NUR CAHYA
2020
PROSES COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENERAPAN
Skripsi
Nur Cahya
Kepada
2020
ii
PERSETUJUAN
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si
iii
PENERIMAAN TIM
Telah diterima oleh TIM penguji skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
TIM PENILAI
Ketua Sekertaris
Penguji :
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau
melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.
Yang menyatakan
Nur Cahya
v
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
v
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan
sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua saya, ibunda Hj. Andi Ukka dan
ayahanda H. Dangkang atas segala kasih sayang, cinta, pengorbanan serta do’a
yang tulus dan ikhlas yang senantiasa beliau panjatkan kepada Allah SWT sehingga
menjadi pelita terang dan semangat yang luar biasa bagi penulis dalam menggapai
cita-cita, serta seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberi semangat dan
dukungan disertai segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas. Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
kepada yang terhormat, ibu Hj. Fatmawati, M.Si selaku pembimbing I dan Rudi
Hardi, S.Sos., M.Si, selaku pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu
dan tenaganya dalam membimbing dan memberikan petunjuk yang begitu berharga
vi
Penulis juga tak lupa ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E, M.M selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
3. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S. IP., M. Si selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan
yang selama ini turut membantu dalam kelengkapan berkas hal-hal yang
4. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Pemerintahan yang telah menyumbangkan ilmunya
seluruh staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
5. Pihak Kantor PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat yang
Dillah, Elma, Kiki, Fatma, Fahrun, Iramalita, Asti dan teman-teman kelas ku
Sehubungan akhir tulisan ini penulis memohon maaf kepada semua pihak
atas segala kekurangan dan kehilafan, disadari maupun yang tidak disadari.Demi
vii
kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan
Nur Cahya
DAFTAR ISI
viii
Halaman Judul
....................................................................................................................................
ii
Halaman Persetujuan
....................................................................................................................................
iii
Halaman Penerimaan Tim
....................................................................................................................................
iv
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah
....................................................................................................................................
v
Abstrak
....................................................................................................................................
vi
Kata Pengantar
....................................................................................................................................
vii
Daftar Isi
....................................................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
............................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
............................................................................................................
5
C. Tujuan Penelitian
............................................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian
............................................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Collaborative Governance ....................................................
7
ix
B. Uang Elektronik (Unik)
............................................................................................................
23
C. Penelitian terdahulu
............................................................................................................
26
D. Kerangka Pikir
............................................................................................................
28
E. Fokus Penelitian
............................................................................................................
29
F. Deskripsi Fokus Penelitian
............................................................................................................
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
............................................................................................................
31
B. Jenis Dan Tipe Penelitian
............................................................................................................
31
C. Sumber Data
............................................................................................................
32
D. Informan Penelitian
............................................................................................................
32
E. Teknik Pengumpulan Data
............................................................................................................
33
F. Teknik Analisis Data
............................................................................................................
33
G. Keabsahan Data
............................................................................................................
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................
38
x
B. ProsesCollaborative Governance Dalam Penerapan Uang
Elektronik (Unik) Di Jalan Tol Kota Makassar ................................
48
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat ProsesCollaborative
Governance Dalam Penerapan Uang Elektronik (Unik) Di Jalan Tol
Kota Makassar
............................................................................................................
61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................................................................................
66
B. Saran
............................................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
70
LAMPIRAN-LAMIPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perubahan pada seluruh aspek kehidupan serta perilaku masyarakat dalam hal
pembayaran yang terjadi kemudian tidak terlepas dari semakin besarnya volume
jumlah kendaraan yang melewati jalan tol tanpa susah payah membayar kewajiban
membayar jalan tol secara manual. Beberapa diantara sistem yang diciptakan dalam
dan masih banyak lagi sistem yang diciptakan sebagai dampak dari kemajuan
bertransaksi secara non tunai. Dalam hal ini digencarkan dalam berbagai kebijakan,
salah satunya aturan 100% non tunai pada transaksi di gerbang tol dengan harapan
1
2
dapat mengurangi beban penggunaan uang tunai serta demi meningkatkan efisiensi
tidak perlu repot untuk mencari uang, karena para pengendara cukup menempelkan
kartu pada mesin elektronik yang telah disediakan kemudian kendaraan dapat
melaju melewati gerbang tol, hanya membutuhkan waktu kurang dalam waktu 4
detik, lebih cepat dibandingkan bila membayar secara tunai. Fitur e-Toll card secara
lengkap antara lain; saldo tersimpan pada chip kartu sehingga pada saat transaksi
tidak dibutuhkan PIN atau tanda tangan, dapat diisi ulang, minimum saldo Rp.
10.000 (sepuluh ribu rupiah), maksimal saldo kartu Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah)
sesuai ketentuan Bank Indonesia. Saldo yang mengendap pada kartu tidak diberikan
bunga.
Elektronik card ini, maka berbagai kendala serta permasalahan yang timbul pada
sekitar 600 meter, sebelum loket pembayaran dari arah Bandara Internasional
Sultan Hasanuddin. Banyak pengendara tidak mau memakai dan membeli uang
elektronik. Fenomena ini terjadi sejak otoritas pengelola Jalan Tol Sesi Empat,
3
Salah satu keluhan pengguna adalah pengguna kesulitan jika jumlah saldo
pembayaran sedang dilakukan, maka disini akan terjadi masalah, konsumen akan
menggunakan jalan tol termasuk penumpukan di gerbang tol / pintu tol karena
proses pembayaran yang harus dilakukan oleh setiap kendaraan yang ingin masuk
halnya PT. Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat telah menjadi
mitra swasta yang strategis bagi pemerintah dalam mendorong perekonomian, dan
memberikan bantuan finansial. Terkait dengan realisasi transaksi tol non tunai,
PT.BMN bersama PT. Jalan Tol Seksi Empat, mengembangkan layanan transaksi
pembayaran UNIK untuk dijalan tol melalui peluncuran Uang Elektronik (UNIK)
yang bekerja sama dengan perbankan sebagai penerbit e-money yang dikeluarkan
oleh Bank Mandiri, Flazz yang di keluarkan oleh Bank BCA,lalu ada BRIZZI dari
Di antara hal yang telah dilakukan pemerintah adalah penetapan insentif pajak
untuk perbankan yang mendukung program kartu UNIK. Hal penting dari hasil riset
mengemukakan bahwa peran dari negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam
kebijakan publik akan sangat menentukan arah perubahan dari suatu kebijakan.
mampu membawa dampak yang positif bukan hanya bagi penyelenggaraan proses
kebijakan, melainkan lebih jauh dari itu demi mencapai kesejahteraan rakyat yang
lebih luas lagi. Dengan demikian, diasumsikan bahwa kerjasama seluruh pihak
belakang diatas, maka saya merasa tertarik untuk mengangkat judul “Proses
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari rumusan masalah yang akan dijadikan inti pembahasan
Makassar
D. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
Makassar.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Collaborative Governance
terlebih dahulu pengertian governance sebab istilah governance menjadi dasar dari
istilah government dan governance, di mana kedua istilah tersebut hampir sama
merupakan hubungan saling menguntungkan antara dua atau lebih aktor atau
2003:5)
Dengan demikian, institusi dari governance meliputi tiga domain yaitu state
(negara atau pemerintah), private sector (sektor swasta atau dunia usaha) dan
7
8
menjadi salah satu aktor dan tidak selalu menjadi aktor paling menentukan.
lingkungan yang mampu memfasilitasi pihak lain di komunitas dan sektor swasta
Governance merupakan salah satu tipe governance dimana aktor publik dan privat
bekerja secara bersama dengan cara khusus, menggunakan proses tertentu, untuk
pada kolaborasi sukarela dan hubungan horisontal antara partisipan multi sektoral,
karena tuntutan dari klien sering melampaui kapasitas dan peran organisasi publik
tunggal, dan membutuhkan interaksi di antara berbagai organisasi yang terkait dan
collaborative governance tidak hanya berbatas pada stakeholders yang terdiri dari
pemerintah dan bukan pemerintah tetapi juga terbentuk atas adanya multipartner
governance yang meliputi berbagai sektor baik sector privat maupun swasta,
masyarakat dan komunitas sipil dan terbangun atas sinergi peran stakeholder dan
sosial.
kebijakan publik yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan satu organisasi atau
publik sendiri. Pendapat lain dari Donahue & Zeckhauser (2011:305) yang
dianggap sebagai suatu bentuk hubungan kerja sama antara pemerintah sebagai
maupun NGOs yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah bersama yang tidak
bisa diselesaikan oleh satu institusi pemerintah saja. Sedangkan menurut Sudarmo
isu semakin meluas keluar batas-batas normal, kapasitas diluar pemerintah daerah
atau kota dan pemerintah pusat umumnya semakin meningkat, dan inisiatif spontan
dalam menyelesaikan masalah besar yang tidak mungkin bisa diselesaikan oleh satu
pihak saja, akan tetapi memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, sehingga
bersama.
yang dibutuhkan dalam praktik pemerintahan sekarang ini. Ada berbagai alasan
tiba karena hal tersebut ada disebabkan oleh inisiatif dari berbagai pihak yang
sebagai respon kegagalan implementasi dan tingginya biaya dan dan politisasi
Lebih lanjut Ansell dan Grash dalam uraian Junaidi (2015:10) menyatakan
diciptakan secara sadar karena alasan-alasan dan pentingnya konsep ini dilakukan
b. Konflik antar kelompok kepentingan yang bersifat laten dan sulit diredam
menghambat keputusan
solusi untuk buruknya suatu implementasi program atau kegiatan yang dilakukan
oleh satu lembaga saja, karena keterbatasan lembaga tersebut, selain itu kolaborasi
juga dianggap sebagai solusi untuk mengatasi tingginya biaya dari suatu program
atau kegiatan.
proses collaboration dari negosiasi, komitmen dan pelaksanaan yang dinaungi oleh
yang akan terlibat di dalam collaboration dan setelah terjadi negosiasi makaakan
muncul komitmen dari masing-masing aktor atas apa yangakan dilakukan di dalam
1. Kondisi awal
yaitu para stakeholders memiliki kepentingan dan visi bersama yang ingin dicapai,
2. Desain Kelembagaan
Kelembagaan berkaitan dengan tata cara dan peraturan dasar dalam kolaborasi
3. Kepemimpinan
Konflik yang tinggi dan kepercayaan rendah memiliki insentif untuk berpartisipasi
4. Proses Kolaboratif
kolaboratif diawali dengan dialog tatap muka yang berkaitan dengan kepercayaan
yang baik, setelah melakukan dialog tatap muka dengan baik maka akan terbangun
proses kolaborasi, setelah komitmen para stakeholders tinggi akan terjadi suatu
15
yang jelas. Setelah para stakeholders memiliki kesamaan dan kesepahaman, maka
Governance
dalam kerjasama
f. Planning tahapan yang sangat penting di dalam menentukan visi, misi, tujuan,
publik dan manajemen yang melibatkan masyarakat secara konstruktif dalam batas-
swasta dan masyarakat sipil untuk melaksanakan kepentingan umum yang tidak
bisa dicapai tanpa pelibatan pihak swasta dan masyarakat (Emerson, Nabatchi &
dalam aspek pengelolaan suatu urusan publik. Meskipun proses kolaboratif sulit
untuk dilaksanakan karena karakter dari tiap stakeholder yang berbeda satu dengan
Governancesebagai berikut:
b. Trust building
17
negoisasi antar stakeholder, namun lebih dari itu merupakan upaya untuk saling
perlu dilakukan sesegera mungkin ketika proses kolaborasi pertama dilakukan. Hal
ini diupayakan agar para stakeholder tidak mengalami egosentrisme antar institusi.
c. Commitment to process
jawab dari stakeholder supaya memandang relasi yang dilakukan sebagai hal yang
d. Share Understanding
Pada poin yang sama dalam proses kolaborasi, stakeholder yang terlibat
harus saling berbagi pemahaman mengenai apa yang dapat mereka capai melalui
sebagai misi bersama, tujuan bersama, obketivitas umum, visi bersama, ideologi
yang sama, dan lain-lain. saling berbagi pemahaman dapat berimplikasi terhadat
e. Intermediate outcomes
Hasil lanjutan dari proses kolaborasi terwujud dalam bentuk output atau
keluaran yang nyata. Hal ini merupakan hasil proses yang kritis dan esensial dalam
kolaborasi. Intermediate outcomes ini muncul apabila tujuan yang mungkin dan
memberikan keuntungan dari kolaborasi yang mana secara relatif konkrit dan ketika
Teori proses kolaborasi dari Emerson, Nabatchi, & Balogh (2011: 1-29),
a. Dinamika kolaborasi
tahapan linier yang terjadi dari waktu ke waktu dimulai dari pendefinisian masalah
menuju setting agenda hingga implementasi. Berlawanan dengan Ansell dan Gash
(2008) serta Thomson dan Perry (2006), Emerson (2013) melihat dinamika proses
kolaborasi sebagai siklus interaksi yang oriteratif. Emerson fokus pada tiga
motivation) dan kapasitas untuk melakukan tindakan bersama (capacity for joint
action).
dalam kolaborasi. Beberapa hal seperti dialog tatap muka, atau melalui perantara
teknologi adalah cara untuk menggerakan prinsip bersama. Di dalam komponen ini
yang terlibat. Oleh karna itu, penyatuan prinsip merupakan inti dari hal ini
memepengaruhi seberapa baik prinsip bersama berjalan. Langkah awal kritis adalah
2. Motivasi bersama
yang kadang disebut sebagai modal social.komponen ini diinsiasi oleh penggerakan
prinsip bersama yang merupakan hasil jangka menengah. Namun menurut Huxham
dan Vangen dalam Emerson, Nabatchi, & Balogh (2011) motivasi bersama juga
penguatan diri yang terdiri dari empat elemen saling menguntungkan diantaranya :
bersama yang tidak dapat dicapai secara individu atau oleh satu aktor saja. Hal ini
kapasitas diri dan orang lain dalam mencapai tujuan bersama. Dengan demikian,
CGR harus menghasilkan kapasitas baru bagi masing-masing aktor untuk bertindak
bersama yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Seringkali beberapa aktor
perbedaan dan ketimpangan kekuatan. Oleh karena itu, definisi dari kapasitas atau
efektif, karena adanya kapasitas yang memadai dari aktor (Emerson, Nabatchi dan
Balogh, 2012).
prinsip bersama yang memastikan tindakan dan dampak kolaborasi yang lebih
efektif.
didalamnya terdapat berbagai elemen. Dinamika yang ada berbentuk siklus, dimana
dan tidak dipungkiri bahwa elemen tersebut dapat mempengaruhi elemn lintas
komponen.
b. Tindakan-tindakan kolaborasi
tercapainya tujuan jika hanya satu kelompok atau organisasi yang bertindak sendiri
perumusan tujuan yang jelas (Donahue, 2004). Hal ini dikarenakan akan sulit
melakukan tindakan kolaborasi jika tujuan yang ingin dicapai dari kolaborasi itu
dampak sementara yang mengarah kembali pada dinamika kolaborasi, dan dampak
jangka panjang.
memiliki tujuan sangat luas seperti penentuan langkah strategis dalam isu/bidang
kebijkan. Namun banyak pula tindakan kolaborasi yang memiliki tujuan sempit
ada yang dapat dilakukan secara sekaligus oleh seluruh stakeholders ada pula yang
hanya bisa dilakukan oleh stakeholder tertentu sesuai dengan kapasitas masing-
masing stakeholder.
yang tidak diharapkan, serta tidak terduga.Dampak yang diharapkan adalah “small-
wins” yaitu hasil-hasil positif yang terus memberlangsungkan semangat para actor,
23
pelaksanaan kolaborasi. Dampak tidak terduga juga dapat muncul secara langsung
baik adalah yang sekiranya dapat dilakukan oleh seluruh aktor kolaborasi, artinya
kebutuhan utama untuk dirubah di dalam kolaborasi, sehingga dari hal tersebut
pembayaran tol secara elektronik yang berupa kartu elektronik digunakan untuk
Pengguna uang elektronik hanya perlu menempelkan kartu untuk membayar uang
tol dalam waktu 4 detik, lebih cepat dibandingkan bila membayar secara tunai yang
(moralhazard) karena petugas tol tidak menerima pembayaran secara langsung dan
terutama jumlah kendaraan yang semakin lama semakin menumpuk akibat sistem
tunai di gerbang tol yang akan menyebabkan kemacetan dan kepadatan gerbang tol
pemberian uang kembalian yang kurang, lalu adanya uang palsu, dengan
meningkatnya kendaraan yang akan keluar, tentu saja penjaga tol harus dengan
sigap dan cepat dalam melaksanakan tugasnya yaitu menerima uang dari pengguna
tol. Jika uangnya bukanlah uang pas, tentu saja penjaga harus mengembalikannya
value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang (monetary value) 4 disimpan secara
a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit
b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip
25
c. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan
perbankan..
a. Untuk memberikan pelayanan kepada pengguna jalan tol yang efektif, efisien,
d. Upaya mengatasi kemacetan di gerbang tol akibat tingginya volume lalu lintas
kendaraan.
a. Saldo tersimpan pada chip kartu sehingga pada saat transaksi tidak
C. Penelitian Terdahulu
penelitian tersebut antara lain, Pertama, hasil penelitian Sururi (2018) dengan judul
bahwa terdapat 3 (tiga) isu yang menjadi prioritas dan strategis yang harus
wisata cagar budaya Banten Lama yaitu dimensi struktural birokrasi, sosialisasi
revitalisasi dan relokasi pedagang kaki lima yang tergabung dalam Paguyuban
Negara mengelola SDH secara adil dan berkelanjutan. Kedua, pengelolaan SDH
yang lebih mendorong industri besar tetapi meminggirkan masyarakat. Ketiga, tata
27
perdagangan kayu illegal dan alih fungsi lahan hutan secara massif.
D. Kerangka Pikir
masalah publik sangat sulit ditangani oleh satu instansi pemerintah saja, maka
sangat diperlukan adanya kolaborasi agar masalah publik tersebut dapat teratasi
proses kolaborasi menjadi penting untuk diperhatikan sebagai strategi dalam aspek
pengelolaan suatu urusan publik. Menurut Ansell & Gash (2007) ada beberapa
teori yang telah diuraikan, maka skema kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada
Faktor Pendukung :
Faktor Penghambat :
1. OtoritasPemerint
ah Adanya 1. Keterbatasan
Teori Ansell & Gash (2007)
Permen Penyedia Kartu
16/PRT/M/2017 Indikator Proses
Collaborative Governance : 2. Kurangnya
Tentang
Pemahaman
Transaksi Tol 1. Kondisi Awal
Maysrakat
Non Tunai Di
2. Desain Kelembagaan Mengenai
Jalan Tol
3. Kepemimpinan UNIK
2. Adanya
Teknologi Mesin 4. Proses Kolaboratif 3. Adanya antrian
Gerbang Tol digardu isi
Otomatis dan ulang UNIK
Kartu UNIK
E. Fokus Penelitian
dalam penerapan Uang Elektronik di Jalan Tol Kota Makassar, dengan indikator
1. Kondisi awal
dipengaruhi oleh beberapa fenomena dari PT.Bosowa Marga Nusantara (BMN) dan
Perbankan memiliki kepentingan dan visi bersama yang ingin dicapai, Saling
2. Kepemimpinan
aturan dasar yang jelas, memfasilitasi dialog antar PT.Bosowa Marga Nusantara
3. Desain Kelembagaan
Desain Kelembagaan berkaitan dengan tata cara dan peraturan dasar dalam
Uang Elektronik (UNIK) di Jalan Tol Kota Makassar sesuai dengan prosedural.
4. Proses Kolaboratif
Proses kolaboratif diawali dengan dialog tatap muka antara PT.Bosowa Marga
Nusantara (BMN) dan Perbankan yang berkaitan dengan kepercayaan yang baik,
30
maka akan terbangun suatu kepercayaan yang nantinya akan berpengaruh terhadap
Nusantara (BMN) dan Perbankan akan terjadi suatu pemahaman bersama dalam
maksimal.
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama 2 (dua) bulan terhitung
PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat tepatnya di Kota
1. Jenis penelitian
perilaku dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan. Salah satu ciri
2. Tipe penelitian
Makassar.
31
32
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari narasumber atau
wawancara langsung untuk mendapatkan hasil atau data yang valid dari
secara komprehensif.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang sudah tersedia, yang
diperoleh dari catatan pihak lain. Data sekunder merupakan pelengkap bagi
D. Informan Penelitian
mengetahui masalah yang diteliti. Informan yang dimaksud adalah Kepala Gerbang
Total Informan 5
E. TeknikPengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dalam hal ini adalah pengamatan secara langsung terhadap objek
(UNIK) di Jalan Tol Kota Makassar, sehingga dapat diuraikan dalam bentuk
2. Wawancara
mendalam yang ada pada objek penelitian, sehingga peneliti lebih mudah
3. Dokumentasi
(dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa), dan
dokumen sekunder (jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya
Metode analisis data yang digunakan adalah model interaktif dari Miles dan
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
mencari bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori dan yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam
35
3. Conclusion Drawing/Verification
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
G. Keabsahan Data
adalah memberchek, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Untuk menguji kredibilitas suatu penelitian kualitatif dapat dilakukan
1. Triangulasi
36
berupa pengujian kebenaran serta akurasi data harus dengan berbagai cara. Hal ini
diteliti.
Analisis kasus yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kasus yang
sebenarnya dalam jangka waktu tertentu apabila pada waktu itu tidak di
temukan lagi data yang lain atau data yang bertentangan maka data yang
37
diperoleh dianggap benar dan di jadikan sebagai referensi dari berbagai media
atau penelitian.
Hal ini dilakukan dengan cara memperlihatkan bukti berupa gambar ataupun
suara rekaman antara peneliti dan informan penelitian sehingga ada yang bukti
kelapangan atau lokasi penelitian untuk melakukan penelitian dan data yang
atau opini.
4. Mengadakan membercheck
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data
yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya telah valid,
sehingga semakin kredibel dan dapat dipercaya, tetapi apabila data yang
pemberi data maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan
1959 Nomor 74 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822.
Makassar.
Kota Makassar yang pada tanggal 31 Agustus 1971 berubah nama menjadi
Ujung Pandang, wilayahnya dimekarkan dari 21 km2 menjadi 175,77 km2 dengan
mengadopsi sebagian wilayah kabupaten lain yaitu Gowa, Maros, dan Pangkajene
Maros dan Pangkajene dan Kepulauan, lingkup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
38
39
Ujung Pandang menjadi Kota Makassar, hal ini atas keinginan masyarakat yang
didukung DPRD Tk. II Ujung Pandang saat itu, serta masukan dari kalangan
Tahun 2013 Kota Makassar telah berusia 406 tahun sesuai Peraturan Daerah Nomor
1 Tahun 2000 yang menetapkan hari jadi Kota Makassar tanggal 9 Nopember 1607,
terus berbenah diri menjadi sebuah Kota Dunia yang berperan tidak hanya sebagai
pusat perdagangan dan jasa tetapi juga sebagai pusat kegiatan industri, pusat
pendidikan dan kesehatan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat,
lainnya, Kota 50 Makassar tercatat memiliki 153 kelurahan, 996 RW dan 4.964 RT
(BPS, 2017). Untuk pembagian administratif, Kota Makassar dengan luas wilayah
dan 27,43% luas keseluruhan Kota Makassar. Wilayah terkecil adalah Kecamatan
Kepulauan Sangkarrang dengan 1,54 km2 dan 0,88% luas keseluruhan Kota
Makassar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 8 berikut.Rincian luas
40
ketinggian bervariasi antara 1-22 meter di atas permukaan laut (BPS, 2017). Daerah
pesisir di sebelah timur yang cenderung datar antara 1-4 meter di 51 atas permukaan
laut, sedangkan pada sebelah utara dan barat wilayah cenderung variatif antara 1-
ditandai dengan hari hujan dan curah hujan relatif tinggi, dan dipengaruhi oleh
Gambar.4.1
Peta Administrasi Kota Makassar
41
di Pantai Barat pulau Sulawesi berada dalam titik koordinat 119° 18’ 30,18" sampai
dengan 119°32'31,03" BT dan 5°00' 30,18" sampai dengan 5°14’ 6,49" LS. Sesuai
Terdapat tiga ruas jalan tol yang ada di Makassar hingga saat ini, yaitu: 1.
Jalan TolReformasi atau Tol Ujung Pandang seksi 1 dan seksi 2; 2. Jalan Tol Ir.
ruas Tol yang ada diMakassar maka hanya akan dibagi menjadi dua nama yaitu Tol
Reformasi dan Tol Ir. Sutami. Jalan Tol Reformasi dibangun pada era Orde Baru
dan beroperasi pada tahun1998 dengan masa konsesi selama 49 tahun (1994 sampai
2043) dengan panjang jalan 6.05 Km. Jalan TolIr. Sutami dibangun pada era
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beroperasi pada tahun 2008 dengan masa
konsesi selama 35 tahun (2006 sampai 2041) dengan panjang jalan11,6 Km.
Kemudian dalam esai ini akan lebih membahas terkait Jalan Tol Ir. Sutami
karena merupakan Jalan Tol yang paling baru yang ada di Makassar hingga saat ini
aksesibilitas serta ketersediaan prasarana Jalan Tol akan tetap terkait dengan Jalan
Makassar adalah dibangunnya Jalan Tol Sektor IV sepanjang ±11 Km oleh pihak
swasta. Jalan Tol ini sangat penting dalam hal menghubungkan antara Kota
timur Indonesia atau Center Point of Indonesia (CPI) yang pada tahun 2010 kala itu
44
aksesibilitas Tol Sektor IV ini sebagai penghubung antara Pelabuhan Makassar dan
Bandara Makassar.
Empat
infrastuktur jalan yang lebih baik, dan kemudahan akses ke distribusi barang dan
jalan dengan memperoleh rute jalan tol strategis dan potensial yang baru. Selain itu,
Perusahaan juga akan terlibat dalam kegiatan operasional dalam layanan tol yang
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan teknologi modern untuk
Makassasr, memperluas jalur jalan tol BSD, hingga membangun Jembatan Tallo II
di Makassar.
MUN adalah perusahaan induk dari 2 anak perusahaan, 1 perusahaan asosiasi, dan
1 anak perusahaan tidak langsung dalam manajemen jalan tol, yaitu PT BSD, PT
BMN, PT JTSE dan PT JLB MUN bekerja sama dengan Capital Advisor Partners
Asia Pte Ltd (Cap Asia), swasta perusahaan investasi yang berspesialisasi dalam
sektor investasi di Asia Tenggara. Dengan kerjasama ini, Cap Asia melalui CIIF
45
Infrastructure Holdings Sdn Bhd (Sebelumnya dikenal sebagai Robust Success Sdn
Bhd). Kerjasama dengan Cap Asia akan memperkuat modal MUN. diharapkan
langsung dari Makassar ( kota terbesar di Indonesia Timur ) ke pelabuhan. Jalan tol
Jalan AP Pettarani (Flyover Urip Sumoharjo). Jalan tol BMN juga terhubung ke
jalan tol JTSE (Jalan Tol Seksi Empat) ditengah jalan.Operasi komersialnya
dimulai pada 1998.Sepanjang 2015, Volume lalu lintas harian rata-rata adalah
PT Jalan Tol Seksi Empat (JTSE) jalan tol JTSE menyediakan akses
langsung dari Makassar (kota terbesar di Indosnesia Timur) ke bandara. Jalan tol
Volume lalu lintas harian rata-rata selama 2015 adalah 42.423 kendaraan.Angka ini
Visi dan misi PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat :
46
DIREKTUR
UTAMA
STAF
OPERATIONAL
SUPERVISOR EXCELLENCE
SEKRETARIS OPERATIONAL STAF QSHE
EXCELLENCE&
QSHE
STAF
DOCUMENT
CONTROLLER
DIREKTUR TEKNIK
DAN OPERASIONAL
ASSISTANT MANAJER
OPERATIONAL &
BUSSINESS SERVICES
KEPALA
GERBANG TOL
Sumber : PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat 2019
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang
satu dari 36 kantor cabang BRI yang berada di dalam jaringan Kantor Wilayah BRI
Makassar. BRI Makassar Ahmad Yani menempati gedung yang megah, terletak di
jl.Ahmad Yani no 8 Makassar yang diresmikan pada tanggal 20 Februari 1990 oleh
menteri keuangan (menkeu) JB. Dengan lokasi bisnis perbankan yang cukup
strategis serta didukung 17 BRI Unit yang tersebar di seluruh wilayah Makassar
menjadikan BRI Makassar A.Yani sebagai lembaga keuangan bank yang selalu siap
kepedulian BRI dalam peran sertanya secara aktif guna memacu pembangunan di
sumber daya manusia yang profesional dan memiliki budaya berbasis kinerja
dan jaringan kerja konvensional maupun digital yang produktif dengan menerapkan
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional
yang berkepentingan.
dijalan Tol yang diterapkan seluruh ruas tol di Indonesia, termasuk jalan tol di Kota
Makassar, jalan tol hanya melakukan transaksi non tunai. Peraturan Menteri ini
governance antara PT.Bosowa Marga Nusantara dan PT.Jalan Tol Seksi Empat
serta perbankan dalam penerapan UNIK di jalan tol Kota Makassar terkhususnya
di jalan tol untuk menyelesaikan persoalan kemacetan kendaraan di gerbang tol dan
49
1.Kondisi Awal
yaitu para stakeholders memiliki kepentingan dan visi bersama yang ingin dicapai,
Berikut hasil wawancara dengan informan AL, selaku Kepala Gerbang Tol
PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat mengenai Kondisi
dari beberapa fenomena yaitu para stakeholders memiliki kepentingan dan visi
bersama yang ingin dicapai yang pertama selama transaksi tunai dibebani masalah
penyediaan uang receh atau uang pengembalian untuk konsumen disetiap hari yang
50
melakukan transaksi dengan uang tunai dan itu memakan waktu yang cukup lama
yang kedua diberikan amanah dari pemerintah yang tertuan dalam peraturan
Transaksi Tol Non Tunai di jalan tol dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada pengguna tol sehingga transaksi tol menjadi lebih efektif, efisien, aman dan
nyaman, adapun melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dibawah kendali menteri
PUPR inilah sehingga diterapkan e-toll card atau Uang Elektronik (UNIK)
beberapa fenomena, yaitu para stakeholder memiliki kepentingan dan visi bersama
serta pengetahuan yang ingin dicapai yaitu Bank Indonesia mengajak semua
perbankan yang memiliki produk UNIK yang ada di Makassar dengan turut
mendukung program pemerintah yang nama nya gerakan non tunai dan sekaligus
governance terkait penerapan UNIK dijalan tol kota Makassar, maka kami
“Sebelum adanya kartu UNIK ini, kita selalu mempersiapkan uang tunai
sesuai dengan tarif untuk melintasi gerbang tol dan biasanya terjadi antrian
panjang pada saat digerbang tol sehingga mengakibatkan kepadatan
kendaraan”.(Hasil wawancara informan NA 20 desember 2019)
mengemukakan bahwa :
”Saya pernah melakukan perjalanan lewat tol untuk menuju ke bandara dan
pada saat itu terjadi kemacetan yang panjang sehingga saya terlambat ke
bandara, itu membuktikan bahwa sebelum adanya UNIK ini sering terjadi
kemacetan di jalan tol karena transaksi yang dilakukan oleh pelaksana jalan
tol dilakukan secara manual”.(Hasil wawancara informan DA 20 desember
2019)
masyarakat yang lewat dijalan tol selalu mempersiapkan uang tunaisesuai dengan
tarif untuk melintasi di gerbang tol dan biasanya terjadi antrian panjang saat
melintas gerbang tol akibat dari transaksi manual yaitu transaksi tunaimembuat
Kota Makassar berawal adanya Peraturan baru dari Menteri Pekerja Umum dan
Tol Non Tunai di seluruh ruas jalan tol di indonesia dengan tujuan untuk
52
meningkatkan pelayanan kepada pengguna tol sehingga transaksi tol menjadi lebih
efektif, efisien, aman dan nyaman. Para stakeholders memiliki kepentingan dan visi
bersama yang ingin dicapai, saling menghormati kerjasama yang terjalinDari pihak
PT Bosowa Marga Nusantara dan Pihak Bank BRI turut mendukung penuh program
dari pemerintah sehingga terjadi nya kolaborasi diantara pihak-pihak yang terlibat
Dijalan Tol kota Makassar untuk mempermudah para pengguna tol dalam
2. Desain Kelembagaan
Kelembagaan berkaitan dengan tata cara dan peraturan dasar dalam kolaborasi
Gerbang Tol PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat mengenai
DesainKelembagaan :
dengan tata cara dan peraturan dasar dalam kolaborasi dari PT Bosowa Marga
Nusantara dan PT Jalan Tol seksi Empat khusunya dijalan tol sebagai pelayanan
operasional dijalan tol dan menyiapkan infrastruktur berupa gardu untuk pengisian
ulang kartu UNIK, mesin serta gerbang tol otomatis (GTO) yang diterapkan
diseluruh gerbang tol kota Makassar yakni gerbang tol Cambaya, Kalukubodoa,
Tamalanrea, Parangloe, Briringkanayya, Bira Barat, Bira Timur, Tallo Barat dan
Tallo Timur.
“Desain Kelembagaan dalam proses kolaborasi ini bank BRI itu berperan
sebagai penerbit kartu Uang Elektronik dan kita siapkan sistem nempel atau
yang ditempel dialat sipembaca, kalau kita dari bank BRI itu namanya kartu
BRIZZI adalah Uang Elektronik yang berbentuk kartu untuk melayani dan
memproses transaksi digital yang bisa digunakan pembayaran dijalan tol
dengan menempelkan kartu ke masin pembaca dan transaksinya bisa
langsung diproses. adapun mesin yang kita simpan di gardu tol seperti mesin
top up atau mesin untuk isi ulang saldo UNIK kepada pengguna yang mau
mengisi ulang saldonya, jadi semua bank yang punya produk UNIK dia
support ke kantor tol”. (Hasil wawancara informan AS 22 Januari 2020)
dengan tata cara dan peraturan dasar dalam kolaborasi dari bank BRI sebagai
penerbit kartu Uang Elektronik yaitu BRIZZI adalah Uang Elektronik yang
berbentuk kartu untuk melayani dan memproses transaksi digital yang bisa
dan transaksinya bisa langsung diproses, selain itu menyiapkan sistem nempel atau
yang ditempel dialat sipembaca dan di setiap gardu menyiapkan mesin top up atau
mesin untuk isi ulang saldo UNIK kepada pengguna yang mau mengisi ulang
saldonya. Dan begitupun semua bank yang punya produk UNIK dia support ke
kantor tol.
governance dalam penerapan UNIK dijalan tol kota Makassar, maka kami
“Iya kami sangat setuju adanya kerjasama dari pemerintah swasta dan
perbankan dalam penerapan UNIK ini karna dijalan tol itu disediakan gardu
untuk isi ulang kartu unik dan ada juga mesin top up nya”.(Hasil wawancara
informan NA 20 desember 2019)
jalan tol seksi empat dan perbankan, masyarakat merasakan proses kolabarisinya
dalam penerepan unik dengan berbagai peran dari setiap pemangku kepentingan.
Kelembagaan proses kolaborasi berkaitan dengan tata cara dan peraturan dasar
dalam kolaborasi untuk prosedural, dari PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan
Tol Seksi Empat khusunya dijalan tol sebagai pelayanan operasional dijalan tol dan
menyiapkan infrastruktur berupa gardu untuk pengisian ulang kartu UNIK, mesin
serta gerbang tol otomatis (GTO) yang diterapkan diseluruh gerbang tol kota
Briringkanayya, Bira Barat, Bira Timur, Tallo Barat dan Tallo Timur, sedangkan
bank BRI sebagai penerbit kartu Uang Elektronik yaitu BRIZZI adalah Uang
Elektronik yang berbentuk kartu untuk melayani dan memproses transaksi digital
yang bisa digunakan pembayaran dijalan tol dengan menempelkan kartu ke masin
pembaca dan transaksinya bisa langsung diproses, selain itu menyiapkan sistem
nempel atau yang ditempel dialat sipembaca dan di setiap gardu menyiapkan mesin
top up atau mesin untuk isi ulang saldo UNIK kepada pengguna yang mau mengisi
ulang saldonya. Dan begitupun semua bank yang punya produk UNIK dia support
ke kantor tol.
3.Kepemimpinan
Konflik yang tinggi dan kepercayaan rendah memiliki insentif untuk berpartisipasi
Gerbang Tol PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat mengenai
Kepemimpinan :
kepentingan, pihak dari bank BRI bertanggung jawab atas ketersediaan kartu yang
disiapkan disetiap gardu ditol, indomaret, cek saldo di mesin atm BRILINK, BRI
mobile dan mesin top up atau pengisian saldo uang elektronik dengan tujuan
tanggung jawab masing-masing dari berbagai pihak ialah dari PT Bosowa Marga
Nusantara dan PT Jalan tol seksi empat yang paling dominan dalam hal
tol terkait penerapan Uang Elektronik serta mendukung penuh program pemerintah
proses kolaborasi. Dari pihak Bank BRI bertanggung jawab atas ketersediaan kartu
yang disiapkan disetiap gardu ditol, indomaret,cek saldo di mesin atm BRILINK,
58
BRI mobile dan mesin top up atau pengisian saldo uang elektronik dengan tujuan
4.Proses Kolaboratif
kolaboratif diawali dengan dialog tatap muka yang berkaitan dengan kepercayaan
yang baik, setelah melakukan dialog tatap muka dengan baik maka akan terbangun
proses kolaborasi, setelah komitmen para stakeholders tinggi akan terjadi suatu
yang jelas. Setelah para stakeholders memiliki kesamaan dan kesepahaman, maka
Gerbang Tol PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Jalan Tol Seksi Empat mengenai
Proses Kolaboratif :
“Kalau dialog tatap muka dengan perbankan sudah banyak kali mengenai
penerapan UNIK dan masalah yang dihadapi kita evaluasi lagi. Adapun
pertemuan sosialisasi yang kami lakukan terkait penerapan 100% UNIK di
jalan tol Makassar kita panggil pergudangan yang punya angkutan, yang
punya taksi, pelabuhan pelindo yang punya angkutan umum itu semua kita
panggil yang selalu melintasi jalan tol”. (Hasil wawancara informan AL 11
Desember 2019)
Kolaboratif dalam penerapan UNIK dijalan tol kota Makassar sudah dilakukan
masalah yang dihadapi kita evaluasi lagi dan sudah melakukan sosialisasi dari
“Iya pertemuan diawal implementasi itu hampir tiap minggu evaluasi terus,
jadi acaranya itu di Bank Indonesia dan memanggil semua yang perbankan
termasuk kami BRI dan ada juga Mandiri, BNI dan BCA yang punya UNIK
dan pihak pengelola tol PT bosowa marga nusantara dan PT jalan tol seksi
empat jika ada kendala kita evaluasi lagi”. (Hasil wawancara informan AS
22 Januari 2020)
Kolaboratif dalam penerapan UNIK dijalan tol kota Makassar sudah dilakukan
bebarapa kali pertemuan dengan pihak pengelola tol PT bosowa marga nusantara
dan PT jalan tol seksi empat danperbankan mengenai evaluasi dan kendala yang
dihadapi.
UNIK dijalan tol kota Makassar, maka kami lakukan wawancara dengan sejumlah
“Dengan adanya kartu UNIK ini sangat mendukung, karna kartu ini sangat
memudahkan saya bertransaksi dijalan tol dan tidak mesti lagi menyiapkan
uang tunai tetapi dengan hanya membawa kartu”.(Hasil wawancara
informan NA 20 desember 2019)
“Menurut saya kartu UNIK ini memudahkan saya dijalan tol tidak lagi
menyiapkan uang tunai tetapi tergantikan dengan kartu, cukup 4 detik saja
menunggu ditempelkan kartu itulalu kita bisa lewat dan mesin layar nya
juga mendukung karna kita bisa lihatsisa saldonya”. (Hasil wawancara
informan AM 22 desember 2019)
kolaboratif dalam penerapan UNIK dengan adanya kartu UNIK yang digunakan
60
dijalan tol sangat memudahkan bagi pengguna UNIK untuk bertransaksi dan
Kolaboratif dalam penerapan UNIK dijalan tol kota Makassar, Proses ini
merupakan variable yang penting, dimana proses kolaboratif diawali dengan dialog
tatap muka antara PT bosowa marga nusantara, PT jalan tol seksi empat, bank BRI
penerapan UNIK dan mencari solusi masalah yang dihadapi, melakukan evaluasi
serta kendala yang dihadapi dalam proses penerapan kartu UNIK dijalan tol Kota
berbagai angkutan umumjalan tol seperti pergudangan yang punya angkutan besar,
yang punya taksi, pelabuhan pelindo dan yang punya angkutan umum yang selalu
Dalam Penerapan Uang Elektronik (Unik) Di Jalan Tol Kota Makassar, maka dapat
dilihat dari segala hal yang mendukung dan mendorong terjadinya Collaborative
Sementara faktor penghambat dilihat dari berbagai kendala yang ditemukan dalam
Jalan Tol Kota Makassar. Untuk penjelasan lebih lanjut dapat diuraikan pada bagian
berikut:
1.Faktor Pendukung
61
Elektronik (Unik) Di Jalan Tol Kota Makassar, maka kami melakukan wawancara
dengan informan AL selaku Kepala Gerbang Tol PT Bosowa Marga Nusantara dan
menyatakan bahwa :
Elektronik (UNIK) di jalan tol Kota Makassar adalah adanya Peraturan Menteri
tentang transaksi tol non tunai di jalan tol. Dengan adanya permen ini tentu menjadi
yaitu adanya kartu uang elektronik (UNIK) dan gardu pembayaran non tunai atau
kolaborasi yang dilakukan oleh pemerintah, swasta dan perbankan ini karena ada
tentang UNIK dan yang kedua karna era yang semakin canggih sehingga ada
elektronik (UNIK) di jalan tol Kota Makassar adalah adanya otoritas atau
Republik Indonesia No.16/PRT/M/2017 tentang transaksi tol non tunai di jalan tol.
PT.Bosowa Marga Nusantara, PT. Jalan Tol Seksi Empat dan Perbankan.
Kemudian yang menjadi faktor pendukung yang lain juga karena adanya perangkat
elektronik yang disebut gerbang pembayaran non tunai atau Gerbang Tol Otomatis
dan kartu UNIK, perangkat elektronik inilah yang menjadi alat dalam jalannya
kolaborasi.
2. Faktor Penghambat
63
Kota Makassar ialah faktor penghambat. Untuk menelusuri apa saja yang menjadi
wawancara dengan informan AL selaku Kepala Gerbang Tol Di Jalan Tol Kota
mengemukakan bahwa :
proses kolaborasi tentu ada yang menjadi faktor penghambat yakni salah satunya
adalah terbatasnya ketersediaan kartu UNIK pada awal tahap diterapkan 100%
pakai kartu UNIK dijalan tol. Dimana kebutuhan kartu yang sangat tinggi dan
penghambat dalam proses collaborative governance bahwa terjadi antrian pada saat
pengisian saldo atau top updigardu selain itu ada masyarakat kurang paham terkait
pengisian saldo, mungkin masyarakat yang baru pertama kali melakukan pengisian
saldo.
jalan tol. Dengan adanya otoritas atau kewenangan Menteri dimana Menteri
tentang transaksi tol non tunai di jalan tol, Permen ini tentunya menjadi acuan
utama dilakukannya kolaborasi antara PT.Bosowa Marga Nusantara, PT. Jalan Tol
Seksi Empat dan Perbankan. Kemudian yang menjadi faktor pendukung yang lain
elektronik yang disebut gardu pembayaran non tunai atau Gerbang Tol Otomatis
dan kartu UNIK yang diterbitkan oleh perbankan, perangkat elektronik inilah yang
governance dalam penerapan Uang Elektronik (UNIK) di jalan tol Kota Makassar
65
ialah ketersediaan kartu UNIK dari perbankan Diawal penerapan UNIK 100% di
jalan tol Kota Makassar, Kebutuhan kartu UNIK sangat tinggi sedangkan kartu
UNIK dan terjadi antrian saat pengisian saldo atau top up digardu isi ulang kartu
UNIK.
BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Penerapan Uang Elektronik (UNIK) Di Jalan Tol Kota Makassar, maka dapat
Elektronik (UNIK) Di Jalan Tol Kota Makassarberdasarkan teori Ansel & Gash
bahwa sudah efektif bagi Proses Collaborative Governance Dalam Penerapan Uang
Elektronik (UNIK) Di Jalan Tol Kota Makassar, meskipun masih sedikit terdapat
governance ini adalah adanya otoritas atau kewenangan menteri dimana menteri
Kemudian adanya kecanggihan teknologi berupa mesin Gerbang Tol Otomatis dan
66
67
Elektronik di kota Makassar adalah terbatasnya ketersediaan kartu dan kurang nya
pemahaman masyarakat mengenai kartu UNIK dan terjadi antrian digardu isi ulang
kartu UNIK.
B. Saran
Ansell, C., & Gash, A. (2007). Collaborative Governance in Theory and Practice.
Berkeley: University Of California, 543-571.
Gita Putri Amalia, "Efektifitas E-Toll Oleh PT. Jasa Marga Surabaya," Universitas
Negeri Surabaya, (2017), 1.
Johansson, K., & et.al. (2010). Trends in Development Aid, Negotiation Processes
and NGO Policy Change.Voluntas , 371-92.
68
69
Widyastuti, K., Handayani, P. W., & Wilarso, L. (2017). Tantangan dan Hambatan
Implementasi Produk Uang Elektronik di Indonesia.Jurnal Sistem Informasi
, 38-48.
70
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Ukka.
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD 8 Unggulan Pinrang dan
Pertama di SMP Negeri 1 Pinrang dan selesai pada tahun 2012, dan selanjutnya
MAKASSAR) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Program Studi
memberikan manfaat.