c. Informasi Akuntansi
Belkaoui (2010) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai
informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan
dan alternatif-alternatif tindakan. Pengguna informasi akuntansi untuk
perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan
operasional. Akuntansi adalah media komunikasi, oleh karena itu
sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha (business language)
(Soemarso, 1999:5). Akuntansi ditinjau dari sudut kegiatan adalah
proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan
penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Sedangkan akuntansi
ditinjau dari sudut pemakainya adalah sebagai suatu disiplin yang
menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi
(Yusup, 2011:4).
Tujuan akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu
kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu bagi
pihak-pihak dalam perusahaan maupun pihak-pihak di luar perusahaan.
Hasil akuntansi di perlukan untuk (Yusuf, 2011:4) yaitu membuat
perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan
oleh manajemen, dan pertanggungjawaban organisasi kepada para
investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya. Informasi
akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan
kondisi yang ada pada UMKM yang dijadikan obyek dalam penelitian.
d. Pendidikan Terakhir
Kemampuan dan keahlian manajer perusahaan sangat
mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi
(Budhijono dan Kristyowati, 2005). Kemampuan dan keahlian
manajer perusahaan kecil dan menengah ditentukan dari pendidikan
formal yang pernah ditempuh. Manajer perusahaan kecil dan
menengah sangat dominan dalam menjalankan perusahaan. Tingkatan
pendidikan formal manajer perusahaan kecil dan menengah sangat
mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi
keuangan dan manajemen. Tingkatan pendidikan formal yang rendah
(tingkat pendidikan sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah
umum) manajer akan rendah penyiapan dan penggunaan informasi
akuntansi dibandingkan tingkatan pendidikan formal yang tinggi
(perguruan tinggi) manajer. Ini disebabkan materi pengajaran
akuntansi lebih tinggi diberikan diperguruan tinggi dibandingkan
dengan pendidikan yang lebih rendah
e. Skala Usaha
Menurut Nicholls dan Holmes dalam Era Astuti (2007) skala usaha
merupakan ukuran besaran suatu perusahaan. Dalam perusahaan kecil
skala usaha tercermin dari segi jumlah tenaga kerja full time.
Kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya dengan melihat
berapa jumlah karyawan yang dipekerjaan dan berapa besar
pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi.
Jumlah karyawan dapat menunjukkan berapa kapasitas perusahaan
dalam mengoperasionalkan usahanya, semakin besar jumlah karyawan
semakin besar tingkat kompleksitas perusahaan, sehingga informasi
akuntansi sangat dibutuhkan. Jumlah pendapatan atau penjualan yang
dihasilkan perusahaan dapat menunjukkan perputaran asset atau modal
yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga semakin besar pendapatan
atau penjualan yang diperoleh perusahaan semakin besar pula tingkat
kompleksitas perusahaan dalam menggunakan informasi akuntansi.
Skala usaha juga berhubungan positif terhadap tingkat penyediaan
informasi akuntansi. Hal ini dapat dipahami bahwa semakin besar
perusahaan, maka semakin kompleks kebutuhan perusahaan akan
informasi yang dibutuhkan. Tingkat informasi akuntansi yang
disediakan tergantung pada skala usaha, apabila skala usaha
meningkat, maka proporsi perusahaan dalam penyediaan informasi
akuntansi juga meningkat. Pengukuran skala usaha dalam penelitian
ini dengan menggunakan angka 0 untuk perusahaan yang memiliki
tenaga kerja 1 sampai 19 orang dan angka 1 untuk perusahaan yang
memiliki tenaga kerja lebih dari 20 orang.
f. Masa Memimpin Pesusahaan
Manajemen mempunyai keinginan untuk mengambil keputusan
secara tepat dan cepat untuk pemecahan masalah yang dihadapinya.
Kebutuhan informasi akuntansi yang digunakan manajemen akan
terasa apabila manajer membutuhkan informasi lebih banyak.
Informasi yang diperoleh dari dalam maupun luar perusahaan
dipengaruhi oleh masa memimpin perusahaan (Era Astuti;2007).
Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemimpin perusahaan
akan banyak memperoleh pengalaman dari berbagai pihak baik dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan, dan akan bertambah
seiring dengan masa jabatannya. Pengelolaan perusahaan oleh
manajer dipengaruhi oleh gaya manajemen yang berbeda-beda, juga
dipengaruhi oleh tingkat persaingan usaha dalam industri itu maupun
keadaan ekonomi dimana perusahaan berada, serta kompleksitas
usaha perusahaan.
g. Umur Perusahaan
Umur perusahaan adalah lamanya perusahaan beroperasi. Semakin
lama perusahaan beroperasi, maka kebutuhan informasi semakin
kompleks. Hal ini disebabkan tuntutan dari perkembangan yang
dialami oleh perusahaan. Umur perusahaan adalah usia atau lamanya
perusahaan tersebut beroperasi. Variabel ini diukur didasarkan pada
lamanya perusahaan berdiri (dalam tahun) sejak awal pendirian
perusahaan sampai dengan penelitian ini dilakukan.
Umur menentukan cara berpikir, bertinda dan berperilaku
perusahaan dalam melakukan operasionalnya. Begitu pula dengan
perusahaan kecil dan menengah, apabila pimpinan/manajer
menginginkan perubahan atau peningkatan, maka harus mempunyai
pola pikir yang luas. Untuk itu langkah yang perlu diambil adalah
dengan perlu adanya penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi,
hal itu agar tidak terjadi kelemahan dalam praktek akuntansi.
Penelitian ini mengukur variabel umur perusahaan berdasarkan waktu
(dalam tahun) sejak pendirian perusahaan sampai dengan penelitian
ini dilakukan. Era Astuti (2007) memperlihatkan bahwa penyediaan
informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha. Juga menunjukkan
semakin muda usia perusahaan terdapat kecenderungan untuk
menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif untuk membuat
keputusan dibandingkan dengan perusahaan yang lebih tua umurnya.
h. Pelatihan Akuntansi
Era Astuti (2007) mengatakan pelatihan akan menghasilkan
peningkatan professional yang lebih jauh dalam manajemen. Pelatihan
berhubungan positif terhadap penyediaan informasi akuntansi untuk
membuat keputusan dalam perusahaan kecil. Manajemen yang dipakai
dalam kursus pelatihan cenderung menghasilkan lebih banyak
informasi akuntansi statutory, anggaran dan tambahan dibandingkan
dengan mereka yang kurang pelatihan. Pelatihan seputar akuntansi
sangat menentukan seberapa baik kemampuan seorang manajer
terhadap penguasaan teknis akuntansi. Semakin sering seorang
manajer mengikuti pelatihan akuntansi, maka semakin baik
kemampuan manajer tersebut dalam menggunakan informasi
akuntansi.
i. Jenis Usaha
Menurut Holmes dan Nicholls (1988), jenis usaha mempunyai efek
terhadap persiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Dengan
demikian, hal ini memperlihatkan bahwa sektor usaha mempengaruhi
jumlah informasi yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan.
Fitriyah (2006) mengelompokkan tujuh jenis usaha dan
memperlihatkan bahwa informasi akuntansi tambahan relatif besar
digunakan oleh sektor industri, dibandingkan dengan sektor lain.
Dalam penelitian Bressler (2003), jenis usaha dibagi dalam 8
kelompok, yaitu perusahaan grosir, perusahaan manufaktur, penyedia
jasa administratif, perusahaan konstruksi, perusahaan keuangan,
perusahaan ritel, perusuhaan jasa kesehatan, dan perusahaan jasa
lainnya. Pada peneli tian ini, jenis usaha akan dikategorikan ke dalam
3 (tiga) kelompok: perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan
perusahaan jasa.
Sektor industri suatu perusahaan akan memberikan variasi
informasi akuntansi yang perlu disiapkan dan digunakan
dibandingkan dengan suatu perusahaan dalam sektor industri yang
berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan Nicholls (1988)
di Australia memperlihatkan bahwa kelompok atau sektor industri
mempengaruhi jumlah informasi akuntansi yang disiapkan dan
digunakan perkecil (Solovida, 2010).
j. Ekspektasi kinerja
Kinerja perusahaan merupakan suatu hasil yang ditunjukkan oleh
perusahaan yang bersangkutan mengenai prestasi atau kemunduran
yang dicapai perusahaan. Pengertian Kinerja dalam organisasi
merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan
kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu
sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah
merosot sehingga perusahaan atau instansi menghadapi krisis yang
serius. Kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan
mengabaikan tanda-tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Menurut Prawirosentono (1999) kinerja seorang pegawai akan baik,
jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk
bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan
masa depan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain sebagai
berikut:
3. Perumusan Hipotesis
a. Pengaruh skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM.
Era Astuti (2007) skala usaha merupakan ukuran besaran suatu
perusahaan. Dalam perusahaan kecil skala usaha tercermin dari segi
jumlah tenaga kerja full time. Kemampuan perusahaan dalam
mengelola usahanya dengan melihat berapa jumlah karyawan yang
dipekerjaan dan berapa besar pendapatan yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode akuntansi. Jumlah tenaga kerja full time 1 sampai
dengan 19 orang dikategorikan 0 sebagai perusahaan skala kecil dan
2099 orang dikategorikan sebagai 1 sebagai perusahaan skala
menengah. Pada riset sebelumnya variabel skala usaha berpengaruh
tidak signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Berdasarkan argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut:
H1: Skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
b. Pengaruh pendidikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM.
Samuj (2007) menyatakan bahwa tingkatan pendidikan formal
pemilik atau manajer usaha kecil dan menengah sangat mempengaruhi
penggunaan informasi akuntansi keuangan dan manajemen. Tingkat
pendidikan formal yang rendah (SD sampai dengan SMP), maka
pemilik atau manajer akan rendah dalam penggunaan informasi
akuntansi dibandingkan dengan tingkat pendidikan formal yang tinggi
(perguruan tinggi). Pendidikan formal yang dimaksud adalah
pendidikan yang diperoleh di bangku sekolah formal antara lain
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan yang sederajat, Diploma, Sarjana (S1) dan
Pascasarjana (S2). Pengukuran pendidikan pemilik menggunakan
skala ordinal dengan pemberian kode 1 untuk SD, kode 2 untuk SMP,
kode 3 untuk SMA, kode 4 untuk Diploma, kode 5 untuk S1 dan kode
6 untuk S2. Pada riset sebelumnya variabel pendidikan manajer atau
pemilik berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi
akuntansi. Berdasarkan argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut:
H2:Pendidikan berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
c. Pengaruh pelatihan akuntansi terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UMKM.
Pelatihan akuntansi yang dimaksud adalah pelatihan akuntansi
yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan luar sekolah
maupun lembaga pendidikan tinggi, balai pelatihan departemen atau
dinas tertentu. Pelatihan akuntansi yang pernah diikuti akan diukur
berdasarkan frekuensi pelatihan akuntansi yang pernah diikuti
(Handayani, 2011). Pada riset sebelumnya variabel pelatihan
akuntansi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi
akuntansi. Berdasarkan argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut:
H3: Pelatihan akuntansi berpengaruh positif terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
d. Pengaruh umur perusahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi
pada UMKM.
Umur perusahaan adalah usia atau lamanya perusahaan beroperasi.
Studi ini menyatakan bahwa semakin muda usia usaha, maka terdapat
kecenderungan untuk menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif
dengan tujuan membuat keputusan dibandingkan dengan usaha yang
usianya lebih tua. Variabel ini diukur berdasarkan lamanya usaha
berdiri (dalam tahun) yang dihitung sejak awal pendirian usaha hingga
penelitian ini dilakukan Handayani (2011). Pada riset sebelumnya
variabel umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan argumen tersebut, maka
hipotesis yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:
H4:Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
e. Pengaruh masa memimpin perusahaan terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemimpin perusahaan
akan banyak memperoleh pengalaman dari berbagai pihak, baik dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan, dan akan bertambah
seiring dengan masa jabatannya. Masa memimpin perusahaan
merupakan masa pemimpin memperoleh pembelajaran bagaimana ia
dapat mengelola perusahaan Astuti (2007). Menurut Solovida (2010),
pengalaman manajer dalam mengelola perusahaan juga dapat
dipengaruhi oleh tingkat persaingan usaha dalam industri itu maupun
keadaaan ekonomi dimana perusahaan itu berada. Pada riset
sebelumnya variabel masa memimpin perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan
argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah
sebagai berikut:
H5: Masa memimpin perusahaan berpengaruh positif terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
f. Pengaruh jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM.
Fitriyah (2006), jenis usaha mempunyai efek terhadap persiapan
dan penggunaan informasi akuntansi. Dengan demikian, hal ini
memperlihatkan bahwa sektor usaha mempengaruhi jumlah informasi
yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Pada riset
sebelumnya variabel jenis usaha, perusahaan dagang lebih
menggunakan SIA yang lebih intensif dibanding perusahaan jasa.
Perusahaan menengah mayoritas menggunakan informasi akuntansi
secara lebih intensif dibandingkan perusahaan kecil. Berdasarkan
uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah:
H6: jenis usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
g. Pengaruh jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM.
Pramudita (2010) mendefinisikan ekspektasi kinerja (performance
expec-tancy) sebagai tingkat dimana seorang individu meyakini
bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam
meningkatkan kinerjanya. Konstruk ekspektasi kinerja merupakan
prediktor yang kuat dari penggunaan informasi akuntansi dalam aturan
sukarela maupun wajib. Hasil penelitian Rosita (2013), menyatakan
bahwa harapan kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM di kabupaten
Karanganyar. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan
adalah:
H7: ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
4. Model Penelitian
Skala Usaha
Pendidikan H1
H2
Pelatihan Akuntansi
H3
Penggunaan Informasi
Umur Perusahaan H4 Akuntansi
H5
Masa memimpin
perusahaan H6
Jenis Usaha H7
Gambar 1: Model Penelitian
Ekspeki Kinerja
F. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sempel
Populasi adalah objek atau subjek yang ada di lingkungan dan
memiiki karakteristik yang diteliti keseluruhan objek yang
karakteristiknya hendak diduga (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini
populasi yang digunakan adalah UMKM yang ada di Kabupaten
Temanggung. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah usaha mikro kecil dan menengah yang ada di
Kabupaten Temanggung. Adapun kriterianya:
a. UMKM yang menggunakan SIA, baik terkomputerisasi maupun
manual dan terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Temanggung. .
b. UMKM yang masih aktif beroperasi.
c. Manajer atau pemilik perusahaan yang masih aktif menjabat.
Keterangan:
SU = Skala Usaha
P = Pendidikan
PA = Pelatihan Akuntansi
UP = Umur Perusahaan
JU = Jenis Usaha
EK = Ekspektasi Kinerja
= Konstanta
e = Erreor Term
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi adalah uji yang digunakan untuk
mengetahui besaran dalam persen pengaruh variabel independen
secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Nilai adjusted R
square meruapakan dasar nilai determinasi dikarenakan penelitian
yang ada meruapakan hasil dari regresi berganda.
b. Uji f
Uji F merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu
variabel dependen (skala metrik) dengan satu atau lebih variabel
independen (skala non-metrik atau kategorikal dengan kategori lebih
dari dua (Ghozali, 2013). Uji F digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh simultan variabel-variabel independen terhadap
variabel dependen
c. Uji t
Daftar Pustaka
Holmes, S., and Nicholls, D., 1988, An Analysis of The Use of Accounting
Information by Australian Small Business, Journal of Small Business
Management, 26 (20), 57-68.
Meiliana, Koes dan Fenyta Dewi. 2015. Analisis Penggunaan Sistem Informasi
Akuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Yogyakarta. MODUS
Vol.27. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.
Pramudita, Gema. 2012. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar dan
Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2008-2010. Skripsi. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Rachman, Windy Atmawardani dan Sularto, Lana. 2011. Analisis Dan Desain
Sistem Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah. Jurnal
Proceeding PESAT-Vol. 4, Oktober 2011, ISSN 1858-2559. Depok:
Universitas Gunadarma.
Rudiantoro, Rizki dan Sylvia Veronika Siregar. 2012. Kualitas Laporan Keuangan
Umkm Serta Prospek Implementasi Sak Etap. Jurnal Akunatnsi dan
Keuangan Indonesia , Vol 9 No 1, Juni 2012. Jakarta. Universitas
Indonesia.
Sari, Ria Nita dan Setyawan , Aris Budi. 2014. Persepsi Pemilik Dan Pengetahuan
Akuntansi Pelakuusaha Kecil Dan Menengah Atas Penggunaan Informasi
Akuntansi. Jurnal. Jakarta:Unversitas Gunadarma.
Soemarso SR, A,. 1999. Akuntansi Suatu Pengantar. Rineka Cipta: Jakarta.
Wahyudi, Muhamad.2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah
(UMKM) Di Yogyakarta. ArtikelTesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Yuliani, Nur Laila dan Susanto, Barkah. 2015. Prospek Implementasi Sak Etap
Berbasis Kualitas Laporan Keuangan Umkm. Jurnal Ekonomi. Magelang:
Universitas Muhammadiyah Magelang.