Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan pelaku usaha

yang masih mendominasi dan menjadi pondasi kokoh penopang perekonomian

Indonesia. Saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998 di Indonesia yang

membuat usaha-usaha besar tumbang tetapi UMKM masih tetap bisa bertahan.

Hal ini karena UMKM mengandalkan perputaran dana dengan modal yang

relatif kecil sehingga lebih lincah dalam membuat inovasi dan kreasi baru

dalam usaha. UMKM di era saat ini sangat banyak dan hampir ada di seluruh

daerah di Indonesia. Selain memiliki sifat usaha yang fleksibel dalam

menghadapi bahaya, UMKM juga mampu beradaptasi dengan pasar yang

terjadi.

Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) menjadi suatu hal

yang sangat penting untuk meningkatkan usaha dan daya saing bisnisnya.

Ketika UMKM memiliki kinerja yang bagus, maka UMKM akan bisa bersaing

dengan perusahaan yang lebih besar. Didukung penelitian yang di lakukan

Patrick (2015), bahwa kinerja umumnya digunakan sebagai indikator

mengukur kesehatan perusahaan selama periode tertentu. Kinerja yang baik

akan meningkatkan usahanya lebih baik lagi.

Secara umum, kinerja UMKM sering mengalami keterlambatan,

dikarenakan berbagai permasalahan yang tidak terselesaikan, seperti masalah

SDM yang kurang mampu, pembiayaan, pemasaran, persaingan yang ketat,

teknologi yang kurang baik dan masalah di bidang keuangan. Oleh karena itu,

diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja UMKM. Salah satu caranya

1
2

yaitu memperkaya pengetahuan pemilik UMKM terhadap pengetahuan

keuangan sehingga pengelolaan keuangan usaha dapat berkembang dengan

baik (Aribawa, 2016).

Kinerja UMKM dipengaruhi beberapa faktor untuk meningkatkan kinerja

usahanya, secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Hal ini didukung oleh penelitian

Purwaningsih dan Kusuma (2015), bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi

kinerja UMKM yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Aspek yang berasal

dari faktor internal meliputi apek SDM, aspek keuangan, aspek teknis produksi

dan operasi, aspek pasar dan pemasaran, dan faktor eksternal meliputi aspek

kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, dan aspek peranan

lembaga terkait dapat memberi pengaruh yang cukup besar pada peningkatan

kinerja UMKM.

Berdasarkan survey yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

(2016), bahwa pemahaman literasi keuangan terhadap pengusaha di Indonesia

hanya 27,7 %. OJK menyebut bahwa pelaku usaha yang ada di Indonesia

memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah.

Table 1.1 Indeks Literasi Keuangan Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2016

Sumber : Website Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2016

Rendahnya kemapuan pelaku UMKM dalam mengelola keuangan

usahanya, karena pengetahuan mengenai literasi keuangan yang rendah sangat


3

berpengaruh terhadap kinerja usahanya, sehingga mengakibatkan seorang

individu kurang baik dalam mengelola keuangan dan pengambilan keputusan

keuangan yang kurang tepat. Didukung oleh penelitian Lusardi dan Tufano

(2009), bahwa literasi keuangan dapat membantu pelaku usaha sebagai agen

ekonomi untuk mendapatkan pengetahuan dan kemampuan keuangan secara

layak dalam penyusunan strategi keuangan bisnisnya serta dapat meningkatkan

kinerja usaha dengan baik.

Literasi keuangan merupakan salah satu bagian yang penting untuk

meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih baik. Pemilik UMKM yang

memiliki pengetahuan dan pengelolaan keuangan yang baik dapat digunakan

untuk mengambil keputusan keuangan saat ini dan masa depan agar lebih

sejahtera di masa yang akan datang. Tingkat literasi keuangan pemilik usaha

dapat diketahui dari pengetahuan umum tentang perbankan dan pengetahuan

bunga tabungan dan pinjaman. Pengetahuan yang dimiliki pemilik usaha

tentang perbankan, bunga tabungan dan pinjaman dari bank, pengelolaan

keuangan terhadap usahanya akan terjamin karena pelaku usaha bisa

memanfaatkan perbankan dengan baik untuk usaha yang dimiliknya (Rahayu,

2017).

Literasi keuangan dapat mempengaruhi cara berfikir seseorang terhadap

kondisi keuangan perusahaan serta mempengaruhi pengambilan keputusan

keuangan yang strategis, dan pemilik usaha dapat melakukan pengelolaan

keuangan dengan baik. Kemampuan dalam mengelola keuangan yang baik

sangat diperlukan oleh pemilik usaha untuk meningkatkan kinerja usaha.

Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Aribawa (2016), bahwa


4

literasi keuangan sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja usaha agar

usaha yang di kelola bisa berkembang dengan baik.

Semakin tinggi tingkat pemahaman literasi keuangan pemilik usaha maka

mempengaruhi kinerja UMKM tersebut. Pemahaman literasi keuangan yang

baik maka pengusaha mampu untuk meningkatkan pengelolaan kinerja

usahannya dengan baik dan pemilik usaha juga dapat menggunakan

kemampuan pemahaman literasi keuangannya untuk pengambilan keputusan

yang tepat untuk usahanya. Pengambilan keputusan kuangan yang baik dan

strategis maka keberhasilan untuk mencapai tujuan keberlanjutan usaha juga

akan ikut membaik (Rahayu, 2017).

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) saat ini yaitu hampir keseluruhan pelaku atau pemilik

usaha UMKM banyak yang tidak mengetahui dan kurang memahami tentang

mengelola keuangan yang baik (Bonita dkk 2018). Banyak pemilik UMKM

yang kurang memperhatikan dengan baik tata cara mengelola keuangan usaha

mereka dan jarang melakukan investasi, tabungan dan mengasuransikan tempat

usahanya. Pemilik UMKM sebagian besar juga sering menggabungkan antara

uang usaha dengan uang pribadi, sehingga berdampak kurang baik bagi kinerja

usahanya. Rendahnya pengetahuan literasi keuangan menyebabkan para pelaku

UMKM mengalami kesulitan akses ke lembaga keuangan yang bisa

menyulitkan dalam upaya pencarian modal usaha.

Berdasarkan uraian diatas mengenai kendala atau permasalahan pada

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) salah satunya terkait dengan

pengetahuan mengenai aspek keuangan, sesuai dengan fenomena yang ada


5

pada UMKM di Kota Malang, dimana pelaku UMKM memiliki permasalahan

salah satunya dalam bidang keuangan. Berdasarkan survei yang dilakukan OJK

pada tahun 2016 bahwa indeks literasi keuangan di Kota Malang masih rendah

yaitu 33,9%.

Hal ini menjadikan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap UMKM

yang berada di Kota Malang yang berkaitan dengan literasi keuangan terhadap

kinerja usaha khususnya di Kecamatan Suku Kota Malang karena memiliki

jumlah UMKM paling banyak di antara kecamatan-kecamatan yang berada di

Kota Malang. UMKM Kecamatan Sukun dipilih karena UMKM di Kecamtan

ini merupakan UMKM yang potensial, mampu berinovasi menjadi salah satu

UMKM yang terbaik dibandingkan kecamatan lain yang ada di Kota Malang

serta menjadi salah satu UKM yang mewakili sebagai branding UMKM di

tingkat Kota Malang.

Kota Malang memiliki jumlah UMKM yang cukup besar, disetiap

tahunnya jumlah UMKM di Kota Malang selalu bertambah. Total keseluruhan

UMKM di Kota Malah pada tahun 2018 berjumlah 101.776 unit. Berikut

jumlah UMKM yang ada di Kota Malang:

Table 1.2 Jumlah UMKM Kota Malang 2018


No Jenis Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.
UMKM Kedungkan Sukun Klojen Blimbing Lowokwaru
dang
1 Usaha 19.045 unit 20.251 17.034 19.414 19.469 Unit
Mikro unit unit unit
2 Usaha 676 unit 864 unit 695 unit 774 unit 731 unit
Kecil
3 Usaha 242 unit 236 unit 222 unit 208 unit 211 unit
Menengah
Jumlah 19.963 21.351 19.655 20.396 20.411 unit
unit unit unit unit
Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Malang 2018
6

Berdasarkan uraian diatas mengenai permasalahan pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) yaitu terkait dengan literasi keuangan. Hal ini

menjadikan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap UMKM yang berada

di Kota Malang dengan memgambil judul tentang “Pengaruh Literasi

Keuangan Terhadap Kinerja UMKM di Kota Malang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dapat menyusun

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana literasi keuangan pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

di Kecamatan Sukun Kota Malang ?

2. Bagaimana kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kecamatan Sukun

Kota Malang?

3. Apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap kinerja Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) di Kecamatan Sukun Kota Malang ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan literasi keuangan pengusaha Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) di Kecamatan Sukun Kota Malang.

2. Untuk mendeskripsikan kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di

Kecamatan Sukun Kota Malang.

3. Untuk menguji pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) di Kecamatan Sukun Kota Malang.


7

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis

Memberikan sarana pengembangan usahanya untuk lebih baik dalam

penerapan mengelola keuangan, serta memberikan pengetahuan bagi pelaku

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam pengambilan keputusan

keuangan untuk meningkatkan kinerja usahanya.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah

kepada kajian ilmu manajemen keuangan terutama pada literasi keuangan

terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Anda mungkin juga menyukai