuangan. Menganalisis dan mengindentifikasi bukti transaksi,
kemudian melakukan penjurnalan dan posting ke buku besar selanjutnya akun-akun dan
saldo akhir yang ada di buku besar dipindahkan ke dalam neraca saldo dan terakhir
yaitu menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yaitu sebagai hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan pihak-pihak yang membutuhkan Kieso, dkk (2018:4).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara kepada pemilik usaha
dan obsevasi lapangan yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2020 oleh peneliti
yaitu:

1. Usaha UMKM ini telah berdiri sejak tahun 2015.


2. UMKM ini tidak menerapkan pencatatan dengan sistem akuntansi dari awal,
hanya melakukan pencatatan sederhana yaitu mencatat omset yang diperoleh dan
mencatat bahan baku yang dibeli, tetapi UMKM ini tidak membuat laporan
keuangan dan juga tidak melakukan pencatatan transaksi secara konsisten.
3. Pelaku UMKM ini tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang akuntansi
atau ekonomi dan tidak mengeyam pendidikan di Perguruan Tinggi.
4. Dalam melakukan produksi UMKM ini hanya menggunakan perkiraan yang
dihitung oleh pelaku usaha itu sendiri , pengusaha belum bisa menghitung harga
pokok produksi dan harga pokok penjualan sesuai dengan pedoman yang ada di
dalam akuntansi.
5. Pelaku usaha sudah menganggap penggunaan pencatatan akuntansi merupakan hal
yang penting, tetapi pelaku usaha merasa belum perlu menggunakan pencatatan
akuntansi dalam usahanya dikarenakan menganggap bahwa usaha yang dimiliki
masih skala kecil.
6. Pelaku usaha merupakan pemilik sekaligus pengelola dan juga merupakan kepala
keluarga, sehingga seringkali pelaku usaha mencampuradukan antara keuangan
perusahaan dengan keuangan pribadi.
7. Pelaku usaha menyadari bahwa usaha yang dijalani sering mengalami
permasalahan seperti: kesalahan dalam menentukan harga jual sehingga pelaku
usaha tidak mendapat keuntungan, kekurangan modal untuk melakukan produksi,
dll.
8. Pelaku usaha menyebutkan aset berupa mesin jahit, gedung, kendaraan sebagai
hasil keuntungan.
Secara keseluruhan dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa pelaku UMKM
midst clothing yang berada di Desa Katongan Kecamatan Nglipar Kabupaten
Gunungkidul sudah mengetahui bahwa penggunaan sistem akuntansi merupakan hal
yang penting untuk keberhasilan usahnya, tetapi pelaku usaha hanya mengetahui saja
dan belum bisa menerapkan dalam menjalankan usahanya. Terdapat beberapa faktor
yang menghambat pelaku usaha tidak melakukan pencatatan akuntansi. Salah satu
faktor yang menghambat pelaku usaha dalam menerapakan pencatatan akuntansi adalah
presepsi pelaku usaha terhadap pencatatan akuntansi, antara lain:

a. Pelaku usaha mengetahui bahwa pencatatan akuntansi penting bagi usahanya tetapi
pelaku usaha merasa belum membutuhkan informasi keuangan karena
menganggap usahanya masih kecil. Selain itu, pelaku usaha mengalami kesulitan
dalam melakukan proses pencatatan yang sesuai dengan standar akuntansi.
b. Pelaku usaha merasa dengan menggunakan pencatatan akuntansi akan membuang
banyak waktu, dikarenakan pelaku usaha menjalankan usahanya sendiri mulai dari
proses produksi hingga mengelola keuangan. Sehingga pelaku usaha lebih
memprioritaskan untuk melakukan proses produksi supaya bisa langsung
mendapatkan penghasilan sehingga seringkali mengabaikan pencatatan dan
pembukuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan kuriawansyah (2016).
Penelitian ini lebih memfokuskan untuk memperoleh laba sebanyak mungkin
dibanding mengeluarkan biaya yang banyak ketika menyelenggarakan praktik
akuntansi secara tepat.

Selain dari faktor yang berasal dari pengaruh presepsi pelaku usaha terhadap
pencatatan akuntansi, terdapat faktor lainnya yaitu:

1. Pelaku usaha tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang akuntansi atau
ekonomi. Latar belakang pendidikan juga dapat mempengaruhi pemahaman pelaku
usaha tentang akuntansi. Pelaku usaha yang hanya menempuh pendidikan di
jenjang SMP sehingga belum mengetahui tentang akuntansi, sebab pendidikan
akuntansi hanya diberikan di jenjang SMK jurusan akuntansi dan juga di Perguruan
Tinggi, oleh karena itu tidak semua pelaku usaha paham terkait sistem akuntansi.
Perlu diberikan pemahaman pencatatan akuntansi yang mudah dan sederhana tetapi
sesuai standar akuntansi agara semua kalangan pelaku usaha dapat menggunakan
pencatatan akuntansi.
2. Pelaku usaha belum bisa mengelola keuangan dengan baik dan masih
mencampuradukan antara keuangan perusahaan dan juga pribadi, hal ini
dikarenakan pelaku usaha tidak melakukan pencatatan dalam usahanya. Rata- rata
pelaku usaha belum mengetahui cara membuat laporan keuangan, format penulisan
dan menganalisis transaksi untuk dimasukan kedalam pembukuan. Oleh karena itu,
Usaha yang dijalakan oleh pelaku usaha sering mengalami hambatan bahkan bisa
terancam kebangkrutan.
4. PENUTUP

Bedasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan maka simpulan yang dapat
diambil adalah tidak adanya pencatatan akuntansi pada UMKM bidang konveksi di
Desa Katongan. Catatan yang digunakan UMKM ini sangat sederhana dan tidak
dilakukan secara rutin. Sehingga UMKM ini sering mengalami kendala seperti tidak
mendapatkankan keuntungan karena belum bisa menghitung harga pokok penjualan dan
harga pokok produksi dan juga kesulitan dalam permodalan. Pengaruh tidak digunakan
pencatatan akuntansi yaitu karena beberapa faktor seperti: presepsi pelaku usaha
mengenai pencatatan akuntansi, latar belakang pendidikan dan juga motivasi pelaku
usaha yang kurang terhadap pencatatan akuntansi. Artinya dapat disimpulkan bahwa
penggunaan pencatatan akuntansi dalam kegiatan usaha sangat mempengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan.

Pencatatan akuntansi pada UMKM masih seringkali belum diterapkan. Oleh


karena itu, saran dari penelitian ini adalah: UMKM sebaiknya melakukan pencatatan
akuntansi untuk mempermudah dalam mencari modal dari pihak lain serta membuat
pelaku usaha mudah dalam mengambil keputusan, diharapkan untuk diadakan pelatihan
pencatatan akuntansi atau sosialisasi tentang pencatatan akuntansi yang sesuai standar
tetapi mudah dilakukan oleh banyak kalangan. Serta adanya peran pemerintah dalam
pendampingan dan pengawasan pencatatan akuntansi kepada pelaku UMKM.

5. DAFTAR PUSTAKA

Warsono, dkk .2010. Akuntansi UMKM ternyata mudah dipahami dan dipraktikan.
Yogyakarta: Asgard Chapter
Sagoro, Endra Murti. 2015. Akuntansi Tanpa Stres. Yogyakarta: Ab Publisher

Astiani, Yulia dan Endra Murti Sagoro. 2018. “Pengaruh Persepsi Pelaku Usaha Mikro
Kecil dan Menengah Tentang Akuntansi, Penelitian Akuntansi, dan Skala
Usaha Terhadap Pengguna Informasi Akuntansi”.Profita Kajian Ilmu
Akuntansi. 6 (2) Diambil dari
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/profita/article/view/13762 pada
tanggal 14 desember 2020 pukul 21:15 WIB

Kieso, Donald E, dkk 2018. Pengantar Akuntansi 1 Berbasis IFRS Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat

Kurniawati, Elisabeth Penti, dkk 2012. “Penerapan Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil
dan Menengah”. Jurnal manajemen dan keuangan. 10 (2) Diambil dari
https://jurnal.darmajaya.ac.id/index.php/jmk/article/view/332 pada 14
desember 2020 pukul 20:18 WIB

Ernawati, Sri, dkk 2016. “Penerapan Sistem Akuntasi Dasar pada Usaha Kecil
Menengah di Kota Banjarmasin”. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA. 6
(2):81-89. Diambil dari
http://ejournal.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/wiga/article/download/
104/134 pada 14 desember 2020 pukul 21:00 WIB

Mustari, Mohamad dan M. Taufiq Rahman. 2012. Pengantar Metode Penelitian.


Yogyakarta: LaksBang Pressindo

Kurniawansyah, Deddy (2016). “Penerapan Pencatatan Akuntansi dan Penyusunan


Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP pada UMKM Desa Gembongsari
Kecamatan Kaliuro Kabupaten Banyuwangi”. UNEJ E-proceeding,,832-841.
Diambil dari https://jurnal.unej.ac.id/index.php/prosiding/article/view/3696
pada 13 Desember 2020 pukul 19:10 WIB

Savitri, Rosita Vega dan Saifudin. 2018. “Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah (Studi Pada UMKM MR. PELANGI SEMARANG)”.
Jurnal Manajemen Bisnis dan Inovasi. 5 (2):117-125 dimabil dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmbi/article/view/20808/0 pada tanggal
14 desember 2020 pukul 20:30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai