Anda di halaman 1dari 97

Skripsi

KEMITRAAN PEMERINTAH DAERAH DAN LEMBAGA SWADAYA

MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN RUMAH HATI RUMAH

BAKAT DI KOTA MAKASSAR

Disusun dan Diusulkan Oleh

NUR IKHSAN

Nomor Stambuk : 10564 0200514

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018
KEMITRAAN PEMERINTAH DAERAH DAN LEMBAGA SWADAYA
MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN RUMAH HATI RUMAH BAKAT
DI KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan diajukan oleh

NUR IKHSAN

Nomor Stambuk : 105 640 200 514

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018

i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nur Ikhsan

Nomor Stambuk : 10564 0200514

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah Hasil kerja saya sendiri tampa
bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau
melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik sesuai aturan yang berlaku.

Makassar, 16 Juli 2018

Yang Menyatakan,

Nur Ikhsan

iv
ABSTRAK
NUR IKHSAN. Kemitraan Pemerintah Daerah Dan Lembaga Swadaya Masyarakat
Dalam Pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat Di Kota Makassar (Dibimbing Oleh
Jaelan Usaman, dan Handam)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Kemitraan Pemerintah


Daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dalam
Pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat di Kota Makassar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu tipe penelitian tentang


bagaimana memberikan gambaran secara jelas dan menjadi uraian dalam bentuk analisis
yang menghasilkan data yang aktual dan akurat mengenai data yang ada dilapangan.
Dengan menggunakan teori pola kemitraan Busmiati. Jenis data yang digunakan terdiri
dari data primer suatu data yang dapat diperoleh langsung dari hasil observasi dan
wawancara di lapangan dan data skunder bersumber dari dokumen.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Kemitraan Pemerintah Daerah dan


Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dalam Pengelolaan
Rumah Hati Rumah Bakat di Kota Makassar, melalui tahap-tahap peroses kemitraan yang
dimana tahap awal masih mengunakan pola kemitraan kontra produktif yaitu terjadi
sebuah komunikasi yang kurang baik antara Dinas Sosial dan Lembaga Swadaya
Masyarakat Forum Peduli Sosial, sehingga dalam pengelolaan rumah hati rumah bakat
terkendala dalam mendidik Anak Jalanan. Selanjutnya dalam tahap peroses tersebut yang
awalnya menggunakana pola kemitraan kontra produktif kemudian menjadi kemitraan
semi produktif. Dalam pola tersebut masih terlihat Dinas Sosial dan Lembaga Swadaya
Masyarakat Forum Peduli Sosial hanya menjalankan peran dan fungsinya masing-masing
dalam pengelolaan rumah hati rumah bakat, akibat tidak adanya kejelasan terhadap
pembinaan yang berkelanjutan bagi anak jalanan. Setelah melalui proses kemitraan kontra
produktif dan semi produktif dalam pengelolaan rumah hati rumah bakat kemudian
terjadilah kemitraan produktif, terjadinya pola kemitraan peroduktif karena Dinas Sosial
dan Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial menyadari bahwa pentingnya
menjalin kemitraan yang baik, dalam pengelolaan rumah hati rumah bakat. Sehingga
terwujudlah perogram yang ingin di capai dalam bermitra yaitu mendidik penyandang
masalah kesejahteraan sosial agar menjadi agen sosial yang terlatih dan terampil. Dinas
Sosial sebagai fasilitator yang telah memberikan kepercayaan kepada Lembaga Swadaya
Masyarakat Forum Peduli Sosial dalam pembinaan serta mobilisasi, anak jalanan dalam
pengelolaan rumah hati rumah bakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli
Sosial mendukung positif program pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar.

Kata Kunci : Kemitraan, Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat

v
KATA PENGANTAR
“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya semoga kita senantiasa berada dalam lindungan- Nya.
Teriring salam dan salawat pada junjungan Rasulullah SAW dan Keluarga yang
dicintainya beserta sahabat-sahabatnya, sehingga skripsi yang berjudul
“Kemintaan Pemerintah Daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat Dalam
Pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat Di Kota Makassar" dimana penulis
menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyusun skripsi ini
sebagai karya ilmiah yang merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar
serjana pada program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya dapat
dirampungkan sekalipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Untuk kedua orang tua penulis yang selama ini selalu membimbing serta
mengarahkan kearah yang lebih baik, dan telah memberikan dukungan
moril dan materill selama ini dengan sabar serta memberikan motivas dan
tak hentin-hentinya mendoakan penulis agar bagaiamana penelitian penulis
berjalan dengan baik. Serta kasih sayang yang selalu diberikan penulis.
Terima Kasih untuk semuanya.
2. Bapak Dr. Jaelan Usman M.Si selaku pembimbing I dan Bapak
Handam,S.IP,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa selalu sabar
dalam meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

vi
vii

4. Ibu Dr. Nuryanti Mustari,S.IP.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu


Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Bapak dan ibu Dosen serta seluruh staf di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Kepada jajaran birokrasi Kator Dinas Sosil Kota Makassar yang telah
memberikan data dan informasi serta menerima peneliti sehingga peneliti
dapat menyelesaikan penelitian selama dua bulan di Kantor Dianas Sosial
Kota Makassar.
7. kepada Ketua Lembaga Swadya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM
FPS) serta wakil sekertaris dan anggota yang telah memberiakan data dan
inforamsi kepada peneliti.
8. Teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2014, seluruh pihak yang tidak sempat di
sebutkan satu persatu namanya. terima kasih banyak atas dukangnaya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini terselesaiakan dengan
tepat waktu.
9. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan (HIMJIP)
angakatan 2014 terima kasih banyak atas dukangnaya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
10. Untuk Ria Ika Afriyani, Sri Wulandari, Rika, Akmal, Satman Ilyas, Asmal
dan Zul Fadli terima kasih banayak atas dukungan dan bantuan secara
moril, mengajari penulis disetiap kesalahan-keselahan yang di perbuat oleh
penulis serta memberikan motovasi kepada penulis sehingga skripsi ini
terselesaiakan dengan tepat waktu.
Selain itu, penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-
dalamnya jika penulis telah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik
dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku, semenjak penulis menginjakkan kaki
pertama kaki di Universitas Muhammadiyah Makassar hingga selesainya studi
penulis. Semua itu adalah murni dari penulis sebagai manusia biasa yang tak
pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan.
viii

Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga semua ini dapat
bernilai ibadah di sisi-Nya, Aamiin! Sekian dan terimakasih.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Agustus 2018

Nur Ikhsan
DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi .................................................................................i

Halaman Penerimaan Tim....................................................................................ii

Halaman Persetujuan ...........................................................................................iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ........................................................iv

Abstrak ................................................................................................................v

Kata Pengantar.....................................................................................................vi

Daftar Isi..............................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................5
D. Manfaat Penelitian .....................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................7
A. Konsep Kemitraan ......................................................................7
B. Konsep Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Peran
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ......................................13
C. Konsep Rumah Singgah..............................................................16
D. Anak Jalanan.dan Faktor-Faktor Yang Mendukung Seseorang
Anak Memasuki Dunia Jalanan...................................................18
E. Konsep Pembinaan dan Faktor yang Mempengaruhi
Pembinaan .................................................................................19
F. Kerangka Pikir.............................................................................22
G. Fokus penelitian .........................................................................24
H. Deskripsi Fokus Penelitian .........................................................24

vii
viii

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................27


A. Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................26
B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................26
C. Sumber Data ..............................................................................27
D. Informan Penelitian ....................................................................28
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................29
F. Teknik Analisis Data ..................................................................30
G. Keabsahan Data .........................................................................31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................32
A. Deskripsi Objek Penelitian...........................................................32
B. Profil Dinas Sosial Kota Makassar ...............................................39
C. Profil Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial ..........48
D. Profil Rumah Hati Rumah Bakat..................................................51
E. Kemitraan Pemerintah Daerah Dan Lembaga Swadaya
Masyarakat Dalam Pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat Di
Kota Makassar .............................................................................57
1. Pola Kemitraan Kontra Produktif......................................58
2. Pola Kemitraan Semi Produktif ........................................61
3. Pola Kemitraan Produktif .................................................67
BAB V PENUTUP .........................................................................................81
A. Kesimpulan..................................................................................81
B. Saran ...........................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................84
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Makassar adalah termaksud kota terbesar di bagian Indonesia Timur, dimana

jumlah penduduk setiap tahun mengalami peningkatan akibat urbanisasi. Hal tersebut

terlihat dari data yang dilansir BPS Kota Makassar, Pada tahun 2016 jumlah penduduk

Kota Makassar berada diangka 1449 401 Angka. Sedangkan tahun 2017 angka jumlah

penduduk bertambah meningkat yang cukup besar sebanyak 1,469,60. (Makassar dalam

angka, 2018)

Pertumbuhan merupakan salah satu dari dampak negatif pembangunan, khususnya

pembangunan perkotaan seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang kian hari

kian bertambah Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan sulitnya permukiman dan

pekerjaan diwilayah perkotaan saat ini sehingga menimbulkan jumlah angka kriminalitas

dan pengangguran juga ikut bertambah. Disisi lain dalam kehidupan masyarakat

perkotaan terdapat celah kehidupan yang sangat memprihatinkan dengan munculnya anak

jalanan yang berkeliaran dipersimpangan jalan. (Busmiati, 2017)

Menurut Busmiati, (2017) pada sebuah pola kemitraan digunakan hubungan

kerjasama dinas sosial dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam program

pembinaan anak jalanan adalah pola kemitraan semi produktif. Dalam hubungan

kerjasama antara dinas sosial dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bisa

dikatakan belum maksimal. Dinas sosial dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) hanya

melaksanankan fungsinya masing-masing. Dengan kata lain strategi pola kemitraan masih

mengedepankan kepentingan sendiri. kemudian terdapat hambatan serta tantangan

1
2

adapun hambatannya yaitu pendataan di lapangan, sarana & prasarana, koordinasi dengan

lembaga sosial, anggaran dan visi & misi. Serta tantangannya yaitu keluarga atau orang

tua anak jalanan, yang dimana masih ada yang tidak mengizinka anaknya untuk

mendapatkan pembinaan, pemerintah dengan hal tersebut harus memperkuat jaringan

kerjasama antar SKPD yang terkait agar bagaimana dapat mengubah polapikir anak

jalanan.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Suyatna (Suyatna, 2011) Keberadaan

Rumah Singgah perlu dioptimalkan perannya sebagai ujung tombak penganan anak

jalanan. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu ada upaya revitalisasi baik dari sisi internal

maupun eksternal. Dari sisi internal, rumah singgah perlu melakukan perbaiakan dalam

model ,penaganan anak jalan. Sedangkan dari aspek eksternal, peran pemerintah dan

swsta perlu terus didorong agar rumah singgah dapat terus di eksis. Sinergidi antara

berbagai stekholder in diharapakan akan mewujdkan program penaganan anak jalanan

yang lebih efektif dan komprensif.

Dalam berkembangnya Kota Makassar disisi lain masih ada masalah sosial yang

harus diperhatikan dan ditangani oleh pemerintah daerah yaitu mengenai permasalahan

anak jalanan. Anak jalanan seperti halnya anak-anak lain, memiliki hak yang sama, yakni

mendapatkan pengasuhan dan pendidikan yang layak. Namun fenomena-fenomena

keterlantaran yang terjadi di masyarakat tersebut membuat anak jalanan harus hidup di

jalanan yang jauh dari kesejahteraan yang seharusnya mereka dapatkan. Seperti yang

tercantum dalam Pasal 9 ayat (1) UU No 35 Tahun 2014 perubahan UU No 23 Tahun

2002 tentang perlindungan anak dijelaskan : “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan

1
3

dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya

sesuai dengan minat dan bakat”.

Pemerintah daerah kota makassar telah megelurkan peraturan tentang bagaimana

cara mengatasi masalah soasial yang di hadapai anak jalanan maka dibuatlah perda No 2

tahun 2008 yaitu tentang pembinaan anak jalanan, gelandangan, pengemis dan pengamen

di kota makassar sebagai dasar hukum untuk mengurangi jumlah anak jalanan itu sendiri,

yang dimana dinas sosial kota maskassar sebagai sektor terkemuka dalam mengatasi

masalah sosial yang dihadapi oleh anak jalanan.

Berbagai pembinan anak jalanan yang sudah dilakukan oleh Dinas Sosial akan

tetapi bentuk kemitraan masih dilakukan kepentingan masing-masing baik Dinas Sosial

maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM), (Busmiati, 2017). Penganan anak jalanan

(anjal) seharusnya ditangani secara bersama oleh pihak Pemerintah dan lembaga swadaya

masyarakat (LSM), misalnya dalam penyediaan tempat pembinaan khusus atau rumah

singgah yang layak bagi anak jalanan agar tidak lagi berkeliaran disudut-sudut kota dan

diperampatan jalan sehingga tidak meresahkan masyarakat.

Keberadaan perda adalah salah satu solusi dalam menangani masalah sosial yang

di hadapi anak jalanan, maka dari itu harus diimplemantasikan oleh semua pihak, bukan

hanya pemerintah akan tetapi lembaga swadaya masyarakat (LSM) dilibatkan dalam

bentuk kerjasama dengan Pemerintah Daerah agar dapat mengatasi persoalan-persoalan

sosial, khususnya bagaimana menyelesaikan permasalahan anak jalanan.

1
4

Adapun hasil patroli anjal yang diamankan oleh Tim Reaksi Cepat Tahun 2017

jumlah anak jalan (anjal) mencapai 325 anak, gelandangan pengemis sebanyak 244,

pengamen 147, tuna susila 33 orang, waria 9, pengguna obat-obatan dari lem160 orang

dan pisikotik 118 orang. ( Dinas Sosial Kota Makassar , 2017)

Pemerintah Daerah Dinas Sosial Kota Makassar kini telah melaksanakan

Perogram baru yaitu Rumah Hati Rumah Bakat (RHRB) tidak lepas dari konsep rumah

sianggah yang dimana telah bermitra degan Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli

Sosial (LSM FPS) untuk menyelesaikan persoalan anak jalanan.

Melalui Perogram Rumah Hati Rumah Bakat (RHRB), para Penyandang Masalah

Kesejahtraan Sosial (PMKS) yang terdiri dari anak jalanan, anak putus sekolah,

pengangguran, dimana akan mendapatkan pembinaan berupa pengembangan bakat,

sehingga membentuk kepribadian serta terbentuknya sebuah karakter yang mandiri.

Dinsos Makassar akan mempersiapkan berbagai pelatihan keterampilan, antara lain

bidang kesenian, pebengkelan, pendidikan dasar, dan menjahit agar menjadi agen sosial

yang terampil dan terlatih.

Dalam Perogram Rumah Hati Rumah Bakat (RHRB) ini perlu diteliti karena

berdasarkan perda No.2 tahun 2008 tentang Pembinaan anak jalanan, gelandangan,

pengemis dan pengamen di Kota Makassar, dijelaskan bahwa pembinaan dilakukan

melalui pembinaan pencegahan, pembinaan lanjutan dan rehabilitasi sosial. Dinas sosial

yang menjadi sektor terkemuka dalam pembinaan anak jalanan yang bekerja sama dengan

lembaga yang terkait untuk mengatasi masalah anak jalanan secara benar dan tepat,

sangat diperlukan penanganan menyeluruh oleh pemerintah dan lembaga kemasyarakatan

1
5

agar anak jalanan yang berada di Kota Makassar dapat hidup sosial bermasyarakat, dibina

agar tidak turun kembali dijalanan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis berkeinginan untuk

melakukan suatu penelitian, dengan mengangkat judul penelitian “Kemitraan Pemerintah

Daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam pengelolaan Rumah Hati

Rumah Bakat di Kota Makassar’’

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkanuraian latar belakang masalah yang telah di temukan oleh penulis

maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana Kemitraan Pemerintah

Daerah Dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dalam Pengelolaan Rumah Hati

Rumah Bakat Di Kota Makassar?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan Rumusan Masalah yang ada Yaitu:

Untuk mengetahui Bagaimana Kemitraan Pemerintah Daerah dan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam Pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat di Kota Makassar.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Praktis

Diharapkan dengan keberadaanhasil penelitian inidapat memberikan

pemikiran terhadap pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM)

dalam menagani anak jalanan khususnya bagaimana pengelolaan rumah hati rumah

bakat di Kota Makassar.

1
6

2. Manfaat Teoritis

Diharapkan adanya hasil penelitian ini, mampu memberikan pemahaman lebih

terutama bagi pribadi penulis sendiri yang lebih lagi mengenai ilmu pemerintahan

dalam hal ini tentang kemitraan pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat

(LSM) dalam pengelolaan rumah hati rumah bakat di kota makassar.

1
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Konsep Kemitraan

Kemitraan menurut (Masturi, 2017) adalah hubungan kerjasama dari

berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Dan oleh karena

sifatnya yang suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut mahluk

sosial.

Dalam bahasa, mitra berarti teman, sahabat, kawan kerja, pasangan

kerja atau parner. Tujuan terbentuknya sebuah kemitraan yaitu karena ingin

menjalin hubungan kerja sama. Menurut Hafsah dalam (Fadilah, 2011)

Mengatakan terbentuknya suatu kemitraan yaitu strategi bisnis dalam bekerja

sama oleh pihak tertentu melalui kontrak yang sudah ditentukan agar

terjapainya tujuan yang ingin di capai sehingga menghasilkan keuntungan

bersama baik yang bermitra maupun sebagai mitra.

Pengertian kemitraan sebagai kerja bersama (working together)

dikemukakan oleh Hodget & Johson dalam (Fatmawati, 2011 ) bahwa

kemitraan diarahkan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang diinginkan

individu, kelompok, lembaga atau organisasi untuk menghasilkan suatu yang

bermakna dan berkelanjutan. Dalam kemitraan terjadi relasi antara organisasi

dan dengan relasi tersebut akan tercipta kerja sama. Dalam kemitraan terdapat

sebuah kepercayaan. Yaitu, : (I) adanya persamaan dan organisasi yang lebih

landai. (2) mempunyai hierarki aktualisasi yang luwes (yang di mana

kekuasaan dipedomani oleh nilai-nilai seperti caring dan caretaking). (3)

7
8

spiritualitas yang berbasis alamiah. (4) tingkat kekacauan yang rendah yang

terbentuk dalam sistem. Dan (5) persamaan dan keadilan gender.

Secara umum, model kemitraan dikelompokkan menjadi dua menurut

( Mone,dkk, 2017) yaitu: (1) model kemitraan yang paling sederhana adalah

dalam bentuk jaringan masing-masing mitra memiliki mitra tersendiri melalui

perencanaannya, pelaksanaannya hingga evaluasi. Adanya sebuah jaringan

dikarenakan mempuyai kesamaan dalam pelayananan atau karakteristik

lainnya. (2) dalam model kemitraan ke 2 dapat dikategorikan kemitraan yang

baik sebab dalam mitra mempunyai sebuah tanggung jawab yang lebih besar

terhadap program bersama. Baik dalam visi dan misi dalam kegiatan-kegiatan

sehingga tercapainya tujuan kemitraan yang direncakan, serta terlaksana

dengan baik, dan apabila ada sebuh kesalahan maka dievaluasi secara

bersama.

1.Pola Kemitraan

Menurut (Busmiati, 2017) Sebagai konsep hubungan kemitraan,

dilakukan sesuai dengan sifat serta kondisi dan tujuan sehingga menghasilkan

sebuah usaha yang kondusif, baik di dalam pembinaan maupun pelaksanaan

operasionalnya. Dalam sebuah pembinaan dengan konsep kemitraan

dipengaruhi oleh kebijaksanaan yang berlaku di wilayah tersebut, maka dari

itu diperlukan sebuah dukungan serta kebijaksanaan mutlak dalam

pelaksanaan kemitraan dengan melalui kontrak kerjasama secara konsisten

mengikuti segala kesepakatan yang telah disepakati bersama.


9

Menutut Kartini dalam (Busmiati, 2017) telah mendeskripsikan pola

kemitraan antara lain :

a. Pola kemitraan kontra produktif

Pola tersebut terjadi apa bila perusahaan masih mengutamakan

kepentingan shareholders dengan mengejar profit sebanyak-banyaknya.

Sehingga perusahaan dapat meraup keuntungan secara maksimal,

sementara hubungan dengan pemerintah dan kelompok masyarakat hanya

pemanis belaka. Dimana perusahaan hanya berjalan sesuai dengan

targetnya sendiri yang ingin dicapai, sedangkan pemerintah juga tidak

mau ambil peduli dan tidak adanya pengawasan yang efektif, sehingga

masyarakat tidak punya akses apapun kepada perusahaan. Biasanya,

perusahaan mengeluarkan biaya hanya digunakan untuk kepentingan

orang-orang tertentu saja. Hal ini dapat dipahami, bahwa bagi perusahaan

yang penting adalah keamanan jangka pendek saja. Di dalam konsep

seperi ini, terkesan menggambarkan sebuah negatif.

b. Pola kemitraan semi produktif

Di dalam konsep ini sebuah perusahaan tidak mengetahui program-

program pemerintah, yang dimana tidak adanya komunikasi antara

pemerintah dan pengusaha dalam semua pembangunan dalam dunia usaha

dan masyarakat hanya memposisikan dirinya yang bersifat pasif. Sehingga

pemerintah dan komunitas masyarakat dianggap sebagai obyek dan

masalah di luar perusahaan. Pola kemitraan seperti ini masih

mengedepangkan pada kepentingan jangka pendek. Dengan kata lain,


10

kemitraan belum strategis dan masih mengedepankan kepentingan sendiri

bukan kepentingan bersamaantara perusahaan dengan mitranya.

c. Pola kemitraan produktif

Pola kemitraan ini menjadikan mitra sebagai subyek dalam

mengahsilkan sebuah pembangunan yang efektif. Pada pola ini dimana

sebuah perusahaan mempunyai kepedulian sosial dan lingkungan yang

tinggi, sehingga pemerintah memberikan fasilitator yang kondusif bagi

dunia usaha dan masyarakat sangat antusias dan mendukungan positif

kepada perusahaan. Sehingga menghasilkan kepercayaan yang semakin

tinggi antara satu sama lain, sehingga menghasilkan hubungan yang

sinergis antara subyek-subyek dalam bermitra.

2. Kemitraan Untuk Pemberdayaan Masyarakat

Hubungan sinergis masyarakat bersama Pemerintah dan Swasta

menjadi bagian penting dalam good governance. pemerintah diposisikan

sebagai fasilitator, sedangkan tugas untuk pembangunan menjadi tanggung

jawab seluruh komponen Negara termaksud dunia usaha dan masyarakat

Agar terbentuk kemitraan yang ideal antra pemerintah, masyarakat, swasta,

dan LSM. Dengn demikian konsep governance merujuk pada tiga pilar

utama, yaitu public governence, corporate governence dan civil society.

Bagi masyarakat, menerima peran dan posisi yang demikian ideal

dibidang kepemerintahaan dan pembangunan bukanlah pekerjaan mudah.

Posisi sebagai mitra yang berimbang hanya dapat terwujud dengan melalui
11

proses pemenahan disegala segi, termaksud konsekuensi untuk

memberdayakan masyarakat sipil (Sulaeman, 2014)

3. Fungsi Kemitraan Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Pembangunan sebagai upcaya untuk merealisasikan bentuk kemitraan

pemerintah dan masyarakat, yang dimksud adalah pembangunan dari rakyat,

oleh rakayat, untuk rakyat dan didukung oleh pemerintah. Maka dari

pendekatan fungsi kemitraan ini adalah: (1) untuk menghasilkan perencanaan

dan pembangunan yang baik diperlukan ide yang inovasi hendaknya

dilakukan oleh masyarakat dengan pertimbangan aspek-aspek lokal yang

bersifat kauistik. Adapun peran Pemerintah yaitu memberikan fasilitas dan

anggaran yang dibutuhkan. (2) masyarakat di ajarkan mandiri dan dapat

mengimplementasikan hasil yang direncanakan sebelumnya dengan fasilitas

yang diberikan oleh pemerintah. (3) memanfaatkan hasil pembangunan untuk

masyarakat dan sekaligus manajemen hasil pembangunan juga dilakukan

dalam sistem sosial masyarakat di mana mereka tinggal (Sulaeman, 2014)

4. Kemitraan Masyarakat Dengan Pemerintah Derah

Kemitraan masyarakat berperan membantu aparat untuk lebih

memahami daerahnya dan menangkap peluang-peluang pengembangan yang

tersedia bagi peningkatan kesejah teraan masyarakat. Kemitraan masyarakat

tidak melihat bahwa pengembangan sebuah bantuan uang dari pihak luar,

namun ia lebih menekan kepada kerjasama antara berbagai pihak didalam

wilayah termaksud pemerintah, dan pentingnya arus informasi, saran dan


12

tanggapan dari pihak-pihak tersebut yang dapat menunjang proses

berjalannya pemenuhan kebutuhan masyarakat (Sulaeman, 2014)

Pemerintah adalah suatu sistem yang mengatur segala kegiatan

masyarakat dalam suatu daerah/wilayah/negara yang meliputi segala aspek

kehidupan berdasarkan norma-norma tertentu, Menurut (Melyanti, 2014)

local government di masa depan paling tidak memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Pemerintah daerah yang bercorak wirausaha Suatu pemerintahan yang

memanfaatkan ketiga komponen sumberdaya : pemerintah, swasta, dan

LSM

2. Pemerintah daerah yang memiliki akuntabilitas publik Akuntabilitas yang

dimaksud yaitu sebagai kewajiban pemerintah daerah dengan segenap

unsur birokrasinya dalam memberikan pertanggungjawaban kepada

masyarakat menyangkut berbagai kegiatan pemerintah, termasuk

kinerjanya dalam pelayanan publik.

3. Pemerintah daerah yang bercirikan pemerintahan yang baik Secara teoritis

pemerintahan yang baik adalah pemrintah terbuka kepada masyarakat

memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dimana dalam melakukan

kebijakanyang transparansi sesuai aturan-aturan hukum yang berlaku.

4. Transparansi dalam pemerintahan yaitu dengan memberikan kesempatan

kepada masyarakat untuk mengetahui berbagai aktifitas pemerintah daerah

yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat banyak.


13

B. Konsep Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Peranan Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) dan Jenis-jenisnya

1. Konsep Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Dalam konteks ini menurut ( Supriyanto, 2015 ) Lembaga Swadaya

Masyarakat berpenan sebagai NGO, atau organisasi Non Pemerintah

dengan membantu rakyat mengorganisasi diri, mengidentifikasi kebutuhan

lokal dan memobilisasi sumber daya yang ada pada mereka. Kemudian arah

pengembangan NGO tersebut dilengkapi dengan manfaat dalam

pemberdayaan rakyat atau empowering people, adapun manfaat Lembaga

Swadaya Masyarakat antara lain:

a. Menjadi lembaga penampung bagi ribuan para sarjana generasi muda,

untuk menyalurkan bakat serta ilmunya secara nyata.

b. Menjadi sebuah lembaga profesional.

c. Menjadi lembaga mitra negara, yang dapat meringankan beban-bebannya

dibidang pengmatan dan penegakan keadilan Ekosospolhuk secara

nasional.

d. Menghasilkan sebuah kader-kader penerus generasi bangsa, yang berjiwa

nasionalis seta pengabdian untuk membangun bangsa dan dan negara

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

e. Menjadi suatu lembaga yang mampu menciptakan pejabat pemerintahan

yang bersih, beribawa, jujur, religius dan bijaksana agar terhidar dari

korupsi, kolusi dan nepotisme dikemudian hari.


14

LSM dipandang mempunyai peran signifikan dalam demokrasi. Jenis

organisasi ini diyakini memiliki fungsi sebagai penyalur kegiatan sesuai

dengan kepentingan anggota atau tujuan organisasi, untuk mewujudkan

tujuan organisasi, penyalur aspirasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat,

untuk memenuhi pelayanan sosial. LSM yang bertujuan untuk meningkatkan

partisipasi dan keberadayaan masyarakat, memberikan pelayanan kepada

masyarakat, mengembangkan kesetia kawanan sosial, gotong royong, serta

menjunjung tinggi toleransi dalam berkehidupan sosial dan mewujudkan

tujuan negara (Afriska, 2017 )

Hak Lembaga Swadaya Masyarakat yaitu mengatur dan mengurus

rumah tangga organisasi secara mandiri dan terbuka, memeperjuangkan cita-

cita dan tujuan organisasi, melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah,

swasta,ormas lain, dan pihak-pihak lain dalam rangka pengembangan dan

keberlanjutan organisasi. LSM memiliki kewajiban yaitu melaksanakan

kegiatan sesuia dengan tujuan organisasi, menjaga toleransi dalam bernegara

memelihara nilai agama, moral dan etika menjaga ketertiban umum sehingga

mengasilkan kedamaian dalam masyarakat, dan melakukan pengelolaan

keuangan secara tranparan dan akun tabel (Afriska, 2017)

2. Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Jenis-jenisnya

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan organisasi non

partisan yang berbasis pada gerakan moral yang memiliki peran penting dalam

pengawasan pemerintahan dalam mengambil kebijakan politik.(Sumarni, 2015)


15

Menurut Eldridge dalam (Sumarni, 2015) LSM dibagi berdasarkan kegiatan

menjadi dua kategori yaitu:

1. Kategori pembangunan, dimana sebuah organisasi yang telah memfokuskan

perhatiannya pada sebuah program kemasyarakatan yang berbasis

pemberdayaan dan pembangunan masyarakat baik dari segi

kesehatan,pertanian, peternakan, kerajinan dan bentuk pembangunan

ekonomi lainnya.

2. Kategori mobilisasi, sebuah organisasi yang memfokuskan perhatiannya

pada pendidikan dan mobilisasi rakyat miskin yaitu membantu bagai ornag

tidak mampu, membantu sesama manusia apabila terkena musibah.

Lembaga non-pemerintah seperti Lembaga Swaday Masyarakat (LSM)

adalah lembaga yang berperan dalam penegakan dan perlindungan hak-hak

masyarakat atau hak-hak anak. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

sangat penting, terutama yang memiliki perhatian terhadap anak jalanan.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dapat menjadi mitra pemerintah dalam

pembinaan dan pelayanan kepada anak jalanan. Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) memiliki kepedulian terhadap masalah anak jalanan melalui layanan

rumah singgah, karena rumah singgah merupakan salah satu wahana

penyelesaian persoalan anak jalanan (Komarudin, 2012)

Umumnya tipe pendekatan yang digunakan oleh LSM (Lembaga

Swadaya Masyarakat) untuk mecapai tujuan dan menangani anak jalanan

menurut (Hidayat, dkk 2015) adalah dengan melakukan beberapa pendekatan,

antara lain sebagai berikut:


16

1) Street Based

Merupakan penganan di jalan atau tempat-tempat anak jalanan

berada, kemudian para anggota LSM, berdialog, mendampingi mereka

bekerja, serta menempatkan diri sebagai teman anak-anak diajari materi

pendidikan, keterampilan dan gemes dalam mengasilkan suasana yang

lebih seru dan agar mengahasilkan kondisi yang harmonis.

2) Centre Based

Pendekatan ini merupakan penanganan di lembaga, dimana anak-

anak disediakan tempat pembinaan atau rumah dan diberikan pelayanan

yang layak serta perlakukan sosial yang baik pada panti yang permanen

disedikan pelayanan pendidikan,keterampilan, kebutuhan dasar, kesehatan,

kesenian, dan pekerjaan.

3) Community Based

Di dalam community based penanganan melibatkan seluruh potensi

masyarakat, utamanya keluarga atau orang tua anak jalanan. Pendekatan

ini bersifat preventif, yakni mencegah anak-anak turun ke jalan. Keluarga

diberikan kegiatan penyuluhan pengasuhan anak dan peningkatan taraf

hidup, dalam melakukan pendekatan Pendekatan ini bertujuan

meningkatkan parisipasi dan peran keluarga serta masyarakat sehingga

dapat melindungi, mengasuh dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

C. Konsep rumah Singgah

Peran Strategi Rumah Singgah dalam penanganan anak jalan berkaitan

dengan hal tersebut, upaya penanganan anak jalanan tidak sekedar menjadi
17

tanggung jawab pemerintah semata. Akan tetapi keberadaan organisasi-

organisasi sosial, keberadaan rumah singgah sangat diperlukan sebagai mitra

pemerintah, secara konseptual ada beberapa fungsi dirumah singgah yaitu

sebagaitempat perlindungnan dari perbagai bentuk kekerasan yang menimpa

anak jalanan,rehabilitas,pelayanan sosial seperti pendidikan dan kesehatan.

Dengan adanya rumah singgah anak jalanan dapat mengatasi masalah yang

dihadapinya menemukan jati diri sehingga terbentuknya karakter yang

dimana dapat membantunya dalam membabaskan diri dari maslah sosial

sehingga menjadi masyarakat yang produktif (Suyatna, 2011 )

Adapun pendapat (Komaruddin, 2012) yang dimana telah menjelasakan

bahwa rumah singgah mempuhnyai tujuan dalam penaganan anak jalanan

yang dimana memberikan alternatif untuk perkembangan kebutuhan hidup

yang berkelanjutan bagi anak jalanan yaitu : (1) Membentuk sikap dan prilaku

anak yang sesuai degan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat. (2)

Mengupayakan agar bagaimana anak-anak kembali kerumah jika

memungkikan dan apabila tidak memungkinkan makan anak jalanan akan di

tempatkan disebuah lembaga/panti agar bagaimana mendapatkan pembinaan

yang layak bagai anak jalanan. (3) Memberikan berbagai alternatif pelayanan

untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga

menjadi warga masyarakat yang produktif.


18

D. Anak Jalanan dan Faktor-Faktor Yang Mendukung Seseorang Anak

Memasuki Dunia Jalanan

1. Anak jalanan

Undang-undang Perlindungan Anak No.23 tahun 2002

mendefinisikan hak-hak anak adalah hak asasi anak meliputi dapat hidup,

tumbuh dan berkembang (Ningsih, 2013)

Anak jalanan adalah kelompok anak yang telah kehilangan sebagian

atau keseluruhan haknya untuk mendapatkan pengasuhan. Yang dimana

diakibatkan oleh masalah sosial dari keluarga karena faktor kemiskinan

sehingga memilih hidup dijalan agar dapat bertahn hidup dengan cara

mengemis, mengamen dan memulung (Tirtaningtyas, 2012)

2. Faktor-faktor yang mendukung seorang anak memasuki dunia

jalanan adalah sebagai berikut

a) Faktor pembangunan, yang dimana mengakibatkan masyarakat

pedesaan melakukan urbanisasi. Tidak adanya skill dan ketrampilan

hidup sehingga menyulitkan mereka bersaing dalam memproleh

pekerjaan sehingga memaksa mereka turun kejalan agar dapat bertahan

hidup.

b) Faktor kemiskinan, faktor yang dipandang dominan yang menyebabkan

munculnya anak-anak jalanan.

c) Faktor kekerasan keluarga, yang dimana anak selalu menjadi korban

kekerasan baik fisik, mental dan seksual memiliki resiko tinggi menjadi

anak jalanan.
19

d) Faktor perceraian orang tua (broken home), perceraian orang tua yang

diikuti dengan pernikahan baru telah membuat anak menjadi shock dan

tertekan. Tidaklah mudah untuk memilih mengikuti ayah atau ibu. Ini

merupakan penyebab anak melarikan diri dan memilih pergaulan yang

bebas.

e) Faktor ikut-ikutan teman, menceritakan pengalamannya pada teman-

temannya. Nilai-nilai kebebasan dan kemudahan mendapatkan uang

akan merangsang anak-anak yang lain untuk mengikuti jejaknya.

f) Faktor kehilangan orang tua, banyak anak memasuki dunia jalanan

karena kedua orang tuanya meninggal atau ditangkap kamtib-timbum,

dan Akhirnya anak terpaksa hidup sendiri. Untuk mempertahankan

hidupnya, mereka melakukan kegiatan di jalanan.

g) Faktor budaya ada beberapa daerah yang menganjurkan anak laki-laki

mengadu nasib ke daerah lain (Ningsih, 2013)

E. Konsep Pembinaan dan Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan

1. Konsep Pembinaan

pembinaan adalah suatu proses, cara, usaha, tindakan dan

kegiatan, yang dilakukan secara efisen dan efektif untuk memperolah

hasil yang lebih baik. Pengertian pembinaan dalam konteks ini adalah

usaha menwujudkan sesuatu yang tadinya belum terwujud dan akan

mendapatkan hal-hal yang lebih baik bahkan menambah sempurna, atau

memperbaiki adanya perubahan dalam rangka kebaikan perkembangan

yang dilakukan secra efektif dan efisen (Lumiati, 2017)


20

Secara konseptual, pembinaan atau pemberkuasaan (kekuasaan

atau keberdayaan). Yang dimana telah di jelaskan oleh (Arifin, 2017)

Pembinaan adalah kemapuan sesorang yang dimana dapat membuat

seseorang melakukan sebuah kegiatan yang dimana sesuai dengan

kemampuannya, pembinaan memfokuskan kepada kemampuan orang

atau kelompok masyarakat, khususnya kelompok rentan dan lemah

sehingga mereka bisa memiliki kemapuan dan kekuatan serta skill yaitu,

Dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya sehingga mereka bisa

bertahan hidup. Dapat menentukan pekerjaanya sendiri sehingga mereka

mudah diterima di masyarakat apa bila ingin bekerja sehingga dapat

menambah pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa yang

mereka perlukan.Ikut serta dalam berpartisipasi pada sebuah

pembangunan yang mempengaruhi hidup mereka.

Menurut (Arifin, 2017) Fungsi pembinaan mencakup tiga subfungsi,

yaitu subfungsi pengawasan (supervising), penyendalian (controlling), dan

pemantauan (monitoring). Dimana fungsi pengawasan tersebut dilakukan

terhadap sebuh lembaga penyelenggara program, fungsi pengendalian

dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan dan fungsi pemantauan dilaksanakan

terhadap proses pelaksanaan program. Sehingga fungsi pembinaan bertujuan

agar bagaimana memelihara dan menjamin dalam terlaksananya sebuah

program yang dimana dilakukan secara konsisten sebagaimana semestinya

sudah direncanakan sebelumnya.


21

2. Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan

a). Diri Sendiri (Individu)

Maksud dari diri sendiri atau individu dalam hal ini adalah peserta

didik. Peserta didik merupakan obyek sekaligus subyek dari Pembinaan

yang dilakukan. Pembinaan sangatlah berpengaru oleh peserta yang didik

itu sendiri, karena dapat meningkatkan : bakat, minat, kemampuan yang di

anggap bisa, sehinnga anak didik bisa menjadi terampil.

b). Lingkungan Masyarakat

Lingkungan hidup adalah tempat sebuah proses untuk mencari jati

diri. Pergaulan dalam sebuah lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap

moral anak.Terbentuknya sebuah moral dan ahlak yang baik tergantung dari

lingkungan yang baik atau buruk, lingkungan yang baik akan membantu

pembinaan yang dilakukan agar berjalan dengan baik Akan tetapi, jika

lingkungan yang buruk dapat menambah persoalan baru peserta didik

sehingga perlu dilakukan pengawasan yang lebihdalam hal pembinaan.

c). Lembaga Pendidikan

Pendidikan atau sekolah merupakan tempat yang diidealkan bagi

anak untuk melakukan pembinaan akhlak. Di sinilah guru mulai mengisi

dan memberian pemahaman oleh peserta didik dengan berbagai model

pembinaan akhlak yang dilakukan (Arifin, 2017)

Menurut (Syarifuddin,2015) Pembinaan bertujuan untuk pembaharuan

atau menciptakan sesuatu yang baru, terutama pada mutu-hidup manusia,

baiksecara fisik, mental, ekonomi, maupun sosial budaya dan meningkatkan


22

sikap dan keterampilan dengan mengarahkan, membimbing dan

mengembangkan potensiyang ada.

Pembianaa adalah sebuah proses yang dimana membuat manusia

menjadi tumbuh dan berkembang seperti yang dikemukakan oleh (Siswanto,

2015) pengertian pembinaan bahwa: (1) Pembinaan merupakan proses dalam

melakukan sebuah pembangunan agar menjadi lebih baik. (2) Pembinaan

adalah strategi yang dimana di atur dalam sistem yang bertujuan untuk

menghasilkan sebuah pambaharuan serta perubahan. (3) Pembinaan bertujuan

untuk mencapai hasil efektivitas dan produktif dalam suatu perubahan dan

pembaharuan yang dilakukan tanpa mengenal berhenti.

F. Kerangka Pikir

Fenomena anak jalanan di Kota Makassar telah menjadi masalah

tersendiri bagi pemerintah Daerah Kota Makassar dalam mengatasi masalah

anak jalanan, Dimana Dinas Sosial sebagai sektor terkemuka dalam

penanganan anak jalanan sangat memerlukan hubungan kerjasama dengan

lembaga kemasyarakatan (LSM). Yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat

Forum Peduli Sosial dengan pola kemitraan.

Dalam melakukan hubungan kerja sama antara Dinas Sosial dengan

lembaga kemasyarakatan (LSM) yang terkait dalam kegiatan pembinaan

dengan melakukan pengelolaan yang baik di rumah singgah tersebut, dimana

Dinas Sosial dan lembaga swadaya masyarakt (LSM) bermitra dalam

melaksanankan mobilisasi anak jalanan kepada aktifitas yang berifat


23

produktif dalam hal memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri sehingga

tidak kembali kejalan menjadi anak jalanan.

Kegiatan pola kemitraan Dinas Sosial dan Lembaga kemasyarakatan

(LSM) dalam mengelolah rumah hati rumah bakat sebagai wujud penanganan

Anak jalanan tersebut, dapat dilihat pada bagan kerangka berfikir dibawah

ini.

Bagan Kerangka Fikir

Kemitraan Pemerintah Daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat


Dalam Pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat di Kota Makassar

Pemerintah Daerah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)


1). Fungsi Pembinaan
Dinas Sosial
2). Fungsi Mobilisasi
(Fungsi Fasilitator)

Pola Kemitraan
1). Kemitraan kontra produktif
2). Kemitraan Semi Produktif
3). Kemitraan Produktif

Mendidik Penyandang Masalah


Kesejahteraan Sosial agar menjadi agen
sosial yang terlatih dan terampil

Gambar 1. Kerangka Pikir


24

G. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka pikir di atas maka perlu diuraikan

fokus penelitian pada Dinas Sosial Kota Makassar, Lembaga Sawadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) yang dimana Dinas Sosial

Sebagai Failitator dan Lembaga Sawadaya Masyarakat Forum Peduli

Sosial (LSM FPS) sebagai mitra pemerintah yang dimana berperan dalam

Pembinaan serta Mobilisasi dalam pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat

di Kota Makassar.

H. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan Fokus Penelitian diatas, maka dapat dikemukakan

deskripsi fokusnya yaitu sebagai berikut:

1. Pemerintah Derah Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2008

tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis, dan

Pengamen : merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah

Kota Makassar dalam menangani anak jalanan di Kota Makassar

2. Dinas Sosial

Sebagai Fasilitator dalam program pembinaan anak jalanan di

Kota Makassar

3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Organisasi diluar pemerintah dan birokrasi yang tujuannya bisa

membantu pemerintah dalam Pembangunan, yang dimana berkaitan

dengan program pengembangan masyarakat seta Mobilisasi yang


25

memusatkan perhatiannya pada pendidikan dan mobilisasi rakyat

miskin

4. Rumah Singgah

Sebagai tempat perlindungnan dari perbagai bentuk kekerasan

yang menimpa anak jalanan, rehabilitas, pelayanan sosial seperti

pendidikan dan kesehatan yang dimana tempat anak jalanan dapat

mengatasi masalah sosial yang selama ini dihadapinya.

5. Anak Jalanan

Anak jalanan adalah kelompok anak yang telah kehilangan

sebagian atau keseluruhan haknya untuk mendapatkan pengasuhan.

Yang dimana diakibatkan oleh maslah sosial dari keluarga karena faktor

kemiskinan sehingga memilih hidup dijalan agar dapat bertahn hidup

dengan cara mengemis, mengamen dan memulung.

6. Pembinaan

pembinaan adalah suatu proses, cara, usaha, tindakan dan

kegiatan, yang dilakukan secara efisen dan efektif untuk memperolah

hasil yang lebih baik.

7. Pola Kemitraan

Sebagai konsep hubungan kemitraan, dilakukan sesuai dengan

sifat serta kondisi dan tujuan sehingga menghasilkan sebuah usaha yang

kondusif,baik didalam pembinaan maupun pelaksanaan operasionalnya.


26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dimulai dari

diterimanya proposal ini adapun lokasi penelitian dilakukan di Kota

Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Jenis Tipe Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memproleh kebenaran pengnetahuan

yang bersifat alamiah, melalui proses yang ditetapkan.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu tipe

penelitian tentang bagaimana memberikan gambaran secara jelas dan

diuraikan menjadi bentuk kata-kata sehingga menghasilkan data yang

aktual dan akurat mengenai data yang ada dilapangan tentang

kemitraan pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakt dalam

pengelolaan rumah hati rumah bakat di kota makassar. Adapun

pendapat (Sugiono, 2014) penelitian kualitatif sebuah metode

penelitian berdasarkan objek yang alamiah dalam bentuk tehinik

pengumpulan data yang bersifat induktif/kualitatif sehingga

mengasilkan makna dari pada generalisasi.

2. Tipe penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe pendekatan fenomenologi karena

terkait langsung dengan gejala-gejala yang muncul disekitar peneliti,

26
27

dalam menggunakan tipe fenomenologi peneliti mudah untuk

memahami makna dalam situasi tertentu, dengan mendekati prilaku

orang dengan maksud menentukan fakta atau penyebab.

C. Sumber Data

1. Sumber data Primer

Data primer merupakan salah satu data yang dapat diperoleh

langsung dari hasil observasi dan wawncara di lapangan/ tempat

penelitian. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan

informasi langsung dari intansi-intansi yang terkait dinas sosial kota

Makassar, lembaga swadaya masyarakat forum peduli sosial (LSM

FPS) dalam pengelolaan rumah hati humah bakat.

2. Sumber data Skunder

Data skunder bersumber dari dokumen laporan yang diamana

data-data di dapat dihasilkan dari sumber dokumen, buku, catatan,

laporan, maupun peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan masalah yang ditelit. Peneliti menggunakan data skunder agar

dapat memperkuat penemuan sehinnga dapat melengkapi informasi,

yang dihasilkan langsung melalui wawancara dengan pegawai di

Kantor Dinas Sosia Kota Makassar, Lembaga Swadaya Masyarakt

Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dan Anak Jalanan di Rumah Hati

Rumah Bakat.
28

D. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dianggap bisa dan mampu

memberikan informasi yang terkait dengan data yang dibutuhkan.

Pemilihan inforaman dilakukan dengan cara Purposive sampling yaitu

salah satu tehnik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Dimana pertimbangan tertentu ini adalah orang yang di anggap penling

tahu tentang masalah yang akan diteliti, dan snowbal sampling adalah

tehnik dalam menentukan sampel yang awalnya berjumlah kecil sehingga

menjadi besar. Dalam menentukan sampel yang harus dilakukan yaitu

memilih dari salah satu orang atau lebih, dan ketika belum bisa

menjelaskan data atau inforamasi secara sistematis, maka dari itu peneliti

kemudian mencari orang yang dimana dianggap lebih memahami

informasi yang diberikan sebelumnya sehingga dapat melengkapi data

yang di inginkan (Sugiyono 2014), sehingga adapun yang akan menjadi

informan adalah sebagai berikut yaitu:

No Informan Jumlah
1 Kepala Dinas Sosial 1 Orang
2 Kepala Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) Dinas 1 Orang
Sosial
3 Kasi Pembina Keluarga (Pk) dan Penyandah Masalah 1 Orang
KesejahteraanSosial (PKMS) Dinas Sosial
4 Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Dians Sosial 1 Orang

5 Ketua Lembaga Swadaya Masyarakakat Forum Peduli 1 Orang


Sosial (LSM FPS)
6 Wakil Sekertaris (LSM FPS) 1 Orang
7 Anggota Lembaga Swadaya Masyarakakat Forum Peduli 2 Orang
Sosial (LSM FPS),
8 Anak Jalanan 2 Orang
9 Masyarakat 2 Orang
JUMLAH 12 Orang
29

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut (Masturi, 2017) Pengumpulan data adalah sebuah langkah

yang harus dilakukan dalam penelitian, agar dapat memproleh data dalam

sebuah penelitian dimanapeneiti harus mengumpulkan informasi sehingga

menemukan data yang di inginkan oleh peneliti.

1. Wawancara

Sebuah tehnik dalam mengumpulkan data yang dimana melalui

interview secara langsung dengan informan, dalam pengumpulan data

peneliti memfokuskan wawancara dengan menggunakan peraturan

snowbal.

2. Observasi

Observasi adalah sebuah pengumpulan data dengan melalui

kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian ini untuk memperoleh

keterangan yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti yang terkait

dengan kinerja dalam kemitraan dinas sosial dan lembaga swadaya

masyarakatforum peduli sosial (LSM FPS) dalam penanganan anak

jalanan di kota Makassar

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu sebuah catatan peristiwa yang dimana sudah

berlalu. Dokumentasi biasa berupa gambar, tulisan, memo dll.

.
30

F. Teknik Analisis Data

Adapun penjelasan tehnik analisis data yang dijelaskan oleh

(Masturi, 2017) yaitu proses dengan mengunakan sebuah analisis data

secara analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan menguraikan dan

menjelaskan melalui kata dan kalimat dari hasil penelitian dengan

menggunakan sebuah proses analisis data yang dimana melalui tahapan

identifkasi menurut kelompok tujuan penelitian mengelolan dan

menginterpretasikan data kemudian dilakukan:

a. dengan menggunakan wawancara kemudian pengumpulan

informasiyang telah dilakukan kepada informan kemudian melakukan

observasi secara langsung di lapangan agar menunjang penelitian yang

telah dilakukan sehingga mendapatkan sumber data yang diharapkan.

b. Reduksi data yaitu sebuah pemilihan yang pemusatan perhatian pada

penyerderhanaan, transformasi yang dimana apabila ada sebuah data

yang tidak sesuai di lapangan pada saat melakukan penelitian,

dilakukannya transformasi data bertujuan agar dapat menentukan

sebuah informasi yang dimana telah dianggap yang benar dan sesuai

dengan yang tidak sesuai dengan masalah yang telah menjadi pusat

penelitian di lapangan.

c. Penyajian data (data display) adalah informasi yang telah dikumpulkan

dalam sebuah bentuk naratif, bagan, grafik, penjelasan dan tabel dimana

bertujuan agar dapat memperjelas argumentasi peneliti yang dimana


31

dihasilkan melalui informasi yang telah dipilih setelah itu diuraikan

dengan penjelasan atau kedalam bentuk tabel.

d. Pada tahap akhir yaitu dengan melakukan kesimpulan/verifikasi yang

dihasilkan melalui pengamatan atau penjelasan, sedangkan verifikasi

adalah sebuah penijauan ulang di lapangan apa bila data tersebut tidak

sesuai yang di harapkan agar bagaimana data dapat teruji kualitasnya.

G. Keabsahan Data

Dalam penelitian keabsahan data menurut (Oktaviany, 2010) yaitu

melakukan pengumpulan data dan dicatat dalam sebuah penelitian, dalam

menguji keabsahan data adapun tehnik yang digunakan yaitu:

a. Triangulasi sumber

untuk memperkuat bahwa data sudah benar dapat dilakukan

pengujian dengan cara mengecek kembali data sebelumnya yang

diproleh dari beberapa sumber.

b. Triangulasi teknik

yaitu pemeriksaan keabsahan data dengan cara membandingkan

hasil wawancara subjek penelitian dengan hasil penemuan pengamatan

dilapangan.

c. Triangulasi waktu

yaitu menguji kredibilitas data pada waktu yang berbeda, karena

terkadang juga waktu dapat mempengaruhi kredibilitas data.


32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Kota Makassar merupakan salah satu pemerintahan kota dalam

wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan Undang-

Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Tingkat II di Sulawesi, sebagaimana yang tercantum dalam Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74 dan Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822. Kota Makassar

menjadi ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 1965, (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 94), dan

kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 Daerah

Tingkat II Kota praja Makassar diubah menjadi Daerah Tingkat II Kota

Makassar.

Kota Makassar yang pada tanggal 31 Agustus 1971 berubah nama

menjadi Ujung Pandang, wilayahnya dimekarkan dari 21 km2 menjadi

175,77 km2 dengan mengadopsi sebagian wilayah kabupaten lain yaitu

Gowa, Maros, dan Pangkajene Kepulauan, hal ini berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang Perubahan batas-batas daerah

Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, Maros dan Pangkajene dan

Kepulauan, lingkup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

32
33

a. Letak geografis Kota Makassar

Kota Makassar yang merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan

terletak di Pantai Barat pulau Sulawesi berada dalam titik koordinat 119°

18’ 27,97" sampai dengan 119°32'31,03" bujur timur dan 5°00' 30,18"

sampai dengan 5°14’ 6,49" lintang selatan. Ketinggian Kota ini bervariasi

antara 0-25 meter dari permukaan laut, suhu udara 20°c- 30°c, memiliki

garis pantai sepanjang 32 km. Sesuai dengan karakteristik fisik dan

perkembangannya.

b. keadaan geografis

Adapun kondisi umum Kota Makassar terdiri dari batas wilayah, luas

wilyah jumlah penduduk, berikut ini akan dijelaskan secara rinci:

1. Batas Wilayah Kota Makassar

Batas wilayah di kota makassar yang terbatas dapat tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Batas Wilayah Kota Makassar

Sebelah Utara Kabupaten Maros

Sebelah Selatan Kabupaten Gowa dan Takalar

Sebelah Timur Kabupaten Gowa dan Maros

Sebelah Barat Selat Makassar


Sumber : RPJDM Kota Makassar 2017

Sebelah Utara Kota Makassar berbatasan langsung dengan Kabupaten Maros,

sedangkan Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Takalar

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Maros dan di Sebelah

Barat berbatasan dengan Selat Makassar


34

2. Luas wilayah Kota Makassar

Luas wilayah kota Makasssr berdasarkan Luas kecamatan adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.2 Luas Wilayah Kota Makassar

Luas Wilyah Area dan Persentase


Kecamatan Luas Area (km2)
Persentase (%)
Mariso 1,82 1,04
Mamajang 2,25 1,28
Tamalate 20,21 10,15
Rappocini 9,23 5,25
Makassar 2,52 1,43
Ujung Pandang 2,63 1,50
Wajo 1,99 1,13
Bontoala 2,10 1,19
Ujung Tanah 5,94 3,38
Tallo 5,83 3,32
Panakukang 17,05 9,70
Manggala 24,14 13,73
Biringkanya 48, 22 27,43
Tamalanra 31, 84 18,12
Kota makassar 175,77 100.00
Sumber data: BPS makassar dalam angaka 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa Kota Makassar

memiliki luas wilayah Kecamatan sebanyak 175,77 (km2). Dimana terbagi dari

luas Kecamatan Mariso sebanyak 1,18 (km2), luas Mamajang 2,25 (km2), dan

Tamalate 20,21 (km2), Rappocini 9,23 (km2), dan Makassar 2,52 (km2), Ujung

Pandang 2,62 (km2), Wajo 1,92 (km2), kemudian Bontoala 2,10 (km2), Ujung

Tanah 5,94 (km2), Tallo,5,83 (km2), Panakukang17,05 (km2), kemudian

Manggala,22,24 (km2), Biringkanya 48,22 (km2), Tamalanrea,31,84 (km2),

Kota Makassar17,577 (km2), dari daftar tabel di atas dapat di simpulkan bahwa
35

wilayah kecamatan yang paling luas adalah Biringkanya yang memiliki luas

48,22 (km2), dan wilayah yang paling sempit adalah Mariso 1,18 (km2).

3. Kondisi demografis kota makassar

Kota Makassar kini berkembang tidak lagi sekedar gateway namun

diposisikan sebagai ruang keluarga (living room) di Kawasan Timur Indonesia.

Sebagai kota metropolitan, Makassar tumbuh dengan ditunjang berbagai potensi,

salah satunya adalah jumlah penduduk. Hal ini dapat dilihat pada gambaran

umum kondisi demografis kota makassar dapa pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan Kota Makassar

Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah


Mariso 29,856 29,436 59,292
Mamajang 29,884 31,123 61,007
Tamalate 96,516 97,977 194,493
Rappocini 76,660 84,903 164,563
Makassar 42,048 42,710 84,758
Ujung Pandang 13,453 15,044 28,497
Wajo 15,164 15,769 30,933
Bontoala 27,579 28,957 56,536
Ujung Tanah 24,794 24,429 49,223
Tallo 69,739 69,428 139,167
Panakukang 73,114 74,669 147,783
Manggala 69,541 69,118 138,659
Biringkanaya 100,978 101,542 202,520
Tamalanrea 54,988 57,182 112,170
Kota Makassar 727,314 742,287 1,469,601
Sumber Data: BPS Makassar Dalam Angaka 2017

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahaui bahawa kota makassar di huni

sebanyak 1,469,601 jiwa, dengan rincian laki-laki berjumlah 727,314 jiwa dan
36

perempuan sebanyak 742,287 jiwa .jadi dengan demikian dapat di simpulkan

bahwa jenis kelamin terbanyak yang berdomisili dikota makassar adalah

perempuan.

Tabel 1.4 peta kota makassar

sumber data : BPS Makassar Dalam Angaka 2017

4. Visi dan Misi Kota Makassar

Visi adalah gambaran tentang kondisi Kota Makassar yang akan

diwujudkan pada akhir periode 2014-2019. Substansi utama dari visi ini adalah

rumusan visi Kapala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang penjelasan visinya

dijabarkan secara teknokratis sesuai sistem perencanaan pembangunan daerah.

Selain itu, rumusan visi ini juga memperhatikan visi Kota Makassar dalam RPJPD

2005-2025 dan visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018.


37

Visi Kota Makassar 2005-2025 adalah “Makassar sebagai Kota Maritim,

Niaga, Pendidikan, Budaya dan Jasa yang Berorientasi Global, Berwawasan

Lingkungan dan Paling Bersahabat”. Terhadap visi Kota Makassar dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMPD) 2005-2025,

perhatian difokuskan pada prioritas kebijakan yang menjadi arahan Rencana

Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJPD) untuk Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 2014-2019. Perhatian difokuskan

pada prioritas kebijakan yang relevan dengan isu strategis Kota Makassar

Berdasarkan analisis terhadap permasalahan pembangunan dan isu strategis

Daerah Kota Makassar dengan memperhatikan sepenuhnya visi kepala daerah

terpilih, maka Visi Pemerintah Kota Makassar 2014-2019 adalah: ”Makassar

Kota Dunia yang Nyaman Untuk Semua”

Visi Pemerintah Kota Makassar 2014- 2019 memiliki konsistensi dengan

visi Kota Makassar 2005-2025, khususnya pada penekanan “orientasi global”,

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dirumuskan

sebagai “kota dunia”. Penekanan “berwawasan lingkungan” dan “paling

bersahabat” pada visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah

(RPJPD) dirumuskan sebagai “yang nyaman untuk semua” pada visi dalam

RPJMD 2014-2019. Pokok visi “kota maritim, niaga, pendidikan, budaya dan

jasa” pada visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJPD),

pada visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

2014-2019 ditempatkan sebagai bagian dari substansi “kota dunia”. Dihubungkan

dengan visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 2018, relevansi visi Pemerintah
38

Kota Makassar 2014-2019 terletak pada posisi “Makassar kota dunia yang

nyaman untuk semua” yang merupakan bagian penting dari terwujudnya

“Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul

Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018”. Pernyataan visi Pemerintah

Kota Makassar 2019 memiliki tiga pokok visi yang merupakan gambaran kondisi

yang ingin dicapai Kota Makassar pada akhir periode 2014-2019.

Penjelasan masing-masing pokok visi tersebut, adalah sebagai berikut.

a. Kota Dunia, dimaksudkan adalah Kota Makassar yang memiliki keunggulan

komparatif, kompetitif, aksesibel dan inklusifitas yang berdaya tarik tinggi

atau memukau dalam banyak hal. Diantaranya potensi sumberdaya alam dan

infrastruktur sosial ekonomi yang menjanjikan terwujudnya kesejahteraan

masyarakat dengan standar dunia. Pokok visi ini dapat dikristalkan sebagai

terwujudnya “masyarakat sejahtera standar dunia”.

b. Nyaman, dimaksudkan adalah terwujudnya proses pembangunan yang

semakin menyempitkan kesenjangan dan melahirkan kemandirian secara

stabil, dalam strukturdan pola ruang kota yang menjamin kenyamanan dan

keamanan bagi berkembangnya masyarakat yang

mengedepankankan prinsip inklusifitas serta pola hubungan yang setara antara

stakeholder dan stakeowner dalam pembangunan. Pokok visi ini dapat

dikristalkan sebagai terwujudnya “kota nyaman kelas dunia”.

c. Untuk Semua, dimaksudkan adalah prosesperencanaan, pelaksanaan dan

pemanfaatan pembangunan yang dapat dinikmati dan dirasakaan seluruh

lapisan masyarakat tanpa diskriminasi berdasarkan jenjang umur, jenis


39

kelamin, status sosial dan kemampuan diri (termasuk kelompok disabilitasl).

Pokok visi ini dapat diristalkan sebagai terwujudnya “pelayanan publik standar

dunia dan bebas korupsi”.

Misi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

ini dimaksudkan sebagai upaya umum yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi. Setiap misi akan dijalankan untuk mewujudkan pokok visi yang

relevan. Rumusan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Makassar 2014- 2019 adalah sebagai berikut:

a. Merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat sejahtera standar dunia

b. Merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman berstandar dunia

c. Mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik standar dunia

bebas korupsi.

B. Profil Dinas Sosial kotaMakassar

a. Sejarah Singkat Dinas Sosial Kota Makassar

Dinas Sosial Kota Makassar yang sebelumnya adalah Kantor

Departemen Sosial Kota Makassar didirikan berdasarkan Keputusan Presiden

No. 44 Tahun 1974 Tentang Susunan Organisasi Departemen beserta lampiran-

lampirannya sebagaimana beberapa kali dirubah, terakhir dengan Keputusan

Presiden No. 49 Tahun 1983.

Khusus di Indonesia Timur didirikan Departemen Sosial Daerah

Sulawesi Selatan yang kemudian berubah menjadi Jawatan Sosial lalu dirubah

lagi menjadi kantor Departemen Sosial berdasarkan keputusan Menteri Sosial

RI No. 16 Tahun 1984 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Departemen
40

Sosial di Propinsi maupun di kabupaten/Kotamadya. Dan akhirnya menjadi

Dinas Sosial Kota Makassar pada tanggal 10 April 2000 yang ditandai dengan

pengangkatan dan pelantikan Kepala Dinas Sosial Kota Makassar berdasarkan

Keputusan Walikota Makassar, Nomor: 821.22:24.2000 tanggal 8 Maret 2000.

Dinas Sosial Kota Makassar terletak di Jalan Arif Rahman Hakim No. 50

Makassar, Kelurahan Ujung pandang Baru, kecamatan Tallo Kota Makassar,

berada pada tanah seluas 499m2, dengan bangunan fisik gedung berlantai 2 dan

berbatasan dengan :

Tabel 4.4 batas wilayah

Sebelah Utara Kantor camat tallo kota makassar

Sebelah Selatan Perumahan rakyat

Sebelah Barat Jalan ujung pandang baru

Sebeah Timur Perumahan rakyat

Sumber data:kantor dinas sosial kota makassar 2018

Sebelah Utara Kantor dinas sosial berbatasan langsung dengan Kantor

camat Tallo kota makassar , sedangkan Sebelah Selatan berbatasan dengan

perumahan rakyat , Sebelah Barat berbatasan dengan jalan ujung pandang baru

dan di Sebelah timur berbatasan dengan perumahan rakyat.

Adapun Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Makassar Berdasarkan tugas

pokok dan fungsi Dinas Sosial, Maka Visi Dinas Sosial Kota Makassar adalah

sebagai berikut:

Pengendalian permasalahan sosial berbasis masyarakat


41

Maknanya adalah manusia membutuhkan kepercayaan diri yang dilandasi

oleh nilai-nilai kultur lokal yang diarahkan kepada aspek tatanan kehidupan dan

penghidupan untuk menciptakan kemandirian lokal sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan dasar, peningkatan keterampilan kerja, ketentraman, kedamaian, dan

keadilan sosial bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungan sosial

masyarakatnya, serta mendorong tingkat partisipasi sosial masyarakat dalam ikut

melaksanakan proses pelayanan kesejahteraan sosial masyarakat.

Misi Dinas Sosial Sebagai berikut :

Meningkatkan partisipasi sosial masyarakat melalui pendekatan kemitraan

dan pemberdayaan sosial masyarakat dengan semangat kesetiakawanan sosial

masyarakat, Memperkuat ketahan sosial dalam mewujudkan keadilan sosial

melalui upaya memperkecil kesenjangan sosial denagn memberikan pehatian

kepada warga masyarakat yang rentan dan tidak beruntung, Mengembangkan

sistem perlindungan social, Melakukan jaminan social, Pelayanan rehabilitasi

sosial secara optimal, Mengembangkan pemberdayaan sosial.

Adapun tujuan Dinas Sosial Kota Makassar sebagai berikut :

Meningkatkan Kualitas pelayanan kesejahteraan sosial yang bermartabat

sehingga tercipta kemandirian lokal penyandang masalah kesejahteraan sosial

(PMKS), meningkatkan pendayagunaan sumber daya dan potensi aparatur

(Struktural dan Fungsional) dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai

untuk mampu memberikan pelayanan di bidang kesejahteraan sosial yang cepat,

berkualitas dan memuaskan, Meningkatkan koordinasi dan partisipasi sosial


42

masyarakat stakehoders khususnya Lembaga Sosial Masyarakat dan Orsos Serta

pemerhati di bidang kesejahteraan sosial masyarakat.

b. Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Makassar

Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 34 Tahun 2009 tentang uraian

Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Sosial Kota Makassar, maka jabatan

struktural pada Dinas Sosial Kota Makassar sebagai berikut.

Tabel 4.5 Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Makassar


Kepala Dinas
Sekertaris

Kasubag Umum Kasubag Perencanaan dan


dan Kepegawaian Pelaporan

Kasubag
Keuangan

Kabid Usaha Kabid Rehabilitas Kabid BJKS Kabid Bimbingan Orsos


Kesejahteraan Sosial Sosial

Kasi Penyelesaian Kasi Rehabablitas Kasi Penanganan Kasi Bimbingan Orsos dan Anak
Sosial dan Penelitian Paca Korban Bencana Terlantar

Kasi PK dan PKMS Kasi Rehabilitas Kasi Pemb. Kasi Bimbingan Sosial
Tuna Sosial Fakir Sumbagan Sosial
Miskin
Kasi Pemb. KT dan
PSKS Kasi Pemb. Kasi Jaminan Kasi Pelestarian NKKK
Anjal dan Kesejahteraan Sosial
Gepeng
43

Adapun sasaran dari bidang Kewenangan tersebut adalah Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), meliputi :

a. Anak Balita Terlantar

Permasalahan pokok yang berkaitan dengan anak balita terlantar antara lain

kondisi gizi yang buruk, keterbatasan jangkauan pelayanan sosial bagi anak

balita, disamping itu semakin terbatasnya waktu kedua orang tua untuk

memberikan perhatian penuh bagi keberlangsungan tumbuh kembangnya

anak dalam lingkungan keluarganya.

b. Anak terlantar

Pelayanan sosial yang diberikan kepada anak terlantar yaitu pemberdayaan

anak terlantar melalui pemberian bantuan usaha ekonomis produktif dan

kelompok usaha bersama serta pemberian latihan keterampilan melalui panti

sosial bina remaja.

c. Anak Nakal

Pelayanan sosial yang diberikan terhadap anak nakal yaitu melalui

pembinaan dalam panti yang dilaksanakan di Panti Marsudi Putra Salodong.

d. Anank Jalanan

Pelayanan Sosial yang diberikan kepada anak jalanan berupa pemberian

beasiswa bagi anak jalanan usia sekolah, pemberian latihan keterampilan

dan praktek kerja bagi anak jalanan serta pemberdayaan keluarga anak

jalanan.
44

e. Penjaja seks Komersial (PSK)

Penanganan terhadap PSK ynag terjaring melalui razia diberikan pembinaan

melalui panti dan non panti. Pembinaan dalam panti berupa pemberian

latihan keterampilan yang dilaksanakan di Panti Sosial karya wanita mattiro

deceng. Sedangkan pembinaan luar panti melalui kegiatan pemberdayaan

berupa pemberian latihan keterampilan.

f. Gelandangan Pengemis

Penanganan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Sosial yaitu melakukan

pengawasan dan penertiban terhadap gepeng serta pemberdayaan gepeng

beserta keluarganya melalui pemberian bantuan modal usaha.

g. Eks korban penyalahgunaan napza

Sesorang yang pernah menggunakan narkotika, psikotropika dan zat-zat

adiktif lainnya termasuk minuman keras di luar tujuan pengobatan atau

tanpa sepengetahuan dokter yang berwenang.

h. Anak, wanita dan lanjut usia korban tindak kekerasan

Anak berusia 5-18 tahun, wanita yang berusia 18-59 tahun dan lanjut usia

yang berusia 60 tahun keatas yang terancam secara fisik atau non fisik

(psikologis) yang mengalami tindak kekerasan, diperlakukan salah satu atau

tidak semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sosial

terdekatnya.
45

i. Penyandang cacat

Pelayanan sosial yang diberikan bagi penyandang cacat adalah pemberian

bantuan dana jaminan sosial bagi penyandang cacat berat melalui

Departemen Sosial RI.

j. Eks Kusta

Eks kusta adalah sesorang yang pernah menderita penyakit kusta dan telah

dinyatakan sembuh secara medis, tetapi mengalami hambatan untuk

melaksanakan kegiatan sehari-hari karena dikucilkan keluarga atau

masyarakat. Penanganan yang diberikan bagi eks kusta adalah pembedayaan

keluarga eks kusta.

k. Eks Narapidana

Eks narapidana adalah seseorang yang telah selesai masa hukuman atau

masa pidananya sesuai dengan keputusan pengadilan dan mengalami

hambatan untuk menyesuaikan diri kembali dalam kehidupan masyarakat

sehingga mendapat kesulitan untuk mendapatkan kehidupannya secara

normal.

l. Lanjut Usia terlantar

Penanganan terhadap lanjut usia terlantar yang masih produktif yaitu

pemberdayaan lanjut usia melalui pemberian bantuan usaha ekonomis

produktif dan kelompok usaha bersama. Selain itu ada juga pemberian

bantuan pelayanan dan jaminan sosial lanjut usia terlantar yang berasal dari

Departemen Sosial RI.


46

m. Wanita Rawan Sosial Ekonomi

Wanita rawan sosial ekonomi adalah seorang wanita dewas berusia 18-59

tahun belum menikah atau janda dan tidak mempunyai penghasilan cukup

untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari

n. Keluarga Fakir Miskin

Pelayanan sosial yang diberikan bagi keluarga fakir miskin yaitu

pengembangan potensi keluarga fakir miskin, pemberian latihan

keterampilan berusaha bagi keluarga fakir miskin, pendampingan UEP dan

KUBE fakir miskin.

o. Keluarga berumah tidak layak huni

Pelayanan sosial yang diberikan adalah rehablitasi rumah tidak layak huni

berupa pemberian bantuan bahan bangunan rumah seperti seng, balok kayu,

tripleks dan papan.

p. Perintis Kemerdekaan

Perintis kemerdekaan adalah orang-orang yang telah berjuang

mengantarkan Bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan yang

diakui dan disahkan melalui kepmensos RI No.15/HUK/1996 sebagai

perintis kemerdekaan. Di Kota Makassar Perintis Kemerdekaan ada 6

Orang.

q. Keluarga Pahlawan Nasional

Keluarga pahwalawan nasional adalah suami atau isteri dan anak dari

seorang pahlawan nasional yang ada di Kota Maassar berjumlah 3 orang.


47

r. Keluarga Veteran

Keluarga Veteran adalah suami atau isteri dan anak dari seorang yang telah

menjadi anggota veteran berdasarkan surat keputusan dari Menteri

pertahanan dan keamanan RI. Jumlah keluarga veteran yang ada di kota

Makassar yaitu 115 orang.

s. Korban bencana alam

Bantuan yang diberikan bagi korban bencana alam berupa dapur umum,

apabila korban lebih dari 10 KK atau 75 jiwa dengan waktu 3 (tiga) hari atau

bisa ditambah 2 (dua) hari menjadi 5 (lima) hari apabila keadaan betul-betul

darurat, selain itu ada bantuan permakanan dan tenda.

t. Keluarga bermasalah sosial psikologis

Keluarga bermasalah sosial psikologis yang tercatat pada Dinas Sosial yaitu

19 KK.

u. Masyarakat yang tinggal di Daerah Rawan Bencana

Wilayah yang paling rawan bencana di Kota Makassar yaitu kecamatan

ujung tanah, karena selain berpendudukan padat juga berlokasi di pesisir

pantai.

v. Korban Tindak Kekerasan

Keluarga maupun kelompok yang mengalami tindak kekerasan baik dalam

bentuk penelantaran, perlakuan salah, pemaksaan, diskriminasi, dan bentuk

kekerasan lainnya maupun orang yang berbeda dalam situasi yang

membahayakan dirinya sehingga mengakibatkan penderitaan atau fungsi

sosialnya terganggu.
48

w. Pekerja Migran

Seseorang yang bekerja diluar tempat asalnya menetap sementara ditempat

tersebut dan mengalami permasalahan sosial sehingga menjadi terlantar.

Pelayanan sosial yang diberikan yaitu pemberdayaan bagi pekerja migran.

C. Profil Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial

Organisasi ini bernama Forum Peduli Sosil Masa Depan disingat FPS-

DP yang berkedudukan di Jl. Beruang No.30 Makassar, Forum Peduli Sosil

Masa Depan disingat FPS-DP didirikan pada tanggal 10 Nopember 2016 di

Makassar Sulawesi Selatan. Maksud dan tujuan pendirian lembaga ini adalah

melakukan pengkajian, penlitian dan pengembangan masyarakat serta

mewujudkan dalam kegiatan sosial menyelesaikan masalah PMKS demi

menciptakan suatu tatanan kehidupan yang harmonis, seimbang dan dinamis

dalam rangka mendorong terbentuknya masyarakat madani dan berperadaban

tampa adanya diskriminasi. Ormas SCC “Forum Peduli Sosial Masa Depan

Makassar Sosial Care Center (SCC) atau pusat kepedulian Sosial merupakan

wadah dalam menangani seluruh persoalan Sosial.

Penanganan Sosial yang dimaksud mulai dari pengaduan, jangkaun dan

pemberi solusi. SCC tersebut menangani masyarakat mulai dari yang baru

lahir hingga lanjut usia, salah satu organisasi non pemerintah yang siap

bersinergi, Forum Peduli Sosial Masa Depan Makassar yang terlahir sebagai

salah satu organisasi potensi sumber kesejahteraan sosial dalam rangka

untukmeningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sesama dalam kehidupan

bermasyarakat mendukung pembangunan nasional melalui penyelamatan,


49

pembaharuan, pemberdayaan dan kesejahteraan sosial kemasyarakatan. Forum

Peduli Sosial bertujuan melindungi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) dari Forum Peduli Sosial Masa Depan Makassar sebagai wadah

kemasyarakatan yang berifat aspiratif dan akomodatif, siap untuk membantu

masyarakat dalam meningkatkan SDM dan membuka kesempatan mengakses

layanan Sosial unuk Masyarakat dan membantu menyelesaikan problem

sosial,ekonomi, kesehatan, pendidikan yang terjadi dimasyarakat, sebagai

organisasi kemasyarakatan yang progretif dan dinamis, serta ikut berperan aktif

berpartisipasi dalam menyelenggarakan usaha-usaha kesejahteraan sosial

membina dan mendidik generasi muda bangsa, serta menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai lembaga yang menepatkan dirinya

sebagai salah satu Social Care Center (SCC), “Pusat Kepedulian Sosial”, maka

FPS akan bergerak memberikan pelayanan sosial terhadap masyarakat kurang

beruntung yang merupakan penyandang masalah kesejateraan sosial (PMKS),

senantiasa menjaga keseimbangan etika dan moral dalam kehidupan sosial

yang aman dan demokrasi sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasilasegala

resiko sosial, perlakuan salah, tindak kekerasan dan eksploitasi sosial,

terwujudnya masyarakat yang berdaya dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

Forum Peduli Sosial masa depan makassar merupakan salah satu

lembaga sosial yang dapat membantu meringankan permasalahan sosial yang

dihadapi masyarakat dan juga merupakan stakeholder untuk membantu

pemerintah menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di masyarakat. Forum

Peduli Sosial masa depan makassar terbentuk karena adanya kesamaan dan
50

ketertarikan yang sama anatara anggota kelompok untuk dapat saling

membantu satu sama lainnya dalam menghasilkan sesuatu yang telah

ditentukan sebelumnya. Yang dimana dapat membatu masalah kesejahteraan

sosial yang di hadapi masarakat salah satunya adalah masalah yang dihadapi

anak jalanan yaitu dalam pembinaan serta apabila ada anak jalanan yang

terkena hukuman dan penganiayaan oleh orang tua atau masyarakat. Serta

membukan pengaduan pelayanan sosial.

Tabel 4.6 Struktur Organisasi Forum Peduli Sosial Masa Depan Makassar

Pelindung Ketua Umum Pelindung

Sekertaris Bendahara

Wakil
Sekertaris Wakil Bendahara

Kadiv. OKK Kadiv. Kadiv. Litbang Kadiv. Advokasi


Kesejahteraan dan Pem. SDM Hukum dan Ham
Sosial
Kadiv.
Penanggulangan
Bencana

Kadiv. Pemb.Perempuan
dan PA

Kadiv. Humas, Dok dan Pub Kadiv. Hub. Mitra dan Lembaga
51

D. Profil Rumah Hati Rumah Bakat

a. Sejarah Singkat rumah hati rumah bakat dikota makassar

Rumah Hati Rumah Bakat, hal ini dimaksud untuk penampungan

jangkauan Pelayanan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

bukan hanya tempat Penampungan tetapi juga wadah penyaluran minat, dan

Pengembangan Bakat serta pembentukan Keterampilan seperti, Menjahit,

Melukis, seni Musik, Seni Tari, Fotografer, dan Gandrang Bulo. Informasi

menjelaskan secara garis besar berbagai hal yang berkaitan Pelayanan,

Perlindungan dan Reahabilitassi sosial di Rumah Hati Rumah Bakat

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosia, menjadi Agen Sosial yang

terlatih. Adapun Tujuan Umum dan Khusus Rumah Hati Rumah Bakat

yaitu: Tujuan umum Rumah Hati Rumah Bakat adalah membantu Anak

Jalanan, Anak Terlantar, dan Anak Disabilitas untuk mengatasi masalahnya

sosial dan menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Dan adapun Tujuan Khusus adalah Menampung persoalan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), wadah penyaluran minat,

Pengembangan bakat dan Pembentukan keterampilan para Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial, menjadi agen sosial yang terlatih dan

Tranpil, serta mandiri, sehingga dapat menyiapkan masa depannya menjadi

warga masyarakat yang produktif serta turut dalam pembangunan Kota

Makassar,Perlindungan bagi anak dari kekerasan penyalahgunaan seks,

ekonomi, obat-obatan dan bentuk lainnya yang terjadi dijalan.,Pusat

informasi berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan Anak Jalanan,


52

Anak Terlantar, Anak Disabilitas, dan sebagainya mengenai bursa kerja,

pendidikan, kursus keterampilan, Kuratif-Rehabilitatif mampu mengatasi

permasalahan Anak Jalanan, Anak Terlantar, Anak Disabilitas, dan

sebagainya dan memperbaiki sikap perilaku sehari-hari yang akhirnya akan

dapat menumbuhkan keberfungsian anak.

Adapun Sasaran yang dilaksanakan dalam pengelolaan Rumah Hati

Rumah Bakat yaitu: mencakup, Anak Jalanan, Anak Terlantar, Anak

Disabilitas, dan sebagainya termasuk dalam kategori Children of the street,

Anak yang hidup/tinggal di jalanan dan tidak ada hubungan dengan

keluarganya. Kelompok ini biasanya tinggal di terminal, emperan toko,

Anak yang rentan menjadi anak jalanan. Umumya mereka masih sekolah

dan putus sekolah, dan masih ada hubungan teratur (tinggal) dengan orang

tuanya.baik yang masih berada dalam usia pra sekolah, usia sekolah (s/d 15

tahun) maupun usia kerja (Usia 15 s/d 18 tahun) sebagai sasaran langsung.

Pelalayanan diberikan sama dan merata kepada semua kategori Anak

Jalanan, Anak Terlantar, Anak Disabilitas, dan sebagainya namun secara

prioritas pada tahap awal diletakan pada sasaran Children of the street dan

Vulnerable to be street Ghildren. Keluarga dan Masyarakat lingkungan

Anak Jalanan, Anak Terlantar, Anak Disabilitas, dan sebagainya,

merupakan sasaran langsung yang harus diberikan pelayanan sosial, guna

mencipatakan wahana dan kondisi yang mendukung bagi pelaksanaan

program secara utuh.


53

Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri, namun bakat anak

ini tidak dapat langsung terlihat begitu saja. Terlebih dahulu harus mengenali

dan memahami bakat yang dimiliki anak agar lebih mudah mengarahkan dan

mengembangkan bakat awal untuk meraih masa depannya dengan melalui

beberapa tahapan pembinaan yang dimana sesuai dengan bakat dan minat yang

mereka anggap mampu dalam peroses tersebut, seperti yang tergambar dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 jumlah anak jalan yang di bina Rumah Hati Rumah Bakat 2017/2018
JURUSAN
SENI GANDR SENI JUM
N TAH MENGHI MERI MENJA
MUSI ANG MELU LAH
O UN AS POT AS HIT
K BULO KIS

1 2017 20 15 10 20 - -
65

2 2018 _ -
30 25 20 30 105
Sumber data:kantor dinas sosial makassar

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa pengelolaan Rumah

Hati Rumah Bakat pada tahun 2017 yang mendapatkan pembinaan baik dari seni

musik sebanyak 20, menghias pot 15 orang, merias 10, menjahit 20 jumlah

keselurahan sebanyak 65 orang sedangkan pada tahun 2018 pengalami

peningkatan di seni musik sebanyak 30 orang dan menghia spot sebanyak 25

kemudian merias 20, menjahit sebanyak 30 orang, jadi jumlah keseluruhan yang

mendapatan pembinaan di 2018 sebanyak 105 orang, dalam hal tersebut anak

jalanan diberikan pilihan sesuai dengan minat dan bakat mereka, seprti seni

musik, menghias pot, merias wajah, menjahit, gendrang bulo, seni melukis, akan

tetapi tidak semua anak jalanan memilih pilihan yang telah di berikan seperti
54

gendrang bulo dan seni melukis dalam tabel di atas pada tahun 2017/2018 masih

terlihat kosong kerana tidak adanya minat anak jalanan tersebut dan lebih

memilih pilihan yang lain yang mereka anggap mampu dan bisa.

Berbagai Instansi Pemerintah Dan Lembaga Sosial dapat diakses oleh

Rumah Hati Rumah Bakakat untuk kepentingan penanganan anak jalanan,

gelandangan, pengemis, dan pengamen, seperti yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Instansi dalam mengatasi masalah anak jalan di Rumah Hati Rumah

Bakat:

NO NAMA INSTANSI PERAN KEGIATAN


Melakasanakan pelayanan,
pembinaan, dan
Dinas Sosial Kota Pembina , dan
1 rehabilitasi serta membuat
Makassar Pengawasan
juknis dan mengadakan
supervisi,
Badan Pemberdayaan Pendampingan Hukum
Pendukung
2 Perempuan dan perlindungan Anak dan
Penerima Rujukan
Perlindungan Anak keluarga
Bea Siswa, SMP Terbuka
Dinas Pendidikan Kota Pendukung
3 kejar Paket A, B dan C.
Makassar Penerima Rujukan
Pelatihan Keterampilan
Jaminan Kesehatan BPJS,
Kartu Indonesia Sehat
Dinas Kesehatan,
(KIS) Penyuluhan
Rumah Sakit, Pendukung
4 Kesehatan, pemriksaan
Puskesmas dan Pustu Penerima Rujukan
Kesehatan dan pengobatan
Makassar
Gratis

Dinas Tenaga Kerja Pendukung Latihan Ket. Kerja melalui


5
Kota Makassar Penerima Rujukan BLK Mobil Ket. Keliling
Penyuluhan Hukum dan
6 Polres/Binmaspol Pendukung
Tindak Kriminal
Penelitian dan
7 Perguruan Tinggi Pendukung
pengembangan Model
55

Penyadaran Masy.
Sosialisasi Masalah dan
8 Media Massa Pendukung Program Rumah Hati
Rumah Bakat

Pusat Pengaduan
Forum Peduli Sosial Pendukung dan Permasalahan Sosial
9.
(FPS) pembina (PMKS), melaksanakan
donasi sosial

Kelompok Profesi, spt,


Penyandang Dana dan
Pengusaha, Dokter, Pendukung
10 Tenaga sukarela
Peksos, Psikolog, dll

Tokoh-tokoh Masy, Tenaga Suka Rela


Pendukung dan
dan Warga mampu Penyandang Dana
11 Penerima rujukan
ditingkat Kelurahan Keluarga Pengganti
Mempekerjakan Anak
12 Perusahaan Penerima Rujukan Jalanan atau magang
diperusahaan
Panti sosial Bina
13 Penerima rujukan Tempat Pelatihan
Remaja
Panti Sosial Marsudi
14 Penerima Rujukan Tempat Pelatihan
Putra
Panti Sosial Matiro
15 Penerima Rujukan Tempat Pelatihan
deceng
Pembinaan Rohani,
menerima Anak Jalanan,
Pendukung
16 Lembaga Keagamaan Gelandangan, Pengemis,
Penerima Rujukan
dan Pengamen, sebagai
siswa pesantren
Sumber data : kantor dinas sosial kota makassar 2018

Berdasar tabel di atas dapat di ketahaui bahwa Instansi Pemerintah dan

Lembaga Sosial dapat diakses oleh Rumah hati rumah bakat untuk kepentingan

Penanganan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis, Dan Pengamen antara lain

Dinas Sosial Kota Makassar, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


56

Anak, Dinas Pendidikan Kota Makassar, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit,

Puskesmas dan Pustu Makassar, Dinas Kesehatan, Polres/Binmaspol Perguruan

Tinggi, Media Massa, Forum Peduli Sosial (FPS), Kelompok Profesi, spt,

Pengusaha, Dokter, Peksos, Psikolog, Tokoh-tokoh Masyarakat, dan Warga

mampu ditingkat Kelurahan, Perusahaan, Panti sosial Bina Remaja, Panti Sosial

Marsudi Putra, Panti Sosial Matiro deceng, Lembaga Keagamaan.

Permasalahan PMKS Jalanan pada umumnya tersebar diberbagai wilayah

dengan konsentrasi utama di perkotaan. Pola hidup mereka pada umumnya tidak

teratur dan tidak sehat serta mengelompok dikantong-kantong kemiskinan seperti

di Wilayah Kumuh Tanah Kosong yang ditempati oleh punduduk liar, pinggir

kanal, lokasi pembuangan sampah, bahkan ada yang tidur dalam gerobak beserta

anak dan isterinya.

Hal ini tidak sesuai dengan norma social dan menunjukkan derajat

kesejahteraan sosila yang rendah. Untuk itu diperlukan adanya akselerasi dalam

penanganan PMKS jalanan tersebut, agar memperoleh hasil yang lebih optimal.

sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU RI No. 11 tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Social, Pasal 38, yang menyatakan bahwa: “ Masyarakat

mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam

penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial “ adapun aggaran yang di keluarakan oleh

Pemerintah Daerah Kota Makassar untuk memperadakan rumah hati rumah bakat

mulai dari pengadaan tempat dan fasilitas lainnya yang berkaitan dengan

pengelolaan rumah hati rumah bakat yang itu sebanayak Rp 400 Juta , yang
57

dimana dana tersebut berasal dari Anggaran pendapatan Belanja Daerah (APBD)

yang disepakati oleh DPR Kota Makassar

E. Kemitraan Pemerintah Daerah Dan Lembaga Swadaya Mayarakat Dalam


Pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat Di Kota Makassar
Kemitraan masyarakat berperan membantu aparat untuk lebih

memahami daerahnya dan menangkap peluang-peluang pengembangan yang

tersedia bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kemitraan masyarakat

tidak melihat bahwa pengembangan sebuah bantuan uang dari pihak luar,

namun ia lebih menekankan kepada kerjasama antara berbagai pihak didalam

wilayah kota makassar termaksud pemerintah, dan pentingnya arus informasi,

saran dan tanggapan dari pihak-pihak tersebut yang dapat menunjang proses

berjalannya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

hubungan kemitraan, dilakukan sesuai dengan sifat serta kondisi

dan tujuan sehingga menghasilkan sebuah usaha yang kondusif, baik di dalam

pembinaan maupun pelaksanaan operasionalnya. Dalam sebuah pembinaan

dengan konsep kemitraan dipengaruhi oleh kebijaksanaan yang berlaku di

wilayah tersebut, maka dari itu diperlukan sebuah dukungan serta

kebijaksanaan mutlak dalam pelaksanaan kemitraan dengan melalui kontrak

kerjasama secara konsisten mengikuti segala kesepakatan yang telah disepakati

bersama antara lain melalui beberapa pola kemitraan agar hubungan kemitraan

sesauai dengan yang di harapakan yaitu pola Kemitraan kontra produktif, pola

kemitraan semi produktif dan pola kemitraan produktif.


58

1. Pola Kemitraan Kontra Produktif

Pola tersebut terjadi apabila perusahaan masih mengutamakan

kepentingan shareholders dengan mengejar profit sebanyak-banyaknya.

Sehingga perusahaan dapat meraup keuntungan secara maksimal, sementara

hubungan dengan pemerintah dan kelompok masyarakat hanya pemanis

belakang.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan,

yang berasal dari Satuan bakti pekerja sosial (Sakti Peksos) Perlindungan Anak

Dinas Sosial Kota Makassar tentang pola kemitraan kontra produktif yang di

alami pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial

(LSM FPS) dalam pengelolah rumah hati rumah bakat.

kami selaku pemerintah dinas sosial sebagai penanggung jawab


masalah penanganan anak jalanan, telah menjalankan fungsi kami
selaku penanggung jawab rumah hati rumah bakat dengan penuh kerja
keras, akan tetapi yang menjadi kendala terbesar adalah bagaimana
kami membangun komunikasi yang baik dengan lembaga swadaya
masyarakat yang kami temani bermitra, dalam hal pengelolaan rumah
hati rumah bakat ini, karena biasanya LSM FPS belum bisa sepenuhnya
melakukan pembinaan biasa masih dilakukan oleh dinas sosial bahkan
menjaring anak jalana yang akan kami didik itu luar biasa susahnya,
itulah yang menjadi kendala terbesar kami dalam menjalankan dan
berusaha untuk menyukseskan Program ini. (hasil wawancara IR 2 Juni
2018).

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahawa dimana saat

ini pemerintah dinas sosial sebagai penanggung jawab masalah penanganan

anak jalanan, akan tetapi tidak semua permasalahan sosial yang dihadapi anak

jalanan dapat ditangani oleh dinas sosial, maka dari itu dinas sosial bekerja

sama dengan lembaga swadaya masyarakat forum peduli sosial (LSM FPS)

dalam mengatasi masalah sosial yang di hadapi anak jalanan, akan tetapi dinas
59

sosial masih mempunyai kendala dalam tahap proses pembinaan anak jalanan

dirumah hati rumah bakat yaitu tidak terbangunya komunikasi yang baik

dengan lembaga swadaya masyarakat forum peduli sosial (LSM FPS) yang

dianggap sebagai mitra pemerintah dalam pembinaan anak jalanan, karena

tidak terbangunya komunikasi yang baik sehingga memperlambat proses

pembinanaa anak jalanan di rumah hati rumah bakat.

Hal yang sama di ungkapkan oleh wakil sekertaris Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) mengenai pola kemitraan kontra

produktif dalam pengelolah rumah hati rumah bakat

Dalam pengelolaan rumah hati rumah bakat, kami dipercaya oleh dinas
sosial sebagai rekan join untuk mengelolah rumah hati rumah bakat,
akan tetapi dalam pengelolaan yang kami lakukan banyak timbul
kendala-kendala, seperti susahnya mengajak anak jalanan untuk masuk
dan didik dalam rumah hati rumah bakat ini. Hal yang menjadi kendala
cukup serius juga dalam menjalankan dan berusaha untuk
menyukseskan frogram ini adalah komunikasi yang intens terhadap
pemerintah dinas sosial yang kurang. (Hasil Wawancara IlS 3 Juni
2018)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahawa dimana

Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dianggap

sebagai non-pemerintah yang melakukan kemitraan terhadap Pemerintahan

dinas sosial dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh anak jalanan dalam

pengelolaan rumah hati rumah bakat akan tetapi masih mempunyai kendala

seperti mengajak anak jalanan untuk masuk dan dididik dalalam rumah hati

rumah bakat, dan kurangnya komunikasi yang intes dari pemerintah dinas

sosial sehingga memperlambat proses pembinanaa anak jalanan di rumah hati

rumah bakat.
60

Dari keseluruhan hasil wawancara di atas tentang pola kemitraan kontra

produktif yang dilakukan oleh Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar dan

Lembaga Swadaya Masyarakt Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dalam

pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa dimana Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar dan Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) mempunyai kendala dalam

Pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat, yaitu dalam membangun Komunikasi

yang baik sehingga terkendala dalam mendidik Anak Jalanan dalam peroses

pembinaan di Rumah Hati Rumah Bakat, sehingga terliha t jelas dalam tahap

awal proses pembinaan anak jalanan di Rumah Hati Rumah Bakat masih

mementingkan kepentingan masing-masing,

Anak jalanan di sebuah perkotaan menjadi salah satu masalah klasik

yang dihadapi oleh pemerintah. Dengan dasar Undang-Undang 1945 pasal 34,

“anak terlantar dan fakir miskin di pelihara oleh Negara” Anak adalah tumpuan

harapan masa depan dan nasib bangsa yang akan datang, karena itu kualitas

anak sangat ditentukan oleh proses dan bentuk perlakuan terhadap anak di

masa kini. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan

berkembang berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindakan

kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan. Kedudukan anak

sebagai generasi muda yang akan meneruskan cita-cita bangsa, calon

pemimpin bangsa di masa mendatang dan sebagai sumber harapan bagi

generasi terdahulu, perlu mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh

dan berkembang dengan wajar baik secara rohani, jasmani, dan sosial. Maka
61

dari itu Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar yang bermitra dengan

Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dalam

mengatasi masalah sosial yang di hadapi oleh anak jalanan dalam pengelolaan

rumah hati rumah bakat harus saling mempercayai satu sama lain dalam

mengatasi masalah sosial yang di hadapi oleh anak jalanan dengan cara

melakukan pembinaan dan pelatihan agar bagaiamana tujuan yang ingin

dicapai oleh Pemerintah Dinas Sosial dan Lembaga Swadaya Masyarakat

Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dapat terwujud.

Melalui konsep pola kemitraan yang masih terlihat kontra produktif dari

tahap awal kemitraan yang dilakukan oleh Pemerintah Dinas Sosial dan

Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dalam

pengelolaan rumah hati rumah sehingga memperlambat peroses pembinaan

anak jalanan, akan tetapi karena banyaknya masalah sosial yang di hadapi oleh

anak jalanan, sehingga Pemerintah Dinas Sosial dan Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) mualai saling mengerti dan

menjalankan fungsi dan tugas masing-masing sehingga tahap prosese tersebut

menghasilkan pola kemitraan semi produktif.

2. pola kemitraan semi produktif

Di dalam konsep ini sebuah perusahaan tidak mengetahui program-

program pemerintah, yang dimana tidak adanya komunikasi antara pemerintah

dan pengusaha dalam semuah pembangunan dalam dunia usaha dan

masyarakat hanya memposisikan dirinya yang bersifat pasif. Sehingga

pemerintah dan komunitas masyarakat dianggap sebagai obyek dan masalah di


62

luar perusahaan. Pola kemitraan seperti ini masih mengedepangkan pada

kepentingan jangka pendek. Dengan kata lain, kemitraan belum strategis dan

masih mengedepankan kepentingan sendiri bukan kepentingan bersama antara

perusahaan dengan mitranya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan,

dimana informan tersebut yaitu kepala Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial

(UKS) Dinas Sosial Kota Makassar tentang pola kemitraan semi produktif

yang di alami Pemerintah dinas sosial dan Lembaga Swadaya Masyarakat

Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dalam pengelolah rumah hati rumah bakat.

Kami selaku pemerintah yang bertugas dalam mengatasi masalah sosial


yang terjadi terutama anak jalan dalam progaram rumah hati rumah
bakat yang dimana anak jalan tersebut akan dibina sesuai dengan minat
dan bakat mereka, mendidik penyandang maslah kesejahteraan sosial
agar menjadi agen sosial yang terlatih dan terampil. Akan tetapi dalam
proses pembinaan anak jalanan yang berkelanjutan, misal dimagangkan
ditempat-Tempat sesuai dengan pembinaan yang sudah dilakukan
dirumah hati rumah bakat masih dalam tahap proses, yang saat ini kami
lakukan hanya dengan bantuan dari lembaga forum peduli sosial hanya
membina anak jalanan dan memberiakan pemahaman dan modal
sehingga mereka bisa mandiri. ( Hasil Wawancara HRT 2 Juli 2018)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahawa dimana

dinas sosial telah menjalankan fungsisnya dalam mengatasi masalah anak

jalanan dalam perogram rumah hati rumah bakat, akan tetapi dalam pembinaan

yang berkelanjutan untuk memagangkan anak jalan tersebut telah selesai

mendapatkan pembinaan di rumah hati rumah bakat masih dalam tahap proses

sehingga saat ini pemerintah dinas sosil hanya melakukan pembinaan dan

memberikan pemahaman bagi anak jalanan dan modal agar kelak anak jalanan

tersebut bisa mandiri.


63

Hal yang sama di ungkapkan oleh anggota Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM PFS) dalam bidang Kesejahteraan

Sosial mengenai pola kemitraan semi produktif dalam pengelolah rumah hati

rumah bakat,

Kami telah melakukan kerja sama dengan Dinas Sosial Kota Makassar
dalam mengatasi masalah sosial dalam program Rumah Hati Rumah
Bakat, akan tetapi tidak adanya komunikasi dari pemerintah dalam
membahas proses pembangunan yang berkelanjutan tentang pembinaan
anak jalanan kami selaku Lembaga Forum Peduli Sosial menjalankan
program yang ada dalam mengatasi masalah sosial yang terjadi. ”(Hasil
Wawancara RFL 4 Juli 2018)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahawa dimana saat

ini tidak adanya komunikasi yang jelas dari pemerintah dinas sosial dalam

membahas peroses pembinaan yang berkelanjutan bagi anak jalanan maka

Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS), hanya

menjalankan program yang ada dalam tahap proses pembinaan anak jalanan di

rumah hati rumah bakat.

Dari keseluruhan hasil wawancara di atas tentang pola kemitraan semi

produktif yang dilakukan oleh Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar dan

Lembaga Swadaya Masyarakt Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dalam

pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat diatas maka penulis mengambil

kesimpulan dimana Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar dan Lembaga

Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial mempunyai kendala dalam

Pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat, yaitu dalam tahap proses pembinaan

yang bekelanjutan terhadapa anak jalanan yang dibina dalam Rumah Hati

Ruamah Bakat, saat ini Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar masih
64

menjalankan tahap pembinaan, karena tidak adanya komunikasi yang jelas dari

pemerintah tentang membahas pembinaan yang berkelanjutan terhadap anak

jalanan di Rumah Hati Rumah Bakat, sehingga Forum Peduli Sosial

menjalankan program yang ada dalam mengatasi masalah sosial yang di hadapi

anak jalana. yang dimana tidak adanya komunikasi antara Pemerintah Dinas

Sosial Kota Makassar Dan Lembaga Swdaya Masyarakat Forum Peduli Sosial

dalam semuah pembangunan yang berkelajutan terhadap anka jalanan yang

mendapatkan pembinaan di Rumah Hati Rumah Bakat. Pola kemitraan seperti

ini masih mengedepangkan pada kepentingan jangka pendek. Dengan kata lain,

kemitraan belum strategis dan masih mengedepankan kepentingan sendiri.

Hal yang sama di ungkapkan oleh anak jalanan yang mendapatkan

pembinaan dalam ruamah hati rumah bakat tentang apa yang selama ini di

dapatkan dalam pembinaan rumah hati rumah bakat menyatakan bahwa:

Awalnya saya tidak mau dibina di rumah hati rumah bakat saya masih
nyaman turun kejalan dan saya berfikiran bahawa kalau saya dibina
saya tidak turun lagi kejalanan, akan tetapi saya mulai menyadari dan
diberikan pemahaman agar bagaimana saya dapat hidup positif dan saya
mulai berusaha merubah pola fikir saya dengan mengikuti tahap proses
pembinaan dan saya mulai menyesuaikan diri di rumah hati rumah
bakat dan saya mendapatkan sebuah pembinaan yang dimana saya di
ajarakan berbagai macam kreatifitas seperti membuat pot bunga, seni
musik, menjahit, foto grafer sesuai dengan minat dan bakat yang saya
anggap bisa, akan tetapi saya tidak mengetahui apakah setelah saya
selesai dibina sealnjutanya akan di arahkan kemana sealain itu yang
saya tau di rumah hati rumah bakat saya di ajarkan tentang pendidikan,
dan pelatihan agar bagaiaman cara menghasilkan uang dari hasil usaha
saya sendiri. ”(Hasil Wawancara STMN 14 Agustus 2018)”

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahawa dimana

Pemerintah Dinas Sosial berusaha memberikan Fasilitator bagi anak jalanan

untuk menjawab masalah yang di hadapinya melalui rumah hati rumah bakat
65

yang dimana bermitra dengan Lembaga Swdaya Masyarakat Forum Peduli

Sosial (LSM FPS) dengan cara memberikan pemahaman kepada anak jalanan

agar bagaimana mereka mau dibina dirumah hati rumah bakat, akan tetapi

masih adanya ketidak jelasan dalam pembahasan pembinaan yang

berkelanjutan baik dari pihak Pemerintah maupun Lembaga Swadaya

Masyarakt Forum Peduli Sosial bagai anak jalanan yang dimana apabila telah

selesai mengikuti tahap pembinaan, karena yang terlihat saat ini anak jalanan

yang mendapatkan pembinaan di rumah hati rumah bakat, anak jalanan hanaya

diajarkan tentang pendidikan, dan pelatihan agar bagaiamana cara

menghasilkan uang dari hasil usaha saya sendiri.

Berdasarkan Peraturan daerah No. 2 tahun 2008 tentang Pembinaan

anak jalanan, gelandangan, pengemis dan pengamen di Kota Makassar,

dijelaskan bahwa pembinaan dilakukan melalui pembinaan pencegahan,

pembinaan lanjutan dan rehabilitasi sosial. Pembinaan terhadap anak jalanan,

gelandang, pengemis dan pengamen dilakukan dengan tujuan memberikan

perlindungan dan menciptakan ketertiban serta ketentraman masyarakat dan

menciptakan perlakuan yang adil dan proporsional dalam mewujudkan

kehidupan bermasyarakat.

Pemintah Dinas Sosial Kota Makassar yang dimana telah melakukan

fungsi dan tugasnya dan telah melakasana program ruamh hati rumah bakat

dimana bertujuan untuk mendidik penyandang maslah kesejahteraan sosial agar

menjadi agen terlatih dan terampil yang harus bekerja sama denga SKPD yang

terkait dan lembaga sosial dalam mengatasi masalah sosial yang terjadi
66

terutama anak jalanan akan tetapi disadari maupun tidak, stigma yang melekat

kepada anak jalanan semakin mempersulit bagi mereka untuk memperoleh

pekerjaan yang layak karen terkadang anak jalanan ada yang masih terjebak

oleh lingkungan yang selama ini mengharuskan mereka turun kejalan sehingga

membuat mereka kembali lagi terjun kejalanan meskipun telah dibina.

Tidak bisa di pungkiri masalah sosial yang terjadi terutama di daerah

Perkotaan seperti di Kota Makassar terutama tentang anak jalanan sudah

menjadi masalah yang biasa terjadi akan tetapi masalah yang di hadapi oleh

anak jalanan tidak biasa dibiarkan hidup begitu saja dijalanan yang dimana

dapat meresahkan masyarakat, Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar sebagai

pelaksa Peraturan daerah No. 2 tahun 2008 tentang Pembinaan anak jalanan,

gelandangan, pengemis dan pengamen di Kota Makassar, harus mengatasi

masalah sosial yang terjadi untuk mengurangi peningkatan anak jalan dan

menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh anak jalanan, karena sumber daya

manusia yang dimiliki oleh Dinas Sosial masih kurang sedangkan masalah

yang timbul yang dihadapi oleh anak jalanan begitu banyak maka dari itu

Pemerintah Dinas Sosail bermitran dengan Lembaga Swadaya Masyarakt

Forum Peduli Sosial saling membantu dan bekerja sama dalam mengatasi

masalah yang di hadapi oleh anak jalanan dengan melaksanakan program

rumah hati rumah bakat yang bertempat di Jalan Sunu Kecamatan Tallo

Berujuan untuk mendidik anak jalana agar menjadi masyarakat yang produktif.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan,

dimana informan tersebut yaitu Masyarakat tentang bagaimana tanggapanya


67

melihat Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial

(LSM FPS) bermitra dalam pengelolah rumah hati rumah bakat.

Masalah anak jalanan ini seberanya tidak bisa habis apalagi ini adalah
kota besar akan tetapi bukan berati dibiarkan begitu saja karena jika
dibiarkan bisa jadi masalah besar contoh mersahkan masyarakat,
terjadinya pencopetan, masalah sosial seperti ini harus selesaikan
dimana itu wewenang Dinas Sosial, dan dengan adanya perogram
Pemerintah Dinas Sosial yang bermitra dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat Forum Peduli Sosial dimana harus bekerja sama dengan
baik dan benar agar dapat mengatasi masalah sosial yang dihadapi anak
jalanan dengan melakukan pembinaa di rumah hati rumah bakat,
setidaknya keberadaan rumah hati rumah bakat yang dimana dilakukan
oleh Dinas Sosial dan Lembaga Swadaya Maysarakat Forum Peduli
Sosial dapat memperkecil langkah anak jalanan agar bagaiamana tidak
turun lagi kejalan menjadi anak jalanan. ”(Hasil Wawancara ASWD 14
Agustus 2018)”

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahawa masyarakat

mendukung dan menilai positif perogram Pemerintah Dinas Sosial yaitu rumah

hati rumah bakat yang dimana pemerintah Dinas Sosial bermitra dengan

Lembaga Swadaya Maysarakat Forum Peduli Sosial untuk mengatasi masalah

sosial yang dihadapi oleh anak jalanan, masyarakat menaruh harapan penuh

terhadap Pemerintah dan Lembaga Swadaya Maysarakat Forum Peduli Sosial,

dapat memperkecil langkah anak jalanan agar bagaiamana tidak turun lagi

kejalan menjadi anak jalanan dan masyarakat berharap peroses kemitraan yang

dilakukan Pemerintah Dinas Sosial dan Lembaga Swadaya Maysarakat Forum

Peduli Sosial sama dengan baik dan benar agar dapat mengatasi masalah sosial

yang dihadapi anak sehingga menghasilakan kemitraan yang peroduktif.

3. Pola kemitraan produktif

Pola kemitraan ini menjadikan mitra sebagai subyek dalam

mengahsilkan sebuah pembangunan yang efektif. Pada pola ini dimana sebuah
68

perusahaan mempunyai kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi,

sehingga pemerintah memberikan fasilitator yang kondusif bagi dunia usaha

dan masyarakat sangat antusias dan mendukungan positif kepada perusahaan.

Sehingga menghasilkan kepercayaan yang semakin tinggi antara satu sama

lain, sehingga menghasilkan hubungan yang sinergis antara subyek-subyek

dalam bermitra.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan,

dimana informan tersebut yaitu sebagai Kasi Pembina Keluarga (PK) dan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PKMS) Dinas Sosial PK dan

PMKS Dinas Sosial Kota Makassar tentang pola kemitraan produktif yang di

alami pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial

(LSM FPS) dalam pengelolah rumah hati rumah bakat.

“Secara umum Dinas Sosial tidak bisa menangani masalah anak jalanan
sendirian, kami sangat membutuhkan kerja sama baik itu dari satpol PP,
Pihak Kepolisian untuk membantu dalam penjaringan anak jalanan di
setiap titik rawan anak jalanan yang ada di Kota Makassar dan lembaga
forum peduli sosial membantu dalam hal pembinaan anak jalanan serta
menjadi tempat pengaduan kepada masyarakat apabila ada masalah
sosial yang di hadapi oleh anak jalanan, lalau anak jalanan tesebut di
data dan diberikan arahan serta memunjuk anak jalanan tersebut agar
bagaimana mereka ingin dibina di rumah hati rumah bakat”.
(wawancara NA 2 JULI 2018)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahawa masalah

sosial yang dihadapi oleh anak jalanan sepenuhnya tidak bisa di tangani oleh

dinas sosial, dinas sosial membutuhkan kerjasama dengan SKPD yang terkait

dalam menjaring anak jalananan yang berkeliaran dipersimpangan jalan, dan

Pemerintah Dinas Sosial bekerja sama dengan Lembaga Forum Peduli Sosial

(LSM FPS) dalam tahap pembinaan bagi anak jalanan, serta menjadi tempat
69

pengaduan kepada masyarakat apabilah ada masalah sosial yang di hadapi oleh

anak jalanan.

Hal yang sama di ungkapkan oleh Ketua Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) mengenai pola kemitraan

produktif dalam pengelolah rumah hati rumah bakat,

“Forum Peduli Sosial adalah salah satu lembaga sosial yang membantu
pemerintah dinas sosil kota makassar, karena tidak bisa dipungkiri
berbagai masalah sosial yang terjadi secara umum sudah banyak
berbagai macam masalah sosial yang terjadi, kami selaku lembaga
sosial Forum Peduli Sosial telah membuka pengaduan sosial, salah
satunya pengaduan tentang anak jalanan apa bila ada pengaduan tentang
anak jalanan, kami berikan mereka pemahaman dan mengarahkannya
ke ruma hati rumah bakat untuk mendapatkan pembinaan selanjutnya,
dan kami tidak hanya menangani anak jalan, adapun yang ditanagani
yaitu masalah hukum yang di alami oleh anak, anak yang terkena tindak
kekerasan kami akan mendampingi anak tersebut dalam menyelesaikan
maslah yang di hadapi.”(Wawancara BRG 9 Juli 2018)

Dari hasil wawancara diatas maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa Lembaga Swadaya Masyarakt Forum Peduli Sosial (LSM FPS) telah

membatu meringankan beban Pemerintah Dinas Sosial dalam mengatasi

masalah sosial yang di hadapi oleh anak jalanan forum peduli sosial telah

membukan pengaduan sosial kepada masyarakat tentang anak jalanan dan

forum peduli sosial tidak hanya melakukan pembinaan anak jalanan di rumah

hati rumah bakat akan tetapi forum peduli sosial membatu anak jalanan dan

melakukan pendampingan apa bila anak jalanan tersebut mengalami tindak

kekerasan.

Dari keseluruhan hasil wawancara di atas tentang pola kemitraan

produktif yang dilakukan oleh Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar dan

Lembaga Swadaya Masyarakt Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dalam


70

pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat diatas maka penulis mengambil

kesimpulan bahwa dimana Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar dan

Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial mempunyai tujuan yang

sama dalam mengatasi masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat dalam

mengatasi masalah anak jalanan, Dinas Sosial Kota Makassar tidak bisa

mengatasi masalah sosial dengan sendiri sangat membutuhkan kerja sama

dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial, dimana

Pemerintah Dinas Sosial Memberikan Kepercyaan Kepada Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial Mendampingi anak jalan yang terkena

masalah hukum dan tindak kekerasan yang di hadapi oleh anak jalan, agar

berjalannya perogram pengelolaan Ruamah Hati Rumah Bakat yang selama ini

ingin dicapai dalam bermitra, sehingga Pemerintah memberikan fasilitator

yang kondusif bagi anak jalanan dan Lembaga Forum Peduli Sosial (LSM

FPS) sangat antusias dan mendukungan positif perogram Pemerintah. Sehingga

menghasilkan kepercayaan yang semakin tinggi antara satu sama lain, dan

menghasilkan hubungan yang sinergis antara subyek-subyek dalam bermitra.

Masalah anak jalanan sudah lama ada, namun tidak pernah bisa tuntas

ditangani, Pemerintah Kota Makassar sendiri kurang memiliki sumber daya

manusia yang cukup Bagaimanapun juga pemerintah Kota Makassar memiliki

kapasitas yang terbatas. Tidak semua permasalahan di masyarakat dapat

diselesaikan, terlebih bagi pemerintah masalah anak jalanan tidaklah dianggap

sebagai permasalahan yang krusial sehingga harus ditangani secara lebih

mendalam. Untuk itu penting bagi pemerintah untuk bekerja sama dengan
71

Lembaga Sosial. Walaupun keberadaan anak jalanan menimbulkan

ketidaknyamanan bagi masyarakat, tidak semua warga Negara mampu dan mau

untuk membantu mengentaskan masalah anak jalanan. Di Kota Makassar

banyak lapisan masyarakat yang menaruh perhatian terhadap masalah anak

jalanan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan,

dimana informan tersebut adalah Masyarakat tentang bagaimana tanggapan

mengenai kemitraan Pemerintah Daerah Dinas Sosial dan Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial dalam mengatasi anak jalanan melalui rumah

hati rumah bakat.

Saya rasa perogram Pemerintah Dinas Sosial yaitu telah membuat


rumah hati rumah bakat untuk mengatasi masalah sosial yang dihadapi
oleh anak jalanan yang dimana telah bermitra dengan lembaga swadaya
masyarakat forum peduli sosial itu sangat bagus, karena keberadaan
lembaga sosial itu sangat membantu Pemerintah Dinas Sosial, apalagi
dalam pengelolaan rumah hati rumah bakat yang dimana anak jalanan
akan dibina, dan saya berharap keberadaan rumah hati rumah bakat
dapat menjawab permasalahan sosial yang dihadapi oleh anak jalanan
agar bagaimana dapat mengurangi peningkatan anak jalanan yang
berkeliaran dijalanan. (Wawancara Akml 14 Agustus 2018)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahawa keberadaan

rumah hati rumah bakat sangat didukung oleh masyarakat, masyarakat berharap

mealau kerja sama Pemerintah Dinas Sosial dan lembaga swadaya masyarakat

forum peduli sosial dalam pengelolaan rumah hati rumah bakat dapat mengatasi

masalah sosial yang di hadapi oleh anak jalanan agar bagaimana dapat

mengurangi peningkatan anak jalanan yang berkeliaran dijalanan.

Tidak semua orang memiliki sumber daya untuk menyampaikan aspirasi

mereka. Salah satu cara untuk mewujudkan komitmen bagi masyarakat yang
72

peduli terhadap masalah-masalah sosial adalah dengan membentuk lembaga

sosial. Pemerintah kota Makassar khususnya Dinas Sosial yang merupakan Sektor

terkemuka yang memiliki kewajiban menangani masalah anak jalanan seperti

yang tercantum dalam peraturan daerah No. 2 Tahun 2008 tentang pembinaan

anak jalanan, gelandangan, pengemis dan pengamen sangat memerlukan mitra

dengan instansi yang terkait baik itu dari POLRI, Satpol PP, Lembaga Sosial

Masyarakat (LSM) untuk melaksanakan program pembinaan anak jalanan di

Rumah Hati Rumah Bakat Di kota Makassar sendiri salah satu lembaga sosial

yang menangani masalah anak jalanan dan memiliki hubungan mitra dengan

Dinas Sosial baik itu dalam bentuk MOU maupun rekomendasi adalah Lembaga

Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial di Rumah Hati Rumah bakat Kota

Makassar.

Hal ini yang sama di ungkapkan oleh Kepala Dinas Sosial Kota

Makassar yang mengatakan bahwa:

Dalam melaksakan program pembinaan anak jalanan dirumah hati


rumah bakat kami tidak bekerja sendiri dinas sosial kota makassar,
menggandeng Non Goverment Organisasi (NGO) khususnya Forum
Peduli Sosial (FPS) untuk menyelesaikan persoalan masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) di Kota Makassar, dengan adanya Rumah
Hati Rumah Bakat bekerja sama dengan forum peduli sosial (FPS)
selaku mitra Pemerintah Kota Makassar tentu diharapkan dapat
memberikan solusi penanganan PMKS.(wawancara MRT 5 Juni 2018)

Dari hasil wawancara diatas maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa program pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Sosial dalam upaya

mengurangi bahkan menghapus anak jalanan itu sendiri bekerja sama dengan

Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS), untuk


73

menyelesaikan persoalan masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Kota

Makassar.

Hal ini berdasarkan wawancara dengan anak jalanan tentang apa yang

diraskan selama mendapatkan pembinaan di Rumah Hati Rumah Bakat yang

menyatakan bahwa:

Dulu saya turun kejalan karna faktor lingkungan karena saya berfikiran
kalau saya tidak meminta-minta uang dan turun kejalan saya tidak bisa
makan, tapi selama saya dibina di Rumah Hati Rumah Bakat saya
mendapakan pembinaan yang baik dan mendapakan fasilitas yang
dimana dapat mengasah kemampuan saya dalam berkreatifitas, disini
saya di ajarkan bagaiamana cara membuat pot bung, menjahit,bermain
musik serta mempunyai banyak teman, dan saya di ajari agar bagaimana
dapat menghasilakan uang dengan hasil usaha sendiri. (Wawancara RK,
4 juli 2018)

Dari hasil wawancara diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa

anak jalanan yang mendapatkan pembinaan di Rumah Hati Rumah Bakat dan

diberikan pemahaman agar bagaiamana cara menjalani hudup dan

mendapatkan uang dengan cara yang baik, tanpa turun kejalan menjadi anak

jalanan.

Hal ini menunjukan bahwa anak jalanan merupakan salah satu sasaran

pemerintah dalam program kesejahteraan sosial anak. Disebutkan pula dalam

pedoman kesejahteraan sosial anak Kementerian Sosial RI, lembaga

kesejahteraan sosial anak yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan

sosial anak bagi anak jalanan seperti rumah singgah, rumah perlindungan anak

Dinas Sosial Kota Makassar sebagai bagian dari pelaksana Peraturan Daerah

Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembinaan anak jalanan, gelandangan, pengemis


74

dan pengamen di Kota Makassar berperan penting dalam mengatasi masalah

sosial yang terjadi terutama anak jalanan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan,

dimana informan tersebut yaitu sebagai Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat

Forum Peduli Sosial (LSM FPS) tentang bagaimana menjalankan kerja sama

dengan pemerintah dalam mengatasi masalah sosial dalam pengelolaan Ruamh

Hati Rumah Bakat sehingga menghasilkan kemitraan yang produktif

Keberadaan Forum Peduli Sosial adalah salah satu solusi dalam


membatu pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar dalam mengatasi
masalah sosial yang terjadi maka dari itu kami membantu pemerintah
Dinas Sosial Kota Makassar dalam mengatasi berbagai macama
masalah sosial, kami mengadakan program pengaduan sosial,
Pengelolaan, pembinaan dan memobilisasi apa bila ada pengaduan
tentang anak jalana kami arahkan ke Rumah Hati Rumah Bakat, akan
dibina serta diberikan pendidikan, di Rumah Hati Rumah Bakat kami
bukan hanya sekedar membina, akan tetapi juga mengatasi masalah
sosial yang tidak bisa sepenuhnya di atasi oleh Dinas Sosial seperi
masalah hukum yang di hadapi anak jalanan, masalah kekerasan,
ekspolitasi anak perdagangan manusia serta membantu masyarakat
yang tidak mampu dengan cara melakukan donasi sosial.
( hasil wawancara FPS 11 JULI 2018)

Dari hasil wawancara diatas maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa Forum Peduli Sosial adalah lembaga yang dimana telah bekerja sama

dengan Dinas Sosial dalam mengatasi masalah Sosial yang terjadi, keberadaan

Forum Peduli Sosial untuk mengatasi maslah Sosial yang dimana tidak

sepenuhnya bisa di atasi oleh Dinas Sosial maka Forum Peduli Sosial

mempunyia peran dan dalam mengatasi masalah Sosial yang di hadapi anak

jalan apa bila ada anak jalanan yang terkena masalah hukum seperti tindak

kekerasan Forum Peduli Sosial siap mendampingi anak jalanan tersebut unutuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya, serta Forum Peduli Sosial


75

melakukan pembinaan bagi anak jalanan dalam pengelolaan Rumah Hati

Rumah Bakat,

Hal yang sama di ungkapkan oleh anggota Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM PFS) dalam bidang Kesejahteraan

Sosial mengenai pola kemitraan produktif dalam pengelolah rumah hati rumah

bakat,

Adanya perogram Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar yaitu rumah


hati rumah bakat kami selaku anggota forum peduli sosial diberikan
kepercayaan kepada Dinas Sosial dalam mengatasi masalah sosial yang
dihadapi oleh anak jalanan dengna menjalin kemitraan dengan Dinas
Sosial, di Rumah hati ruamh bakat kami menjadi pembiana dan
mengajari anak jalanan tersebut dengan piulihan yang sudah ditentukan
serta memobilisasi rakyat dengan melakukan perogram pengaduan
sosial, adanya program pengaduan sosial tersebut agar dapat
mempermudah masyarakat untuk menyampaikan keluahan atau
masalah sosial yang dihadapinya. ( hasil wawancara HSI 14 Agustus
2018)

Dari hasil wawancara diatas maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar dalam mengatasi masalah

sosial yang dihadapi oleh anak jalanan melakukan program rumah hati rumah

bakat yang dimana Pemerintah Dinas Sosial Kota Makassar memberikan

kepercayaan terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial

(LSM PFS) dalam pengelolaan rumah hati rumah bakat, dalam hal tersebut

pemerintah sebagai fasilitator sedangkan Forum Peduli Sosial berperan sebagai

pembina dan mobilisasi masyarakat yang telah terkena masalah sosial.

Lembaga Swadaya Masyarakat Form Peduli Sosial (LSM FPS)

dipandang mempunyai peran signifikan dalam demokratis. Jenis organisasi ini

diyakini memiliki fungsi sebagai penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan


76

anggota atau tujuan organisasi, untuk mewujudkan tujuan organisasi, penyalur

aspirasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, untuk memenuhi pelayanan

sosial. Lembaga Swadaya Masyarakat Form Peduli Sosial (LSM FPS) yang

bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan keberadayaan masyarakat,

memeberian pelayanan kepada masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat

Form Peduli Sosial (LSM FPS) merupakan organisasi yang berbasis pada

gerakan moral yang memiliki peran penting dalam pengawasan dalam

mengambil kebijakan, Lembaga Swadaya Masyarakat Form Peduli Sosial

(LSM FPS) dibagi berdasarkan kegiatan menjadi dua kategori yaitu:

1. Kategori pembinaan, dimana Lembaga Forum Peduli Sosial (LSM FPS)

sebuah organisasi yang telah memfokuskan perhatiannya pada sebuah

program kemasyarakatan yang berbasis pemberdayaan yaitu dengan cara

membina anak jalanan yang berada di rumah hati rumah bakat yang

bertujuan untuk menjadiakan anak jalanan tersebut menjadi mandiri dan

kreatif sehingga menghasilkan pembangunan masyarakat yang baik, baik

dari segi kesehatan, pendidikan, kerajinan dan bentuk pembangunan

ekonomi, dalam tahap proses pembinaan anak jalan LSM FPS dengan cara

mendampingi dan mengajari anak tersebut dengan berbagai pilihan yang

telah di tentukan sesuai dengan minat dan bakat anak jalanan tersebut, LSM

FPS bekerja sama dengan Dinas Sosial dalam membina anak jalanan di

Rumah Hati Rumah Bakat.

2. Kategori mobilisasi, dimana Lembaga Forum Peduli Sosial (LSM FPS)

sebuah organisasi yang memfokuskan perhatiannya pada mobilisasi rakyat


77

dalam tahap proses memobilisasi LSM FPS terlebih dahulu melakukan

program pengaduan sosial, adanya program pengaduan sosial tersebut agar

dapat mempermudah masyarakat untuk menyampaikan keluahan atau

masalah sosial yang dihadapinya, serta apabila ada masyarakakat yang ingin

anaknya dibina di Rumah Hati Rumah Bakat. yaitu forum peduli sosial

mendatangi rumah masyarakat dan membantu orang yang tidak mampu

dengan memberikan bantuan serta berperan dalam memobilisasi anak

jalanan dengan cara mendatagi rumah anak jalanan tersebut dan

memberikan pemahaman kepada orang tua/keluarga anak jalanan tersebut

agar mereka mengizinkan anaknya mendapatkan pembinaan di Rumah Hati

Rumah Bakat, serta apa bila ada anak jalana yang mendapatkan tindak

kekerasan forum peduli sosial melakukan pendampingan kepada anak

jalanan dan melidunginya dari masalah hukum yang dihadapi, Lembaga

non-pemerintah seperti Lembaga Swaday Masyarakat Form Peduli Sosial

(LSM FPS) adalah lembaga yang berperan dalam penegakan dan

perlindungan hak-hak masyarakat atau hak-hak anak. Peran Lembaga

Swadaya Masyarakat Form Peduli Sosial (LSM FPS) sangat penting,

terutama yang memiliki perhatian terhadap anak jalanan. Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) menjadi mitra pemerintah

dalam pembinaan dan pelayanan kepada anak jalanan. Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) memiliki kepedulian terhadap masalah anak jalanan

melalui layanan rumah singgah, yaitu Rumah Hati Rumah Bakat karena
78

Rumah Hati Rumah Bakat merupakan salah satu wadah penyelesaian

persoalan anak jalanan.

Hubungan sinergis Pemerintah Dinas Sosial dan Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial menjadi bagian penting dalam good

governance. pemerintah diposisikan sebagai fasilitator, sedangkan tugas untuk

pembangunan dalam proses pembinaan dan mobilisasi menjadi tanggung jawab

Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial. Agar terbentuknya

kemitraan yang ideal antra pemerintah Lembaga Swadaya Masyarakat Forum

Peduli Sosial (LSM FPS), Sebagai konsep hubungan kemitraan, dilakukan sesuai

dengan sifat serta kondisi dan tujuan sehingga menghasilkan sebuah usaha yang

kondusif, baik di dalam pembinaan maupun pelaksanaan operasionalnya.

Adapun perbedaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Indonesia

dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di luar Negri disegi Program dan

Pendanaan, saat ini kondisi kualitas sumber daya manusia di Indonesia belum lah

dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan negara maju, kondisi tersebut

disebabkan oleh tidak adanya jaminan bagai masyarkat untuk mendapatkan

pelayanan publik dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peroses

pembangunan yang dilakulakan oleh lembaga publik seperti Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) di Indonesia yang biasanya bermitra dengan pemrintah dalam

mewujdkan perogram yang ingin dicapai masih berorentasi pada kepentingan

ekonomi jangka pendek semata. Dengan demikian proses pemberdayaan yang

dilakukan oleh pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dalam

pelaksanaan pembagunan yang bertujuan untuk memandirikan masyarakat,


79

memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri kearah yang

kehidupan yang lebih baik secara seimbang, dapat dikatakan belumlah tercapai

sepenuhnya.

Hal tersebut didasarkan pada kondisi ketidak mampuan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam memandirikan organisasi dan masih sepenuhnya

terikat dengan Pemerintah dalam melayani masyarakat untuk mencapai

peningkatan kesejahteraan secara rill, yang ditunjukkan dengan tidak adanya

jaminan bagi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, beda

halnya dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di Negara Maju

atau biasa disebut Governmental Organizatiaon (NGO) yang cendrung berposisi

sebagai oposan bagai pemerintah dimana Governmental Organizatiaon (NGO)

tersebut mandiri dalam melakukan pembagunan dalam sebuah pemberdayaan

masyarakat sehingga Governmental Organizatiaon (NGO) tidak membebangi

anggaran pemerintah. Governmental Organizatiaon (NGO) dalam peroses

pemberdayaan masyarakat yaitu peroses melibatkan multi disiplin metodologi

dan ada sistem belajar yang terstruktur dan bersama masyarakat. NGO membuka

jaringan kerjasama dengan pihak selain pemrintah sebagai wujud tidak

ketergantungan terhadap proyek atau program pemerintah. Sehingga dampak

positif yang didapat masyarakat adalah semakin meningkatnya pengetahuan dan

pengalaman yang secara langsung membuat posisi tawar masyarakat terhadap

pemerintah akan lebih baik dalam proses pembangunan .

Keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Governmental

Organizatiaon (NGO) sebagai lembaga pelayana publik di dalam suatu


80

masyarakat mempunyai kesamaan dalam hal tujuan umunya, yaitu menigkatkan

kesejahteraan masyarakat. Namun demikian diantara kedua lembaga tersebut juga

mempunyai perbedaan dalam banyak hal disebabkan oleh perbedaan “siapa” dan

beroposisi sebagai “apa”yang kemudian akan menentukan “bagaimana” langkah

yang akan ditempuh dalam mencapai tujuannya. Disamping itu, penghargaan atas

hak masyarakat untuk terlibat dalam setiap tahapan pembagunan merupakan

tahap mutlak tercapainya eksistensi masyarakat melalui proses pemberdayaan

masyarakat.

Dalam sebuah pembinaan dengan konsep kemitraan dipengaruhi oleh

kebijaksanaan yang berlaku di wilayah tersebut, maka dari itu diperlukan sebuah

dukungan serta kebijaksanaan mutlak dalam pelaksanaan kemitraan dengan

melalui kontrak kerjasama secara konsisten mengikuti segala kesepakatan yang

telah disepakati bersama, bentuk kemitraan pemerintah dan Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) yang dimksud agar bagaimana dapat

Mendidik Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial agar menjadi agen sosial

yang terlatih dan terampil pembangunan dari rakyat, oleh rakayat, untuk rakyat

dan didukung oleh pemerintah.


81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis pada uraian

sebelumnya maka dapat di tarik kesimpulan dari kemitraan pemerintah Daerah

dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam penelolah Rumah Hati

Rumah Bakat Di Kota Makassar, sebagai berikut:

Dalam proses kemitraan yang dilakukan oleh Dinas Sosial dan

Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dimana telah

di anggarkan oleh Pemerintah Darah melalui anggaran pendapatan belanja

daerah (APBD) sebanyak 400 juta di alokasiskan kuhusus untuk mengatasi

masalah sosial yang dihadapi oleh anak jalanan yang terjadi di Kota Makassar,

dengan dilakukannya kemitraan antara Dinas Sosail dan Lembaga Swadaya

Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) dapat menjawab masalah sosial

yang di hadapi oleh anak jalanan.

Terlihat jelas dari hubungan kemitraan antara Dinas Sosial Lembaga

dan Sosial Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS)

dalam program pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat di Kota Makassar yang

bisa dikatakan dalam tahap proses awalnya masih menggunakan pola

kemitraan kontra produktif, di akibatkan karena sebuah komunikasi yang

kurang baik sehingga terkendala dalam mendidik Anak Jalanan, selanjutnya

dalam proses bertahap dimana Dinas Sosial dan Lembaga Swadaya Masyarakat

81
82

Forum Peduli Sosial (LSM FPS) masih menjalankan peran dan fungsinya

masing-masing tidak adanya kordinasi yang jelas dalam proses bembinaan

yang bekelanjutan bagi anak jalanan dalam hal ini pola kemitraan yang

digunakan adalah pola kemitraan semi produktif. Karena banyaknya masalah

sosial yang di hadapi anak jalanan maka dari itu Dinas Sosial Kota Makassar

tidak bisa mengatasi masalah sosial dengan sendiri sangat membutuhkan kerja

sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS),

dimana Pemerintah Dinas Sosial Memberikan Kepercyaan kepada Lembaga

Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosial (LSM FPS) mendampingi anak

jalan baik dalam tahap pembinaan, mobilisasi atau masalah hukum dan tindak

kekerasan yang di hadapi oleh anak jalan, agar berjalannya perogram

pengelolaan Ruamah Hati Rumah Bakat yang selama ini ingin dicapai dalam

bermitra, sehingga Pemerintah memberikan fasilitator yang kondusif bagi anak

jalanan dan Lembaga Forum Peduli Sosial (LSM FPS) sangat antusias dan

mendukungan positif perogram Pemerintah. Sehingga menghasilkan

kepercayaan yang semakin tinggi antara satu sama lain, Sehingga

menghasilkan hubungan pola kemitraan yang produktif. Dan terwujudlah

perogram yang inigin dicapai dalam bermitra yaitu mendidik penyandang

masalah kesejahteraan sosial agar menjadi agen sosial yang terlatih dan

terampil.
83

B. SARAN

Berdasarkam hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terkait

dengan Kemitraan Pemerintah Daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat

dalam pengelolaan Rumah Hati Rumah Bakat di Kota Makassar berdasarkan

kesimpulan diatas, maka sebagai bahan pertimbangan dikemukakan beberapa

saran bagi Dinas Sosial, Lembaga Forum Peduli Sosial Kota Makassar

maupun kepada peneliti selanjutnya, yaitu :

Dinas Sosial dan Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosil

(LSM FPS) sebagai mitra pemerintah dalam mengatasi masalah sosial dalam

pengelolan Rumah Hati Rumah Bakat di Kota Makassar, harus membangun

kebersamaan, kesesuaian dan solidaritas, membagun kepedulian sosial antar

sesama anggota lembaga Pemerintah Dinas Sosial,. Dinas Sosial dan

Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Peduli Sosil (LSM FPS) harus

memanfatkan sebaik mungkin anggaran yang telah di kelurkan oleh

Pemerintah Daerah dalam perogram Rumah Hati Ruamah Bakat agar

bagaiamana betul-betul dapat mengatasi masalah sosial yang di hadapai oleh

anak jalanan.
DAFTAR PUSTAKA

Afriska, Meriy, 2017. Pengawasan Terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat


(LSM) Di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Arifin, Muhammad, 2017. Penerapan Role Pelaying Dalam Pembinaan Ahlak
Siswa Di SMA Negri Tujung Tira Kabupaten Butu Bara
Busmiati, 2017. Pola Kemitraan Dinas Sosial – Lembaga Sosial Dalam Program
Pembinaan Anak Jalanan Di Kota Makassar
Fadillah, Sri, 2011. Evektifitas Pola Kemitraan Dalam Kerja Sama Bank
Muamalat Indonesia Mega Life cabang Syari’ah dalam Mengembangkan
Sharia Mega Covers
Fatmawati, 2011. Kemitraan Dalam Pelayanan Pablik : Sebuah Penjelajahan
Teoritik, vol 1, No 2
Hidayat, dkk, 2015. Pemberdayaan Anak Jalanan Di Rumah Singgah, Jurnal
Prosiding KS : Riset dan Pkm, vol 3, No1
Komaruddin, Hengki, 2012. Upaya Perlindungan Anak Oleh Pengelolah Rumah
Singgah Ahmad Dahlan (RASAD) Terhadap Anak Jalanan Di Kota
Yogyakarta
Lumiati, Sri, 2017. Pembinaan Karakter Religiaus Pada Anak Tunagrahlita Di
SLB Dan C Mitra Amanda Trayu Banyudono Boyolali Tahun 2015/2016
Masturi, Beatrix, 2017. Pola Kemitraan Pemerintah Daerah, Swasta dan
Masyarakat dan Pewujudan Mamasa Sebagai Destinasi Pariwisata di
Sulawesi Barat
Melyanti, Merry Imelda, 2014. Pola Kemitraan Pemerintah, Civil Society dan
Swasta dalam Program Bank Sampah di Pasar Batu Kota Problolinggo,
Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik,vol 2, No 1
Mone, dkk, 2017. Kemitraan Pemerintah Dengan Asista Dalam Promosi
Kunjungan Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provisnsi
Sulawesi Selatan, Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, vol 3, No 1
Masturi, Beatrix, 2017. Pola Kemitraan Pemerintah Daerah, Swasta dan
Masyarakat dan Pewujudan Mamasa Sebagai Destinasi Pariwisata di
Sulawesi Barat
Ningsih, Wahyu Enda Fuji, 2013. Penanganan Anak Jalanan Di Rumah Singgah
Perlindungnan Sosial Anak Pelangi Oleh Dinas Sosial, Pemuda dan Olah
Raga Kota Semarang

84
85

Oktaviany, Fenny, 2010. Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Sekolah


Otonom Oleh Sanggar Anak Akar Di Gudang Seng Jakarta Timur
Siswanto, 2017. Peran Pekerja Sosial Dalam Pembinaan Anak Asuh Melalui Life
Skill Di Panti Hasuhan Darul Hadlanah Pati, Jurnal Interdisipliner
Komunikas, Vol 2, No 1
Sulaeman, 2014. Kemitraan Pemerintah Daerah Dan Masyarakat Dalam
Pengawasan Aktivitas Penambang Pasir Di Desa Buareng Kecamatan
Kajuara Kabupaten Bone
Supriyanto, Tegu, 2015. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Terhadap
Pemberdayaan Anak – Anak Korban Ekspoitas Seks Komersial Anak
(Eksa) Di Kota Tanjung Pinang 2014 (Studi Kasus LSM Sirih Besar
Tanjung Pinang)
Sumarni, 2015. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat Dalam Pencegahan
Pengendalian, dan Penanganan Kasus Korupsi Di Kota Samarinda, Jurnal
Sosiologi,Vol 3, No 2
Suyatna, Hempri, 2011. Revitalisasi Model Penanganan Anak Jalanan Di Rumah
Singgah, Jurnal Ilmu Sosial Ilmu Politik, Vol 15, No 1
Sugiyono, 2014. “Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Meathods)”. Bandung:
Alfabeta
Syarifuddin, Ahmad, 2015. Pembinaan Warga Binaan Di Lembaga
Permasyarakatan Lamongan Melalui Keterampilan Kerajinan, Junal
Pendidikan Seni Rupa, Vol 3, No 2
Tirtaningtyas, Nugraheny Fransisca, 2012. Pemberdayaan Anak Jalanan
(Penelitian Deskriktif Pada LSM Rumah Impian Di Kalangan Sleman,
NFEC, Vol 1, No 1

UUD No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dijelaskan : Setiap anak


berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat
dan bakat.
Perda No 2 tahun 2008 yaitu tentang pembinaan anak jalanan, gelandangan,
pengemis dan pengamen di kota makassar sebagai dasar hukum untuk
mengurangi jumlah anak jalanan itu sendiri.
https://makassarkota.bps.go.id/statictabel/2017/04/26/6/jumlah-penduduk-kota-
makassar-menurut-kecamatan-tahun-
2016.htm|?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3563391527
http://fajaronline.co.id/read/42671/dinsos-bersiap-bangun-penampungan-anjal,
BIODATA PENELITI

Nur Ikhsan, dilahirkan di Bulukumba pada tanggal, 16 Juni


tahun 1996. Anak ke empat dari pasangan H. Murasalim dan
HJ. Irawati, memiliki tiga kaka laki-laki dan satu adik laki-laki,
Muh. Risal, Zaenal S.Pd, Irwan dan adik Ihwan Abrar. Peneliti
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 211
Palampang dan lulus pada tahun 2008 kemudian melanjutkan
pendidikan di SMPN 39 Bulukumba lulus pada tahun 2011 dan
melanjutkan pendidikan ditahap selanjutnya pada SMA 10
Bulukumba dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 peneliti
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar pada
program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Peneliti juga aktif dalam
dunia Organisasi Kampus, Himpunan Jurusan Ilmu Pemerintahan (HIMJIP) periode 2016-2017
dengan terlibat secara aktif. Dengan ketekunan serta motivasi yang tinggi untuk tetap berusaha
dan belajar, peneliti telah berhasil menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan
penelitian tugas akhir skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan
khususnya dalam pengembangan disiplin Ilmu Pemerintahan. Akhir kata peneliti mengucapkan
rasa syukur yang tak terhingga atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Kemitraan
Pemerintah Daerah Dan Lembaga Swadaya Masyarakat Dalam Pengelolaan Rumah Hati Rumah
Bakat Di Kota Makassar”.

Anda mungkin juga menyukai