Anda di halaman 1dari 30

A.

Latar Belakang Masalah


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan unit usaha yang
dikelola oleh kelompok masyarakat maupun keluarga. UMKM mempunyai
peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional dan memberi
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional serta dapat menyerap
tenaga kerja dalam jumlah yang besar, pembentuk Produk Domestik Bruto
(PDB), nilai ekspor nasional, dan investasi nasional. Hingga tahun 2014
jumlah UMKM di Indonesia mencapai 56,5 juta dan 98,9% adalah usaha
mikro (Kementrian Koperasi dan UMKM, 2014). UMKM juga mempunyai
potensi sebagai salah satu sumber penting pertumbuhan ekspor, khususnya
ekspor non-migas. Kontribusi tersebut akan semakin baik apabila berbagai
permasalahan yang masih dihadapi UMKM tersebut dapat diatasi, dan salah
satunya adalah permasalahan dalam memanfaatkan informasi akuntansi
dalam berbagai pengambilan keputusan usahanya. Di banyak penelitian,
permasalahan ini diduga kuat bersumber dari kurangnya persepsi dan
pemahaman pengelola dalam bidang akuntansi. Sari dan Setyawan (2014)
menjelaskan bahwa pengetahuan manajer (pemilik) perusahaan kecil tentang
informasi akuntansi keuangan khususnya dan akuntansi umumnya sangat
kurang sekali. Dalam penelitian lainnya juga disebutkan bahwa dalam upaya
untuk berkembang, UMKM menghadapi berbagai kendala atau masalah
antara lain disebabkan rendahnya tingkat pendidikan, pelatihan usaha,
pengalaman manajerial, kurangnya pemahaman teknologi informasi dan
kurangnya keandalan karakteristik laporan keuangan (Sari dan Setyawan,
2014).
Wahyudi (2009) UMKM juga memiliki permasalahan yang cukup
kompleks, mengungkapkan faktor yang menghambat perkembangan UMKM
antara lain, kurang pengetahuan tentang pasar, kekuatan tawar menawar
lemah, minimnya modal, dan rendahnya teknologi. UMKM juga menghadapi
beberapa tantangan eksternal, antara lain, munculnya globalisasi yang
berakibat meningkatnya persaingan pasar, lemahnya pengaturan dan
penengakan hukum, rendahnya kepercayaan konsumen terhadap kualitas
produk UMKM dalam negeri, dan belum meluasnya dukungan infrastruktur
yang memadai bagi sentra-sentra produksi UMKM.
Di Indonesia kajian tentang penggunaan informasi akuntansi pada usaha
kecil relatif belum banyak dilakukan. Murniati (2012) meneliti hubungan
pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha terhadap penggunaan
informasi akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan
akuntansi seorang wirausaha mempunyai pengaruh positif terhadap
penggunaan informasi akuntansi. Murniati (2012) juga menyimpulkan bahwa
masa memimpin perusahaan, pendidikan manajer atau pemilik, pelatihan
akuntansi, umur perusahaan dan skala usaha berpengaruh positif terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
Sehubungan dalam rangka menumbuhkan, meningkatkan kemampuan,
kreatifitas pelaku UMKM, memberikan kemudahan dalam pencarian dan
penyebaran informasi, serta mempercepat upaya perdagangan komoditas
unggulan UMKM. Kabupaten Temanggung mempunyai sebuah Pusat
Komunitas Kreatif, dimana tempat tersebut mempunyai ruang pamer sebagai
tempat untuk menampilkan hasil-hasil produk dan kegiatan UMKM, baik
berupa foto, video, blog, pamflet ataupun brosur. Selanjutnya, ruang
pendidikan yang digunakan untuk ruang pelatihan dan ruang kreatifitas yang
dimanfaatkan para pelaku UMKM membuat kreasi dalam rangka
mempromosikan produknya. (dikutip dari
http://berita.suaramerdeka.com/puskom-kreatif-umkm-temanggung-resmi
dibuka/).
Pemerintah Kabupaten Temanggung melalui Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, dan UMKM telah menyalurkan bantuan modal kerja
kepada sejumlah usaha mikro, kecil, dan menengah untuk meningkatkan daya
saing usaha dan kapasitas produksi sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan. Bantuan tersebut berupa gerobak dan tenda senilai Rp
375.000.000 dari dana APBN, 100 tenda, sertifikat badan hukum koperasi
untuk koperasi Djojonegoro dan Ngudi Raharjo. Hal tersebut dapat
meningkatkan sumber modal bagi para pelaku UMKM agar dapat
meningkatkan kualitas produknya dan mampu bersaing dengan produk yang
lain di pasar internasional. (dikutip dari
http://www.antarajateng.com/detail/umkm-di-temanggung-terima-bantuan-
modal.html).
Penelitian yang dilakukan oleh (Yuliani dan Barkah, 2015) kualitas
laporan keuangan UMKM khususnya di wilayah Kabupaten Magelang dan
Kabupaten Temanggung saat ini masih tergolong rendah, namun demikian
masih rendahnya kualitas laporan keuangan UMKM menyebabkan kualitas
laporan keuangan berpengaruh positif terhadap persepsi pengusaha terkait
pentingnya pembukuan dan pelaporan keuangan bagi usahanya. Pemberian
informasi dan sosialisasi pengusaha ternyata berpengaruh positif terhadap
tingkat pemahaman pengusaha terkait laporan keuangan ini. Semakin besar
usaha , maka semakin besar modal yang dibutuhkan, dan seiring besarnya
kebutuhan tersebut, mereka berusaha meminjam atau mengajukan kredit yang
salah satu syarat utamanya adalah laporan keuangan, sehingga mereka juga
dituntut untuk lebih faham terhadap laporan keuangan dan pembukuan.
Permasalahan krusial yang dihadapi oleh UMKM adalah pengelolaan
keuangan karena pada umumnya pengelolaan keuangan usaha kecil dan
menengah belum teradministrasi dengan baik dimana pengelolaan keuangan
belum dipisahkan antara keperluan usaha dan keperluan pribadi (rumah
tangga). Hal tersebut dapat berakibat pada kelangsungan usaha kedepannya
karena pemilik usaha tidak bisa mengetahui secara pasti keuntungan yang
diperoleh perbulannya dari usaha yang dijalankannya sehingga perencanaan
usaha secara pasti tidak dapat dibuat.
UMKM di Indonesia khususnya pada usaha mikro dan kecil belum
menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi secara maksimal
dalam pengelolaan usahanya. Rendahnya penyelenggaraan dan penggunaan
informasi akuntansi dalam pengelolaan UMKM disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain persepsi terhadap urgensi keberadaan informasi akuntansi
bagi UMKM, pengetahuan akuntansi pemilik, staff, pertimbangan biaya-
biaya manfaat dan ukuran bagi UMKM. Banyak UMKM di Indonesia yang
belum menerapkan sistem pembukuan dan akuntansi dengan baik dan benar,
karena para pengusaha UMKM beranggapan apabila menjalankan
pembukuan terlebih akuntansi merepotkan dalam mengkonsumsi biaya dan
waktu.
Peranan akuntansi dalam bisnis adalah akuntansi memberikan informasi
untuk digunakan oleh manajer dalam menjalankan operasi suatu perusahaan.
Akuntansi juga memberikan informasi akuntansi yang dihasilkan melalui
proses akuntansi, yang diharapkan untuk pihak-pihak yang berkepentingan
dalam menilai kinerja dan kondisi ekonomi perusahaan serta menjadi
masukan dalam pengambilan keputusan dalam memilih berbagai alternative
tindakan sesuai dengan informasi akuntansi yang diterima.
Dengan adanya akuntansi yang memadai maka pengusaha UMKM dapat
memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit berupa laporan keuangan,
mengevaluasi kinerja, mengetahui posisi keuangan, menghitung pajak, dan
manfaat lainnya (Warsono, 2009). Pentingnya penerapan ilmu akuntansi
dalam pengelolaan keuangan UMKM di nilai masih kurang di pahami oleh
para pengusaha. Masih banyak pengusaha kecil yang belum melakukan
pencatatan atas laporan keuangan usahanya dengan baik. Bahkan, ada juga
yang tidak melakukan pencatatan.
Para pengusaha kecil dan menengah biasanya hanya menjalankan
pembukuan sebatas pencatatan pendapatan dan pengeluaran saja. Akibatnya
laba bersih perusahaan sulit diketahui sehingga pengajuan kredit ke bank
untuk modal usaha sulit di peroleh, dikarenakan sebagian besar dari pelaku
UMKM memiliki keterbatasan-keterbatasan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berkualitas (Kementrian Koperasi dan UMKM, 2013).
Perkembangan potensi UMKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan
perbankan dalam penyaluran kredit kepada pelaku UMKM. Menurut data
Bank BI, setiap tahunnya kredit kepada UMKM mengalami pertumbuhan.
Selain bank, banyak perusahaan BUMN dan swasta yang ikut serta untuk
membantu peningkatan UMKM di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah
PT. Telkom Indonesia dan PT. Pegadaian yang memberikan bantuan berupa
permodalan dan akses pasar. Menyadari pentingnya kontribusi UMKM dalam
meningkatkan perekonomian yang positif di Indonesia, tiga BUMN telah
bersinergi untuk mendorong peningkatan UMKM di Indonesia diantaranya
PT. Permodalan Nasional Madani bersama dengan PT. Asuransi Jiwasraya
dan Jamkrindo berkomitmen untuk mendukung aktivitas para pelaku UMKM
Indonesia. Sinergi ini bermanfaat untuk mengembangkan serta
memberdayakan sektor UMKM dan perempuan di Indonesia. Lebih lanjut
bisa turut andil dalam menekan angka kemiskinan.
Tumbuhnya UMKM di Indonesia menjadi langkah awal bagi perbaikan
ekonomi nasional hingga akhirnya target pemerintah untuk menurunkan
angka kemiskinan menjadi 8% di tahun 2014 bisa segera terwujud dengan
penciptaan lapangan kerja bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Menurut Rachman dan Sularto (2011) mengungkapkan UMKM dalam
perekonomian nasional memiliki peran penting yang dapat dilihat dari
posisinya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor,
penyedia lapangan kerja terbesar, pemain ekonomi yang signifikan dalam
pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, pencipta pasar
baru dan sumber inovasi, kontribusi dalam menjaga neraca pembayaran
melalui kegiatan ekspor.
Penelitian yang pernah dilakukan untuk mengetahui tentang faktor yang
mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi adalah penelitian dari Nur
Meiliana dan Dewi (2015) tentang analisis penggunaan sistem informasi
akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Yogyakarta dengan variabel
independen jenis usaha, skala usaha, umur perusahaan, pendidikan pemilik
atau manajer, masa memimpin perusahaan dan pelatihan akuntansi,
menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur menggunakan informasi
akuntansi secara lebih intensif dibandingkan dengan perusahaan dagang dan
jasa (pada kasus responden yang diteliti), perusahaan dagang lebih
menggunakan SIA yang lebih intensif dibanding perusahaan jasa. Perusahaan
menengah mayoritas menggunakan informasi akuntansi secara lebih intensif
dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan yang berumur > 20 tahun
mayoritas menggunakan informasi akuntansi secara lebih intensif
dibandingkan dengan perusahaan berumur kurang dari 20 tahun. Pemilik atau
manajer perusahaan yang berlatar belakang pendidikan diploma atau S1
mayoritas menggunakan informasi akuntansi secara lebih intensif
dibandingkan dengan pemilik atau manajer perusahaan yang berlatar
belakang pendidikan SD, SMP, SMU atau SMK, dan S2. Pendidikan pemilik
atau manajer yang semakin tinggi akan lebih fokus pada target jangka
panjang dan bukan aspek operasional. Pemilik atau manajer perusahaan yang
memimpin perusahaan selama lebih dari 5 tahun mayoritas menggunakan
informasi akuntansi secara lebih intensif dibandingkan pemilik atau manajer
perusahaan yang memimpin perusahaan kurang dari 5 tahun. Pemilik atau
manajer perusahaan yang tidak mendapatkan pelatihan akuntansi mayoritas
menggunakan informasi akuntansi secara lebih intensif dibandingkan pemilik
atau manajer perusahaan yang mendapatkan pelatihan akuntansi. Penelitian
Whetyningtyas (2016) tentang determinan penggunaan informasi akuntansi
pada UMKM dengan variabel independen skala usaha, pelatihan akuntansi
dan ekspektasi kinerja, menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh
terhadap informasi akuntansi. Penelitian Andriyani dan Zuliyati (2015) dalam
penelitiannya tentang faktor pendidikan manajer atau pemilik, skala usaha,
masa memimpin perusahaan, umur perusahaan, dan pelatihan akuntansi
manajer atau pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi,
menunjukkan bahwa Pendidikan terakhir manajer, umur perusahaan dan
pelatihan berpengaruh positif terhadap informasi akuntansi, namun skala
usaha dan masa memimpin perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
informasi akuntansi. Penelitian Wulandari dan Hidayat (2012) yang meneliti
tentang faktor skala usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan manajer,
pelatihan akuntansi, umur perusahaan mempengaruhi penyiapan dan
penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah di kota
Pekanbaru, meyatakan bahwa masa memimpin perusahaan, pendidikan
manajer, pelatihan akuntansi, umur perusahaan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap penggunaan akuntansi, namun skala usaha tidak
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hasil
tersebut berbeda dengan penilitian Sitoresmi (2013) mengenai faktor
pendidikan pemilik, skala usaha, umur perusahaan dan pelatihan akuntansi
berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi, menunjukkan
keempat variabel tersebut berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi
akuntansi.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Andriyani dan
Zuliyati (2015) dengan perbedaan penambahan variabel jenis usaha dan
ekspektasi kinerja sebagai variabel bebas. Penambahan variabel bebas karena
dalam saran (Andriyani dan Zuliyati, 2015) untuk penelitian selanjutnya agar
menambahkan variabel yang mempengaruhi akuntansi. Menurut Holmes dan
Nicholls (1998) jenis usaha termasuk faktor-faktor penggunaan informasi
akuntansi, begitu juga dalam jurnal Meilina dan Dewi (2015) tentang analisis
penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di
Yogyakarta. Jenis usaha merupakan skala kategori yang digunakan untuk
membedakan antara usaha yang satu dengan yang lainnya. Pada penelitian
Holmes dan Nicholls mengelompokkan tujuh jenis usaha dan memperlihatkan
bahwa informasi akuntansi tambahan relatif besar digunakan oleh sektor
industri, dibandingkan dengan sektor lain. Dalam penelitian Bressler (2003),
jenis usaha dibagi dalam 8 kelompok, yaitu perusahaan grosir, perusahaan
manufaktur, penyedia jasa administratif, perusahaan konstruksi, perusahaan
keuangan, perusahaan ritel, perusuhaan jasa kesehatan, dan perusahaan jasa
lainnya. Pada penelitian Meilina dan Dewi (2015), jenis usaha akan
dikategorikan ke dalam 3 kelompok: perusahaan manufaktur, perusahaan
dagang dan perusahaan jasa. Ekpektasi kinerja dapat mempengaruhi
penggunaan informasi akuntansi berdasarkan penelitian Whetyningtyas
(2016) tentang determinan penggunaan informasi akuntansi pada UKM
menunjukkan bahwa ekspektasi kerja berpengaruh signifikan terhadap
informasi akuntansi. Whetyningtyas (2016) berpendapat bahwa semakin
tinggi ekpektasi kinerja seorang pemilik UKM maka akan meningkatkan
penggunaan informasi akuntansi.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui pendidikan manajer atau pemilik berpengaruh terhadap
informasi akuntansi pada UMKM Kabupaten Temanggung
2. Mengetahui skala usaha berpengaruh terhadap informasi akuntansi pada
UMKM Kabupaten Temanggung
3. Mengetahui masa memimpin perusahaan berpengaruh terhadap informasi
akuntansi pada UMKM Kabupaten Temanggung
4. Mengetahui umur perusahaan berpengaruh terhadap informasi akuntansi
pada UMKM Kabupaten Temanggung
5. Mengetahui pelatihan akuntansi manajer atau pemilik berpengaruh
terhadap informasi akuntansi pada UMKM Kabupaten Temanggung
6. Mengetahui jenis usaha berpengaruh terhadap informasi akuntansi pada
UMKM Kabupaten Temanggung
7. Mengetahui ekspektasi kinerja berpengaruh terhadap informasi akuntansi
pada UMKM Kabupaten Temanggung
C. Tujuan Penelitian
1. Menguji dan menganalisis pengaruh pendidikan manajer atau pemilik
terhadap informasi akuntansi pada UMKM Kabupaten Temanggung
2. Menguji dan menganalisis pengaruh skala usaha terhadap informasi
akuntansi pada UMKM Kabupaten Temanggung
3. Menguji dan menganalisis pengaruh masa memimpin perusahaan terhadap
informasi akuntansi pada UMKM Kabupaten Temanggung
4. Menguji dan menganalisis pengaruh umur perusahaan terhadap informasi
akuntansi pada UMKM Kabupaten Temanggung
5. Mengetahui Menguji dan menganalisis pengaruh pelatihan akuntansu
manajer atau pemilik terhadap informasi akuntansi pada UMKM
Kabupaten Temanggung
6. Menguji dan menganalisis pengaruh jenis usaha terhadap informasi
akuntansi pada UMKM Kabupaten Temanggung
7. Menguji dan menganalisis pengaruh ekspektasi kinerja terhadap informasi
akuntansi pada UMKM Kabupaten Temanggung
D. Kontribusi Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan dan
wawasan serta dapat dgunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.
2. Bagi Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan terkait
penggunaan informasi akuntansi dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak-pihak yang ingin mendirikan UMKM, maupun bagi UMKM yang
sedang tumbuh dan berkembang.
E. Tinjauan Pustaka dan Perumusan Hipotesis
1. Telaah Literatur
a. Teori Entitas
Teori entitas ditemukan oleh Paton dan Littleton (1970),
menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan tyang
berdiri sendiri, bertindak atas nama sendiri, dan kedudukannya
terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha lain. Kesatuan usaha
merupakan pusat pertanggungjawaban dan laporan keuangan
merupakan medium pertanggungjawabannya. Perusahaan harus
dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik untuk unit akuntansi.
Anggapan tersebut membuat transaksi-transaksi perusahaan harus
dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik, maka semua pencatatan
dan laporan dibuat untuk perusahaan. teori entitas memandang entitas
sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari mereka yang
menyediakan modal bagi entitas tersebut.
Teori entitas menekankan pada konsep kepengelolaan stewardship
dan pertanggungjawaban accountability, yaitu bisnis peduli dengan
tingkat keberlangsungan usaha dan informasi keuangan usaha bagi
pemilik ekuitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan legal dan
menjaga suatu hubungan baik dengan pemegang ekuitas tersebut
dengan harapan mudah memperoleh data dimasa depan (Belkaoui,
2000).
b. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM)
Sehubungan dengan perkembangan lingkungan perekonomian
yang semakin dinamis dan global, Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1995 tentang Usaha Kecil yang hanya mengatur usaha kecil perlu
diganti agar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia
dapat memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha (UU RI
Nomor 20 Tahun 2008). Selanjutnya menurut Undang-Undang
UMKM Tahun 2008 (UU RI Nomor 20 Tahun 2008) Bab IV Pasal 6
menyebutkan tentang Kriteria dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
adalah sebagai berikut:
1) Kriteria Usaha Mikro adalah memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).
2) Kriteria Usaha Kecil adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak
Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah ) sampai paling
banyak Rp. 2.500.000.000 (dua milyard lima ratus juta rupiah).
3) Kriteria Usaha Menengah adalah memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai paling
banyak Rp. 10.000.000 (sepuluh milyard rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualantahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000 (dua milliar lima
ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp. 50.000.000.000 (lima
puluh milyar rupiah).

c. Informasi Akuntansi
Belkaoui (2010) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai
informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan
dan alternatif-alternatif tindakan. Pengguna informasi akuntansi untuk
perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan
operasional. Akuntansi adalah media komunikasi, oleh karena itu
sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha (business language)
(Soemarso, 1999:5). Akuntansi ditinjau dari sudut kegiatan adalah
proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan
penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Sedangkan akuntansi
ditinjau dari sudut pemakainya adalah sebagai suatu disiplin yang
menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi
(Yusup, 2011:4).
Tujuan akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu
kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu bagi
pihak-pihak dalam perusahaan maupun pihak-pihak di luar perusahaan.
Hasil akuntansi di perlukan untuk (Yusuf, 2011:4) yaitu membuat
perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan
oleh manajemen, dan pertanggungjawaban organisasi kepada para
investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya. Informasi
akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan
kondisi yang ada pada UMKM yang dijadikan obyek dalam penelitian.
d. Pendidikan Terakhir
Kemampuan dan keahlian manajer perusahaan sangat
mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi
(Budhijono dan Kristyowati, 2005). Kemampuan dan keahlian
manajer perusahaan kecil dan menengah ditentukan dari pendidikan
formal yang pernah ditempuh. Manajer perusahaan kecil dan
menengah sangat dominan dalam menjalankan perusahaan. Tingkatan
pendidikan formal manajer perusahaan kecil dan menengah sangat
mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi
keuangan dan manajemen. Tingkatan pendidikan formal yang rendah
(tingkat pendidikan sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah
umum) manajer akan rendah penyiapan dan penggunaan informasi
akuntansi dibandingkan tingkatan pendidikan formal yang tinggi
(perguruan tinggi) manajer. Ini disebabkan materi pengajaran
akuntansi lebih tinggi diberikan diperguruan tinggi dibandingkan
dengan pendidikan yang lebih rendah
e. Skala Usaha
Menurut Nicholls dan Holmes dalam Era Astuti (2007) skala usaha
merupakan ukuran besaran suatu perusahaan. Dalam perusahaan kecil
skala usaha tercermin dari segi jumlah tenaga kerja full time.
Kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya dengan melihat
berapa jumlah karyawan yang dipekerjaan dan berapa besar
pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi.
Jumlah karyawan dapat menunjukkan berapa kapasitas perusahaan
dalam mengoperasionalkan usahanya, semakin besar jumlah karyawan
semakin besar tingkat kompleksitas perusahaan, sehingga informasi
akuntansi sangat dibutuhkan. Jumlah pendapatan atau penjualan yang
dihasilkan perusahaan dapat menunjukkan perputaran asset atau modal
yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga semakin besar pendapatan
atau penjualan yang diperoleh perusahaan semakin besar pula tingkat
kompleksitas perusahaan dalam menggunakan informasi akuntansi.
Skala usaha juga berhubungan positif terhadap tingkat penyediaan
informasi akuntansi. Hal ini dapat dipahami bahwa semakin besar
perusahaan, maka semakin kompleks kebutuhan perusahaan akan
informasi yang dibutuhkan. Tingkat informasi akuntansi yang
disediakan tergantung pada skala usaha, apabila skala usaha
meningkat, maka proporsi perusahaan dalam penyediaan informasi
akuntansi juga meningkat. Pengukuran skala usaha dalam penelitian
ini dengan menggunakan angka 0 untuk perusahaan yang memiliki
tenaga kerja 1 sampai 19 orang dan angka 1 untuk perusahaan yang
memiliki tenaga kerja lebih dari 20 orang.
f. Masa Memimpin Pesusahaan
Manajemen mempunyai keinginan untuk mengambil keputusan
secara tepat dan cepat untuk pemecahan masalah yang dihadapinya.
Kebutuhan informasi akuntansi yang digunakan manajemen akan
terasa apabila manajer membutuhkan informasi lebih banyak.
Informasi yang diperoleh dari dalam maupun luar perusahaan
dipengaruhi oleh masa memimpin perusahaan (Era Astuti;2007).
Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemimpin perusahaan
akan banyak memperoleh pengalaman dari berbagai pihak baik dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan, dan akan bertambah
seiring dengan masa jabatannya. Pengelolaan perusahaan oleh
manajer dipengaruhi oleh gaya manajemen yang berbeda-beda, juga
dipengaruhi oleh tingkat persaingan usaha dalam industri itu maupun
keadaan ekonomi dimana perusahaan berada, serta kompleksitas
usaha perusahaan.
g. Umur Perusahaan
Umur perusahaan adalah lamanya perusahaan beroperasi. Semakin
lama perusahaan beroperasi, maka kebutuhan informasi semakin
kompleks. Hal ini disebabkan tuntutan dari perkembangan yang
dialami oleh perusahaan. Umur perusahaan adalah usia atau lamanya
perusahaan tersebut beroperasi. Variabel ini diukur didasarkan pada
lamanya perusahaan berdiri (dalam tahun) sejak awal pendirian
perusahaan sampai dengan penelitian ini dilakukan.
Umur menentukan cara berpikir, bertinda dan berperilaku
perusahaan dalam melakukan operasionalnya. Begitu pula dengan
perusahaan kecil dan menengah, apabila pimpinan/manajer
menginginkan perubahan atau peningkatan, maka harus mempunyai
pola pikir yang luas. Untuk itu langkah yang perlu diambil adalah
dengan perlu adanya penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi,
hal itu agar tidak terjadi kelemahan dalam praktek akuntansi.
Penelitian ini mengukur variabel umur perusahaan berdasarkan waktu
(dalam tahun) sejak pendirian perusahaan sampai dengan penelitian
ini dilakukan. Era Astuti (2007) memperlihatkan bahwa penyediaan
informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha. Juga menunjukkan
semakin muda usia perusahaan terdapat kecenderungan untuk
menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif untuk membuat
keputusan dibandingkan dengan perusahaan yang lebih tua umurnya.
h. Pelatihan Akuntansi
Era Astuti (2007) mengatakan pelatihan akan menghasilkan
peningkatan professional yang lebih jauh dalam manajemen. Pelatihan
berhubungan positif terhadap penyediaan informasi akuntansi untuk
membuat keputusan dalam perusahaan kecil. Manajemen yang dipakai
dalam kursus pelatihan cenderung menghasilkan lebih banyak
informasi akuntansi statutory, anggaran dan tambahan dibandingkan
dengan mereka yang kurang pelatihan. Pelatihan seputar akuntansi
sangat menentukan seberapa baik kemampuan seorang manajer
terhadap penguasaan teknis akuntansi. Semakin sering seorang
manajer mengikuti pelatihan akuntansi, maka semakin baik
kemampuan manajer tersebut dalam menggunakan informasi
akuntansi.
i. Jenis Usaha
Menurut Holmes dan Nicholls (1988), jenis usaha mempunyai efek
terhadap persiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Dengan
demikian, hal ini memperlihatkan bahwa sektor usaha mempengaruhi
jumlah informasi yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan.
Fitriyah (2006) mengelompokkan tujuh jenis usaha dan
memperlihatkan bahwa informasi akuntansi tambahan relatif besar
digunakan oleh sektor industri, dibandingkan dengan sektor lain.
Dalam penelitian Bressler (2003), jenis usaha dibagi dalam 8
kelompok, yaitu perusahaan grosir, perusahaan manufaktur, penyedia
jasa administratif, perusahaan konstruksi, perusahaan keuangan,
perusahaan ritel, perusuhaan jasa kesehatan, dan perusahaan jasa
lainnya. Pada peneli tian ini, jenis usaha akan dikategorikan ke dalam
3 (tiga) kelompok: perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan
perusahaan jasa.
Sektor industri suatu perusahaan akan memberikan variasi
informasi akuntansi yang perlu disiapkan dan digunakan
dibandingkan dengan suatu perusahaan dalam sektor industri yang
berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan Nicholls (1988)
di Australia memperlihatkan bahwa kelompok atau sektor industri
mempengaruhi jumlah informasi akuntansi yang disiapkan dan
digunakan perkecil (Solovida, 2010).
j. Ekspektasi kinerja
Kinerja perusahaan merupakan suatu hasil yang ditunjukkan oleh
perusahaan yang bersangkutan mengenai prestasi atau kemunduran
yang dicapai perusahaan. Pengertian Kinerja dalam organisasi
merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan
kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu
sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah
merosot sehingga perusahaan atau instansi menghadapi krisis yang
serius. Kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan
mengabaikan tanda-tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Menurut Prawirosentono (1999) kinerja seorang pegawai akan baik,
jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk
bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan
masa depan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain sebagai
berikut:

1. Efektivitas dan Efisiensi.


Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh
mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-
akibat yang tidak dicari kegiatan mempunyai nilai yang penting
dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidak puasan
walaupun efektif dinamakan tidak efisien. Sebaliknya bila akibat
yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut
efisien
2. Otoritas (wewenang)
Arti otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau
perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki (diterima)
oleh seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk
melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya
(sumbangan tenaganya). Perintah tersebut menyatakan apa yang
boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi
tersebut.
3. Disiplin
Disiplin Kegiatan karyawan yang bersangkutandalam
menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia kerja.
4. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya dan kreativitas dalam
bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan
tujuan organisasi. Jadi, inisiatif adalah daya dorong kemajuan yang
bertujuan untuk mempengaruhi kinerja organisasi.
2. Penelitian Terdahulu
Tabel 1: Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Hasil Penelitian


1 Meiliana dan Jenis Usaha Perusahaan manufaktur,
Dewi (2015) Skala Usaha perusahaan dagang,
Umur Perusahaan perusahaan yang berumur
Pendidikan Pemilik
lebih dari 20 tahun, pemilik
atau Manajer
atau manajer yang berlatar
Masa Memimpin
Pelatihan Akuntansi belakang diploma atau S1,
pemilik atau manajer
yanang memimpin
perusahaan lebih dari lima
tahun menggunakan
informasi akuntansi secara
intensif, sedangkan pemiik
atau manajer yang tidak
mendapat pelatihan
akuntansi secara lebih
intensif dibandingkan
pemilik atau manajer
perusahaan yang
mendapatkan pelatihan
akuntansi. Hal ini
disebabkan karena
pengetahuan akuntansi
kemungkinan bukan hanya
didapatkan dari pelatihan
akuntansi yang diikuti saja,
namun dapat pula didapat
dari pendidikan yang
ditempuh, pengalaman
operasional
perusahaan, maupun
pengalaman pemilik atau
manajer.
2 Aprilia Skala usaha Skala usaha, pelatihan
Whetyningtyas Pelatihan akuntansi akuntansi dan ekspektasi
(2016) Ekspektasi kinerja kinerja berpengaruh
terhadap informasi
akuntansi.
3 Nita Andriyani Pendidikan manajer Pendidikan terakhir
adn Zuliyati atau pemilik manajer, umur perusahaan,
(2015) Skala usaha dan pelatihan akuntansi
Masa memimpin berpengaruh positif
perusahaan terhadap informasi
Umur Perusahaan
akuntansi.
Pelatihan
Skala usaha dan masa
Akuntansu manajer
memimpin perusahaan
atau pemilik
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
informasi akuntansi
4 Linear Diah Pendidikan Pemilik Pendidikan pemilik, skala
Sitoresmi Skala Usaha usaha, umur perusahaan,
(2013) Umur Perusahaan pelatihan akuntansi
Pelatihan Akuntansi
berpengaruh positif
terhadap penggunaan
informasi akuntansi
5 Chelsy Skala Usaha Skala usaha, masa
Wulandari dan Masa memimpin memimpin perusahaan,
Sina Hidayat perusahaan pendidikan manajer,
(2012) Pendidikan Manajer pelatihan akuntansi dan
Pelatihan Akuntansi
umur perusahaan secara
Umur Perusahaan
simultan berpengaruh
signifikan terhadap
penyiapan dan penggunaan
informasi akuntansi pada
perusahaan kecil dan
menengah di Kota
Pekanbaru.

3. Perumusan Hipotesis
a. Pengaruh skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM.
Era Astuti (2007) skala usaha merupakan ukuran besaran suatu
perusahaan. Dalam perusahaan kecil skala usaha tercermin dari segi
jumlah tenaga kerja full time. Kemampuan perusahaan dalam
mengelola usahanya dengan melihat berapa jumlah karyawan yang
dipekerjaan dan berapa besar pendapatan yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode akuntansi. Jumlah tenaga kerja full time 1 sampai
dengan 19 orang dikategorikan 0 sebagai perusahaan skala kecil dan
2099 orang dikategorikan sebagai 1 sebagai perusahaan skala
menengah. Pada riset sebelumnya variabel skala usaha berpengaruh
tidak signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Berdasarkan argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut:
H1: Skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
b. Pengaruh pendidikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM.
Samuj (2007) menyatakan bahwa tingkatan pendidikan formal
pemilik atau manajer usaha kecil dan menengah sangat mempengaruhi
penggunaan informasi akuntansi keuangan dan manajemen. Tingkat
pendidikan formal yang rendah (SD sampai dengan SMP), maka
pemilik atau manajer akan rendah dalam penggunaan informasi
akuntansi dibandingkan dengan tingkat pendidikan formal yang tinggi
(perguruan tinggi). Pendidikan formal yang dimaksud adalah
pendidikan yang diperoleh di bangku sekolah formal antara lain
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan yang sederajat, Diploma, Sarjana (S1) dan
Pascasarjana (S2). Pengukuran pendidikan pemilik menggunakan
skala ordinal dengan pemberian kode 1 untuk SD, kode 2 untuk SMP,
kode 3 untuk SMA, kode 4 untuk Diploma, kode 5 untuk S1 dan kode
6 untuk S2. Pada riset sebelumnya variabel pendidikan manajer atau
pemilik berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi
akuntansi. Berdasarkan argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut:
H2:Pendidikan berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
c. Pengaruh pelatihan akuntansi terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UMKM.
Pelatihan akuntansi yang dimaksud adalah pelatihan akuntansi
yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan luar sekolah
maupun lembaga pendidikan tinggi, balai pelatihan departemen atau
dinas tertentu. Pelatihan akuntansi yang pernah diikuti akan diukur
berdasarkan frekuensi pelatihan akuntansi yang pernah diikuti
(Handayani, 2011). Pada riset sebelumnya variabel pelatihan
akuntansi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi
akuntansi. Berdasarkan argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut:
H3: Pelatihan akuntansi berpengaruh positif terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
d. Pengaruh umur perusahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi
pada UMKM.
Umur perusahaan adalah usia atau lamanya perusahaan beroperasi.
Studi ini menyatakan bahwa semakin muda usia usaha, maka terdapat
kecenderungan untuk menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif
dengan tujuan membuat keputusan dibandingkan dengan usaha yang
usianya lebih tua. Variabel ini diukur berdasarkan lamanya usaha
berdiri (dalam tahun) yang dihitung sejak awal pendirian usaha hingga
penelitian ini dilakukan Handayani (2011). Pada riset sebelumnya
variabel umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan argumen tersebut, maka
hipotesis yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:
H4:Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
e. Pengaruh masa memimpin perusahaan terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemimpin perusahaan
akan banyak memperoleh pengalaman dari berbagai pihak, baik dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan, dan akan bertambah
seiring dengan masa jabatannya. Masa memimpin perusahaan
merupakan masa pemimpin memperoleh pembelajaran bagaimana ia
dapat mengelola perusahaan Astuti (2007). Menurut Solovida (2010),
pengalaman manajer dalam mengelola perusahaan juga dapat
dipengaruhi oleh tingkat persaingan usaha dalam industri itu maupun
keadaaan ekonomi dimana perusahaan itu berada. Pada riset
sebelumnya variabel masa memimpin perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan
argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah
sebagai berikut:
H5: Masa memimpin perusahaan berpengaruh positif terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
f. Pengaruh jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM.
Fitriyah (2006), jenis usaha mempunyai efek terhadap persiapan
dan penggunaan informasi akuntansi. Dengan demikian, hal ini
memperlihatkan bahwa sektor usaha mempengaruhi jumlah informasi
yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Pada riset
sebelumnya variabel jenis usaha, perusahaan dagang lebih
menggunakan SIA yang lebih intensif dibanding perusahaan jasa.
Perusahaan menengah mayoritas menggunakan informasi akuntansi
secara lebih intensif dibandingkan perusahaan kecil. Berdasarkan
uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah:
H6: jenis usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
g. Pengaruh jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM.
Pramudita (2010) mendefinisikan ekspektasi kinerja (performance
expec-tancy) sebagai tingkat dimana seorang individu meyakini
bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam
meningkatkan kinerjanya. Konstruk ekspektasi kinerja merupakan
prediktor yang kuat dari penggunaan informasi akuntansi dalam aturan
sukarela maupun wajib. Hasil penelitian Rosita (2013), menyatakan
bahwa harapan kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM di kabupaten
Karanganyar. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan
adalah:
H7: ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.

4. Model Penelitian

Skala Usaha
Pendidikan H1
H2
Pelatihan Akuntansi
H3
Penggunaan Informasi
Umur Perusahaan H4 Akuntansi
H5
Masa memimpin
perusahaan H6

Jenis Usaha H7
Gambar 1: Model Penelitian

Ekspeki Kinerja
F. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sempel
Populasi adalah objek atau subjek yang ada di lingkungan dan
memiiki karakteristik yang diteliti keseluruhan objek yang
karakteristiknya hendak diduga (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini
populasi yang digunakan adalah UMKM yang ada di Kabupaten
Temanggung. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah usaha mikro kecil dan menengah yang ada di
Kabupaten Temanggung. Adapun kriterianya:
a. UMKM yang menggunakan SIA, baik terkomputerisasi maupun
manual dan terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Temanggung. .
b. UMKM yang masih aktif beroperasi.
c. Manajer atau pemilik perusahaan yang masih aktif menjabat.

2. Metode Pengambilan Sempel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling, yaitu mengambil sampel dari populasi berdasar suatu kriteria
tertentu. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Kuesioner diberikan kepada manajer atau pemilik usaha mikro
kecil dan menengah di Kabupaten Temanggung. Alasan mengambil
sampel UMKM di Temanggung karena peneliti ingin mengetahui
perkembangan UMKM di Kabupaten Temanggung dan menanmbah
wawasan.
3. Variabel dan Pengukuran Variabel
Sugiyono (2012) mendefinisikan variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas terdiri dari skala
usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan, pelatihan akuntansi,
umur perusahaan, dan ekspektasi kinerja. Variabel tidak bebas (Sugiyono,
2012) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel tidak bebas atau terikat adalah
penggunaan informasi akuntansi.
Variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini
adalah:
a. Skala usaha (X1)
Skala usaha merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola
usahanya dengan melihat berapa jumlah tenaga kerja full time 1
sampai dengan 19 orang akan dikategorikan sebagai perusahaan kecil
dan 20 sampai dengan 99 ora dikategorikan sebagai perusahaan
berskala menengah Handayani (2011). Variabel ini diukur berdasarkan
instrumen yang digunakan oleh Rudiantoro dan Silvia (2011) dengan
mengukur variabel dengan skala interval dan dikategorikan:
1. Kurang dari 4 orang
2. 5-19 orang
3. 20-99 orang
4. Lebih dari 100 orang.
b. Pendidikan (X2)
Kemampuan dan keahlian pemilik atau manajer perusahaan
sangat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi. Kemampuan
dan keahlian yang dimiliki ditentukan dari tingkatan pendidikan
formal yang ditempuh (Astuti, 2007). Variabel ini diukur berdasarkan
instrumen yang digunakan oleh Rudiantoro dan Silvia (2011).
Pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan yang diperoleh
dibangku sekolah formal antara lain Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU)atau
sederaja, Diploma (DIII), Sarjana (S1) dan Pascasarjana (S2).
c. Pelatihan Akuntansi (X3)
Pelatihan akuntansi yang dimaksud adalah pelatihan akuntansi
yang digunakan oleh suatu lembaga pendidikan luar sekolah maupun
lembaga pendidikan tinggi, balai pelatihan departemen atau dinas
tertentu. Variabel ini diikur berdasarkan instrumen yang digunakan
oleh Rudiantoro dan Silvia (2011) dengan memberikan pertanyaan
yang berhubungan dengan pelatihan akuntansi dengan memberikan
nilai 1 untuk jawaban yang menjawab iya dan 0 untuk jawaban yang
menjawab tidak.
d. Umur Perusahaan (X4)
Jumlah tahun yang dihitung dari awal pendirian perusahaan
sampai sekarang. Variabel ini diukur berdasarkan instrumen yang
digunakan oleh Rudiantoro dan Silvia (2011). Penelitian ini mengukur
variabel umur usaha berdasarkan tahun sejak pendirian sampai dengan
sekarang.
e. Masa Memimpin Perusahaan (X5)
Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemimpin perusahaan
akan banyak memperoleh pengalaman dari berbagai pihak baik dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan, dan akan bertambah
seiring dengan masa jabatannya. Variabel ini diukur berdasarkan
instrumen yang digunakan oleh Rudiantoro dan Silvia (2011). Masa
jabatan pemimpin perusahaan diukur mulai dari manajemen tersebut
menerima tanggungjawab sebagai pemilik atau manajer perusahaan
samapai penelitian ini dilakukan.
f. Jenis Usaha (X6)
Penggunaan informasi akuntansi yang dilihat dari aspek jenis
usaha adalah sebagai berikut:
1. Usaha Manufaktur
2. Usaha Dagang
3. Usaha Jasa

Jenis usaha mempunyai efek terhadap persiapan dan penggunaan


informasi akuntansi. Sehingga hal ini memperlihatkan bahwa sektor
usaha mempengaruhi jumlah informasi akuntansi yang dibutuhkan
dalam operasional perusahaan (Nahar dan Widiastusti, 2014).
Pengukuran jenis usaha bersifat kategorikal sesuai dengan jenis usaha
perusahaan yang diteliti. Penggolongan perusahaan sesuai dengan data
yang diperoleh dari data UMKM yang terdaftar pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dan diukur dengan skala nominal.

g. Ekspektasi Kinerja (X7)


Ekspektasi kinerja dalam penelitian ini merupakan keyakinan
seorang pengusaha bahwa dengan menggunakan informasi akuntansi
akan dapat meningkatkan kinerja usahanya. Adapun indikator dari
ekspektasi kinerja dalam penelitian ini menurut Agustine (2009).
Ekspektasi Kinerja diukur mulai dari peningkatan, ketepatan waktu,
kualitas serta manfaat dengan adanya penggunaan informasi
akuntansi.
h. Penggunaan Informasi Akuntansi (Y1)
Penggunaan informasi akuntansi merupakan informasi yang yang
digunakan kepada perusahaan yang diwajibkan oleh undang-undang
atau peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia yang disediakan oleh
setiap perusahaan (Handayani, 2011). Variabel ini diukur berdasarkan
instrumen yang digunakan oleh Rudiantoro dan Silvia (2011).
Pengukuran setiap dimensi variabel informasi akuntansi dilakukan
dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan
penggunaan informasi akuntansi dengan memberikan nilai 1 untuk
setiap jawaban yang menjawab iya dan 0 untuk jawaban yang
menjawab tidak.

Pengukuran variabel menggunakan skala Likert. Menurut


Sugiyono (2012) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.Kriteria pemberian skor untuk alternatif jawaban untuk
setiap item sebagai berikut:

a. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS),


b. Skor 4 untuk jawaban setuju (S),
c. Skor 3 untuk jawaban netral (N),
d. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), dan
e. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS).
G. Alat Analisis Data
1. Statistik Diskriptif
Menurut Sugiyono (2013), statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
2. Pengujian Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mempu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antara
skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai
tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut
dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2009).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal
jika jawaban seseorang dalam kuesioner konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Suatu kuesioner dikatakan relaibel atau handal jika
memberikan nilai cronbach alpha di atas 0,6 (Ghozali, 2009).
3. Analisis Regresi Berganda
Menurut Sugiyono (2012) mendefinisikan analisis regresi linier
berganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila
dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor manipulasi (dinaik
turunkan nilainya).
Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
berganda. Adapun persaaan regresinya dapat dirumuskan sebagai berikut:
PIA = = + 1 SU + 2 P + 3 PA + 4 UP + 5 MP + 6 JU+ 7 EK + e

Keterangan:

PIA = Penggunaan Informasi akuntansi

SU = Skala Usaha

P = Pendidikan

PA = Pelatihan Akuntansi

UP = Umur Perusahaan

MP = Masa Memimpin Perusahaan

JU = Jenis Usaha

EK = Ekspektasi Kinerja

= Konstanta

1,2,3,4, 5,6 7 = Koefisien Regresi Variabel

e = Erreor Term

4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi adalah uji yang digunakan untuk
mengetahui besaran dalam persen pengaruh variabel independen
secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Nilai adjusted R
square meruapakan dasar nilai determinasi dikarenakan penelitian
yang ada meruapakan hasil dari regresi berganda.
b. Uji f
Uji F merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu
variabel dependen (skala metrik) dengan satu atau lebih variabel
independen (skala non-metrik atau kategorikal dengan kategori lebih
dari dua (Ghozali, 2013). Uji F digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh simultan variabel-variabel independen terhadap
variabel dependen
c. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu


variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Uji t digunakan untuk mengukur signifikansi
pengaruh pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan
nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan t tabel (nilai
kritis) sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan.

Daftar Pustaka

Andriani, Nita dan Zuliyati. 20015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Penggunaan Informasi Akunyansi (Studi Pada Umkm Tenun Ikat Troso
Jepara). Prosiding Seminar Nasional Kebangkitan Teknologi. Kudus:
Universitas Muria.

Agustine, Fitria. 2009. Pengaruh Ekspektasi Kinerja, Ekspektasi Usaha, Faktor


Sosial Dan Kepuasan Pemakai Terhadap Penggunaan Sistem Informasi
Berbasis Komputer Pada Perusahaan Penerbitan Di Surakarta. Skripsi.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Astuti, Era. 2007. Pengaruh Karakteristik Internal Perusahaan Terhadap


Penyiapan dan Penggunaaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil dan
Menengah di Kabupaten Kudus. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Belkaoui, Riahi Ahmed. 2010. Teori Akuntansi Buku 1.Salemba Empat: Jakarta.
Bressler, L. A., (2003), Adoption of Modern Accounting Practice By
Entrepreneurs, Conference Papers.
Budhijono, Fongnawati dan Kristyowati. 2005. Sistem Informasi Akuntansi Pada
Usaha Kecil. Jurnal Akuntabilitas : jurnal ilmiah akuntansi. Volume 5, No.
1: 27-36.
Fitriyah, Hadiah. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
PenggunaanInformasi Akuntansi Pada Usaha Menengah Kabupaten
Sidoharjo. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

_____________.2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Holmes, S., and Nicholls, D., 1988, An Analysis of The Use of Accounting
Information by Australian Small Business, Journal of Small Business
Management, 26 (20), 57-68.

Meiliana, Koes dan Fenyta Dewi. 2015. Analisis Penggunaan Sistem Informasi
Akuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Yogyakarta. MODUS
Vol.27. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.

Murniati. 2012. Analisis yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan


Informasi Akuntansi pada Pengusaha kecil dan Menengah di Jawa Tengah.
Universitas Diponegoro: Semarang.

Pramudita, Gema. 2012. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar dan
Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2008-2010. Skripsi. Universitas Diponegoro,
Semarang.

Rachman, Windy Atmawardani dan Sularto, Lana. 2011. Analisis Dan Desain
Sistem Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah. Jurnal
Proceeding PESAT-Vol. 4, Oktober 2011, ISSN 1858-2559. Depok:
Universitas Gunadarma.

Rudiantoro, Rizki dan Sylvia Veronika Siregar. 2012. Kualitas Laporan Keuangan
Umkm Serta Prospek Implementasi Sak Etap. Jurnal Akunatnsi dan
Keuangan Indonesia , Vol 9 No 1, Juni 2012. Jakarta. Universitas
Indonesia.

Sari, Ria Nita dan Setyawan , Aris Budi. 2014. Persepsi Pemilik Dan Pengetahuan
Akuntansi Pelakuusaha Kecil Dan Menengah Atas Penggunaan Informasi
Akuntansi. Jurnal. Jakarta:Unversitas Gunadarma.

Sitoresmi, Linear Diah. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan


Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah (Studi Pada Kub
Sido Rukun Semarang). Jurnal of accounting. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Seftianne dan Handayani. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur


Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol.13, No. 1, April 2011, Hlm. 39-56.

Solovida, G. T., (2010), Faktor faktor yang Mempengaruhi Penyiapan dan


Penggunaan Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kecil dan Menengah di
Jawa Tengah, Jurnal Prestasi, Vol. 6 No. 1 Juni 2010.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

________.2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Soemarso SR, A,. 1999. Akuntansi Suatu Pengantar. Rineka Cipta: Jakarta.
Wahyudi, Muhamad.2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah
(UMKM) Di Yogyakarta. ArtikelTesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Warsono, Sony dkk, 2009, Corporate Governance Concept and Model,


Yogyakarta: Center Of Good Corporate Governance.
Whetyningtyas, Aprilia. 2016. Determinan Penggunaan Informasi Akuntansi Pada
Usaha Kecil Menengah (UMKM). Media Ekonomi dan Manajemen.
Kudus. Universitas Murai.

Whitmore, John. 1997. Coaching Performance. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja SDM.
Refika Aditama. Bandung.

Wulandari, Chelsy dan Hidayat, Dina. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Penyiapan Dan Penggunaan Informasi Akuntansi Pada
Perusahaan Kecil Dan Menengah Di Kota Pekanbaru. Jurnal Ekonomi,
Manajemen dan Akuntansi-Vol 19 No 2. Riau: Universitas Islam Riau.

Yuliani, Nur Laila dan Susanto, Barkah. 2015. Prospek Implementasi Sak Etap
Berbasis Kualitas Laporan Keuangan Umkm. Jurnal Ekonomi. Magelang:
Universitas Muhammadiyah Magelang.

Yusup, AI.Haryono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1.STIE YKPN:


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai