Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kinerja UKM secara khusus merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu

yang dapat mengukur keberhasilan suatu usaha dalam menghasilkan laba

(Sucipto,2003). Hal ini membuat kinerja menjadi suatu hal yang sangat penting

yang harus dicapai, untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola dan

mengalokasikan sumber daya yang dimiliki (Kusumadewi, 2017). UKM yang

memiliki kinerja yang baik dapat membuat UKM itu sendiri bisa bersaing dengan

perusahaan atau usaha yang lebih besar.

Menurut Sanistasya, dkk (2019) kinerja pada usaha kecil di Indonesia masih

cenderung rendah sehingga membuat Usaha Kecil Mikro (UKM) tidak bisa

berkembang dan bersaing. Kondisi seperti ini inilah yang membuat Usaha Kecil

Mikro (UKM) menjadi tidak stabil dan kurang bisanya berkembang dengan baik.

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Aribawa (2016) yang menyatakan

bahwa perkembangan kinerja jangka panjang UKM masih cenderung stagnan dan

tidak terarah. Meskipun jumlah UKM semakin meningkat namun belum diimbangi

dengan peningkatan kualitas UKM tersebut.

Secara umum, UKM sering mengalami keterlambatan, hal ini dikarenakan

berbagai masalah konvensional yang tidak terselesaikan secara tuntas, seperti

masalah kapasitas SDM, kepemilikan, pembiayaan, pemasaran dan berbagai


masalah lain yang berkaitan dengan pengelolaan usaha, sehingga UKM sulit

bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar (Abor & Quartey, 2010).

Berdasarkan penelitian Purwaningsih & Kusuma (2015) rendahnya suatu kinerja

juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah,

kondisi sosial ekonomi dan budaya, peranan lembaga terkait memberi pengaruh

yang signifikan pada kondisi faktor internal yang terdiri dari aspek sumber daya

manusia, keuangan, teknis produksi, dan pemasaran.

Hasil penelitian dari Munisu (2010) menemukan bahwa faktor-faktor

eksternal yang terdiri atas aspek kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan

ekonomi, dan aspek peranan lembaga terkait mempunyai pengaruh yang signifikan

dan positif terhadap faktor internal dengan kontribusi sebesar 0,254 atau 25,4%.

Faktor-faktor internal yang terdiri atas aspek sumber daya manusia, aspek

keuangan, aspek teknik produksi/operasional, dan aspek pasar dan pemasaran

mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja usaha mikro dan

kecil dengan kontribusi sebesar 0,792 atau 79,2%.

Barbara (2000) mengatakan bahwa permasalahan bidang manajemen dalam

pemasaran, keuangan, teknologi sangat berpengaruh terhadap pengembangan

kinerja UKM. Salah satu rendahnya kinerja UKM dapat dipengaruhi oleh

pengetahuan pelaku usaha terhadap pengetahuan keuangan sehingga pengetahuan

keuangan yang rendah dapat membuat pengelolaan keuangan usaha tidak dapat

berkembang dengan baik (Aribawa, 2016). Kurangnya pemahaman mengenai dasar

2
keuangan yang baik dapat memberikan keputusan keuangan di masa depan yang

kurang baik pula dan pengelolaan keuangan yang rendah akan mengakibatkan

pelaku usaha tidak bisa menentukan sejauh mana kinerja dari UKM itu sendiri.

Masih adanya pelaku usaha yang tidak terbiasa melakukan penyusun

laporan keuangan dalam usahanya guna melakukan pencarian dana atau

mengevaluasi kinerja usaha itu sendiri dapat disebabkan oleh tingkat literasi

keuangan yang rendah sehingga membuat kinerja UKM itu sendiri menjadi rendah.

Kurangnya literasi keuangan dapat menyebabkan seseorang lebih cenderung

memiliki masalah dengan hutang, terlibat dengan biaya kredit yang tinggi dan kecil

kemungkinannya untuk bisa merencanakan keuangan dimasa depan (Suryani, dkk

2017). Sebagian besar pelaku usaha masih kurang memperhatikan prosedur atau

tata cara pengolaan keuangan serta masih jarangnya para pelaku usaha melakukan

investasi yang akan menghambat kinerja UKM itu sendiri untuk berkembang

dengan baik. Pernyataan tersebut didukung oleh Bonita & Setiawina (2018) yang

menyatakan beberapa permasalahan yang dihadapi UKM saat ini yaitu sebagian

besar pelaku tidak banyak mengetahui dan kurang pahamnya dalam mengelola

keuangan.

Literasi keuangan sendiri dapat diartikan sebagai suatu keterampilan dan

pengetahuan yang memungkinkan seorang individu tersebut dalam mengambil

keputusan yang efektif dengan semua sumber daya keuangan mereka (Manarung,

2009). Literasi keuangan ini sendiri berkaitan dengan kemampuan individu dalam

3
mengelola dan melakukan perencanaan serta keputusannya terhadap keuangan

yang dimililiki. Ketidakpahaman akan pentingnya literasi keuangan dapat

mengakibatkan kurangnya akses ke lembaga keuangan sehingga mudah

terpengaruhi oleh penjual produk keuangan, hal tersebut tentunya dapat

menghambat dalam pembangunan ekonomi Negara (Suryani & Ramadhan, 2017).

Xu & Zia (2012) mendefinisikan literasi keuangan mencakup konsep yang

dimulai dari kesadaran dan pemahaman tentang produk-produk keuangan, lembaga

keuangan, dan konsep mengenai keterampilan keuangan. Banyak pengusaha kecil

dan menengah mengalami kesulitan dalam usahannya tidak hanya dalam

pengetahuan keuangan tetapi juga mengalami kesulitan yang dianggap paling

serius yaitu keterbatasan pelaku usaha dengan akses ke perbankan atau layanan

keuangan. Muhadjir, dkk (2015) mengatakan faktor dari usaha kecil lebih sering

menggunakan modal sendiri, keluarga, kerabat, bahkan rentenir dalam

menjalankan usaha karena rendahnya atau sulitnya akses usaha kecil ke lembaga

keuangan, dan tingkat suku bunga pada perbankan.

Lembaga keuangan seperti bank maupun non bank berperan sangat penting

bagi pelaku usaha maupun masyarakat lainnya untuk mendukung setiap

perkeonomian masyarakat. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 (2016)

Keuangan Inklusif, adalah sebuah kondisi dimana setiap anggota masyarakat

mempunyai akses terhadap berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas,

tepat waktu, lancar, dan aman dengan biaya terjangkau sesuai dengan kebutuhan

4
dan kemampuan masing-masing. Kurangnya akses layanan keuangan dan

pemahaman keuangan akan memnyulitkan para pelaku usaha mengakses produk

keuangan, sehingga pemberian kredit pada UKM kurang optimal dalam

pembiayaan usaha sehingga juga akan berdampak pula pada kinerja UKM.

Beberapa peneliti menyatakan bahwa, literasi keuangan berpengaruh positif

terhadap kinerja suatu usaha, Namun Eke & Raath (2013) menemukan bahwa

literasi keuangan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM. Kusumadewi

(2017) menyatakan financial literacy tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja UKM. Pada iklusi keuangan beberapa peneliti menyatakan bahwa inklusi

keuangan sangat berpengaruh positif. Menurut Ratnawati (2016) boleh jadi

penyebab rendahnya tingkat literasi keuangan di Indonesia antara lain dipicu

kurang imbangnya tingkat pertumbuhan industri jasa keuangan dan kesadaran

masyarakat terhadap produk keuangan. Suatu pemahaman literasi keuangan dan

inklusi keuangan saling berkaitan untuk kelangsungan usaha karena literasi

keuangan memfasilitasi penggunaan produk secara efektif.

Maka peneliti melakukan penelitian mengenai literasi keuangan dan inklusi

keuangan apakah berpengaruh terhadap kinerja Usaha Kecil Mikro (UKM). Subjek

penelitian ini adalah para pelaku Usaha Kecil Mikro (UKM) di Kabupaten

Pasuruan. Letaknya yang strategis yakni berada diantar tiga titik yakni Surabaya,

Malang serta arah menuju Banyuwangi dan Bali sehingga menjadikan mata rantai

5
jalur ekonomi utama Jawa Timur. Usaha Kecil Mikro (UKM) dipilih karena usaha

yang paling banyak dijumpai di Indonesia dengan berbagai jenis bidang usaha.

Kabupaten Pasuruan memiliki 24 kecamatan yang tersebar dengan jumlah

keseluruhan UKM sebanyak 6398 pada tahun 2018 (Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro Kabupaten Pasuruan). Bedasarkan data kecamatan bangil memiliki jumlah

Usaha Kecil Mikro sebanyak 364, Usaha Kecil Mikro di Kecamatan Bangil

merupakan kawasan sentra industri kecil unggulan di Kabupaten Pasuruan serta

cukup potensial. Aktivitas tersebut diperkirakan mampu menghasilkan produk-

produk yang mampu menjadi produk unggulan Kabupaten Pasuruan seperti

kerajinan bordir. Posisi yang cukup strategis memungkinkan memiliki potensi

ekonomi yang cukup besar dan sangat berpeluang berkembang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dapat

diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana literasi keuangan pengusaha UKM di Kabupaten Pasuruan ?

2. Bagaimana inklusi keuangan pengusaha UKM di Kabupaten Pasuruan ?

3. Bagaimana Kinerja UKM di Kabupaten Pasuruan ?

4. Apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap kinerja Usaha Kecil Mikro

(UKM) di Kabupaten Pasuruan ?

6
5. Apakah inklusi keuangan berpengaruh terhadap kinerja Usaha Kecil Mikro

(UKM) di Kabupaten Pasuruan ?

6. Apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap inklusi keuangan?

7. Apakah inklusi keuangan dapat memediasi pengaruh literasi keuangan terhadap

kinerja UKM ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka

tujuan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan tingkat literasi keungan para pengusaha UKM di

Kabupaten Pasuruan

2. Untuk mendeskripsikan inklusi keuangan para pengusaha UKM di Kabupaten

Pasuruan. dengan seberapa besar pengusaha memanfaatkan produk-produk

keuangan

3. Untuk mendeskripsikan kinerja usaha para pelaku UKM di Kabupaten

Pasuruan.

4. Untuk menguji pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja (Usaha Kecil

Mikro) UKM yang ada di Kabupaten Pasuruan.

5. Untuk menguji pengaruh inklusi keuangan terhadap kinerja (Usaha Kecil

Mikro) UKM di Kabupaten Pasuruan.

6. Untuk menguji pengaruh literasi keuanga terhadap inklusi keuangan

7
7. Untuk menguji inklusi keuangan dapat memediasi pengaruh literasi keuangan

terhadap kinerja UKM

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Praktis

Memberikan sarana untuk pemgembangan usaha menjadi lebih baik

dalam penerapa keuangan dan pengelolaan keuangan sehingga dapat menjadi

rujukan bagi pelaku usaha dalam menentukan strategi yang tepat dalam

usahanya guna meningkatkan usahanya.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharpkan dapat memberikan kontribusi ilmiah

kepada kajian ilmu manajemen keuangan terutama pada literasi keuangan dan

inklusi keuangan terhadap kinerja UKM

Anda mungkin juga menyukai